Anda di halaman 1dari 23

SIDANG AKADEMIK : PENULISAN KARYA ILMIAH

“TEROBOSAN HAND SANITIZER BERBAHAN BAKU DAUN KELOR


(Moringa oleifera) SEBAGAI ALTERNATIF PENCEGAHAN COVID-19
DI TENGAH PANDEMI”

DISUSUN OLEH :

 IGNATIUS JONATHAN DECARTES FRITZIE (XI IPA-I)

 LUCKANUS LUCKY NGABA (XI IPA-I)

 AURELLE WEMPINAI (XI IPA-I)

i
Judul KIR :
“TEROBOSAN HAND SANITIZER BERBAHAN BAKU DAUN KELOR
(Moringa oleifera) SEBAGAI ALTERNATIF PENCEGAHAN COVID-19 DI
TENGAH PANDEMI

disusun oleh :
 Ignatius Jonathan Decartes Fritzie (XI IPA-I)
 Luckanus Lucky Ngaba (XI IPA-1)
 Aurelle Wempinai (XI IPA-I)

Telah disetujui :

Guru Pembimbing

Maria A. Saturnina Sama, S.Pd

Ende, 14 Mei 2022

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyusun proposal penelitian ini
dengan judul "TEROBOSAN HAND SANITIZER BERBAHAN BAKU DAUN KELOR
(Moringa oleifera) SEBAGAI ALTERNATIF PENCEGAHAN COVID-19 DI TENGAH
PANDEMI" tepat pada waktunya. Dalam penyusunan proposal ini, peneliti banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dapat teratasi dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung proses penyusunan proposal ini khususnya Pater
Stefanus Sabon Aran, SVD. M.Pd selaku Kepala SMAK Syuradikara Ende, yang telah
memberikan kesempatan dan memungkinkan peneliti menggunakan segala fasilitas di
sekolah untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, ibu Maria Gua Da Lupe Pemba, S.Si,
yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membina penelitian dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib Sidang Akademik, ibu Maria A. Saturnia Sama, S.Pd selaku Guru
Pembimbing yang telah banyak memberikan perhatian arahan dan bimbingan kepada peneliti
mulai dari awal meneliti sampai penulisan karya tulis ilmiah ini, orang tua dan keluarga
peneliti yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral, teman-teman peneliti
yang banyak memberikan bantuan dan masukkan yang berarti hingga terselesaikannya karya
tulis ilmiah ini. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa. Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk
penyempurnaan proposal selanjutnya. Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.

iii
DAFTAR ISI
I. Kata Pengantar.......................................................................................................iii.
II. Daftar Isi..................................................................................................................iv
III. Bab I : Pendahuluan.................................................................................................1
1. Latar Belakang...................................................................................................1
2. Rumusan Masalah..............................................................................................2
3. Tujuan Penelitian................................................................................................2
4. Hipotesis.............................................................................................................2
5. Manfaat...............................................................................................................2
IV. Bab II : Tinjauan Pustaka.........................................................................................3
1. Tinjauan Teori....................................................................................................3
2. Kerangka Teori...................................................................................................4
V. Bab III : Metode Penelitian.....................................................................................9
1. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................9
2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.....................................9
3. Sumber Data, Alat, dan Bahan........................................................................10.
4. Metode Perolehan Data...................................................................................10.
5. Cara Kerja........................................................................................................10
VI. Daftar Pustaka.......................................................................................................11.
VII. Bab IV : Hasil dan Pembahasan…………………………………………………12
1. Hasil Penelitian…………………………………………………………..12
2. Deskripsi Data……………………………………………………………13
3. Pembahasan………………………………………………………………13
VIII. Bab V : Penutup…………………………………………………………………16.
1. Kesimpulan………………………………………………………………16
2. Saran……………………………………………………………………..16

iv
ABSTRAK
Di tengah pandemi ini, kesehatan diperlukan untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-
19. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggunakan Hand Sanitizer. Oleh karena
itu, peneliti membuat tulisan ilmiah ini dengan judul " TEROBOSAN HAND SANITIZER
BERBAHAN BAKU DAUN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI ALTERNATIF
PENCEGAHAN COVID-19 DI TENGAH PANDEMI". Tujuan dari penelitian ini adalah
menciptakan hand sanitizer berbahan baku alternatif untuk membantu dalam upaya mencegah
penyebaran Covid-19. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Metode Percobaan
dan Eksperimen. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan peneliti tidak
menemukan adanya efek samping seperti iritasi kulit, gatal-gatal, dan alergi. Oleh karena itu,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa produk Hand Sanitizer dari bahan baku Daun Kelor ini
bekerja dengan baik dalam upaya melakukan pencegahan terhadap Covid-19.

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Salah satu cara
menjaga kesehatan tubuh yang mudah ialah dengan mencuci tangan. Sehat juga menjadi
salah satu investasi untuk meningkatkan produktivitas kerja guna meningkatkan
kesejahteraan keluarga apalagi di tengah pandemi Covid-19 maupun masa New Normal
dewasa ini. Menjaga kesehatan tubuh dan memelihara kebersihan tangan adalah hal yang
sangat penting. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari tangan sering kali terkontaminasi
dengan mikroba, sehingga tangan menjadi perantara masuknya bakteri ke dalam tubuh yang
dapat mengakibatkan penularan penyakit. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi
dampak penularan yang disebabkan oleh Covid-19 mulai dari pencegahan hingga
pengobatan. Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan yaitu dengan penggunaan Hand
sanitizer.
Hand sanitizer umumnya mengandung Ethyl Alkohol 62 %, pelembut, dan pelembab.
Selain alkohol dan pelembut, Hand sanitizer juga mengandung anti bakteri lain seperti
tryclosan, gliserol, tannin, saponin dan agen antimikroba lainnya. Kandungan bahan aktif
yang ada dalam hand sanitizer adalah alkohol yang memiliki efektivitas paling tinggi
terhadap virus, bakteri, dan jamur juga tidak menimbulkan resistensi pada bakteri. Alkohol
sendiri dapat membuat tangan menjadi kering, sehingga hand sanitizer harus dilengkapi
dengan moisturizer dan emolient, yang menjaga tangan tetap lembut dan tidak menjadi
kering, tidak seperti larutan alkohol murni yang dapat menyebabkan dehidrasi pada kulit.
Hand sanitizer pada umumnya akan menguap sehingga tidak meninggalkan residu atau
membuat tangan lengket. Cairan pembersih tangan berbasis alkohol tidak bisa menggantikan
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Penelitian terbaru membuktikan, Hand sanitizer
justru meningkatkan risiko infeksi virus pemicu radang saluran pencernaan. Dapat
disimpulkan bahwa penggunaan Hand sanitizer dari bahan kimia ternyata memiliki dampak
yang cukup besar terhadap kesehatan di samping manfaatnya sebagai antiseptik. Maka kami
berpikir untuk melakukan sebuah inovasi dengan memanfaatkan bahan-bahan herbal sebagai
bahan baku pembuatan Hand sanitizer. Salah satu contohnya adalah tanaman kelor (Moringa
oleifera).
Tanaman kelor (Moringa oleifera) yang berasal dari famili moringaceae ini dapat
digunakan sebagai obat karena memiliki nilai manfaat yang tinggi. Selain itu, tanaman kelor
mengandung sumber mineral dan protein yang baik serta vitamin A, asam amino, β-karoten,
golongan senyawa kimia seperti quercetin, kaempferol dan senyawa kimia lainnya. Ekstrak
flavonoid memiliki efektivitas antibakteri yang lebih baik daripada etanol 70%. Sehingga
aman digunakan dalam jangka waktu panjang. Oleh sebab itu, kandungan alkohol dalam
Hand sanitizer harus diganti dengan zat aktif lainnya dengan fungsi yang sama bahkan lebih
baik. Zat aktif yang mampu menggantikan alkohol yaitu dari ekstrak daun kelor yang

vi
mengandung flavonoid sebagai zat antibakterial dan 40 lebih zat antioksidan yang berperan
melindungi kulit dari kerusakan sehingga kulit tetap terjaga segar dan halus.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana daun kelor (Moringa oleifera) dijadikan sebagai alternatif bahan baku
pembuatan Hand sanitizer?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan suatu produk kesehatan berbahan baku
alternatif dalam rangka keikutsertaan kami dalam pencegahan penularan Covid-19.

1.4 HIPOTESIS

1. Hipotesis terstruktur : Moringa Sanitizer aman dan bermanfaat


digunakan sebagai alternatif pengganti Hand sanitizer berbasis
alkohol.
2. Hipotesis objektif : Mengingat kandungan yang terkandung di
dalam daun kelor (Moringa oleifera), maka peneliti memprediksikan
ada manfaat yang dihasilkan dari produk ini dan tidak memiliki efek
samping seperti alkohol.

1.5 MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu menunjukkan semangat juang dan
kepedulian peneliti sebagai murid SMAK Syuradikara dalam upaya pencegahan penularan
Covid-19. Berkaitan dengan penelitian, diharapkan produk ini mampu menjadi alternatif
dalam penggunaan Hand sanitizer sehingga dapat digunakan khalayak ramai dan mampu
bermanfaat bagi mereka terutama yang masih mengabaikan protokol kesehatan.

vii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORI


2.1.1 Covid-19
Dikutip dari Jurnal Medika Malahayati, Covid-19 dideklarasikan sebagai pandemik oleh
WHO pada tanggal 12 Maret 2020. Hal ini membuat Covid-19 menjadi perhatian utama
dunia. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengungkap agen penyebab Covid-19 serta
patogenesis dan manifestasi klinis pada pasien Covid-19. Penulisan ini menggunakan metode
studi literatur melalui penelusuran artikel publikasi pada PubMed, Elsevier, dan Springer
yang diterbitkan pada tahun 2020. Ditemukan bahwa agen penyebab Covid-19 merupakan
virus RNA yang berasal dari genus betacoronavirus. Virus ini dinamakan SARS-CoV-2 dan
menggunakan ACE2 yang merupakan reseptor membran ekstraselular yang diekspresikan
pada sel epitel tubuh inang sebagai jalan masuknya. Infeksi dari SARS-CoV-2 dapat
menyebabkan badai sitokin yang berakibat pada kerusakan jaringan dan dapat menimbulkan
Acute Respiratory Distress Syndrome. Manifestasi klinis Covid-19 beragam, melibatkan
traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, hingga dilaporkan manifestasi neurologis.
Gejala utama Covid-19 yaitu demam, batuk kering, dispnea, fatigue, nyeri otot, dan sakit
kepala. Di tengah situasi ini, menjaga kekebalan tubuh adalah jalan terbaik untuk mencegah
penularannya, selain menjalankan protokol kesehatan. Salah satu cara untuk menjaga
kekebalan tubuh dengan mengonsumsi buah dan sayuran, terlebih yang mengandung vitamin
dan zat antioksidan tinggi.
2.1.2 Hand sanitizer
Hand Sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam
menghambat hingga membunuh bakteri. Menurut sumber Diana (2012) terdapat dua Hand
sanitizer yaitu Hand sanitizer gel dan Hand sanitizer spray. Hand sanitizer gel merupakan
pembersih tangan berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan
kuman pada tangan, mengandung bahan aktif alkohol 60%. Hand sanitizer spray merupakan
pembersih tangan berbentuk spray untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada
tangan yang mengandung bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1% dan alkohol 60%. Penelitian
Diana (2012) menyatakan, Hand sanitizer yang berbentuk cair atau spray lebih efektif
dibandingkan Hand sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman pada tangan. Banyak Hand
sanitizer yang berasal dari bahan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan
bahan pengental, misal karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, gel atau busa
untuk mempermudah dalam penggunaannya. Gel ini mulai populer digunakan karena

viii
penggunaannya mudah dan praktis tanpa membutuhkan air dan sabun. Gel sanitasi ini
menjadi alternatif yang nyaman bagi masyarakat. Seiring perkembangan zaman,
dikembangkan juga pembersih tangan non alkohol, tetapi jika tangan dalam keadaan benar-
benar kotor, baik oleh tanah, udara, darah, ataupun lainya, mencuci tangan dengan air dan
sabun lebih disarankan karena gel Hand sanitizer tidak dapat efektif membunuh kuman dan
membersihkan material organik lainnya. Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik
/desinfektan untuk desinfeksi permukaan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk kulit yang luka.
Selain itu alkohol juga mempunyai sifat iritasi pada kulit, mudah terbakar, dan juga
meningkatkan infeksi virus pemicu radang saluran pencernaan, karena itu muncul ide untuk
memanfaatkan bahan alami yang dapat mengurangi risiko munculnya penyakit gangguan
pencernaan.

2.2 KERANGKA TEORI


2.2.1 Sejarah Daun Kelor (Moringa oleifera)
Menurut sejarahnya tanaman kelor mulai dimanfaatkan sekitar 2000 tahun SM atau 5000
tahun silam di India Utara. Masyarakat di daerah tersebut memanfaatkan tanaman kelor
sebagai bahan ramuan obat-obatan. Kelor, Limaran (Jawa), Moringa Oleifera (Latin)
merupakan sejenis tanaman yang diduga berasal dari Agra dan Oudh, yang terletak di
Himalaya (India). Istilah ‘Shigon’ untuk menyebut kelor telah tertulis sejak awal masehi di
dalam kitab ‘Shushruta Sanhita’. Ada bukti bahwa daun kelor sejak ribuan tahun yang lalu
telah dibudidayakan di India. Masyarakat kuno India sudah tahu bahwa biji kelor
mengandung minyak nabati dan digunakan untuk pengobatan. Tanaman ini mempunyai
ketinggian hingga 7-11 meter. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran kecil yang bersusun
majemuk dalam setangkai. Bunganya mempunyai warna putih agak kuning dan tutup
pelepahnya berwarna hijau. Bunganya selalu keluar sepanjang tahun dengan aromanya
semerbak mewangi. Sedang buahnya berbentuk segitiga memanjang. Selain di India,
beberapa negara dengan peradaban maju juga mengenal tanaman kelor sejak ribuan tahun
silam, meskipun dengan tujuan berbeda. Selama berabad-abad, tanaman kelor telah dibawa
ke berbagai daerah, mulai dari wilayah semi-tropis hingga tropis. Kini kelor dikenal di 86
negara dengan 210 nama yang berbeda, di antaranya: horse radish tree, drumstick tree,
benzolive tree, marango, mlonge, moonga, mulangay, nebeday, saijhan, serta sajna atau ben
oil tree. Ada pula sebutannya yang didasarkan pada manfaatnya yang luar biasa, misalnya
mother’s best friend, miracle vegetable, dan miracle tree. Namun, hampir semuanya sepakat
dengan nama terakhir yakni miracle tree alias pohon ajaib karena manfaatnya yang luar biasa
banyak.
Tanaman kelor di Indonesia dikenal dengan berbagai nama. Masyarakat Sulawesi
menyebutnya kero, wori, kelo, atau keloro. Orang-orang Madura menyebutnya maronggih.
Di Sunda dan Melayu disebut kelor. Di Aceh disebut murong. Di Ternate dikenal sebagai
kelo. Di Sumbawa disebut kawona. Sedangkan orang-orang Minang mengenalnya dengan
nama munggai. Kelor awalnya banyak tumbuh di India, namun kini kelor banyak ditemukan
di daerah beriklim tropis. Pada beberapa Negara kelor dikenal dengan sebutan benzolive,
drumstick tree, kelor, marango, mlonge, mulangay, nebeday, sajihan, dan sajna. Tanaman
kelor dapat tumbuh pada lingkungan yang berbeda. Tanaman kelor dapat tumbuh dengan

ix
baik pada suhu 25-35 °C, tetapi mampu mentoleransi lingkungan dengan suhu 28°C (Palada,
2003).

2.2.2 Pengelompokan Daun Kelor (Moringa oleifera)


Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman kelor (Moringa
oleifera) diklasifikasikan sebagai berikut :

 Regnum : Plantae (Tumbuhan)

 Divisi : Spermatophyta

 Sub divisi : Angiospermae

 Kelas : Dicotyledone

 Sub kelas : Dialypetalae

 Ordo : Rhoeadales (Brassicales)

 Famili : Moringaceae

 Genus : Moringa

 Spesies : Moringa oleifera

Sumber : (Rollof et al, 2009)

2.2.3 Manfaat dan Khasiat Daun Kelor (Moringa oleifera)


Tanaman kelor, khasiatnya sebagai obat telah lama dikenal dalam sistem obat tradisional.
Beberapa bagian berbeda dari digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai
penyakit seperti rematik, kelumpuhan dan epilepsi. Selain itu ekstrak daun, biji, dan akar dari
pohon kelor telah dipelajari secara ekstensif untuk berbagai potensi penggunaan termasuk

x
antiinflamasi, antitumor, antihepatotoksik dan analgesik. Kandungan fitokimia dalam daun
kelor yaitu tanin, steroid dan triterpenoid, flavanoid, saponin, antraquinon, dan alkaloid.
Flavonoid inilah yang mempengaruhi berbagai macam aktivitas biologi atau farmakologi,
diantaranya antioksidan, antitumor, antiangiogenik, antiinflamasi, antialergik dan antiviral.
Pada penelitian yang dilakukan di Bangladesh, ekstrak daun kelormemberikan efek
hipolipidemik dan hipokolesterol pada tikus yang diinduksi dengan adrenaline. Tanaman
kelor juga memiliki kandungan fenolik yang terbukti efektif berperan sebagai antioksidan.
Efek antioksidan yang dimiliki tanaman kelor memiliki efek yang lebih baik daripada
Vitamin E secara in vitro dan menghambat peroksidasi lemak dengan cara memecah
rantaiperoxyl radical. Fenolik juga secara langsung menghapus Reactive Oxygen Species
(ROS) seperti hidroksil, superoksida dan peroksinitrit.
Manfaat dan khasiat tanaman kelor (Moringa oleifera) terdapat pada semua bagian tanaman
baik daun, batang, akar maupun biji. Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman
kelor yang telah banyak diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor sangat kaya
akan nutrisi, di antaranya kalsium, besi, protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin. Daun
kelor mengandung zat besi lebih tinggi daripada sayuran lainnya yaitu sebesar 17,2 mg/100 g.
Berdasarkan penelitian Verma et al (2009) bahwa daun kelor mengandung fenol dalam
jumlah yang banyak yang dikenal sebagai penangkal senyawa radikal bebas. Kandungan
fenol dalam daun kelor segar sebesar 3,4% sedangkan pada daun kelor yang telah diekstrak
sebesar 1,6%. Kelor dikenal di seluruh dunia sebagai tanaman bergizi dan WHO telah
memperkenalkan kelor sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi masalah gizi
malnutrisi. Di Afrika dan Asia daun kelor direkomendasikan sebagai suplemen yang kaya zat
gizi untuk ibu menyusui dan anak pada masa pertumbuhan. Semua bagian dari tanaman kelor
memiliki nilai gizi, berkhasiat untuk kesehatan dan manfaat dibidang industri. Daun kelor
mengandung unsur zat gizi mikro yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, seperti
betacarotene, tiamin (B1), riboflavin (B2), niacin (B3), kalsium, zat besi, fosfor, magnesium,
seng, vitamin C, sebagai alternatif untuk meningkatkan status gizi ibu hamil. Kelor disebut
Miracle Tree dan Mother’s Best Friend karena kelor memiliki sifat fungsional bagi kesehatan
serta mengatasi kekurangan nutrisi. Kelor berpotensi sebagai bahan baku dalam industri
kosmetik, obat-obatan danperbaikan lingkungan yang terkait dengan cemaran dan kualitas air
bersih. daun kelor mengandung antioksidan tinggi dan antimikrobia Hal ini disebabkan oleh
adanya kandungan asam askorbat, flavonoid, fenolic dan karoteinoid. Hal ini menyebabkan
kelor dapat berfungsi sebagai pengawet alami dan memperpanjang masa simpan olahan
berbahan baku daging yang disimpan pada suhu 4 0C tanpa terjadi perubahan warna selama
penyimpanan. Kandungan nutrisi mikro sebanyak 7 kali vitamin C jeruk, 4 kali vitamin A
wortel, 4 gelas kalsium susu, 3 kali potassium pisang, dan protein dalam 2 yoghurt. (Aminah,
dkk, 2015).

2.2.4 Kandungan Daun Kelor (Moringa oleifera)


Menurut hasil penelitian Nurdoyo (2009), daun kelor ternyata mengandung vitamin A,
vitamin C, vitamin B, kalsium, kalium, besi, dan protein, dalam jumlah sangat tinggi yang
mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia. Tidak hanya itu, kelor pun diketahui
mengandung lebih dari 40 antioksidan dalam pengobatan tradisional Afrika dan India serta
telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mencegah lebih dari 300 penyakit.

xi
Menurut Haryadi (2011) Daun Kelor kering per 100 g mengandung air 7,5%, kalori 205 g,
karbohidrat 38,2 g, protein27,1 g, lemak 2,3 g, serat 19,2 g, kalsium 2003 mg, magnesium
368 mg, fosfor 204 mg, tembaga 0,6 mg, besi 28,2 mg, sulfur 870 mg, potasium 1324 mg.
Daun kelor yang masih segar setara dengan 7 kali vitamin C yang terdapat pada jeruk segar
sedangkan daun kelor yang sudah dikeringkan setara dengan setengah kali vitamin C yang
terdapat pada jeruk segar. Manfaat vitamin C menjaga ketahanan tubuh terhadap penyakit
infeksi dan racun.

Gopalakrishnan, menyebutkan kandungan daun Kelor adalah sebagai


berikut :
Kalori (kal) 92
Protein (g) 6.7
Lemak (g) 1.7
Karbohidrat (g) 12.5
Serat (g) 0.9
Vitamin B1 (mg) 0.06
Vitamin B2 (mg) 0.05
Vitamin B3 (mg) 0.8
Vitamin C (mg) 220
Vitamin E (mg) 448
Kalsium (mg) 440
Magnesium (mg) 42
Fosfor (mg) 70
Potassium (mg) 259
Tembaga (mg) 0.07
Besi (mg) 0.85
Sulphur (mg) –
Sumber: Gopalakrishnan et al.

xii
Dr. Gary Bracey mempublikasikan bahwa serbuk daun kelor mengandung vitamin A 10 kali
lebih banyak dibanding wortel, vitamin B1 4 kali lebih banyak dibanding daging babi,
vitamin B2 50 kali lebih banyak dibanding sardines, vitamin B3 50 kali lebih banyak
dibanding kacang, vitamin E 4 kali lebih banyak dibanding minyak jagung, beta carotene 4
kali lebih banyak dibanding wortel, zat besi 25 kali lebih banyak dibanding bayam, zinc 6
kali lebih banyak dibanding almond, kalium 15 kali lebih banyak dibanding pisang, kalsium
17 kali dan 2 kali lebih banyak dibanding susu, protein 9 kali lebih banyak dibanding yogurt,
asam amino 6 kali lebih banyak dibanding bawang putih, poly phenol 2 kali lebih banyak
dibanding red wine, serat (dietary fiber) 5 kali lebih banyak dibanding sayuran pada
umumnya, GABA (gamma-aminobutyric acid) 100 kali lebih banyak dibanding beras merah.
C. Antioksidan dalam pengertian kimia adalah senyawa pemberi elektron (electron donors)
dan secara biologis antioksidan merupakan senyawa yang mampu mengatasi dampak negatif
oksidan dalam tubuh seperti kerusakan elemen vital sel tubuh. Keseimbangan antara oksidan
dan antioksidan sangat penting karena berkaitan dengan kerja fungsi sistem imunitas tubuh,
terutama untuk menjaga integritas dan berfungsinya membran lipid, protein sel, dan asam
nukleat, serta mengontrol tranduksi signal dan ekspresi gen dalam sel imun. Produksi
antioksidan di dalam tubuh manusia terjadi secara alami untuk mengimbangi produksi radikal
bebas. Antioksidan tersebut kemudian berfungsi sebagai sistem pertahanan terhadap radikal
bebas, namun peningkatan produksi radikal bebas yang terbentuk akibat faktor stress, radiasi
UV, polusi udara dan lingkungan mengakibatkan sistem pertahanan tersebut kurang
memadai,sehingga diperlukan tambahan antioksidan dari. Antioksidan di luar tubuh dapat
diperoleh dalam bentuk sintesis dan alami. Antioksidan sintetis seperti
buthylatedhydroxytoluene (BHT), buthylated hidroksianisol (BHA) dan ters-
butylhydroquinone (TBHQ) secara efektif dapat menghambat oksidasi. Namun, penggunaan
antioksidan sintetik dibatasi oleh aturan pemerintah karena, jika penggunaannya melebihi
batas justru dapat menyebabkan racun dalam tubuh dan bersifat karsiogenik, sehingga
dibutuhkan antioksidan alami yang aman. Salah satu sumber potensial antioksidan alami
adalah tanaman karena mengandung senyawa flavonoid, klorofil dan tannin.

xiii
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian akan dilaksanakan paling lama 1 hari untuk membuat produk Hand sanitizer
dengan estimasi minggu kedua bulan Januari 2022 dan waktu 1 minggu untuk uji coba
pemakaian produk. Proses pembuatannya akan berlangsung di Laboratorium Kimia, SMA
Swasta Katolik Syuradikara Ende, Kelurahan Onekore, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten
Ende.
3.2 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
3.2.1. VARIABEL PENELITIAN
 Variabel Bebas
Variabel bebas bisa merupakan variabel yang mempengaruhi atau memberikan
dampak terhadap variabel lainnya. Adapaun variabel bebas dalam penelitian ini
adalah daun kelor (Moringa oleifera)
 Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui
besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Adapun variabel terikat dalam penelitian
ini adalah Hand sanitizer dari daun kelor (Moringa oleifera)
 Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel penelitian yang dibuat sama atau disetarakan
agar tidak mempengaruhi variabel-variabel lain yang diuji dalam penelitian. Adapun
variabel kotnrol dalam penelitian ini adalah aquadest, TEA, Carbopol, Metil paraben,
ethanol, dsb.

xiv
3.2.2. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Definisi operasional variabel penelitian yaitu sebuah definisi berdasarkan pada karakteristik
yang dapat diobservasi dari apa pun yang didefinisikan atau mengubah konsep dengan kata-
kata yang menguraikan perilaku yang dapat diamati dan dapat diuji serta ditentukan
kebenarannya oleh seseorang peneliti. Berdasarkan variabel penelitian kami, definisi
operasional variabelnya meliputi ;

 Daun Kelor (Moringa oleifera) : Kelor atau merunggai adalah sejenis tumbuhan dari
suku Moringaceae. Tumbuhan ini dikenal juga dengan nama lain seperti limaran, ben-
oil (dari minyak yang bisa diekstrak dari bijinya), drumstick (dari bentuk rumah
benihnya yang panjang dan ramping), horseradish tree (dari bentuk akarnya yang
mirip tanaman horseradish), dan malunggay di Filipina
 Hand sanitizer : Penyanitasi tangan (Hand sanitizer) adalah cairan atau gel yang
umumnya digunakan untuk mengurangi patogen pada tangan.
 Aquadest : Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
 TEA : Trietanolamin(TEA), adalah senyawa organik kental yang merupakan sebuah
amina tersier dan triol a. Sebuah triol adalah molekul dengan tiga kelompok alkohol.
Trietanolamin adalah detergent dan bahan pengemulsi/pencampur/pengikat air dan
minyak.
 Carbopol : Carbopol adalah basis gel yang pembentukan gel tergantung pada pH.
 Metil Paraben : Metil paraben dan propil paraben merupakan dua bahan pengawet
yang banyak digunakan dalam sediaan kosmetik sebagai antibakteri dan anti jamur.
 Ethanol : Etanol/etil alkohol/alkohol murni,/alkohol absolut/alkohol adalah sejenis
cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol
yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

3.3 SUMBER DATA, ALAT DAN BAHAN


3.3.1. SUMBER DATA
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis
penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimental dengan sebuah percobaan
membuat Hand sanitizer dengan bahan baku herbal daun kelor (Moringa oleifera) dalam
bentuk produk (jadi). Selain itu, untuk mengetahui efektivitas produk, peneliti akan
melakukan observasi terhadap orang-orang yang memakai produk Hand sanitizer ini.
3.3.2 ALAT
 Panci
 Kompor
 Termometer
 Gelas ukur
 Penyaring
 Batang pengaduk
 Wadah plastik
3.3.3 BAHAN
 Daun Kelor

xv
 Aquadest
 TEA Triethanolamine 500 gram
 Carbopol / Carbomer 940 50 gram
 Metil Paraben / Nipagin
 Methyl 50 gram
 Ethanol

3.4 METODE PEROLEHAN DATA


Metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kualitatif dan
metode penelitian eksperimen (percobaan), metode penelitian deskriptif, dan survei
(Observasi terhadap pemakai).

3.5 CARA KERJA


1. Meniriskan daun kelor
2. Keringkan daun kelor
3. Menggiling daun kelor sampai menjadi ukuran kecil
4. Menimbang daun kelor sebanyak 10 gram
5. Masukan daun kelor ke dalam air panas dengan kisaran suhu 70°C – 90°C
6. Aduklah ekstraksi daun kelor
7. Menyaring hasil ekstraksi
8. Timbang carbopol 940 sebanyak 2 gram
9. Larutkan carbopol dengan aquadest 20 ml
10. Masukan carbopol 940 ke dalam hasil ekstraksi daun kelor
11. Timbang metil paraben sebanyak 1 gram
12. Larutkan metil paraben dengan aquadest 20 ml
13. Masukan metil paraben ke dalam hasil ekstraksi daun kelor
14. Tuangkan etanol sebanyak 10 ml ke dalam hasil ekstraksi
15. Tambahkan TEA sebanyak 1,25 ml
16. Tambahkan gliserin sebanyak 5 ml
17. Hand sanitizer siap digunakan.

xvi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 HASIL PENELITIAN
Berdasarkan percobaan yang telah peneliti lakukan di laboratorium kimia SMAK Syuradikara
pada Senin, 7 Februari 2022 setelah mencampurkan hasil ekstraksi 10 gram daun kelor
dengan 20 ml aquadest, 1,25 ml TEA, 2 gram carbopol, 1 gram metil paraben, 10 ml etanol,
dan 5 ml gliserin didapati produk Handsanitizer daun kelor dengan warna kehijauan dan
bersifat liquid.
Keterangan :

Produk Handsanitizer

HARI PROSES HASIL KETERANGAN

xvii
PEMBUATAN
Percobaan 10 gram daun  Warna hijau
pertama kelor diektraksi dan berbentuk
Senin, 7 dengan 20 ml gel
Februari 2022 aquadest + 1,25  Cenderung
ml TEA + 2 gram berminyak saat
carbopol + 1 diaplikasikan
gram metil ke telapak
paraben + 10 ml tangan
ethanol + 5 ml  Membutuhkan
gliserin waktu sekitar 1
menit untuk
bisa kering
 Handsanitizer
beraroma daun
kelor

Percobaan 10 gram daun  Warna hijau


kedua Jumat, kelor diektraksi sedikit lebih
18 Maret dengan 20 ml cerah
2022 aquadest + 1,25  Sedikit
ml TEA + 2 gram berminyak saat
carbopol + 1 di aplikasikan
gram metil ke telapak
paraben + 10 ml tangan
ethanol + 5 ml  Membutuhkan
gliserin waktu kurang
dari 1 menit
untuk dapat
kering
 Aroma daun
kelor pada
Handsanitizer
lebih
berkurang

xviii
4.2 DESKRIPSI DATA
Pada percobaan pertama, peneliti berhasil membuat produk Hand Sanitizer dengan bahan
baku daun kelor sesuai dengan langkah-langkah yang sudah disiapkan di laboratorium
SMAK Syuradikara. Saat pengaplikasian pertama pada kulit, tekstur Hand Sanitizer ini
cenderung berminyak dan sedikit lengket. Untuk bernar-benar kering di kulit, dibutuhkan
setidaknya waktu 1-2 menit. Selain itu, Handsanitizer masih beraroma daun kelor karena
peneliti belum menambahkan pewangi. Setelah didiamkan selama beberapa hari aroma daun
kelor mulai berkurang. Untuk memberikan aroma harum pada Handsanitizer, peneliti
melakukan percobaan dengan menambahkan baby oil pada sampel 55 ml produk
Handsanitizer dengan perbandingan baby oil 1 : 20 per mililiter produk dan didapati
Handsanitizer jadi lebih berminyak. Kemudian peneliti mencoba mengurangi konsentrasi
baby oil sebanyak 25% sehingga perbandingannya menjadi 1 : 15 per mililiter produk dan
tekstur Handsanitizer menjadi lebih ideal dengan waktu kurang dari 1 menit mengering saat
diaplikasikan ke kulit. Aroma daun kelor pada Handsanitizer juga mulai berkurang setelah
ditambahkan baby oil, selain itu faktor tempat yang kami gunakan sebagai wadah berupa
botol bekas sabun cuci tangan yang membuat produk kami jadi lebih harum.
4.3 PEMBAHASAN
Handsanitizer dari daun kelor cukup efektif digunakan sebagai alternatif pengganti
Handsanitizer berbasis alkohol. Sejauh percobaan yang telah peneliti lakukan Hand Sanitizer
dari daun kelor tidak menimbulkan efek samping ataupun gejala-gejala yang merugikan kulit
seperti iritasi, kemerahan, gatal-gatal, dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena kelor
memiliki kandungan fitokimia yang digunakan sebagai antibakteri dan dengan konsentrasi
tertinggi pada tanin 8,22%. Hand sanitizer memanfaatkan kandungan zat antioksidan pada
daun kelor untuk menjaga kulit tetap segar dan halus, karena mampu memperbaiki sel-sel dan
jaringan kulit yang rusak akibat serangan radikal bebas. Salah satu formula yang digunakan
untuk membuat produk kami adalah etanol.

Ethanol
Etanol termasuk alkohol yang biasa temui di minuman-minuman keras dengan kadar yang
rendah. Dalam konsentrasi yang tepat, etanol memiliki kemampuan menembus membran sel
bakteri atau virus dan menghancurkannya dari dalam sehingga dapat membunuh bakteri dan
melemahkan virus sedangkan penggunaan gliserin berfungsi mencegah efek samping alkohol.
Gliserin secara kimiawi termasuk ke dalam alkohol, tapi dalam formula Hand Sanitizer ini,
gliserin bukan berperan untuk membunuh kuman, melainkan untuk memberi konsistensi pada

xix
alkohol agar lebih mudah untuk diaplikasikan ke kulit. Dilansir dari KSR PMI Unit Unnes,
gliserin juga berguna untuk melembapkan kulit sehingga dapat mengatasi iritasi yang
mungkin ditimbulkan oleh alkohol.
Salah satu faktor untuk membentuk cairan pembersih tangan ini adalah pH antiseptik. PH
antiseptik Handsanitizer perlu diperhatikan karena bila tidak optimal dapat menimbulkan
iritasi pada kulit. pH optimal untuk pembuatan handsanitizer harus sesuai dengan pH kulit
yang berkisar diantara 4,5-6,5 (Ismail, 2013). Untuk menyelaraskan supaya pH antiseptik
Hand Sanitizer optimal maka perlu adanya penambahan bahan lain yaitu Triethanolamine
(TEA). TEA bersifat sebagai stabilitas gel yang dapat menyeimbangkan pH sediaan. TEA
memiliki pH 10,5 dan larut dalam air, metanol, karbon tetraklorida, dan aseton.
Sedangkan, untuk ketahanan produk peneliti membutuhkan zat pengawet agar produk lebih
tahan lama. Metil paraben digunakan sebagai pengawet, dalam hal ini penambahan pengawet
dimaksudkan agar dapat mencegah mikroorganisme pada sediaan produk Hand Sanitizer.
Namun, dalam percobaan ini metil paraben mengendap dan susah larut sehingga setelah
pencampuran dengan ekstraksi daun kelor, peneliti memutuskan untuk menyaring campuran
metil paraben.

Persamaan reaksi :
C2H6O + C3H8O3 + C8H8O3 + C6H15NO3 → C19H37NO10
Keterangan :
 C2H6O : Ethanol
 C3H8O3 : Gliserin
 C8H8O3 : Metil paraben
 C6H15NO3 : TEA
 C19H37NO10 : Produk Handsanitizer

xx
BAB V

PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Ekstrak daun kelor (Moringa Oleiveira) dapat dijadikan sebagai alternatif bahan baku
pembuatan hand sanitizer. Berdasarkan hasil eksperimen atau percobaan yang telah dilakukan
oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa Hand Sanitizer dari bahan baku daun kelor dapat
dijadikan sebagai bahan alternatif di tengah pandemi Covid-19, produk ini terbuat dari bahan
alami sehingga tidak menimbulkan efek samping seperti iritasi, gatal-gatal, dan alergi. Akan
tetapi, produk ini juga memiliki kekurangan seperti lama waktu untuk mengering
dibandingkan dengan Hand Sanitizer yang berbahan alkohol.

5.2 SARAN

 Berkaitan dengan hal-hal tersebut peneliti menyarankan dalam penggunaannya untuk


memperhatikan tempat penyimpanannya. Sebaiknya produk ini diletakkan di tempat

xxi
yang tertutup dan pastikan tidak terpapar udara dalam jangka waktu yang lama agar
produk ini tetap awet.

 Bagi peneliti serta pembaca, diharapkan agar karya tulis ini dapat menjadi bahan
pembelajaran dan memberikan manfaat untuk pengetahuan bersama, serta dengan
adanya karya tulis ini diharapkan agar dapat dijadikan sebagai pengalaman dan dapat
membuat karya tulis yang lebih baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/
49693/4/BAB
%2520I.pdf&ved=2ahUKEwjx5ZX0jdT0AhVCUGwGHecjDSAQFnoECAoQAQ&usg=AO
vVaw2J9ABuYl8aDNxs8i6lXIWU, diakses pada 10 Oktober 2021

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
eprints.poltekkesjogja.ac.id/751/7/4%2520BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjykYH9jtT0AhUKILcAHTnaB1gQFnoECAUQAQ&usg=AOv
Vaw32CoEMMGH0Tdz_h5rYmAZX, diakses pada 30 November 2021

Agung. 2020 “Indonesia Kaya Tanaman Penghambat Perkembangan SARS-CoV-2”,


https://www.ugm.ac.id/id/berita/19196-indonesia-kaya-tanaman-penghambat-perkembangan-
sars-cov-2, diakses pada 30 November 2021 pukul 17.30

xxii
Romi, Dendi. 2019. “Asal-usul Daun Kelor”, https://sumeks.co/asal-usul-daun-kelor/,
diakses pada 30 November 2021 pukul 18.12

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
eprints.poltekkesjogja.ac.id/751/7/4%2520BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjykYH9jtT0AhUKILcAHTnaB1gQFnoECAUQAQ&usg=AOv
Vaw32CoEMMGH0Tdz_h5rYmAZX, diakses pada 6 Desember 2021 pukul 20.34

Jennis. 2020, 31 Desember. Pembuatan Handsanitizer Gel dari Ekstrak Daun Kelor Pratikum
Minat Keahlian 3 - https://youtu.be/SBwzp_4wXgU

xxiii

Anda mungkin juga menyukai