Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBIAKAN TANAMAN (AGH331)

ADELLA NURLITA
A24190115
P7

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, pucuk, daun, ranting, dan umbi
dengan tujuan menghasilkan individu baru yang sama seperti induknya. Prinsipnya adalah
merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi
tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Setek atau stek adalah
metode perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan potongan tubuh tanaman (akar,
daun, batang). Setiap bagian tubuh tanaman memiliki sifat totipotensi di mana satu sel dapat
membelah menjadi sel lain. Petani menjadi perbanyakan vegetatif sebagai salah satu alternatif
karena dapat diperoleh bibit yang seragam, menjaga sifat unggul dari indukan, serta, pada
tanaman, memperoleh bibit dalam waktu yang relatif lebih singkat (Duaja et al. 2020).
Pada umumnya, perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat terbagi menjadi dua yaitu
perbanyakan tanaman secara vegetatif alami dan buatan. Perbanyakan tanaman secara
vegetatif alami diantaranya melalui tunas, umbi, dan stolon. Perbanyakan tanaman secara
vegetatif buatan diantaranya stek, cangkok, dan merunduk. Perbanyakan secara generatif-
vegetatif dilakukan dengan dua cara, yaitu sambungan (grafting) dan tempelan (okulasi).
Menurut Rini (1990), penyambungan atau grafting atau ent, adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan suatu cara dalam penggabungan tanaman dengan batang bawah dan
batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa, sehingga terjadi persenyawaan,
menyatu, dan kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Penyambungan
menurut Hartman dan Kestler (1983), adalah suatu cara untuk menggabungkan bagian-bagian
tanaman dengan cara yang tepat sehingga bagian yang digabungkan tersebut akan menyatu
dan melanjutkan pertumbuhan sebagai satu tanaman utuh.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik perbanyakan vegetatif pada beberapa
komoditas tanaman seperti cangkok pada tanaman jambu; stek batang pada buah naga;
perbanyakan nanas melalui bonggol, crown, dan stek daun; perbanyakan pisang melalui
bonggol; perbanyakan beberapa tanaman hias melalui umbi, anakan, stek batang, stek pucuk,
stek daun; topworking pada kelengkeng; grafting pada alpukat; budding pada durian;
penanaman umbi bawang merah; dan aklimatisasi nanas.

Kegiatan 1
A. Stek Buah Naga
- Lokasi : Kebun Buah Naga
- Bahan dan Alat :
1. Pohon buah naga
2. Pisau
3. Media tanam
4. Polybag
5. Sekop
- Metode :
1. Cari dan tetapkan pohon buah naga sebagai sumber pengambilan bahan stek
2. Potong bagian batang buah naga sekitar 20-30 cm
3. Tanam bahan stek buah naga ke dalam polybag yang berisi media tanam
4. Siram dengan air secukupnya
Dokumentasi :

Gambar 1. Stek buah


naga

- Hasil dan Pembahasan :

Gambar 2. Hasil stek


buah naga

Pembahasan :
Stek merupakan salah satu cara perbanyakan yang cukup mudah pada buah naga.
Pemilihan pohon induk menjadi faktor yang penting dalam melakukan stek. Pohon induk
yang digunakan harus sudah pernah berbuah sebelumnya. Tingkat keberhasilan stek batang
pada buah naga tergolong cukup tinggi sehingga stek menjadi metode perbanyakan tanaman
buah naga yang banyak diterapkan. Menurut Lutfia et al. (2017), munculnya tunas dapat
dilihat mulai dari 30-40 hari setelah tanam (HST).

B. Pengambilan Anakan Pisang Cavendish


- Lokasi : Kebun Pisang Cavendish
- Bahan dan Alat :
1. Bonggol pisang cavendish
2. Golok/Pisau/Cutter
3. Polybag
4. Media tanam
5. ZPT
- Metode :
1. Bersihkan bagian bonggol pisang cavendish dari tanah dan bagian-bagian yang tidak
dubutuhkan menggunakan golok atau pisau
2. Potong bonggol pisang cavendish menjadi 4 bagian dengan per bagian mengandung
mata tunas
3. Lakukan pencucian bonggol pisang dengan air bersih
4. Rendam anakan pisang cavendish dengan ZPT
5. Lakukan penanaman anakan pisang cavendish kedalam polybag yang telah berisikan
media tanam
Dokumentasi :

Gambar 3. Pemotongan Gambar 4. Bonggol Gambar 5. Pencucian


bagian bonggol posang pisang cavendish dengan bonggol pisang
menjadi 4 bagian mata tunas
Gambar 6. Perendaman
bonggol pisang dengan
ZPT

- Hasil dan Pembahasan

Gambar 7. Hasil
penanaman anakan
pisang cavendish

Pembahasan :
Penanaman dengan menggunakan anakan pisang cavendish tergolong berhasil sesuai
dengan dokumentasi yang terlampir di atas. Pembuangan bagian yang tidak dibutuhkan
menjadi proses yang penting karena akan mempengaruhi proses pertumbuhan tunas baru
pisang cavendish. Proses pembuangan bagian-bagian yang tidak dibutuhkan menjadi proses
yang cukup sulit dikarenakan diperlukan ketelitian agar tidak mengenai mata tunas.

Kegiatan 2
A. Penanaman Bawang Merah
- Lokasi : Kebun Bawang Merah
- Bahan dan Alat :
1. Bawang merah varietas Bima dan Sakato
2. Fungisida
3. Pisau
- Metode :
1. Potong bagian ujung bawnag merah untuk mempercepat terjadinya dormansi
2. Rendam bawang merah dengan fungisida untuk menghindari jamur dan busuk
selama kurang lebih 5 menit
3. Tiriskan bawang merah yang telah direndam dari fungisida
4. Lakukan penamaman bawang merah ke lubang penanaman yang telah disiapkan
dan tuutp kembali dengan tanah
Dokumentasi :

Gambar 8. Bawang Gambar 9. Perendaman Gambar 10. Penanaman


merah varietas Bima dan dengan fungisida bawang merah
Sakato

- Hasil dan Pembahasan :

Gambar 11. Bawang


merah varietas Bima dan
Sakato

Gambar 12. Bawang


merah varietas Bima dan
Sakato
Pembahasan :
Penanaman bawang merah Varietas Bima dan Sakato dapat tumbuh dengan baik.
Keberhasilan penanaman bawang merah dapat dipengaruhi oleh kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan seperti pemupukan dan penyiraman secara rutin. Proses pemotongan bagian bawang
merah dapat dilakukan hingga ¾ dari bawang merah habis dan menyisakan basal platenya saja.

B. Cacah Bonggol Nanas


- Lokasi : Kebun Nanas
- Bahan dan Alat :
1. Bonggol nanas
2. Arang sekam
3. Air
4. Polybag
5. Pisau
6. Fungisida
- Metode :
1. Bonggol nanas yang tersedia dipotong dengan menyesuaikan mata tunas
menggunakan pisau
2. Mata tunas dari bonggol nanas direndam di fungisida selama 5 menit
3. Mata tunas ditanam pada media tanam yang terdiri atas arang sekam
Dokumentasi :

Gambar 13. Pencacahan Gambar 14. Pencacahan


bonggol nanas bonggol nanas
- Hasil dan Pembahasan :

Gambar 15. Hasil Gambar 16. Hasil


penanaman bonggol penanaman bonggol
nanas nanas

Pembahasan :
Pencacahan bonggol nanas merupakan cara perbanyakan nanas yang cukup sederhana
dan mudah untuk dilakukan. Hal terpenting adalah terdapat mata tunas pada setiap cacahan
bonggol nanas tersebut. Dalam satu bagian cacahan dapat tersedia 2-3 mata tunas. Perendaman
dengan fungisida berguna untuk mengeliminasi cendawan yang sekiranya menempel pada
bonggol nanas. Sesuai dengan gambar 14 dan 15, tunas baru nanas akan tumbuh dari setiap
mata tunas.

Kegiatan 3
A. Stek crown dan daun nanas
- Lokasi : Greenhouse 1
- Bahan dan Alat :
1. Nanas yang tidak berduri
2. Arang sekam
3. Polybag
4. Air
5. Pisau
6. Fungisida
- Metode :
1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan
2. Memasukkan arang sekan kedalam polybag
3. Memotong terlebih dahulu nanas dan yang diambil adalah bagian atas crown
4. Melepas satu persatu daun crown nanas yang ada dan harus ada satu mata
tunas
5. Memasukkan kedalam larutan fungisida selama kurang lebih 5 menit
6. Melakukan penanaman kedalam polybag yang berisi media tanam
Dokumentasi :

Gambar 17. Pemisahan Gambar 18. Perendaman Gambar 19. Penanaman


daun crown dengan fungisida stek

- Hasil dan Pembahasan :

Gambar 20. Hasil stek Gambar 21. Hasil stek


crown nanas crown nanas

Pembahasan :
Stek crown nanas memiliki syarat dan cara pelaksanaan yang hamper sama dengan
stek bagian lainnya yaitu memiliki minimal satu mata tunas. Saat melakukan pemotongan pada
crown nanas, harus dipastikan bagian yang mengandung mata tunas ikut terbawa pada
potongan crown. Penanaman dilakukan dengan posisi bagian cambium berada di bawah. Tunas
baru akan muncul dari bagian bawah menuju ke atas seperti yang terlihat pada gambar 16 dan
17.
B. Cacah bonggol pisang tanduk
- Lokasi : Greenhouse 1
- Bahan dan Alat :
1. Polybag
2. Media tanam
3. Golok/Pisau
4. Bonggol pisang
- Metode :
1. Siapkan seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Masukkan media tanam kedalam polybag
3. Cabut bonggol pisang yang akan dipakai untuk perbanyakan
4. Potong batang semu dengan menyisakan 20 cm dari pangkal batang. Lalu, buanglah
semua pelepah daun yang menempel
5. Cuci bonggol dengan air dan rendam dalam larutan fungisida
6. Tanam bagian yang telah dipotong dan cuci kedalam media tanam
- Hasil dan Pembahasan :
Pembahasan :
Pencacahan bonggol pisang merupakan cara perbanyakan yang cukup sederhana
dan mudah untuk dilakukan. Perbanyakan ini merupakan salah satu teknik pembibitan yang
mulai banyak dikembangkan. Kelebihan bonggol pisang antara lain, dapat menghasilkan
bibit pisang dengan jumlah yang lebih banyak serta lebih sehat dibandingkan dengan
anakan pisang. Bonggol yang dipilih berukuran 15-20 cm dari tanaman induknya. Tunas
baru pisang akan tumbuh dari setiap mata tunas.

Kegiatan 4
A. Stek daun tanaman hias
- Lokasi : Greenhouse 2
- Bahan dan Alat :
1. Polybag
2. Media tanam
3. Tanaman induk anthurium
- Metode :
1. Siapkan tanaman induk anthurium dan isi polybag dengan media tanam
2. Pilih bagian yang akan di stek dengan baik
3. Tanam bagian yang telah dipisah pada media tanam
Dokumentasi :

Gambar 22. Penanaman


stek daun
- Hasil dan Pembahasan :

Gambar 23. Hasil penanaman


stek daun anthurium
Pembahasan :
Pemilihan bahan stek daun dan media yang digunakan sangat penting untuk
diperhatikan. Daun yang digunakan harus dalam kondisi sehat dan media tanam yang
digunakan tidak boleh terlalu padat. Stek daun yang dilakukan tergolong cukup sederhana
dengan tingkat keberhasilan yang dipengaruhi oleh pemeliharaan seperti penyiraman.

B. Stek batang tanaman hias (Janda Bolong)


- Lokasi : Greenhouse 2
- Bahan dan Alat :
1. Polybag
2. Media tanam
3. Tanaman janda bolong
- Metode :
1. Siapkan tanaman induk janda bolong dan isi polybag dengan media tanam
2. Potong bagian batang antar daun janda bolong yang terdapat akar
3. Pilih bagian yang telah dipisah dengan baik
4. Tanam bagian yang telah dipisah pada media tanam
Dokumentasi :

Gambar 24. Proses Gambar 25. Hasil


memasukan media penanaman stek batang
tanam
- Hasil dan Pembahasan :

Gambar 26. Hasil stek


batang

Pembahasan :
Stek batang pada tanaman hias memiliki syarat yang hampir sama dengan stek daun
yaitu bahan tanam yang digunakan sebagai bahan stek harus dalam kondisi terbebas dari
penyakit. Pada tanaman janda bolong, bahan stek yang digunakan merupakan bahan tanam
yang sudah memiliki akar agar lebih mudah dalam pertumbuhannya.

C. Stek pucuk tanaman hias (Jawer kotok)


- Lokasi : Greenhouse 2
- Bahan dan Alat :
1. Polybag
2. Media tanam
3. Tanaman induk jawer kotok
- Metode :
1. Siapkan tanaman induk jawer kotok dan isi polybag dengan media tanam
2. Pilih bagian yang akan distek dengan baik
3. Tanam bagian yang telah dipisah pada media tanam
Dokumentasi :

Gambar 27. Penanaman


stek pucuk
- Hasil dan Pembahasan

Gambar 28. Hasil stek


pucuk

Pembahasan :
Salah satu cara perbanyakan tanaman miana yaitu dengan melakukan stek pucuk.
Tanaman miana termasuk tanaman yang memiliki ketahanan tehdapa lingkungan baru yang
cukup tinggi serta dapat berkembangbiak dengan mudah. Media yang digunakan pada stek
pucuk sama dengan yang digunakan pada stek daun dan batang.

Kegiatan 5
A. Aklimatisasi plantlet nanas
- Lokasi : Processing house, lab kultur jaringan, greenhouse aklimatisasi
- Bahan dan Alat :
1. Planlet nanas
2. Arang sekam
3. Air
4. Fungisida
5. Polybag
- Metode :
1. Siapkan alat dan bahan aklimatisasi planlet nanas
2. Bersihkan planlet dengan menggunakan air lalu rendam dengan fungisida selama
10 menit
3. Selagi menunggu planlet yang sedang direndam, siapkan media tanam nanas
dengan mengisi polybag menggunakan arang sekam
4. Setelah 10 menit, planlet ditanam dalam polybag yang berisi arang sekam
Dokumentasi :
Gambar 29. Aklimatisasi
nanas

- Hasil dan Pembahasan :


Pembahasan :
Nanas dapat diperbanyak dengan teknik in vitro dan harus diaklimatisasi
terlebih dahulu agar dapat ditanam dan beradaptasi di lingkungan yang non-aseptik.
Prosedur aklimatisasi diawali dengan bibit dikeluarkan dari botol kutur dan dibersihkan
dari media kultur dengan cara dicuci terlebih dahulu agar sistemperakaran terbebas dari
zat pengatur tumbuh. Lalu bibit nanas direndam dalam larutan dithane (fungisida) dan
agrept (bakterisida) sebagai sterilan agar dapat terbebas dari serangan cendawan dan
bakteri saat aklimatisasi. Media tanam disiapkan dengan mengisi wadah persegi panjang
dengan sekam bakar. Nanas dibawa ke tempat aklimatisasi pada suhu ruang dengan
kelembaban tanah yang terjaga. Keberhasilan aklimatisasi dilihat dari bibit nanas yang
tetap segar dan tumbuh menjadi lebih besar.

Kegiatan 6
A. Grafting Alpukat
- Lokasi : Kebun alpukat
- Bahan dan Alat :
1. Entres alpukat
2. Silet/Pisau
3. Gunting pangkas
4. Plastik bening
- Metode :
1. Pilih batang bawah dengan diameter yang sesuai dengan batang atas. Umur batang
bawah yang siap disambung sekitar 3-6 bulan
2. Batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah menggunakan
silet atau pisau yang tajam agar bentuk irisan menjadi rapi
3. Batang bawah dibelah membujur sedalam 2-2,5 cm
4. Batang atas yang telah siap, dipotong dengan Panjang antara 7,5-10 cm. Kedua sisi
pada bagian pangkal batang disayat sepanjang 2-2,5 cm. Lalu batang atas
dimasukkan ke dalam belahan batang bawah
5. Saat memasukkan entres ke belahan batang bawah, perlu diperhatikan agar
kambium entres bersentuhan dengan kambium batang bawah. Lalu sungkup
sambungan menggunakan plastik bening
6. Setelah siap, batang diikat menggunakan tali yang terbuat dari plastik ½ kg selebar
1 cm. Sebelum diikat, plastik ditarik terlebih dahulu secara perlahan agar
panjangnya menjadi 2-3 kali panjang semula
7. Tanaman diletakkan di bawah naungan agar terlindungi dari panasnya sinar
matahari.

Dokumentasi :

Gambar 30. Grafting


alpukat

- Hasil dan Pembahasan :


Pembahasan :
Grafting diawali dengan menyiapkan root stock atau batang bawah yang ditanam
dari benih. Kemudian batang entres disiapkan dengan cara dipotong dari cabang produktif
pohon entres atau induk yang memiliki sifat hasil produksi baik. Entres sebaiknya memiliki
diameter batang yang sama atau sedikit lebih kecil daripada rootstock agar memudahkan
penyambungan. Bagian pangkal batang entres dipotong meruncing seperti huru V atau
tombak. Tajuk tanaman batang bawah secara horizontal sekitar 20-25 cm dari permukaan
polybag, lalu bagian tengah batang dibelah secara vertikal dengan kedalaman belahan
menyesuaikan bagian pangkal entres. Pangkal entres disisipkan ke belahan batang bawah,
kemudian diikat dengan tali agar tidak lepas. Penyambungan disungkup menggunakan
plastik bening untuk mengurangi penguapan. Keberhasilan grafting dilihat dari batang atas
yang tetap segar dan tumbuhnya daun baru.

B. Budding durian
- Lokasi : Kebun durian
- Bahan dan Alat :
1. Tanaman durian
2. Silet/Pisau
3. Tali plastik
- Metode :
1. Batang bawah dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran atau debu
2. Tentukan lokasi budding pada batang bawah, lalu sayat/kupas kulit batang setinggi
3 kali tinggi panjang silet dari batas akar dan batang (sekitar 12 cm di atas batas
akar dan batang)
3. Buang daun di bawah posisi sayatan, untuk memudahkan penempelan atau tidak
menghalangi pandangan
4. Kulit batang bawah disayat mendatar selebar 3-4mm dengan 2 atau 3 kupasan
tergantung pada besar kecilnya diameter batang bawah dan diseimbangkan dengan
besar kecilnya entres. Lalu tarik ke bawah kurang lebih 1,5-3 cm, sehingga kulit
menjulur
5. Sayatan tersebut dipotong ¾ panjangnya atau menyisakan sedikit sayatan kurang
dari ⅓ bagian, setidaknya cukup untuk tempat menahan sayatan atau pola mata
entres
6. Sayatan mata entres dimasukkan dan ditempelkan pada sisa sobekan batang bawah
7. Ambil dan tarik tali plastik yang disiapkan untuk pengikatan
8. Ikat dari bawah tempelan secara melingkar ke atas dimulai sekitar 0,5 cm di
bawah sayatan. Tali plastik disusun saling tindih. Pengikatan dilakukan tidak
terlalu kencang karena dapat mengganggu proses penyatuan batang bawah dan
entres, dan jangan pula terlalu kendur karena dapat menyebabkan masuknya air ke
luka tempelan sehingga menimbulkan infeksi
9. Pengikatan di dekat mata entres harus dilakukan secara hati-hati dengan mengikat
bagian bawah mata entres menuju bagian atas mata entres, ikat arah menyilang
menuju bawah mata entres, ikat kembali menyilang ke atas mata entres dengan
mengusahakan pada bagian sekitar mata entres terikat sempurna sehingga
meminimalisir air yang masuk ke dalam tempelan. Pengikatan dilakukan hingga
menutupi luka sayatan batang bawah lalu kunci ikatan dan tarik tali plastik lalu
rapikan dengan memotong sisa tali plastik
Dokumentasi :

Gambar 31. Budding


durian

- Hasil dan Pembahasan :


Pembahasan :
Budding merupakan metode yang digunakan untuk menggabungkan sifat unggul
dari dua varietas/klon tanaman yang berbeda dengan penempelan mata tunas. Budding pada
durian diawali dengan menyiapkan root stock atau batang bawah yang ditanam daribenih.
Kemudian mata tunas disiapkan dengan cara cabangproduktif yang memiliki mata tunas
dipotong. Jendela okulasi dibuat dengan cara menyayat kulit batang bawah berbentuk
persegi panjang, namun kulit yang disayattidak sampai putus atau terlepas. Sayatan boleh
mengarah ke atas atau ke bawah), jendela akan menjadi tempat menempelnya entres pada
rootstock. Selanjutnya matatunas dari entres diambil dengan menyayat kulit batang atas,
pastikan mata tunas ikut terbawa pada kulit tersebut. Mata tunas kemudian ditempelkan ke
entres hinggakambiumnya bertemu. Jendela ditutup dan diikat menggunakan tali/plastik,
namuntidak sampai menutupi mata tunas entres

Kegiatan 7
A. Topworking tanaman kelengkeng
- Lokasi : Kebun lengkeng lama
- Bahan dan Alat :
1. Pohon induk kelengkeng
2. Cutter/Pisau
3. Plastik bening
- Metode :
1. Pemilihan tunas dan batang bawah yang baik dan kokoh untuk disambung
2. Pangkas tunas yang tidak digunakan
3. Potong tunas pada bagian yang tidak terlalu tua maupun muda
4. Belah batang tunas sepanjang 3 cm di tengah untuk menyambung batang bawah
5. Entres yang sudah dipangkas semua daunnya dipotong sepanjang 10-15 cm
kemudian disayat sisi kanan dan kirinya supaya lancip seperti baji
6. Sisipkan entres pada belahan batang bawah secara rapat
7. Ikat sambungan menggunakan plastik es, dililit secara menyeluruh dari atas hingga
bawah sambungan
Dokumentasi :

Gambar 32. Topworking


kelengkeng

- Hasil dan Pembahasan :


Pembahasan :
Kebun kelengkeng yang telah tua dapat dilakukan peremajaan dengan
topworking. Top working adalah salah satu cara yang digunakan dalam usaha untuk
mengganti tanaman yang ada dengan yang baru tanpa harus mematikan ataumembongkar
tanaman yang lama. Hal ini dilakukan pada tanaman kelengkeng menggunakan teknik
penyambungan batang baru pada beberapa percabangan tua dari tanaman kelengkeng.
Tanaman top working akan memiliki sifat unggul yaitu perakaran yang baik dari tanaman
yang lama karena telah beradaptasi di lingkungantersebut dan dapat memperbaiki kualitas
dan kuantitas hasil produksi.

Kegiatan 8
A. Mencangkok tanaman jambu
- Lokasi : Kebun sindang barang
- Bahan dan Alat :
1. Pohon jambu
2. Pisau/Cutter
3. Tanah/Media tanam
4. Plastik pembungkus
5. Tali rafia
6. Polybag
7. Label
- Metode :
1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memilih bagian cabang pohon jambu yang akan dilukai dengan syarat cabang
pohon tidak boleh terlalu tua
3. Melukai/menyayat bagian cabang pohon jambu hingga bagian kambium hilang
dengan panjang sayatan sekitar 5-10 cm
4. Cabang pohon yang telah dilukai harus berwarna putih bersih
5. Membuat media tanam dan dimasukkan kedalam plastik pembungkus lalu ikat
6. Belah plastik pembungkus yang berisi media tanam menjadi dua bagian dan
balutkan media tanam hingga mengenai cabang yang telah dilukai
7. Ikat plastik dengan tali rafia hingga rapih dan kuat
8. Tunggu cabang hingga membentuk akar selama kurang lebih 4-5 minggu
- Hasil dan Pembahasan :

Gambar 33. Hasil cangkok Gambar 34. Hasil cangkok


pohon jambu pohon jambu
Pembahasan :
Proses terpenting dalam mencangkok yaitupembersihan cabang yang akan dicangkok
hingga kambium pada pohon hilang. Kambium harus dihilangkan agar kulit pohon tidak akan
terbentuk kembali dan akar dapat terbentuk. Proses munculnya akar membutuhkan waktu 4-5
minggu bergantung pada faktor internal dan eksternal tanaman tersebut. Pencangkokan yang
saya lakukan di kebun sindang barang tergolong berhasil karena akar yang sudah terbentuk
walaupun tidak terlalu lebat seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.

DAFTAR PUSTAKA
Duaja MD, Kartika E, Gusniwati. 2020. Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif.
Jambi:Universitas Jambi.
Hartman, H. T. and D. E. Kestler. 1983. Plant Propagation Principles and Practices. Prentice
Hall Inc. Englewood Cliffs. New Jersey.
Lutfia U, Rugayah, Hendarto K, Andalasari TD. 2017. Respons pertumbuhan stek batang buah
naga merah (Hylocereus costaricensis) terhadap pemberian air kelapa. Jurnal
Penelitian Terapan. 17(3):149-156.
Rini, W. 1990. Mencangkok Diffenbachia. Trubus 245:168.

Anda mungkin juga menyukai