Anda di halaman 1dari 8

STUDI CASEMETHOD

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CIDERA OLAHRAGA

TEMAKASUS:
IDENTIFIKASI CIDERA PADA ATLIT KEMPO

Disusunoleh : Kelompok 1
1.Moh.Al Fikri
2.Dino prasetnya
3.Hendrik Hadiah
4.Budi setiawan
5.Farhan Latara
6.Muh.Ariel pratama

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTASOLAHRAGADANKESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
2023

1
BABI
LATAR BELAKANG KASUS
Kempo adalah seni bela diri yang berasal dari jepang,yang berfokus pada penggunaan teknik
pukulan,tendangan,kuncian,dan gerakan tubuh untuk pertahanan diri atau
serangan,istilah”kempo”sendiri memilili berbagai interpretasi tergantung pada tradisi dan
aliran yang mempraktikannya,sehingga maknanya bisa bervariassi di berbagai sekolah bela
diri.

BAB II
DATA HASL STUDI LITERATUR DAN OBSERVASI LAPANGAN

A. Data StudiKasus
Subjek dalam penelitian ini merupakan atlit kempo yang masih aktif berlatih sebanyak 35
orang.
B. ObservasiKasus
Seperti halnya pada cabang olahraga beladiri khusunya olahraga kempo, yang
dimana dalamprakteknya tidak jauh dengan perlawanan yang berhubungan langsung
dengan kontak fisik saatlatihan maupun pertandingan yang berarti bahwa tidak menutup
kemungkinan atlet akan mengalamicedera akibat perlawanan yang serius. Berdasarkan
data dari laman Active and Safe Central, terdapat17,1 sampai 23,6 cedera per 100
pertandingan tinju. Bahkan, diperkirakan terjadi 4 cedera per 100menit,baik di pertanding
Kempo.
Atlit Kempo perempuan memiliki tingkat cedera 8,9 per tahun, sementara petinju
laki-laki memilikitingkat cedera 13,3 per tahun.Landasan teori ditampilkan dalam
kalimat-kalimat lengkap, ringkas sertabenar-benar relevan dengan tujuan penulisan
2
artikel ilmiah. Cedera pada atlet Kempo sering terjadi padaekstrimitas tubuh bagian atas
seperti kepala (gegar otak), wajah (luka dan memar), cedera hidung,cedera buku-buku
jari, keseleo pada pergelangan tangan, bahu (dislokasi) dan juga pada ekstimitastubuh
bagian bawah seperti bagian bawah perut atau kemaluan akibat kesalahan memukul
yangdilakukan olehlawan. HasilAnalisaIdentifikasiCederaOlahragaTinjudi JawaTengah
Tabel1. Analisacedera kempo di
gorontalo
No JenisCedera Skor Persentase Kategori
1 CederaKepaladanWajah 1,3 43% Sering
2 CederaPergelanganTangan 0,9 30% Jarang
3 CederaPadaBahu 0,9 30% Jarang
4 CederaPadaLutut 0,5 17% Sangatjarang
5 CederaPadaBuku-bukuJari 0,7 23% Sangatjarang
6 Ankle(PergelanganKaki) 0,5 17% Sangatjarang
Rata-rata 0,8 27% Jarang

Tabel2.AnalisaFaktorPenyebabCedera
No Faktor Skor Persentase Kategori
1 Kesalahanteknikmemukul 1,2 40% Jarang
2 Pemanasan/pendinginan yangkurang 1,2 40% Jarang
3 Benturanatautabrakan 1,3 43% Jarang
4 Kurangmenguasaiteknik 0,7 23% Sangatjarang
5 Latihanberatdalamwaktulama 1,3 43% Jarang
6 Terjadimasalahpadaalat 1 33% Jarang
Rata-rata 1,1 37% Jarang
Sumber:Datadiolah,2021

Tabel3.AnalisaWaktuKejadianCedera
No Waktukejadian Skor Persentase Kategori
1 Saatpertandingan 1,2 40% Jarang
2 Saatpemanasan 0,6 20% Sangatjarang
3 Saatlatihanteknik 1,0 33% Jarang
4 Saatsparing 1,3 43% Jarang
Rata-rata 1,0 33% Jarang
Sumber:Datadiolah,2021.

3
BAB III
ANALISIS KASUS DAN PEMECAHANYA

A. AnalisisKasus
Kasussepertiinimerupakansuatuhal yang seringterjadi. Hal
inimerupakansebuahkasusumum yang dialamiolehseseorang yang lama
tidakberlatihfisikterutamakekuatan.
B. Pemecahannya
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa cedera pada Kempo yang di gorontalo.
Hasil daripenelitian menunjukkan bahwa atlet kempo yang di gorontalo jarang
mengalami cedera pada lokasi-lokasiyang dianalisa dalam penelitian. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai persentase kejadian cederayangmenunjukkannilai
28%danmasukdalamkategorijarang.
Cedera dengan persentase tertinggi adalah cedera pada bagian kepala dan wajah
denganpersentase 43%. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kepala dan wajah menjadi
sasaran utamadalam pertandingan tinju, sehingga menjadi bagian yang paling sering
mengalami cedera. Hal serupajuga terjadi pada olahraga jenis bela diri lainnya seperti
pada olahraga Pencak Silat dimana cederapada bagian kepala dan wajah menjadi salah
satu cedera yang paling sering terjadi (Nawawi, 2018).Penelitian lain mengenai cedera
pada olahraga bela diri yaitu Tarung Derajat yang dilakukan olehNovita dan Tohidin
(2020) juga menunjukkan hasil di mana cedera pada kepala dan wajah menjadisalah satu
cedera yang paling sering terjadi pada atlet. Di sisi lain, cedera dengan persentase rata-
rata terendah adalah pada cedera pergelangan kaki dimana hanya mencapai 17% dan
masuk dalamkategori sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan intensitas penggunaan kaki
pada olahraga
tinjucukuprendah,sehinggacederayangterjadipadabagiantersebutjugamenjadijarangterjadi.
Dari lokasi-lokasi cedera yang dianalisa, jenis cedera yang paling banyak atau
paling seringterjadi adalah luka lecet pada lokasi-lokasi tersebut dengan rata-rata
persentase keseluruhan adalah30%, tetapi masih masuk dalam kategori jarang terjadi
pada atlet tinju di Jawa Tengah. Luka lecetsebagai jenis cedera yang paling sering terjadi
juga ditemukan pada penelitian dari Novita dan Tohidin(2020) yang menunjukkan bahwa
atlet beladiri cenderung mengalami luka lecet ketika cedera. Lukalecet paling sering
terjadi dikarenakan atlet tinju harus melakukan banyak gerakan bersinggungandengan
lawan maupun peralatan latihan secara keras. Hal tersebut membuat atlet tinju tidak
4
dapatmenghindarilukalecetakibatbenturanataugesekan tersebut.
Penelitian ini juga melihat faktor-faktor yang menyebabkan cedera pada atlet
kempodi Gorontalo. Dari hasil analisis data seperti pada Tabel 2, diperoleh hasil bahwa
faktor dengan persentasetertinggi sebagai faktor penyebab cedera adalah dikarenakan
kurangnya pemanasan dan pendinginanyang dilakukan oleh para atlet dan latihan yang
terlalu berat dalam jangka waktu lama. Kurangnyapemanasan dan pendinginan membuat
otot kurang siap untuk menerima beban dalam pertandinganmaupun pelatihan, hal
tersebut membuat otot lebih mudah cedera. Hal serupa ditemukan pula padapenelitian
yang dilakukan oleh Nawawi (2018)yang menunjukkan bahwa kurangnya
pemanasanmenjadisalahsatufaktoryang dapatmenyebabkanmeningkatnya potensi
cederapadaatlet.
Selain itu, waktu dari kejadian cedera menjadi salah satu hal yang penting untuk
diketahuikarena dapat menjadi informasi dasar untuk menjadikan atlet menjadi lebih hati-
hati dalam melakukanaktivitasnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cedera
paling seringterjadi ketika
atletmelakukanlatihandanpertandingandenganpersentase43%.Haltersebutdikarenakankura
ngsiapnya otot ketika melakukan latihan atau pertandingan maupun dikarenakan otot
yang terlalu
lelahnamunmasihdipaksalatihanataubertanding.Selainitu,waktujedaantarapelatihandanpert
andingan yang terlalu dekat juga dapat menjadi alasan dikarenakan otot kurang
beristirahat. Halserupa ditemukan oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan bahwa cedera
pada atlet sering terjadipada masalatihandanpertandingan.
Dari pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa bagian tubuh yang paling sering
mengalamicedera pada atlet tinju di Jawa Tengah adalah bagian kepala dan wajah dengan
jenis luka lecet. Selainitu, faktor utama yang menyebabkan cedera adalah kurangnya
pemanasan dan pendinginan
sertalatihanyangterlaluberatdandalamjangkawaktulama.Cederapalingseringterjadiketikaat
letsedang melakukan pertandingan dan latihan. Alat keamanan yang paling sering
digunakan adalahpelindung tangandanyang palingjarang
digunakanadalahpelindungkemaluan

5
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil dari penelitian ini mengenai analisa cedera pada atlitt kempo gorontalo,
dapatdisimpulkan bahwa bagian tubuh yang paling sering mengalami adalah bagian kepala
dan wajahdengan persentase 43%. Jenis luka yang paling sering terjadi adalah luka lecet
dengan persentase30%. Dari kesimpulan tersebut, peneliti memberikan saran bagi atlet untuk
selalu menggunakan alatkeamanan yang lengkap, memperhatikan keadaan tubuh agar tetap
selalu fit sehingga otot tidakterlalu lelah, melakukan pemanasan dan pendinginan dengan
baik dan benar.Bagi pelatih untukterus melakukan analisa pada tingkat kemampuan atlet
dalam menerima latihan yang diberikan,memperhatikan kondisi atlet dengan baik. Bagi
organisasi untuk memfasilitasi atlet dengan peralatanyang berstandar dan sesuai dengan
kebutuhan atlet. Memperhatikan kelayakan dari alat keamananyangdigunakanolehatlet.

6
DaftarPustaka

Setiawan,Aris.2011.FaktorTimbulnyaCederaOlahraga.JurnalMediaIlmuKeolahragaa
nIndonesiaVolume1.Edisi 1.
W.Zimmer,1986,Macam-MacamCederaOlahraga,Jakarta:PT.Rajawali

7
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai