Anda di halaman 1dari 58

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL TERHADAP


PENDAPATAN UMKM DI KOTA KENDARI

OLEH
MUH. AZHAR
B1A1 19 045

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal penelitian oleh Muh. Azhar ini

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diajukan pada panitia

Seminar Proposal Penelitian

Kendari, 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Fajar Saranani, SE., M.Si Dr. Nur Asizah, SE., M.Si
NIP. 19620531 198810 1 001 NIP. 19750918 200501 2 002

Mengetahui
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Dr.Tajuddin, SE.,M.Si
NIP.19690405 200112 1 004

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1. Latar Belakang....................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah...............................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................7
1.5. Ruang Lingkup Penelitian...................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA..............................................................................9

1.6. Landasan Teori...................................................................................9


1.6.1. Ekonomi Digital........................................................................9
1.6.2. Pendapatan Usaha.....................................................................20
1.6.3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)...........................29
1.6.4. Tantangan Perkembangan Ekonomi Digital Bagi Pelaku
UMKM......................................................................................23
1.7. Penelitian Terdahulu...........................................................................26
1.8. Kerangka Pikir Penelitian...................................................................27

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................29

1.9. Objek dan Waktu Penelitian...............................................................29


1.10............................................................................................................Po
pulasi dan Sampel...............................................................................29
1.11............................................................................................................Je
nis dan Sumber Data...........................................................................31

iii
1.12............................................................................................................M
etode Pengumpulan Data....................................................................32
1.13............................................................................................................Te
knik Analisis Data..............................................................................33
1.14............................................................................................................De
fenisi Operasional Variabel................................................................34

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Rekapan Jumlah UMKM Perkecamatan Kota Kendari Tahun
2021.......................................................................................................6
Tabel 3.1 Jumlah UMKM Kota Kendari (Unit)....................................................29
Tabel 3.2 Kategori Pengaruh Perkembangan Ekonomi Digital Terhadap
Pendapatan UMKM di Kota Kendari...................................................33

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Kerangka Penerapan Eknomi Digital.....................................10


Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian..................................................................28

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diera globalisasi, Perkembangan teknologi memudahkan masyarakat


melakukan berbelanja tanpa adanya halangan sesuatu. Kegiatan belanja kini bisa
dilakukan tanpa harus berpergian, cukup dengan mencari barang secara online
melalui handphone dan di lanjutkan dengan transaksi lalu pesanan akan datang
dengan cepat, aman, murah dan nyaman. Kemudahan tersebut berdampak positif
dari seluruh kalangan baik dari ibu rumah tangga yang tidak bisa berpergian,
sampai generasi milenial yang melakukan aktifitasnya melalui handphone.
Dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih berdampak pada
persaingan bisnis yang semakin ketat. Media internet telah menjadi salah satu
sarana promosi produk yang memiliki prospek sangat baik saat ini, dimana
melalui media internet pelaku bisnis dapat menjangkau konsumen secara luas.
Kemudahan yang diberikan dengan adanya internet membuat masyarakat
indonesia mulai banyak menggunakan internet.
Pada tahun 2020 dunia termasuk Indonesia menghadapi Pandemi COVID-19.
Setelah berjalan enam bulan, sejak diumumkan kasus korona pertama kali di
bulan Maret 2020, dampak dari Pandemi COVID-19 ini telah mengakibatkan
banyak perusahaan tutup di berbagai sektor bidang usaha. Terjadi PHK yang
cukup besar, mengakibatkan naiknya tingkat pengangguran. Kegiatan ekonomi
melambat. Terjadi kontraksi ekonomi, Badan Pusat Statistik mencatat laju
pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun 2020 sebesar minus (-) 5,32 persen.
(Nizar & Sholeh, 2021).
Peran ekonomi digital memberikan harapan di tengah kondisi yang sulit, dan
mempunyai daya tahan yang kuat di masa resesi. Transformasi ekonomi digital
menjadi hal yang penting untuk segera dilakukan. Mckinsey (2016), menyebutkan
bahwa apabila Indonesia dapat memanfaatkan digitalisasi, diprediksi bisa
merealisasikan sekitar USD 150 miliar pada tahun 2025, dengan pertumbuhan
PDB sebesar 10 persen per tahun.

1
2

Ekonomi digital memainkan peran sentral selama Pandemi COVID-19,


terutama pada kegiatan perekonomian. Ekonomi digital memiliki daya tahan, agar
tetap dapat bertahan dan menghindari kontraksi ekonomi dan menghadapi tekanan
ekonomi yang berat di masa resesi dan dapat terus bergerak maju memberikian
kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian menyebabkan
penelitian tentang peran ekonomi digital ini menjadi sangat penting dan relevan
dengan kondisi saat ini yang sedang dihadapi, seberapa jauh perannya terhadap
daya tahan dan pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data yang diambil dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII), terdapat 210,03 juta pengguna internet di dalam negeri pada
periode 2021-2022 atau 76,9% dari total populasi Indonesia 273,5 juta
berdasarkan data BPS 2022. Jumlah itu meningkat 6,78% dibandingkan pada
periode sebelumnya yaitu pada tahun 2020 yang sebesar 196,7 juta orang. Hal itu
pun membuat tingkat penetrasi internet di Indonesia menjadi sebesar 77,02%.
Kenaikan jumlah pengguna internet antara lain disebabkan oleh beberapa faktor,
salah satu nya belanja online (apjii.or.id).
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi terjadi pada hampir semua
aspek kehidupan manusia. Perkembangan IPTEK membawa manusia menuju
level revolusi industri yang disebut sebagai Revolusi 4.0. Revolusi 4.0
menjadikan semua lebih mudah dengan adanya internet. Pemanfaatan internet
mendorong pertumbuhan sumber-sumber ekonomi baru yang dikenal sebagai
ekonomi digital yang mana hal tersebut mampu mendeskripsikan bagaimana
internet mengubah cara manusia melakukan bisnis. Informasi pada ekonomi lama
berbentuk fisik, sedangkan informasi pada era ekonomi digital berbentuk digital.
Banyak yang meyakini bahwa Revolusi industri 4.0 mampu meningkatkan
perekonomian dan kualitas pada sendi-sendi kehidupan secara signifikan. Dalam
Revolusi Industri 4.0 menerapkan dan mengandalkan adanya konsep automatisasi
yang dilakukan/dikerjakan oleh mesin tanpa memerlukan lagi tenaga manusia
dalam pengaplikasiannya. Hal ini merupakan hal yang vital dan dibutuhkan oleh
para pelaku usaha/industri dalam rangka efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya.
3

Ekonomi digital di Indonesia telah berkembang dengan adanya revolusi


industri 4.0 segala hal dapat dikendalikan di segala tempat melalui jaringan
internet, namun hal itu tidak semua memberi efek yang baik di tengah-tengah
masyarakat, misalkan munculnya usaha-usaha online, ojek online hingga
pembayaran digital atau non tunai membuat masyarakat yang belum mengerti
perkembangan ekonomi digital di Indonesia resah karna masih banyak masyarakat
Indonesia yang tidak mengikuti perkembangan ekonomi digital dikarenakan
faktor-faktor tertentu yang bisa saja merugikan mereka, misalnya toko atau usaha-
usaha yang bersifat offline.
Ekonomi digital merupakan peluang dan kekuatan baru bagi ekonomi dunia
termasuk Indonesia. Peluang ekonomi digital akan semakin besar apabila mampu
memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) AI merupakan kecerdasan buatan yang
diharapkan mampu mensinergikan berbagai informasi dan situasi dari semua
stakeholder di dalam sebuah tim kerja sama antara Pemerintah, pelaku usaha, dan
para stakeholder lainnya (Hartarto, 2021). Peluang ekonomi digital di Indonesia
didukung oleh beberapa faktor: pertama, jumlah penduduk yang besar, jumlah
penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta atau 70,7% dan sebagian
besarnya merupakan Generasi Z (Generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun
1995-2010) dan Generasi Milenial (Genera si ini adalah mereka yang lahir pada
tahun 1990-2000). Kedua, tren penguna internet dan media sosial pada tahun 2022
di Indonesia: Total Populasi (jumlah penduduk): 277,7 juta (tahun 2021: 274,9
juta/naik 1%). Perangkat Mobile yang terhubung: 370,1 juta (tahun 2021: 345,3
juta/naik 3,6%).
Mantra sakti pemerintah menyongsong tahun 2023 ialah ekonomi digital.
Pengembangan ekonomi digital, menjadi tujuan utama dari proses transformasi
ekonomi Indonesia untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-
19. Pengembangan ekonomi digital tidak lagi terhindarkan karena telah terjadi
pergeseran perilaku masyarakat yang meninggalkan pola berbelanja konvensional,
dan berubah lebih banyak menggunakan platform digital.
Masyarakat kini tidak lagi asing dengan berbagai perkembangan yang terjadi
di sektor teknologi finansial (tekfin), perdagangan elektronik (e-commerce),
4

bahkan kehadiran metaverse. Menurut data Google Temasek & Bain, valuasi
ekonomi digital Indonesia bertumbuh 49% di tahun 2021 menjadi US$70 miliar
dan diprediksi menjadi US$146 miliar di tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi
digital yang melesat pesat ini, tidak terlepas dari pertumbuhan e-commerce yang
mencapai 52%, dan layanan transportasi dan antarmakanan yang bertumbuh 36%
di tahun 2021.
Saat ini, ekonomi digital di Indonesia disebut-sebut tertinggi di Asia
Tenggara, di mana nilai ekonominya di tahun 2021 tercatat sekitar US$ 70 miliar,
dan diperkirakan mampu mencapai US$146 miliar pada tahun 2025. Nilai
ekonomi digital Indonesia sebesar US$70 miliar tersebut, berkontribusi 6%
terhadap PDB Indonesia, dan diyakini nilainya akan terus meningkat, seiring
dengan semakin berkembangnya teknologi digital di Indonesia.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia adalah titik fokus
prioritas pembangunan ekonomi nasional. UMKM juga merupakan harapan dalam
pembangunan ekonomi Indonesia dan dapat mengatasi permasalahan sosial.
UMKM dapat berperan dalam memperluas kesempatan lapangan pekerja,
membantu peningkatan perekonomian, mendorong pertumbuhan ekonomi dan
mencapai ekonomi yang stabil.
Sektor UMKM di Indonesia adalah salah satu sektor riil yang menyumbang
banyak penyerapan tenaga kerja selama beberapa tahun terakhir (Aristis &
Rahwana, 2019). Hal ini tercermin dari tenaga kerja sektor UMKM yang semakin
meningkat dalam beberapa tahun (2016-2020). Ketika pandemi, sektor formal di
Indonesia mengalami kemunduran karena adanya pembatasan mobilitas sosial dan
penerapan protokol kesehatan. Masyarakat dari berbagai sektor riil ekonomi
formal mengalami dampak penurunan pendapatan yang cukup signifikan (Sultoni
et al., 2021). Menurut data Kementerian Koperasi dan UMKM selama 2020
hingga 2022, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan untuk membuat
usaha alternatif dengan mandiri / swadaya dengan skala mikro dan kecil.
Munculnya ekonomi digital ini menghasilkan layanan keunggulan yang
inovatif, di antaranya cara transaksi bisnis yang lebih baik, baik layanan transfer
maupun model bisnisnya, sehingga perusahaan sekarang ini didorong untuk bisa
5

menyesuaikan diri agar dapat mendominasi bisnis di masa kini dan masa depan.
Ini dibuktikan dengan munculnya toko-toko online (baik itu marketplaces maupun
platform online) yang mulai merajalela di berbagai belahan dunia.
Teknologi bisa mendorong masyarakat agar semakin berinovasi dan
berkembang sehingga bisa beradaptasi pada era yang serba canggih ini. Dengan
ini, para pelaku bisnis terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat
mengambil kesempatan tersebut untuk memperluas jangkauan usaha agar
memperoleh lebih banyak pelanggan hingga keuntungan yang didapat semakin
banyak.
Pada saat ini para pelaku UMKM telah banyak menggunakan teknologi
informasi sebagai bagian dari usaha mereka, dengan kehadiran media sosial
seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp dapat mempermudah pelaku UMKM
untuk mempromosikan hasil produksi mereka secara lebih luas yang menghemat
waktu dan biaya, serta mempermudah produsen berinteraksi dengan konsumen
secara langsung.
Perkembangan UMKM di Sulawesi Tenggara (Sultra) sebenarnya mampu
mendorongan perekonomian daerah terutama dalam membuka lapangan
pekerjaan, tetapi pengembangan UMKM khususnya oleh para pelaku usaha
cenderung latah, disebabkan memiliki satu jenis usaha yang sama sesuai dengan
jenis usaha yang sedang naik daun pada saat itu. Tidak terdapat diversifikasi usaha
dan inovasi dalam menangkap peluang usaha. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
telah terbukti memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-
upaya peanggulangan masalah-masalah ekonomi. Dan Usaha Kecil yang
dimaksudkan adalah perusahaan atau industry yang memiliki jumlah tenaga kerja
5 sampai dengan 19 orang, sedangkan Usaha Menengah merupakan perusahaan
atau industry yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang (Tambunan,
2009).
Misalnya seperti yang terjadi saat ini di Kota Kendari yang merupakan Ibu
Kota dari Provinsi Sulawesi Tenggara, UMKM di Kota Kendari yang bergerak
dalam berbagai industri senantiasa mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi dalam
beberapa tahun terakhir. Merujuk pada data Dinas Perdagangan, Koperasi dan
6

UKM Kota Kendari, jumlah pelaku UMKM sejauh ini sebanyak 41.985 yang
bergerak pada beragam sektor.
Tabel 1.1
Daftar Rekapan Jumlah UMKM Perkecamatan
Kota Kendari Tahun 2021

UNIT
NO KECAMATAN MENENGA
MIKRO KECIL JUMLAH
H
1 Mandonga 6.428 254 15 6.697
2 Kendari Barat 5.821 84 16 5.921
3 Kadia 4.837. 258 22 5.117
4 Kambu 3.690 77 3 3.770
5 Poasia 3.573 89 4 3.666
6 Wua-Wua 3.513 105 9 3.627
7 Kendari 3.491 31 - 3.522
8 Abeli/Nambo 3.224 49 3 3.276
9 Baruga 3.210 103 7 3.320
10 Puwatu 3.001 63 5 3.069
JUMLAH 40.788 1.113 84 41.985
Sumber : Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Kendari, 2021

Berdasarkan table 1.1 di atas dapat dilihat dari data yang telah diperoleh dari
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kendari, yang menunjukan bahwa
kecamatan Mandonga merupakan kecamatan yang memiliki jumlah UMKM
terbanyak di Kota Kendari dengan jumlah 6.697 unit. Untuk kecamatan yang
memiliki jumlah UMKM terendah yaitu kecamatan Puuwatu dengan jumlah
UMKM sebanyak 3.069 unit.

1.2. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
7

1. Bagaimana pengaruh perkembangan ekonomi digital terhadap pendapatan


UMKM ?
2. Bagaimana pengembangan UMKM berbasis ekonomi digital ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan ekonomi digital terhadap
pendapatan UMKM ?
2. Untuk mengetahui pengembangan UMKM berbasis ekonomi digital ?

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti dalam
pengembangan ilmu ekonomi, khususnya di bidang UMKM. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-
penelitian selanjutnya.
1.4.2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang
referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan untuk
membandingkan teori-teori yang ada dengan kenyataan di lapangan.
Khususnya pada bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
b. Bagi UMKM
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman untuk
memberikan masukan mengenai berbagai pertimbangan pengambilan
kebijakan dalam bidang UMKM dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan ekonomi digital untuk meningkatkan pendapatan
UMKM.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
8

Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan sebagai bahan


pembanding dan bahan pertimbangan untuk penelitian yang akan dating
dengan topik yang sama.
9

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Agar lebih terarahnya pembahasan dalam penelitian ini serta untuk


membatasi ruang lingkup penelitian maka penelitian ini di fokuskan pada
perkembangan ekonomi digital terhadap pendapatan UMKM, dan pengembangan
UMKM berbasis ekonomi digital.
10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1.6. Landasan Teori


1.6.1. Ekonomi Digital
a) Pengertian Ekonomi Digital
Konsep ekonomi digital pertama kali dikemukakan oleh Don Tapscott (The
Digital Economy, 1998:32), merupakan suatu sosiopolitik dan sistem ekonomi
dengan karakteristik sebagai ruang intelijen, meliputi berbagai akses instrumen
informasi, kapasitas informasi, dan pemrosesan informasi. Pengolahan ekonomi
digital yang pertama diidentifikasi adalah industri teknologi, informasi dan
komunikasi (TIK), aktivitas e-commerce, dan distribusi barang dan jasa secara
digital. Konsep ekonomi digital yang dikemukakan oleh Don Tapscott adalah
sistem ekonomi yang kompleks dan merupakan fenomena yang baru muncul
terkait aspek-aspek ekonomi mikro, makro, serta teori organisasi dan administrasi
(Setiawan, 2018).

Amir Hartman mendefinisikan ekonomi digital sebagai media virtual dimana


bisnis dilakukan, nilai dibuat dan dipertukarkan, transaksi terjadi, hubungan
perseorangan menggunakan inisiatif internet sebagai sarana pertukaran (Hartman,
2000).
Zimmerman (Zimmerman, 2000), konsep ekonomi digital merupakan sebuah
konsep yang sering digunakan untuk menjelaskan dampak global terhadap
pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berdampak
pada kondisi sosial-ekonomi. Konsep ini menjadi sebuah pandangan tentang
interaksi antara perkembangan inovasi dan kemajuan tekologi yang berdampak
pada ekonomi makro maupun mikro. Sektor yang dipengaruhi meliputi barang
dan jasa saat pengembangan, produksi, penjualan atau suplainya tergantung
kepada sejauh mana teknologi digital dapat menjangkau.

Musafak (2012) juga menjelaskan definisi ekonomi digital versi Encarta


Dictionary yaitu “Business transactions on the internet: the marketplace that

10
11

exists on the internet”. Pengertian ekonomi digital lebih memperhatikan transaksi


dan

11
12

pasar yang terjadi di dunia internet. Pengertian yang lebih luas dari sekedar
transaksi atau pasar adalah New Economy menurut PC Magazine yaitu “The
impact of information technology on the economy”. Ekonomi digital menurut PC
Magazine lebih menonjolkan pada penerapan teknologi informasi di bidang
ekonomi. Ekonomi digital adalah sektor ekonomi yang termasuk didalamnya
komoditas dan layanan saat pengembangan, produksi, penjualan atau supply
tergantung kepada platform digital.

Dalam ekonomi digital, perusahaan menawarkan layanan mereka sesuai


dengan layanan layanan tertentu yang sesuai dengan permintaan spesifik tertentu
atau penawaran khusus, penawaran telah dikarakterisasi sebagai penawaran
pribadi dan individu atau pribadi (Bloch et al., 2006). Agar ekonomi digital dapat
memberikan keuntungan kepada masyarakat dan pelaku usaha, maka diperlukan
kerangka regulasi yang tepat sehingga terjadi iklim pasar yang kompetitif dan
seimbang dalam mengembangkan ide untuk menciptakan produk dan inovasi. Ciri
ekonomi digital adalah melakukan perdagangan global dan banyak memotong
rantai intermediary. Diharapkan tidak ada barrier to entry sehingga memberi
keleluasaan partisipasi pasar (Setiawan, 2018).

Budiono (Budiono et.al, 2013) menggambarkan kerangka kerja konsep


kemajuan ekonomi digital di Indonesia dengan beberapa karakteristiknya yang
pertama dari struktur yang pola distribusi perusahaan telah berubah, kedua
bagaimana penciptaan nilai telah terjadi dalam proses ekonomi digital, ketiga
bagaimana disesuaikan tawaran telah dilakukan dalam ekonomi digital. Gambar
2.1 berikut ini mendeskripsikan model kerangka kerja ekonomi digital di
Indonesia menurut Budiono.

Structure

Digital
Economy

Process Product

Gambar 2.1. Model kerangka penerapan ekonomi digital


13

Perkembangan teknologi Indonesia di dunia digital dan internet mulai


menjadi perhatian khusus, tren pemasaran telah berubah dari tradisional (offline)
menjadi digital (online). Perubahan tren pemasaran membuat pemasaran produk
dan jasa lebih mudah untuk dikenal, memiliki pangsa pasar yang lebih luas, dan
dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia, bahkan seluruh negara di dunia.
Perkembangan teknologi di Indonesia telah mendorong cara baru dalam segala
aktivitas, seperti munculnya e-commerce, e-library, e-journal, e-medicine,
elaboratory, dan aspek lainnya yang berbasis elektronika (Aryanto, 2011).

b) Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia


Ekonomi digital di Indonesia terus mengalami perkembangan yang cukup
signifikan. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya e-commerce yang mulai
menjamur. Bahkan, banyak di antara mereka yang mampu berkembang cukup
pesat dan berubah menjadi bisnis unicorn.
Memang tak bisa dipungkiri jika digitalisasi ekonomi ini jadi peluang
tersendiri yang cukup menjanjikan bagi para pelaku industri UMKM. Sebab,
UMKM mampu memasarkan produk dan juga jasanya dengan lebih luas, murah,
dan juga mudah. Dengan demikian, UMKM tersebut bisa bertahan, bahkan di
masa krisis yang buruk bagi sebagian besar orang.
Dengan adanya bantuan teknologi digital masa kini, banyak usaha dan bisnis
yang bertahan dan berkembang di jalur masing-masing. Tentu saja, hal ini
berdampak pada penyerapan tenaga kerja sekaligus mengurangi tingkat
pengangguran yang juga turut memengaruhi perekonomian negara.
Dikutip dari website Bank Indonesia (BI), Bank Indonesia bersinergi dengan
Pemerintah serta para pelaku usaha mendorong upaya digitalisasi UMKM
secara end-to-end di berbagai aspek, antara lain dari sisi produksi untuk
meningkatkan produktivitas, memperluas akses pemasaran melalui onboarding,
dan memanfaatkan transaksi pembayaran digital untuk menciptakan UMKM yang
berdaya saing dan berkelas, melalui QRIS yang saat ini telah mencapai 13,4
juta merchant di seluruh Indonesia, dengan 95% merupakan UMKM
(www.bi.go.id).
14

Sebagai regulator, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) telah menginisiasi


akselerasi Transformasi Digital Sektor Jasa Keuangan, yang tertuang dalam
Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2024 dan Roadmap
& Action Plan Inovasi Sektor Jasa Keuangan 2020-2024 (www.ojk.go.id).
Sejak 2021 OJK telah menyiapkan sejumlah inisiatif strategis untuk
menghadapi berbagai perkembangan dan tantangan di sektor jasa keuangan. Salah
satu yang menjadi prioritas adalah percepatan digitalisasi serta optimalisasi
ekosistem digital, dan peningkatan literasi digital.
Sebagai wujud nyata dalam mendorong perkembangan ekonomi digital dan
digitalisasi UMKM di Indonesia, Pemerintah melalui Kemenko Perekonomian
tengah mengembangkan Strategi nasional (Stranas) Ekonomi Digital.
Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) sebagai wadah dari pelaku industri
fintech di Indonesia menyambut baik penyusunan Stranas tersebut, sekaligus
menandatangani perjanjian kerja sama Pengembangan Ekonomi Digital Nasional
melalui Pemanfaatan Layanan Keuangan Digital (www.kominfo.go.id).
Perkembangan ekonomi digital memberikan tantangan tersendiri terhadap
UMKM, yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Hal ini
dikarenakan kurangnya kemampuan UMKM dalam memanfaatkan teknologi
digital, baik dalam memasarkan produknya maupun untuk kegiatan-kegiatan
lainnya. Selain itu juga keterbatasan infrastruktur dan tenaga kerja yang kurang
terampil masih menjadi kendala bagi perkembangan ekonomi digital nasional.

c) Karakteristik Ekonomi Digital


Untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan dalam ekonomi digital,
para pemain perlu memahami karakteristik dari konsep yang menjadi landasan
karena sangat berbeda dengan ekonomi klasik yang selama ini dikenal. Tidak
jarang bahwa perusahaan harus melakukan transformasi bisnis agar dapat secara
optimal bermain di dalam arena ekonomi digital. Hal ini disebabkan karena untuk
mengimplementasikannya, diperlukan model bisnis yang sama sekali baru. Bagi
perusahaan baru (start‐up company), untuk terjun ke bisnis ini biasanya lebih
mudah dibandingkan dengan perusahaan yang telah lama berdiri. Statistik
menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan lama yang ingin memanfaatkan
15

keberadaan ekonomi digital harus mengadakan perubahan mendasar pada proses


bisnisnya secara radikal (business process reengineering) (Indrajit, 2013).

Don Tapscott menemukan dua belas karakteristik penting dari ekonomi


digital yang harus diketahui dan dipahami oleh para praktisi manajamen, yaitu:
Knowledge, Digitazion, Virtualization, Molecularization, Internetworking,
Disintermediation, Convergence, Innoavation, Prosumption, Immediacy,
Globlization, dan Discordance. Berikut adalah penjelasan singkat dari masing‐
masing aspek terkait (Tapscott, 1996).
a) Knowledge
Knowledge atau pengetahuan merupakan jenis sumber daya terpenting yang
harus dimiliki organisasi. Mengingat bahwa pengetahuan melekat pada otak
manusia, maka faktor intelegensia dari sumber daya manusia yang dimiliki
perusahaan merupakan penentu sukses tidaknya organisasi tersebut dalam
mencapai obyektifnya. Pengetahuan kolektif inilah yang merupakan value dari
perusahaan dalam proses penciptaan produk dan jasa. Di samping itu, kemajuan
teknologi telah mampu menciptakan berbagai produk kecerdasan buatan
(artificial intelligence) yang pada dasrnya mampu membantu manajemen dan staf
perusahaan untuk meningkatkan kemampuan intelegensianya (knowledge
leveraging). Contoh produk perangkat lunak dan perangkat keras yang dapat
menjadi sistem penunjang pengambilan keputusan adalah decision support system
dan expert system. Konsep knowledge management akan menjadi kunci
keberhasilan sebuah perusahaan di era evolusi industri 4.0.
b) Digitization
Digitazion merupakan suatu proses transformasi informasi dari berbagai
bentuk menjadi format digit “0” dan “1” (bilangan berbasis dua). Walaupun
konsep tersebut sekilas nampak sederhana, namun keberadaannya telah
menghasilkan suatu terobosan dan perubahan besar di dalam dunia transaksi
bisnis. Lihatlah bagaimana bentuk gambar dua dimensi seperti lukisan dan foto
telah dapat direpresentasikan ke dalam format kumpulan bit sehingga dapat
dengan mudah disimpan dan dipertukarkan melalui media elektronik. Hal ini tentu
saja telah dapat meningkatkan efisiensi perusahaan karena mengurangi biaya‐
16

biaya terkait dengan proses pembuatan, penyimpanan, dan pertukaran media


tersebut. Bahkan teknologi terakhir telah dapat melakukan konversi format analog
video dan audio ke dalam format digital. Kemajuan teknologi telekomunikasi
yang memungkinkan manusia untuk saling bertukar informasi secara cepat
melalui email ke seluruh penjuru dunia semakin memudahkan proses pengiriman
dan pertukaran seluruh jenis informasi yang dapat di‐digitasi. Dengan kata lain,
jika produk dan jasa yang ditawarkan dapat direpresentasikan dalam bentuk
digital, maka perusahaan dapat dengan mudah dan murah menawarkan produk
dan jasanya ke seluruh dunia. Electronic publishing, virtual book store, internet
banking, dan telemedicine merupakan contoh berbagai produk dan jasa yang
dapat ditawarkan di internet.
c) Virtualization
Berbeda dengan menjalankan bisnis di dunia nyata dimana membutuhkan
aset‐aset fisik semacam gedung dan alat‐alat produksi, di dunia maya dikenal
istilah virtualiasasi yang memungkinkan seseorang untuk memulai bisnisnya
dengan perangkat sederhana dan dapat menjangkau seluruh calon pelanggan di
dunia. Di dalam dunia maya, seorang pelanggan hanya berhadapan dengan sebuah
situs internet sebagai sebuah perusahaan (business to consumer), demikian pula
relasi antara berbagai perusahaan yang ingin saling bekerja sama (business to
business). Dalam menjalin hubungan ini, proses yang terjadi lebih pada transaksi
adalah pertukaran data dan informasi secara virtual, tanpa kehadiran fisik antara
pihak‐pihak atau individu yang melakukan transaksi. Dengan kata lain, bisnis
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja selama 24 jam per ‐hari dan 7 hari
seminggu secara on‐line dan real time.
d) Molecularization
Organisasi yang akan bertahan dalam era ekonomi digital adalah yang
berhasil menerapkan bentuk molekul. Bentuk molekul merupakan suatu sistem
dimana organisasi dapat dengan mudah beradaptasi dengan setiap perubahan
dinamis yang terjadi di lingkungan sekitar perusahaan. Seperti diketahui, pada
masa ini mayoritas organisasi dikelola dengan menggunakan konsep struktur
hirarkis atau yang lebih maju lagi struktur matriks. Kedua konsep ini sangat
17

rentan terhadap perubahan sehingga akan memperlambat gerak perusahaan dalam


menyesuaikan diri dengan perkembangan pasar. Satu hal yang harus diingat
adalah bahwa terjun ke dunia maya berarti berhadapan head ‐to ‐head dengan
perusahaan‐perusahaan di seluruh dunia. Perilaku mereka setiap hari akan sangat
mempengaruhi struktur pasar dan industri terkait yang seringkali akan merubah
berbagai kondisi. Hal ini tentu saja merupakan manifestasi dari persaingan bebas
dan ketat yang terjadi disamping merupakan strategi untuk memenangkan
rivalitas. Dengan kata lain, perubahan merupakan proses wajar yang harus
dilakukan oleh perusahaan. Charles Darwin mengatakan bahwa bangsa yang akan
bertahan bukanlah yang paling besar atau paling kuat, melainkan yang paling
mampu beradaptasi dengan perubahan.
e) Internetworking
Tidak ada perusahaan yang dapat bekerja sendiri tanpa menjalin kerja sama
dengan pihak‐ pihak lain, demikian salah satu prasyarat untuk dapat berhasil di
dunia maya. Berdasarkan model bisnis yang dipilih, perusahaan terkait harus
menentukan aktivitas inti‐nya (core activity) dan menjalin kerja sama dengan
institusi lain untuk membantu melaksanakan proses‐proses penunjang (supporting
activities). Contoh dari pihak‐pihak yang umum dijadikan sebagai rekanan adalah
vendor teknologi, content partners, merchants, pemasok (supplier), dan lain
sebagainya. Konsep bisnis yang ingin menguasai sumber daya sendiri dari hulu ke
hilir tidak akan bertahan lama di dalam ekonomi digital.
f) Disintermediation
Ciri khas lain dari arena ekonomi digital adalah kecenderungan berkurangnya
mediator (broker) sebagai perantara terjadinya transaksi antara pemasok dan
pelanggan. Contohnya mediator‐mediator dalam aktivitas ekonomi adalah
wholesalers, retailers, broadcasters, record companies, dan lain sebagainya.
Perusahaan‐perusahaan klasik yang menggantungkan diri sebagai mediator
dengan sendirinya terpaksa harus gulung tikar dengan adanya bisnis internet.
Pasar bebas memungkinkan terjadinya transaksi antar individu tanpa harus
melibatkan pihak‐pihak lain.
g) Convergence
18

Kunci sukses perusahaan dalam bisnis internet terletak pada tingkat


kemampuan dan kualitas perusahaan dalam mengkonvergensikan tiga sektor
industri, yaitu: computing, communications, dan content. Komputer yang
merupakan inti dari industri computing merupakan pusat syaraf pengolahan data
dan informasi yang dibutuhkan dalam melakukan transaksi usaha. Adapun produk
industri communications yang paling relevan adalah infrastruktur teknologi
informasi dan komunikasi sebagai pipa penyaluran data dan informasi dari satu
tempat ke tempat lainnya. Persaingan sesungguhnya terletak pada industri content
yang merupakan jenis pelayanan atau jasa yang ditawarkan sebuah perusahaan
kepada pasar di dunia maya. Ketiga hal di atas merupakan syarat mutlak yang
harus dimiliki dan dikuasai pemakainnya untuk dapat berhasil menjalankan bisnis
secara sukses.
h) Innovation
Aktivitas di internet adalah bisnis 24 jam, bukan 8 jam seperti layaknya
perusahaan‐ perusahaan di dunia nyata. Keunggulan kompetitif (competitive
advantage) sangat sulit dipertahankan mengingat apa yang dilakukan seseorang
atau perusahaan internet lain sangat mudah untuk ditiru. Oleh karena itulah
inovasi secara cepat dan terus‐menerus dibutuhkan agar sebuah perusahaan dapat
bertahan. Manajemen perusahaan harus mampu menemukan cara agar para
pemain kunci di dalam organisasi (manajemen dan staf) dapat selalu berinovasi
seperti layaknya perusahaan‐perusahaan di Silicon Valley. Konsep learning
organization patut untuk dipertimbangkan dan diimplementasikan di dalam
perusahaan.
i) Prosumption
Di dalam ekonomi digital batasan antara konsumen dan produsen yang
selama ini terlihat jelas menjadi kabur. Hampir semua konsumen teknologi
informasi dapat dengan mudah menjadi produsen yang siap menawarkan produk
dan jasanya kepada masyarakat dan komunitas bisnis. Contohnya adalah
seseorang yang harus membayar 5 dolar US untuk mendapatkan akses ke dalam
sebuah sistem mailing list. Kemudian yang bersangkutan membuat sebuah
komunitas mailing list dimana setiap anggotanya harus membayar 1 dolar US
19

kepadanya. Dalam waktu singkat yang bersangkutan telah dapat memperoleh


untung dari usaha kecil tersebut. Dalam konteks ini, individu yang bersangkutan
dikategorikan sebagai prosumer.

j) Immediacy
Di dunia maya, pelanggan dihadapkan pada beragam perusahaan yang
menawarkan produk atau jasa yang sama. Dalam memilih perusahaan, mereka
hanya menggunakan tiga kriteria utama. Secara prinsip mereka akan mengadakan
transaksi dengan perusahaan yang menawarkan produk atau jasanya secara
cheaper, better, dan faster dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Mengingat
bahwa switching cost di internet sangat mudah dan murah, maka pelanggan akan
terus menerus mencari perusahaan yang paling memberikan benefit tertinggi
baginya. Melihat hal inilah maka perusahaan harus selalu peka terhadap berbagai
kebutuhan pelanggan yang membutuhkan kepuasan pelayanan tertentu.
k) Globalization
Esensi dari globalisasi adalah runtuhnya batas‐batas ruang dan waktu (time
and space). Pengetahuan atau knowledge sebagai sumber daya utama, tidak
mengenal batasan geografis sehingga keberadaan entitas negara menjadi kurang
relevan di dalam menjalankan konteks bisnis di dunia maya. Seorang kapitalis
murni akan cenderung untuk melakukan bisnisnya dari sebuah tempat yang murah
dan nyaman, menjual produk dan jasanya kepada masyarakat yang kaya, dan hasil
keuntungannya akan ditransfer dan disimpan di bank yang paling aman dan
memberikan bunga terbesar. Segmentasi market yang selama ini sering dilakukan
berdasarkan batas‐batas waktu dan ruang pun harus didefnisikan kembali
mengingat bahwa seluruh masyarakat telah menjadi satu di dalam dunia maya,
baik komunitas produsen maupun konsumen.
l) Discordance
Ciri khas terakhir dalam ekonomi digital adalah terjadinya fenomena
perubahan struktur sosial dan budaya sebagai dampak konsekuensi logis
terjadinya perubahan sejumlah paradigma terkait dengan kehidupan sehari ‐hari.
Semakin ringkasnya organisasi akan menyebabkan terjadinya pengangguran
20

dimana‐mana, mata pencaharian para mediator (brokers) menjadi hilang, para


pekerja menjadi workoholic karena persaingan yang sangat ketat, pengaruh
budaya barat sulit untuk dicegah karena dapat diakses bebas oleh siapa saja
melalui internet, dan lain sebagainya merupakan contoh fenomena yang terjadi di
era ekonomi digital. Ketidaksiapan sebuah organisasi dalam menghadapi segala
kemungkinan dampak negatif yang timbul akan berakibat buruk (bumerang) bagi
kelangsungan hidup perusahaan.

d) Jenis-Jenis Ekonomi Digital


Saat ini, ekonomi digital di Indonesia sudah semakin dikembangkan dan
diintegrasikan oleh pemerintah melalui berbagai jenis peraturan serta workshop.
Kendati demikian, praktik digitalisasi ekonomi tersebut sudah lama berlangsung
di negeri ini. Berikut ini beberapa contohnya:
1. Bidang Perbelanjaan
Pada era digitalisasi, membeli sesuatu tidak perlu repot datang mengunjungi
gerai toko secara langsung, hanya cukup mengakses aplikasi marketplace di
dalam genggaman seperti Shopee, Tokopedia, Lazada atau Bukalapak untuk
membeli barang yang kamu inginkan.
2. Bidang Transportasi
Ekonomi digital dalam dunia transportasi, contohnya ialah tiket yang dijual
secara online melalui aplikasi Go-jek, Traveloka, Tiket.com menjadi andalan
Anda untuk bertransportasi dalam dan antar kota maupun negara lainnya dengan
memesan ojek, mobil, kereta maupun pesawat.
3. Bidang Sistem Pembayaran
Ekonomi digital juga memberikan kemudahan pengguna dalam bertransaksi
sehari-hari. Adanya dompet dan bank online seperti QRIS, Go-Pay, OVO dan
DANA menyederhanakan kegiatan pembayaran barang maupun jasa yang
diperlukan.
Menariknya, kamu bisa mendapatkan diskon dan cashback jika melakukan
pembayaran secara cashless dengan aplikasi dompet digital ini. Kamu bisa
mencari tahu promo yang sedang berlangsung di aplikasi dompet digital
kesayanganmu.
21

4. Bidang Investasi
Investasi menjadi lebih praktis dengan keberadaan ekonomi digital. Investasi
dalam ekonomi digital adalah kegiatan menanam modal melalui aplikasi dalam
gadget smartphone Anda. Hal ini tentu memudahkan masyarakat luas untuk
memulai upaya menabung mereka.
Ada banyak investasi yang bisa dilakukan dengan berkembangnya ekonomi
digital. Kamu bisa menabung emas dan menyalurkan modal usaha
P2P lending melalui aplikasi di smartphone. Selain itu, kamu juga bisa dengan
mudah investasi saham dan reksa dana dengan memanfaatkan digitalisasi
ekonomi.
Salah satu contoh dalam bidang investasi adalah aplikasi Ajaib. Dengan
menggunakan aplikasi Ajaib, kamu bisa melakukan transaksi pembelian dan
penjualan saham dan reksadana dengan mudah.

e) Kekuatan dan Kelemahan Ekonomi Digital


1. Kekuatan Ekonomi Digital
E-enterpreneurship atau dapat disebut wirausaha berbasis teknologi memiliki
banyak kelebihan dalam efisiensi selama kegiatan usaha berlangsung. Adanya
peran internet di dalam E-enterpreneurship menjadikan usaha dapat lebih inovatif
dan kreatif terutama dalam hal pemasaran produk dengan e-commerce. Ditambah
adanya peran media sosial seperti line, Instagram, dan sebagainya dapat
menjadikan stimulus pemasaran usaha. Keunggulan lain adanya peran media
sosial adalah wirausahawan dapat secara langsung menanggapi kritik dan saran
terkait produk yang dipasarkan sehingga mempermudah evaluasi. Adapun
beberapa pengaruh internet dalam keberlangsungan E-enterpreneurship adalah
sebagai berikut. Menurut Onggo ada beberapa hal (Maghfuri & Mada, 2017) :
a) Internet meningkatkan kepuasan konsumen.
b) Internet membantu dalam networking dan penjualan.
c) Internet mempermudah transaksi pembayaran.
d) Internet membantu pemasaran produk.
e) Internet membantu perekrutan tenaga kerja kompeten.
22

Melihat tren penggunaan teknologi di Indonesia yang terus meningkat,


keberlangsungan E-enterpreneurship tersebut diharapkan mampu memicu
wirausahawan baru dalam merintis usaha. Dengan demikian, wirausaha yang ada
di Indonesia mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kearah positif.
23

2. Kelemahan Ekonomi Digital


Menurut Latief Kesiapan sumberdaya manusia (SDM) di Indonesia dalam
mencapai target perkembangan ekonomi masih banayak memiliki kendala.
Indonesia masih kekurangan sumberdaya manusia (SDM) yang kompeten dalam
pemenuhan target tersebut. Kesiapan SDM menjadi masalah serius dalam
mewujudkan misi ekonomi digital sebab dalam praktiknya, aktivitas
perekonomian digital didominasi oleh kinerja brainware (SDM) dan teknologi.
Khususnya dalam bidang entrepreneur, Indonesia masih kekurangan jumlah
wirausaha. Menurut Kotler dan Armstrong ada beberapa kekurangan ekonomi
digital :
a) Kelemahan Kurangnya pemahaman dan pengalaman pelaku UKM dalam
menggunakan teknologi digital menghambat pengembangan usaha, mulai
dari rendahnya penguasaan hardware hingga software ataupun aplikasi.
b) Infrastruktur informasi dan teknologi belum memadai, khususnya di
daerah pedesaan.
c) Kebanyakan pelaku usaha mikro masih terkendala dalam hal permodalan.
d) Ketidakstabilan kualitas produk.

1.6.2. Pendapatan Usaha


1. Pengertian Pendapatan
Secara umum pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh suatu
perusahaan dari suatu aktivitas yang dilakukannya dan kebanyakan aktivitas
tersebut adalah aktivitas penjualan produk atau penjualan jasa kepada konsumen.
Kata pendapatan dalam dunia bisnis atau dalam perhitungan akuntansi tidaklah
asing,dalam perhitungan akuntansi pendapatan yang sudah dikurangi hutang,
pengeluaran biaya-biaya lain dan pajak adalah suatu keuntungan atau lababersih
yang diterima (Gustina, Novita, & Triadi, 2022).
Pendapatan ialah faktor krusial bagi setiap manusia di dunia ini, pendapatan
sangat berpengaruh bagi keseluruhan hayati suatu usaha. Kemampuan suatu
perjuangan buat sangat berpengaruh dengan seberapa akbar pendapatan
perjuangan tadi diperoleh. Pada kamus besar bahasa Indonesia pendapatan
merupakan hasil kerja (usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam
24

kamus menajemen ialah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan
organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos, serta laba.
Menurut Abdullah pendapatan dibagi menjadi dua yaitu pendapatan
perorangan dibedakan atas pendapatan asli dan pendapatan turunan. Pendapatan
asli adalah pendapatan yang diterima oleh setiap orang yang langsung turut serta
dalam proses produksi barang. Sedangkan pendapatan turunan merupakan
pendapatan dari golongan penduduk lainnya yang tidak langsung turut dan dalam
proses produksi.(Sosial, Mankiw, N, Ananda, & Pelana, n.d.)

Menurut ilmu ekonomi, pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat


dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan
yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Definisi pendapatan
menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harga
kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada jumlah nilai stats
pada akhir periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah kenaikan harta
kekayaan karena perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal
dan utang.
Menurut Sadono Sukirno “pendapatan usaha merupakan keuntungan”.
Keuntungan ditentukan oleh pengurangan berbagai biaya yang dikeluarkan oleh
hasil penjualan yang diperoleh. Istilah pendapatan digunakan ketika berkaitan
dengan aliran penghasilan pada jangka waktu tertentu yang berasal dari
penyediaan faktor produksi (modal, tenaga kerja, dan sumber daya alam) masing-
masing dalam bentuk upah, sewa, dan bunga (Gonibala, 2019).
Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik, Adam Smith dan David Ricardo,
distribusi pendapatan dibagi menjadi tiga kelas sosial utama yaitu pekerja, pemilik
modal, dan tuan tanah. Ketiganya menentukan tiga faktor produksi yaitu tenaga
kerja, modal, dan tanah. Penghasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai
pendapatan setiap keluarga terlatih terhadap pendapatan nasional. Teori mereka
meramalkan bahwa begitu masyarakat semakin maju, keadaan tuan tanah akan
relatif lebih baik, dan keadaan kapitalis (pemilik modal) akan lebih buruk.
25

Menurut Keynes pendapatan yaitu perubahan pada jumlah faktor produksi


yang digunakan dan perubahan kemampuan setiap unit faktor produksi tersebut
menghasilkan pendapatan. Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor
produksi yang dimiliki kepada sektor produksi.
Menurut Sumitro dalam Nababan (2009:16), ada dua cabang teori utama
dalam ilmu ekonomi modern, yaitu teori harga dan teori pendapatan. Teori
pendapatan termasuk dalam ekonomi makro, yaitu teori yang mempelajari hal-hal
penting, seperti: 1) perilaku jutaan rupiah dalam belanja konsumen, 2) investasi
dunia usaha, 3) pengeluaran pemerintah.
Pendapatan merupakan unsur terpenting dari perusahaan karena pendapatan
akan menentukan kemajuan suatu perusahaan. Tanpa adanya pendapatan mustahil
akan memperoleh penghasilan atau earnings. Oleh sebab itu, perusahaan harus 25
melakukan yang terbaik agar dapat memperoleh penghasilan yang diharapkan
dengan menggunakan sumber daya yang ada seraca seefektif mungkin. Dalam
menentukan pendapatan seorang pedagang atau pengusaha, dibutuhkan beberapa
faktor seperti: kepentingan pengusaha, modal, keuntungan, waktu yang pasti,
lingkungan, tenaga kerja, pendidikan, dan pengalaman berdagang (Kasmir, 2006).
Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh
seseorang dalam suatu periode dengan mengharap keadaan yang sama pada akhir
periode seperti kedaan semula. Pengertian tersebut tidak menitik beratkan pada
total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi suatu periode. Pada hakekatnya
pendapatan adalah penerimaan atau balas jasa dari faktor-faktor produksi.
Penerimaan adalah penerimaan produsen dalam bentuk uang yang diperoleh dari
hasil penjualan barang yang di produksi.
2. Konsep Pendapatan
Pendapatan merupakan unsur terpenting dalam sebuah perusahaan karena
pendapatan akan menentukan maju mundurnya sebuah perusahaan. Oleh karena
itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh
pendapatan yang diharapkan karena menggunakan sumber yang ada dalam
perusahaan dengan seefisien mungkin.
26

Pendapatan adalah suatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa
adanya pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings. Pendapatan
adalah hasil yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut
penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga deviden, loyality dan sewa. Pendapatan
selain itu juga dapat didefinisikan sebagai penghasilan dari usaha pokok
perusahaan atau penjualan barng atas jasa diikuti biaya-biaya sehingga diperoleh
laba kotor.
Konsep perhitungan pendapatan menurut Sukirno (Aghogho, Kalangi, &
Kindangen, 2021), dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu :
1. Production approach (pendekatan produksi), adalah menghitung
seluruh nilai tambah produksi barang atau jasa yang dihasilkan dalam
ukuran waktu tertentu.
2. Income approach (pendekatan pendapatan), adalah menghitung
seluruh nilai balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi dalam
ukuran waktu tertentu.
3. Expenditure approach (pendekatan pengeluaran), adalah menghitung
seluruh pengeluaran dalam kurun waktu tertentu.
3. Sumber dan Jenis-Jenis Pendapatan
Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa
termasuk pengangkutan dan proses penyimpanan (earning proces). Dalam
perusahaan dagang, pendapatan timbul dari penjualan barang dagang. Pada
perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan jasa kepada pihak lain.
Sedangkan Pada perusahaan manufaktur, pendapatan diperoleh dari penjualan
produk selesai (Aghogho et al., 2021).
Menurut Baridwan (Ham, Karamoy, & Alexander, 2018), sumber pendapatan
dapat diketahui melalui beberapa aspek dimana dapat dijabarkan menjadi tiga
sumber pendapatan, yaitu:
1. Pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari aktivitas
utama perusahaan.
2. Pendapatan non operasional, yaitu pendapatan yang tidak terkait
dengan aktivitas perusahaan.
27

3. Pendapatan luar biasa (extra ordinary), yaitu pendapatan yang tidak


terduga dimana pendapatan ini tidak sering terjadi dan biasanya
diharapkan tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.
Menurut Ardiansyah (2016), pendapatan dibagi menjadi dua, yaitu
pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor merupakan pendapatan
yang diperoleh dari hasil penjualan produk atau besar penjualan. Pendapatan
bersih merupakan pendapatan yang diperoleh dari penerimaan hasil penjualan
dikurangi pembelian bahan, retribusi, biaya transportasi, dan biaya konsumsi atau
pendapatan total dimana total dari penerimaan (revenue) dikurangi total biaya
(cost). Besarnya pendapatan kotor, akan berpengaruh langsung terhadap
pendapatan bersih per hari.
Secara garis besar, pendapatan dibagi menjadi tiga golongan
(Boediono,2013) yaitu sebagai berikut :
1. Gaji dan upah, adalah imbalan yang didapatkan setelah seorang tersebut
menyelesaikan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu
hari, satu minggu ataupun satu bulan.
2. Pendapatan dari usaha sendiri, adalag nilai total hasil produksi yang telah
dikurangi dengan biaya-biaya yang sudah terbayar, dan usaha ini termasuk
usaha milik sendiri atau keluarga dengan tenaga kerja yang berasal dari
anggota keluarga sendiri serta nilai sewa kapital milik sendiri dan seluruh
biaya ini biasanya tidak ikut serta diperhitungkan.
3. Pendapatan dari usaha lain, adalah pendapatan yang didaptkan tanpa
mencurahkan tenaga kerja dan ini biasanya merupakan pendapatan sampingan
yang antara lain, pendapatan dari hasil menyewakan aset yang dimiliki seperti
rumah, ternak dan barang lain, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain,
pendapatan dari pension dan lain-lain.
Adapun indikator dari pendapatan usaha adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan dapat mempengaruhi kebutuhan keluarga.
2. Dengan keuntungan maksimal kesejahteraan akan ikut meningkat.
3. Rata-rata penerimaan dari penjualan/hari.
4. Pendapatan usaha selalu memenuhi target yang ditetapkan.
28

5. Terjadi peningkatan setiap tahunnya.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM) antara lain yaitu:
a) Permintaan
Permintaan menunjukkan jumlah produk yang diinginkan dan mampu dibeli
konsumen pada berbagai kemungkinan harga selama jangka waktu tertentu, dan
hal lain diasumsikan konstan. Hukum permintaan menyatakan bahwa jumlah
barang yang diminta dalam suatu periode waktu tertentu berubah berlawanan
dengan harganya, jika hal tertentu berubah berlawanan dengan harganya, jika hal
lain di asumsikan konstan (Nicholson, 2011). Kurva permintaan mengisolasi
hubungan antara harga dan jumlah yang diminta atas suatu barang, bila faktor lain
yang dapat mempengaruhi permintaan tidak mengalami perubahan. Faktor lain
yang bisa mempengaruhi permintaan antara lain pendapatan konsumen, harga
barang yang berkaitan, ekspektasi konsumen, jumlah dan komposisi konsumen di
pasar, dan selera konsumen
b) Penawaran
Penawaran adalah hubungan antara harga dan jumlah barang yang
ditawarkan. Secara lebih spesifik, penawaran menunjukkan seberapa banyak
produsen suatu barang mau dan mampu menawarkan ke periode pada berbagai
kemungkinan tingkat harga, hal lain diasumsikan konstan. Hukum penawaran
menyatakan bahwa jumlah yang ditawarkan biasanya secara langsung
berhubungan dengan harganya, hal lain diasumsikan konstan.
c) Tenaga Kerja
Tenaga kerja bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam
perekonomian, akan tetapi tenaga kerja juga meliputi keahlian dan keterampilan
yang mereka miliki . Dari segi keahlian dan pendidikan tenaga kerja dibedakan
menjadi 3 golongan (Gestry, Butarbutar, Any, Dan, & Aqualdo, 2017), yaitu:
29

1. Tenaga kerja kasar merupakan tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau
rendah tingkat pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam bidang
pekerjaan.
2. Tenaga kerja terampil merupakan tenaga kerja yang memiliki keahlian dari
pelatihan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu, dan
ahli mereparasi TV dan radio.
3. Tenaga kerja terdidik merupakan tenaga kerja yang memiliki pendidikan
cukup dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli
ekonomi, dan insinyur.

d) Modal
Modal adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menjalankan suatu
usaha perusahaan. Modal juga didapat dari dalam perusahaan atau penambahan
dari pihak pemilik perusahaan dan juga pemilik lain. Modal juga merupakan
segala sesuatu yang diberikan dan dialokasikan dalam suatu usaha. Kegiatan
perekonomian dalam memproduksi memerlukan barang modal. Dalam
perekonomian primitif sekalipun, barang modal diperlukan. Modernisasi
perekonomian tidak akan berlaku tanpa barang barang modal yang kompleks dan
sangat tinggi produktivitasnya (Anoraga, 2010).
e) Lama Usaha
Lama usaha merupakan lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan
yang sedang dijalani saat ini. Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan
pengalaman berusaha. Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan, lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan
mempengaruhi produktivitasnya sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu
menekan biaya produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan. Semakin lama
menekuni bidang usaha perdagangan akan semakin meningkatkan pengetahuan
tentang selera atau perilaku konsumen (Sukirno, 2002).
f) Lokasi Usaha
Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu faktor penting yang dapat
menunjang keberhasilan usaha. Prinsip dasar pemilihan lokasi usaha adalah
30

tempat tersebut harus strategis. Tempat yang strategis tidak harus berada di lokasi
yang ramai dengan aktivitas orang. Tempat yang sepi dan jauh dari keramaian
terkadang disebut strategis untuk usaha tertentu dengan sasaran konsumen
tertentu. Lokasi usaha sebaiknya tidak terletak di jalur cepat (Wicaksono, 2010).
g) Pasar dan Pemasaran
Pasar adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam menentukan tingkat nilai jual
seperti produk pertanian dan peternakan. Namun pasar sebenarnya mengandung
dua arti, arti fisik dan arti makna. Keduanya tetap sama, yaitu pertemuan antara
pembeli dengan penjual atau lebih inti lagi pertemuan permintaan dan penawaran
(Rasyad, 2011). Upaya melihat suatu pengembangan pasar dimana dapat
dipastikan dengan informasi yang jelas tentang pasar lebih lanjut “dimana
permintaan pasar yang selalu memacu pada jumlah penjual, sedangkan jumlah
konsumen biasanya diasumsikan banyak. Secara umum efek substitusi lebih besar
dibanding dengan efek pendapatan”. Hal ini merupakan karakteristik permintaan
suatu produk oleh seorang konsumen, dimana penjumlahan permintaan semua
individu
h) Teknologi
Pemanfaatan teknologi informasi dalam menjalankan bisnis atau sering
dikenal dengan istilah e-commerce bagi perusahaan kecil dapat memberikan
fleksibilitas dalam produksi. Hal ini memungkinkan pengiriman ke pelanggan
secara lebih cepat untuk produk perangkat lunak, mengirimkan dan menerima
penawaran secara cepat dan hemat, serta mendukung transaksi cepat tanpa kertas.
Pemanfaatan internet memungkinkan UMKM melakukan pemasaran dengan
tujuan pasar global, sehingga peluang menembus ekspor terbuka luas. Disamping
itu biaya transaksi juga bisa diturunkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pemanfaatan TIK bagi UMKM menjadi penting dalam rangka peningkatan
daya saing di pasar global (Asnawi, Mizan, Novita, 2019).

5. Indikator Pendapatan
Becker menyatakan bahwa pendapatan sebagian dari keterampilan,
pengetahuan, dan pelatihan yang dimiliki seseorang, termasuk akumulasi investasi
31

meliputi aktivitas pendidikan, training dan lain-lain. Jacobsen menyatakan bahwa


dengan meningkatnya pengalaman dan hari kerja akan meningkatkan permintaan
dimasa yang akan dating (Jacobsen, David. dkk, 2009). Menurut wetik jam kerja
meliputi: lamanya seseorang mampu bekerja secara baik, hubungan antara waktu
kerja dengan waktu istirahat, jam kerja sehari meliputi: pagi, siang, sore, malam.
Lamanya seseorang mampu bekerja secara baik pada umumnya 6 sampai 8 jam,
sisanya 16-18 jam digunakan untuk keluarga, masyarakat, untuk istirahat dan lain-
lain. Jadi satu minggu seseorang bias bekerja biasanya tidak efisien. Akhirnya
produktivitas akan menurun, serta cendrung timbul kelelahan yang tentunya akan
berpengaruh dengan hasil pendapatan yang akan didapatkanya.

Menurut samuelson (Samuelson, Wiliam, 2004), indikator yang dapat


memaksimumkan penerimaan pendapatan suatu usaha adalah :

1. Modal
Modal adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menjalankan
suatu usaha perusahaan. Modal juga didapat dari dalam perusahaan atau
penambahan dari pihak pemilik perusahaan dan juga pemilik lain. Modal
juga merupakan segala sesuatu yang diberikan dan dialokasikan dalam
suatu usaha. Kegiatan perekonomian dalam memproduksi memerlukan
barang modal. Dalam perekonomian primitif sekalipun, barang modal
diperlukan. Modernisasi perekonomian tidak akan berlaku tanpa barang
barang modal yang kompleks dan sangat tinggi produktivitasnya
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam
perekonomian, akan tetapi tenaga kerja juga meliputi keahlian dan
keterampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikan
tenaga kerja dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu: tenaga kerja kasar,
tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja terdidik (Gestry et al., 2017).
3. Lama Usaha
Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, lama
seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi
32

peoduktivitasnya sehingga dapat menambah efisiensi dan menekan biaya


produktivitas produksi kecil dari pada poenjualan.
4. Jam Kerja Pengusaha
Analisis jam kerja merupakan bagian dari teori ekonomi mikro, khususnya
pada teori penawaran kerja yaitu tentang kesediaan individu untuk bekerja
dengan harapan memperoleh penghasilan atau tidak bekerja dengan
konsekueansi mengorbankan penghasilan yang seharusnya didapat.

1.6.3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


a) Pengertian UMKM
Menurut UUD 1945 kemuadian dikuatkan melalui TAP MPR NO.XVI/MPR-
RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi
rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk
mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang,
dan berkeadilan. Selanjutnya dibuatklah pengertian UMKM melalui UU No.9
Tahun 1999 dan karena keadaan perkembangan yang semakin dinamis dirubah ke
Undang-Undang No.20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah maka pengertian UMKM adalah sebagai berikut:

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau


badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
33

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung


dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.
d. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara
atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan
ekonomi di Indonesia.
e. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan
Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan
berdomisili di Indonesia.
b) Manfaat UMKM
Menurut penelitian yang dilakukan Kadeni & Ninik Srijani (Srijani, 2020)
UMKM memiliki beberapa manfaat yaitu :
a) Penyumbang Terbesar Produk Domestic
Manfaat bisnis sektor UMKM adalah meningkatnya produk yang
dihasilkan oleh dalam negeri. Produk-produk yang ada tidak hanya akan
merambah pasar nasional saja tapi juga produk dalam negeri bisa
merambah pasar internasional. Produk lokal banyak diminati oleh banyak
orang. Contohnya produk kerajinan. Produk kerajinan dari Indonesia juga
banyak yang terkenal sampai di luar negeri
b) Terbukanya Lapangan Pekerjaan
Tidak dapat disangkal lagi bahwa sektor UMKM secara tidak langsung
membuka peluang bagi orang-orang untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini
bisa membantu pemerintah mengurangi jumlah angka pengangguran yang
ada.
c) Solusi Masyarakat Kelas Menengah
Modal yang diperlukan untuk membuka usaha dalam sektor UKM ini
tidaklah susah. Bisa dikatakan mudah. Banyak sudah lembaga pemerintah
yang membantu untuk memberikan bantuan dana modal dengan jumlah
34

nilai kredit yang kecil. Saat ini bank juga memberikan jaminan pinjaman
modal dengan nilai perkreditan yang kecil.
d) Operasional yang Fleksibel
Struktur kepemimpinan dalam sektor UMKM relatif tidak besar. Setiap
kepemimpinan mempunyai wewenang dan tanggung jawab masing-
masing. Tidak hanya itu biasanya untuk bisnis sektor UMKM lebih
cenderung memikirkan selera konsumen dan trend yang berkembang saat
ini
c) Kriteria UMKM
Menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kreteria UMKM dalam
bentuk permodalan adalah sebagai berikut:
a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
- Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau ii.
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah)
- Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
- Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
- Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
- memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
35

- memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua


milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
d) Kekuatan Dan Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM)
1. Kekuatan UMKM
UMKM memiliki kekuatan diantaranya (Rakanita, 2019) :
a) Mengembangkan kreativitas usaha baru dan sumber wirausaha baru
keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini terbukti dapat
mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru.
b) Penyedia lapangan kerja di sektor usaha industri kecil yang mampu
menyerap tenaga kerja hingga 50% tenaga kerja yang tersedia.
c) Keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini terbukti mampu
menciptakan wirausaha baru yang dapat membangkitkan tumbuh
dan berkembangnya wirausaha baru.
d) Mampu diberdayakannya sumber daya alam yang ada di sekitar,
industri kecil sebagian besar dapat memanfaatkan limbah atau hasil
sampai dari industri besar atau industri yang lainnya
e) Kebergantungan usaha besar terhadap usaha kecil.
f) Memiliki potensi untuk berkembang.
2. Kelemahan UMKM
Kelemahan UMKM sebagai berikut (Srijani, 2020) :
a) Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.
b) Terbatasnya area pemasaran produk yang sebagian besar dari
pengusaha Industri Kecil lebih mengutamakan pada aspek produksi
sedangkan untuk fungsi-fungsi pemasaran kurang mempunyai
kemampuan dalam mengaksesnya, khususnya dalam memperoleh
informasi pasar dan jaringan pasar, sebagai konsekuensinya
sebagian besar dari mereka hanya sebagai tukang saja.
c) Konsumen cenderung belum mempercayai kualitas produk industri
kecil.
36

d) Kendala yang sering dihadapi adalah masalah permodalan usaha


dari sebagian besar industri kecil memanfaatkan modal sendiri
yang jumlahnya relatif kecil. Faktor eksternal, merupakan masalah
yang ditimbulkan oleh pihak pengembang dan pembina UMKM.

1.6.4. Tantangan Perkembangan Ekonomi Digital Bagi Pelaku UMKM


Bagi para pelaku ekonomi Indonesia, terutama UMKM, perkembangan
ekonomi digital yang luar biasa pesat sudah tentu menjadi tantangan sekaligus
peluang tersendiri. Berdasarkan Statistik e-commerce BPS Juni 2021, dari 8,2 juta
unit usaha yang disurvei termasuk di dalamnya pelaku UMKM, hanya 29% yang
telah mengintegrasikan usahanya ke dalam e-commerce.
Tantangan bagi UMKM di Tahun 2020 ini tidak hanya karena terjadinya
wabah Covid 19 saja, tapi Tantangan UMKM di tengah masifnya ekonomi digital
yang semakin pesat menuntut para UMKM melek teknologi informasi karena para
pelaku UMKM yang menggunakan jasa internet atau memiliki website masih
belum banyak dan familiar sehingga produk atau layanan UMKM yang
dipasarkan terkadang belum dapat menjangkau pasar-pasar diluar daerah dan
pelosok, serta belum bisa bersaing dengan usaha besar lainnya yang sudah
memiliki marketplace dan mudah mendapatkan pelanggan karena telah dikenal
melalui layanan jasa internet yang tanpa batas dan bisa go-Internasional
(Ekonomi & Borobudur, 2020).
Masyarakat kini tidak lagi asing dengan berbagai perkembangan yang terjadi
di sektor teknologi finansial (tekfin), perdagangan elektronik (e-commerce),
bahkan kehadiran metaverse. Menurut data Google Temasek & Bain, valuasi
ekonomi digital Indonesia bertumbuh 49% di tahun 2021 menjadi US$70 miliar
dan diprediksi menjadi US$146 miliar di tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi
digital yang melesat pesat ini, tidak terlepas dari pertumbuhan e-commerce yang
mencapai 52%, dan layanan transportasi dan antarmakanan yang bertumbuh 36%
di tahun 2021.
, Pada aspek pemasaran dan teknologi para pelaku UMKM mengalami
kendala pengetahuan operasional teknologi itu sendiri. Padahal sudah digembar-
37

gemborkan untuk melakukan penggunaan e-commerce, media sosial, instagram


dan facebook.
Sebenarnya, pemanfaatan teknologi digital, tidak hanya menawarkan peluang
dan keuntungan besar bagi penggunanya. Hal tersebut juga memberikan tantangan
pada semua bidang kehidupan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi,
termasuk komunikasi pemasaran. Kesadaran individu akan keberadaan teknologi
menjadi penting dalam proses penyebaran inovasi di bidang ini. Seluruh aktivitas
ekonomi, termasuk pelaku UMKM dapat berinteraksi dan bertransaksi tanpa batas
ruang dan waktu. Artinya, hadirnya perkembangan teknologi digital
memungkinkan para pelaku UMKM untuk memasarkan produknya secara online.
Berbicara mengenai komunikasi, antara komunikasi dan pemasaran
merupakan dua hal yang saling terhubung. Keduanya memungkinkan perusahaan
maupun pelaku UMKM untuk menghubungkan brand atau Produk mereka
dengan konsumen sehingga dapat menciptakan pengalaman dan membangun
mekanisme pasar baik online maupun offline.
Pelaku UMKM diharuskan dapat fokus melakukan pengembangan strategi
pemasaran dengan menekankan kekuatan hubungan dengan konsumen.
Kemudian, agar UMKM dapat mengikuti perubahan teknologi tersebut, harus
dibuat sistem yang dapat membantu para pelaku UMKM untuk belajar melakukan
teknik komunikasi pemasaran dengan memanfaatkan perkembangan digital.
Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga harus
diupayakan untuk meningkatkan kompetensi pelaku UMKM. Misalnya dengan
mengelola komunikasi yang positif antara konsumen dan penjual.
Adapun kendala UMKM pada transformasi mekanisme usaha yang
bertransformasi kearah perkembangan ekonomi digital yaitu :
1. Kemampuan literasi digital pelaku UMKM dibutuhkan agar sebagai sebuah
sistem usaha, UMKM tidak lagi gagap ketika harus bersaing dan masuk
dalam ekosistem digital yang menjadi bagian dari Revolusi Industri 4.0. Di
Indonesia, keterampilan serta tingkat adopsi teknologi masih menjadi
tantangan utama dalam digitalisasi ekonomi UMKM.
38

2. Dari sisi pembiayaan, hingga saat ini masih banyak pelaku UMKM yang
belum mampu menyusun laporan pembukuan dan administrasi keuangan
yang benar-benar tertata secara digital. Akuntabilitas UMKM seringkali
masih rendah sehingga ketika berhadapan dengan pihak perbankan untuk
mendapatkan pinjaman modal, mereka posisinya lemah.
3. Dari segi produksi, keinginan untuk memperluas pasar ekspor berbasis
digital seringkali terkendala pada kemampuan pelaku UMKM memenuhi
standardisasi produk yang diinginkan. Meski, harus diakui potensi ekonomi
digital yang prospektif untuk diraih sangat besar, mencapai Rp5.400 triliun
hingga tahun 2030. Namun, ketika kemampuan pelaku UMKM untuk
memenuhi standar produk yang diinginkan pasar masih terbatas, maka
peluang itu niscaya akan lewat begitu saja.
4. Keempat, faktor lain yang menghambat aktivitas digital ekonomi, terutama
bagi pelaku UMKM adalah regulasi dan prosedur dalam bisnis lintas batas
(cross border business) yang rumit, mahal dan time-consuming. Ini
termasuk tarif bea cukai dan aktivitas logistik penerimaan dan pengiriman
barang yang membebani.

1.7. Penelitian Terdahulu


Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Amalia Sari (2019), dengan judul
penelitian “Pengaruh Perkembangan Ekonomi Digital Tehadap Pendapatan
Pelaku Usaha UMKM Di Kota Makassar” menggunakan metode analisis
deskriptif kuantitatif, dengan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
ekonomi digital secara signifikan terhadap pendapatan UMKM di Kota Makassar.
Penelitian yang dilakukan oleh Nursyakilah Syikin (2020), dengan judul
penelitian “Pengaruh Perkembangan Ekonomi Digital Terhadap Pendapatan
Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) Kuliner Di Kecamatan Rappocini Kota
Makassar” menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, dengan hasil
penelitian menunjukkan bahwa mayoritas UMKM yang berada di Kecamatan
Rappocini telah menggunakan dan memanfaatkan bagian dari ekonomi digital
untuk kepentingan usahanya.
39

Sebuah skripsi yang berjudul “Peran Eknonomi Digital Sebagai Pendorong


Peningkatan Serapan Tenaga Kerja Dan Pendapatan UMKM Di Kota Makassar”
yang dibuat oleh Rianty Wulandari Putri Kharisma (2021) menggunakan metode
analisis kuantitatif dengan hasil Variabel ekonomi digital berpengaruh terhadap
pendapatan UMKM, Variabel ekonomi digital berpengaruh terhadap serapan
tenaga kerja, Variabel ekonomi digital berpengaruh terhadap pendapatan UMKM
melalui serapan tenaga kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan, Indrawari, dan Ridwan (2021),
dengan judul penelitian “Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Dampak
Implementasi Ekonomi Digital Pada UMKM” menggunakan metode analisis
deskriptif kuantitatif, dengan hasil pada kondisi sebelum covid-19 secara simultan
modal, jumlah karyawan, dan digital capital berpengaruh signifikan terhadap total
pendapatan UMKM. Pada kondisi saat covid-19 melanda secara simultan modal,
dan digital capital berpengaruh siknifikan terhadap total pendapatan UMKM. pada
kondisi saat new normal secara simultan modal, dan digital capital berpengaruh
signifikan terhadap total pendapatan UMKM.
Dini Fitria Ramadani dan Alim Syariati (2020), dengan judul penelitian
“Ekonomi Digital dan persaingan usaha sebagai pendorong pendapatan UMKM di
Kota Makassar” menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dengan hasil studi
mengindikasikan ekonomi digital dan tingkat persaingan berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan UMKM.

1.8. Kerangka Pemikiran


Ekonomi digital merupakan suatu media sarana yang berbasis teknologi,
darinya segala sisi sosial baik dari komunikasi, informasi dan utamanya ekonomi
bisa lebih berjalan maksimal. Para pelaku usaha sudah seharusnya mampu
beradaptasi akan kondisi ini, dimana hal yang serba praktis kini menjadi minat
para kaum millenial untuk berbelanja dan berselancar di media sosial, kondisi
pola konsumsi masyarakat yang sedikit banyaknya dihabiskan dalam aktifitas
transaksi online, seperti halnya memesan makanan lewat GoFood dalam aplikasi
Go-Jek yang tanpa harus lagi mengantri yang memakan waktu cukup lama.
Tentunya ketika ekonomi yang berbasis digital bisa diterapkan oleh para pelaku
40

usaha jangkauan terhadap minat konsumen akan bisa kita capai dengan maksimal
yang secara tidak langsung ketika semakin tepat sasaran kita terhadap konsumen
maka akan terjadi yang namanya transaksi sehingga hal ini mampu meningkatkan
pendapatan para pelaku usaha.
Dimana perkembangan ekonomi digital saat ini lebih memudahkan para
pelaku usaha dalam melakukan pemasaran, mempermudah transaksi dengan
adanya istilah transaksi online, serta meningkatkan penjualan produk yang
otomatis dapat meningkatkan pendapatan bagi suatu usaha(A. Suraida, 2020).
41

Perkembangan Ekonomi Digital

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Bagaimana pengaruh
perkembangan ekonomi Pengembangan UMKM
digital pada pendapatan berbasis ekonomi digital
UMKM

Kuantitatif Deskriptif

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian


BAB III
METODE PENELITIAN

1.9. Lokasi dan Objek Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa UMKM yang ada di Kota
Kendari. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah dan
memperjelas objek yang menjadi sasaran penelitian, objek dalam penelitian ini
adalah pelaku UMKM yang ada di Kota Kendari. Waktu Penelitian ini
dilaksanakan setelah proposal penelitian diseminarkan.
1.10. Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek, yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Adapun
Populasi dalam penelitian ini adalah Pelaku UMKM sebanyak 41.985 UMKM
yang ada di Kota Kendari. Rincian jumlah populasi UMKM berdasarkan kategori
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Jumlah UMKM di Kota Kendari (Unit)
No Kategori Jumlah
UMKM
1 Mikro 40.788
2 Kecil 1.113
3 Menengah 84
Jumlah 41.985
Sumber : Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Kendari, 2021
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik stratified random
sampling adalah cara penarikan sampel untuk populasi yang memiliki
karakteristik heterogen atau karakteristik yang dimiliki populasi bervariasi selain
digunakan untuk populasi mempunyai anggota atau unsur yang berstrata (tingkat).

42
Teknik pengambilan sampel secara stratified random sampling digunakan
dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang representatif dengan melihat

43
44

populasi UMKM berdasarkan Kriteria UMKM di Kota Kendari yaitu Mikro,


Kecil, dan Menengah.
3.3.2 Sampel
Setelah menentukan populasi maka selanjutnya peneliti menentukan sampel.
Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih atau diambil dari suatu populasi.
Peneliti dapat memilih beberapa orang yang dapat mewakili populasi tersebut.
Untuk mengetahui berapa banyak sampel yang diperlukan dalam penelitian ini,
maka digunakan rumus slovin. Rumus slovin yaitu sebuah rumus atau formula
untuk menghitung jumlah sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi
tidak diketahui secara pasti. Dalam rumus Slovin ada ketentuann bahwa nilai
e=0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah kecil dan nilai e = 0,2 (20%) untuk
populasi dalam jumlah besar (sugiyono 2011). Berikut ini rumus slovin :
n
n= 2
1+ N (e )
Keterangan ;
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambil sampel yang
masih bisa ditolerir ; e=20%(0,2)
Berdasarkan rumus Slovin diatas, maka dapat dihitung jumlah sampel :

41.985
n= 2
1+ 41.985(20 % )
n = 24,99
Diperoleh jumlah sampel sebanyak 24,99 digenapkan menjadi 25 UMKM. Untuk
mencari jumlah sampel setiap unit UMKM (Mikro, Kecil, Menengah), Maka
digunakan rumus alokasi Proporsional Stratified Random Sampling
(Demokrawati, 2014).
Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah proporsional random
sampling. Proporsional random sampling merupakan teknik pengambilan sampel
dimana semua anggota mempunyai kesempatan yang sama dijadikan sampel,
sesuai dengan proporsinya banyak sedikit populasi.
45

Berikut ini rumus alokasi Proporsional :

Nn
n h= ×n
N
Keterangan :
nh = Ukuran sampel dari setiap staratum
Nh = Jumlah anggota populasi dari setiap startum
N = Jumlah populasi seluruhnya
N = Jumlah anggota sampel seluruhnya
Maka jumlah anggota sampel berdasarkan unit UMKM adalah :
40.788
n mikro= ×25=24
41.985
1.113
n kecil= ×25=1
41.985
84
n menengah= ×25=0 , 05
41.985
Maka diperoleh sampel sebesar, 24 untuk unit mikro, 1 untuk unit kecil, dan 0
untuk unit menengah.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh sampel per kategori usaha
yaitu usaha mikro sebanyak 24, usaha kecil sebanyak 1 dan usaha menengah
sebanyak 0. Namun, pertimbangan peneliti untuk memperoleh data yang balance
dan representative, maka jumlah sampel pada unit usaha diubah menjadi 10 untuk
unit mikro, 10 untuk unit kecil dan 5 untuk unit menengah, sehingga memenuhi
total sampel rumus slovin sebesar 25 UMKM.

1.11. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
3.3.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan
melalui wawancara secara langsung atau pengisian kuesioner. Dalam penelitian
ini data primer yang dikumpulkan adalah dari angket yang berasal dari obyek
46

yang diteliti yaitu UMKM yang telah menggunakan ekonomi digital di Kota
Kendari.
Data primer berupa data jenis-jenis ekonomi digital yang digunakan oleh
pelaku UMKM, pemanfaatan ekonomi digital dan tantangan penggunaan Fintech
pada UMKM di Kota Kendari. Pengumpulan data primer dilakukan melalui
wawancara terstruktur kepada pelaku UMKM dengan bantuan instrumen
kuesioner.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur maupun
sumber bacaan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan memberikan
gambaran secara umum bagi peneliti. Adapun data sekunder dalam penelitian ini
adalah jumlah pelaku UMKM di Kota Kendari, jenis usaha yang dijalankan,
jumlah tenaga kerja yang digunakan dan alamat UMKM. Data tersebut bersumber
dari Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kota Kendari dan sumber lain yang
berkaitan dengan penelitiaan ini.

1.12. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu:
1.12.1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik operasional yang digunakan untuk
mengumpulkan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis
terhadap objek yang diamati secara langsung. Penulis melakukan observasi ke
tempat usaha para pelaku UMKM yang ada di Kota Kendari untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan dalam penelitian.

1.12.2. Wawancara (Interview)


Wawancara yaitu pengumpulan data yang berasal dari wawancara dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner)
secara langsung kepada pelaku UMKM di Kota Kendari.

1.12.3. Penelitian Kepustakaan (Library Research)


47

Penelitian kepustakaan yaitu guna menunjang pengumpulan data dilapangan,


diperlukan studi kepustakaan dimana digunakan literatur yang berhubungan
dengan judul penelitian.
Teknik pengumpulan data dengan informasi dengan jalan membaca berupa
artikel-artikel, jurnal-jurnal, serta bahan bacaan yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti khususnya masalah-masalah yang berkaitan dengan
penelitian ini.

1.13. Metode Analisis Data


Metode Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan suatu penelitian yang
mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena, peristiwa, gejala, dan
kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis, serta akurat. Fenomena tersebut
berupa bentuk, aktivitas, hubungan, karakteristik, serta persamaan maupun
perbedaan antar fenomena.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dilakukan dengan
melihat persentase pengaruh perkembangan ekonomi digital pada pelaku UMKM
yang ada di Kota kendari. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut.
1. Pengaruh Perkembangan Ekonomi Digital :
Untuk menghitung presentase Tingkat penggunaan Fintech pada UMKM di
Kota Kendari Menggunakan rumus:

%Perkembangan Eknomi Digital= ( UMKM Yang Menggunakan Ekonomi Berbasis Digital


Total Sampel UMKM ) ×100
%

Hasil Presentase digunakan untuk memberikan jawaban atas kelayakan dari


aspek-aspek yang diteliti. Menurut Arikunto (2009: 44) pembagian kategori
kelayakan ada lima. Skala ini memperhatikan rentang dari bilangan presentase.
Nilai maksimal yang diharapkan adalah 100% dan minimum 0%.
Setelah didapatkan persentase jawaban responden selanjutnya diberikan
penafsiran atau penilaian terhadap hasil penelitian. Peneliti menggunakan metode
penafsiran menurut Arikunto (2003) dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
48

Kategori Pengaruh Perkembangan Ekonomi Digital Terhadap Pendapatan


UMKM di Kota Kendari
Kategori Persentase Batas Interval
Sangat
0-20%
Rendah
Rendah 21-40%
Sedang 41-60%
Tinggi 61-80%
Sangat Tinggi 81-100%
Sumber : (Arikunto, 2003)
1.14. Defenisi Operasional Variabel
Definisi operasional penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel
independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen adalah
variabel yang mempegaruhi variabel lain. Variabel independen (bebas) dalam
penelitian ini adalah Ekonomi Digital (X) dan variabel dependen adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah Pendapatan UMKM (Y), masing - masing variabel penelitian diuraikan
sebagai berikut:
a. Ekonomi Digital (X), Segala bentuk aktivitas ekonomi yang
memanfaatkan bantuan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini
termasuk transaksi jual beli, marketing, dan mempengaruhi perekonomian.
Digitalisasi ekonomi ini merupakan suatu terobosan yang baik. Yang
menjadi tolak ukur dari ekonomi digital dalam penelitian ini yaitu
penggunaan teknologi digital sebagai sarana penjualan, produksi, dan
pemasaran.
b. Pendapatan UMKM (Y), adalah Jumlah uang yang diterima oleh
perusahaan atau organisasi dari kegiatan aktivitasnya seperti, penjualan
produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Pendapatan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah Omset penjualan melalui perangkat teknologi digital
dan pendapatan selama pandemi covid-19.
49
50

DAFTAR PUSTAKA

Apjii. Tentang Indonesia Digital Outlook 2022, 27 Februari 2023, From Website :
https://web.apjii.or.id/berita/d/apjii-di-indonesia-digital-outloook-2022_857

Anoraga, Pandji, „Ekonomi Islam Kajian Makro Dan Mikro,(Yogyakarta: PT‟,


Dwi Chandra Wacana, 2010

Asnawi, Mizan, and Novita Anggraini. "Faktor Pengaruh Usaha Bidang Kuliner
Terhadap UMKM Di Kota Pekanbaru." Al-Amwal 8.2 (2019): 111-125.

A. Suraida. (2020). Economic bosowa journal edisi xxxvi juli s/d september 2020.
Journal, Economic Bosowa, 6(004), 1–12.

Aghogho, M. M., Kalangi, L., & Kindangen, W. (2021). Evaluasi penerapan


PSAK no.72 atas pengakuan dan pengukuran pendapatan pada PT. Bitung
Cemerlang. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 9(1), 1003–1010.

Arikunto, S. (2003). Manajemen Penelitian.

Bank Indonesia. Tentang Ekonomi Digital Tumbuh Hingga Rp 4.500 Triliun Di


2030, Pemerintah Dan Asosiasi Sepakat Jaga Inklusi Dan Dorong Literasi
Keuangan Digital, 01 Maret 2021, From Website : Ekonomi Digital Tumbuh
Hingga Rp 4.500 Triliun di 2030, Pemerintah dan Asosiasi Sepakat Jaga
Inklusi dan Dorong Literasi Keuangan Digital (bi.go.id)

Demokrawati, F. A. (2014). Analisa Quick Count Dengan Menggunakan Metode


Stratified Random sampling (Studi Kasus Pemilu Walikota Bandung 2013).
Universitas Pendidikan Indonesia, 22–23. Retrieved from
http://repository.upi.edu/15528/

Ekonomi, J., & Borobudur, U. (2020). Peluang dan Tantangan UMKM Dalam
Upaya Memperkuat Perekonomian Nasional Tahun 2020 Ditengah Pandemi
Covid 19 Oleh : Lili Marlinah Universitas Bina Sarana Informatika , Jakarta
Email : lili.lrh@bsi.ac.id, 22, 118–124.

Gestry, O. :, Butarbutar, R., Any, P. :, Dan, W., & Aqualdo, N. (2017). Analisis
51

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Industri Makanan


Khas di Kota Tebing Tinggi (The Analysis Factors Of Typical Food Industry
Revenues At Tebing Tinggi City). JOM Fekon, 4(1), 2017.

Gustina, L., Novita, W., & Triadi, Y. (2022). Pengaruh E-Commerce Terhadap
Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kota Padang.
Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis, 4(1), 152–161.
https://doi.org/10.47233/jteksis.v4i1.392

Ham, F. C., Karamoy, H., & Alexander, S. (2018). Analisis Pengakuan


Pendapatan Dan Beban Pada Pt. Bank Perkreditan Rakyat Prisma Dana
Manado. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 13(02), 628–638.
https://doi.org/10.32400/gc.13.02.19922.2018

Indrajit, R. E. (2013). Karakteristik Ekonomi Digital, 5(C), 1–5.

Kemkominfo. Tentang Gandeng AFTECH Kembangkan Ekonomi Digital


Nasional, 01 Maret 2023, From Website : Kementerian Komunikasi dan
Informatika (kominfo.go.id)

Maghfuri, A., & Mada, U. G. (2017). Analisis Kekuatan E-Enterpreneurship


Terhadap Perkembangan. Departemen Geografi Pembangunnan, (February).

Nizar, N. I., & Sholeh, A. N. (2021). Peran Ekonomi Digital Terhadap Ketahanan
dan Pertumbuhan Ekonomi Selama Pandemi COVID-19. Jurnal Madani:
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Humaniora, 4(1), 87–99.
https://doi.org/10.33753/madani.v4i1.163

Ojk. Tentang Ekonomi Digital Tumbuh Hingga Rp 4.500 Triliun Di 2030,


Pemerintah Dan Asosiasi Sepakat Jaga Inklusi Dan Dorong Literasi
Keuangan Digital, 01 Maret 2023, From Website : Siaran Pers Bersama:
Ekonomi Digital Tumbuh Hingga Rp 4.500 Triliun di 2030, Pemerintah dan
Asosiasi Sepakat Jaga Inklusi dan Dorong Literasi Keuangan Digital
(ojk.go.id)

Rakanita, A. M. (2019). Pemanfaatan E-Commerce Dalam Meningkatkan Daya


Saing Umkm Di Desa Karangsari Kecamatan Karangtengah Kabupaten
52

Demak. Jurnal Ekbis, 20(2), 1280. https://doi.org/10.30736/ekbis.v20i2.237

Setiawan, A. B. (2018). Revolusi Bisnis Berbasis Platform Sebagai Penggerak


Ekonomi Digital Di Indonesia. Masyarakat Telematika Dan Informasi :
Jurnal Penelitian Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 9(1), 61.
https://doi.org/10.17933/mti.v9i1.118

Sosial, S. D. A. N. I., Mankiw, K. N. G., N, E. Y., Ananda, L., & Pelana, Z. (n.d.).
Kelompok 4 Pendidikan Sejarah ( A ) 2012 Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Jakarta.

Srijani, K. N. (2020). Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Dalam


Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. EQUILIBRIUM : Jurnal Ilmiah
Ekonomi Dan Pembelajarannya, 8(2), 191.
https://doi.org/10.25273/equilibrium.v8i2.7118

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:


Remaja Rosadakarya.
Wicaksono, Yudhy, „Panduan Praktis Buka Usaha Dengan Modal Laptop‟,
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010

Anda mungkin juga menyukai