Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK


2022-2023
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan II Jurusan : Teknik Mesin
Hari/ Tangggal : Selasa / 9 Mei 2023 Waktu : 75 Menit
Semester : II (Dua) A B C Sifat : Buku Terbuka
Nama : Kevin Apon Mubarak NIM : 20042000050

1. Judul Makalah
GAGALNYA INDONESIA MENJADI TUAN RUMAH PIALA DUNIA U20

2. Latar Belakang Masalah


Sepak bola adalah salah satu olahraga paling populer di Indonesia. Olahraga ini dimainkan
pada semua tingkatan, dari anak-anak, laki-laki, muda hingga setengah baya. Namun baru-baru ini
beredar kabar yang kurang menyenangkan bagi warga Indonesia, yaitu Indonesia gagal menjadi
tuan rumah piala dunia U20 2023 setelah federasi sepak bola dunia itu (FIFA) mencabutnya, Rabu
(29/3/2023).
Dicoretnya Indonesia sebagai tuan rumah menimbulkan keriuhan di tengah masyarakat.
Banyak warga yang kecewa dengan keputusan tersebut dan menyalahkan pihak-pihak di Indonesia
yang menolak kedatangan Timnas Israel sebagai biang keladi.
Pada 14 Maret 2023, muncul pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster yang menolak
kehadiran Timnas Israel. Pandangan serupa juga diserukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar
Pranowo. Pernyataan kedua tokoh ini diamplifikasi oleh sejumlah partai politik dan organisasi
masyarakat sehingga menimbulkan sejumlah perdebatan.
Pergolakan isu di media sosial makin ramai, seperti dipantau oleh Litbang Kompas melalui
aplikasi Talkwalker pada 24-31 Maret 2023 dengan kata kunci “piala dunia” dan saringan bahasa
Indonesia. Kata kunci ini lebih sering digunakan warganet dan media daring dibandingkan “U20”,
“Piala Dunia U20”, ataupun “tuan rumah”. Hasilnya, terdapat 280.000 percakapan dan 2,4 juta
interaksi di antara warganet dari berbagai media sosial.

3. Opini Publik
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

Salah satu warga di Jakarta Timur, Ardian Lestaluhu (21) mengaku kecewa dengan
batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Bukan hanya itu, dia pun mengaku kecewa karena tu
terjadi setelah diduga urusan politik yang membuat kejuaraan bal-balan dunia itu batal digelar di
Indonesia.
"Banyak dari pihak yang kayak apa ya, kayak partai dan pejabat menolak Israel datang ke Piala
Dunia [U-20]," ujarnya saat ditemui CNNIndonesia.com di Pulomas, Jakarta Timur, Jumat (31/3).
Dicabutnya status Indonesia sebagai tuan rumah, menurutnya berdampak kepada pemain
muda timnas yang ingin merasakan atmosfer dan unjuk kemampuan di kasta tertinggi sepakbola.
"Kan masih banyak pemain muda yang ingin berkembang, yang ingin menunjukkan untuk
membanggakan Indonesia. Berefeknya kan ke bibit muda kita," katanya.

Kekecewaan juga disampaikan Ade (28), seorang mahasiswa jurusan olahraga di


Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta Timur. Dia mengaku turut merasakan
kesedihan apa yang sedang dirasakan pemain muda Timnas Indonesia yang gagal tampil di Piala
Dunia U-20.
"Sangat kecewa, kasihan adik-adik yang sudah berjuang, ngerelain waktunya, ngeluarin tenaganya,
yang sudah berjuang mati-matian buat ngebela bangsa dan negara," tuturnya.
Ade sangat menyayangkan hal tersebut, pasalnya kesempatan emas bagi pemain timnas
untuk unjuk gigi di sepakbola internasional kandas. Ia juga menyinggung persoalan politik yang
dianggapnya menyebabkan batalnya gelaran ini.
"Bahwasanya sepakbola jangan sampai dikaitkan dengan politik, olahraga itu mempersatukan.
Politik itu kan mementingkan ego kan," katanya.

Sementara itu, Irin (50) berharap batalnya jadi tuan rumah itu tak berdampak buruk bagi
perkembangan prestasi sepak bola dan timnas Indonesia. Ia juga berharap agar kedepannya
sepakbola tanah air menunjukkan kemajuan dan memiliki daya saing.
"Enggak boleh ngedog-ngendog gitu aja. Harus maju, masih aja di bawah jauh sama yang laen,"
kata pria yang sehari-harinya mencari nafkah sebagai pedagang itu.
Dia tak memungkiri turut merasakan kekecewaan ketika Indonesia batal jadi tuan rumah
Piala Dunia U-20. Dia pun mengkritisi pembatalan itu justru karena polah para politikus dan elite
nasional.
"Kalau saya, kecewa banget tuh, harusnya ada (Piala Dunia U-20 di Indonesia)," katanya.

"Saya kecewa gara-gara masalah Israel itu, kenapa enggak jadi. Padahal pisahin aja tuh, politik ya
politik, sepakbola ya bola," imbuhnya.
4. Opini Pemerintah
Posisi pemerintah tetap mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dengan
pernyataan resmi Presiden Joko Widodo pada 28 Maret 2023. Keberpihakan tersebut kemudian
juga didukung oleh sejumlah tokoh seperti Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Kepala Kepolisian
Republik Indonesia Listyo Sigit yang turut menjamin keamanan Piala Dunia U-20. Ada pula
dukungan dari Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana yang
memberikan pernyataan dasar argumen ideologis.
Isu ini memang terus bergulir. Sejumlah politisi masih memberikan komentarnya. Ada
yang menyalahkan sosok dan partai penolak Timnas Israel. Namun ada juga parpol yang
menyalahkan pemerintah yang kurang serius dalam mengantisipasi ini semua.

"Tapi bagi yang menolak memiliki andil yang salah, apakah itu gubernur atau parpol, meskipun itu
belum tentu benar. Namun judgement dari publik, mereka yang (bersalah adalah yang)
mengatakan menolak, apakah itu institusi, apakah itu personal, apakah itu gubernur, bupati," kata
politikus PKB Jazilul Fawaid, Kamis (30/3/2023).

Sementara politikus PDI-P Hendrawan Supratikno menyalahkan PSSI yang lemah dalam
lobi. "Kami menyayangkan pembatalan event besar tersebut. Lobi-lobi PSSI terasa lemah atau
tumpul," ujar Hendrawan.
Sementara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merespons
soal kegagalan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U20, Indonesia menjadi kurang dipercaya di
kancah internasional.

“Lagi-lagi, di ujung-ujung jelang perhelatan, tiba-tiba masing-masing punya suaranya, tidak bisa
didisiplinkan. Ini berdampak pada nama baik negara,” ujar AHY dalam keterangannya, Jumat
(31/3/2023).
Ia menilai, dampak dari kegagalan ini akan muncul ketidakpercayaan terhadap Indonesia untuk
menyelenggarakan perhelatan olahraga berskala internasional.

“Buruknya nama Indonesia di dunia internasional karena dianggap tidak punya komitmen,”
tuturnya.
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

5. Penyelesaian Masalah
Selepas pertandingan Indonesia versus Burundi di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi,
tadi malam, Ketua Umum PSSI Erick Thohir langsung terbang ke Zurich, Swiss. Dia akan menemui
petinggi FIFA untuk membahas kelanjutan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Hari ini (29/3) pukul 13.00 WIB, menteri BUMN itu dijadwalkan berdiskusi dengan FIFA.
Menurut Erick, dirinya mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo. ”Saya diinstruksikan presiden
untuk berdiplomasi mencari solusi untuk sepak bola Indonesia,” kata dia di Stadion Patriot
Candrabhaga. ”Ini tidak mudah. Tapi, saya akan berusaha maksimal untuk bisa mendapatkan hasil
terbaik,” sambungnya.

Mantan ketua umum Perbasi tersebut belum bisa mengungkapkan solusi yang akan
ditawarkan kepada FIFA ke publik. Erick ingin lebih dulu bertemu dengan FIFA. Juga,
mendengarkan opini dari sudut pandang otoritas tertinggi sepak bola dunia tersebut. ”Tentu kami
harus mendengar pandangan FIFA dan melihat konsekuensinya terlebih dahulu. Dari situ, kami
mulai berdiskusi mencari solusi terbaik,” tegasnya.

6. Daftar Rujukan
https://www.kompas.tv/article/393772/kegagalan-indonesia-jadi-tuan-rumah-piala-dunia-u20-
keriuhan-warganet-dan-gocekan-para-politisi
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230331155842-20-932020/warga-kecewa-pd-u-20-
batal-di-indonesia-sindir-ego-politik
https://kaltimpost.jawapos.com/utama/29/03/2023/diperintah-presiden-cari-solusi-pelaksanaan-
piala-dunia-u-20-eric-terbang-ke-zurich

Anda mungkin juga menyukai