Anda di halaman 1dari 52

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR YANG MEMENGARUHI IBU BERALIN DALAM


PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI SP II TELUK
MUNDUR KELURAHAN PELALAWAN
TAHUN 2024

NAMA : ENDAH LESTARI


NIM : 2211025

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TENGKU MAHARATU PEKANBARU
2024
PPOSAL PENELITIAN

FAKTOR YANG MEMENGARUHI IBU BERSALIN DALAM PEMILIHAN


PENOLONG PERSALINAN DI SP II TELUK MUNDUR KELURAHAN
PELALAWAN TAHUN 2024

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Diploma III Kebidanan


di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tengku Maharatu.

Nama : ENDAH LESTARI


NIM : 2211025

PROGRAM STUDI DIMPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TENGKU MAHARATU PEKANBARU
2024

i
i
i
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Endah Lestari

NIM : 2211025

Jurusan : D-III Kebidanan

Judul Proposal Peneliti : Faktor Yang Memengaruhi Ibu Bersalin Dalam Pemilihan
Penolong Persalinan Di Sp II Teluk Mundur Kelurahan
Pelalawan Tahun 2024.

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan siap
untuk dipertahankan di depan penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah.

Menyetujui

Pembimbing

(Wan Anita S,SiT.M.Kes)


NIDN : 102710770

ii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Endah Lestari

NIM : 2211025

Jurusan : D-III Kebidanan

Judul Proposal Peneliti : Faktor Yang Memengaruhi Ibu Bersalin Dalam Pemilihan

Penolong Persalinan Di Sp II Teluk Mundur Kelurahan

Pelalawan Tahun 2024.

Menyetujui

Pembimbing

( Wan Anita S,SiT.M.Kes)


NIDN : 1027107701

Penguji 1 Penguji II

(Emi Yulita ,S.SiT,M.Keb) ( Qori Armiza Septia, S.Tr.Keb,M.K.M)


NIDN :1005077401 NIDN :1011099501

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan atas Kehadirat Allah SWT atas berkat dan
Rahmat -Nya diberi nikmat kesehatan, kekuatan, kelapangan, keringanan langkah,
keterbukaan hati dan fikiran sehingga dapat menyelesaiakn Proposal Karya Tulis
Ilmiah Ini yang berjudul “ Faktor Yang Memengaruhi Ibu Dalam Pemilihan
Penolong Persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan tahun 2024”, yang
disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D III
Jurusan Kebidanan di STIKES Tengku Maharatu Pekanbaru.

Selama proses penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini peneliti banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada
Tengku kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Erika, M.Kep,Sp.Mat,PhD, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Tengku Maharatu Pekanbaru.
2. Ns.Carles, S.Kep,M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tengku
Maharatu Pekanbaru yang telah menyediakan fasilitas untuk kelancaran peneliti
dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Qori Armiza Septia, S.Tr.Keb selaku Ketua Kaprodi D III Kebidanan STIKES
Maharatu yang telah memberikan arahan menuju ujian Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Wan Anita S.SiT, M.Kes selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan Proposal
Karya Tulis Ilmiah yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing
dan memberi masukan kepada peniliti.
5. Emi Yulita, S.SiT, M.Keb selaku Penguji I KTI Prodi DIII Kebidanan STIKES
Tengku Maharatu Pekanbaru.
6. Wica Def Fitria, S.ST selaku Kepala Puskesmas Pelalawan yang telah membantu
dalam pengambilan data.
7. Syamsiah , S.Tr.Keb selaku Bidan Koordinator Puskesmas Pelalawan yang telah
membantu dalam proses pengambilan data.
8. Seluruh staf dosen dan staf pengajar program studi D III Kebidanan STIKES
Tengku Maharatu.

iv
9. Ucapkan terima kasih kepada teman – teman seperjuangan yang tidak bisa peneliti
sebutkan satu persatu yang telah saling tolong menolong dalam pembutan
proposal ini.

Semoga Proposal KTI ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak
serta bagi peneliti khususnya, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan
karunia-Nya dan melindungi kita semua. Aminn ya rabbal alamin.

Pekanbaru, Januari 2024

Peneliti

DAFTAR SKEMA

v
Skema 2.1 Kerangka Teori …………………………………………………....... 28

Skema 2.2 Kerangka Konsep ……………………………………………...…… 29

DAFTAR TABEL

vi
Tabel 3.1 Definisi Operasional …………………………………………………… 25

DAFTAR LAMPIRAN

vii
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Lembar Kuesioner

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Proposal

Lampiran 5 Lembar Surat Permohonan Pengambilan Data Ke Kelurahan Pelalawan

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………….………..……. i i

viii
LEMBAR PENGESAHAN …...………………………………………………...... iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………......... iv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….... vi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….... ix
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………......… 1
A. Latar Belakang …………......…………………………………….……… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 5
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 5
1. Tujuan Umum ……………………………………………………..… 5
2. Tujuan Khusus …………………………………………………….… 5
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………….… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….… 7
A. Tinjauan Teori …………………………………………………………... 7
1. Persalinan ……………………………………………………………. 7
2. Pengetahuan ……………………………………………………....... 11
3. Sikap ……………………………………………………………….. 16
4. Status Ekonomi …………………………………………………….. 20
5. Budaya ……………………………………………………………... 22
B. Kerangka Teori ………………………………………………….…….. 23
C. Kerangka Konsep ……………………………………………………… 24
D. Hipotesis ………………………………………………………………. 24
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………… 26
A. Desain Penelitian ………………………………………………..…… 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………… 26
C. Populasi Dan Sampel ………………………………………………… 27
D. Etika Penelitian …………….………………………………………… 29
E. Alat Pengumpulan Data …………………………………………….... 29
F. Prosedur Pengumpulan Data …………………………………………. 30
G. Definisi Operasional …………………………………………………. 30
H. Pengolahan Data …………………………………………………...… 32
I. Analisa Data ………………………………………………………….. 33
J. Uji Validitas Dan Reabilitas ………………………………………… 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
1
1
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin

turun kedalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi cukup

bulan atau siap untuk tinggal di luar perut, diikuti dengan pengeluaran plasenta

dan selaput janin dari tubuh ibu melalui vagina, dengan atau tanpa bantuan.

Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah

37 Minggu) tanpa disertai adanya penyakit. Persalinan dimulai (inpartu) ketika

uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks ( membuka dan

mengecil ) dan berakhir dengan keluarnya plasenta total. (Sulfianti et al.,2020).

Jenis persalinan berdasarkan bentuk terjadinya dapat dikelompokkan ke dalam 4

cara, yaitu persalinan spontan,persalinan normal, persalinan anjuran, dan

persalinan tindakan. Sebab-sebab mulainya persjnan yaitu : teori peregangan,teori

penurunan progesteron, teori oksitosin internal, teori prostaglandin, teori

hipotalamusspituitasi dan glandula suprarenalis. Tanda – tanda timbulnya

persalinan : terjadi his persalinan, keluar lendir bercampur darah, disertai ketuban

pecah, dilatasi dan effacement. (Sulfianti et al., 2020). Menurut Kementrian RI,

setiap persalinan harus dilakukan difasilitas medis dan didampingi oleh tenaga

medis yang mumpuni (2018).

Melahirkan harus didampingi oleh ahli medis terlatih, menurut Kementrian

Kesehatan. Hal ini dalam rangka memenuhi tujuan ketiga Sustainable

development Goals (SDGs), yaitu menurunkan angka kematian ibu da bayi baru

lahir (AKB) secara global. Terlepas dari pelunasan pelayanan kesehatan ibu dan

1
2

anak diberbagai lokasi, masalah seperti AKI dan AKB yang tinggi tetap ada

(Kementrian Kesehatan, 2017). Masih ada daerah-daerah tetentu di mana tenaga

non-kesehatan, seperti dukun bersalinan, memberikan pertolongan persalinan

dalam jumlah yang cukup besar, sehingga berakibat buruk baik bagi ibu maupun

bayinya, seperti tetanus neonatrum dan infeksi akibat bantuan persalinan yang

tidak memadai. (Saifudin, 2014). Kematian ibu terkait dengan bidan dan tempat

atau kendaraan, menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengembangan

Kesehatan Ibu Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Dengan adanya tenaga

medis, angka kematian ibu terbukti berkurang. Jika persalinan dilakukan di

fasilitas kesehatan yang serupa dengan lokasi atau fasilitas tersebut, maka

kematian ibu dapat duturunkan. Puskesmas harus dibangun berdampingan dengan

rumah dinas tenaga kesehatan, sesuai dengan kebijakan Dana Distribusi Khusus

(DAK) bidang kesehatan. Maraknya Poskesdes yang seharusnya bisa merangkap

sebagai bidan di masyarakatpun serupa. Bidan misalnya, dapat terus bekerja dan

membantu persalinan kapan saja sejak mereka meiliki tempat tinggal (Kemenkes,

RI, 2019).

Berdasarkan hasil Survey, Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun

2021 AKB menunjukan penurunan 12 per 1000 kelahiran hidup, dibandingkan

tahun 2017 lalu sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia dilihat

dari data SDKI pada tahun 2021 menunjukan adanya penurunan dari data SDKI

pada tahun 2017 turun sekitar 3,93% per tahun. Ditengah pandemi covid -19

angka kematian ibu dan bayi melonjak. Angka kematian ibu sebanyak 300 kasus

dari 2019 sekitar 26.000 kasus meningkat hamoir 40% menjadi 44.000 kasus

pada 2020 (Sekretariat Jendral DPR RI, 2021). Jumlah kematian ibu hamil,

bersalin dan nifas yang meninggal di suatu wilayah kerja tertentu pada kurun
3

waktu tertentu. Pada tahun 2022 pencapaian presentase penurunan kematian ibu

realisasi kinerja dinilai sangat tinggi yaitu 18,30% atau dari target <2% terealisasi

kinerja 36,6% penurunan kasus dari 180 kasus di tahun 2021 menjadi 114 kasus

di tahun 2022. (Dinkes Riau, 2022).

Jumlah kelahiran atau persalinan yang masuk pada data Badan Statistik Riau

adalah, di Riau pada tahun 2022 terdapat 48,92 % dengan dokter, 54,97% dengan

bidan 0,6% dengan tenaga kesehatan lainnya, 3,29 % dukun dan 0,21% dengan

lainnya. Sedangkan di Kabupaten Pelalawan pada tahun 2022 di dapatkan data

49,69 % dengan dokter, 44,08% dengan bidan, 3,56% dengan tenaga kesehatan

lainnya, 1,92% dengan dukun dan 0,77 %dengan lainnnya. (Pemerintah

Kabupaten Pelalawan, 2022).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Riau 2022 didapatkan jumlah

tenaga kesehatan di Riau adalah tenaga kesehatan 4647,perawat 1171, farmasi

2048, bidan 9176,kesehatan masyarakat 985, kesehatan lingkungan 372, gizi

759,tenaga keterapian fisik 324, teknik medis 850 dan teknik biomedikal 1607.

Untuk wilayah kabupaten Pelelalawan sendiri di dapat data yaitu tenaga

kesehatan 227, perawat 549,farmasi 95, bidan 743, kesehatan masyarakat 68,

kesehatan lingkungan 21, gizi 42, teknik keterapian fisik 18,teknik medis 36 dan

teknik biomedika 181.

Berdasarkan data dari BLUD Puskesmas Pelalawan jumlah tenaga kesehatan

di Puskesmas Pelalawan adalah 61 staf. 4 dokter, 2 dokter gigi, 22 bidan,12

perawat, 2 pelayan kesehatan masyarakat, 1 analisis, 1 farmasi dan 16 tenaga

penunjang dan terdapat bidan kampung (dukun) sebanyak 16 orang. Dan pada
4

tahun 2023 di dapatkan data 26% ibu bersalin dengan bidan, 14,7% dengan

dokter, 11,8% dengan dukun dan bidan, 41,4% dengan dukun.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurahmiati (2019) menyatakan faktor yang

mempunyai hubungan yang bermakna dengan cakupan peralinan oleh tenaga

kesehatan adalah jarak tempuh dan pelayanan persalinan di puskesmas), ada

hubungan yang bermakna antara persepsi ibu hamil terhadap penolong

persalianan. Ibu bersalin dengan persepsi kurang baik terhadap penolong

persalinannya mempunyai peluang 13,79 kali lebih tinggi untuk memilih dukun

bayi/ prasaji sebagai penolong persalinan dibanding ibu yang mempunyai

persepsi yang baik. Keberadaan bidan desa belum sepenuhnya mampu menjawab

permasalahan, karena pada kenyataannya masih banyak persalianan yang tidak

ditolong oleh bidan melainkan oleh dukun. Masih banyaknya jasa dukun

disebabkan beberapa hal yang lebih rendahnya pelayanan medis dikarenakan

pelayanan dukun lebih terjangkau oleh masyarakat baik dalam jangkauan jarak,

ekonomi atau secara psikologi dimana dukun bersedia membantu keluarga dalam

melaksanakan berbagai upacara keselamatan (Nurahmiati, 2019).

Berdasarkan survei yang dilakukan di wilayah kelurahan khususnya SP II

Teluk Mundur di dapatkan data 28 ibu yang terdata di poskesdes 21,4%

melahirkan dengan dokter karena SC, 21,4% melahirkan dengan bidan, 50%

dengan dukun, 7% ibu ditolong bidan dan dukun. Dari data tersebut pemilihan

persalinan dengan non nakes masih tinggi. Faktor yang terkait dengan pemilihan

bidan telah ditetapkan dalam penelitian sebelumnya. Ibu hamil menurut sutriana

(2017) memiliki pendapat yang baik terhadap pertolongan persalinan. Karena

karakteristik budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi untuk membentuk

sikap yang baik, bidan tradisional dikatakan mampu membantu persalinan dan
5

mengatasi masalah selama persalinan. Sebagian besar reponden merasa tidak

perlu khawatir untuk mendapatkan bantuan dari bidan kontroversial karena alasan

ekonomi, seperti kemudahan membayar layanan kebidanan tradisional

(Sutrianita, 2017). Dari latar belakang diatas dapat diketahui peneliti ada

beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan penolong persalinan di SP

II Teluk Mundur Tahun 2024.

B. Rumusan Masalah

Berdarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah “ Apakah ada Faktor Yang Memengaruhi Ibu Bersalin

Dalam Pemilihan Penolong Persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan

Pelalawan Tahun 2024?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi ibu bersalin dalam

pemilihan penolong persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan

Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi faktor–faktor yang memengaruhi

pemilihan penolong persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan

Pelalawan.

b. Mengetahui hubungan faktor pengetahuan dengan pemilihan penolong

persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.

c. Mengetahui hubungan faktor sikap dengan pemilihan penolong persalinan

di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.


6

d. Mengetahui hubungan faktor status ekonomi dengan pemilihan penolong

persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.

e. Mengetahui hubungan faktor budaya dengan pemilihan penolong

persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Keilmuan
a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi kepustakaan

dan masukan bagi mahasiswa program studi DIII Kebidanan tentang

“Faktor Yang Memengaruhi Ibu Bersalin Dalam Pemilihan Penolong

Persalinan Di SP II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan Tahun 2014”.

b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pedoman bagi peneliti

lain untuk melanjutkan tentang “Faktor Yang Memengaruhi Ibu

Bersalin Dalam Pemilihan Penolong Persalinan Di SP II Teluk Mundur

Kelurahan Pelalawan Tahun 2024”.

2. Manfaat Aplikasi

Diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam penelitian selanjutnya

tentang “ Faktor Yang Memengaruhi Ibu Bersalin Dalam Pemilihan Penolong

Persalinan Di SP II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan Tahun 2024”.

Diterbitkan dalam bentuk jurnal untuk menambah pengetahuan khususnya

menegenai faktor yang mempengaruhi ibu bersalin dalam pemilihan

penolong persalinan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. PERSALINAN

a. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan

uri) yang dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau

jalan lain. Adapun menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan

sebagai berikut:

1) Persalinan spontan

Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. Pengertian

persalinan, melalui jalan lahir ibu tersebut.

2) Persalinan Buatan

Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi

forsep atau dilakukan operasi sectio caesaria.

3) Persalinan Anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru

berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau

prostaglandin.

7
8

Istilah-istilah yang berkaitan dengan persalinan berdasarkan tuanya umur

kehamilan dan berat badan bayi :

a. Abortus

Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan

berat badan kurang dari 500 gram.

b. Partus Imaturus

Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi

dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.

c. Partus Prematur

Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 Minggu atau bayi

dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.

d. Partus Maturus atau Aterm.

Pengeluaran buah kehamilan antara 37 Minggu dan 42 minggu atau bayi

dengan berat badan 2500 gram atau lebih.

e. Partus Postmaturus atau Serotinus.

Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 minggu.

b. Sebab – sebab mulainya persalinan

1) Penurunan Kadar Estrogen

Pada saat 1-2 minnggu sebelum persalinan dimulai terjadi penurunan kadar

esterogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otototot

polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga

timbul his bila kadar progesteron menurun.


9

2) Teori Oxytocin

Pada akhir kehamilan kadar Oxytocin bertambah. Oleh karena itu, timbul

kontraksi otot-otot rahim.

3) Keregangan otot – otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya

teregang karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk

mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya

kehamilan makin teregang otot – otot rahim makin rentan.

4) Pengaruh Janin

Hypofise dan kelenjar Suprarenal janin rupa – rupanya juga memegang

peranan karena pada anencepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.

5) Teori Prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan desidua, disangka menjadi salah satu sebab

permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa

Prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan

extreminal menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur

kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang

tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu – ibu hamil

sebelum melahirkan atau selama persalinan.

c. Tahap Persalinan

1) Kala I

Persalinan kala 1 atau kala pembukaan adalah periode persalinan yang

dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi

lengkap (Yanti, 2015) :


10

a) Fase Laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0

sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.

b) Fase Aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat membutuhkan

waktu 6 jam yang terbagi lagi menjadi :

(1) Fase Accelerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai 4

cm yang dicapai dalam 2 jam.

(2) Fase Dilatasi Maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang

dicapai dalam 2 jam.

(3) Fase Decelerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9 cm

sampai 10 cm yang dicapai dalam 2 jam,

2) Kala II

Kala II atau kala pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai

dari pembukaan lengkap ( 10 cm) sampai lahirnya bayi (Yanti,2010).

Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida. Pada kala ini His lebih cepat dan kuat, kurang lebih 2-3

menit sekali. Dalam kondisi normal kepala janin sudah masuk dalam

rongga panggul.

3) Kala III

Kala III atau kala Uri adalah periode persalinan yang dimulai dari

lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta. Berlangsung tidak lebih dari 30

menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dan fundus uteri agak diatas

pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk

melepaskan plasenta dari dindingnya.


11

4) Kala IV

Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik,

atas pertimbangan – pertimbangan praktis masih diakui adanya kala IV

persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya

masa nifas (peurpurium), mengingat pada masa ini sering timbul

perdarahan :

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah :

a) Tingkat kesadaran ibu bersalin.

b) Pemeriksaan TTB: TD, nasi, suhu, respirasi.

c) Kontraksi uterus.

d) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika

jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 509cc.

e) Isi kandung kemih.

2. Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2018), pengetahuan (knowledge) merupakan

hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra,yakni: indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh mata dan telinga.


12

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2018), ada enam tingkatan pengetahuan yang

dicapai dalam domain kognitif, yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

disepakati sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

karena itu, tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui.

3) Aplikasi (Appllication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau

suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain.
13

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

bagian - bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Kholid (2012), cara memperoleh pengetahuan dapa

dikelompokkan menjadi di dua yaitu:

1). Cara tradisional atau non ilmiah


Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode

penemuan secara sistematis dan logis. Cara-cara ini antara lain:

a) Cara coba salah ( trial and eror )

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil,di coba kemungkinan yang

lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula,maka dicoba

kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut

dapat dipecahkan, itulah sebabnya maka cara ini disebut metode

trial (coba) dan error ( gagal atau salah) atau metode coba

salah/coba – coba.
14

b). Cara kekuasaan atau otoritas.

c). Para pengarang otoritas, baik pemimpin pemerinah, tokoh agama,

maupu ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai

mekanisme yang sama didalam penemuan penegtahuan. Prinsip

ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakanoleh

orang yang mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji

atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris

atau berdasarkan penalaran sendiri. Orang menerima pendapat

menganggap bahwa apa yang dikemukakan orang mempunyai

otoritas selalu benar.

d). Berdasarkan pengalaman pribadi

Semua pengalaman pribadi tersebut dapat merupakan sumber

kebenaran pengetahuan. Pengalaman pribadi tidak selalu dapat

menuntun seseorang untuk dapat menarik kesimpulan dengan

benar sehingga untuk dapat menarik kesimpulan dari pengalaman

dengan benar diperlukan berpikir kritis dan logis.

e). Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berpikir manusia ikut berkembang, manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

2) Cara modern atau ilmiah

Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran

ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya


15

menggunakan metode ilmiah.Faktor – faktor yang mempengaruhi

pengetahuan menurut Depkes R.I dalam Wawan dan Dewi

(2018),Pengetahuan dipengaruhi oleh:

a). Faktor internal

(1) Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap

pola hidup terutama dalam motivasi sikap. Semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin mudah untuk penerimaan

informasi.

(2) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang, dan banyak tantangan. Pekerjaan

dilakukan untuk menunjang kehidupan pribadi maupun keluarga.

(3) Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dari

dilahirkan sampai berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir.

b). Faktor eksternal

(1) Faktor lingkungan

Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku individu maupun kelompok. Jika lingkungan mendukung ke

arah positif, maka individu maupun kelompok akan berperilaku


16

positif, tetapi jika lingkungan sekitar tidak kondusif,maka individu

maupun kelompok tersebut akan berperilaku kurang baik.

(2) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada dalam masyarakat dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Kategori tingkat pengetahuan

Menurut Arikunto dalam Rismawan (2014), tingkat pengetahuan

dikategorikan menjadi tiga kategori dengan nilai sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan baik. : Nilai 76-100 %

b. Tingkat pengetahuan cukup. : Nilai 56-75 %

c. Tingkat pengetahuan kurang. : Nilai < 55 %

3. Sikap

a. Pengertian Sikap

Menurut Notoatmodjo (2018), sikap adalah respons tertutup

seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan

faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.

b. Komponen pokok sikap

Menurut Notoatmojo (2018) menjelaskan bahwa sikap

mempunyai tiga komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu

objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap suatu objek.


17

c. Kecenderungan untuk bertindak (tensi ti behave).

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan

penting.

c. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2018) seperti halnya

pengetahuan,sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan berdasarkan,

yaitu:

1). Menerima (Receiving)


Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2). Merespon (Responding)

Merespon diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

pertanyaan atau objek yang dihadapi.

3). Menghargai (Valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya

dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau

menganjurkan orang lain merespon.

4) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah diyakininya

dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Sikap

dapat di ukur secara langsung dantidak langsung. Secara langsung


18

dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden

terhadap suatu objek.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Azwar (2015), faktor – faktor yang mempengaruhi sikap terhadap

suatu objek antara lain :

1). Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang

meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang. Kejadian –

kejadian dan peristiwa – peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus

menerus,lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam individu dan

terbentuknya sikap.

2). Pengaruh orang lain yang dianggap penting.

Dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain yang berperan, misalnya

dalam kehidupan masyarakat yang hidup di pedesaan, mereka akan

mengikuti apa yang diberikan oleh tokoh masyarakat.

3). Kebudayaan

Dimana kita hidup mempunyai pengaruh yang besar terhadap

pembentukan sikap. Dalam kehidupan di masyarakat diwarnai dengan

kebudayaan yang ada di daerahnya.

4). Media masa

Media masa elektronik maupun media cetak sangat besar pengaruhnya

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Pemberian


19

informasi melalui media masa mengenai sesuatu hal akan memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap.

5) Lembaga pendidikan

Dalam lembaga pendidikan dan lembaga agama berpengaruh dalam

pembentukan sikap, hal ini dikarenakan keduanya meletakkan dasar

pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

f. Kategori tingkat sikap

Menurut Sugiono, (2016), beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau

pernyataan yang masuk dalam kategori adalah :

Skor Keterangan

5 Sangat Setuju (SS)

4 Setuju (S)

3 Netral (N)

2 TidakSetuju (TS)

1 Sangat TidakSetuju (SST)


20

4.Status Ekonomi

Ekonomi adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan material dari

sumber yang terbatas. Individu membutuhkan perawatan memanfaatkan sumber-

sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.

(Ratih Indriani, 2018). Faktor ekonomi perlu dikaji seorang perawat antara lain

pemasukan dalam keluarga,sumber penghasilan lain, asuransi kesehatan, sampai

penghasilan terhadap kesehatan. Bahwa sekitar 65% dari seluruh masyarakat

yang menggunakan dukun bayi karena alasan biaya walaupun ada yang merasa

nyaman terhadap pelayanan yang diberikan oleh dukun bayi. (Ayu Safitri

Laraswati,2017).

Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat

berdasarkan pendapatan perbulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan

yang disesuaikan dengan harga barang pokok. Status ekonomi adalah kemampuan

prekonomian suatu keluarga dalam memenuhi setiap kebutuhan hidup seluruh

anggota keluarga. Kondisi sosial ekonomi adalah salah satu kedudukan yang

diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam

masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan

kewajiban yang harus dimainkan oleh orang yang membawa status tersebut.

(Hariyanto,2021).

Status ekonomi menjadi salah satu alasan ibu melahirkan dalam memilih

penolong persalinannya. Karena merasa tidak memilikiuang cukup untuk

melakukan persalinan di bidan, ibu melahirkan pun lebih memilih melahirkan

dengan bantuan dukun bersalin (prasaji) yang sesuai dengan keadaan

ekonominya. (Anisa ayu, 2017).


21

Status ekonomi terkadang menjadi masalah dalam kehidupan seseorang,

termasuk ibu melahirkan beragam,ada yang menjadi supir hingga buruh tani

dengan penghasilaan yang tidak menentu setiap bulannya. Rata –rata

penghasilannya yakni sevesar Rp.500.000 samapai Rp.2.000.000. Menurutnya

penghasilan tersebut sangat pas-pasan untuk kehidupan sehari-hari dan tagihan

bulanan. Untuk makan, jajan anak, hingga membayar tagihan listrik. Dengan

keadaan dan status ekonomi terebut, ibu melahirkan lebih memilih dukun

(prasaji) sebagai penolong persalinannya. Ini dikarenakan biaya persalinan

dengan dukun bersalin lebih murah dari pada biaya persalinan di nakes (bidan).

Dukun bersalin (prasaji) tidak menetapkan tarif untuk jasanya. Menurut ibu

melahirkan, melahirkan dengan biaya yang besar di bidan cukup memberatkan

dalam segi ekonomi.

Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 merinci pendapatan dalam kategori

sebagai berikut :

a. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya

regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya

berasal dari :

1). Gaji dan upah yanag diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja

lembur dan kerja kadang–kadang.

2). Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi,

penjualan dari kerajinan rumah.

3). Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.

Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik.


22

b. Pendapatan yang berupa barang yaitu : pembayaran upah dan gaji yang

ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan kreasi.

Berdasarkan penggolongannya BPS (Badan Pusat Statistik)

membedakan pendapatan penduduk menjadi empat golongan yaitu :

1) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih

dari Rp.3.500.00 per bulan.

2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan antara Rp.2.500.00 s/d

3.500.000 per bulan.

3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata

Rp.1.500.000 s/d rp.2.500.000 per bulan.

4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata kurang dari

Rp.1.500.000 per bulan.

5. Budaya

Masyarakat perdesaan masih lebih percaya kepada dukun bayi

dibandingkan bidan atau dokter sebagai penolong persalinan meskipun dengan

resiko sangat tinggi.(Ayu Safitri Laraswati, 2017). Budaya adalah suatu

keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kesenian, moral, keilmuan,

hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat

oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

pemilihan penolong persalinan didesa-desa, mengingat beberapa desa yang

terisolisir dan susah dijangkau oleh dasilitas kesehatan dan tenaga medis

sehinnga hal ini membuka peluang bagi dukun bayi, serta akan menambah
23

kepercayaan masyarakat terhadap dukun bayi dukun bayi. Hampir seluruh

masyarakat sangat fanatik dengan adanya budaya danadat istiadatnya,

sehingga bidan terkadang sulit diterima. Keadaan ini mencerminkan bahwa

masyarakat lebih memilih melahirkan didukun bayi dari pada bidan. Hal ini

karena pertimbangan tradisi di desa mereka yang sudahsejak dahulu jika

melahirkan ditolong oleh dukun bayi. Selain itu dukun bayi lebih cepat

dipanggil, mudah dijangkau, biayanya lebih murah, serta adanya hubungan

yang akrab dan bersifat kekeluargaan dengan ibu-ibu yang ditolongnya

(Amalia, 2015).

B. Kerangka Teori

Pengetahuan :

a) Pendidikan
b) Pekerjaan
c) Lingkungan
d) Sosial budaya

Sikap :

a) Pengalaman pribadi Pemilihan Penolong


b) Pengaruh dari orang Persalinan
lain
c) Kebudayaan

Status ekonomi

Budaya

Skema 2.1 Kerangka Teori Penelitian


24

C. Kerangka Konsep

Penelitian ini mempunyai kerangka yang terdiri dari dua variabel

independen yaitu yang meliputi pengetahuan, sikap, biaya persalinan,

budaya dan penolong persainan. Dan variabel independen pemilihan

penolong persalinan.

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, status

ekonomi dan budaya.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemilihan penolong

persalinan.

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor yang memengaruhi ibu


bersalin :
1. Pengetahuan Pemilihan Penolong
2. Sikap
3. Biaya persalinan Persalinan
4. Budaya

Skema 2.2 Kerangka konsep

D. HIPOTESIS

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. (Sugiyono 2018).

Ha : Ada Faktor Yang Memengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong

Persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.


25

Ho : Tidak Ada Fakor Yang Memengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong

Persalinan Di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.


26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan

(Sugiyono, 2020). Desain penelitian ini adalah penelitian observasional analitik

dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional adalah suatu rancangan

penelitian observasional yang dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel

independen dengan variabel dependen dimana pengukurannya dilakukan pada

satu saat (serentak) (Ariani, 2014), penelitian ini digunakan untuk mengetahui

faktor yang mempengaruhi pemilihan penolong persalinan di Sp II Teluk Mundur

Kelurahan Pelalawan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SP II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2024.


27

C. Populasi dan Sempel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan sample penelitian atau objek yang

akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin selama

1 tahun dan bertempat tinggal di wilayah Kelurahan Pelalawan Sp 2 teluk

mundur berjumlah 90 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sedangkan ukuran sampel merupakan suatu langkah untuk

menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan suatu

penelitian

(Sugiyono, 2020). Sampel dilakukan dengan teknik random sampling.

Penentuan jumlah sampel dijabarkan sebagai berikut:

N
n=
1+N (d2)
Keterangan:

n= besar populasi

N= besar sampel

D= tingkat kepercayaan yang di inginkan (10%)

Maka didapatkan sampel :

n= 90

1+90(0,1)2
n= 90
28

1+90(0,01)
n= 90
1+0,9
n= 90
1,9
n= 47 orang

Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 47 orang dari seluruh

ibu bersalin yang berada di SP II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.

3. Teknik Pengumpulan Sampel

Tenik pengumpulan sampel yang digunakan oleh peneliti pada

penelitian ini adalah random sampling atau probality sampling. Dimana

teknik dan sampel yang peneliti gunakan secara acak, tanpa memandang

sampel atas dasar strata atau status sosial dari segi apapun. (Deni I, 2014).

Kriteria sampel yang digunakan adalah :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi

yang dapat diambil sebagai sampel (Notoadmodjo, 2018).

1). Ibu yang bersedia menjadi responden

2). Ibu yang sudah pernah bersalin.

b. Kriteria Ekslusi

Kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat dijadikan

sampel (Notoadmodjo, 2018).

1) Ibu yang bersalin yang tidak mau menjadi responden.

2) Ibu yang belum pernah bersalin.

3) Ibu hamil dari luar daerah yang melahirkan di Sp 2 teluk Mundur

Kelurahan Pelalawan dengan status bertamu.


29

D.Etika Penelitian

1. Informed Consent (persetujuan)

Sebelum melakukan penelitian di Kelurahan Pelalawan Sp 2 teluk

mundur, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, kemudian

peneliti memberikan lembaran persetujuan kepada responden yang tujuannya

untuk meminta partisipasi dan kesediaan menjadi sampel penelitian tetap

menghormati hak responden.

2. Anoninerty (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian subjek peneliti tidak akan mencantumkan

nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang di isi oleh

subjek. Lembar tersebut hanya diberikan inisial atau kode tertentu.

3. Cofidentiality (kepercayaan)

Kerahasian dan informasi yang diberikan oleh subjek akan dijamin

oleh peneliti.

4. Protection from disconfort (rasa nyaman)

Responden bebas dari rasa tidak nyaman sebelum peneliti melakukan

penelitian, responden diberi penjelasan tentang manfaat dan tujuan penelitian.

E. Alat Pengumpulan Data.

Alat pengumpulan data atau instrument penelitian menurut Sugiyono

(2017) adalah angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan

kuesioner untuk mengumpulkan data.


30

F.Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap persiapan dimulai dengan menetapkan tema judul penelitian, melakukan

konsultasi dengan dosen pembimbing, membuat proposal penelitian,

melakukan studi pendahuluan dan revisi.

2. Mengurus surat permohonan izin penelitian dari Stikes Tengku Maharatu di

Pekanbaru, kemudian mengirim permohonan izin penelitian kepada lurah

Pelalawan.

3. Menentukan besarnya sampel dengan teknik sampling yaitu random sampling.

4. Peneliti meminta kesediaan responden untuk menjadi bagian dari penelitian ini

dan menandatangani lembar informed consent. Kemudian peneliti mengajukan

kontrak waktu kepada seluruh responden.

5. Peneliti dibantu oleh kader posyandu yang ada di SP II Teluk Mundur

Kelurahan untuk membagi kuesionernya kepada responden.

6. Responden diberikan kuesioner, setelah kuesioner dinisis oleh responden,

kemudian peneliti mengumpulkan dan periksa kelengkapannya.

7. Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas

( independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi

pemilihan penolong persalinan .


31

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya

variabel bebas ( independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap

emilihan penolong persalinan.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala


Independent Operasional ukur Ukur
Variabel
Independent
Pengetahuan Segala sesuatu Dengan Kuesio a. Baik (76- Ordinal
yang diketahui memberikan -ner 100%)
oleh responden pertanyaan –
tentang pertanyaan b. Cukup (56-
persalinan dan pengetahuan 75%)
pemilihan ibu teerhadap c. Kurang
penolong persalinan (<55%)
persalinan oleh dan
nakes dan non pemilihan
nakes penolong
kesehatan
oleh nakes
dan non
nakes

Sikap Reaksi positif Dengan Kuesio a. Positif Ordinal


atau negatif ibu memberikan -ner >mean
tentang pertanyaan b. Negatif
pemilihan tentang <mean
penolong pemilihan
pesalinan penolong
persalinan
Status Pernyataan Dengan Kuesio a.Sangat tinggi Ordinal
Ekonomi responden memberikan -ner (Rp.3.500.000
tentang pertanyaan perbulan)
pekerjaan dan berapa
penghasilan penghasilan b.Tinggi(Rp.2.5
yang keluarga 00.000s/d
mempengaruhi perbulan. Rp.3.500.000)
pemilihan c. Sedang (Rp.
penolong 1.500.000 s/d
persalinan. Rp. 2.500.000)
d.Rendah
(<Rp.1.500.000)
Budaya Segala sesuatu Dengan Kuesio a.Mendukung Ordinal
atau tatanilai memberikan -ner (1)
32

yang berlaku pertanyaan b.Tidak


dalam sebuah berupa mendukung(0)
masyarakat adakah
yang menjadi pengaruh
ciri khas dari keluarga
masyarakat dan atau
tersebut. kebiasaan
adat istiadat
yang
mendukung
ibu dalam
pemilihan
penolong
persalinan.
Vaiabel Definisi CaraUkur Alat Hasil Ukur Skala
Dependent Operasional Ukur Ukur
Variabel
Dependent
Pemilihan Pertanyaan Dengan Kuesio a.Nakes (60%) Nominal
penolong responden memberikan ner
persalinan tentang orang pertanyaan b. Non nakes
yang dipilih siapa yang (40%)
untuk ibu pilih
menolongnya dalam
saat melahirkan penolong
anak terakhir. persalinan
terakhir.

H. Pengolahan Data

1) Editing (Pengeditan data)

Dilakukan dengan memeriksa kuesioner yang telah terisi. Data akan dilakukan

pengecekan ulang dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara

benar, sehingga dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang

diteliti, kemudian data dikelompokkan dengan aspek pengukuran..

2)Coding

Pemberian kode pada setiap data yang telah dikumpulkan untuk memperoleh

memasukkan data ke dalam tabel.


33

3) Skoring

Memberikan skor pada setiap jawaban yang diberikan pada responden.

Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai O, selanjutnya

menghitung skor jawaban dari pertanyaan yang diberikan.

4) Tabulating

Untuk mempermudah analisa data pengolahan data serta pengambilan

kesimpulan, data dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

memberikan skor terhadap pertanyaan yang diberikan kepada responden

(Notoatmojo, 2014).

I. Analisa Data

1. Analisa Univariat
Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi

atau besarnya proporsi berdasarkan tabel yang diteliti. Distribusi frekuensi

tentang variabel independen responden (jarak fasilitas kesehatan, budaya status

ekonomi, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, dan sikap), variabel dependent

(pemilihan penolong persalinan).

2. Analisa Bivariat

Uji statistik yang digunakan adalah Chi- square dengan syarat p

velue <0,05. Untuk menguji hubungan antara variabel yang satu dengan

variabel lainnya, dengan tingkat signifikansinya p=0,05. Jika (p<0,05) maka

Ho di tolak dan Ha di terima, sebaliknya jika (p>0,05) maka Ho diterima dan

Ha di tolak.
34

J.Uji Validitas Dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu alat ukur yang berfungsi mengukur sesuatu

aspek namun tidak bisa hasil ukur yang diteliti bisa menimbulkan varian

kesalahan. Alat ukur dengan validitas yang tinggi akan mempunyai kesalahan

yang kecil sehingga bisa dipercaya bahwa angka yang dihasilkan merupakan

suatu angka yang sebenarnya. Alat pengukuran yang digunakan dalam

peneliti adalah menggunakan kuesioner, sebelum membuat alat ukur

kuesioner perlu disusun terlebih dahulu agar bisa dapat dijadikan instrumen

yang tepat untuk bisa menemukan, dan berbagai informasi dan variabel

penelitian (Yusup,2018). Uji validitas dikatakan valid dalam penelitian

apabila hasil dari hitung tabel. Uji ini dilakukan menggunakan SPSS

(Statistical Product abd Service Solution) dengan cara memasukan item

pertanyaan dan skor total yang didapatkan.

2. Reliabilitas

Reabilitas adalah suatu uji yang menguji konsistensi hasil penelitian

dengan bermacam metode penelitian dalam kondisi baik tempat dan waktu

yang berbeda. Uji reliabilitas juga secara khusus mengacu pada konsistensi

hasil score dari item – item yang ada pada penelitian dan dapat menguji

ketetapan skais pada instrumen penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan

rehabilitasi dalam SPSS statistik. Uji rehabilitas yang paling tepat digunakan

adalah Alpha’s cronbach atau alpha coeficient (Yusup,2018).


35

Anda mungkin juga menyukai