Anda di halaman 1dari 39

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Endah Lestari

NIM : 2211025

Jurusan : D-III Kebidanan

Judul KTI : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Bersalin Dalam Pemilihan
Penolong Persalinan Di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan
Tahun 2023.

Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing dan siap untuk
dipertahankan di depan penguji Tugas Akhir.

Menyetujui

Pembimbing

Wan Anita S,SiT.M.Kes

NIDN : 1027107701

i
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Nama : Endah Lestari

NIM : 2211025

Jurusan : D-III Kebidanan

Judul KTI : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Bersalin Dalam Pemilihan
Penolong Persalinan Di Sp II Teluk Mundur.

Menyetujui

Penguji 1 Penguji II

Emi Yulita ,S.SiT,M.Keb Qory Armiza Septia, S.Tr.Keb,M.K.M

NIDN :1005077401 NIDN :1011099501

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas Kehadirat Allah SWT atas berkat dan Rahmat -
Nya diberi nikmat kesehatan,kekuatan,kelapangan,keringanan langkah,keterbukaan
hati dan fikiran sehingga saya dapat menyelesaiakn Proposal
Karya Tulis Ilmiah Ini yang Berjudul “ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ibu
Dalam Pemilihan Penolong Persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan
tahun 2023”,yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan D-III Jurusan Kebidanan di STIKES Tengku Maharatu Pekanbaru.

Selama proses penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini saya banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. NS.Carles, S.Kep,M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tengku


Maharatu Pekanbaru.
2. Erika, M.Kep,Sp.Mat,PhD, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Tengku Maharatu Pekanbaru.
3. Qori Armkza Septia, S.Tr.Keb, M.K.M selaku Ketua Prodi D III Kebidanan
STIKES Tengku Maharatu.
4. Emi Yulita, S.SiT, M.Keb selaku Koordinator KTI Prodi DIII Kebidanan
STIKES Tengku Maharatu.
5. Wica Def Fitria, S.ST selaku Kepala Puskesmas Pelalawan yang telah
membantu dalam pengambilan data.
6. Wan Anita S.SiT, M.Kes selaku Pembimbing dalam penyusunan Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Syamsiah , S.Tr.Keb selaku Bidan Koordinator Puskesmas Pelalawan yang
telah membantu dalam proses pengambilan data.
8. Seluruh staf dosen dan staf pengajar program studi D III Kebidanan STIKES
Tengku Maharatu.

9. Ucapkan terima kasih kepada teman – teman seperjuangan yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu yang telah saling tolong menolong dalam
pembutan proposal ini.

iii
Semoga Proposal KTI ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak serta
bagi penulis khususnya, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karunia-Nya
dan melindungi kita semua. Aminn ya rabbal alamin.

Pekanbaru, Januari 2015

Penulis

Endah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori …………………………………………………....... 19

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ……………………………………………...…… 20


DAFTAR TABEL
iv
Tabel 3.1 Definisi Operasional …………………………………………………… 25

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………….………………. i

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………...... ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………......... iii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………. v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... vii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………......… 1

A. Latar Belakang …………......…………………………………….……… 4


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 4
1. Tujuan Umum ……………………………………………………..… 4
2. Tujuan Khusus …………………………………………………….… 4
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………….… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….… 6

A. Tinjauan Teori …………………………………………………………... 6


1. Persalinan ……………………………………………………………. 6
2. Pengetahuan ……………………………………………………...….. 9
3. Sikap ……………………………………………………………….. 12
4. Status Ekonomi …………………………………………………….. 15
5. Budaya ……………………………………………………………... 16
6. Penolong Persalinan ………………………………………………... 18
B. Kerangka Teori ………………………………………………….…….. 19
C. Kerangka Konsep ……………………………………………………… 19
D. Hipotesis ………………………………………………………………. 20

v
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………… 21

A. Desain Penelitian ………………………………………………..…… 21


B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………… 21
C. Populasi Dan Sampel ………………………………………………… 21
D. Etika Penelitian …………….………………………………………… 23

E. Alat Pengumpulan Data …………………………………………….... 23


F. Prosedur Pengumpulan Data …………………………………………. 24
G. Definisi Operasional …………………………………………………. 24
H. Pengolahan Data …………………………………………………...… 27
I. Analisa Data ………………………………………………………….. 28
J. Uji Validitas Dan Reabilitas ………………………………………… 28

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 30

LAMPIRAN

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan prose membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau siap
untuk tinggal di luar perut, diikuti dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu melalui vagina,dengan atau tanpa bantuan. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37 Minggu) tanpa disertai adanya
penyakit. Persalinan dimulai (inpartu) ketika uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks ( membuka dan mengecil ) dan berakhir dengan keluarnya
plasenta total. (Sulfianti et al.,2020).

Jenis persalinan berdasarkan bentuk terjadinya dapat dikelompokkan ke dalam


4 cara, yaitu persalinan spontan,persalinan normal, persalinan anjuran, dan persalinan
tindakan. Sebab-sebab mulainya persjnan yaitu : teori peregangan,teori penurunan
progesteron, teori oksitosin internal,teori prostaglandin, teori hipotalamusspituitasi
dan glandula suprarenalis. Tanda – tanda timbulnya persalinan : terjadi his persalinan,
keluar lendir bercampur darah, disertai ketuban pecah, dilatasi dan effacement.
(Sulfianti et al.,2020).

Ibu yang melahirkan dengan tenaga non medis cenderung mempraktekkan


tindakan – tindakan tidak steril yang dapat mengancam ibu dan bayi seperti
menaburkan kapur sirih ketali pusat bayi yang baru lahir, memotong tali pusar bayi
menggunakan gunting tidak disterilkan,pantangan makan dan minum terlalu banyak
selama nifas,praktik bakar batu, dan lain lain.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator keberhasilan pembangunan


pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu mulai dari masa
kehamilan,persalianan dan nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya
kematian perempuan pada saat hamil atau 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilanya atau
2

pengelolaannya, dan bukan karena sebab – sebab lain, per 100.000 kelahiran hiduo
(Pemerintah Kabupaten Pelalawan,2019).

Berdasarkan hasil (Survey,Demografi dan Kesehatan Indonesia) SDKI tahun


2021 AKB menunjukan penurunan 12 per 1000 kelahiran hidup, dibandingkan tahun
2017 lalu sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia dilihat dari data
SDKI pada tahun 2021 menunjukan adanya penurunan dari data SDKI pada tahun
2017 turun sekitar -3,93% per tahun. Ditengah pandemi covid -19,angka kematian
ibu dan bayi melonjak. Angka kematian ibu sebanyak 300 kasus dari 2019 sekitar
26.000 kasus meningkat hamoir 40% menjadi 44.000 kasus pada 20220 (Sekretariat
Jendral DPR RI, 2021).

Jumlah kematian ibu : Jumlah kematian ibu hamil, bersalin dan nifas yang
meninggal di suatu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Pada tahun
2022 pencapaian presentase penurunan kematian ibu realisasi kinerja dinilai sangat
tinggi yaitu 1830% atau dari target <2% terealisasi kinerja 36,6% (penurunan kasus
dari 180 kasus di tahun 2021 menjadi 114 kasus di tahun 2022).(Dinkes Riau,2022).

Pertolongan persalinan adalah suatu bentuk pelayanan terhadap persalianan


ibu melahirkan yang dilakukan oleh penolong persalinan baik oleh tenaga kesehatan
seperti dokter, bidan atau tenaga non kesehatan seperti dukun, tenaga kesehatan
adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. Salah satu fungsi tenaga kesehatan adalah pertolongan
persalinan.

Salah satu agenda utama SGDs adalah menurunkan angka kematian ibu dan
kematian balita. Pemeriksaan antenatal yang berkualitas dan teratur selama
kehamilan akan menentukan status kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan.
Hingga saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI masih dikisaran 305 per 100.000
kelahiran hidup, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di
tahun 2024. Demikian juga bayi dan balita yang masih harus kita selamatkan dari
kematian.
3

Jumlah kelahiran atau persalinan yang masuk pada data Badan Statistik Riau
adalah, di Riau pada tahun 2022 terdapat 48,92 % dengan dokter,54,97% dengan
bidan 0,6% dengan tenaga kesehatan lainnya, 3,29 dengan dukun dan 0,21 dengan
lainnya. Sedangkan di Kabupaten Pelalawan pada tahun 2022 di dapatkan data 49,69
% dengan dokter,44,08 dengan bidan,3,56 dengan tenaga kesehatan lainnya, 1,92
dengan dukun dan 0,77 dengan lainnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Riau 2022 didapatkan jumlah
tenaga kesehatan di Riau adalah tenaga kesehatan 4647,perawat 1171, farmasi 2048,
bidan 9176,kesehatan masyarakat 985, kesehatan lingkungan 372, gizi 759,tenaga
keterapian fisik 324, teknik medis 850 dan teknik biomedikal 1607. Untuk wilayah
kabupaten Pelelalawan sendiri di dapat data yaitu tenaga kesehatan 227, perawat
549,farmasi 95, bidan 743, kesehatan masyarakat 68, kesehatan lingkungan 21, gizi
42, teknik keterapian fisik 18,teknik medis 36 dan teknik biomedika 181.

Berdasarkan data dari BLUD Puskesmas Pelalawan jumlah tenaga kesehatan


di Puskesmas Pelalawan adalah 61 staf. 4 dokter,2 dokter gigi, 22 bidan,12 perawat,2
pelayan kesehatan masyarakat, 1 analisis,1 farmasi dan 16 tenaga penunjang dan
terdapat bidan kampung (dukun) sebanyak 16 orang. Dan pada tahun 2023 di
dapatkan data 169 jumlah ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Pelalawan.
Dengan 44 bersalin dengan bidan, 25 dengan dokter,20 dengan dukun dan bidan, 70
dengan dukun.

Berdasarkan data tahun 2023 di wilayah kerja BLUD Puskesmas Pelalawan


terdapat 169 ibu bersalin,54 bersalin dengan bidan, 25 dengan dokter,20 dengan
dukun dan bidan,dan 70 bersalin dengan dukun.

Berdasarkan data tahun 2023 dari Kelurahan Pelalawan khususnya di Dusun Sp II


Tekuk Mundur Kelurahan Pelalawan terdapat 6 ibu bersalin dengan bidan,6 bersalin
dengan dokter,14 bersalin dengan dukun,dan 2 ibu bersalin dengan dukun dan bidan.

Berdasarkan survei yang dilakukan di wilayah kelurahan khususnya SP II


Teluk Mundur di dapatkan data 30 ibu yang terdata di poskesdes 6 melahirkan
dengan dokter karena SC,6 melahirkan dengan bidan,14 dengan dukun,2 ibu ditolong
bidan dan dukun.Dari data tersebut ditemukan masih banyak ibu belum paham
tentang penolong persalinan. Hal itu disebabkan karena faktor
pengetahuan,sikap,status ekonomi, keberadaam penolong persalinan dan budaya.
4

B. Rumusan Masalah
Berdarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah “ Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ibu Bersalin Dalam
Pemilihan Penolong Persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan Tahun
2023”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum


Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
pemilihan penolong persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan
Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan faktor pengetahuan dengan pemilihan penolong
persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.
b. Mengetahui hubungan faktor sikap dengan pemilihan penolong persalinan
di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.
c. Menegtahui hubungan faktor ketersediaan tenaga penolong kesehatan di
Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.
d. Mengetahui hubungan faktor status ekonomi dengan pemilihan penolong
persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.
e. Mengetahui hubungan faktor budaya dengan pemilihan penolong
persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.
3. Manfaat Penelitian a. Manfaat Praktis
1) Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan peneliti dalam penerapan ilmu yang di
dapat selama perkuliahan khususnya tentang faktor _faktor yang
mempengaruhi ibu dalam pemelihan penolong persalinan.
2) Bagi Responden
Menambah pengetahuan ibu tentang pertolongan persalinan dan
pemilihan penolong persalinan.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
5

Dapat dijadikan data dasar untuk melakukan penelitian


selanjutnya dengan variabel yang berbeda.
b. Manfaat Teoritis
Mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan kesehatan,serta
memberikan upaya promotif dan preventif untuk persalinan dengan
pemilihan penolong persalinan.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI 1. PERSALINAN

a. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri)
yang dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.
Adapun menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut:
1) Persalinan spontan

Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. Pengertian


persalinan, melalui jalan lahir ibu tersebut.
2) Persalinan Buatan

Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forsep
atau dilakukan operasi sectio caesaria.

3) Persalinan Anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru berlangsung


setelah pemecahan ketiban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.

Istilah-istilah yang berkaitan dengan persalinan berdasarkan tuanya umur


kehamilan dan berat badan bayi :

1) Abortus

Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi


dengan berat badan kurang dari 500 gram. 2) Partus Imaturus

Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau


bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram. 3) Partus
Prematur

Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 Minggu atau


bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
4) Partus Maturus atau Aterm.
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 Minggu dan 42 minggu atau
bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
7

5) Partus Postmaturus atau Serotinus.

Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 minggu.

b.Sebab – sebab mulainya persalinan

1) Penurunan Kadar Estrogen

Pada saat 1-2 minnggu sebelum persalinan dimulai terjadi penurunan kadar
esterogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otototot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
kadar progesteron menurun. 2) Teori Oxytocin

Pada akhir kehamilan kadar Oxytocin bertambah. Oleh karena itu, timbul
kontraksi otot-otot rahim. 3) Keregangan otot – otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang
karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot
– otot rahim makin rentan. 4) Pengaruh Janin

Hypofise dan kelenjar Suprarenal janin rupa – rupanya juga memegang


peranan karena pada anencepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa. 5) Teori
Prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan desidua, disangka menjadi salah satu sebab


permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa Prostaglandin
F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extreminal menimbulkan
kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan
adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah
perifer pada ibu – ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
c. Tahap Persalinan

1) Kala I
Persalinan kala 1 atau kala pembukaan adalah periode persalinan yang
dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi
lengkap (Yanti,2010) :

a) Fase Laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0 sampai
3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
8

b) Fase Aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat membutuhkan waktu 6
jam yang terbagi lagi menjadi :
(1) Fase Accelerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm
yang dicapai dalam 2 jam.
(2) Fase Dilatasi Maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang
dicapai dalam 2 jam.
(3) Fase Decelerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9 cm sampai
10 m yang dicapai dalam 2 jam,
2) Kala II

Kala II atau kala pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari
pembukaan lengkap ( 10 cm) sampai lahirnya bayi (Yanti,2010). Proses ini
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini
His lebih cepat dan kuat, kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi normal
kepala janin sudah masuk dalam rongga panggul.

3) Kala III

Kala III atau kala Uri adalah periode persalinan yang dimulai dari lahirnya
bayi sampai lahirnya plasenta. Berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi
lahir uterus teraba keras dan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.

4) Kala IV

Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik, atas
pertimbangan – pertimbangan praktis masih diakui adanya kala IV persalinan
meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas
(peurpurium), mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan :

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah:


a) Tingkat kesadaran ibu bersalin.
b) Pemeriksaan TTB: TD,nasi, suhu, respirasi.
c) Kontraksi uterus.
d) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak
melebihi 400 sampai 509cc.
e) Isi kandung kemih.
9

2.Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2018), pengetahuan (knowledge) merupakan hasil


“tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra,yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh mata dan telinga.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2018), ada enam tingkatan pengetahuan yangdicapai


dalam domain kognitif, yaitu:

1).Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah disepakati sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali(recall)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah.

2).Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang


obyek yang diketahui.

4) Aplikasi (Appllication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang


telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

5).Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitannya satu sama lain.

6).Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau bagian - bagian


di dalam suatu keseluruhan yang baru.
10

7).Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau


penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

c.Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Kholid (2012), cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan


menjadi di dua yaitu:

1)Cara tradisional atau non ilmiah

Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,


sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis
dan logis. Cara-cara ini antara lain:

a) Cara coba salah ( trial and eror )

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa


kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil,di coba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal
pula,maka dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut
dapat dipecahkan, itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) dan error
( gagal atau salah) atau metode coba salah/coba – coba.

b) Cara kekuasaan atau otoritas


c) Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di
dalam penemuan pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima
pendapat yangdikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa
terlebih dulumenguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan
fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri. Orang yangmenerima
pendapat menganggap bahwa apa yang dikemukakan orang mempunyai
otoritas selalu benar.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi

Semua pengalaman pribadi tersebut dapat merupakan sumber kebenaran


pengetahuan. Pengalaman pribadi tidak selalu dapat menuntun seseorang untuk dapat
11

menarik kesimpulan dengan benar sehingga untuk dapat menarik kesimpulan dari
pengalaman dengan benar diperlukan berpikir kritis dan logis.

e) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir


manusia ikut berkembang, manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya.

2) Cara modern atau ilmiah

Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu


pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode
ilmiah.Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Depkes R.I dalam
Wawan dan Dewi (2018),Pengetahuan dipengaruhi oleh:

a).Faktor internal

(1) Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap pola hidup


terutama dalam motivasi sikap. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin
mudah untuk penerimaan informasi.

(2)Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu cara mencari nafkah yang


membosankan,berulang, dan banyak tantangan. Pekerjaan dilakukan untuk
menunjang kehidupan pribadi maupun keluarga. (3) Umur

(3) Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dari dilahirkan sampai
berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir.

b). Faktor eksternal

(1).Faktor lingkungan
12

Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku


individu maupun kelompok. Jika lingkungan mendukung ke arah positif, maka
individu maupun kelompok akan berperilaku positif, tetapi jika lingkungan sekitar
tidak kondusif,maka individu maupun kelompok tersebut akan berperilaku kurang
baik.

(2).Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada dalam masyarakat dapat mempengaruhi


pengetahuan seseorang.

d. Kategori tingkat pengetahuan

Menurut Arikunto dalam Rismawan (2013), tingkat


pengetahuan diikategorikan menjadi tiga kategori dengan nilai sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan baik. : Nilai 76-100

b. Tingkat pengetahuan cukup. : Nilai 56-75

c. Tingkat pengetahuan kurang. : Nilai < 45

3. Sikap

a. Pengertian Sikap

Menurut Notoatmodjo (2018), sikap adalah respons tertutup seseorang


terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan
emosi yang bersangkutan.

b.Komponen pokok sikap

Menurut Notoatmojo (2018) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga


komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tensi ti behave).

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan
dan emosi memegang peranan penting.
13

c. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2018) seperti halnya pengetahuan,sikap juga terdiri


dari berbagai tingkatan berdasarkan, yaitu:

1).Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan memperhatikan


stimulus yang diberikan (objek).

2).Merespon (Responding)

Merespon diartiakan memberikan jawaban atau tanggapan pertanyaan atau objek


yang dihadapi.

3).Menghargai (Valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif


terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan
mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan oranglain merespon.

4).Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah diyakininya dengan segala
risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Sikap dapat di ukur secara langsung
dantidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau
pernyataan responden terhadap suatu objek.

d. Kaitan pengetahuan dengan sikap

Kaitan Pengetahuan dan Sikap menurut Notoatmodjo (2018), adalah untuk


mempunyai sikap yang positif diperlukan pengetahuan yang baik, demikian
sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan dalam menjalani akan kurang.

Menurut Notoatmodjo dalam Veriza (2018), seseorang yang memiliki pengetahuan


yang tinggi belum tentu perilakunya terhadap suatu keadaan atau situasi baik.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Azwar (2015), faktor – faktor yang mempengaruhi sikap terhadap


suatu objek antara lain :
14

1).Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang


meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang. Kejadian – kejadian dan
peristiwa – peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus,lama kelamaan
secara bertahap diserap ke dalam individu dan terbentuknya sikap.

2). Pengaruh orang lain yang dianggap penting.

Dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain yang berperan, misalnya


dalam kehidupan masyarakat yang hidup di pedesaan, mereka akan mengikuti apa
yang diberikan oleh tokoh masyarakat.

3). Kebudayaan

Dimana kita hidup mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan


sikap. Dalam kehidupan di masyarakat diwarnai dengan kebudayaan yang ada di
daerahnya.

4).Media masa
Media masa elektronik maupun media cetak sangat besar pengaruhnya terhadap
pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Pemberian informasi melalui media
masa mengenai sesuatu hal akan memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya sikap. 5).Lembaga pendidikan

Dalam lembaga pendidikan dan lembaga agama berpengaruh dalam pembentukan


sikap, hal ini dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral
dalam diri individu.

f. Kategori tingkat sikap

Menurut Sriyanto (2019), pengukuran sikap dilakukan menggunakan PAP


(Penilaian Acuan Patokan). Pengukuran sikap dikategorikan dengan skor :

a. Baik. : Nilai 28-40

b. Sedang. : Nilai 15-27

c. Buruk. : Nila 0-14


15

4.Status Ekonomi

Ekonomi adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan material dari


sumber yang terbatas. Individu membutuhkan perawatan memanfaatkan
sumbersumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.
(Ratih Indriani, 2018). Faktor ekonomi perlu dikaji seorang perawat antara lain
pemasukan dalam keluarga,sumber penghasilan lain, asuransi kesehatan, sampai
penghasilan terhadap kesehatan. Bahwa sekitar 65% dari seluruh masyarakat yang
menggunakan dukun bayi karena alasan biaya walaupun ada yang merasa nyaman
terhadap pelayanan yang diberikan oleh dukun bayi. (Ayu Safitri Laraswati,2017).

Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat


berdasarkan pendapatan perbulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang
disesuaikan dengan harga barang pokok. Status ekonomi adalah kemampuan
prekonomian suatu keluarga dalam memenuhi setiap kebutuhan hidup seluruh
anggota keluarga. Kondisi sosial ekonomi adalah salah satu kedudukan yang diatur
secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat,
pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus
dimainkan oleh orang yang membawa status tersebut.(Hariyanto,2021).

5.Budaya

Budayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan


kesenian,moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Beberapa indikator dari aspek budaya antara lain :

a.Norma

Norma adalah suatu aturan khusus atau seperangkat peraturan tentang apa yang
harus dan apa yang tidak harus di lakukan oleh manusia. Norma mengungkapkan
bagaimana manusia berprilaku atau bertindak. Norma yang berkembang di
masyarakat mempunyai beberapa hal yang terkait dengan kehamilan maupun dengan
pemilihan tenaga penolong persalinan. Adanya hubungan aspek norma dengan
16

tindakan dalam memilih tenaga penolong persalinan akan dilihat dalam penelitian
ini.

Konsep norma tentang dukun bayi pada beberapa penelitian terdahulu


menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan bidan atau tenaga kesehatan
lainnya. Sehingga dalam pelaksanaan pelayanan pertolongan persainan di tengah
masyarakat menunjukkan adanya keseimbangan antara bidan dan dukun bayi
(Sumaryoto 2014) norma mengacu pada kepercayaan simbolisis penting untuk
masyarakat terutama yang tertinggal di daerah pedesaan atau daerah terpencil. Hal ini
di sebabkan karena :

1). Simbol dasar dari kehamilan bersumber dari adat istiadat dan norma asli

2). Konsep norma dan nilai mempengaruhi perlakuan

3). Masyarakat dapat mngetahui sistem kedokteran moderen dalam konteks


kepercayaan simbolisis.

4). Mungkin masyarakat tidak memakai system pengobatan moderen karena tidak
cocok dengan norma masyarakat asli.

Kondisi daerah sangat berpengaruh terhadap keteguhan untuk memelihara


norma dan nilai, suatu daerah yang tidak banyak mendapatkan sentuhan pola hidup
moderen yang dapat merubah pola dan pandangan hidup masyarakat senantiasa
terpelihara dengan baik. Sebaliknya daerah yang banyak menerima perubahan yang
dibawa oleh pendatang dapat menyebabkan perubahan norma dalam masyarakat.

Perubahan pandangan tentang norma dapat mencakup berbagai aspek kehidupan.


Termasuk perubahan pandangan tentang tenaga penolong persalinan, yang selama ini
sebagian besar masih di tolong oleh dukun bayi, akan mengalami perubahan dengan
di tempatkannya bidan sebagai tenaga kesehatan di daerah pedesaan. (Sudarmiatin
2017).

Faktor non medis terbukti merupakan faktor dominan yang memberikan


kontribusi terhadap kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas. Apalagi saat
ini belum semua masyarakat siap melaksanakan perubahan prilaku, 30 pengaruh
17

sosial budaya dan masih kurangnya informasi serta kemampuan menerima dan
menyerap informasi.

1. Keyakinan

Keyakinan atau gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu


yang menggambarkan evaluasi, perasaan dan kecendrungan seseorang yang merasa
efektif konsisten terhadap sutu objek dan gagasan. Sebagai makhluk sosial manusia
secara umum dan ibu hamil khususnya akan menggapai dan memberikan pandangan
tentang tenaga penolong persalinan berdasarkan keyakinan yang di milikinya. Secara
psikologis faktor keyakinan berperan besar dalam menentukan presepsi seseorang
terhadap orang lain, demikian juga dengan ibu hamil, presepsi atau keyakinan
tentang kehamilan dan persalinan yang di miliki oleh masyarakat sangat menentukan
perilaku terhadap kehamilan dan persalinan tersebut (notoatmodjo 2014).

Presepsi ini terbentuk berdasarkan kepercayaankepercayaan dan


simbolsimbol yang dimiliki oleh masyarakat. Proses kehamilan dan persalinan serta
bagaimana pengelolaan kehamilan lebih di tentukan oleh kepercayaan-kepercayaan
dari dalam (perlakuan terhadap adat) daripada lingkungan perawatan dari luar oleh
karena itu sebagian masyarakat memandang bahwa hal yang lebih penting di lakukan
adalah memenuhi tuntutan kepercayaan/adat dari pada perawatan dari luar. Apabila
kepercayaan-kepercayaan tersebut telah dilakukan sebagaimana mestinya, maka
kehamilan ibu akan sehat dan lahir dengan baik. Hal tersebut erat kaitannya dengan
struktur nilai yang ada dalam masyarakat

6. Penolong Persalinan

Yang dimaksud dengan tenaga penolong persalinan adalah orang-orang yang


biasa memeriksa wanita hamil atau memberikan pertolongan selama persalinan dan
nifas. Tenaga yang dapat memberikan pertolongan selama persalinan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kesehatan (mereka yang mendapatkan
pendidikan formal seperti dokter spesialis, dokter umum, dan bidan) dan bukan
tenaga kesehatan, yaitu dukun bayi yang terlatih dan tidak terlatih (prawirihardjo,
2019).
18

Berdasarkan Depkes RI (1997), dalam program KIA dikenal beberapa jenis


tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat.Jenis tenaga
tersebut adalah:

a.Tenaga Profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu


bidan, dan perawat lain. b.Dukun
bayi

1)Terlatih : ialah dukun bayi yang mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan
yang dinyatakan lulus.
2)Tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

Tenaga bukan kesehatan (Dukun bayi)

Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang


wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong
persalinan secara tradisional dan memperoleh keterampilan tersebut secara
turuntemurun belajar secara praktis atau cara lain menjurus ke arah peningkatan
keterampilan tersebut serta melalui kesehatan. Dukun bayi adalah seorang wanita
atau pria yang menolong persalinan. Kemampuan ini diperoleh secara turun temurun
dari ibu kepada anak atau dari keluarga dekat lainnya (Kusnada Adimihardja) Dukun
bayi berperan memberitahu ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan. Selaras
dengan keterampilanya, dukun bayi memiliki dua macam fungsi ialah fungsi utama
dan fungsi tambahan. Fungsi utama dukun bayi adalah melaksanakan pertolongan
persalinan secara benar dan aman. Untuk mendukung fungsi utamanya,maka fungsi
tambahan dapat dapat dikembangkan setempat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan perkembangan pelayanan kesehatan.

Agar dukun bayi dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, diharapkan


mereka terlibat secara aktif di posyandu setempat. Jenis dan derajat keterlibatan
dukun bayi di posyandu di serahkan kepada dukun bayi sendiri dan pengaturan
dukun bayi di mmasyarakat.
19

B.Kerangka Teori

Pengetahuan :

a) Pendidikan
b) Pekerjaan
c) Lingkungan
d) Sosial budaya

Sikap :

a) Pengalaman pribadi
b) Pengaruh dari orang Pemilihan Penolong
lain Persalinan
c) Kebudayaan

Status ekonomi

Budaya

Keberadaan Tenaga Kesehatan

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

C.Kerangka Konsep
Penelitian ini mempunyai kerangka yang terdiri dari dua variabel independen
yaitu yang meliputi status ekonomi, budaya, jarak fasilitas kesehatan,sikap dan
pengetahuan. Dan variabel independen pemilihan penolong persalinan.

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan,sikap, status ekonomi,


penolong persalinan,budaya dan jarak fasilitas kesehatan.
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemilihan penolong persalinan.

Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari wawancara
kepada responden. Data tersebut dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji
20

chi-square atau fisher untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan,sikap,


penolong persalinan, status ekonomi, budaya dan jarak fasilitas kesehatan dengan
pemilihan penolong persalinan.

Variabel Independen Variabel Dependen


Faktor-faktor yang Pemilihan Penolong

mempengaruhi ibu bersalin Persalinan

Gambar 2.2 Kerangka konsep

D.HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. (Sugiyono 2018).
Ha : Ada Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan
Penolong Persalinan di Sp II Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan.
Ho : Tidak Ada Fakor _ faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam
Pemilihan Penolong Persalinan Di Sp II Teluk Mundur Kelurahan
Pelalawan.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, metode penelitian kuantitatif


dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan
(Sugiyono, 2020). Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Cross sectional adalah suatu rancangan penelitian
observasional yang dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen
21

dengan variabel dependen dimana pengukurannya dilakukan pada satu saat


(serentak) (Ariani, 2014), penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor - faktor
yang mempengaruhi pemilihan penolong persalinan di Kelurahan Pelalawan Sp 2
teluk mundur.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Pelalawan dusun Sp 2 teluk


mundur.Penelitian ini akan dilakukan pada

C. Populasi dan Sempel

1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan sample penelitian atau objek yang akan
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin selama 1 tahun
dan bertempat tinggal di wilayah Kelurahan Pelalawan Sp 2 teluk mundur
berjumlah 90 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sedangkan ukuran sampel merupakan suatu langkah untuk
menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian

(Sugiyono, 2020). Sampel dilakukan dengan teknik Accidental Sampling,


yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yang dijumpai di tempat
dan waktu secara bersamaan pada pengumpulan data. Penelitian menggunakan
rumus slovin dalam penentuan sampel. Penentuan jumlah sampel dijabarkan
sebagai berikut:

n=

1+N (d2)

Keterangan:

n= besar populasi

N= besar sampel
22

D= tingkat kepercayaan yang di inginkan (10%)

Maka didapatkan sampel :


90

n=

1+90(0,1)2

90

n=

1+ 90 (0,01)
90
n=

1+ 0,9

90

n=

2,9

n= 31 orang

Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 31 orang dari seluruh
ibu bersalin yang berada di Kelurahan Pelalawan Sp 2 teluk mundur.

D.Etika Penelitian

1. Informed Consent
Sebelum melakukan penelitian di Kelurahan Pelalawan Sp 2 teluk
mundur, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, kemudian
peneliti memberikan lembaran persetujuan kepada responden yang tujuannya
23

untuk meminta partisipasi dan kesediaan menjadi sampel penelitian tetap


menghormati hak responden.
2. Anoninerty (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasian subjek peneliti tidak akan mencantumkan
nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang di isi oleh
subjek. Lembar tersebut hanya diberikan inisial atau kode tertentu.
3. Cofidentiality (kepercayaan)
Kerahasian dan informasi yang diberikan oleh subjek akan dijamin
oleh peneliti.
4. Protection from disconfort
Responden bebas dari rasa tidak nyaman sebelum peneliti melakukan
penelitian, responden diberi penjelasan tentang manfaat dan tujuan penelitian.

E.Alat Pengumpulan Data.

Alat pengumpulan data atau instrument penelitian menurut Sugiyono (2017)


adalah angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan kuesioner
untuk mengumpulkan data.

F.PROSESUR PENGUMPULAN DATA

1. Tahap persiapan dimulai dengan menetapkan tema judul penelitian,


melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing, membuat proposal
penelitian, melakukan studi pendahuluan dan revisi.
2. Mengurus surat permohonan izin penelitian dari Stikes Tengku Maharatu
di Pekanbaru, kemudian mengirim permohonan izin penelitian kepada
lurah Pelalawan.
3. Menentukan besarnya sampel dengan teknik sampling yaitu exchaustive
sampling.
4. Peneliti meminta kesediaan responden untuk menjadi bagian dari
penelitian ini dan menandatangani lembar informed consent. Kemudian
peneliti mengajukan kontrak waktu kepada seluruh responden.
5. Peneliti dibantu oleh tiap bidan puskesmas untuk membagi kuesionernya
kepada responden.
24

6. Responden diberikan kuesioner, setelah kuesioner dinisis oleh responden,


kemudian peneliti mengumpulkan dan periksa kelengkapannya.
7. Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas ( independen)
dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi pemilihan penolong
persalinan .

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya


variabel bebas ( independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap
pemilihan penolong persalinan.

Tabel 3.1 Definisi Operasional


N Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur
o
25

1 Pengetahua Pengetahuan Kuesioner 1. Baik = 70-


n (knowlwdge) merupakan 100%
hasil “ tahu” dan 2. Cukup =5070%
ininterjadi setelah orang 3. Kurang = <
melakukan pengindraan 50%
teehadap suatu objek
tertentu. Pengindraan
terjadi melalui
pancaindra,yakni : indra
penglihatan,
pendengaran,
penciuman,rasa dan raba.
Sebagian besar
pengetahuan manusia
diperoleh dari mata dan
telinga.

2 Sikap Sikap adalah Kueioner 1. Baik = 70-


respons tertutup 100%
seseorang terhadap
stimulus atau objek 2. Cukup
tertentu, yang sudah =50-70%
melibatkan faktor
3. Kurang =
< 50%

pendapat dan emosi yang


bersangkutan.
26

3 Penolong Penolong Kuesioner 1. Baik : (60%)


persalinan persalinan adalah 2. Kurang :
tenaga yang dapat
memberikan (40%)
pertolongan selama
persalinan baik tenaga
kesehatan (Bidan) dan
non kesehatan(Dukun
bersalin) yang terlatih
dan tidak terlatih

4 Status Status ekonomi Kuesioner 1.Kurang: pekerjaan


ekonomi
adalah status dan pendapatan

ekonomi keluarga

pendorong ibu 2. Cukup: pekerjaan


tetap
menggunakan

jasa tenaga
bersalin yang
berupa 41
status ekonomi
ibu
27

dalam
mempertimbang kan
biaya persalinan

5 Budaya kebudayaan adalah Wawancar 1. Mendukung :


a > 50%
kompleks yang
2. Tidak
mencakup mendukung
pengetahuan, :<50%

kepercayaan

kesenian, moral,

hukum, adat

istiadat dan

kemampuankemampu

an lain, serta

kebiasaankebiasaan
yang di dapatkan oleh
manusia sebagai
anggota masyarakat

H. Pengolahan Data

1) Editing (Pengeditan data) Dilakukan dengan memeriksa kuesioner yang


telah terisi. Data akan dilakukan pengecekan ulang dengan tujuan agar data yang
masuk dapat diolah secara benar, sehingga dapat memberikan hasil yang
28

menggambarkan masalah yang diteliti, kemudian data dikelompokkan dengan aspek


pengukuran..
2)Coding

Pemberian kode pada setiap data yang telah dikumpulkan untuk memperoleh
memasukkan data ke dalam tabel.
3) Skoring

Memberikan skor pada setiap jawaban yang diberikan pada responden.


Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai O,selanjutnya
menghitung skor jawaban dari pertanyaan yang diberikan.

4) Tabulating

Untuk mempermudah analisa data pengolahan data serta


pengambilan kesimpulan, data dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan memberikan skor terhadap pernyataan yang diberikan
kepada responden (Notoatmojo, 2014).

I. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi


frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan tabel yang diteliti. Distribusi
frekuensi tentang variabel independen responden (jarak fasilitas kesehatan,
budaya status ekonomi, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, dan sikap),
variabel dependent (pemilihan penolong persalinan).

2. Analisa Bivariat

Uji statistik yang digunakan adalah Chi- square dengan syarat


expected count tidak boleh lebih dari 5. Jika lebih dari 5 maka uji yang
digunakan adalah fisher ‘s exact test. Untuk menguji hubungan antara
variabel yang satu dengan variabel lainnya, dengan tingkat signifikansinya
p=0,05. Jika (p<0,05) maka Ho di tolak dan Ha di terima, sebaliknya jika
(p>0,05) maka Ho diterima dan Ha di tolak.

J.Uji Validitas Dan Reliabilitas

1. Uji Validitas
29

Validitas adalah suatu alat ukur yang berfungsi mengukur sesuatu


aspek namun tidak bisa hasil ukur yang diteliti bisa menimbulkan varian
kesalahan. Alat ukur dengan validitas yang tinggi akan mempunyai kesalahan
yang kecil sehingga bisa dipercaya bahwa angka yang dihasilkan merupakan
suatu angka yang sebenarnya. Alat pengukuran yang digunakan dalam
peneliti adalah menggunakan kuesioner, sebelum membuat alat ukur
kuesioner perlu disusun terlebih dahulu agar bisa dapat dijadikan instrumen
yang tepat untuk bisa menemukan, dan berbagai informasi dan variabel
penelitian (Yusup,2018). Uji validitas dikatakan valid dalam penelitian
apabila hasil dari hitung tabel. Uji ini dilakukan menggunakan SPSS
(Statistical Product abd Service Solution) dengan cara memasukan item
pertanyaan dan skor total yang didapatkan.
2. Reliabilitas

Reabilitas adalah suatu uji yang menguji konsistensi hasil penelitian


dengan bermacam metode penelitian dalam kondisi baik tempat dan waktu yang
berbeda. Uji reliabilitas juga secara khusus mengacu pada konsistensi hasil score
dari item – item yang ada pada penelitian dan dapat menguji ketetapan skais pada
instrumen penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan rehabilitasi dalam SPSS
statistik. Uji rehabilitas yang paling tepat digunakan adalah Alpha’s cronbach
atau alpha coeficient (Yusup,2018).
30

DAFTAR PUSTAKA

Ariani.2014. Desain Penelitian Survei Analitik (kedua).Jakarta : PT RINEKA


CIPTA.

Ayu Safitri Laraswati.A. Alasan Pemilihan Persalinan Di Non-Nakes Pada Ibu


Melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Bekasi.
Jakarta.2021.

Endah [ Internet.] Pemerintah Kabupaten Pelalawan 2018. Tersedia


dari

https://pelalawankab.bps.go.id/indicator/30/81/2/persalinan-bayi-bayi-
lahirhidupdan-bayi-lahir-mati.html.

Endah [ internet ]. Dinas Kesehatan Riau,2022. Tersedia


dari https://riau.bps.go.id/indicator/30/154/1/jumlah-tenaga-kesehatan.html.

Endah [ internet ]. Badan Statistik Provinsi Riau. Tersedia di


hhtps://riau.bps.go.id/indicator/30/153/1/distribusi-persentase-wanita-
pernahkawin-yang-melahurkan-hidup.html.

Endah.Poltekes Denpasar [ Dokumen Internet].2021. [di unduh 31 Mei 2023 :


16.20] . Tersedia dari http://repository.poltekes-denpasar.ac.id/7216/.

Gustriana.2015. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Tingkt II


terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan di STIKES
Medistra Indonesia,

Hariyanto,D.2021. Hubungan status sosial ekonomi keluarga dengan stunting pada


balita di wilayah kerja Puskesmas Tembokreji Kabupaten
Jember.(Universitas Jember).

Irwan.2018.Etika dan Perilku Kesehatan.Yogyakarta: CV Absolute Media.


Journal of Healtcare Technology and Medicine.Volt.Vol.8 No. 2 Oktober 2022
Universitas Ubudiyah Indonesia e-ISSN:2615-109X.

Kemenkes RI tahun 2022, [Internet,31 Mei 2023.16.30 WIB].

Legawati 2018. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Malang: Wineka Medika 5
31

Mardiliyataini,dkk.2022.Kehamilan dan Persalinan.Malang :CV. Literasi Nusantara


Abadi.

Muzakir.2018.Dukun dan Bidan Dalam Prespektif Sosiologi. Makasar: CV.Sah


Media.

NGKY Gayatri.2022. [Internet ] Tersedia di


http://repository.poltekesdenpasar.ac.id/9275/3/BAB%20II%20Tinjauan%20
Pustaka.pdf.

Notoatmodjo,S.2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Notoatmodjo,S.2018. Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta.

NRW Setriyani 2021.[Internet ] Tersedia di


http://repository.poltekesdenpasar.ac.id/7211/3/BAB%20II.pdf.

Proposal KTI Tidak diterbitkan. Fakultas Kebidanan. STIKES Mitra Ria Husada.
Jakarta.

Umi Kalsum,dkk 2022. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bandung: Media Sains


Indonesia.

Sugiyono, D. (2020). Metode Penelitian (CETAKAN 19; A. Nuryanto, Ed.).


Bandung: Alfabeta cv.

Sugiono.2017. Metodelogi Penelitian Kesehatan (pertama). Jakarta : PT RINEKA


CIPTA.

Sulisdiana,dkk.2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : CV. Oase Group.

.............(2021). Faktor Faktor Penyebab Rendahnya Cakupan Pertolongan Persalinan


Oleh Tenaga Kesehatan Di Desa Ulak Medang Kecamatan Muara Lawan
Kabupaten Ketapang Kalimantan. Tidak diterbitkan. Universitas Binawan.

Jakarta,Indonesia.

Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif.


32

Anda mungkin juga menyukai