Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

MODUL 3
ANALISA ANION DAN KATION

KELOMPOK 12 / RABU, 23 MARET 2022


Diva Aurelia Ramadhani
NRP : 5008211004
Naila Choirunisa Jafna Satriadi
NRP : 5008211004

ASISTEN
Sella Ramadhani Alya Sasono
NRP : 6008211014

Tanggal Percobaan : 23 Maret 2022


Tanggal Pengumpulan Laporan : 29 Maret 2022

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2022
1. TUJUAN
1) Mahasiswa mampu menganalisis adanya anion dalam suatu sampel
2) Mahasiswa mampu menganalisis adanya kation dalam suatu sampel

2. TINJAUAN PUSTAKA
Kimia analisa atau kimia analitik dapat diklasifikasikan ke dalam bidang-bidang yang
disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif sendiri berkaitan dengan
identifikasi zat-zat kimia di mana kita akan mengenali unsur atau senyawa apa yang
terkandung dalam suatu sampel. Sementara, analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan
berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan
tersebut, yang seringkali disebut dengan konstituen atau analit. Konstituen atau analit ialah zat
yang menyusun entah sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis (Underwood,
2002). Pada praktikum kali ini, kita difokuskan pada prosedur analisis kualitatif di mana akan
dilakukan pengujian anion dan kation dalam suatu larutan sampel.
Kation merupakan ion-ion yang memiliki muatan positif. Dalam analisis kualitatif, kation
akan dibedakan menjadi lima golongan yang didasarkan pada perbedaan sifatnya. Reagen
yang paling umum digunakan dalam klasifikasi kation ialah asam klorida, hidrogen sulfida,
amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada ada tidaknya
endapan yang terbentuk ketika suatu kation bereaksi dengan reagen (Chang, 2005). Kelima
golongan tersebut, antara lain
1) Kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap apabila ditambahkan
asam klorida (HCl) ke dalamnya. Contoh dari kation golongan I ialah Ag+, Pb2+, dan
Hg2+ yang mana akan mengendap menjadi AgCl, PbCl, dan HgCl. Pengendapan ion
golongan I harus berada di temperatur kamar atau lebih rendah karena mereka akan
lebih mudah larut pada air panas. Selain itu, jumlah HCl juga harus dijaga agar tidak
terlalu banyak ditambahkan (Keenan, 1984)
2) Kation golongan II adalah kation yang tidak bereaksi dengan asam klorida (HCl),
tetapi akan membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam. Contoh
kation dari golongan II ialah merkurium (II), tembaga, bismut, kadnium, arsenik (II),
arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), timah (III), dan timah (IV). Empat
ion pertama merupakan ion dari sub golongan 2A. Sementara, enak ion terakhir
merupakan ion dari sub golongan 2B
3) Kation golongan III merupakan kation yang membentuk endapan dengan amonium
sulfida dalam suasana netral atau amoniak. Contoh kation dari golongan III ialah cobalt
(II), nikel (II), besi (II), besi (III), aluminium, zink, dan mangan (II)
4) Kation golongan IV adalah kation yang tidak bereaksi dengan reagen golongan I, II,
dan III. Kation yang termasuk dalam golongan ini akan membentuk endapan dengan
amonium karbonat dengan adanya amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit
asam. Contoh dari kation golongan IV ialah kalsium, stronsium, dan barium (Vogel,
1985)
5) Kation golongan V adalah kation-kation yang umumnya tidak bereaksi dengan reagen
pada golongan sebelumnya. Contoh dari kation golongan V ialah ion magnesium,
kalium, amonium, litium, dan hidrogen (Vogel, 1985)
Kemudian, anion dapat didefinisikan sebagai ion atau gugus yang memiliki muatan negatif.
Reaksi dalam anion digunakan untuk memudahkan reaksi asam-asam organik tertentu serta
pengelompokannya (HAM, 2005). Anion lantas dapat dibagi menjadi 3 golongan, yakni
1) Golongan sulfat, contohnya SO42-, SO32-, PO43-, CrO42-, CO32-, dan seterusnya
2) Golongan halida, contohnya Cl-, Br-, I-, S2-, dan seterusnya
3) Golongan nitrat, contohnya NO3-, NO2-, dan seterusnya
Analisis anion sejatinya tidak jauh berbeda dengan analisis kation. Hanya saja, pada analisis
anion tidak terdapat metode analisis standar yang sistematis seperti pada analisis kation.
Pengujian anion juga biasanya didasarkan pada sifat fisika, seperti warna, bau, terbentuknya
gas, dan kelarutannya (Widiarto, 2011).

3. METODOLOGI
3. 1 Prosedur Praktikum
3.1.1 Percobaan Anion

1
a. Pengujian ion SO42- dari Na2SO4

Mulai

Na2SO4, BaCl2, HCl


encer, dan HCl pekat

Masukkan Na2SO4 ke tabung


reaksi kira-kira setinggi 1 cm

Masukkan BaCl2 Masukkan BaCl2 Masukkan BaCl2 Masukkan BaCl2

Masukkan HCl
Masukkan HCl Masukkan HCl
encer dan HCl
encer pekat
pekat

keruh dan semakin semakin putih keruh


ada endapan keruh dan keruh dan dan ada
ada endapan ada endapan endapan

Selesai Selesai Selesai Selesai

2
b. Pengujian ion Cl- dari NaCl

Mulai

NaCl, AgNO3, dan


NH4OH (ammonia
encer)

Masukkan larutan NaCl


kira-kira 1 cm

Masukkan AgNO3 dan


Masukkan NH4OH
Masukkan AgNO3 NH4OH (ammonia
(ammonia encer)
encer)

Putih keruh Tetap Putih keruh


dan ada bening dan dan ada
endapan tidak ada endapan
endapan

Selesai Selesai Selesai

3
c. Pengujian ion Br- dari KBr

Mulai

KBr, AgNO3, NH4OH


(ammonia encer)

Masukkan larutan KBr


kira-kira 1 cm

Masukkan AgNO3
Masukkan AgNO3 Masukkan NH4OH
dan NH4OH

Tetap bening
Putih pekat Putih keruh
dan ada
dan ada dan ada
bitnik-bintik
endapan endapan
di sekitar
(endapan)

Selesai Selesai Selesai

4
d. Pengujian ion CNS- dari NH4CNS

Mulai

NH4CNS dan AgNO3

Masukkan larutan
NH4CNS kira-kira 1
cm

Masukkan AgNO3

Tetap
berwarna
bening dan
ada endapan

Selesai

5
e. Pengujian ion CrO4- dari K2CrO4

Mulai

K2CrO4, BaCl2, dan


Pb(CH3COO)2

Masukkan larutan
K2CrO4 kira-kira 1 cm

Masukkan Masukkan BaCl2


Masukkan BaCl2
Pb(CH3COO)2 dan Pb(CH3COO)2

Kuning Putih
terang dan kekuning-
Keruh dan
sedikit kuningan
ada endapan
keruh, serta dan ada
ada endapan endapan

Selesai Selesai Selesai


\

3.1.2 Percobaan Kation


a. Pengujian ion Pb2+ dari PB(CH3COO)2

6
Mulai

Pb Asetat 0,1 M, KBr 0,1


M, K2CrO4 4%, dan HCl
1N

Memasukkan Pb asetat ke dalam 4


tabung reaksi masing-masing
sebanyak kurang lebih 1 cm

Menambahkan Menambahkan Menambahkan Menambahkan


KBr 0,1 M ke K2CrO4 4% ke HCl 0,1 N ke KBr 0,1 M,
dalam tabung dalam tabung dalam tabung K2CrO4 4%,
reaksi reaksi reaksi dan HCl 0,1 N
ke dalam
tabung reaksi

Berubah Tetap Berubah


Berubah
menjadi berwarna menjadi
menjadi
kuning keruh bening dan kuning agak
putih keruh
dan terdapat terdapat terang dan
dan terdapat
endapan sedikit terdapat
endapan
endapan endapan

Selesai Selesai Selesai Selesai

7
b. Pengujian ion Ca2+ dari CaCl2

Mulai

CaCl2, H2SO4 1M, dan


Na2CO3 0,5 M

Memasukkan CaCl2 ke dalam 3


tabung reaksi masing-masing
sebanyak kurang lebih 1 cm

Menambahkan Menambahkan Menambahkan


H2SO4 0,1 M ke Na2CO3 0,5 M H2SO4 0,1 M
dalam tabung ke dalam dan Na2CO3 0,5
reaksi tabung reaksi M ke dalam
tabung reaksi

Berubah Berubah
menjadi putih Berubah menjadi menjadi kuning
pekat dan putih keruh dan agak terang dan
terdapat terdapat sedikit terdapat
endapan endapan endapan

Selesai Selesai Selesai

8
c. Pengujian ion Ag+ dari AgNO3

Mulai

AgNO3, HCl 1:1, dan


K2CrO4 4%

Memasukkan AgNO3 ke dalam 3


tabung reaksi masing-masing
sebanyak kurang lebih 1 cm

Menambahkan Menambahkan Menambahkan


HCl 1:1 ke K2CrO4 4% ke HCl 1:1, dan
dalam tabung dalam tabung K2CrO4 4% ke
reaksi reaksi dalam tabung
reaksi

Berubah
Berubah Berubah
menjadi
menjadi putih menjadi merah
kuning dan
keruh dan pekat dan
terdapat
terdapat terdapat
gumpalan
endapan endapan
putih

Selesai Selesai Selesai

9
d. Pengujian ion Ni2+ dari NiSO4

Mulai

NiSO4, NaOH 0,1 N, dan


NH4OH 2 N

Memasukkan NiSO4 ke dalam 3


tabung reaksi masing-masing
sebanyak kurang lebih 1 cm

Menambahkan Menambahkan Menambahkan


NaOH 0,1 N ke NH4OH 2 N ke NaOH 0,1 N,
dalam tabung dalam tabung dan NH4OH 2
reaksi reaksi N ke dalam
tabung reaksi

Berubah Berubah Berubah


menjadi hijau menjadi hijau menjadi hijau
sedikit keruh susu dan keruh dan
dan terdapat terdapat terdapat
endapan hijau endapan putih endapan putih

Selesai Selesai Selesai

3. 2 Rangkaian Alat

10
Gambar 1. Rangkaian Alat Praktikum Pengujian Anion Kation

Keterangan:
1. Pipet tetes
2. Rak tabung reaksi
3. Tabung reaksi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kimia analisa atau kimia analitik dapat diklasifikasikan ke dalam bidang-bidang yang
disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pada praktikum kali ini, praktikan
difokuskan pada prosedur analisis kualitatif di mana akan dilakukan pengujian anion dan
kation dalam suatu larutan sampel. Analisis kualitatif dipilih karena praktikan diminta untuk
mengidentifikasi atau mengenali unsur maupun senyawa apa yang terkandung dalam suatu
larutan sampel (Underwood, 2002).
ANION
Percobaan terbagi menjadi dua, yaitu penentuan anion dan penentuan kation. Alat dan
bahan yang dibutuhkan dalam percobaan kali ini, antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi,
dan pipet tetes. Percobaan pertama yaitu untuk menganalisa adanya anion. Dalam percobaan
ini, dibutuhkan larutan tugas dan reagen, dimana kedua larutan tersebut akan dicampurkan
atau direaksikan dalam suatu tabung reaksi. Larutan tugas yang digunakan dalam menganalisa
adanya anion antara lain, natrium sulfat (Na 2SO4), natrium klorida (NaCl), kalium bromida
(Kbr), amonium tiosianat (NH4CNS), dan kalium kromat (K2CrO4). Pertama, pada larutan
tugas natrium sulfat (Na2SO4) direaksikan dengan tiga reagen, yaitu barium klorida (BaCl 2),
HCl encer, dan HCl pekat, serta campuran dari ketiganya. Tahap pertama adalah menyiapkan
tabung reaksi sebanyak 4 buah. Kemudian, pada masing-masing tabung tersebut diberi larutan
tugas Na2SO4 kira-kira setinggi 1 cm. Warna awal dari larutan ini adalah bening, dimana
warna ini merupakan warna dari larutan tugas. Lalu, tabung pertama diteteskan dengan BaCl2
sampai larutan dalam tabung reaksi menunjukkan perubahan. Perubahan yang terjadi tidak
signifikan, larutan berubah menjadi keruh dan setelah ditunggu beberapa menit, terbentuk
endapan seperti kristal berwarna putih. Endapan yang terbentuk ini adalah BaSO4, menurut
reaksi
Na2SO4(aq) + BaCl2(aq) → 2NaCl(aq) + BaSO4(s)
Pada BaSO4 yang terbentuk membuktikan bahwa terdapat anion SO42-, dimana termasuk
ke dalam golongan anion sulfat. Endapan putih yang terbentuk ini dikarenakan endapan
tersebut sukar larut dalam air. Selanjutnya, tabung kedua dan ketiga juga ditetesi dengan BaCl2
dan setelah terjadi endapan, ditambahkan pula HCl encer ke dalam tabung kedua dan HCl
pekat ke dalam tabung ketiga. Perubahan yang terjadi adalah larutan menjadi lebih keruh di
kedua tabung dan terdapat endapan menurut reaksi
BaSO4(s) + 2HCl encer(aq) → BaCl2(s) + H2SO4(aq)
BaSO4(s) + 2HCl pekat(aq) → BaCl2(s) + H2SO4(aq)

11
Berdasarkan reaksi tersebut endapan yang terbentuk adalah BaCl2 dan membuktikan bahwa
terdapat anion Cl- (golongan halida). Untuk tabung keempat, semua reagen, BaCl2, HCl
encer, dan HCl pekat, dicampurkan dan terbentuk endapan menurut reaksi akhir berikut
BaCl2(s) + 2HCl pekat(aq) → BaCl2(s) + 2HCl(aq)
Hasil akhir yang didapat dari mencampurkan ketiga reagen tersebut adalah terbentuk
endapan yang diprediksi merupakan endapan barium klorida (BaCl2) di larutan tersebut.
Selanjutnya, percobaan kedua adalah menguji Cl - menggunakan larutan tugas yang kedua
yaitu natrium klorida (NaCl) berwarna bening, disiapkan tabung reaksi sebanyak 3 dan
dimasukkan NaCl di setiap tabung tersebut. Pada tabung pertama ditetesi AgNO3 sehingga
larutan berubah menjadi keruh dan terdapat endapan menurut reaksi
NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
Endapan yang terbentuk yaitu perak klorida karena ion Ag+ akan bereaksi terlebih dahulu
dengan ion Cl- membentuk AgCl sehingga menunjukkan terdapat anion Cl- (golongan halida)
dalam larutan tersebut. Pada tabung kedua, NaCl ditetesi dengan amonia encer (NH4OH)
menurut reaksi berikut
NaCl(aq) + NH4OH (aq) → NH4Cl(s) + NaOH(aq)
Berdasarkan pengamatan di tabung kedua ini, larutan tetap berwarna bening dan tidak
terjadi endapan. Namun, hal ini berbeda dengan teori yang ada karena bisa dari kesalahan
dalam penambahan reagen yang terlalu sedikit ataupun kurangnya waktu yang dibutuhkan
dalam reaksi kedua senyawa tersebut. Seharusnya terdapat endapan yang terbentuk yaitu
NH4Cl, yang mana nantinya akan menunjukkan adanya anion Cl - di dalam larutan tersebut.
Kemudian, untuk tabung ketiga, ditetesi dua reagen (AgNO3 dan NH4OH) ke dalam satu
tabung dan terjadi perubahan warna menjadi putih keruh dan terdapat endapan menurut reaksi
berikut
AgCl(aq) + NH4OH(aq) → Ag(NH3)2Cl(aq) + H2O(aq)
Namun, AgCl adalah senyawa yang tidak larut dalam air. Tetapi, dengan adanya NH 3
dalam reaksi, kelarutannya akan meningkat sehingga seharusnya reaksi ini tidak menghasilkan
endapan. Perbedaan dengan teori ini dikarenakan kurangnya waktu yang dibutuhkan dalam
keduanya bereaksi sehingga endapan masih bisa terlihat. Selanjutnya, percobaan ketiga
menggunakan larutan tugas kalium bromida (KBr). Disiapkan tabung reaksi sebanyak 3 buah
dan masing-masing diberi KBr kira-kira setinggi 1 cm. Pada tabung pertama, ditetesi AgNO3
dan larutan berubah warna menjadi putih pekat serta ada sedikit endapan menurut reaksi
berikut
KBr(aq) + AgNO3(aq) → AgBr(s) + KNO3(aq)
Endapan yang terbentuk yaitu AgBr sehingga membuktikan adanya anion Br- (golongan
halida) dalam larutan tersebut. Selanjutnya adalah menambahkan amonia encer pada tabung
kedua dan terjadi reaksi berikut
KBr(aq) + NH4OH(aq) → NH4Br(aq) + KOH(aq)
Pada reaksi ini tidak terjadi perubahan, dimana larutan tetap berwarna bening, namun terdapat
bintik-bintik di sekitar. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada, dimana KBr akan mudah
larut jika direaksikan dengan amonia encer sehingga endapan tidak terbentuk. Lalu pada
tabung ketiga, AgNO3 dan NH4OH ditambahkan secara bergantian dan terjadi perubahan
menjadi putih keruh serta terbentuknya endapan putih menurut reaksi
AgBr(s) + NH4OH(aq) → Ag(NH3)2Br(aq) + 2H2O(aq)
Berdasarkan teori yang ada, seharusnya tidak terjadi endapan karena ion Br- mudah larut
dalam amonia encer sehingga kelarutan AgBr akan meningkat dengan pembentukan kompleks
Ag(NH3)+. Hal ini dikarenakan waktu yang terlalu sebentar yang digunakan untuk larutan
tersebut bereaksi sehingga endapan belum sepenuhnya larut.
Larutan tugas berikutnya yang diuji adalah amonium tiosianat (NH4CNS) untuk membuktikan
adanya anion CNS-. Langkah pertama yaitu memasukkan NH4CNS ke tabung reaksi lalu
ditambahkan AgNO3 dan terjadi reaksi sebagai berikut
NH4CNS(aq) + AgNO3(aq) → AgCNS(s) + NH4NO3(aq)
Perubahan yang terjadi yaitu warna tetap bening namun sedikit keruh dan terdapat pula sedikit
endapan. Endapan yang terbentuk adalah AgCNS dan membuktikan adanya anion CNS - di
dalam larutan tersebut.
Larutan tugas terakhir yang diuji dalam penentuan anion ini adalah kalium kromat (K2CrO4)
dan warna larutan ini adalah kuning jernih. K2CrO4 dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi,

12
kemudian pada tabung pertama ditambahkan BaCl2 dan terjadi perubahan menjadi keruh serta
ada sedikit endapan menurut reaksi berikut
K2CrO4(aq) + BaCl2(aq) → 2KCl(aq) + BaCrO4(s)
Endapan yang terbentuk yaitu BaCrO4 dan menunjukkan adanya anion CrO42- (golongan
sulfat) karena penambahan BaCl2 mengakibatkan BaCrO4 tidak larut. Tabung reaksi kedua
ditambahkan Pb(CH3COO)2 dan terjadi perubahan warna menjadi kuning terang dan keruh,
serta terdapat sedikit endapan kuning menurut reaksi
K2CrO4(aq) + Pb(CH3COO)2(aq) → PbCrO4(s) + 2CH3COOK(aq)
Berdasarkan reaksi di atas, endapan yang terbentuk adalah PbCrO4 dan hal ini menunjukkan
adanya anion CrO42- di dalam larutan tersebut yang tidak larut. Langkah terakhir dari
keseluruhan percobaan analisa anion ini adanya mencampurkan K2CrO4 dengan BaCl2 dan
Pb(CH3COO)2 di tabung ketiga menurut reaksi berikut
BaCrO4(s) + Pb(CH3COO)2(aq) → Ba(CH3COO)2(aq) + PbCrO4(s)
Perubahan yang terjadi adalah menjadi putih kekuning-kuningan serta adanya endapan
PbCrO4 yang tidak bisa dilarutkan dan menunjukkan adanya anion CrO42- di dalam larutan.

KATION
Selain pengujian anion, praktikan juga melakukan percobaan atau pengujian kation dalam
sejumlah larutan sampel. Alat yang dipakai masih sama dengan pengujian anion dan
perbedaannya hanya terletak pada larutan tugas serta reagen yang digunakan. Pada prosedur
pertama, larutan tugas yang digunakan ialah timbal asetat (Pb(CH3COO)2) atau menguji
adanya ion Pb2+ dari timbal asetat. Pb(CH3COO)2 yang memiliki warna awal bening
dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi dengan masing-masingnya sebanyak 1 cm (kurang
lebih). Kemudian, KBr 0,1 N ditambahkan ke dalam tabung reaksi pertama hingga larutan
tersebut menunjukkan reaksi yang diwujudkan melalui perubahan. Perubahan yang terlihat
ialah perubahan warna dari bening menjadi putih keruh dengan adanya endapan. Endapan
yang terbentuk merupakan endapan PbBr2 melalui reaksi
Pb(CH3COO)2(aq) + 2KBr(aq) → PbBr2(s) + 2CH3COOK(aq)
Pada reaksi tersebut, tampak endapan PbBr2 yang mana hal ini menunjukkan adanya kation
Pb2+ atau kation dari golongan I. Langkah selanjutnya ialah menambahkan K2CrO4 4% ke
dalam tabung reaksi kedua sehingga terjadi reaksi
Pb(CH3COO)2(aq) + K2CrO4(aq) → PbCrO4(s) + 2CH3COOK(aq)
Perubahan yang didapat dari reaksi tersebut, yakni perubahan warna dari bening menjadi
kuning keruh disertai dengan terbentuknya endapan PbCrO4. Terciptanya endapan PbCrO4
menunjukkan adanya kation Pb2+ atau kation dari golongan I. Lalu, pada tabung reaksi ketiga
ditambahkan HCl 0,1 N sehingga tercipta persamaan reaksi
Pb(CH3COO)2(aq) + 2HCl(aq) → PbCl2(s) + 2CH3COOH(aq)
Perubahan warna tidak ditemukan pada reaksi ini karena larutan tetap berwarna bening setelah
ditambahkan HCl. Perubahan yang terjadi ialah terbentuknya endapan PbCl 2. Terbentuknya
endapan PbCl2 menunjukkan adanya kation Pb2+ atau kation dari golongan I. Setelah menguji
dengan reagen satu persatu, percobaan dilanjutkan dengan menambahkan seluruh reagen (Kbr,
K2CrO4, dan HCl) ke dalam tabung reaksi keempat yang mana akan terjadi reaksi
PbCrO4(s) + 2HCl(aq) → PbCl2 (s) + H2CrO4(aq)
Perubahan yang didapat antara lain perubahan warna dari bening menjadi kuning agak terang
serta adanya endapan PbCl2 yang menunjukkan kandungan Pb2+ atau kation dari golongan I.
Lalu, prosedur berikutnya ialah menggunakan larutan tugas kalsium klorida (CaCl 2)
dengan tujuan menguji adanya ion Ca 2+ dari CaCl2. CaCl2yang memiliki warna awal bening
dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi dengan masing-masingnya sebanyak 1 cm (kurang
lebih). Kemudian, H2SO4 1M ditambahkan ke dalam tabung reaksi pertama (maksimal 1 tetes)
hingga terjadi persamaan reaksi
CaCl2(aq) + H2SO4(aq) → CaSO4(s) + 2HCl(aq)
Perubahan yang didapat dari reaksi tersebut, yakni perubahan warna dari bening menjadi putih
pekat disertai dengan terbentuknya endapan CaSO4. Terciptanya endapan CaSO4menunjukkan
adana kation Ca2+ atau kation dari golongan IV. Lalu, pada tabung reaksi kedua ditambahkan
Na2CO3 0,5 M sehingga tercipta persamaan reaksi
CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) → CaCO3(s) + 2NaCl(aq)

13
Perubahan yang terjadi pada reaksi reaksi tersebut ialah perubahan warna dari bening menjadi
putih keruh disertai dengan terbentuknya endapan CaCO3. Terciptanya endapan CaCO3
menunjukkan adanya kation Ca2+ atau kation dari golongan IV. Setelah menguji dengan
reagen satu persatu, percobaan dilanjutkan dengan menambahkan seluruh reagen (H2SO4 dan
Na2CO3) ke dalam tabung reaksi ketiga yang mana akan terjadi reaksi
CaSO4(s) + Na2CO3(aq) → CaCO3(s) + Na2SO4(aq)
Perubahan yang didapat antara lain perubahan warna dari bening menjadi putih keruh serta
adanya endapan CaCO3 yang menunjukkan kandungan Ca2+ atau kation dari golongan IV.
Lalu, prosedur berikutnya ialah menggunakan larutan tugas perak nitrat (AgNO3) dengan
tujuan menguji adanya ion Ag+ dari AgNO3. AgNO3 yang memiliki warna awal bening
dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi dengan masing-masingnya sebanyak 1 cm (kurang
lebih). Kemudian, HCL 1:1 ditambahkan ke dalam tabung reaksi pertama hingga terjadi
persamaan reaksi
AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq)
Perubahan yang didapat dari reaksi tersebut, yakni perubahan warna dari bening menjadi putih
keruh disertai dengan terbentuknya endapan AgCl. Terciptanya endapan AgCl menunjukkan
adanya kation Ag+ atau kation dari golongan I. Lalu, pada tabung reaksi kedua ditambahkan
K2CrO4 4% sehingga tercipta persamaan reaksi
AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) → AgCrO4(s) + 2KNO3(aq)
Perubahan yang terjadi pada reaksi reaksi tersebut ialah perubahan warna dari bening menjadi
merah pekat disertai dengan terbentuknya endapan AgCrO4. Terciptanya endapan AgCrO4
menunjukkan adanya kation Ag+ atau kation dari golongan I. Setelah menguji dengan reagen
satu persatu, percobaan dilanjutkan dengan menambahkan seluruh reagen (HCl dan K2CrO4)
ke dalam tabung reaksi ketiga yang mana akan terjadi reaksi
2AgCl(s) + K2CrO4(aq) → AgCrO4(s) + 2KCl(aq)
Perubahan yang didapat antara lain perubahan warna dari bening menjadi kuning serta adanya
gumpalan putih dari AgCrO4 yang menunjukkan kandungan Ag+ atau kation dari golongan I.
Lalu, prosedur berikutnya ialah menggunakan larutan tugas nikel sulfat (NiSO4) dengan
tujuan menguji adanya ion Ni2+ dari NiSO4. NiSO4yang memiliki warna awal hijau bening
serta terang dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi dengan masing-masingnya sebanyak 1 cm
(kurang lebih). Kemudian, NaOH 0,1 N ditambahkan ke dalam tabung reaksi pertama hingga
terjadi persamaan reaksi
NiSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2SO4(s) + Ni(OH)2(aq)
Perubahan yang didapat dari reaksi tersebut, yakni perubahan warna dari hijau bening terang
menjadi hijau sedikit keruh disertai dengan terbentuknya endapan Na2SO4. Terciptanya
endapan Na2SO4 menunjukkan adanya kation Ni2+ atau kation dari golongan III. Lalu, pada
tabung reaksi kedua ditambahkan NH4OH 2 N sehingga tercipta persamaan reaksi
NiSO4(aq) + 2NH4OH(aq) → (NH4)2SO4(s) + Ni(OH)2(aq)
Perubahan yang terjadi pada reaksi reaksi tersebut ialah perubahan warna dari hijau bening
terang menjadi hijau susu disertai dengan terbentuknya endapan (NH4)2SO4. Terciptanya
endapan (NH4)2SO4 menunjukkan adanya kation Ni2+ atau kation dari golongan III. Setelah
menguji dengan reagen satu persatu, percobaan dilanjutkan dengan menambahkan seluruh
reagen (NaOH dan NH4OH) ke dalam tabung reaksi ketiga yang mana akan terjadi reaksi
Ni(OH)2(aq) + NH4OH(aq) → Ni(OH)2(s) + NH4OH(aq)
Perubahan yang didapat antara lain perubahan warna dari hijau bening terang menjadi hijau
keruh serta adanya endapan Ni(OH)2 yang menunjukkan kandungan Ni2+ atau kation dari
golongan III.

5. KESIMPULAN
Dari percobaan analisa kation dan anion, dapat ditarik kesimpulan bahwa
1) Kation merupakan ion-ion yang memiliki muatan positif. Sementara anion dapat
didefinisikan sebagai ion atau gugus yang memiliki muatan negatif.
2) Pada percobaan ini, suatu larutan sampel dikatakan memiliki kation dan anion jika terbentuk
endapan saat larutan sampel direaksikan dengan reagen. Reagen tidak dapat melarutkan
larutan sampel sehingga terbentuk endapan yang menandakan adanya kation ataupun anion
3) Terdapat beberapa hasil percobaan yang tidak sesuai dengan teori di mana ketidaksesuaian
ini diakibatkan oleh kurang telitinya praktikan dalam melakukan percobaan

14
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (2005). Kimia dasar jilid 2: Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.


Keenan, d. (1984). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Mulyono, H. (2005). Ilmu Kimia 2 . Bandung: Arcaya Media Utama.
Underwood A. L. dan R. A. Day. (2002). ANALISIS KIMIA KUANTITAIF. Jakarta:
Erlangga.
Vogel. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.
Kalman Medua Pustaka.
Widiarto, S. (2011). Analisi Anion dan Kation. Lampung: Staff UNILA.

15
APPENDIKS

B. Laporan Sementara

16
17
C. Dokumentasi

18
19

20
21
MSDS

KELOMPOK 12
Diva Aurelia R.
NRP : 5008211003
Naila Choirunisa J. S
NRP : 5008211004

ANALISA ANION DAN KATION


ASISTEN
Sella Ramadhani Alya Sasono
NRP : 6008211014

No. Name Physical and Toxicological Handling Bahan Kimia


(Formula) Chemical Information
Properties

1. Natrium Sifat Fisika: Natrium Sulfat Saat dipakai:


Sulfat 1. Berbentuk tidk Pastikan kita
(Na2SO4) kristalin diklasifikasikan menggunakan alat
2. Berawarna putih sebagai bahan pelindung, seperti jas lab,
3. Tidak berbau berbahaya pelindung mata, masker,
4. Berat molekul menurut undang- dan sarung tangan.
142,04 g/mol undang Uni Segera
5. Titik lebur Eropa. cuci tangan dengan
888°C bersih setelah menangani.
6. Titik didih Hindari pengisapan debu.
108,9°C
7. Densitas 2,70 Saat disimpan:
g/cm3 (20°C) Pastikan wadah tertutup
sangat rapat. Simpan
Sifat Kimia: wadah tersebut di tempat
1. pH 5,2 - 8,0 yang kering.
pada 50 g/L
(20°C) Pertolongan pertama
2. Higroskopis jika kontak langsung
3. Tidak tercampur dengan kulit:
dengan etanol Bila terjadi kontak
4. Tercampur langsung dengan kulit,
dengan gliserol maka segera basuh kulit
dan hidrogen dengan air yang banyak.
iodida Segera hubungi dokter
5. Kelarutan dalam untuk konsultasi.
air meningkat
hingga lebih dari Pertolongan pertama
sepuluh kali jika terkena mata:
lipat antara 0°C Segera bilas mata secara
dan 32,384°C hati-hati dengan air yang
banyak. Buka kelopak
mata ketika mata
dibasuh. Jangan lupa
untuk melepas lensa
kontak jika memang
sedang memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi.

22
Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Jika
napas terhenti, beri napas
buatan. Berikan masker
oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
atau air (paling banyak
dua gelas). Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi.

2. Natrium Sifat Fisika: Natrium Klorida Saat dipakai:


Klorida 1. Berbentuk tidk Pastikan kita
(NaCl) bubuk kristal diklasifikasikan menggunakan alat
padat sebagai bahan pelindung, seperti jas lab,
2. Berwarna putih berbahaya pelindung mata, masker,
3. Tidak berbau menurut undang- dan sarung tangan.
4. Asin/garam undang Uni Segera
5. Berat molekul Eropa. cuci tangan dengan
58,33 g/mol bersih setelah menangani.
6. Titik lebur Hindari pengisapan debu.
801°C Hindari kontak langsung
7. Titik didih dengan bahan serta
1413°C pastikan ventilasi
8. Densitas 2,16 ruangan memadai
g/cm3
Saat disimpan:
Sifat Kimia: Pastikan wadah tertutup
1. pH 7 (netral) sangat rapat. Simpan
2. Mudah larut wadah tersebut di tempat
dalam air dingin yang kering.
dan air panas
3. Larut dalam Pertolongan pertama
gliserol dan jika kontak langsung
amonia dengan kulit:
4. Tidak larut Bila terjadi kontak
dalam asam langsung dengan kulit,
klorida maka segera basuh kulit
dengan air yang banyak.
Segera hubungi dokter
untuk konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terkena mata:
Segera bilas mata secara
hati-hati dengan air yang

23
banyak. Buka kelopak
mata ketika mata
dibasuh. Jangan lupa
untuk melepas lensa
kontak jika memang
sedang memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Jika
napas terhenti, beri napas
buatan. Berikan masker
oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
atau air (paling banyak
dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan.
Dalam kasus khusus, jika
pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang
korban untuk muntah
(hanya jika korban tidak
sadarkan diri). Telan
karbon aktif dan segera
hubungi dokter.

3. Kalium Sifat Fisika: a. Dapat Saat dipakai:


Bromida 1. Berbentuk padat menyebabkan Pastikan kita
(KBr) 2. Berwarna iritasi mata menggunakan alat
keputih-putihan yang serius pelindung, seperti jas lab,
3. Tidak berbau b. Memiliki efek pelindung mata, masker,
4. Titik lebur iritan dan dapat dan sarung tangan.
734°C menyebabkab Segera
5. Titik didih batuk, napas cuci tangan dengan
1435°C tersengal, bersih setelah menangani.
6. Densitas 2,750 muntah, hingga Hindari pengisapan debu.
g/cm3 kejang-kejang Hindari kontak langsung
7. Kelarutan dalam c. Dapat dengan bahan serta
air 119 g/L menyebabkan pastikan ventilasi
(20°C) efek kelelahan, ruangan memadai.
Sifat Kimia: ataxis
1. pH 5,0 - 6,0 (kerusakan Saat disimpan:
pada 119 g/L koordinasi alat Pastikan wadah tertutup
(25°C) gerak), sangat rapat. Simpan
2. Terdisosiasi kebingungan, wadah tersebut di tempat
sepenuhnya dan koma yang kering.

24
3. Bereaksi hebat
dengan asam, Pertolongan pertama
oksidator, dan jika kontak langsung
senyawa dengan kulit:
halogen Bila terjadi kontak
langsung dengan kulit,
maka segera basuh kulit
dengan air yang banyak.
Segera hubungi dokter
untuk konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terkena mata:
Segera bilas mata secara
hati-hati dengan air yang
banyak. Buka kelopak
mata ketika mata
dibasuh. Jangan lupa
untuk melepas lensa
kontak jika memang
sedang memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Jika
napas terhenti, beri napas
buatan. Berikan masker
oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
atau air (paling banyak
dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan.
Dalam kasus khusus, jika
pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang
korban untuk muntah
(hanya jika korban tidak
sadarkan diri). Telan
karbon aktif dan segera
hubungi dokter.

4. Amonium Sifat Fisika: a. Berbahaya Saat dipakai:


tiosianat 1. Berbentuk padat apabila Pastikan kita
(NH4CNS) 2. Tidak berwarna tertelan, menggunakan alat
3. Tidak berbau terkena kulit, pelindung, seperti jas lab,
4. Berat molekul dan terhirup pelindung mata, masker,

25
76,12 g/mol b. Membahayaka dan sarung tangan.
5. Titik lebur 152 - n makhluk Segera
154°C dalam air cuci tangan dengan
6. Densitas 1,300 dengan bersih setelah menangani.
g/cm3 dampak jangka Hindari pengisapan debu.
panjang Hindari kontak langsung
Sifat Kimia: c. Mengeluarkan dengan bahan serta
1. pH 4,0 - 5,5 gas sangat pastikan ventilasi
pada 76,1 g/L beracun jika ruangan memadai.
(25°C) terkena asam
2. Mengeluarkan d. Dapat Saat disimpan:
gas sangat menyebabkan Pastikan wadah tertutup
beracun jika diare, mual, sangat rapat. Simpan
kena asam dan muntah wadah tersebut di tempat
3. Menghasilkan e. Dapat juga yang kering dan
gas atau uap menyebabkan terlindung dari cahaya
yang berbahaya gejala iritasi secara langsung. Suhu
jika terjadi lokal, penyimpanan sekitar 5°C
kontak dengan penurunan - 30°C
asam tekanan darah,
pingsan, Pertolongan pertama
gangguan jika kontak langsung
CNS, sesak, dengan kulit:
kondisi Bila terjadi kontak
narkosis, langsung dengan kulit,
paralisis maka segera basuh kulit
pernapasan, dengan air yang banyak.
dan hemolisa Lepaskan pakaian yang
f. Dapat terkontaminasi. Segera
menghambat hubungi dokter untuk
saluran konsultasi.
pernapasan,
gangguan Pertolongan pertama
kardiovaskular, jika terkena mata:
hingga tidak Segera bilas mata secara
sadarkan diri hati-hati dengan air yang
banyak. Buka kelopak
mata ketika mata
dibasuh. Jangan lupa
untuk melepas lensa
kontak jika memang
sedang memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Jika
napas terhenti, beri napas
buatan. Berikan masker
oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.

26
Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
atau air (paling banyak
dua gelas). Segera
hubungi dokter.

5. Kalium Sifat Fisika: a. Dapat Saat dipakai:


Kromat 1. Berbentuk solid menyebabkan Pastikan kita
(K2CrO4) (padat) kerusakan menggunakan alat
2. Berwarna genetik serta pelindung, seperti jas lab,
kuning kanker apabila pelindung mata, masker,
3. Tidak berbau terhirup dan sarung tangan.
4. Berat molekul b. Menyebabkan Segera
294,19 g/mol iritasi kulit, cuci tangan dengan
5. Kelarutan dalam reaksi alergi bersih setelah menangani.
air 130 g/L pada kulit, Hindari pengisapan debu.
(20°C) iritasi mata
6. Titik leleh yang serius Saat disimpan:
975°C c. Dapat Pastikan wadah tertutup
menyebabkan sangat rapat. Simpan
Sifat Kimia: iritasi pada wadah tersebut di tempat
1. Reaktif dengan saluran kering dan memiliki
bahan mudah pernapasan ventilasi yang baik.
terbakar dan d. Sangat toksik Simpan di tempat
organik terhadap terkunci atau di tempat
2. pH 3,6 (100 g/L) kehidupan yang hanya bisa dimasuki
3. Reaksi perairan oleh orang-orang yang
eksotermik dengan efek berwenang.
dengan boron, jangka panjang
anhydrides, dan e. Dapat Pertolongan pertama
phosphides menyebabkan jika kontak langsung
4. Terbentuk gas batuk, napas dengan kulit:
toksik pada tersengal, Bila terjadi kontak
senyawa organik borok pada langsung dengan kulit,
yang mudah kulit serta maka segera basuh kulit
menyala, membrak dengan air yang banyak.
gliserol, dan mukosa, dan Segera hubungi dokter
aseton juga dapat untuk konsultasi.
mengiritasi
saluran Pertolongan pertama
pernapasan jika terkena mata:
atas Segera bilas mata secara
hati-hati dengan air yang
banyak. Buka kelopak
mata ketika mata
dibasuh. Jangan lupa
untuk melepas lensa
kontak jika memang
sedang memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terhirup:

27
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Jika
napas terhenti, beri napas
buatan. Berikan masker
oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
atau air (paling banyak
dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan.
Dalam kasus khusus, jika
pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang
korban untuk muntah
(hanya jika korban tidak
sadarkan diri). Telan
karbon aktif dan segera
hubungi dokter.

6. Asam Sifat Fisis: a. Merupakan zat Saat dipakai:


Klorida 1. Berwujud cairan yang beracun, Pastikan kita
(HCl) 2. Berat molekul berbahaya, dan menggunakan alat
sebesar 36,461 korosif. Cairan pelindung, seperti jas lab,
kg/kmol atau 36,5 serta asapnya pelindung mata, masker,
gr/mol dapat dan sarung tangan.
3. Memiliki titik menyebabkan Segera
lebur -27,32°C luka bakar cuci tangan dengan
larutan 38% dan serius pada bersih setelah menangani.
titik didih 110C jaringan tubuh Hindari uap ataupun
larutan 20,2% ; b. Cairan asapnya. Pastikan kita
48°C larutan 38% mungkin berada di ruangan dengan
4. Memiliki densitas beracun untuk ventilasi yang baik.
sebesar 1,18 g/mL ginjal, hati, Hindari juga kontak zat
5. Spesific gravity selaput lendir, dengan mata, kulit,
(sg) sebesar 1,268 saluran ataupun pakaian.
6. Mudah larut pernapasan,
dalam air dan sifat kulit, mata, Saat disimpan:
kelarutannya sistem Pastikan wadah tertutup
dalam cairan ialah peredaran rapat/kedap. Simpan
dapat tercampur darah, serta wadah tersebut di tempat
penuh gigi. dingin, kering, serta
7. Dapat larut dalam c. Jika terhirup berupa ruangan yang
alkali hidroksida, dapat berventilasi dan memiliki
kloroform, dan menyebabkan lantai yang resistan
eter kerusakan terhadap asam. Pastikan
paru-paru ruangan memiliki sistem
Sifat Kimia: (dalam kondisi drainase yang baik.
1. Tidak mudah serius). Uap Hindarkan dari cahaya
terbakar yang terhirup matahari secara langsung,
2. Korosif menyebabkan air, panas, dan bahan-

28
3. Merupakan batuk, luka bahan lain yang sifatnya
oksidator kuat bakar pada bertentangan dengan
4. Merupakan zat hidung, HCl.
beracun tenggorokan,
(karsinogen) dan saluran Pertolongan pertama
5. Memiliki pH 1,2 pernapasan jika kontak langsung
pada suhu 20°C bagian atas. dengan kulit:
d. Jika tertelan, Bila terjadi kontak
dapat langsung dengan kulit,
menyebabkan maka segera basuh kulit
sakit denga dengan sabun dan air
efek membakar mengalir setidaknya
mulut, selama 15 menit. Setelah
tenggorokan, itu, hubungi dokter untuk
saluran konsultasi.
pencernaan
atas, dan Pertolongan pertama
lambung. jika terkena mata:
Mungkin juga Segera bilas mata secara
menyebabkan hati-hati dengan air
mual dan diare, selama beberapa menit.
e. Jika terkena Buka kelopak mata
kulit, dapat ketika mata dibasuh.
menyebabkan Jangan lupa untuk
kemerahan melepas lensa kontak jika
pada kulit, memang sedang
perih, dan luka memakai. Kemudian,
bakar. Larutan dapat menguhubungi
pekatnya dapat dokter untuk
menyebabkan dikonsultasikan apalagi
luka dalam dan jika keadaan cukup
kulit menjadi serius.
tidak berwarna
f. Uap HCl juga Pertolongan pertama
bisa jika terhirup:
mengiritasi dan Segera cari tempat yang
menyebabkan memiliki udara segar.
kerusakan Pastikan korban
mata. Selain menghirup udara segar
itu, uap sebanyak mungkin. Jika
tersebut dapat korban tidak bernapas,
membakar dan berikan napas buatan.
memberikan Jika kesulitan, minta
kerusakan pertolongan dokter
permanen pada secepat mungkin
mata.
g. Pada jangka Pertolongan pertama
panjang, uap jika tertelan:
HCl yang Jika tertelan, beri korban
pekat dapat susu atau air (paling
menyebabkan banyak dua gelas).
pengeroposan Korban di situ akan
gigi mengalami muntah,
tetapi jangan dipaksakan.
Hal penting lain yang
harus diingat ialah jangan

29
memasukkan apapun ke
dalam mulut orang yang
tidak sadarkan diri.

7. AgNO3 Sifat Fisika: a. Bersifat sangat Saat dipakai:


1. Berbentuk toksik pada Pastikan kita
kristal padat kehidupan menggunakan alat
2. Tidak berwarna perairan pelindung, seperti jas lab,
3. Tidak berbau dengan efek pelindung mata, masker,
4. Berat molekul jangka panjang dan sarung tangan.
169,87 g/mol b. Dapat Segera
5. Kelarutan air menyebabkan cuci tangan dengan
219/100 g risiko kebutaan bersih setelah menangani.
(20°C) atau kerusakan Hindari penghirupan uap
6. Titik didih permanen serta aerosolnya.
444°C karena noda
7. Titik leleh pada kornea Saat disimpan:
212°C c. Memiliki efek Pastikan wadah tertutup
iritasi dan rapat. Simpan wadah
Sifat Kimia: korosi tersebut di tempat yang
1. pH 6 (netral d. Dapat terlindung dari paparan
untuk lakmus) menyebabkan cahaya secara langsung.
2. Saat terkena batuk, napas
cahaya, warna tersengal, Pertolongan pertama
berubah hitam pening, tidak jika kontak langsung
3. Stabil pada suhu sadarkan diri, dengan kulit:
kamar dalam diare, sesak Bila terjadi kontak
wadah tertutup lambung, langsung dengan kulit,
muntah, hingga maka segera basuh kulit
kematian dengan air yang banyak.
Tanggalkan semua
pakaian yang
terkontaminasi. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terkena mata:
Segera bilas mata secara
hati-hati dengan air
selama beberapa menit.
Buka kelopak mata
ketika mata dibasuh.
Jangan lupa untuk
melepas lensa kontak jika
memang sedang
memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi

Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar

30
sebanyak mungkin. Cari
pertolongan dokter
secepat mungkin

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
susu atau air (paling
banyak dua gelas). Cegah
korban agar tidak mudah
karena beresiko perforasi.
Segera panggil dokter
dan jangan mencoba
untuk menetralisir.

8. Amonia Sifat Fisika: a. Dapat Saat dipakai:


(NH3) 1. Berbentuk gas menyebabkan Pastikan kita
2. Tidak berwarna kulit terbakar menggunakan alat
3. Berbau tajam parah serta pelindung, seperti jas lab,
4. Berat molekul menyebabkan pelindung mata, masker,
17,031 g/mol kerusakan pda dan sarung tangan.
5. Titik leleh - mata Segera
77,7°C b. Dapat cuci tangan dengan
6. Titik didih - menyebabkan bersih dan ganti pakaian
33,4°C iritasi pada setelah menangani.
saluran Hindari penghirupan uap
Sifat Kimia: pernapasan serta aerosolnya. Hindari
1. Korosif c. Bersifat sangat kontak dengan bahan
2. Stabil pada suhu toksik pada serta pastikn ventilasi
kamar kehidupan memadai. Jauhkan dari
3. Dapat meledak perairan panas dan sumber api.
oleh panas d. Memiliki efek
akibat kebakaran iritasi dan Saat disimpan:
4. Larut dalam air korosi serta Pastikan wadah tidak
membentuk dapat terbuat dari logam dan
amonium menyeybabkan wadah harus tertutup
hidroksida bronkitis, sangat rapat.
batuk, napas
tersengal, nyeri Pertolongan pertama
lambung, jika kontak langsung
hingga tidak dengan kulit:
sadarkan diri Bila terjadi kontak
e. Dapat langsung dengan kulit,
menyebabkan maka segera basuh kulit
muntah dengan air yang banyak.
berdarah, mual, Tanggalkan semua
kolaps, pakaian yang
guncangan, terkontaminasi. Segera
kejang-kejang, hubungi dokter untuk
edema paru, konsultasi.
hingga
kematian Pertolongan pertama
f. Memiliki jika terkena mata:
resiko Segera bilas mata secara
kebutaan hati-hati dengan air
selama minimal 15 menit.

31
Buka kelopak mata
ketika mata dibasuh.
Jangan lupa untuk
melepas lensa kontak jika
memang sedang
memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi

Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Cari
pertolongan dokter
secepat mungkin

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
susu atau air (paling
banyak dua gelas). Cegah
korban agar tidak mudah
karena beresiko perforasi.
Segera panggil dokter
dan jangan mencoba
untuk menetralisir.

9. Barium Sifat Fisika: a. Bersifat sangat Saat dipakai:


Klorida 1. Berbentuk padat toksik apabila Pastikan kita
(BaCl2) 2. Berwarna putih tertelan dan menggunakan alat
3. Tidak berbau berbahaya pelindung, seperti jas lab,
4. Berat molekul apabila pelindung mata, masker,
208,25 g/mol terhirup dan sarung tangan.
5. Titik lebur b. Dapat Segera
963°C menyebabkan cuci tangan dengan
6. Titik didih iritasi mukosa, bersih dan ganti pakaian
1560°C mual, setelah menangani.
7. Densitas 3,856 mengeluarkan Hindari kontak dengan
g/cm3 air liur, bahan serta pastikan
8. Kelarutan dalam muntah, ventilasi memadai.
air 375 g/L pusing, nyeri, Hindari penghisapan
(20°C) kolik dan diare debu.
c. Dapat juga
Sifat Kimia: menyebabkan Saat disimpan:
1. pH 0,8 pada detak jantung Pastikan wadah tertutup
510,4 g/L tak beraturan, sangat rapat. Simpan
(37°C) berkurangnya wadah di tempat kering
2. Bereaksi hebat aktivitas serta memiliki ventilasi
dengan senyawa jantung, yang baik. Simpan di
halogen, peningkatan tempat terkunci atau
oksidator kuat, tekanan darah, tempat yang hanya bisa
agen pereduksi syok, sistem dimasuki oleh orang-
kuat, dan asam sirkulasi orang yang berwenang.

32
mengalami Suhu penyimpanan
kolaps, serta sekitar 5°-30°C
otot kaku
d. Memiliki efek Pertolongan pertama
iritan dan jika kontak langsung
menyebabkan dengan kulit:
konjungtivitas, Bila terjadi kontak
batuk, paralisa langsung dengan kulit,
pernapasan, maka segera basuh kulit
napas dengan air yang banyak.
tersengal, Tanggalkan semua
dermatitis, pakaian yang
pertahanan terkontaminasi. Segera
jantung, hingga hubungi dokter untuk
kematian konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terkena mata:
Segera bilas mata secara
hati-hati dengan air
selama beberapa menit.
Buka kelopak mata
ketika mata dibasuh.
Jangan lupa untuk
melepas lensa kontak jika
memang sedang
memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi

Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Jika
napas terhenti, berikan
napas buatan dan masker
oksigen jika
memungkinkan. Cari
pertolongan dokter
secepat mungkin

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
susu atau air (paling
banyak dua gelas). Dalam
kasus khusus, jika
pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang
korban untuk muntah
(hanya jika korban tidak
sadarkan diri). Telan
karbon aktif dan segera

33
hubungi dokter.

10. Timbal Sifat Fisika: a. Dapat merusak Saat dipakai:


Asetat 1. Berbentuk janin dan Pastikan kita
(Pb(C2H3O bubuk diduga dapat menggunakan alat
2)2) 2. Berwarna putih merusak pelindung, seperti jas lab,
atau tidak kesuburan pelindung mata, masker,
berwarna b. Dapat dan sarung tangan.
3. Berbau seperti menyebabkan Segera
cuka kerusakan pada cuci tangan dengan
4. Berat molekul organ (sistem bersih dan ganti pakaian
325,29 g/mol saraf pusat, setelah menangani.
5. Densitas 3,25 darah, sistem Hindari kontak dengan
g/cm3 (20°C) imun, dan bahan serta pastikan
6. Titik lebur ginjal) ventilasi memadai.
280°C c. Bersifat sangat Hindari penghisapan
toksik pada debu.
Sifat Kimia: kehidupan
1. Dapat larut perairan Saat disimpan:
dalam alkohol dengan efek Pastikan wadah tertutup
dan gliserol jangka panjang sangat rapat. Simpan
2. Dapat larut d. Dapat wadah di tempat kering
dalam air menyebabkan serta memiliki ventilasi
3. Bereaksi dengan rasa logam, yang baik. Simpan di
air, akan mual, muntah, tempat terkunci atau
membentuk dan kolik tempat yang hanya bisa
Pb(CH3COO)2. diikuti dengan dimasuki oleh orang-
3H2O (trihidrat) syok orang yang berwenang.
e. Dapat
menyebabkan Pertolongan pertama
kelemahan otot jika kontak langsung
periheral, dengan kulit:
anemia, dan Bila terjadi kontak
gangguan langsung dengan kulit,
syaraf pusat maka segera basuh kulit
f. Wanita usia dengan air yang banyak.
produktif tidak Segera hubungi dokter
boleh terpapar untuk konsultasi.
bahan dalam
waktu lebih Pertolongan pertama
lama jika terkena mata:
g. Dapat Segera bilas mata secara
menyebabkan hati-hati dengan air
mual, muntah, selama beberapa menit.
dan kejang Buka kelopak mata
ketika mata dibasuh.
Jangan lupa untuk
melepas lensa kontak jika
memang sedang
memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi

Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang

34
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Jika
napas terhenti, berikan
napas buatan dan masker
oksigen jika
memungkinkan. Cari
pertolongan dokter
secepat mungkin

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
susu atau air (paling
banyak dua gelas). Dalam
kasus khusus, jika
pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang
korban untuk muntah
(hanya jika korban tidak
sadarkan diri). Telan
karbon aktif dan segera
hubungi dokter.

11. Kalsium Sifat Fisika: a. Dapat Saat dipakai:


Klorida 1. Berbentuk menyebabkan Pastikan kita
(CaCl2) serbuk putih iritasi mata menggunakan alat
2. Tidak berbau yang serius pelindung, seperti jas lab,
3. Berat molekul b. Dapat pelindung mata, masker,
110,98 g/mol menyebabkan dan sarung tangan.
4. Titik didih kelainan Segera
1,935°C perut/usus cuci tangan dengan
5. Titik lebur akibat efek bersih dan ganti pakaian
772°C iritan setelah menangani.
6. Kelarutan air Hindari penghisapan
74,5 g/100 ml debu. Hindari kontak
(20°C) dengan bahan serta
pastikan ventilasi
Sifat Kimia: memadai.
1. Higroskopis
2. Larut dalam Saat disimpan:
CH3COOH dan Simpan di wadah tertutup
alkohol rapat. Taruh wadah di
3. Tidak larut tempat kering.
dalam NH3 cair
4. Dalam air, Pertolongan pertama
menghasilkan jika kontak langsung
klorida dan dengan kulit:
kompleks logam Bila terjadi kontak
akuo langsung dengan kulit,
5. Lelehan CaCl2 maka segera basuh kulit
dapat dengan air yang banyak.
dielektrolisis Tanggalkan pakaian yang
menghasilkan terkontaminasi. Segera
logam kalsium hubungi dokter untuk

35
dan gas klor konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terkena mata:
Segera bilas mata secara
hati-hati dengan air
selama beberapa menit.
Buka kelopak mata
ketika mata dibasuh.
Jangan lupa untuk
melepas lensa kontak jika
memang sedang
memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi

Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Jika
napas berhenti, beri napas
buatan dan masker
oksigen jika mungkin.
Cari pertolongan dokter
secepat mungkin

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
susu atau air (paling
banyak dua gelas). Dalam
kasus khusus, jika
pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang
korban untuk muntah
(hanya jika korban tidak
sadarkan diri). Telan
karbon aktif dan segera
hubungi dokter.

12. Nikel Sifat Fisika: a. Dapat Saat dipakai:


Sulfat 1. Berbentuk menyebabkan Pastikan kita
(NiSO4) padatan kanker jika menggunakan alat
2. Berwarna terhirup, pelindung, seperti jas lab,
kuning menyebabkan pelindung mata, masker,
3. Tidak berbau iritasi kulit, dan sarung tangan.
4. Berat molekul reaksi alergi Segera
154,75 g/mol pada kulit, dan cuci tangan dengan
5. Titik lebur gejala asma bersih dan ganti pakaian
>100°C b. Dapat merusak setelah menangani.
6. Titik didih janin Hindari penghisapan
840°C c. Berbahaya debu. Hindari kontak
7. Kelarutan dalam apabila tertelan dengan bahan serta

36
air 65 g/100 ml atau terhirup pastikan ventilasi
(20°C) d. Diduga dapat memadai.
menyebabkan
Sifat Kimia: kerusakan Saat disimpan:
1. Tidak larut genetik serta Simpan di wadah tertutup
dalam etanol, dapat rapat. Taruh wadah di
eter dan aseton menyebabkan tempat yang berventilasi
2. Pengendapan kerusakan baik. Simpan di tempat
dalam suasana organ-organ terkunci atau ruangan
etanol e. Bersifat sangat yang hanya bisa dimasuki
menghasilkan toksik pada oleh orang-orang
kristal nikel kehidupan berwenang.
sulfat berbentuk perairan
jarum dengan efek Pertolongan pertama
jangka panjang jika kontak langsung
dengan kulit:
Bila terjadi kontak
langsung dengan kulit,
maka segera basuh kulit
dengan air yang banyak.
Segera hubungi dokter
untuk konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terkena mata:
Segera bilas mata secara
hati-hati dengan air
selama beberapa menit.
Buka kelopak mata
ketika mata dibasuh.
Jangan lupa untuk
melepas lensa kontak jika
memang sedang
memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi

Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Jika
napas berhenti, berikan
napas buatan dan masker
oksigen jika mungkin.
Cari pertolongan dokter
secepat mungkin

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
susu atau air (paling
banyak dua gelas). Dalam
kasus khusus, jika

37
pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang
korban untuk muntah
(hanya jika korban tidak
sadarkan diri). Telan
karbon aktif dan segera
hubungi dokter.

13. Asam Sifat Fisika: a. Bersifat korosif Saat dipakai:


Sulfat 1. Berbentuk cair terhadap logam Pastikan kita
(H2SO4) 2. Tidak berwarna b. Dapat menggunakan alat
3. Tidak berbau menyebabkan pelindung, seperti jas lab,
4. Berat molekul kulit terbakar pelindung mata, masker,
98,08 g/mol yang parah dan dan sarung tangan.
5. Titik lebur 10°C kerusakan mata Segera
6. Titik didih c. Memiliki risiko cuci tangan dengan
330°C kebutaan dan bersih dan ganti pakaian
7. Densitas 1,84 memiliki efek setelah menangani.
g/cm3 iritasi serta Hindari penghisapan uap
korosi dan aerosol. Hindari
Sifat Kimia: d. Dapat kontak dengan bahan
1. Bersifat korosif menyebabkan serta pastikan ventilasi
2. Sangat reaktif batuk, napas memadai.
3. Mampu tersengal,
melarutkan mual, muntah, Saat disimpan:
berbagai logam diare, dan nyeri Simpan di wadah tertutup
4. Bereaksi dengan rapat dan pastikan wadah
kebanyakan basa tidak mengandung
menghasilkan logam.
garam sulfat
Pertolongan pertama
jika kontak langsung
dengan kulit:
Bila terjadi kontak
langsung dengan kulit,
maka segera basuh kulit
dengan air yang banyak.
Tanggalkan pakaian yang
terkontaminasi. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terkena mata:
Segera bilas mata secara
hati-hati dengan air
selama beberapa menit.
Buka kelopak mata
ketika mata dibasuh.
Jangan lupa untuk
melepas lensa kontak jika
memang sedang
memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi

38
Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Cari
pertolongan dokter
secepat mungkin

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
susu atau air (paling
banyak dua gelas). Cegah
korban agar tidak muntah
karena beresiko perforasi.
Segera hubungi dokter.

14. Natrium Sifat Fisis: a. Bila tertelan, Saat dipakai:


Hidroksida 1. Massa molar 40 dapat Jangan biarkan air masuk
(NaOH) g/mol menyebabkan ke dalam wadah dan
2. Berwujud putih luka bakar meminimalkan akumulasi
solid hebat di debu. Jangan sampai
3. Tidak berbau mulut dan terkena mata dan kulit
4. Kepadatan 2,13 kerongkonga sehingga harus
g/sm3 n, bahaya menggunakan alat
5. Titik lebur 318 C berlubangnya perlindungan diri yang
6. Titik didih 1388 C esophagus lengkap.
7. Kelarutan dalam dan perut,
air 1110 g/L serta Saat disimpan:
8. Kelarutan dalam kerusakan Simpan di wadah tertutup
etanol 139 g/L parah dan rapat dengan tempat yang
9. Kelarutan dalam permanen sejuk, kering, dan
metanol 238 g/L pada saluran berventilasi baik. Tidak
10. Mudah larut pencernaan disimpan di wadah
dalam air dan b. Bila terkena alumunium, timah,
etanol, namun kulit, dapat ataupun seng. Jauhkan
tidak larut dalam menyebbakan dari zat yang bersifat
eter luka bakar kompatibel, asam, dan
dan ruam lembab.
Sifat Kimia: kulit (dalam
1. Bersifat korosif kasus ringan) Pertolongan pertama
2. Bila dibiarkan di dan kulit jika terjadi kontak
udara terbuka dingin atau dengan mata:
akan cepat warna pucat. Siram mata yang terjadi
menyerap Untuk kontak kontak dengan banyak air
karbondioksida kulit berulang selama minimal 15 menit
3. Sangat mudah dan dan dapatkan penanganan
terionisasi berkepanjang medis segera
membentuk ion an dapat
natrium dan menyebabkan Pertolongan pertama
hidroksida dermatitis jika terjadi kontak
c. Bila terkena dengan kulit:
mata, dapat Segera basuh kulit
menyebabkan dengan banyak air

39
kerusakan sekurang-kurangnya 15
mata berat menit. Dapatkan bantuan
bahkan medis segera dan cuci
kebutaan bersih pakaian yang
d. Bila terhirup, terkontaminasi sebelum
dapat digunakan kembali
menyebabkan
pneumonitis Pertolongan pertama
kimia dan jika tertelan:
edema paru, Jangan mencoba untuk
serta iritasi dimuntahkan dan jangan
parah saluran memasukkan sesuatu
pernapasan melalui mulut korban
dengan gejala yang tidak sadar. Segera
batuk, luka dapatkan bantuan medis
bakar,
kesulitan Pertolongan pertama
bernapas, jika terhirup:
bahkan koma Bawa ke tempat udara
segar dan longgarkan
pakaian yang ketat. Jika
kesulitan bernapas,
berikan oksigen. Jika
tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan.
Dapatkan bantuan medis
segera

15. Natrium Sifat Fisika: a. Dapat Saat dipakai:


Karbonat 1. Berbentuk menyebabkan Pastikan kita
(Na2CO3) serbuk iritasi mata menggunakan alat
2. Berwarna putih yang serius pelindung, seperti jas lab,
3. Tidak berbau b. Memiliki efek pelindung mata, masker,
4. Berat molekul iritan dan sarung tangan.
105,99 g/mol Segera
5. Titik lebur cuci tangan dengan
851°C bersih dan ganti pakaian
6. Titik didih setelah menangani.
1600°C Hindari penghisapan
7. Densitas 2,52 - debu. Hindari kontak
2,53 g/cm3 dengan bahan serta
(20°C) pastikan ventilasi
8. Kelarutan dalam memadai.
air 212,5 g/L
(20°C) Saat disimpan:
Simpan di wadah tertutup
Sifat Kimia: rapat. Taruh wadah di
1. Bereaksi hebat tempat kering dan
dengan berventilasi baik. Simpan
alumunium, di tempat terkunci atau
logam alkali- tempat yang hanya bisa
tanah, fluorin, dimasuki oleh orang-
dan logam basa orang yang berwenang
2. Tidak larut
dalam etanol dan Pertolongan pertama
aseton jika kontak langsung

40
3. Larut dalam dengan kulit:
gliserol Bila terjadi kontak
4. pH 12 pada 106 langsung dengan kulit,
g/L (25°C) maka segera basuh kulit
dengan air yang banyak.
Tanggalkan pakaian yang
terkontaminasi. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi.

Pertolongan pertama
jika terkena mata:
Segera bilas mata secara
hati-hati dengan air
selama beberapa menit.
Buka kelopak mata
ketika mata dibasuh.
Jangan lupa untuk
melepas lensa kontak jika
memang sedang
memakai. Segera
hubungi dokter untuk
konsultasi

Pertolongan pertama
jika terhirup:
Segera cari tempat yang
memiliki udara segar.
Pastikan korban
menghirup udara segar
sebanyak mungkin. Jika
napas berhenti, beri napas
buatan dan masker
oksigen jika mungkin.
Cari pertolongan dokter
secepat mungkin

Pertolongan pertama
jika tertelan:
Jika tertelan, beri korban
susu atau air (paling
banyak dua gelas). Dalam
kasus khusus, jika
pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang
korban untuk muntah
(hanya jika korban tidak
sadarkan diri). Telan
karbon aktif dan segera
hubungi dokter.

41

Anda mungkin juga menyukai