Anda di halaman 1dari 15

Macam-macam survey kapal adalah :

a. Annual Survey ( AS )

Meliputi pemeriksaan terhadap keadaan plat, konstruksi lambung, kondisi mesin, generator, listrik, rantai jangkar dan sea valve.
b. Special Survey ( SS )

Meliputi

pemeriksaan

terhadap

seluruh

konstruksi,

kondisi

mesin,

perlengkapan kapal, poros baling-baling kemudi, dan alat keselamatan. c. Intermediate Survey (IS ) Meliputi pemeriksaan plat geladak, sekat kedap air dan poros baling baling. Dalam perencanaan reparasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan data reparasi ( Repair List ) yang berisi data-data mengenai laporan kondisi kapal dari awak kapal, laporan dok ( dok report ), rekomendasi dari Biro Klasifikasi Indonesia, jenis survey dari perbaikan kapal yang akan datang maupun ciriciri khusus kapal yang menyangkut segi konstruksi dan mesin. Dalam hal ini, menitikberatkan pada proses pengedokkan dimana setelah kapal berlayar dalam jangka waktu yang cukup lama, kapal perlu melakukan docking untuk perawatan dan pemeliharaan kapal secara keseluruhan, seperti pemeliharaan pada bagian lambung kapal yang terbuat dari baja yang sering rusak akibat dari adanya korosi oleh air laut, fouling ( binatang atau tumbuhan laut ) yang menempel pada badan kapal, tekanan gelombang yang menghantam badan kapal sehingga mengakibatkan berkurangnya struktur penyusun baja, reparasi pada poros propeller, daun propeller, pemeliharaan jangkar dan perlengkapannya, pemeliharaan pada instalasi kemudi. Maka, perlu adanya sebuah usaha dalam proses penanganan masalah ini sehingga kapal dapat beroperasi dalam jangka waktu yang lebih lama. Adapun jenis jenis dok tersebut adalah :
1. 2.

Graving Dock ( Dok Kolam ) Floating Dock (Dock Apung ) Secara umum penyebab terjadinya kerusakan pada kapal kapal adalah :

A. Alasan Pengedokkan

Korosi dan erosi Korosi ini terjadi pada bagian badan kapal, terutama bagian yang tercelup air laut, sedangkan erosi adalah pengikisan plat oleh air laut karena kapal bergerak sehingga menimbulkan gaya gesek dengan air laut. Kelelahan material Pada dasarnya semua material memiliki umur tertentu, sehingga dengan adanya gaya yang diterima oleh suatu material tersebut, maka suatu material akan mencapai batas kemampuan atau kelelahan sehingga perlu diadakan perbaikan atau bahkan penggantian. Pemanasan yang tinggi pada bagian tertentu Pemanasan yang tinggi pada bagian tertentu yaitu pada bagian yang langsung berhubungan dengan nyala api tau gas yang terbakar. Eksploitasi yang tidak baik Artinya menggunakan suatu alat atau material dengan berlebihan tanpa memperhatikan akibat akibat yang akan timbul. Kecelakaan Kecelakaan ini bisa meliputi kebakaran, kapal kandas, kapal menabrak karang. Kelayakan surat surat kapal Setiap kapal harus memiliki surat surat kelayakan kapal untuk berlayar, sehingga bila surat surat tersebut tidak dimilki oleh kapal atau surat tersebut sudah habis masa berlakunya, maka kapal harus menjalani pengedokkan.

Untuk mengatasi terjadinya hal hal tersebut, maka kapal secara berkala harus mengadakan perawatan untuk menambah umur suatu kapal. Dengan demikian perawatan rutin terhadap kapal sangatlah perlu dilakukan untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan dengan melakukan pengedokkan. Proses Pengedokan (Docking) Dalam perjalanannya, dari proses pembangunan kapal baru, tidak mungkin sebuah kapal tidak mengalami korosi, rusak, ataupun mengalami penipisan plat. Hal ini disebabkan oleh korosi laut, oksidasi binatang laut, tubrukan atau hantaman dengan benda-benda keras di laut (misal pada bagian bawah badan kapal, seperti lambung,
2

propeller, daun kemudi, dll), penipisan plat pada beberapa bagian badan kapal sampai kerusakan dan pengelupasan pada cat badan kapal. Untuk mengatasi masalah tersebut, owner ship harus melakukan repair atau perbaikan dengan cara melakukan docking. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kerusakan yang lebih besar lagi. Adapun tahap atau periode docking ada 3 tahap, yakni : 1. Penyiapan data kapal Penyiapan data kapal ini meliputi : Gambar docking plan Yaitu referensi yang digunakan untuk acuan kapal pada saat melakukan docking, berupa gambar rencana peletakan blok-blok penahan badan kapal saat kapal melakukan docking. Docking plan ini dibuat berdasarkan data yang dimilki kapal berupa rencana garis, rencana umum, dan midship section. Tetapi bila ketiga data tersebut tidak dimiliki oleh owner, maka pihak galangan akan membuat docking plan berdasarkan kemiringan Rise Of Floor. Informasi dari nakhoda atau mualim Sebelum kapal dinaikkan, maka nakhoda kapal memberikan informasi kepada dock master tentang : B H T Dokumen atau repair list terakhir LOA (panjang keseluruhan kapal) LWL (panjang garis air kapal) LPP (panjang kapal antara garis tegak buritan (lebar kapal) (tinggi kapal) (sarat kapal) sampai haluan)

Rise of floor / kemiringan badan kapal Berat keseluruhan kapal pada saat akan naik dok Sisa muatan kapal

Hal ini penting disampaikan pada dock master, terutama mengenai sisa muatan atau berat kapal yang akan naik dok, agar pada saat naik dok kapal tidak akan kelebihan muatan yang akan berakibat pada retaknya blok penahan badan kapal yang telah disiapkan untuk menjadi tumpuannya. Oleh karena itulah keterangan di atas sangat diperlukan, sehingga dock master dapat memberikan analisis berapa kapasitas maksimum yang boleh terbawa. Selain itu, dari data LPP, LOA, LWL, serta rise of floor, dock master dapat menentukan letak dari centre block dan side block yang akan dibutuhkan, sehingga sebelum kapal melakukan docking, posisi blok-blok penyangga siap digunakan. Pemasangan blok-blok sesuai dengan docking plan.

Pemasangan lout (alat yang digunakan untuk pedoman kapal agar posisi centre line atau tengah kapal terletak tepat di tengah-tengah centre block yang telah terpasang ) Menyiapkan tali-temali serta winch. Persiapan Kapal Kapal yang akan masuk ke dalam dok harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya : - Mesin kapal dikondisikan dalam keadaan mati sebelum kapal docking.

- Bahan bakar dalam kapal harus dikurangi, dengan asumsi bahwa bahan bakar yang ada hanya cukup digunakan untuk keperluan yang penting saja, misalnya dalam hal penerangan. - Muatan dalam kapal harus dikurangi atau diturunkan sesuai tonage yang telah ditentukan. Agar pada saat kapal duduk pada blok-blok penahan, blok tidak akan patah/hancur sehingga kapal dalam kondisi aman. Proses Docking Setelah kapal menyelesaikan prosedur atau periode Persiapan Dok dan Persiapan Kapal, maka proses Docking siap untuk dilakukan. Adapun tahap-tahapnya meliputi : 1. Setelah persiapan di atas selesai, maka kapal siap untuk dipandu memasuki dok dengan menggunakan kapal Tug Boat. 2. Kemudian setelah posisi kapal ada di bibir pintu dok, maka kapal melemparkan dua buah tali pada bagian kiri-kanan haluan ke sisi samping dok. Untuk kemudian tali ini berfungsi menarik kapal masuk ke dalam dok, karena peran tug boat telah selesai di depan atau di bibir pintu dok. 3. Setelah kapal masuk sedikit demi sedikit, pertahankan agar posisi centre line (tengah kapal) tetap tepat berada pada lout yang telah terpasang sebelumnya. Proses ini dimaksudkan agar posisi kapal tepat pada blok yang ditentukan. Tentu saja kapal juga harus menurunkan lout yang nantinya akan disesuaikan dengan lout sebelumnya yang telah terpasang (lout dok). 4. Untuk selanjutnya, setelah posisi kapal tepat dan pengecekan telah dilakukan, air dalam dok dapat dikeluarkan sehingga kapal dapat duduk sempurna di atas dudukan atau blok. Dalam menjalani proses docking ini, OS pasti akan menyerahkan repair list kepada pihak perusahaan atau dok. Repair list ini berisi tentang data kerusakan badan kapal yang perlu dilakukan perbaikan/repair. Graving Dock (Dok Kolam) Yaitu dok yang berupa kolam yang digunakan untuk mengadakan kegiatan reparasi kapal terutama bagian lambung kapal bagian bawah air, terutama untuk bagian bawah garis air termasuk bagian atas kapal, propeller, kemudi, dll.
5

Untuk proses docking pada graving dock atau dok kolam, proses awal yang dilakukan adalah pemasukan air ke dalam dok sedikit demi sedikit melalui lubang silinder pada bagian bawah sebelah kiri-kanan dok sambil mengisi tangki-tangki ballast yang terdapat pada pintu dok. Terdapat 4 tangki di dalam pintu dok. Dalam kondisi ini hanya ada 3 tangki ballast yang akan diisi, sedangkan yang 1 buah berupa tangki ballast mati, artinya dalam kondisi sudah terisi air. Untuk pengisian tangki-tangki ini tidak diisi penuh semuanya, tetapi disesuaikan dengan kondisi tekanan air yang ada di dalam dan di luar dok, sampai pintu dapat terbuka. Setelah kondisi permukaan air yang terdapat di dalam dok dan di luar dok sama serta tekanannya sama, maka pintu dok akan terbuka dengan sempurna sampai kapal siap untuk docking. Sebelum kapal masuk siapkan lout yang berfungsi menjaga badan kapal agar tetap berada persis di atas blok yang telah disiapkan, posisi centre line badan kapal harus tepat berada di tengah lout yang telah disiapkan. Pemasangan lout pada graving dok harus dipasang di bagian depan dan belakang. Jika dipasang hanya di bagian depan saja, maka bagian belakang atau buritan kapal tidak akan mengalami posisi yang tepat pada sandaran keel blok, karena memungkinkan terjadinya posisi miring pada badan kapal. Posisi haluan tidak sama dengan posisi burita kapal. Oleh karena itu lout penting dipasang di bagian depan dan belakang graving dok. Proses selanjutnya menutup pintu dengan jalan mengeluarkan air dari dalam dok ke luar dan dengan tetap mempertahankan posisi badan kapal agar tetap tepat berada pada blok yang telah disiapkan.
6

Setelah pengaturan dan penempatan side dan keel block diselesaikan dan kotoran-kotoran yang dapat mengganggu jalannya pengedokkan dibersihkan, maka graving dock dapat mulai diisi dengan membuka katup-katup pintu graving dock, menggunakan sistem pontoon yang berukuran selebar dengan lebar graving dock. Kapal ditarik masuk dengan menggunakan winch dock atau winch kapal, untuk kapal-kapal besar dapat menggunakan tug boat. Setelah kapal masuk, pintu ditutup dan ditempatkan pada posisinya dan air yang ada di dalam dock dipompa keluar. Selama melakukan pemompaan posisi kapal diatur sehingga posisi haluan, buritan dan tengah kapal dapat serasi dengan rencana pengedokkan yang telah digambar sebelumnya. Pada waktu proses pemompaan berlangsung selalu diadakan pengecekan posisi kapal dan dilakukan pengecekan ketinggian ganjel-ganjel, terutama side block bila ada yang kurang tinggi dapat diberi tambahan dengan kayu-kayu kecil. Yang harus diperhatikan adalah pada posisi kapal duduk di keel block karena pada saat ini kapal pada posisi labil karena disatukan pihak lunas kapal sudah tertahan oleh keel block sedangkan air sudah tidak sepenuhnya menahan badan kapal sehingga kemungkinan kapal dapat terbalik. Untuk menahan kapal agar selalu tepat pada posisinya dapat dipergunakan penunjang-penunjang yang diletakkan di dinding dok dan menahan lambung kiri kanan kapal. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk kapal-kapal kecil dengan ketinggian rise of floor besar, pada waktu pengaturan trim kapal harus segera dibuang dan diadakan perbaikan keel block dan side block kembali.

a. Floating Dock (Dok Apung) Floating Dock atau dok apung ini memiliki konstruksi bangunan pontoon di bawahnya, di dalam pontoon-pontoon ini terdapat tangki-tangki ballast yang berfungsi sebagai pemberat/beban sehingga dok dapat tenggelam
7

dalam air sesuai sarat yang diinginkan. Adapun sistem kerjanya adalah sebelum kapal akan memasuki dok, maka tangki-tangki ballast dalam pontoon tadi terlebih dahulu diisi air dengan cara membuka katup-katup dalam control room sehingga air dapat mengisi tangki, dok akan tenggelam sampai kondisi sarat yang ditentukan sehingga kapal dapat masuk. Proses Trimming badan kapal pada saat docking : Pada saat kapal docking, baik pada graving dock maupun floating dock ada setidaknya 3 posisi yang digunakan : a. Trim haluan (bow trim) Posisi trim badan kapal pada haluan ini jarang sekali digunakan sebab melihat posisi ini maka letak mesin terletak di bagian depan kapal. Dari segi ekonomis dan efisiensi ruangan jenis kapal seperti ini jarang dibuat, karena banyak menimbulkan kerugian diantaranya : 1) Dengan posisi mesin terletak di depan, maka poros penghubung ke propeller akan semakin panjang, sehingga akan mengakibatkan losses yang cukup besar karena di dalam komponen penghubung tersebut terdapat komponen gear yang akan mereduksi tenaga atau power yang dihasilkan, dengan asumsi pemakaian bahan bakar yang besar pula. 2) Akan mengurangi ruangan kapal sebagai tempat atau ruang palkah dengan adanya poros penghubung tersebut. b. Trim buritan (Stern Trim) Keadaan trim buritan atau stern trim ini banyak digunakan karena trim buritan memiliki kelebihan karena mesin terletak di belakang, maka panjang poros propeller tidak terlalu panjang sehingga dapat memperkecil adanya losses dan tidak terlalu memakan banyak tempat.
c.

Keadaan even keel Keadaan even keel adalah suatu keadaan dimana draft haluan dan

buritan kapal sama tinggi (draft kapal rata). Langkah-langkah docking kapal pada dok apung (Floating Dock) Dok Pare-pare :
8

1. Floating dock ditenggelamkan ke dalam air laut dengan cara

membuka katup-katup air untuk mengisi pontoon-pontoon yang ada di bawah Floating Dock. Sampai keadaan air laut sesuai pada draft floating dock yang ditentukan. Setelah draft Floating Dock sesuai dengan yang dikehendaki, kapal yang akan melakukan docking datang dengan bantuan ditarik Tug Boat.
2. Setelah kapal telah sampai di depan pintu masuk Floating Dock, salah

satu kru kapal tersebut melempar tali pada haluan kapal. Tali ini berfungsi untuk mengambil tali kawat yang digunakan untuk menarik kapal ke dalam Floating Dock.
3. Setelah tali kawat ditambatkan pada haluan kapal, baik starboard &

portside

kapal,

tali

kawat

tersebut

ditarik

secara

perlahan

menggunakan capstan di kanan & kiri Floating Dock sehingga kapal masuk ke dalam Floating Dock. Dalam menarik kapal tersebut tetap memperhatikan posisi kapal agar tetap berada pada posisi tengah Floating Dock sesuai dengan lout floating yang telah terpasang sebelumnya.

4. Untuk menjaga posisi buritan kapal setelah seluruh badan kapal masuk

ke Floating Dock agar tetap pada posisi tengah Floating Dock, maka pada buritan kapal juga dipasang tali kawat yang dihubungkan pada capstan yang terpasang pada buritan Floating Dock yang kemudian tali tersebut ditarik ke belakang. 5. Setelah tali kawat pada haluan & buritan kapal terpasang, maka kapal ditarik secara perlahan-lahan dengan menarik bagian haluan dan
9

buritan kapal sampai pada posisi lout yang terpasang untuk menentukan batas terdepan agar posisi kapal tepat di atas blok-blok yang telah diatur. 6. Kemudian setelah kapal berada tepat pada posisi yang telah ditentukan, maka air pada dok mulai dipompa keluar setelah seluruh badan kapal masuk ke Floating Dock. 7. Saat air dipompa, posisi kapal harus tetap diatur. Pengaturan kapal ini menggunakan lout yang dipasang pada haluan kapal agar posisi lout pada haluan kapal sejajar dengan lout yang terpasang pada Floating Dock. Bila posisi lout sejajar, berarti posisi kapal sudah berdiri tegak. 8. Kemudian pada kiri dan kanan kapal baik haluan maupun buritan dipasang takal (tali untuk menjaga posisi kapal agar tetap berada pada tengah floating dock. Untuk haluan kapal dipasang 1 takal di kanan kiri kapal, pada buritan kapal dipasang 2 buah takal di kanan dan kiri kapal.

9. Setelah draft kapal kira-kira setinggi 1 meter, maka proses

pemompaan dihentikan sementara untuk dilakukan pemeriksaan posisi kapal terhadap dudukan dok yang telah diatur. Penyelaman ini dilakukan untuk jenis-jenis kapal yang memiliki kemiringan rise of floor yang ekstrim. Penyelaman ini juga berfungsi untuk menstabilkan posisi kapal.
10. Kemudian pada kanan dan kiri kapal dipasang balok kayu yang

disebut stut yang berfungsi menjaga kedudukan kapal saat dilakukan reparasi pada kapal. Langkah-langkah undocking kapal pada (Floating Dock) Dok Surabaya. Dok Surabaya ini merupakan salah satu dok apung (floating dock) yang dioperasikan menggunakan tenaga listrik, namun cara kerja nya sama dengan
10

floating dock yang dioperasikan dengan sistem hidrolik. Adapun proses undocking pada dok Surabaya ini :
1. Semua peralatan dan material yang yang diperlukan untuk melakukan

reparasi disingkirkan dari floating dock, selain itu sampah-sampah juga dibersihkan sehingga floating dock bersih.
2. Kemudian floating dock diisi air laut sedikit demi sedikit dengan cara

menenggelamkan floating dock. Untuk menenggelamkan floating dock ini dilakukan dengan cara membuka katup-katup penutup pontoon sehingga pontoon terisi air laut dan karena pontoon terisi air laut sehingga pontoon menjadi berat dan dapat tenggelam.
3. Kemudian setelah draft floating dock sesuai dengan yang diinginkan

dan setelah draft kapal 1 m atau kapal belum mengapung pengisian air dihentikan sementara. Hal ini dilakukan untuk melakukan pengecekan bagian badan kapal yang mengalami reparasi. 4. 5. 6. Setelah pengecekan selesai, air ditambahkan lagi. Setelah kapal mulai mengapung, dilakukan final test pada badan kapal yang mengalami reparasi. Setelah final test selesai, semua tali tambat pada floating dock dilepas untuk kemudian kapal ditarik keluar secara manual. Penarikan kapal ini tetap harus memperhatikan keseimbangan kapal baik haluan, buritan, kanan dan kiri kapal. 7. Setelah kapal sampai di pintu keluar, bagian buritan kapal ditarik oleh Tug Boat dengan arah Tug Boat mundur.

11

8. Setelah semua badan kapal keluar dari floating dock, bagian haluan

kapal didorong menggunakan Tug Boat sehingga membentuk lintasan searah jarum jam.

9.

Setelah itu kapal dipandu keluar dari wilayah galangan dengan bantuan Tug Boat.

Proses Persiapan Sebelum Reparasi Setelah kapal berada di atas dok, pekerjaan reparasi siap dilakukan. Namun sebelum kegiatan reparasi tersebut dilakukan, ada beberapa persiapan kegiatan reparasi, yaitu : a. Penurunan jangkar dan rantai jangkar b. Pembuangan air pada tangki ballast kapal. c. Pelepasan Zinc Anode Protection ( ZAP ) pada plat badan kapal.
d. Menghilangkan binatang laut yang menempel pada badan kapal

menggunakan dengan

sekrap baja dan waterjet untuk mengetahui kondisi plat kulit dibawah garis air dan pengukuran Proses Sandblasting Setelah dibersihkan menggunakan water jet, kemudian plat di sand blasting untuk membersihkan plat badan kapal sebelum diadakan reparasi. Macam-macam sand blasting yaitu : ketebalan pelat badan kapal. Waterjet dilakukan menyemprotkan air dengan tekanan 7 bar.

12

a) Spot Blasting, yaitu jenis sand blasting dimana pembersihan dilakukan hanya

pada titik-titik tertentu saja. Tidak semua bagian dilakukan sand blasting.
b) Sweep blasting, yaitu jenis sand blasting dimana pembersihannya tidak sampai

pada permukaan base metal.


c) Sand blasting, yaitu jenis sand blasting dimana pembersihannya sampai pada

permukaan base metal. Deteksi Kerusakan pada Kapal 1. Mendeteksi Ketebalan Pelat Untuk mendeteksi ketebalan pelat pada lambung kapal, maka dilakukan dengan cara : 1. Deteksi secara Visual Pendeteksian secara visual dilakukan dengan cara memeriksa plat kapal dengan mata telanjang. Setelah plat dirasa ada kerusakan yang cukup besar atau serius, maka kemudian diadakan test lain untuk mengetahui seberapa ketebalan plat. Jika plat dirasa sudah tipis, maka akan dilakukan proses replating ( penggantian pelat ). 2. Deteksi secara Mekanik Pendeteksian secara mekanik dilakukan menggunakan palu yang diketokketokan pada pelat. Jika saat plat diketok terdengar bunyi yang nyaring dan disertai getaran, maka ini berarti plat sudah tipis. Jika tidak berbunyi nyaring dan tidak ada getaran berarti belum perlu diadakan replating. 3. Uji dengan Ultrasonic Test Pendeteksian ini menggunakan gelombang ultrasonik. Pendeteksian ini dilakukan dengan menempelkan alat tersebut pada base metal (plat dasar). 2. Mendeteksi Keretakan Plat Untuk mendeteksi keretakan-keretakan pada plat, dapat dilakukan dengan cara : 1. Pemeriksaan keretakan secara visual dengan melihat keretakan dengan mata telanjang. 2. Pemeriksaan menggunakan gelombang ultrasonik (ultrasonic test).
3. Pemeriksaan keretakan menggunakan metode colour check

13

Metode colour check ini menggunakan cairan berwarna yang disemprotkan pada bagian yang diduga ada keretakan. Cairan tersebut antara lain : a. Cleaner / remover Cairan ini berfungsi untuk membersihkan plat dari kotoran-kotoran seperti minyak, debu dll. Sebelum dilakukan colour check dan mengurangi pengaruh permukaan plat jika langsung diberi cairan penetrant. b. Cairan penetrant Setelah permukaan plat dibersihkan, maka bagian yang akan di colour check diolesi cairan penetrant yang berwarna merah dan mempunyai daya penembusan yang kuat. c. Developer Setelah cairan penetrant kering, diolesi cairan developer. Cairan ini merupakan cairan berwarna putih yang berguna untuk menarik cairan penetrant dari retakan pelat sehingga dapat diketahui retakan yang terjadi pada plat. Macam-macam Reparasi 1. Reparasi Kerusakan pada Plat Kapal Setelah diadakan pengetesan pada plat dan terjadi kerusakan, maka dilakukan proses reparasi. a. Persiapan reparasi
1) Pada gambar bukaan kulit (Sheel Expansion) digambar jenis kerusakan pada

plat dan letak kerusakan tersebut. 2) Mempersiapkan plat yang akan digunakan untuk reparasi a. c. Pemeriksaan dari QA pada plat yang datang b. Mencocokan sertifikat yang diterima oleh QA terhadap plat yang datang Dilakukan pemeriksaan pelat secara visual dengan cara : - Plat disandblasting untuk mengupas lapisan pelindung plat - Plat diperiksa apakah mengalami cacat atau tidak seperti bopeng, pitting.
- Bila plat mengalami cacat yang berlebihan atau tidak sesuai regulasi yang

diwajibkan maka plat akan dikembalikan atau direject.

14

- Untuk plat yang tidak bersertifikat dapat langsung dilakukan pengujian oleh

Quality Control (QC) untuk memenuhi spesifikasi yang disyaratkan. Tahap pengujiannya : - Plat disandblasting untuk mengupas lapisan pelindung plat - Dilakukan uji mechanical properties dari plat seperti bending test, tensile test, dan lain-lain. 2. Pegecatan Plat Badan Kapal a) Cat Dasar (Primer Coat ) Fungsi cat dasar adalah untuk melindungi permukaan logam agar tidak berkarat atau rusak. Cat dasar dibuat dengan komposisi berimbang, artinya bukan hanya sebagai dasar, tapi ditekankan unsur anti karatnya yang terdapat pada zat pewarna seperti ; coal tar, zinc phosphate, chlorinate, red lead, dll. b) Anti Corrosion Coat Anti Corrosion Coat berfungsi sebagai penebal agar serangan yang datang dari luar (excess) dapat dicegah yaitu agar plat tidak mengalami korosi. Anti Corrosion Coat biasanya lebih tebal dari cat dasar dan cat akhir, cat tengah ini kurang baik bila tidak dilapisi dengan cat akhir.
c) Anti Fouling Coat

Cat akhir ini dibuat dengan tujuan sebagai pelindung paling luar terhadap ekses lingkungan, terutama dari gangguan binatang-binatang laut (fooling) agar tidak merusak plat badan kapal. Tapi juga bertujuan sebagai keindahan / estetika kapal. Komposisinya ditekankan dalam ketahanan warna dan kecemerlangannya.

15

Anda mungkin juga menyukai