Anda di halaman 1dari 23

PEMAHAMAN HUKUM, BY :

KONTRAK, DAN
SENGKETA BISNIS
DALAM LINGKUP UMKM
Pengetahuan Hukum

INDIKATOR HUKUM Pemahaman Hukum

Sikap Hukum

Perilaku Hukum
PENGETAHUAN HUKUM

Indikator ini mengacu pada pemahaman seseorang atau masyarakat


tentang hukum secara umum. Ini mencakup pengetahuan tentang
berbagai jenis hukum, sistem hukum yang berlaku, proses hukum,
lembaga-lembaga hukum, hak dan kewajiban hukum, serta hak asasi
manusia. Tingkat pengetahuan hukum yang baik menunjukkan
adanya kesadaran hukum yang kuat.
PEMAHAMAN HUKUM

Selain memiliki pengetahuan hukum, pemahaman hukum mencakup


kemampuan individu atau masyarakat untuk menggambarkan dan
menjelaskan prinsip-prinsip hukum, norma-norma hukum, dan
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Pemahaman hukum
memungkinkan individu atau masyarakat untuk melihat hukum
sebagai kerangka kerja yang relevan dan penting dalam kehidupan
mereka.
SIKAP HUKUM

Sikap hukum merujuk pada pandangan, keyakinan, dan nilai-nilai


individu atau masyarakat terhadap hukum. Sikap hukum mencakup
apakah individu atau masyarakat memiliki kepercayaan positif
terhadap hukum, menghormati otoritas hukum, dan percaya pada
pentingnya keadilan dan kepatuhan terhadap hukum. Sikap hukum
yang positif menunjukkan adanya kesadaran hukum yang baik.
PERILAKU HUKUM

Perilaku hukum adalah tindakan nyata individu atau masyarakat yang


sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku. Ini mencakup
kepatuhan terhadap hukum, partisipasi dalam proses hukum, dan
penggunaan sarana hukum untuk menyelesaikan konflik atau
masalah. Perilaku hukum yang baik menunjukkan adanya kesadaran
hukum yang termanifestasi dalam tindakan konkret.
KONTRAK
KONTRAK

KESEPAKATAN PERJANJIAN

PERIKATAN PERSETUJUAN
BERBEDA?

KESEPAKATAN/PERSETUJUAN PERJANJIAN/KONTRAK PERIKATAN


SYARAT SAHNYA SUATU
KONTRAK
ADANYA KATA
SEPAKAT ANTARA
SYARAT SUBJEKTIF PARA PIHAK
(Jika tidak terpenuhi,
dapat dimintakan
pembatalan) KECAKAPAN UNTUK
MEMBUAT SUATU
PERIKATAN

KONTRAK (SAH)

SUATU HAL
TERTENTU
SYARAT OBJEKTIF
(Jika tidak terpenuhi,
batal demi hukum)
SUATU SEBAB YANG
HALAL
Identitas
Para Pihak
Latar
Belakang
Ruang
Lingkup
Jangka
Waktu
ISI KONTRAK KONTRAK Objek

Hak dan
Kewajiban

Kontak

Berakhirnya
Perjanjian
Domisili
Hukum
ASAS-ASAS
Pemutusan DALAM KONTRAK
Hubungan Kerja
Asas Kebebasan Berkontrak
• perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi mereka yang membuatnya

Asas Konsensualisme
• sahnya perjanjian adanya kesepakatan kedua belah pihak

Asas Pacta Sunt Servanda


• perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi mereka yang membuatnya

Asas Itikad Baik


• perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik

Asas Kepribadian
• seseorang yang mengadakan perjanjian hanya untuk kepentingan dirinya sendiri” sebab perjanjian hanya
berlaku bagi para pihak yang membuatnya.
PENYELESAIAN SENGKETA
SENGKETA BISNIS

Sengketa bisnis merupakan perselisihan yang terjadi


antara pihak-pihak yang terlibat dalam berbagai macam
kegiatan bisnis atau perdagangan. Sengketa ini dapat
muncul dari berbagai faktor, mulai dari perbedaan
pendapat dalam interpretasi kontrak hingga perselisihan
dalam hal pembayaran atau pelaksanaan kesepakatan.
PENYELESAIAN SENGKETA

01 Litigasi 02 Non-Litigasi

• Arbitrase

• Pengadilan • Konsultasi

• Mediasi

• Konsiliasi

• Penilaian Ahli

• Negoisasi
ARBITRASE

Mengutip Pasal 1 angka (1) UU Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,


arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa di luar pengadilan umum yang
didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa.

Sengketa yang hanya dapat diselesaikan melalui arbitrase hanyalah sengketa di


bidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan
perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa.

Pasal 66 huruf b UU Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, menyatakan


ruang lingkup hukum perdagangan adalah kegiatan-kegiatan yaitu di bidang
perniagaan, perbankan, penanaman modal, industri, dan hak kekayaan intelektual.
KONSULTASI

Penyelesaian sengketa dengan cara konsultasi dilakukan oleh klien dengan pihak
lain yang merupakan konsultan. Klien dapat meminta pendapat konsultan terkait
masalah hukum yang sedang dihadapi.

Klien lalu dapat memberikan masukan sesuai kebutuhan dan keperluan. Keputusan
mengenai penyelesaian sengketanya sepenuhnya diserahkan kepada masing-
masing pihak. Konsultasi dengan konsultan hukum merupakan bersifat personal.
MEDIASI

Merupakan cara menyelesaikan sengketa lainnya dalam proses non litigasi. Proses
mediasi mirip dengan negosiasi karena sama-sama melakukan perundingan. Hanya
saja yang membedakannya adalah mediasi dibantu oleh pihak luar sebagai mediator
yang netral dan tidak memihak, guna memperoleh penyelesaian sengketa yang
disepakati oleh para pihak.
KONSILIASI

Konsiliasi adalah penyelesaian sengketa melalui seorang atau beberapa orang atau
badan (komisi konsiliasi) sebagai penegah yang disebut konsiliator. Ia
mempertemukan atau memberi fasilitas kepada pihak-pihak yang berselisih untuk
menyelesaikan masalah secara damai. Konsiliator ikut serta secara aktif
memberikan solusi terhadap masalah yang diperselisihkan.
PENILAIAN AHLI

Cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang terakhir adalah dengan cara
penilaian ahli. Proses ini merupakan metode non litigasi di mana pihak yang
bersengketa untuk menanyakan atau meminta pendapat yang objektif dari seorang
ahli.
Contact Us
CALL OUR TEAM

+62 778 4888 653

SEND US AN EMAIL

admin@eeplawyer.com

VISIT OUR WEBSITE

www.eeplawyer.com

Batam :
JL. Sultan Abdul Rahman Komplek Sulaiman Blok A no 09,
Lubuk Baja Kota, Lubuk Baja, Batam Indonesia 2944
• UU RI Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja;

• UU RI Nomor 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022
Tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang;

• PP Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan,

DASAR HUKUM dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, ditetapkan tanggal 2 Februari 2021; dan

• PP Nomor 8 Tahun 2021 tentang Modal Dasar Perseroan serta


Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran
Perseroan yang Memenuhi Kriteria untuk Usaha Mikro dan
Kecil, ditetapkan tanggal 2 Februari 2021;

• Permen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 3


Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Usaha Menengah
Kriteria UMKM

1. Untuk Pendaftaran/Pendirian 2. Untuk pemberian kemudahan, pelindungan, dan


pemberdayaan
USAHA BESAR
USAHA BESAR
Modal Usaha > Rp 10 M
Hasil Penjualan Tahunan > Rp 50 M
USAHA MENENGAH
USAHA MENENGAH
Modal usaha > Rp 5 M s/d ≤ Rp 10 M
Hasil Penjualan Tahunan > Rp 15 M s/d ≤
Rp 50 M
USAHA KECIL
USAHA KECIL
Modal usaha > Rp 1 M s/d ≤ Rp 5M
Hasil Penjualan Tahunan > Rp 2 M
s/d ≤ Rp 15 M
USAHA MIKRO

Modal Usaha ≤ Rp 1 M USAHA MIKRO


Hasil Penjualan Tahunan ≤ Rp
2M
Modal usaha merupakan modal sendiri dan modal pinjaman
untuk menjalankan kegiatan usaha.

Untuk kepentingan tertentu, K/L dapat menggunakan kriteria omzet, kekayaan bersih, nilai investasi, jumlah tenaga kerja, insentif dan disinsentif, kandungan lokal,
dan/atau penerapan teknologi ramah lingkungan sesuai dengan kriteria setiap sektor usaha, setelah mendapatkan pertimbangan Menteri KUKM.

Anda mungkin juga menyukai