Anda di halaman 1dari 31

DINAS PERTANIAN DAN KEHANANAN PANGAN PROV.

JATIM dan TVRI JAWA TIMUR

KETAHANAN PANGAN DI JATIM


ANTISIPASI DAN MITIGASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Materi Disajikan Dalam Rangka Talkshow di TVRI


Surabaya, 13 Maret 2023
SESI 1 KEWASPADAAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL,
JANGKA WAKTU DAN ANCAMAN YANG TERJADI,
PREDIKSI DAMPAK ANCAMAN CUACA EKSTRIM DI
JATIM DAN PENGARUHNYA PADA KETERSEDIAAN
PANGAN;

Out Line SESI 2


KETAHANAN PANGAN DI JATIM JADI PENDUKUNG
NASIONAL.. ANTISIPASI DAN SISTEM PERTANIAN YG
HARUS DIKEMBANGKAN KEDEPAN UNTUK
MENGIMBANGI PERUBAHAN IKLIM

SESI 3 KEBIJAKAN PEMPROV JATIM DALAM MENINGKATKAN,


KEMAMPUAN DAN SINERGI BAGI PEMANGKU
KEPENTINGAN

SESI 4 CLOSING STATEMENT


❑ KEWASPADAAN PERUBAHAN
IKLIM GLOBAL,
❑ JANGKA WAKTU DAN
ANCAMAN YANG TERJADI.
❑ PREDIKSI DAMPAK ANCAMAN
CUACA EKSTRIM DI JATIM
DAN PENGARUHNYA PADA
KETERSEDIAAN PANGAN

Bahan Dialog Sesi ke-1


KEJADIAN EL NINO DAN LA NINA
YANG BERLANGSUNG SEJAK 1875 -2000
❑ Berdasarkan hasil analisis
data selama 28 musim
tanam, curah hujan
berpengaruh secara nyata
dengan keeratan hubungan
62,17 % terhadap kejadian
banjir ,
❑ Sedangkan curah hujan
selama 14 musim kemarau
juga berpengaruh secara
nyata dengan keeratan
hubungan 58,29 % terhadap
kejadian kekeringan di Jawa
Timur .

❑ Faktor – faktor lain yang mempengaruhi kejadian Banjir / Kekeringan tersebut antara lain :
1. Menurunnya kualitas sarana dan prasarana irigasi
2. Berkurangnya vegetasi di daerah tangkapan air baik di hulu maupun di hilir.
3. Terjadi alih fungsi lahan pertanian menjad non pertanian.
GEJALA TERJADINYA DAMPAK Peningkatan kelembaban saat La-Nina
PERUBAHAN IKLIM DAPAT DIAMATI  Organisme pengganggu tumbuhan
DAN DIRASAKAN DENGAN ADANYA : o Status
1. Pergantian musim yang tidak bisa diprediksi o Luas dan Intensitas
2. Hujan badai sering terjadi dimana-mana Peningkatan Temperatur
3. Sering terjadi angin puting beliung
 Peningkatan transpirasi dan respirasi
4. Banjir dan kekeringan terjadi pada waktu yang
bersamaan  Hasil tanaman genjah rendah
5. Sering terjadi lonjakan Hama Penyakit Tanaman
Petani Bingung !
(a) Kapan Harus Tanam?
KEKERINGAN BANJIR/ GENANGAN (b) Banjir, kekeringan atau
❑ Air irigasi terbatas ❑ Kerusakan fisik tanaman kena serang OPT gak
❑ Pengurangan luas ❑ Kehilangan hasil tanaman
tanam ❑ Gagal panen/puso ya..?
❑ Kehilangan hasil ❑ Pengurangan pendapatan
tanaman petani (c) Apa varietasnya?
❑ Gagal panen/puso
❑ Pengurangan (d) Jenis dan berapa
pendapatan petani
kebutuhan pupuk?
14 Nganjuk Agak Aman Aman
15 Blitar Aman Aman
PRAKIRAAN WILAYAH RAWAN BENCANA
16 DI JAWA TIMUR
Tulungagung TAHUN
Cukup Rawan 2023
Cukup Rawan
17 Trenggalek Agak Aman Rawan
Prakiraan Daerah Rawan Prakiraan Daerah Rawan
No Kabupaten 18 Malang
No Kabupaten Agak Aman Agak Aman
Banjir Kekeringan
19 Pasuruan CukupBanjir Kekeringan
Rawan Sangat Aman
1 Gresik Sangat Rawan Cukup Rawan 1 Probolinggo
Gresik Sangat Rawan Aman
Cukup Rawan
20 Aman
2 Sidoarjo Agak Aman Cukup Rawan 2 Lumajang
Sidoarjo Agak Aman
21 Cukup Rawan Cukup Rawan
3 Mojokerto Agak Aman Aman 22
3 Bondowoso
Mojokerto Aman
Agak Aman Cukup
Aman Rawan
4 Jombang Rawan Aman 23
5 Tuban Rawan Cukup Rawan
4 Situbondo
Jombang Aman
Rawan Agak
AmanAman
24
5 Jember
Tuban Cukup
RawanRawan AgakCukupAman
Rawan
6 Bojonegoro Sangat Rawan Sangat Rawan 25 Banyuwangi Agak Aman Aman
7 Lamongan Sangat Rawan Sangat Rawan 6 Bojonegoro Sangat Rawan Sangat Rawan
26 Pamekasan Agak Aman Agak Aman
8 Madiun Agak Aman Agak Aman 7 Lamongan
27 Bangkalan Sangat
Aman Rawan SangatAman
Agak Rawan
9 Magetan Aman Agak Aman 8 Sampang
28 Madiun Agak Aman
Agak Aman Agak Aman
Aman
10 Ngawi Agak Aman Cukup Rawan 9 Sumenep
29 Magetan Aman
Aman Agak Aman
Agak Aman
11 Ponorogo Agak Aman Agak Aman 10 Kota
30 NgawiSurabaya Agak Aman
Aman Cukup Rawan
Aman
12 Pacitan Agak Aman Cukup Rawan 31
11 Kota Mojokerto
Ponorogo Aman
Agak Aman Sangat Aman
Agak Aman
13 Kediri Agak Aman Agak Aman 32
12 Kota
PacitanMadiun Sangat Aman Agak
Agak Aman CukupAman
Rawan
14 Nganjuk Agak Aman Aman 33
13 Kota
KediriKediri Aman
Agak Aman Aman
Agak Aman
15 Blitar Aman Aman 34 Kota Blitar Sangat Aman Sangat Aman
14 Nganjuk Agak Aman Aman
16 Tulungagung Cukup Rawan Cukup Rawan 35 Kota Malang Sangat Aman Sangat Aman
17 Trenggalek Agak Aman Rawan 15 Kota
36 Blitar Batu Aman Aman Sangat
Sangat Aman Aman
18 Malang Agak Aman Agak Aman 16 Kota
37 Tulungagung
Pasuruan Cukup Rawan Sangat
Aman Cukup Rawan
Aman
19 Pasuruan Cukup Rawan Sangat Aman 17 Kota
38 Trenggalek Agak Aman
Probolinggo Sangat Rawan Aman
Aman Sangat
18 Malang Agak Aman Agak Aman
Kabupaten/ Wereng Batang Bakteri Hawar
NO. Tikus Penggerek batang Tungro Blas
Kota Coklat Daun
PRAKIRAAN SEBARAN 1 Gresik Sporadis Sporadis Potensial Sporadis Potensial Sporadis
2 Sidoarjo Endemis Sporadis Sporadis Potensial Aman Potensial
SERANGAN ORGANISME 3 Mojokerto Sporadis Potensial Potensial Sporadis Potensial Potensial

PENGGANGGU
4 Jombang Sporadis Potensial Sporadis Potensial Potensial Potensial
5 Tuban Endemis Sporadis Potensial Sporadis Aman Endemis

TUMBUHAN PADA 6
7
Bojonegoro
Lamongan
Sporadis
Endemis
Endemis
Potensial
Endemis
Potensial
Sporadis
Sporadis
Aman
Potensial
Sporadis
Potensial

TANAMAN PADI 8
9
Madiun
Magetan
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Sporadis
Potensial
Sporadis
Potensial
Aman
Aman
Sporadis
Potensial
MUSIM TANAM- MUSIM 10
11
Ngawi
Ponorogo
Sporadis
Potensial
Potensial
Sporadis
Sporadis
Sporadis
Endemis
Potensial
Aman
Aman
Sporadis
Potensial
PENGHUJAN 2022/2023 12
13
Pacitan
Kediri
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Sporadis
Potensial
Potensial
Aman
Potensial
Potensial
Potensial
DI JAWA TIMUR 14
15
Nganjuk
Blitar
Potensial
Potensial
Potensial
Potensial
Sporadis
Sporadis
Potensial
Potensial
Aman
Aman
Potensial
Potensial
16 Tulungagung Sporadis Potensial Potensial Potensial Aman Potensial
17 Trenggalek Sporadis Potensial Sporadis Potensial Aman Sporadis
18 Malang Sporadis Potensial Sporadis Sporadis Potensial Potensial
19 Pasuruan Potensial Potensial Sporadis Potensial Sporadis Potensial
20 Probolinggo Potensial Potensial Potensial Potensial Sporadis Potensial
21 Lumajang Potensial Potensial Potensial Sporadis Sporadis Endemis
22 Bondowoso Potensial Potensial Potensial Potensial Sporadis Potensial
23 Situbondo Potensial Potensial Potensial Sporadis Sporadis Potensial
24 Jember Potensial Potensial Potensial Sporadis Sporadis Sporadis
25 Banyuwangi Sporadis Potensial Sporadis Sporadis Endemis Potensial
26 Pamekasan Potensial Potensial Sporadis Sporadis Aman Potensial
27 Bangkalan Potensial Potensial Sporadis Sporadis Aman Potensial
28 Sampang Potensial Potensial Sporadis Potensial Aman Sporadis
29 Sumenep Sporadis Potensial Sporadis Sporadis Aman Sporadis
30 Kt Surabaya Potensial Potensial Potensial Potensial Aman Potensial
31 Kt Mojokerto Potensial Potensial Potensial Potensial Aman Potensial
32 Kt Madiun Potensial Potensial Aman Potensial Aman Potensial
33 Kt Kediri Potensial Potensial Potensial Potensial Aman Potensial
34 Kt Blitar Potensial Aman Potensial Aman Aman Potensial
35 Kt Malang Potensial Sporadis Aman Sporadis Potensial Potensial
36 Kt Batu Potensial Potensial Sporadis Potensial Potensial Potensial
37 Kt Pasuruan Potensial Potensial Potensial Potensial Potensial Aman
38 Kt Probolinggo Potensial Potensial Sporadis Potensial Potensial Potensial
KEBERADAAN SERANGAN OPT DAN LUAS DPI TERHADAP LUAS TANAMAN
MP.2022/2023

LUAS TANAMAN
Okt"22 s.d. LUAS OPT+DPI
LUAS SERANGAN LUAS OPT
NO KOMODITI Feb"23 LUAS DPI VS LUAS
OPT UTAMA PLUS DPI
(Data TANAMAN
Sementara)
1 PADI 1.005.170 7.811 4.336 12147,15 1,21%
2 JAGUNG 660.648 1160,59 26 1186,49 0,18%
3 KEDELAI 14.302 8,76 5 13,76 0,10%
4 ANEKA CABAI 20.236 1.059 1 1060,08 5,24%
BAWANG
5
MERAH
40264,48 87,44
-
87,44 0,22%
Luas Lahan terdampak DPI Pada Tanaman Padi
Tahun 2023 s/d 3 Maret 2023

Banjir Kekeringan Total


No Komoditas Terkena Puso Surut Terkena Puso Pulih Terkena Puso
1 Padi 4311,22 850,28 2285,00 24,50 0,00 24,50 4335,72 850,28
2 Jagung 25,90 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 25,90 0,00
3 Kedelai 5,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,00 1,00
4 Cabai 0,80 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,80 0,00
5 Bawang Merah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Total 4342,92 851,28 2285,00 24,50 0,00 24,50 4367,42 851,28
KEBERADAAN OPT PADI MUSIM TANAM MP. 2022/2023
(sampai dengan tengah bulan Februari 2023)
❑Kumulatif luas tambah serangan Tikus dalam MT 2022/2023 seluas 2080.30 ha, mengalami penurunan
13,45 % atau 0,87 kali dari periode yang sama MT 2021/2022. Serangan tersebar pada 32
kabupaten/kota, dengan serangan terluas terdapat pada kabupaten Lamongan (212,45 ha diantaranya puso
0,10 ha), Pamekasan (56,00 ha), Madiun (55,10 ha), dan Ngawi (50,76 ha).

❑ Kumulatif luas tambah serangan Penggerek Batang Padi dalam MT 2022/2023 seluas 1251.39 ha yaitu
mengalami penurunan 3,87 % atau 0,96 kali dari periode yang sama MT 2021/2022 Serangan tersebar
pada 30 kabupaten/kota, dengan serangan terluas terjadi di Kabupaten Lamongan (44,44 ha), Tuban (43,40
ha), Probolinggo (30,95 ha)dan Lumajang (29,90 ha).

❑ Kumulatif luas tambah serangan Wereng Batang Coklat dalam MT 2022/2023 seluas 626.39 ha, yaitu
mengalami penurunan 17,59 % atau 0,82 kali dari periode yang sama MT 2021/2022 .Serangan terdapat
pada 26 kabupaten, dan serangan terluas terdapat pada Kabupaten Probolinggo (61,55 ha), Bojonegoro
(53,15 ha), Madiun (23,31 ha), dan Trenggalek (17,15 ha).

❑ Kumulatif luas tambah serangan Peny. Hawar Daun Bakteri dalam MT 2022/2023 seluas 2902.12 ha, yaitu
mengalami peningkatan 47,14 % atau 1,47 kali dari periode yang sama MT 2021/2022. Serangan
tersebar pada 36 kabupaten/kota, dan serangan tertinggi terjadi di Kabupaten Lamongan (318,01 ha),
Pamekasan (143,00 ha), Sumenep (108,80 ha), dan Sampang (67,05 ha).

❑ Kumulatif luas tambah serangan Peny. Tungro dalam MT 2022/2023 seluas 11.58 ha, yaitu mengalami
penurunan 79,86 % atau 0,20 kali dari periode yang sama MT 2021/2022. Serangan tersebar pada 2
Kabupaten, dan serangan tertinggi terdapat pada Kabupaten Lumajang (0,50 ha), dan Pasuruan (0,30 ha).
KEBERADAAN OPT JAGUNG MUSIM TANAM MP. 2022/2023
(sampai dengan tengah bulan Februari 2023)

❑ Kumulatif luas tambah serangan Tikus selama MT 2022/2023 tercatat seluas 109.48 ha yaitu mengalami
penurunan 65,74 % atau 0,34 kali terdapat di 4 Kabupaten/Kota dengan serangan terluas di Gresik (3,70
ha), Probolinggo (2,80 ha), dan Malang (1,00 ha).
❑ Kumulatif luas tambah serangan Penggerek Batang selama MT 2022/2023 tercatat seluas 12.94 yaitu
mengalami peningkatan 65,26 % atau 1,65 kali terdapat di 1 kabupaten/kota, dengan serangan terluas
Kabupaten Bondowoso (0,90 ha).
❑ Kumulatif luas tambah serangan Ulat Grayak (Spodoptera litura F) selama MT 2022/2023 tercatat seluas
60.89 ha yaitu mengalami penurunan 66,90 % atau 0,33 kali terdapat di 3 kabupaten/kota, dengan serangan
terluas di Kabupaten Sumenep (4,50 ha), Sampang (2,00 ha), dan Trenggalek (0,02 ha).
❑ Kumulatif luas tambah serangan ULat grayak (Spodoptera Frugiperda) selama MT 2022/2023 tercatat
seluas 637.42 ha yaitu mengalami penurunan 26,01 % atau 0,74 kali terdapat di 22 kabupaten/kota, dengan
serangan terluas di Kabupaten Tuban (18,10 ha), Bojonegoro (15,10 ha), dan Malang (8,20 ha).
❑ Kumulatif luas tambah serangan Bulai selama MT 2022/2023 tercatat seluas 267.82 ha yaitu mengalami
penurunan 73,19 % atau 0,27 kali tersebar di 14 kabupaten/kota dengan terluas di Kabupaten Sumenep
(6,00 ha), Tuban (2,60 ha), dan Lamongan (2,50 ha).
KEBERADAAN OPT CABAI MUSIM TANAM MP. 2022/2023
(sampai dengan tengah bulan Februari 2023)
• Luas Tambah serangan lalat buah pada musim MT. 2022/2023 seluas 7,95 Ha. Dibandingkan dengan periode
yang sama kumulatif Luas tambah mengalami peningkatan 109,21 % atau 2,09 kali dengan MT. 2021/2022
periode sama. Serangan Lalat buah terluas tersebar di kabupaten yaitu Situbondo, Sumenep dan
Probolinggo.
• Luas Tambah serangan Thips sp pada MT. 2022/ seluas 9,38 Ha. Dibandingkan dengan periode yang sama MT.
2022/2023 Luas tambah serangan mengalami penurunan 46,70% dengan MT. 2021/2022 periode yang sama.
Serangan Thrips tersebar di beberapa kabupaten yang paling luas yaitu di kabupaten Situbondo, Banyuwangi,
Lumajang dan Bondowoso.
• Luas Tambah serangan antraknose pada MT. 2022/2023 seluas 5,74 Ha. Dibandingkan dengan periode yang
sama MT. 2022/2023 kumulatif Luas tambah mengalami penurunan 40,82% atau 0,59 kali dengan MT.
2021/2022 periode yang sama. Serangan Antraknose tersebar di beberapa kabupaten yang paling luas yaitu
di kabupaten Banyuwangi, Sumenep , Sampang dan Situbondo.
• Luas Tambah serangan Virus kuning seluas 27,34 Ha. Dibandingkan dengan periode yang sama MT.
2022/2023 Luas tambah mengalami penurunan 25,81% atau 0,74 kali dengan MT. 2021/2022. periode yang
sama. Serangan Virus kuning tersebar di beberapa kabupaten yang paling luas yaitu di kabupaten
Probolinggo, Kediri, Gresik, Lumajang, Sumenep, Malang, Probolinggo dan Sampang.
• Luas Tambah serangan layu Fusarium pada musim MT. 2022/2023 seluas 4,85 Ha. Dibandingkan dengan
periode yang sama MT. 2022/2023 Luas tambah mengalami penurunan 19,17% atau 0,81 kali dengan MT.
2021/2022 periode yang sama. Serangan layu Fusarium tersebar di beberapa kabupaten yang paling luas
yaitu di kabupaten Mojokerto, Probolinggo dan Kota Surabaya.
Luas Tambah serangan ulat bawang pada awal
musim MT. 2022/2023 seluas 2,25 Ha.
Dibandingkan dengan periode yang sama Luas
KEBERADAAN tambah mengalami penurunan 92,01 % dengan
OPT BAWANG MT. 2021/2022 periode yang. Serangan ulat
bawang terluas di kabupaten Situbondo
MERAH MUSIM ,Probolinggo dan Magetan.
TANAM MP.
2022/2023
(sampai dengan Luas Tambah serangan penyakit bercak ungu
pada awal musim MT. 2022/2023 seluas 1,75 Ha.
tengah bulan Dibandingkan dengan periode yang sama MT.
Februari 2023) 2022/2023 kumulatif Luas tambah mengalami
penurunan 46,97 % dengan MT. 2021/2022
periode yang . Serangan bercak ungu terluas di
kabupaten Magetan, Situbondo dan Kota Batu.
PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
Pasal 10, Permentan 39 tahun 2018
1. Pemanfaatan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu;
2. Penerapan teknologi panen air, budidaya hemat air dan penataan saluran irigasi atau drainase.
3. Penerapan teknologi konservasi tanah dan air;
4. Penerapan teknologi pemupukan berimbang serta penggunaan bahan pembenah tanah, pupuk
organik dan atau pupuk hayati;
5. Pemanfaatan Lahan pekarangan;
6. Penggunaan varietas yang adaptif terhadap perubahan iklim;
7. Penerapan teknologi minapadi untuk daerah yang sesuai;
8. Penggunaan mekanisasi pertanian;
9. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
10. Pemberian Bantuan kepada petani, poktan dan Gapoktan
-pompa, sumur suntik,sarana pengaliran/penampungan, padat karya petani penanganan kekeringan,
Asuransi Pertanian
Bahan Dialog Sesi ke-2
KONTRIBUSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA JAWA TIMUR
TAHUN 2022 TERTINGGI NASIONAL
2022
KOMODITAS LUAS PANEN PRODUKTIVITAS KONTRIBUSI (%) PERINGKAT
(ha) (ku/ha) PRODUKSI (ton)
Padi 1.693.211 56,26 9.526.516 17,4 1
Jagung 1.223.541 57,68 7.057.387 25,3 1
Kedelai 48.221 17,531 84.537,00 28,0 1
Cabe Besar/TW/Teropong 8.401 101,35 85.145 18,65 1
Cabe rawit 80.604 75,98 612.409 39,61 1
Bawang Merah 51.347 92,31 473.989 24,01 1
Mangga ¹) 99.349 160,19 1.591.509 48,51 1
Pisang 23.831 1.101,63 2.625.292 27,36 1
Jeruk Keprok/Siam 20.126 593,51 1.194.489 43,96
Anggrek Pot
(produksi dalam tangkai; 13 82.654,85 1.074.513 31,23 2
produktivitas dlm
tangkai/Ha)
Mawar
(produksi dalam tangkai; 210 557.718,97 117.120.983 71,87 1
produktivitas dlm
tangkai/Ha)
Temulawak 866 240,22 20.803 74,12
Jahe 1.895 165,97 31.451 12,72

Catatan : Data untuk komoditas Padi merupakan Angka Tetap


Data untuk komoditas Jagung dan Kedelai bersumber dari Kementan RI
Data untuk komoditas Hortikultura merupakan Angka Sementara
PROGNOSA PRODUKSI TANAMAN PANGAN STRATEGIS TAHUN 2023
PADI TAHUN 2023
TOTAL Jan-
URAIAN Jan'23 Peb'23 Mar'23 Apr'23 Mei'23 Jun'23 Jul'23 Agt'23 Sep'23 Okt'23 Nov'23 Des'23
Des
Luas Panen (Ha) 54.577 64.122 233.685 422.957 204.953 121.914 223.628 191.241 106.487 114.259 85.608 63.436 1.886.867
Produksi Padi (Ton GKG) 301.058 354.474 1.331.630 2.312.838 1.141.891 681.863 1.278.764 1.055.024 595.801 654.457 497.743 355.956 10.561.500
Produksi Beras (Ton Beras) 192.677 226.863 852.243 1.480.216 730.810 436.392 818.409 675.216 381.313 418.852 318.556 227.812 6.759.360
Konsumsi (Ton) 245.621 245.621 245.621 245.621 245.621 245.621 245.621 245.621 245.621 245.621 245.621 245.621 2.947.452
Surplus/Defisit (Ton) -52.944 -18.758 606.622 806.884 112.214 321.120 590.953 242.597 51.663 58.122 154.006 -49.525 2.822.955

JAGUNG TAHUN 2023


TOTAL Jan-
URAIAN Jan'23 Peb'23 Mar'23 Apr'23 Mei'23 Jun'23 Jul'23 Agt'23 Sep'23 Okt'23 Nov'23 Des'23
Des
Luas Panen (Ha) 65.443 232.101 156.616 37.409 106.713 112.392 84.282 65.173 58.393 111.359 114.793 56.046 1.200.721
Produksi Jagung (Ton PPK) 351.339 1.051.189 613.187 206.316 605.139 604.076 501.198 394.491 346.521 702.060 768.761 373.013 6.517.291
Konsumsi (Ton) 8.572 8.572 8.572 8.572 8.572 8.572 8.572 8.572 8.572 8.572 8.572 8.572 102.864
Pakan Ternak (Ton) 303.681 303.681 303.681 303.681 303.681 303.681 303.681 303.681 303.681 303.681 303.681 303.681 3.644.172
Surplus/Defisit (Ton) 39.086 738.936 300.934 -105.937 292.886 291.823 188.945 82.238 34.268 389.807 456.508 60.760 2.770.255

KEDELAI TAHUN 2023

TOTAL Jan-
URAIAN Jan'22 Peb'22 Mar'22 Apr'22 Mei'22 Jun'22 Jul'22 Agt'22 Sep'22 Okt'22 Nov'22 Des'22
Des
Luas Panen (Ha) 206 831 1.159 3.247 2.498 3.733 1.287 363 1.828 17.272 8.224 1.626 42.273
Produksi Kedelai (Ton ose) 337 1.200 1.632 3.536 3.151 6.077 2.212 590 3.347 32.895 16.355 2.773 74.105
Konsumsi (Ton) 24.346 24.346 24.346 24.346 24.346 24.346 24.346 24.346 24.346 24.346 24.346 24.346 292.152
Surplus/Defisit (Ton) -24.009 -23.146 -22.714 -20.810 -21.195 -18.269 -22.134 -23.756 -20.999 8.549 -7.991 -21.573 -218.047
BWG. PUTIH BWG. MERAH
CABAI BESAR
CABAI RAWIT PROGNOSA PRODUKSI HORTIKULTURA STRATEGIS TAHUN 2023
STRATEGI ANTISIPASI:
Merupakan upaya pengkajian terhadap DPI melalui kebijakan / strategi
1. Menyebarluaskan informasi prakiraan iklim Musim Kering dari BMKG dan kewaspadaan terhadap banjir dan
kekeringan kejajaran pertanian di daerah serta identifikasi (pemetaan) kerawanan banjir dan kekeringan
2. Melakukan pemantauan langsung secara intensif, berkala dan berjenjang oleh petugas daerah maupun pusat
serta menginventarisasi areal yang terkena kekeringan dan banjir
3. Eradikasi tanaman puso atau terkena banjir kekeringan dengan intensitas berat atau mempercepat panen
(prematur).
4. Mengadakan sosialisasi gerakan hemat air dan senantiasa melakukan konservasi sumberdaya air (untuk
kekeringan
5. Menerapkan pola tanam dengan pergiliran padi ke tanaman palawija (jagung, kacang hijau, kedelai) atau
tanaman lain yang memungkinkan sesuai dengan keadaan spesifik lokasi (untuk kekeringan)
6. Meningkatkan penyuluhan antisipasi kekeringan dan banjir.
7. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait.
8. Kajian komperehensif dampak perubahan iklim terhadap hama dan penyakit tanaman perlu dilakukan untuk
menentukan langkah yang tepat bagi pemerintah maupun petani.
9. Pengembangan SDM Petani melalui PPDPI yang dapat membantu petani membuat perencanaan tanamnya guna
mengantisipasi kekeringan dan banjir yang terjadi.
STRATEGI ADAPTASI:
• STRATEGI ADAPTASI : tindakan STRATEGI JANGKA PENDEK
1) Monitoring dan inventarisasi areal terkena banjir dan
penyesuaian kegiatan dan teknologi kekeringan
sesuai kondisi iklim yang diakibatkan 2) Pemberian bantuan sarana produksi (benih dan pupuk)
oleh Dampak Perubahan Iklim kepada petani yang pertanamannya mengalami puso, melalui
• Terdiri dari upaya jangka pendek dan berbagai sumber (CBN, Dana tanggap Darurat, SKR, APBD,
dll.)
jangka panjang 3) Kewaspadaan terhadap kemungkinan timbulnya serangan
OPT
4) Perbaikan tanggul, jaringan irigasi dan drainase
5) Meningkatkan penyuluhan tentang pemanfaatan informasi
TEKNOLOGI ADAPTASI iklim melalui PPDPI dan Manajemen Tanaman Sehat
1. Perbaikan managemen pengelolaan air, termasuk system 6) Memperkuat kelembagaan Perlintan bersama pemerintah
dan jaringan irigasi daerah.
2. Pengembangan teknologi panen air (embung, dam parit) dan
efisiensi penggunaan air seperti irigasi tetes dan mulsa STRATEGI JANGKA PANJANG
3. Pengembangan jenis dan varietas tanaman yang toleran 1. Antisipasi banjir bersama instansi terkait (penghijauan
terhadap stress cekaman lingkungan seperti kenaikan suhu DAS, perbaikan irigasi, perbaikan tanggul-tanggul, irigasi,
udara, kekeringan, genangan (banjir) dan salinitas. dan pengaturan pengairan.
4. Pengembangan teknologi pengelolaan tanah dan tanaman 2. Sosialisasi dan Public Awareness tentang perubahan iklim
untuk meningkatkan adaptasi tanaman dan antisipasi bencana alam
5. Pengembangan system perlindungan usaha tani dari
kegagalan akibat perubahan iklim atau srop weather 3. Memperkuat Kelembagaan Perlintan bersama Pemerintah
insurance. Daerah
STRATEGI MITIGASI:
Merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengurangi Dampak Perubahan Iklim

• Meningkatkan pemahaman petani mengenai agroekosistem, sehingga lebih jeli


mengamati dan menyikapi perubahan, terkait Organisme Pengganaggu Tumbuhan
(OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) melalui PPDPI dan DEM PPDPI.
• Mengembangkan budidaya Tanaman Pangan dengan TOT (Tanpa Olah Tanah) untuk
mengurangi laju peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
• Upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan penyerapan GRK, dengan cara :
a) Penerapan teknologi budidaya (pengelolaan lahan dan air, varietas unggul
adaptif).
b) Pemeliharaan/konservasi lingkungan, dengan penanaman pohon.
c) Pengelolaan dan pembukaan lahan tanpa bakar.
d) Penataan ruang dan lahan pertanian.
• Koordinasi dengan instansi terkait dalam penanggulangan DPI, baik secara vertikal
maupun horizontal.
Bahan Dialog Sesi ke-3
❑ KEBIJAKAN PEMPROV
JATIM DALAM
MENINGKATKAN,
KEMAMPUAN
❑ DAN SINERGI BAGI
PEMANGKU
KEPENTINGAN
UPAYA STRATEGIS PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN
DI JAWA TIMUR TAHUN 2023

Optimalisasi infrastruktur
pertanian. Infrastruktur paling
penting dalam pertanian yang
Penggunaan varietas berkaitan dengan produksi padi
unggul (produksi tinggi dan adalah jaringan irigasi.
tahan kekeringan/ banjir) Pengelolaan sumber air, selain
bermutu yang berumur untuk antisipasi kekeringan,
genjah. juga untuk meningkatkan
indeks pertanaman (IP).

Penyesuaian pola
tanam/pengelolaan tanaman
pangan.
Penggunaan pupuk secara
berimbang dengan '6 Tepat'
yaitu Tepat Tempat, Tempat
Harga, Tepat Jumlah, Tepat
Mutu, Tepat Jenis, dan Tepat
Waktu Penekanan susut hasil panen padi dengan
optimalisasi alsintan pascapanen yang telah
terfasilitasi ke kelompok tani, dan tersebar
di Jawa Timur
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI HORTIKULTURA

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PENGEMBANGAN HORTIKULTURA


Pembangunan Hortikultura
Mendukung Ketahanan Pangan
PERBENIHAN
PERBENIHAN

▪ Ketersediaan stok produk


▪ Stabilitasi harga
▪ Produksi benih bermutu ▪ Distribusi produk
▪ Sertifikasi Benih ▪ Sewa Gudang
▪ Pengawasan Peredaran ▪ Pasar Tani
Benih
▪ Sarana Prasarana Kawasan Hilirisasi Bahan Baku Industri
Komoditas
Perbenihan
▪ Penerapan GHP
▪ Fasilitasi Sarana dan Prasarana
Pascapanen
TATA KELOLA PRODUKSI ▪ Fasilitasi Sarana & Prasarana
RAMAH LINGKUNGAN Pengolahan
▪ Registrasi PH
▪ Registrasi Kebun/Lahan Usaha
GAP
▪ Pengendalian OPT Ramah Mendukung Ekspor
Lingkungan
▪ Penanganan Dampak ▪ Fasilitasi Diplomasi Pemasaran
Perubahan Iklim ▪ Jaminan mutu dan keamanan
pangan
▪ Sertifikasi Prima

KEMENTERIAN PERTANIAN | DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 25


LANGKAH OPERASIONAL MENJAGA KETERSEDIAAN PANGAN
MEMPERTAHANKAN SWASEMBADA PANGAN BERKELANJUTAN

1. Percepatan tanam 2. Menjaga petani tetap 3. Memanfaatkan 4. Melakukan


dengan berproduksi dengan cara teknologi budidaya yang pemantauan untuk
Mengoptimalkan pemberian fasilitasi baik, meliputi antisipasi dampak
seluruh lahan sarana dan prasarana perbenihan, mekanisasi, perubahan iklim dan
pertanian; pertanian; dan digitalisasi pertanian; serangan OPT;

6. Menyiapkan cadangan
5. Memfasilitasi pasar, di
pangan untuk 7. Mengelola hasil
saat panen raya dan
menghadapi masa pertanian, untuk jangka
dukungan distribusi disaat
terbatasnya ketersediaan waktu yang Panjang.
hasil panen terbatas;
pangan;
BEBERAPA LANGKAH ANTISIPASI DPI
1) Melakukan pembaharuan perkembangan pemetaan rawan banjir dan kekeringan melalui pemantauan
kondisi iklim harian yang bersumber dari dari data BMKG dengan mengakses https:/www.bmkg.go.id.
2) Memanfaatkan informasi pengelolaan budidaya pertanian dan peta daerah potensi
rawanbanjir/kekeringan periode musim kemarau dengan mengakses http:/katam.litbang.pertanian.go.id
3) Menigkatkan koordinasi, pemantauan dan persiapan lapang terkait dengan sistem pengairan, kondisi
drainase, kesiapan pompa air, ketersediaan sumber air, serta penerapan teknologi budidaya hemat air.
4) Meningkatkan sosialisasi dan himbauan kepada petani untuk mengiikuti Asuransi Usaha tani Padi (AUTP)
bagi wilayah yang rawan banjir/kekeringan.
5) Perencanaan tanam padi di wilayah rawan banjir menggunakan benih toleran genangan dan memastikan
ketersediaan stok benih antara lain Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5, Inpara 6, Inpara 7,
Inpara 7, Inpara 8, Inpara 9, Inpara 10, Inpari 29, Inpari 30, Ciherang Sub 1, Inpari 42 Agritan, dan
varitas lokal sejenisnya.
6) Perencanaan tanam padi di wilayah rawan kekeringan menggunakan benih tahan kekeringan seperti
Inpago 10, Inpara 10 Laeya, Rindang 1 Agritan, Rindang 2 Agritan, dan varitas lokal sejenisnya.
7) Mengoptimalkan Brigade DPI-OPT, Brigade Alsin & Tanam, Brigade Panen dan Serap Gabah Kostraling.
8) Melakukan monitoring dan pelaporan perkembangan luas keadaan Banjir dan kekeringan secara tepat
waktu dan akurat.
9) Pemanfaatan Asuransi Usatani Padi (AUTP)
Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Serangan OPT
1. Menginstruksikan POPT untuk melakukan pengamatan secara intensif di seluruh
pertanaman.
2. Laksanakan budidaya tanaman sehat dimulai dari pengolahan tanah, pemilihan
varietas, pemupukan, pembibitan, jarak tanam, waktu tanam, dll.
3. Laksanakan Tindakan penanganan OPT secara preemtif dengan menggunakan APH,
Pesnab, penanaman Refugia
4. Pestisida kimia /sintetik digunakan secara bijaksana dan memenuhi kriteria 6 tepat
sebagai alternatif terakhir jika metode lain sudah tidak efektif
5. Mendistribusikan/Mendekatkan sarana pengendalian OPT ke lapangan (sampai Lini IV/
tingkat kecamatan) terutama di lokasi-lokasi dengan populasi WBC tinggi/meningkat.
6. Mengkoordinasikan gerakan pengendalian WBC dengan pihak terkait lainnya yaitu
Dinas Pertanian Kabupaten dan petugas lapangan lainnya (Penyuluh, UPTD, Babinsa
dll).
7. Membuat laporan insidentil OPT dan penanganannya.
8. Mensosialisasikan Pemanfaatan Asuransi Usatani Padi (AUTP)
CLOSING STATEMENT
1. Dalam menghadapi Adanya Perubahan Iklim,, institusi terkait, dan seluruh
masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak
perubahan iklim yang ditimbulkan , terutama di wilayah yang mengalami sifat
Musim Hujan di atas normal atau Musim Kemarau bawah normal .
2. Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana hidrologis
dan meteorologis.
3. Pemerintah Daerah hendaknya lebih Mengoptimalkan Brigade DPI-OPT, Brigade
Alsin & Tanam, Brigade Panen dan Serap Gabah Kostraling.
4. Diseminasi Budidaya Tanaman yang lebih adaptif terhadap adanya perubahan
iklim serta disinergikan pemanfaatan Asuransi Usahatani di sector Pertanian.

30

Anda mungkin juga menyukai