Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Kasus Korupsi e KTP
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Kasus Korupsi e KTP
DISUSUN OLEH
8215164274
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat,
didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Zulkifli Lubis selaku Dosen
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini kepada
saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
dibuat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
Penulis
Wahyu Kartikaningsih
ii
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
sampai pada titik nadir yang paling rendahmaka jangan harap Negara ini
akan mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk
menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak negatif
yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi
2. Untuk mengetahui dampak dari korupsi
3. Memberikan wawasan tentang korupsi itu dilarang
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan
jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah|
pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-
beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan
dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi
berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi,
yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura
bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele
atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan
kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi,
3
korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari
masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara
korupsi dan kriminalitas|kejahatan.
4
begitu merosot sehingga untuk sebagian besar golongan dari pegawai, gaji
sebulan hanya sekadar cukup untuk makan selama dua minggu. Dapat
dipahami bahwa dalam situasi demikian memaksa para pegawai mencari
tambahan dan banyak diantaranya mereka mendapatkan dengan meminta
uang ekstra untuk pelayanan yang diberikan”. ( Sumber buku
“Pemberantasan Korupsi karya Andi Hamzah, 2007)
Rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagal
memberikan perhatian yang cukup ke pemilihan umum.
Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau
“sumbangan kampanye”.
2. Ekonomi
Korupsi juga mempersulit pembangunanekonomi dan mengurangi kualitas
pelayanan pemerintahan.Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi
dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor
private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari
pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat
korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun
ada yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan
mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul berkesimpulan
bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-
aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi menyebabkan inflasi
ongkos niaga, korupsi juga mengacaukan “lapangan perniagaan”.
5
Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai
hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.
Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan
mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana
sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin menambah
kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi,
yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga
mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan
hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan-tekanan
terhadap anggaran pemerintah.
Para pakar ekonomi memberikan pendapat bahwa salah satu faktor
keterbelakangan pembangunan ekonomi di Afrika dan Asia, terutama di
Afrika, adalah korupsi yang berbentuk penagihan sewa yang menyebabkan
perpindahan penanaman modal (capital investment) ke luar negeri,
bukannya diinvestasikan ke dalam negeri (maka adanya ejekan yang sering
benar bahwa ada diktator Afrika yang memiliki rekening bank di Swiss).
Berbeda sekali dengan diktator Asia, seperti Soehartoyang sering mengambil
satu potongan dari semuanya (meminta sogok), namun lebih memberikan
kondisi untuk pembangunan, melalui investasi infrastruktur, ketertiban
hukum, dan lain-lain. Pakar dari Universitas Massachussetts memperkirakan
dari tahun 1970 sampai 1996, pelarian modal dari 30 negara sub-Sahara
berjumlah US $187 triliun, melebihi dari jumlah utang luar negeri mereka
sendiri. (Hasilnya, dalam artian pembangunan (atau kurangnya
pembangunan) telah dibuatkan modelnya dalam satu teori oleh ekonomis
Mancur Olson). Dalam kasus Afrika, salah satu faktornya adalah ketidak-
stabilan politik, dan juga kenyataan bahwa pemerintahan baru sering
menyegel aset-aset pemerintah lama yang sering didapat dari korupsi. Ini
memberi dorongan bagi para pejabat untuk menumpuk kekayaan mereka di
luar negeri, di luar jangkauan dari ekspropriasi di masa depan.
6
2.4 Peran Serta Masyarakat dalam Pemberantasan Korupsi
Bentuk-bentuk peran serta masyarakat dalam pemberantasan tindak pidana
korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 antara lain sebagai berikut:
1. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan
tindak pidana korupsi
2. Hak untuk memperoleh layanan dalam mencari, memperoleh, dan
memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana
korupsi kepada penegak hukum
3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara
bertanggungjawabkepada penegak hukum yang menangani perkara
tindak pidana korupsi.
4. Hak memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya yang
diberikan kepada penegak hukum dalam waktu paling lama 30 hari.
5. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum
6. Penghargaan dari pemerintah kepada masyarakat apabila ada
masyarakat yang mengungkap adanya tindak pidana korupsi.
Dari tiga pendekatan ini dapat diklasifikasikan tiga strategi untuk mencegah dan
memberantas korupsi yang tepat yaitu :
1) Strategi Preventif.
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal-hal yang
menjadi penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat
upaya preventifnya, sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi. Disamping
itu perlu dibuat upaya yang dapat meminimalkan peluang untuk melakukan
7
korupsi dan upaya ini melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaanya agar dapat
berhasil dan mampu mencegah adanya korupsi.
2) Strategi Deduktif.
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agar apabila
suatu perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan tersebut akan dapat
diketahui dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan seakurat-akuratnya, sehingga
dapat ditindaklanjuti dengan tepat. Dengan dasar pemikiran ini banyak sistem yang
harus dibenahi, sehingga sistem-sistem tersebut akan dapat berfungsi sebagai aturan
yang cukup tepat memberikan sinyal apabila terjadi suatu perbuatan korupsi. Hal ini
sangat membutuhkan adanya berbagai disiplin ilmu baik itu ilmu hukum, ekonomi
maupun ilmu politik dan sosial.
8
BAB III
Mantan ketua DPR, Setya Novanto, melalui perjalanan Panjang pada tahun 2017 hingga
akhirnya disidang sebagai terdakwa kaskus dugaan korupsi proyek e-KTP. Pada awalnya
mantan Direktur pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Direktorat jendral
Kependudukan dan Pencatatam Sipil Kemendagri, Sugiaharto dan mantan Direktur Jendral
Kependudukan dan Pencacatan Sipil, Irmal menjadi terdawa.
Dalam dakwaan yang di bacakan jaksa KPK di Pengadilan Tipikor, pada tanggal 9/3/2017,
Setya Novanto disebut memiliki peran dalam mengatur besaran anggaran e-KTP yang
mencapai nilai yang cukup besar yaitu Rp 5,9 triliun.
Dan pada akhirnya Setya Novanto menjalani sidang perdananya sebagai terdakwa dalam
kasus korupsi e-KTP pada 13 Desember 2017.
Pada tanggal 9 Maret 2017 pengadilan Tipikor membacakan dakwaan Irman dan Sugiharto
yang menyebut keterlibatan Setnov dalam korupsi e-KTP, pada awalnya Setnov ditemui
sejumlah pejabar Kementrian Dalam Negeri untuk minta dukuangan terkait proyek e-KTP
pada gebruari 2010 di Hotel Gran Melia, Jakarta, saat itu yang menemui Novanto adalah
dua terdakwa yang juga pejabat Kemendagri, Irman dan Sugiharto, Sekjen Kemendagri
Diah Anggraini, dan pengusaha Andi Agustinus, Setnov menyatakan dukungan.
Dari anggaran itu, rencananya 51 persen atau Rp 2,662 triliun akan digunakan untuk belanja
modal pembiayaan proyek e-KTP, sementara 49 persen atau sebesar Rp 2,558 triliun, akan
dibagi-bagikan kesejumlah pihak terkait dan Setnov, Andi, Anas dan Nazarrudin disebut
mengatur pembagian anggaran dari 49 persen yang rencananya akan dibagi-nagi tersebut.
Novanto membantah keterlibatan dirinya dalam kasus dugaan korupsi pengadaan e-KTP
ini. Setnov mengaku tidak mengetahui apa pun terkait pembagian uang kepada sejumlah
9
anggota DPR dan membantah tidak menerima sejumlah uang dari proyek tersebug senilai
11 persen.
KPK mengumumkan Setya Novanto sebagai tersangka pada tanggal 17 Juli 2017 ia diduga
megatur agar anggaran proyek e-KTP senilai Rp 5,9 triliun disetujui anggota DPR. Selain itu
Setnov juga diduga telah mengondisikan pemenang lelang dalam proyek e-KTP, Bersama
Andi Agustinus, Setnov diduga ikut menyebabkan kerugian negara Rp 2,3 tirilun.
Pada tanggal 4 september 2017 Setnov melakukan praperadilan setelah satu bulan berstatus
tersangka Setnov lakukan praperadila terhadap KPK ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Gugatan terdaftar dalam nomor 97/pid.Prap/2017PN Jak.Sel dalan praperadilan ini Setnov
meminta penetapan statusnya sebagai tersangka dibatalkan KPK. Lalu pada tanggal 11
September 2017 Setnov dipanggil oleh KPK sebagai tersangka namun tidak dapat hadir
dengan alasan sakit, Menurut Idrus, Novanto saat itu masih menjalani perawatan di RS
Siloam, Semanggim Jakarta. Hasil pemeriksaan medis, gula darah Novanto naik setelah
melakukan olahraga.
Kasus dimana Novanto kecelakaan adalah salah satu kasus yang sangat membingungkan
banyak orang, karena kejadian karena tercium bau bau dramatisir kejadian, atau dalam kata
lain adalah suatu kecelakaan yang dibuat buat, pada tanggal 16 November 2017 dikabarkan
mengalami kecelakaan mobil lalu dilarikan ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta
Selatan. Pengacara Novanto, Fredirch Yunadi kecelakaan tersebut tidak jauh dari rumah
sakit tersebut, Setya Novanto menjalani sidang perdana sebagai terdakwa pada tanggal 13
Desember 2017 pada saat sidang Novanto sering mengelak saat diberi pertanyaan,
18 September KPK kembali memanggil Setya Novanto untuk diperiksa sebagai tersangka.
Namun lagi-lagi Novanto tidak hadir karena sakit. Bahkan kali ini kondisi kesehatannya
memburuk. Novanto harus menjalani kateterisasi jantung di Rumah Sakit Premier
Jatinegara, Jakarta Timur.
22 September Hakim Cepi menolak eksepsi yang diajukan KPK dalam praperadilan Setya
Novanto. KPK menganggap keberatan Novanto soal status penyelidik dan penyidik KPK
adalah keliru. Kepala Biro Hukum KPK Setiadi menilai, pengacara Novanto sebaiknya
mempermasalahkan status penyelidik dan penyidik melalui Pengadilan Tata Usaha Negara,
bukan praperadilan. Namun, Hakim Cepi tak sependapat dengan Setiadi. Menurut dia,
status penyidik dan penyelidik KPK yang dipersoalkan pihak Novanto bukan merupakan
sengketa kepegawaian tata usaha negara.
25 September Partai Golkar menggelar rapat pleno yang menghasilkan keputusan agar
Setya Novanto non-aktif dari posisi Ketum. Internal Partai Golkar mulai bergejolak dengan
kondisi Novanto yang berstatus tersangka KPK dan tengah sakit. Hasil kajian tim internal,
elektabilitas Golkar terus merosot tajam. Golkar ingin segera ada pelaksana tugas ketua
umum untuk menggantikan peran Novanto memimpin partai. Rapat pleno lanjutan terkait
penonaktifan Setya Novanto rencananya digelar pada 27 September. Namun, atas
permintaan Novanto, rapat pleno itu ditunda. Sampai putusan praperadilan Novanto
diketok, rapat pleno belum juga terlaksana.
10
26 September DPR memperpanjang masa kerja panitia khusus hak angket terhadap KPK.
Berdasarkan Undang-undang, Pansus melaporkan masa kerjanya ke rapat paripurna 60 hari
setelah terbentuk. Namun dalam rapat paripurna, pansus justru meminta persetujuan agar
masa kerjanya diperpanjang. Pengesahan perpanjangan masa kerja pansus ini diwarnai aksi
walkout dari Fraksi Gerindra, PKS dan PAN karena interupsi mereka tak digubris. Di hari
yang sama, sidang praperadilan Novanto kembali berjalan. Pihak Novanto mengajukan
bukti tambahan berupa laporan hasil pemeriksaan (LHP) dari BPK terhadap KPK pada
tahun 2016. LHP itu terkait pengangkatan penyidik di KPK. Namun KPK keberatan dengan
bukti itu karena didapatkan dari Pansus Angket terhadap KPK di DPR.
Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan, putusan praperadilan tidak
berkaitan dengan dinamika politik di internal partai. Apapun hasil praperadilan atas
penetapan tersangka Setya Novanto, Golkar akan tetap melakukan evaluasi terhadap
kinerjanya selama memimpin partai. Hal ini menyusul hasil Tim Kajian Elektabilitas Partai
Golkar yang menyatakan bahwa partai berlambang pohon beringin itu mengalami
penurunan elektabilitas karena status tersangka Setya Novanto dalam kasus korupsi E-KTP.
11
BAB IV
ANALISI KASUS
Masalah korupsi E-KTP belum juga terselesaikan sampai sekarang. Sangat banyak
orang yang terlibat dalam kasus korupsi E-KTP ini. Salah satu yang ikut terjerat
adalah Ketua DPR RI Setya Novanto. Setya Novanto sendiri telah ditetapkan sebagai
tersangka kasus korupsi E-KTP setelah sebelumnya penetapan yang pertama
dibatalkan oleh Hakim Tunggal Cepi Iskandar.
Setya Novanto sendiri telah diminta untuk hadir dalam sidang tetapi ia kerap tidak
dapat hadir sehingga akhirnya KPK pun mengeluarkan surat penangkapan yang
ditujukan kepada Setya Novanto pada hari Rabu, 15 November 2017. KPK
mendatangi rumah Setya Novanto di Jalan Wijaya XIII, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan untuk dijemput secara paksa namun ternyata Setya Novanto tidak ditemui
dilokasi. Berbagai argument pun bermunculan. Ada yang mengatakan bahwa ia
selalu mencari alasan agar tidak hadir dalam sidang,ada yang mengatakan bahwa
dirinya melarikan diri, dan ada juga beberapa pihak yang mengatakan Setya
Novanto mendapat tugas di luar kota. Lalu jika memang benar Setya Novanto
melarikan diri, apa yang akan terjadi ?
Jika Setya Novanto memang melarikan diri langkah pertama yang bisa diambil oleh
KPK adalah dengan menetapkannya kedalam Daftar Pencarian Orang sebagaimana
yang tercantum dalam Undang Undang No 8 Tahun 1981. Sesuai dengan prosedur
Daftar Pencarian Orang yang tercantum dalam Perkap 14 Tahun 2012 dan Perkaba
No 3 Tahun 2004, Langkah-langkah Penerbitan Daftar Pencarian Orang adalah
sebagai berikut :
Bahwa orang yang dicari benar-benar diyakini terlibat sebagai tersangka Tindak
Pidana
12
Selain itu jika memang terbukti Setya Novanto melarikan diri, ia bisa saja terkena
pelangaran hukum terkait menghalangi penyidikan sesuai dengan yang tercantum
pada Pasal 216 ayat (1): “Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau
permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya
mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat yang diberi kuasa untuk mengusut atau
memeriksa tindak pidana, demikian pula barang siapa dengan sengaja mencegha,
mengalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan
undang-undang yang dilakukan oleh salah seorang pejabat tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu.”
Selain itu jika Setya Novanto memang melarikan diri hal ini bisa menjadi faktor
yang akan memberatkan dirinya di penuntutan sesuai dengan yang telah dikatakan
oleh Mahfud ” Melarikan diri bisa jadi tindak pidana sendiri menghalangi
penyidikan, tapi bisa menjadi faktor memberatkan di penuntutan.”
Kasus korupsi e-KTP yang sampai saat ini masih berjalan merupakan salah satu
kasuskorupsi terbesar di Indonesia. Negara menanggung kerugian 2,3 triliyun
rupiah akibat adanyakorupsi berjamaah yang dilakukan oleh oknum-oknum pejabat
yang tidak bertanggungjawab.Sebelumnya KPK telah menetapkan Irman dan
Sugiharto sebagai tersangka.
Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV Minggu (23/7/2017), Setnov dan sejumlah
anggota DPR periode 2009-2014 dianggap menyalahgunakan wewenang,
memainkan pengaruhnya, sehingga proyek E-KTPmenjadi berantakan. Dananya
menguap ke mana-mana.Setyo Novanto disangka melanggar Pasal 3 atau Pasal 2
ayat 1 Undang-Undang Nomor31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU
Nomor 20 Tahun 2001 tentang PemberantasanTindak Pidana Korupsi Pasal 55 ayat 1
ke-1 KUHP.
Pasal 3 :
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatukorporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya,karena jabatan atau karena kedudukan yang dapat merugikan keuangan ne
-gara atau perekonomian negara dipidana seumur hidup, atau pidana penjara paling
singkat 1 tahun dan paling lama 20tahun dan atau denda paling sedikit 50 juta
rupiah dan maksimal 1 miliar.
Pasal 2 ayat 1:
13
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiriatau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomiannegara dipidana dengan pidana penjara minimal 4 tahun dan maksimal 20
tahun dan denda palingsedikit 200 juta rupiah dan paling banyak 1 miliar rupiah.
Pasal 3 memiliki ancaman maksimal penjara seumur hidup dan denda paling
banyak Rp 1miliar. Sedangkan Pasal 2 ayat 1 ancaman maksimal 20 tahun penjara
dan denda paling banyak Rp 1 miliar.
Selain itu perbuatan korupsi yang dilakukan setya novanto telah melanggar
demokrasi pancasila yang dipegang teguh bangsa Indonesia.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan pada pancasila, terutama dalam
sila keempat, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dalam
permusyawaratan/perwakilan." Maksud demokrasi Pancasila ialah setiap masalah maka akan
diselesaikan lewat musyawarah dengan cara mufakat.
14
.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu
http://rujakemas.blogspot.com/2017/03/10-pilar-demokrasi-pancasila-dan-
contoh.html
16