Anda di halaman 1dari 19

ARTIKEL

Sistem Reproduksi pada Manusia,Perkembangbiakan Hewan dan


Tumbuhan serta Pewarisan sifat

DI SUSUN OLEH :
NAMA :
1. RISFI ARFIYANTI ( 22 )
2. SABRINA MAYA S. ( 25 )
KELAS : IX E

SMP NEGERI 1 PATEAN


TAHUN AJARAN 2019 / 2020
I. Artikel biologi sistem reproduksi pada manusia

Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme yang
bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-hidup seperti cairan, hormon,
dan feromon juga merupakan aksesoris penting untuk sistem reproduksi. Reproduksi pada
manusia terjadi secara seksual, artinya terbentuknya suatu individu baru diawali dengan
bersatunya sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel kelamin wanita (sel telur). Sistem
reproduksi manusia dibedakan menjadi alat reproduksi laki-laki dan wanita.

1. Alat Reproduksi Laki-Laki

Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam.
Alat kelamin bagian luar terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan alat kelamin bagian
dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar
bulbouretral. Penis merupakan alat untuk kopulasi. Sedangkan skrotum adalah kantung yang
berisi dua testis yang menggantung.
Skrotum dapat naik dan turun untuk menjaga suhu testis selalu optimum untuk pembentukan
sperma. Saat udara dingin, skrotum akan naik lebih dekat ke tubuh sehingga suhunya tetap
hangat. Jika udara panas, skrotum turun dan menjauhi tubuh, sehingga suhunya tidak terlalu
panas.
Testis adalah tempat pembentukan sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis pada manusia
berlangsung selama 2 – 3 minggu. Sel sperma yang dihasilkan testis keluar melalui saluran
sperma menuju penis. Di dalam penis terdapat saluran uretra. Selain sebagai saluran sperma,
uretra juga berfungsi sebagai saluran urin.
Sebelum dikeluarkan melalui penis, sperma mengalami proses pematangan di epididimis.
Saluran yang menghubungkan epididimis dengan uretra disebut vas deferens. Selama
perjalanan ke uretra, sperma bercampur dengan cairan dari vesika seminalis dan kelenjar
prostat yang disebut dengan semen.

Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang dapat menetralisir suasana asam dalam vagina
sehingga sperma yang masuk dapat bertahan hidup. Vesika seminalis menghasilkan bahan
makanan bagi sperma pada saat perjalanan menuju sel telur. Sedangkan kelenjar bulbouretral
menghasilkan lendir untuk mendukung kehidupan sperma.

Pada usia remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah mampu
menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma (mimpi
basah). Sel sperma manusia memiliki panjang ±60 μm. Dalam satu tetes semen (air mani)
terdapat kurang lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif karena
mempunyai flagela (ekor).

2. Alat Reproduksi Wanita

Alat reproduksi wanita juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat
kelamin bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan
klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk),
dan uterus (rahim).

Ovarium berjumlah sepasang, merupakan tempat untuk memproduksi sel telur (ovum). Sel
telur manusia mempunyai diameter ±0,1 mm. Sel telur ini tidak dapat bergerak aktif karena
tidak memiliki alat gerak. Tuba falopii atau oviduk adalah saluran yang menghubungkan
ovarium dengan uterus. Sel telur yang dilepaskan dari ovarium diterima oleh ujung tuba
falopii yang berbentuk corong (disebut infundibulum).
Dari tuba falopii, sel telur kemudian menuju rahim. Pembuahan sel telur sering terjadi di tuba
falopii ini. Uterus atau rahim adalah tempat melekatnya sel telur yang telah dibuahi oleh
sperma. Uterus berupa rongga berotot yang mampu mengembang mengikuti perkembangan
embrio. Vagina merupakan saluran akhir dari alat kelamin dalam. Vagina juga menjadi alat
kopulasi pada wanita, jalan lahir bayi waktu melahirkan, dan saluran tempat keluarnya
menstruasi.

3. Pembuahan dan Perkembangan Embrio

Pada umumnya, setiap 28 hari sekali ovarium melepaskan sebuah sel telur. Pelepasan sel
telur ini disebut ovulasi. Ketika terjadi ovulasi, dinding uterus mengalami penebalan sehingga
menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan zigot. Bila sesaat setelah
terjadi ovulasi ada sel sperma yang masuk ke saluran telur, maka akan terjadi pembuahan.
Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot kemudian membelah menjadi dua sel, empat
sel, delapan sel, dan seterusnya sehingga terbentuk embrio atau janin. Beberapa hari setelah
zigot menempel di dinding uterus, akan terbentuk sekumpulan pembuluh-pembuluh darah di
dinding uterus yang disebut plasenta. Kebutuhan janin dipenuhi dari plasenta dengan
perantaraan tali pusat atau ari-ari.
Fungsi plasenta adalah sebagai pelindung janin dari kuman penyakit dan racun tertentu;
sebagai pengatur nutrisi dan oksigen bagi fetus dari ibu; dan sebagai jalan pembuangan sisa
metabolisme dari janin ke tubuh ibu. Lama kehamilan pada manusia sekitar 266 hari atau 9
bulan lebih 10 hari. Setelah kehamilan mencapai usia tersebut, tibalah saatnya untuk proses
persalinan atau kelahiran bayi.

Jika sel telur tidak dibuahi oleh sel sperma, lapisan dinding uterus yang telah menebal akan
meluruh bersama darah dan dikeluarkan melalui vagina. Peristiwa ini disebut menstruasi.
Umum menstruasi akan terjadi setiap 28 hari sekali, walaupun ada wanita yang mendapatkan
menstruasi kurang dari 28 hari dan ada pula yang lebih dari 28 hari. Bagi remaja putri,
menjaga kebersihan tubuh sangat penting ketika mengalami menstruasi. Darah haid yang
keluar harus ditahan dengan pembalut dan dibersihkan agar tidak menimbulkan penyakit.

Seorang remaja wanita yang telah mendapatkan menstruasi menunjukkan bahwa dia telah
mampu menghasilkan sel telur. Dengan kata lain, dia telah siap bereproduksi dan melahirkan
bayi. Namun demikian, remaja belum mempunyai kesiapan fisik, mental, dan sosial-ekonomi
untuk mendapatkan kehamilan. Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati dalam bergaul,
jangan pernah terjerumus dalam pergaulan seks bebas dan seks pranikah!

II. Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan

Perkembangbiakan Hewan

Secara garis besarnya, perkembangbiakan hewan dibedakan menjadi dua macam


yaitu perkembangbiakan hewan secara generatif dan vegetatif.

a. Perkembangbiakan Hewan secara Generatif

Perkembangbiakan hewan secara generatif adalah perkembangbiakan yang terjadi melalui


proses pembuahan. Dalam hal ini terjadi karena adanya peleburan sel kelamin jantan
(sperma) dan sel kelamin betina (ovum).
Perkembangbiakan hewan secara generatif dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: bertelur,
melahirkan, dan bertelur-melahirkan

1) Bertelur

ayam

Cara perkembangbiakan hewan secara bertelur disebut juga ovipar. Embrio berkembang di
dalam telur yang dan keluar dari induknya masih dalam bentuk telur. Tahap selanjutnya telur-
telur tersebut dierami oleh induknya sampai menetas (hewan ovipar yang hidup di darat).

Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur diantaranya ikan, katak, berbagai
jenis burung (unggas/aves), beberapa jenis reptil (cecak, tokek, penyu).

2) Melahirkan

lumba-lumba

Cara perkembangbiakan hewan melahirkan disebut vivipar. Embrio berkembang biak di


dalam rahim induknya. Hewan ini disebut juga mamalia. Ciri-ciri hewan yang berkembang
biak dengan melahirkan yaitu: memiliki daun telinga, bernapas dengan paru-paru, memiliki
kelenjar susu, tubuhnya ditutupi rambut.

Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan diantaranya sapi, kambing,
kelelawar, paus, lumba-lumba, dll.
3) Bertelur-Melahirkan

ular piton

Cara perkembangbiakan hewan dengan bertelur-melahirkan disebut juga ovovivipar. Hewan


jenis ini bertelur dan embrionya berkembang di dalam tubuhnya hingga menetas. Setelah
menetas, individu baru tersebut keluar dari tubuh induknya.

Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur-melahirkan diantaranya ular boa,
ular piton, beberapa jenis kadal, kalajengking, dll.

b. Perkembangbiakan Hewan secara Vegetatif

Perkembangbiakan hewan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan gewan tanpa


melalui proses pembuahan.

Perkembangbiakan hewan secara vegetatif adalah dengan cara membelah diri, fragmentasi,
dan tunas.

1) Membelah diri

Hewan berkembang biak dengan cara


membelah diri yaitu membelahnya sel dalam hewan tersebut, selanjutnya membentuk
individu baru. Mayoritas hewan tersebut adalah hewan bersel satu.

Contoh hewan yang berkembang biak dengan membelah diri yaitu amoeba, paramaecium, dll
2) Fragmentasi

Planaria (cacing pipih)

Hewan berkembang biak dengan fragmentasi yaitu membentuk individu baru dari bagian
potongan tubuhnya.

contoh hewan yang berkembang biak dengan fragmentasi yaitu Planaria (cacing pipih)

3) Tunas

hydra

Hewan berkembang biak dengan tunas menghasilkan individu baru dari tunas yang tumbuh
dan melepaskan diri dari tubuhnya.

Contoh hewan yang berkembang biak dengan tunas adalah hydra.

Perkembangbiakan pada Tumbuhan

Perkembangbiakan tumbuhan sama halnya dengan hewan yaitu secara generatif (melalui
proses pembuahan) dan vegetatif (tanpa proses pembuahan)
a. Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif

Perkembangbiakan tumbuhan secara generatif dialami oleh tumbuhan berbiji melalui proses
penyerbukan. Penyerbuakan merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari di kepala putik.

Apabila proses penyerbukan berhasil maka akan terbentuk biji.

Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan generatif yaitu mangga, rambutan, jeruk,
dll.

b. Perkembangbiakan Tumbuhan secara Vegetatif

Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif merupakan perkembangbiakan tanpa melalui


proses penyerbukan. Perkembangbiakan vegetatif dibedakan menjadi dua jenis yaitu vegetatif
alami dan vegetatif buatan.

1) Perkembangbiakan Tumbuhan secara Vegetatif Alami

Perkembangbiakan secara vegetatif alami merupakan perkembangbiakan yang terjadi tanpa


adanya proses penyerbukan dan terjadi secara alamiah. Contoh: spora, tunas, tunas adventif,
umbi batang, umbi lapis, umbi akar, akar tinggal, dan geragih.

a) Spora

Spora merupakan bakal individu baru berupa bintil-bintil yang berada dibalik lipatan atau
daun. Spoora yang jatuh akan menjadikan individu baru.

Contoh : tumbuhan paku, lumut, dan jamur.

jamur
tumbuhan paku

b) Tunas

Tunas berasal dari tumbuhan induk dan muncul di dekat tumbuhan induk. Tumbuhan yang
berkembang biak dengan tunas biasanya membentuk rumpun.

Contoh : pisang, bambu, tebu

pohon pisang

pohon bambu
c) Tunas Adventif

Tunas adventif merupakan perkembangbiakan tumbuhan berasal dari tunas yang tumbuh
pada bagian tertentu tumbuhan, misalnya daun.

Contoh : Sukun, cemara, dan cocor bebek

d) Umbi Batang

Umbi merupakan tempat cadangan makanan pada tumbuhan. Pada umbi batang, calon-calon
tumbuhan baru muncul dari batang tersebut.

Contoh : Kentang, ubi jalar, gembili, dll

umbi batang pada kentang

e) Umbi Lapis

Perkembangbiakan umbi lapis berasal dari lapisan-lapisan tumbuhan induk yang selanjutnya
berkembang menjadi beberapa individu baru.

Contoh : Bawang merah, bawang putih, bunga bakung.


bawang merah

f) Umbi Akar

Tumbuhan yang muncul dari umbi yang terletak di bagian akar

Contoh : wortel, singkong, lobak, dan bunga dahlia

umbi akar pada singkong dan wortel

g) Akar Tinggal/ Rizhoma/ Rimpang

Akar tinggal merupakan perkembangbiakan yang tejadi dan berasal dari akar yang tertinggal
(rimpang) dari tumbuhan induk

Contoh : Jahe, kunyit, lengkuas, temu lawak


kunyit

h) Geragih (Stolon)

Geragih merupakan perkembangbiakan tumbuhan yang berasal dari akar tumbuhan induk
yang menjalar diatas tanah dan kemudian membentuk individu baru.

Contoh : Arbei, pegagan, semanggi, rumput teki

geragih pada arbei

2) Perkembangbiakan Tumbuhan secara Vegetatif Buatan

Perkembangbiakan vegetatif buatan terjadi tanpa adanya proses penyerbukan dan dalam
prosesnya dibantu oleh campur tangan manusia.

Contoh : Cangkok, stek, okulasi, merunduk.

a) Cangkok

Contoh : rambutan, sawo, mangga, dll (tumbuhan yang memiliki kambium)


b) Stek

Contoh : singkong, tebu, mawar (stek batang) dan cocor bebek, sensifera (stek daun)

stek batang pada singkong dan stek daun pada cocor bebek

c) Okulasi

Okulasi merupakan proses penempelan mata tunas dari tumbuhan ke tumbuhan lain dalam
satu jenis

okulasi pada tanaman alpukat

d) Merunduk

Merunduk merupakan cara perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cara merundukan


cabang/ ranting jenis tumbuhan tertentu ke tanah dengan tujuan memunculkan akar baru dan
menjadi individu baru. Jenis tumbuhan yang memungkinkan untuk di runduk adalah
tumbuhan yang memiliki cabang/ ranting yang fleksibel, misalnya : melati, apel, alamanda.

Proses merunduk pada apel

III. Pewarisan Sifat: Persilangan Monohibrid, Intermediet, dan


Dihibrid

Pewarisan sifat akan menyebabkan seorang anak biasanya mempunyai kemiripan dengan
orangtuanya. Hal ini disebabkan adanya penurunan sifat dari induk (orangtua) kepada
keturunannya (anak). Ilmu tentang pewarisan sifat dipelajari dalam cabang ilmu biologi yang
disebut genetika. Istilah dalam biologi untuk pewarisan sifat adalah hereditas.

Gen dan kromosom adalah unsur yang bertanggung jawab atas pewarisan sifat dari induk ke
keturunannya. Kromosom adalah materi genetis berbentuk benang-benang halus yang biasa
disebut dengan kromatin. Kromatin inilah yang membawa informasi genetis kepada
keturunannya. Sedangkan gen adalah bahan kimia yang terdapat pada kromosom. Fungsi dari
gen adalah mempengaruhi sifat atau karakteristik setiap makhluk hidup.

Gregor John Mendel adalah tokoh yang pertama kali memperkenalkan ilmu tentang
pewarisan sifat. Berkat penemuannya ini, Mendel diberi sebutan sebagai Bapak Genetika.
Percobaan yang dilakukan oleh Gregor Johann Mendel menggunakan kacang ercis. Kacang
ercis dipilih sebagai objek percobaan karena mudah dikembangbiakkan dan disilangkan,
mempunyai jenis keturunan yang cukup beragam, dan mempunyai daur hidup yang pendek.

Persilangan pada pewarisan sifat yang dilakukan oleh Gregor John Mendel menggunakan
kacang ercis (Pisum sativum). Sifat yang diamati ada 7 (tujuh) yaitu bentuk biji, kotiledon
biji, warna bunga, bentuk kulit, warna kulit, tempat batang, dan ukuran batang. Sifat yang
diamati tersebut dapat dilihat secara lebih detail pada gambar di bawah.
Ada dua hukum yang berlaku terkait ilmu pewarisan sifat yang disampikan oleh Gregor
Johann Mendel, yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II. Bunyi kedua hukum mendel
tersebut adalah sebagai berikut

Hukum Mendel I/ Hukum Pemisahan (Segregation): pada pembentukan gamet (sel


kelamin), kedua gen induk (parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga
tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Hukum Mendel II/ Hukum Berpasangan Secara Bebas (Independent
Assortment): apabila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka
diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.

Berdasarkan kedua hukum tentang pewarisan sifat di atas, semua kemungkinan sifat dari
suatu individu dapat diperkirakan.

Sebelum masuk pada proses persilangan, kita akan ulas istilah yang sering disebut pada
pembahasan pewarisan sifat yang meliputi tiga jenis persilangan (Monohibrid, Intermediet,
Dihibrid). Simak istilah penting pada pewarisan sifat yang akan dibahas di bawah.

Istilah Penting pada Pewarisan Sifat

Dalam mempelajari pewarisan sifat, terdapat istilah-istilah penting yang akan sering disebut
dalam pembahasan. Contoh istilah yang sering digunakan adalah dominan, resesif, hibrid,
dan lain sebagainya. Daftar istilah pada pewarisan sifat secara lengkapnya dapat dipelajari di
bawah.
Istilah-istilah pada Pewarisan Sifat
1. Dominan: sifat induk yang menutupi sifat yang lain
2. Resesif: sifat yang tidak muncul atau ditutupi oleh sifat dominan
3. Hibrid: hasil persilangan antara dua individu yang berbeda sifat
4. Parental (P): induk yang akan dilakukan proses persilangan
5. Filial (F): keturunan/ individu hasil persilangan
6. Intermediet: sifat campuran antara kedua induk yang muncul pada keturunan
7. Genotipe: susunan gen yang menentukan sifat-sifat pada individu (dituliskan dalam
simbol huruf berpasangan).
Contoh: BB untuk besar dan bb untuk kecil
8. Fenotipe sifat yang tampak dari luar.
Contoh : warna merah, rambut lurus
9. Homozigot: pasangan gen dengan alel yang sama (misal: dominan→ MM atau
resesif→mm)
10. Heterozigot: pasangan gen dengan alel tidak sama (Aa, Bb, Kk, dan sebagainya)

Selanjutnya, ulasan materi yang akan dibahas adalah jenis persilangan yang meliputi
persilangan monohibrid, persilangan intermediet, dan persilangan dihibrid. Untuk
pembahasan pertama adalah persilangan monohibrid, simak pembahasannya di bawah.

Persilangan Monohibrid

Karakteristik persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda, sifat yang
kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, dan sifat yang lemah disebut sifat resesif.

Proses persilangan monohibrid akan diberikan melalui sebuah contoh persilangan mawar
merah dominan dan mawar putih resesif. Selengkapnya, perhatikan contoh proses persilangan
di bawah.

Contoh: persilangan pada Mawar Merah dominan (MM) dan Mawar Putih resesif
(mm)

Hasil yang kita dapat di atas dapat dibuat dua kesimpulan, yaitu rasio genotipe dan rasio
fenotipe.

Rasio Genotipe

Rasio genotipe menunjukkan sifat yang tidak tampak, individu dengan gen dominan dan

membawa sifat dihitung berbeda. Jadi, rasio genotip keturunan yang terbentuk sesuai
hasil persilangan di atas adalah

Rasio Fenotipe

Rasio genotipe menujukkan sifat yang nampak, individu dengan gen dominan dan membawa
sifat dihitung satu dengan gen dominan yang bukan pembawa sifat. Sehingga, rasio fenotipe

keturunan yang terbentuk sesuai hasil persilagan di atas adalah


Selanjutnya, kita akan masuk mengulas persilangan Intermediete.

Persilangan Intermediete

Persilangan intermediet termasuk persilangan monohibrid. Hal ini dikarenakan proses


persilangan intermediete sama dengan proses persilangan monohibrid yang telah bahas pada
pembahasan sebelumnya. Perbedaannya terletak pada hasil akhirnya. Pada persilangan
monohibrid, tidak ada fenotipe yang terlihat berbeda dengan induknya. Sedangkan pada
persilangan intermediete, terdapat fenotipe yang terlihat berbeda dengan induknya.

Misalnya, pada persilangan bunga Mawar Merah (MM) dengan Mawar Putih (mm). Hasil
persilangan monohibrid hanya akan menghasilkan bunga mawar merah dan marah putih.
Sedangkan pada persilangan intermediete, hasilnya dapat berupa bunga mawar merah, mawar
merah muda, dan merah putih. Kesimpulannya, bila gen M bertemu dengan m dihasilkan
keturunan dengan warna gabungan yaitu merah muda.

Secara singkat, karakteristik persilangan intermediete akan diberikan di bawah.

Karakteristik Persilangan Intermediete:


1. Termasuk persilangan monohibrid
2. Bersifat intermediet (sifat yang sama kuat)
3. Tidak ada sifat dominan atau sifat resesif

Untuk menambah pemahaman sobat idschool tentang persilangan intermediete, akan


diberikan contoh proses persilangan intermediete. Selanjutnya, perhatikan persilangan
intermediete antara bunga miriabilis jalapa merah dan miriabilis jalapa putih di bawah.

Contoh Persilangan Antara Bunga Miriabilis Jalapa Merah dan Miriabilis Jalapa Putih

Rasio Genotipe
Rasio genotipe menunjukkan pewarisan sifat yang tidak tampak, individu dengan gen
dominan dan membawa sifat dihitung berbeda. Jadi, rasio genotip keturunan yang
terbentuk sesuai hasil persilangan di atas adalah

Rasio Fenotipe
Rasio genotipe menunjukkan sifat yang nampak, individu dengan gen dominan dan
membawa sifat dihitung satu dengan gen dominan yang bukan pembawa sifat. Sehingga,

rasio fenotipe keturunan yang terbentuk sesuai hasil persilangan di atas adalah

Pembahasan selanjutnya adalah persilangan dihibrid. Simak ulasan materinya di bawah.

Persilangan Dihibrid

Jika persilangan monohibrid dan intermediet menyilangkan satu sifat berbeda maka
persilangan dihibrid dilakukan pada dua sifat berbeda. Contohnya persilangan dihibrid antara
kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning homozigot, disimbolkan BBKK, dengan kacang

ercis berbiji keriput berwarna hijau homozigot, disimbolkan bbkk. Semua keturunan
kacang ercis dengan dua sifat beda tersebut adalah kacang ercis berbiji bulat berwarna
kuning, BbKk.

Apabila kacang ercis pada keturunan disilangkan dengan sesamanya maka kacang ercis
ini akan membentuk empat macam gamet baik jantan maupun betina. Kombinasi empat
gamet yang dihasilkan adalah BK, Bk, bK, dan bk. Selanjutnya, kita akan mengulas proses
persilangan dihibrid, yang memiliki kombinasi empat gamet BK, Bk, bK, dan bk.

Sebelum membahas proses persilangan dihibris, akan disimpulkan karakteristik persilangan


dihibrid. Perhatikan kesimpulan karakteristrik persilangan dihibrid yang akan diberikan di
bawah.

Karakteristik Persilangan Dihibrid


1. Persilangan dengan dua sifat beda.
2. Sifat yang kuat disebut sifat dominan.
3. Sifat yang lemah disebut sifat resesif.
Pada contoh pewarisan sifat yang akan diberikan di bawah, sobat idschool dapat melihat
persilangan dihibrid antara kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning (dominan) dengan
kacang ercis berbiji kisut berwarna hijau (resesif). Simak prosesnya pada cara beriktu.
Baca Juga: Interaksi Makhluk Hidup
Contoh Persilangan Dihibrid

Persilangan antara kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning (dominan) dengan kacang ercis
berbiji kisut berwarna hijau (resesif).
Hasil yang diperoleh pada hasil akhir persilangan di atas adalah bulat kuning sebanyak 9,
bulat hijau sebanyak 3, kisut kuning ada 3, dan kisut hijau sebanyak 1.

Anda mungkin juga menyukai