Anda di halaman 1dari 3

Nama: Riesa Naviza

Sekolah:SMPN 1 Rantau

ASMARA DAN IMPIAN

Matahari terbangun dari tidur lelap dan mulai memancarkan sinarnya, seorang gadis
yang bernama Asmara yang pada awalnya tinggal di sebuah pedesaan kini sudah
berada di sebuah kota yang ramai dikarenakan pekerjaan ayahnya yang mengharuskan
mereka untuk memulai hidup baru di kota besar. hari ini adalah hari pertama Asmara
masuk ke sekolah barunya. Asmara mulai bersiap-siap dengan semangat
menggunakan seragam baru, rambut yang dikepang, tas yang berwarna biru tua dan
senyumnya yang sedari tadi terus menimbulkan sebuah lubang di pipinya yang terlihat
jelas yang menambah kesan manis pada wajah Asmara. Asmara adalah gadis yang
mempunyai impian untuk menjadi seorang atlet bulu tangkis. Saat dulu di
kampungnya ia sering berlatih keras walaupun ia pernah dilarang orangtuanya untuk
bermain bulu tangkis lagi dikarenakan ia sering gagal dan kalah serta biaya pelatihan
yang cukup mahal. Akan tetapi hal tersebut tidak mematahkan semangat Asmara,
tentu saja ia akan tetap mencoba dan bangkit kembali.

Asmara berharap hari pertamanya masuk di sekolah yang baru akan berjalan dengan
lancar. Diperjalanan Asmara melihat banyak gedung besar yang mewah dan megah.
Sesampainya di sekolah yang berada di tengah kota. Ada seorang gadis yang
menghampiri Asmara, tingginya setara dengan Asmara, dengan bibir yang tersenyum,
matanya yang sipit dan hidungnya yang macung ia mendekati Asmara serta
mengulurkan tangannya kearah Asmara.
“Hai! aku Gayatri Ayara. Panggil saja Ayara. Aku baru pertama kali melihatmu, kamu
murid baru ya?” Sapa gadis itu.
“ Halo juga! aku Asmara, Asmara saja. Iya ini hari pertamaku masuk sekolah” sahut
Asmara.
“ Kamu berada di kelas berapa? Siapa tahu ternyata kita berada di satu kelas yang
sama”
“Aku diberitahukan untuk masuk di kelas VIIIA“
“Wah kebetulan sekali kita berada di kelas yang sama, baiklah kalau begitu kita pergi
ke kelas bersama” Ayara menggenggam tangan Asmara dan pergi menuju kelas.
Sekolah Asmara sangat besar. Jika dibandingkan dengan sekolahnya yang dulu,
mungkin untuk sebuah kantin di sekolah baru Asmara sama besarnya dengan seluruh
sekolah lamanya.
Asmara dan Ayara sudah sampai di depan kelas VIIIA yang berada di dekat kantin.
Saat memasuki kelas Asmara melihat seorang gadis yang terlihat cukup familiar.
“Asmara mengapa kamu melihat ke arah Anjani terus? ” Tanya Ayara yang
kebingungan saat Asmara langsung terdiam dan menatap seorang gadis yang duduk di
dekat jendela dan sudah mengeluarkan buku di atas mejanya.
“Sepertinya aku mengenalnya ra, kamu bilang dia adalah Anjani, Apakah aku sedang
bermimpi?” Ungkap Asmara.
“ tentu saja kamu mengenalnya. Iya, dia adalah Anjani Madarsana, atlet bulu tangkis
yang sering memenangkan medali emas dan sering muncul di layar kaca televisi.
Kamu tidak sedang bermimpi Asmara,” sahut Ayara.
Hati Asmara berdebar kencang, ia pikir melihat sang idola berada di kelas yang sama
dengannya hanyalah sebuah mimpi.
“ Asmara kamu bermain bulu tangkis juga ya? Mungkin kamu akan bertemu Anjani
saat ekstrakurikuler nanti sore” goda Ayara yang kemudian tertawa saat melihat wajah
Asmara yang sedang terkejut.
“Eh, bagimana kamu mengetahui aku juga bermain bulu tangkis?” Tanya Asmara.
“ Semua orang yang melihat betapa terkejutnya kamu saat melihat Anjani pasti akan
mengetahui kamu juga bermain bulu tangkis. Jangan diam saja ayo kita duduk” sahut
Ayara.
Asmara dan Ayara memasuki kelas dan duduk bersebelahan.
“Ayara, menurutmu apakah Anjani mau berteman denganku dan bermain bulu tangkis
denganku?”
“ Tentu saja dia mau. Coba ajak dia berkenalan, dia baik tapi sedikit galak. ” sahut
Ayara. Asmara terlalu takut untuk berkenalan dengan Anjani, ia memutuskan untuk
berkenalan dengan Anjani pada saat latihan bulu tangkis nanti sore.

Sore itu latihan akan dimulai pada pukul 15.20. Pelatih memperkenalkan Asmara
kepada murid-murid yang mengikuti ekstrakulikuler bulu tangkis. Asmara merasa
sedang bermimpi karena ia tak pernah menyangka akan latihan bulu tangkis dengan
idolanya.
Asmara mengumpulkan keberaniannya untuk mengajak sang idola berkenalan
dengannya.
“ Halo Anjani! Aku Asmara. Salam kenal” Asmara mengulurkan tangannya sembari
menatap Anjani, namun Anjani mengabaikannya ia langsung menjauh dan kembali
berlatih.
Latihan selesai pada pukul 18.00. Tentu saja ada perasaan kecewa didalam hati
Asmara, mengapa Anjani langsung menjauh tanpa mengatakan apa-apa.

Asmara masih dengan semangatnya untuk berlatih dan satu minggu telah berlalu
Asmara mulai mencoba melupakan perlakuan Anjani terhadap Asmara yang
membuatnya merasa sedih dikarenakan Asmara harus fokus latihan, ia akan mengikuti
perlombaan bulu tangkis. Akan tetapi Asmara tetap semakin merasa sedih saat Anjani
tak pernah mencoba berkenalan dengan dirinya dan ia sering melihat Anjani berteman
baik dengan teman-teman yang lainnya.

“ Asmara ayo ceritakan kepadaku mengapa kamu terlihat murung beberapa hari ini,
bukankah harusnya kamu senang karena kamu semakin jago bermain bulu tangkis?”
tanya Ayara yang khawatir.
“ Ayara waktu pertama kali aku datang ke sekolah, mengapa kamu mau mengajakku
untuk berteman denganmu?”
“Aku senang mendapatkan teman baru. kamu juga terlihat baik, jadinya aku langsung
mengajakmu untuk berteman.” Ungkap Ayara kepada Asmara.
“Ayara aku ingin minta pendapatmu. Menurutmu mengapa Anjani tidak mau
berteman denganku? dan aku sedikit kecewa, dia adalah idolaku yang membuatku
sangat ingin menjadi atlet tetapi dia tak seperti yang aku pikirkan ” keluh Asmara.
Ayara memegang tangan Asmara.
“ Asmara sebaiknya kamu bertanya langsung kepada Anjani mengapa ia tidak mau
berteman denganmu, dari pada kamu terus-terusan memikirkan dan menyanyakan hal
yang hanya Anjani bisa menjawabnya.”
Setelah sampai di rumah Asmara langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur ia
memikirkan perkataan Ayara, apa yang dikatakan Ayara ada benarnya juga mengapa
Asmara harus berpikiran buruk tentang Anjani tanpa menanyakannya hal tersebut
langsung kepada Anjani.

Saat latihan terakhir sebelum hari perlombaan yang diikuti beberapa murid termasuk
Asmara. Asmara memberanikan diri untuk mendekati Anjani dan bertanya.
“Anjani apakah ada yang salah denganku? Mengapa kamu terus menjauhiku.” Tanya
Asmara.
Anjani menatap Asmara “tidak ada yang salah dengamu.”
“ Lalu mengapa kamu tidak mau berteman denganku? Saat aku mengajakmu untuk
berkenalan kamu langsung menjauh” sahut Asmara.
“ Sepertinya kamu salah paham Asmara, mungkin aku terlalu berlebihan sehingga
kamu salah paham, pada saat latihan aku menghindari berbicara agar tetap fokus
latihan, sebentar lagi aku akan mengikuti perlombaan di Jepang dan kamu selalu
berbicara kepadaku saat aku sedang latihan sehingga aku hanya mengabaikanmu dan
di sekolah kamu tidak pernah mengajakku berbicara, aku malu untuk lebih dulu
mengajakmu berkenalan di sekolah, aku tidak tahu harus membicarakan apa.”
Asmara merasa bersalah karena berpikiran buruk terhadap Anjani.
“Maafkan aku Anjani, aku pikir kamu tidak suka denganku sehingga kamu
menjauhiku.” sesal Asmara.
“ Aku juga minta maaf karena tidak mencoba berteman denganmu terlebih dahulu,
besok kamu mengikuti perlombaankan? sudah lupakan saja masalah ini, ayo berlatih
bersamaku!”

Pada keesokan harinya Anjani dan Ayara ikut mendukung Asmara yang sedang
berlomba dan tentu saja berkat kerjas keras Asmara, ia memenangkan lomba tersebut.
Semenjak hari itu Asmara, Ayara dan Anjani menjadi teman baik dan saling
mendukung satu sama lain. Asmara pun semakin dekat dengan mimpi yang dari dulu
ingin ia raih, yaitu menjadi seorang atlet. Semua kerja kerasnya perlahan-lahan
terbalaskan, dan Asmara sering mengikuti perlombaan bersama Anjani.

Tamat

Anda mungkin juga menyukai