Neni Mufarikhati
Neni Mufarikhati
KTI
Oleh :
Neni Mufarikhati
NIM : P 1337420514055
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
LAPORAN KASUS
KTI
Oleh :
Neni Mufarikhati
NIM : P 1337420514055
2017
LEMBPERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P1337420514055
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
Neni Mufarikhati
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hasil laporan kasus oleh Neni Mufarikhati, NIM P.1337420514055 dengan judul
Pembimbing
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan berkatNya,
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul
Penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini banyak menghadapi
masalah dan hambatan. Tetapi berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari
berbagai pihak maka laporan kasus ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada
yang telah memberikan ijin dan kesempatan dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah,
6. Bapak dan ibu dosen beserta para staf Program Studi DIII Keperawatan
7. Bapak Abdul Rokhib, Ibu Muti Atun, Farkhan Fauzun Najib, Farah Mufti
Muhanik sebagai keluarga penulis yang selalu memberi doa, motivasi, dan
Nuraeni.
dan memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga laporan kasus ini
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
PRAKATA .............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xi
1. Pengertian ................................................................................................. 9
2. Anatomi...............................................................................................10
4. Etiologi .................................................................................................... 14
5. Patofisiologi ............................................................................................ 16
7. Penatalaksanaan ...................................................................................... 18
9. Komplikasi..........................................................................................22
B. Gangguan Perfusi Jaringan pada Cedera Kepala ......................................... 27
1. Pengertian ............................................................................................... 27
2. Etiologi .................................................................................................... 28
3. Patofisiologi ............................................................................................ 28
4. Pathway................................................................................................31
1. Pengkajian ............................................................................................... 33
2. Diagnosis................................................................................................. 39
3. Perencanaan ............................................................................................ 46
4. Implementasi ........................................................................................... 60
5. Evaluasi ................................................................................................... 67
A. Metode Penulisan......................................................................................... 69
B. Sampel ......................................................................................................... 69
E. Analisis data................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Asuhan Keperawatan
2. Lembar Bimbingan
3. Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
meningkatnya jumlah dan jenis kendaraan bermotor dan hal ini berdampak
korban jiwa. Secara global insiden cidera kepala meningkat dengan tajam
memperkirakan bahwa pada tahun 2020 kecelakaan lalu lintas akan menjadi
populasi.
Korps Lalu Lintas Polri menyebutkan ada 31.234 korban kecelakaan yang
meninggal dunia pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 meningkat 32.657
orang (Pusat Komunikasi Publik, 2013). Menurut data Riset Kesehatan Dasar
tahun 2013 dari seluruh cidera yang terjadi di Indonesia presentase cidera
Magelang pada tahun 2014 sebanyak 113 kasus cedera kepala, sedangkan
kasus cedera kepala pada tahun 2015 dari bulan Januari – September lalu
mencapai 129 kasus cedera kepala. Tahun 2016 sampai bulan Oktober kasus
cedera kepala mencapai 156 kasus. Dari prevalensi di atas dapat disimpulkan
bahwa cedera kepala masih ada dalam kategori angka kesakitan yang cukup
tinggi, cedera kepala menempati sepuluh besar dari berbagai macam penyakit
– non konginetal yang terjadi akibat ruda paksa mekanis eksteral yang
jalan masih rendah disamping penanganan pertama yang belum benar benar
Penyebab primer cedera kepala karena adanya trauma oleh benda tajam
otak sekunder yang disebabkan perluasan masa lesi, pergeseran otak atau
kerusakannya menyebar secara luas dan terjadi dalam empat bentuk yaitu
hemoragi kecil multiple pada otak koma terjadi karena cedera menyebar pada
Cedera kepala ini dapat menimbulkan dampak atau resiko yang berat.
Resiko utama pasien yang mengalami cedera kepala adalah kerusakan otak
sering terjadi dan menimbulkan masalah yang serius. Otak yang mengalami
oleh adanya penurunan cerebral blood flow pada 24 jam pertama cidera
serebral.
yang kemudian kadar glukosa akan dipertahankan lebih rendah dalam 5–10
kekacauan gradien ionik membran sel dan aktivasi energi dari pompa ionik
oksigen tubuh. Neuron atau sel-sel fungsional dalam otak bergantung pada
bentuk glukosa maupun oksigen, dan sangat peka terhadap cidera. Jika terjadi
trauma pada jaringan otak atau robekan pembuluh darah otak, dapat
beberapa daerah tertentu dalam otak. Bila terjadi iskemia serebral neuron-
neuron (Price, 2006). pasien yang mengalami cidera kepala atau trauma
mengenali dan mengatasi jika terjadi cidera kepala sekunder dengan segera.
mengelompokan keparahan dan hasil akhir cidera kepala traumatik. Kini GCS
Wartonah, 2007).
dan intervensi yang diberikan bisa saja berbeda atau tidak tepat. Kemampuan
tim kesehatan yang kurang cermat dan teliti dalam memeriksa kondisi klien
dengan cidera otak primer maupun cidera otak sekunder sehingga terkadang
lalia atau lambat dalam melakukan intervensi. Untuk itu perlu adanya
semua klien dengan cidera kepala. Diperlukan juga tim kesehatan yang
cidera kepala, sehingga dapat cepat dan tepat dalam pemberian intervensi.
mencegah kerusakan pada sel otak. Jika otak tidak segera mendapatkan
mengatur posisi tubuh dengan letak kepala ditinggikan 15o sampai 30o.
perfusi jaringan. (Rosjidi & Nurhidayat, 2009). Tindakan ini bertujuan untuk
dari itu penulis tertarik untuk mengambil judul dengan masalah “ Asuhan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Kepala.
1. Tujuan Khusus
Ringan.
Ringan.
pemecahan masalah
C. Manfaat Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Cedera Kepala
1. Pengertian
2013)
Secara anatomis otak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit kepala,
2011)
langsung ke otak. Pada kedua jenis cedera akan terjadi kerusakan apabila
pembuluh darah, sel glia, dan neuron hancur. Kerusakan otak dapat timbul
kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
kepala tertutup.
2. Anatomi
Otak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit, dan tulang yang
pembuluh darah. Bila robek, pembuluh darah ini sukar untuk melakukan
yang mengandung vena emisaria dan diploika. Pembuluh darah ini dapat
membran yang halus dan elastis yang disebut araknoid. Membran ini
terdiri atas lapisan halus yang memiliki banyak pembuluh darah halus.
membentuk sawar antara ventrikel otak dan sulkus atau fisura (Price,
2006)
Gambar: 2.1 Anatomi Meningeal dan Otak Manusia
c) GCS 13-15
d) Sakit kepala
dari 24 jam
b) Muntah
c) GCS 9-12
(bingung)
a) GCS 3-8
a. Trauma tajam
b. Trauma tumpul
duanya.
mengubah tekanan jaringan, dan bila tekanan ini cukup besar akan
“contracoup”
Gambar 2.3 Coup dan Countracoup
5. Patofisiologi
yaitu cidera kepala otak primer dan cedera kepala otak sekunder. Cedera
jaringan otak. Pada cedera kepala sekunder terjadi akibat cedera primer
Wartonah,2007)
primer. Proses lanjutan yang sering terjadi adalah gangguan suplai untuk
paru atau aliran darah ke otak menurun, misalnya akibat syok. Gangguan
terganggu. Selain itu hernia otak akan menyebabkan jaringan otak yang
2011).
6. Manifestasi Klinis
1) Disorientasi ringan
4) Sakit kepala
5) Pusing
8) Gangguan pendengaran
1) Edema pulmunal
2) Kejang
3) Infeksi
5) Hemiparesis
tersebut
hemoragi dari hidung, faring, atau telinga, dan darah mungkin akan
laserasi otak.
7. Penatalaksanaan
2007,yaitu:
a. Penatalaksanaan umum
jika perlu
b. Operasi
hidrosepalus, kraniotomi
c. Pengobatan
furosemid (lasik)
cemetidin, ranitidine
8. Pemeriksaan Diagnostik
(Smeltzer&Bare, 2001).
meliputi:
d. EEG
patologis.
e. Sinar X
k. Pemeriksaan toksikologi
Mendeteksi obat yang mungkin bertanggung jawab terhadap
penurunan kesadaran.
9. Komplikasi
dikepala.
b. Afasia
c. Apaksia
d. Agnosis
tersebut.
e. Amnesia
f. Diabetes Insipidus
setelah beberapa hari pada 85% pasien itu. Drainase lumbal dapat
mempercepat proses ini. Walaupun pasien ini memiliki resiko
reparative.
peningkatan TIK).
1. Pengertian
kapiler (masalah perfusi jaringan bisa ada atau tanpa penurunan curah
jantung, namun mungkin ada hubungan antara curah jantung dan
2. Etiologi
Nurhidayat, 2009)
2011).
3. Patofisiologi
Wartonah, 2007).
glukosa. Berat otak sekitar 2 % dari berat orang dewasa tetapi otak
menerima 20 % aliran darah dari curah jantung. Cedera kepala yang terjadi
langsung akibat cedera adalah cedera primer. Proses lanjutan yang sering
terjadi adalah gangguan suplai oksigen dan nutrient untuk sel otak.
akibat kegagalan fungsi paru, atau aliran darah ke otak menurun misalnya
akibat syok. Penanganan pada cedera kepala harus dijamin kepatenan jalan
akan terjadi kemampuan autoregulasi cerebral yang kurang atau tidak ada
kenaikan salah satu otak akan menyebabkan jaringan otak tidak dapat
membesar karena tidak ada aliran cairan otak dan sirkulasi pada otak,
sehingga lesi yang terjadi menggeser dan mendorong jaringan otak. Bila
terus menerus meningkat. Aliran darah dalam otak akan menurun dan
yang gawat, yang berdampak adanya vasodilatasi dan edema otak. Edema
adalah :
a. Pola pernafasan
pada pons dan area otak tengah dari batang otak mengatur automatisasi
Pusat ini dapat dicederai oleh PTIK dan hipoksia serta oleh
gerakan tubuh, sebagai akibat dari kerusakan pada area motorik otak.
hari dan terjadi gangguan tonus otot dan penampilan postur abnormal,
Gallo, 2010).
c. Muntah
Cedera Kepala
Hematoma
Edema
Vasodilatasi
Tekanan intrakranial ↑
Ketidakefektifan
Ketidakseimbangan
Pola Nafas
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
peningkatan TIK. Pada saat otak yang rusak membengkak atau terjadi
dan leher pasien pada posisi netral, meninggikan kepala tempat tidur 30
pada tekanan perfusi serebral dan tekanan perfusi sistemik serta TIK.
edema.
1. Pengkajian
a. Identitas pasien berisi biodata pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin,
c. Riwayat kesehatan
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
dramatis)
impulsif.
4) Eliminasi
gangguan fungsi.
6) Neurosensori
Gejala: Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian,
juga penciuman.
biasanya lama.
8) Pernapasan
berulang-ulang, disartria.
11) Penyuluhan/pembelajaran
e. Pemeriksaan Fisik
(2007) meliputi:
pendengaran.
mata, vertigo.
4) Kognitif: Amnesia post trauma, disorientasi, gangguan bahasa dan
kemampuan matematika.
Juga mengkaji nervus I, II, III, V, VII, IX, XII karena nervus
f. Pemeriksaan Diagnostik
trauma.
2) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
3) Angiografi Serebral
4) EEG
gelombang patologis.
5) Sinar X
tulang.
penurunan kesadaran.
2. Diagnosis
Batasan karakteristik :
1) Perubahan perilaku
4) Pusing
5) Disfagia
6) Deviasi mata
7) Sakit kepala
8) Iritabilitas
9) Letargi
13) Fotofobia
14) Postur
16) Gelisah
17) Kejang
19) Tinnitus
b) Keracunan enzim
c) Gangguan pertukaran
d) Hipervolemia
e) Hipoventilasi
f) Hipovolemia
g) Gangguan transport oksigen melalui alveoli dan
membrane kapiler
ventilasi adekuat.
Batasan Karakteristik :
1) Bradipneu
2) Dispneu
4) Ortopneu
7) Peningkatan diameteranterior-posterior
takipneu.
1) Ansietas
4) Deformitas tulang
5) Disfungsi neuromuscular
6) Gangguan musculoskeletal
8) Hiperventilasi
9) Imaturitas neurologis
10) Keletihan
12) Nyeri
13) Obesitas
Batasan Karakteristik :
1) Dispneu setelah beraktivitas
3) Gerakan lambat
4) Gerakan spastic
6) Instabilita postur
7) Membolak-balik posisi
9) Ketidaknyamanan
1) Agens farmaseutikal
2) Ansietas
3) Depresi
4) Disuse
7) Gangguan metabolisme
8) Gangguan musculoskeletal
9) Gangguan neuromuscular
19) Kontraktur
22) Malnutrisi
23) Nyeri
metabolic.
Batasan Karakteristik :
8) Kerapuhan kapiler
9) Kesalahan informasi
2) Faktor ekonomi
3) Gangguan psikososial
4) Ketidakmampuan makan
3. Perencanaan
NOC :
2) Kognisi
kemampuan.
d) Mengolah informasi.
otak.
NIC :
e) Sakit kepala
NOC :
1) Ambulasi
c) Berjalan menanjak
d) Berjalam menurun
3) Pergerakan
a) Keseimbangan
b) Koordinasi
c) Cara berjalan
d) Gerakan otot
e) Gerakan sendi
NIC :
3) Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif atau pasif
ketahanan otot.
4) Ajarkan teknik ambulasi dan berpindah yang aman.
5) Gunakan ahli terapi fisik dan okupasi sebagai suatu sumber untuk
meningkatkan mobilitas.
NOC :
1) Status Pernapasan
a) Frekuensi
b) Irama
c) Kedalaman inspirasi
d) Suara auskultasi
NIC :
NOC :
Status Nutrisi
1) Asupan gizi
2) Asupan makanan
3) Asupan cairan
4) Energy
6) Hidrasi
NIC :
bagaimana memenuhinya.
4. Implementasi
e) Sakit kepala
nafas tambahan.
bagaimana memenuhinya.
jika diperlukan, jumlah kalori dan jenis zat gizi yang dibutuhkan
5. Evaluasi
dari 15 mmHg)
6) Memproses informasi
mekanis.
normal.
dirumah.
menghindarinya.
b. Ketidakseimbangan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh
METODE PENULISAN
A. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah dengan judul
B. Sampel
tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi. Dalam penelitian, pada
Sampel yang dipilih dalam laporan kasus tugas akhir penulis adalah salah
59
kemudahan/keinginan penulis.
Nilai GCS 13-15 cedera kepala ringan, nilai GCS 9-12 cedera kepala
sedang, nilai GCS 3-8 cedera kepala berat, perubahan perilaku seperti
C. Lokasi
Lokasi pengambilan kasus yang digunakan penulis adalah RSUD Tidar kota
keperawatan.
pemeriksaan pupil.
dokumentasi.
a. Wawancara
b. Observasi
atau respon yang muncul (Hidayat, 2003). Dalam penulisan ini penulis
c. Partisipasi
d. Dokumentasi
mencari data yang sudah ada pada catatan rekam medik klien dengan
suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Berbagai data yang sudah ada
1. Pengumpulan data
Penulis mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai
2. Reduksi data
Reduksi data adalah memilah-milah hal pokok yang yang sesuai dengan
pengamatan.
3. Penyajian data
Bentuk penyajian data dalam karya tulis ilmiah ini adalah asuhan
dalam penulisan lopran kasus terutama yang terkait dengan metode, dan
keperawatan sehari-hari.
dalam karya tulis ilmiah ini adalah evaluasi bertahap asuhan keperawatan
A. Hasil
1. Pengkajian
3. Perencanaan Keperawatan
Tanggal 14 Desember 2016 pukul 09.00 WIB penulis
merencanakan asuhan keperawatan sebagai berikut:
a. Masalah keperawatan pertama ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24
jam dengan kriteria hasil: Klien menunjukkan status sirkulasi yang
dibuktikan oleh indikator;tidak ada gangguan TD sistolik dan
diastolik. Klien menunjukkan kognisi yang dibuktikan oleh indikator;
berkomunikasi dengan jelas, membuat keputusan yang tepat,
menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi kognitif. Klien
memiliki sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat untuk menerima,
memproses dan berespon terhadap stimulus internal dan eksternal
(contohnya: Klien mampu berespon apabila ada dorongan defekasi
atau berkemih, klien mampu berespon terhadap rangsang nyeri). Klien
menunjukkan keadekuatan aliran darah melewati susunan pembuluh
darah serebral untuk mempertahankan fungsi otak (misalnya: Klien
tidak mengalami sakit kepala).
Intervensi keperawatan yang dibuat antara lain: Pantau tanda- tanda
vital. Tanyakan tentang keluhan sakit kepala. Pantau ukuran, bentuk,
kesimetrisan dan reaktivitas pupil. Pantau tingkat kesadaran dan
orientasi klien. Pantau adanya tanda peningkatan TIK. Kolaborasi
pemberian obat- obatan untuk meningkatkan volume intravaskuler
sesuai program. Tinggikan bagian kepala tempat tidur klien (misalnya:
15 derajat sampai 30 derajat) sesuai indikasi. Minimalkan stimulus
lingkungan.
b. Masalah keperawatan kedua, setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil: Klien
memperlihatkan pengendalian nyeri yang dibuktikan oleh indikator;
respon autonomik, seperti pucat, peningkatan tanda- tanda vital dan
diaphoresis tidak terjadi, mengenali tanda nyeri, tidak mengalami
perubahan kepribadian, mampu menggunakan tindakan pencegahan,
melaporkan nyeri dapat dikendalikan. Klien menunjukkan tingkat
nyeri yang dibuktikan oleh indikator; ekspresi nyeri pada wajah
ringan, tidak ada gelisah atau ketegangan otot, merintih dan menangis
tidak ada, tidak ada gelisah.
Intervensi keperawatan yang dibuat antara lain: Lakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, dan durasi,
frekuansi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan faktor
presipitasinya. Kaji tanda-tanda vital. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis (misalnya umpan balik biologis, relaksasi, imajinasi
terbimbing, terapi musik, distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas,
akupresur, kompres hangat, dan masase). Bantu pasien untuk lebih
berfokus pada aktivitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak nyaman
dengan melakukan pengalihan melalui menonton televisi,
mendengarkan radio atau tape, dan interaksi dengan pengunjung.
Kolaborasi pemberian analgetik. Kendalikan faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan
(misalnya, suhu ruangan, pencahayaan dan kegaduhan).
4. Implementasi
a. Masalah keperawatan pertama ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan gangguan arteri atau vena.
1) Tanggal 14 Desember 2016
Tindakan yang pertama dilakukan pukul 09.00 mengukur tanda-
tanda vital dan menanyakan keluhan yang dirasakan terutama
pusing dan didapatkan data, klien merasakan pusing, kadang
untuk bergerak terasa berputar. Tekanan darah 140/100 mmHg,
nadi 80 kali per menit, suhu 360 celsiusdanfrekuensi pernapasan
22 kali permenit. Kemudian pukul 09.15 memantau tingkat
kesadaran, orientasi dan respon pupil, didapatkan hasil klien
tampak lemah, kesadaran compos mentis skor GCS 15, klien
tidak mengalami disorientasi, respon pupil normal (isokor),
ukuran pupil sama antara kanan dan kiri. Selanjutnya pukul 11.00
memonitor adanya tanda peningkatan TIK dan data yang
diperoleh yaitu klien tidak ada mual dan muntah respon pupil
normal. Pukul 11.00 memposisikan klien lebih tinggi 300.
5. Evaluasi
a. Masalah keperawatan pertama ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan ketidaksesuaian antara ventilasi dan
aliran darah.
1) Tanggal 14 Desember 2016
Evaluasi pukul 14.00 yang diperoleh yaitu bahwa klien mengeluh
pusing kenceng-kenceng pada leher, klien merasa lemas. Klien
tampak lemah, keadaan umum sedang skor GCS 15 kesadaran
composmentis, klien tidak mengalami disorientasi, respon pupil
normal (isokor), ukuran pupil sama antara kanan dan kiri, tidak ada
mual muntah, tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 80 kali per menit,
suhu 360 derajat celsius, frekuensi pernapasan 20 kali per menit.
Masalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral belum teratasi.
Rencana selanjutnya yaitu melanjutkan intervensi hari pertama (ukur
tanda- tanda vital. Pantau tingkat kesadaran, orientasi, sakit kepala
dan respon pupil. Monitor adanya tanda peningkatan TIK).
keperawatan cidera kepala ringan pada Ny. E yang dilakukan selama 3x24
Tidar Kota Maelang. Dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang hasil
1. Pengkajian
(Nursalam, 2011).
cidera kepala ringan terjadi jika GCS antara 13-15, terjadi kehilangan
terjadi rotasi kepala, tekanan darah tinggi merupakan salah satu tanda
2007).
diperoleh data klien mengeluh nyeri, skala nyeri 5, kualitas nyeri perih
seperi diiris – iris, nyeri pada daerah luka jahit di kepala pelipis kanan
dan muka kanan, Nyeri yang dialami pada klien disebabkan karena
adanya luka robekan pada kulit kepala dan luka jahit. Berdasarkan
teori apabila terjadi kerusakan pada kulit kepala reseptor nyeri akan
dalam kulit yang multi arah dan kompleks. Dari hasil pemantauan
luka jahit akibat robekan di bagian pelipis kanan 4 cm dan muka kanan
10,7 K/uL bahwa data tersebut mendukung klien tidak terjadi infeksi.
Scan yaitu pada setiap pasien dengan keadaan: pasien dengan risiko
data yang di dapat pada saat pengkajian klien tidak mengalami mual
2. Diagnosa Keperawatan
(Nursalam, 2011).
berikut:
dari ringan hingga yang berat berupa kematian sel otak. Kerusakan
otak yang mati akibat berhentinya aliran darah beberapa menit saja
Hidayat, 2009).
kasus ini klien terdapat trauma jaringan atau cidera fisik dikepala
cm dan muka kanan 3 cm. Apabila masalah nyeri tidak diatasi akan
bila tidak reda dapat mempengaruhi sistem tubuh lain yaitu sistem
masalah yang lebih dirasakan oleh klien, selain itu masalah ini
atau melaporkan (nyeri). Cidera fisik yang ada pada klien adalah
kognitif. Klien memiliki sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat
sakit kepala).
ukuran pupil sama antara kanan dan kiri. Tingkat kesadaran adalah
salah satu sisi. Posisi ini akan membatasi aliran vena dari kepala ke
merupakan ujung saraf bebas dalam kulit yang multi arah dan
darah lokal, sel – sel mast, folikel rambut, dan kelenjar keringat.
nyeri.
4. Evaluasi
skala nyeri dari skala 5 menjadi skala 2 pada hari ketiga. Klien
pada hari ketiga, wajah klien tampak lebih rileks, tidak gelisah,
nyeri yang dirasakan klien nyeri ringan dapat dikendalikan, tanda-
tanda vital dalam batas normal. Masalh nyeri akut teratasi karena
Wartonah (2007)
respirasi (usia dewasa 14 tahun atau lebih: ≤11 atau >24 kali per
(Wilkinson, 2012)
habis 1 porsi rumah sakit, berat badan ideal dan tidak terdapat
penurunan berat badan, bising usus 16x/menit, dan tonus otot baik,
b. Nyeri akut
A. Simpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah penulis lakukan selama 3 hari pada Ny. E
dengan cedera kepala ringan di bangsal B RSUD Tidar Kota Mgelang dengan dua
1. Pengkajian
fraktur tengkorak tekanan darah tinggi 140/100 mmHg hal tersebut merupakan tanda
Klien mengeluh nyeri, skala nyeri 5, kualitas nyeri perih seperi diiris – iris,
nyeri pada daerah luka jahit di kepala pelipis kanan dan muka kanan, Nyeri yang
dialami pada klien disebabkan karena adanya luka robekan pada kulit kepala dan luka
jahit.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen- agen penyebab cidera fisik (trauma
jaringan kepala).
3. Intervensi
dan keluhan klien, kaji status neurologis klien dengan menggunakan GCS, lakukan
pemeriksaan pupil, pantau tingkat kesadaran, tanyakan keluhan pusing, ukur tanda -
tanda vital, tinggikan posisi kepala klien 15 derajat sampai 30 derajat sesuai indikasi.
analgetik.
4. Implementasi
bantal kecil.
5. Evaluasi
(GCS 15), klien sadar penuh atau composmentis, tanda – tanda vital dalam batas
normal, sakit kepala berkurang, keadaan pupil normal, ukuran simetris kanan dan
B. Saran
tulis ini. Tuntutan penggunaan buku 10 tahun terakhir tentunya menjadi suatu
hambatan, dimana buku saat ini tahun keluaran lebih 10 tahun keatas.Dapat
inovatif, aktif, dan bermutu, sehingga mampu dalam memberikan asuhan keperawatan
Penangan pada cedera kepala ringan harus cepat dan tepat untuk
klien, menganjurkan klien untuk bedres, memonitor tanda – tanda vital, memberikan
menjadikan solusi terutama potensi permasalahan masalah di masa yang akan datang.
harus berpikir kritis tentang rencana keperawatan yang tepat terhadap kondisi klien
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2015). Nursing
Interventions Classification (NIC) (6 ed.). Singapore: Elsevier.
Doenges, & Marilynn, E. (2008). Nursing Diagnosis Manual Planning Individualizing, and
Documenting Care (3 ed.). Amerika: Davis Company.
Hidayat. A. A& Uliyah. M. (2005).Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
EGC
Hudak. Carolyn M & Barbara M. Gallo. (2010). Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik.Ed.
6. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing Outcome
Classification (NOC). Singapura: Elsevier.
Muttaqin, A. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Nanda. (2005). Nanda International Inc. Nursing diagnoses: definitions & classifications
2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Price, & Sylvia, A. (2005). Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit (Vol. 5).
Jakarta: EGC.
Price, & Wilson. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC.
Riskesdas. (2013). Riset Kesehtan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
Rosjidi, C. H., & Nurhidayat, S. (2009). Buku Ajar Perawatan Cedera Kepala & Stroke
Yogyakarta: Ardana Media.
Sjamsuhidayat, R., Karnadiharja, W., Prasetyono, T. O. H., & Rudiman, R. (2011). Buku Ajar
Ilmu Bedah Sjamsuhidayat-De Jong. Jakarta: EGC.
Smeltzer, & Bare. (2002). Buku Ajar Medikal Bedah (Vol. 2). Jakarta: EGC.
Tarwoto, & Wartonah. (2007). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Sagung Seto.
Taylor, C. M., & Ralph, S. S. (2011). Diagnosa Keperawatan dengan Rencana Asuhan
Jakarta: EGC.
WHO. (2013). The Global Status Report On Road Safety 2013. (Online),
(http://www.who.int/violenc_injury_prevention_/road_safety_status/2013/en/, diakses
tanggal 30 Desember 2014)
Wilkinson. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC (7 ed.). Jakarta: EGC.
Wilkinson, J. M., & Nancy R. Ahern. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9
(Terjemahan). Jakarta: EGC
Yessie & Andra. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta: Nuha Medika.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
2. NIM : P1337420514055
6. Alamat Rumah
b. Kelurahan : Plosogede
c. Kecamatan : Ngluwar
7. Telepon
a. Rumah :-
b. HP : 085725780118
c. E-mail : Nenyfary123@gmail.com
8. Riwayat Pendidikan