Anda di halaman 1dari 10

JurnalBiologiTropis

Original Research Paper

THE EFFECTS OF LIQUID ORGANIC FERTILIZER OF VEGETABLE


WASTE ON THE GROWTH OF CAYENNE PEPPER PLANTS
(Capsicum frutescens L.)

Baiq Elita Mandalini1, Prapti Sedijani1*, Ahmad Raksun1


1
Biology Education Program Study, Faculty of Teacher Training and Education,
University of Mataram, Indonesia
Article History Abstract: Cayenne pepper (Capsicum frustescens L.) is one of the
Received: commodities in Indonesia. The agricultural sector still relies on organic
Revised: fertilizers to increase the productivity of Cayenne pepper plants. Excessive
Accepted: use of inorganic fertilizers will disrupt the balance of the amount of nutrients
Published : in the soil which results in plant metabolism. This study aims to determine the
effect of liquid organic fertilizer from vegetable waste on the growth of
cayenne pepper plants a completely randomized design (RAL) with 6 levels
*Corresponding Author: of treatment (0 ml, 20 ml, 40 ml, 60 ml, 70 ml and 80 ml), was used plants
Prapti Sedijani, each with 4 repetitions and 4 fertilization times. The plant growth variables
Program Studi Pendidikan observed in this study includ plant height, number of leaves and wet weight.
Biologi FKIP Universitas
The data obtained were analyzed using one way Anova and further test using
Mataram, Mataram, Indonesia;
Email: Duncan Multiple Range Test (DMRT) at a test level of 0.05. The results
praptisedijani@unram.ac.id showed that the liquid organic fertilizer treatment of vegetable waste had a
significant effect on the growth of cayenne pepper plants. Concentration of 80
ml of liquid organic fertilizer gave the best effect on plant height, number of
leaves and wet weight among the concentrasi applied.
Keywords: Cayenne pepper, Organic fertilizer liquid waste vegetables, The
growth of pepper

Pendahuluan organik lainnya yang telah melalui proses


rekayasa. Pupuk organik dapat berbentuk padat
Indonesia termasuk komoditas atau cair. Kemudian pupuk organik dapat
pengekspor sayuran ke berbagai negara. Salah diperkaya dengan bahan mineral atau mikroba.
satu sayuran yang diekspor adalah cabai Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
(Kusuma et al., 2015). Tanaman cabai yang kandungan hara dan bahan organik tanah.
dibudidayakan di Indonesia terdiri dari dua jenis Kemudian dapat memperbaiki sifat fisik, kimia,
yaitu, cabai merah besar (Capsicum annuum L.) dan biologi tanah (Permentan No.
dan cabai rawit (Capsicum frutescens L.) Proses 70/Permentan/SR.140/10/2011).
pemupukan yang tepat dan benar sangat Pupuk organik tentu berbeda dengan
diperlukan agar tanaman cabai tumbuh dengan pupuk anorganik. Salah satu perbedaannya yaitu
optimal (Supriadiet al.,2018). Pemupukan pada penyerapan unsur, dimana pupuk organik
tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan lebih lambat proses penyerapannya
pupuk kimia maupun pupuk organik (Raksun et dibandingkan pupuk anorganik. Hal ini dapat
al., 2019). menyebabkan proses pertumbuhan lambat pada
Pupuk anorganik berasal dari bahan tanaman yang menggunakan pupuk organik.
kimia anorganik yang dibuat oleh pabrik (Amini Sementara tanaman yang menggunakan pupuk
dan Syamdidi, 2006). Sementara itu, pupuk anorganik mengalami pertumbuhan secara cepat
organik merupakan pupuk yang berasal dari (Nurahmi et al., 2011). Akan tetapi, penggunaan
tumbuhan mati, kotoran hewan atau bagian pupuk anorganik dalam jangka panjang
hewan. Selain itu dapat berasal dari limbah menyebabkan kadar bahan organik tanah
This article is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 © 2021 The Author(s). This article is open access
International License.
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
menurun, struktur tanah rusak, dan pencemaran POC, timbangan manual, digital tesrer meter,
lingkungan (Simanjuntak et al., 2013). timbangan analitik digital, oven dan pisau.
Pupuk organik cair (POC) adalah salah
Langkah-langkah penelitian
satu jenis pupuk organik yang berbentuk cair
atau larutan dari hasil fermentasi limbah
Tahap pelaksanaan penelitian ini adalah: (1)
organik. Pupuk organik cair lebih mudah diserap
membuat POC limbah sayuran yang
oleh tanaman karena pengaplikasiannya dengan
difermentasikan selama 14 hari, (2) menyiapkan
cara disemprotkan pada daun dan batang. Hal
media tanam yaitu tanah yang dicampur sekam
ini menyebabkan pupuk meresap langsung
dengam perbandingan 2:1, (3) Menyeleksi benih
melalui pori-pori pada permukaan batang atau
yang mempunyai kualitas bagus, (4) menanam
stomata pada daun. Pupuk organik cair (POC)
benih sebanyak 10-15 benih per polybag, (5)
mengandung unsur hara yang dibutuhkan untuk
melakukan pemeliharaan dengan cara
pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan
penyiraman dan penyiangan, (6) memberikan
tanaman. Unsur hara tersebut terdiri dari unsur
POC limbah sayuran sesuai dosis perlakuan
nitrogen (N) untuk pertumbuhan tunas, batang
dengan interval waktu satu kali seminggu, (7)
dan daun, unsur fosfor (P) untuk merangsang
mengukur pH tanah dan suhu lingkungan, (8)
pertumbuhan akar, buah dan biji, unsur kalium
mengukur parameter pertumbuhan tanaman.
(K) meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
Adapun teknik pengukuran tanaman cabai
serangan hama dan penyakit (Purwendro, 2009).
rawit sebagai berikut:
Limbah sayuran dapat diproses menjadi
pupuk organik cair (POC) karena mengandung 1. Tinggi Tanaman
banyak unsur hara makro maupun mikro.
Limbah yang digunakan dalam penelitian ini Pengamatan tinggi tanaman dilakukan
adalah limbah sayuran sawi putih, sawi hijau, dengan cara mengukur batang utama cabai.
kubis, tomat dan tauge. Pemilihan limbah Pengukuran dimulai dari batang yang berada
sayuran diatas dalam penelitian ini dikarenakan di atas permukaan media tumbuh sampai titik
sayuran tersebut memiliki kandungan nutrisi tumbuh tertinggi.
yang cukup banyak sehingga akan baik
dijadikan sebagai pupuk serta mudah diperoleh 2. Jumlah Daun
dari limbah rumah tangga maupun pasar lokal.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti Menghitung seluruh daun yang
tertarik melakukan penelitian tentang efek tumbuh.
pupuk organik cair limbah sayuran terhadap
pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum 3. Berat Basah
frutescens L.).
Tanaman cabai rawit ditimbang
Bahan dan Metode menggunakan timbangan anaitik digital.

Waktu dan Tempat Metode penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret-Mei 2022 di Greenhouse Punia di Jalan Rancangan penelitian yang diguankan
Punia, Mataram. Parameter yang diukur adalah adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6
tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah. taraf perlakuan dan 4 kali pengulangan,
Bahan-bahan yang digunakan adalah limbah sehingga unit percobaan yang digunakan
sayuran, air, tanah, saringan, kertas label, benih sebanyak 24 tanaman. Faktor percobaaan yaitu
cabai rawit, EM4 dan gula merah. Alat-alat yang pupuk organik cair limbah sayuran yang terdiri
digunakan adalah ember plastik, blender, dari X0= 0 ml (kontrol), X1= 20 ml, X2= 40 ml,
sprayer, thermometer, indikator universal, kayu X3= 60 ml, X4= 70 ml dan X5= 80 ml. Denah
pengaduk, alat tulis, gelas ukur, kamera digital, hasil pengacakan unit percobaan disajiakan pada
meteran jahit, polybag, seperangkat alat uji tabel 1 :
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
Tabel Denah Hasil Pengacakan Unit Percobaan Sum of Mean
X0Y1 X2Y3 X3Y2 X4Y2 X5Y3 X1Y3 Squares Df Square F Sig.
X1Y2 X2Y4 X2Y1 X5Y1 X3Y1 X4Y1 Between 21.18
3441.472 5 688.294 .000*
X2Y2 X1Y1 X0Y3 X3Y3 X1Y4 X5Y2 Groups 8
X4Y4 X0Y2 X5Y4 X0Y4 X4Y3 X3Y4 Within
584.728 18 32.485
Groups
4026.200 23
Hasil dan Pembahasan Keterangan*: Berpengaruh Signifikan pada taraf uji
5%
Tinggi Tanaman Hasil uji One Way Anova terhadap
tinggi tanaman menunjukkan nilai signifikasi
Pengaruh pemberian pupuk organik cair lebih kecil dari 0.05 (P<0.05). Hal ini
(POC) terhadap rata-rata tinggi tanaman cabai membuktikan adanya pengaruh dari pupuk
rawit pada pengamatan 45 hari setelah tanaman organik cair limbah sayuran terhadap tinggi
(HST) disajikan pada Gambar 1. tanaman cabai rawit. Selanjutnya, dilakukan uji
lanjut dengan uji Beda Jarak Nyata Duncan
50.00 (BJND) taraf 5%. Adapun hasil uji lanjut
Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)

45.00 Duncan dapat dilihat pada tabel 2.


40.00
35.00
Tabel 2. Hasil Uji Duncan antar Konsentrasi
30.00
25.00
terhadap Tinggi Tanaman Cabai Rawit
20.00
15.00 Rata-Rata
10.00 Kode Dosisi Perlakuan Tinggi
5.00 Tanaman
0.00 (cm)
0 ml 20 ml 40 ml 60 ml 70 ml 80 ml
X0 0 ml POC/ liter air 10,00 a
Konsentrasi Pupuk Organaik Cair
X1 20 ml POC/ liter air 17,50 ab
X2 40 ml POC/ liter air 22,30 b
Gambar 1. Diagram pengaruh perlakuan pupuk X3 60 ml POC/ liter air 31,43 c
organik cair (POC) terhadap tinggi tanaman cabai X4 70 ml POC/ liter air 36,75 c
rawit pada 45 HST X5 80 ml POC/ liter air 45,70 d

Hasil uji One Way Anova terhadap Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang
tinggi tanaman menunjukkan nilai signifikasi sama berarti berbeda tidak nyata pada Uji Jarak
lebih kecil dari 0.05 (P<0.05). Hal ini Duncan taraf 5%
membuktikan adanya pengaruh dari pupuk
organik cair limbah sayuran terhadap tinggi Hasil uji BJND 5% menunjukkan
tanaman cabai rawit. Hasl uji anova dapat bahwa perlakuan X5 yang berbeda nyata dengan
dilihat pada tabel 2. Selanjutnya, dilakukan uji perlakuan lain merupakan dosis optimum
lanjut dengan uji beda jarak nyata duncan terhadap tinggi tanaman terbatas pada penelitian
(BJND) taraf 5% (Tabel 3). ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan
X5 bermutu lebih baik dibandingkan perlakuan
Tabel 3. Hasil Uji Anova Pengaruh Pupuk lainnya terhadap tinggi tanaman cabai rawit.
Organik Cair (POC) terhadap Tinggi Tanaman Cabai
Rawit 45 HST
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
Tabel 3. Hasil uji duncan antar konsentrasi rawit. Hasil uji anova terhadap jumlah daun
terhadap tinggi tanaman cabai rawit dapat dilihat pada tabel 4.
Rata-rata tinggi Tabel 4. Hasil uji anova pengaruh pupuk organik cair
Kode Dosisi Perlakuan
tanaman (cm) terhadap jumlah daun tanaman cabai rawit (
X0 0 ml POC/ liter air 10,00 a Capsicum frutescens L) 45 HST.
X1 20 ml POC/ liter air 17,50 ab
X2 40 ml POC/ liter air 22,30 b
Sum of Mean
X3 60 ml POC/ liter air 31,43 c
Squares Df Square F Sig.
X4 70 ml POC/ liter air 36,75 c
X5 80 ml POC/ liter air 45,70 d Between 27.82
419.375 5 83.875 .000
Groups 9
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang Within
sama berarti berbeda tidak nyata pada Uji Jarak 54.250 18 3.014
Groups
Duncan taraf 5%
Total 473.625 23
Keterangan*: Berpengaruh signifikan pada taraf uji
5%
Jumlah daun
Uji lanjut dilakukan menggunakan uji
Pengaruh pemberian pupuk organik cair
Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) taraf 5%.
(POC) terhadap rata-rata jumlah daun tanaman
Adapun hasil uji lanjut Duncan dapat dilihat
cabai rawit pada pengamatan 45 hari setelah
pada tabel 5. Hasil uji BJND 5% menunjukkan
tanam (HST) disajikan pada Gambar 2.
bahwa perlakuan X5 yang berbeda nyata dengan
Pemberian perlakuan pupuk organik cair (POC)
perlakuan lain merupakan dosis optimum
dosis 80 ml membentuk diagram jumlah daun
terhadap jumlah daun terbatas pada penelitian
lebih tinggi dengan rata-rata jumlah daun 17,50
ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan
helai. Sedangkan diagram jumlah daun terendah
X5 bermutu lebih baik dibandingkan perlakuan
ditunjukkan pada perlakuan kontrol (0 ml POC )
lainnya terhadap jumlah daun tanaman cabai
yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 6,00 helai.
rawit.
20 Tabel 5. Hasil uji duncan antar konsentrasi terhadap
Rata-rata Jumlah Daun (helai)

18 jumlah daun tanaman cabai rawit


16
14
12 Dosis Perlakuan Rata-Rata
Kode
10 Jumlah Daun
8 ( helai)
6 X0 0 ml POC/ liter air 6,00 a
4 X1 20 ml POC/ liter air 6,75 a
2 X2 40 ml POC/ liter air 7,50 a
0 X3 60 ml POC/ liter air 12,75 b
0 ml 20 ml 40 ml 60 ml 70 ml 80 ml
X4 70 ml POC/ liter air 13,25 b
Konsentrasi Pupuk Organik Cair X5 80 ml POC/ liter air 17,50 c

Gambar 2. Pengaruh pemberian pupuk organik cair Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang
(POC) terhadap rata-rata jumlah daun tanaman cabai sama berarti berbeda tidak nyata pada Uji Jarak
rawit pada 45 HST Duncan taraf 5%

Hasil uji One Way Anova terhadap Berat basah tanaman


jumlah daun menunjukkan nilai signifikasi lebih
kecil dari 0.05 (P<0.05). Hal ini membuktikan Pengaruh pemberian pupuk organik cair
adanya pengaruh dari pupuk organik cair limbah (POC) terhadap rata-rata berat basah tanaman
sayuran terhadap jumlah daun tanaman cabai cabai rawit pada pengamatan 45 hari setelah
tanam (HST) disajikan pada Gambar 3.
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
Pemberian perlakuan pupuk organik cair dengan menunjukkan bahwa perlakuan X5 yang
dosis 80 ml lebih tinggi dengan rata-rata berat berbeda nyata dengan perlakuan lain merupakan
basah tanaman 16,96 gram. Sedangkan berat dosis optimum terhadap berat basah tanaman
basah tanaman terendah ditunjukkan pada terbatas pada penelitian ini. Hal tersebut
perlakuan kontrol (0 ml POC ) dengan rata-rata menunjukkan bahwa perlakuan X5 bermutu
2,88 gram. lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya
terhadap berat basah tanaman cabai rawit.
18.00
Tabel 7. Hasil uji lanjut duncan antar konsentrasi
16.00
terhadap berat basah tanaman cabai rawit
Rata-rata Berat Basah (gram)

14.00
12.00 Kode Dosis Perlakuan Rata-Rata
10.00
Berat Basah

8.00 X0 0 ml POC/ liter air 2,88 a


6.00 X1 20 ml POC/ liter air 3,60 a
X2 40 ml POC/ liter air 5,89 a
4.00
X3 60 ml POC/ liter air 10,91 b
2.00 X4 70 ml POC/ liter air 11,36 b
0.00 X5 80 ml POC/ liter air 16,96 c
0 ml 20 ml 40 ml 60 ml 70 ml 80 ml
Konsentrasi Pupuk Organik Cair

Gambar 3. Diagram Pengaruh Perlakuan Pupuk Data Pendukung Penelitian


Organik Cair (POC) terhadap Berat Basah Tanaman
Cabai Rawit pada 45 HST Faktor lingkungan pada tempat
penelitian diukur sebagai data penunjang
Hasil uji One Way Anova terhadap berat penelitian. Faktor yang diamati yaitu pH tanah
basah tanaman menunjukkan nilai signifikasi dan suhu lingkungan. Pengukuran dilakukan
lebih kecil dari 0.05 (P<0.05).Hal ini seminggu sekali dimulai sejak tanaman berumur
membuktikan adanya pengaruh dari pupuk 25 HST sampai penelitian selesai. Hasil
organik cair limbah sayuran terhadap berat pengukuran rata-rata kondisi pH tanah disajikan
basah tanaman cabai rawit. Hasil uji anova dalam tabel 8.
disajikan pada tabel 6.
Tabel 8. Rata-rata kondisi pH tanah
Tabel 6. Hasil uji anova pengaruh pupuk organik
cair terhadap berat basah tanaman cabai rawit 45
Ph Tanah
HST.
Dosis 45
Pupuk 25 HST 32 HST 39 HST HST
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig. X0Y1 7,0 7,0 7,0 7,0
Between X0Y2 7,0 7,0 7,0 7,0
592.282 5 118.456 12.442 .000 X0Y3 7,0 7,0 7,0 7,0
Groups
Within X0Y4 7,0 7,0 7,0 7,0
171.367 18 9.520
Groups X1Y1 7,0 6,5 6,5 6,5
Total 763.649 23 X1Y2 7,0 6,5 6,5 6,0
Keterangan*: Berpengaruh Signifikan pada taraf uji X1Y3 7,0 6,5 6,5 6,0
5%
X1Y4 7,0 6,5 6,5 6,0
Uji lanjut dilakukan menggunakan uji X2Y1 7,0 6,5 6,5 6,0
Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) taraf 5% X2Y2 7,0 6,5 6,0 5,8
untuk menentukan perbedaan nyata tiap X2Y3 7,0 6,5 6,5 6,0
perlakuan (Tabel 7).Hasil uji BJND 5%
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
X2Y4 7,0 6,5 6,5 5,2
X3Y1 7,0 6,5 6,0 6,0 Pembahasan
X3Y2 7,0 6,5 6,5 58
Penggunaan pupuk organik cair limbah
X3Y3 7,0 6,5 6,5 60 sayuran terhadap pertumbuhan tanaman cabai
X3Y4 7,0 6,5 6,5 5,8 rawit memberikan pengaruh yang berbeda-beda.
X4Y1 7,0 6,5 6,0 6,0 Hal ini dapat dilihat pada 24 sampel tanaman
X4Y2 7,0 6,5 6,5 6,0 dari masing-masing perlakuan dalam jangka
waktu 45 hari setelah tanam. Konsentrasi pupuk
X4Y3 7,0 6,5 6,5 6,0
organik cair yang digunakan bervariasi yaitu 0
X4Y4 7,0 6,5 6,2 6,0 ml, 20 ml, 40 ml, 60 ml, 70 ml dan 80 ml.
X5Y1 7,0 6,5 6,5 6,2 Menurut Peraturan Menteri Pertanian
X5Y2 7,0 6,5 6,5 6,0 Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2011,
X5Y3 7,0 6,5 6,5 6,0 standar mutu untuk pupuk organik cair harus
X5Y4 7,0 6,5 6,5 6,0 mengandung unsur N, P, K masing-masing 3-
6% atau setara dengan 300-600 Ppm. Hasil ini
menunjukkan bahwa pupuk organik cair limbah
Kondisi pH tanah diukur pada pagi sayuran memiliki kandungan N yang melebihi
hari. Pengukuran dilakukan setiap selesai kriteria mutu yang ditetapkan. Sementara itu P
pemberian pupuk organik cair. Kondisi pH dan K memiliki kandungan yang tidak sesuai
tanah pada minggu pertama untuk semua kriteria mutu yang ditetapkan sehingga proses
perlakuan mencapai pH 7,0. Sedangkan pH pembuatan pupuk organik cair masih perlu
tanah pada minggu kedua berkisar antara pH diperbaiki. Menurut Nur dkk 2016, Semakin
6,5-7,0. Selanjutnya, pada minggu ketiga lama proses pengomposan dan semakin besar
berkisar antara pH 6,0-6,5 dan pH tanah pada penambahan volume EM4 akan meningkatkan
minggu keempat berksiar dari pH 5,2-6,5. kandungan N, P dan C akan tetapi cendrung
Suhu lingkungan ( 0C) pada tempat menurunkan kadar K.
penelitian diukur dua kali dalam sehari yaitu Pemberian pupuk organik dapat
pada pagi dan sore hari karena terdapat meningkatkan ketersediaan unsur hara serta
perbedaan suhu (0C) dalam dua waktu tersebut. memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Suhu lingkungan tempat penelitian pada pagi Pemupukan dengan pupuk organikakan
hari mencapai 300C- 310C, sedangkan pada sore meningkatkan kehidupan organisme dalam
hari suhu lingkungan berkisar dari 280C-290C. tanah karena memanfaatkan bahan organik
Kondisi suhu lingkungan disajikan pada gambar sebagai nutrisi yang dibutuhkan (Hariyadi et al.,
4. 2015). Pupuk organik memiliki kandungan
nutrisi yang lebih lengkap baik makro maupun
31.5 mikro, sedangkan pupuk kimia sintetis hanya
31 memiliki beberapa kandungan nutrisi saja.
30.5 Namun, takaran unsur hara pupuk organik lebih
30 sedikit dan komposisinya tidak pasti (Kurnia,
Suhu Lingkungan

29.5 2014).
29 Hasil uji Anova pada perlakuan
28.5 pagi pemberian pupuk organik cair terhadap
28 sore pertumbuhan tanaman cabai rawit menunjukkan
27.5 jumlah nilai P-Value (Nilai Signifikan) ≤ 0.05.
27 Kemudian setelah itu dilakukan dengan uji
26.5 lanjut menggunakan Uji Jarak Duncan dengan
25 HST 32 HST 39 HST 45 HST taraf signifikan α = 0,05 untuk kelompok dan
Waktu Pengukuran perlakuan yang dilakukan pada penelitian. Nilai
tersebut menunjukkan pemberian pupuk organik
Gambar 4. Diagram Suhu Lingkungan (0C) cair limbah sayuran berpengaruh terhadap
Tempat Penelitian pertumbuhan tanaman cabai rawit terutama pada
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
parameter yang diteliti yaitu tinggi batang dan pertumbuhan tanaman baik dalam fase vegetatif
jumlah daun dan berat basah. Hal ini maupun fase generatif (Ralahalu et al., 2013).
menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik Unsur hara (N, P, K) adalah unsur hara
cair pada konsentrasi yang berbeda memberikan makro yang esensial yang dibutuhkan tanaman
pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dalam jumlah banyak dan tidak dapat digantikan
tanaman cabai. oleh unsur yang lainnya (Lingga dan Marsono,
Semakin tinggi konsentrasi yang 2013). Ketersediaan nitrogen (N) dapat
diberikan semakin baik pertumbuhan dan merangsang pertumbuhan vegetatif (warna
produksi tanaman. Keadaan tersebut hijau) seperti daun yang sangat berguna dalam
membuktikan bahwa pemberian pupuk organik proses fotosintesis. Penyerapan hara nitrogen
cair dapat menciptakan lingkungan tumbuh yang dapat meningkatkan pembentukan dan
lebih baik dan dapat menstimulir pertumbuhan pertumbuhan daun pada tanaman. Unsur
vegetatif dan generatif tanaman (Driyunita et nitrogen yang tersedia dalam jumlah yang cukup
al., 2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman akan melancarkan proses
perlakuan pupuk organik cair 80 ml diperoleh metabolisme pada tanaman. Selain itu
rata-rata pertumbuhan tanaman cabai rawit dapatmempengaruhi pertumbuhan organ-organ
tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Hasil pada tanaman seperti daun, batang dan akar.
tersebut didukung oleh Driyunita et al., (2015) Ketersediaan nitrogen dan fosfor yang
bahwa konsentrasi tersebut pupuk cair sudah cukup dalam tanahakan diserap oleh akar
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanaman cabai dan dapat memberikan
tanah. pertumbuhan jumlah daun yang optimal bagi
Tekstur tanah yang lebih remah tanaman tersebut (Mufida, 2013). Unsur fosfor
memungkinkan pertumbuhan dan (P) berperan untuk perkembangan akar muda,
perkembangan akar yang lebih baik. Hal ini dimana tanaman membutuhkan akar yang subur
dapat meningkatkan fungsi akar dalam agar dapat memperkuat berdirinya tanaman dan
menyerap air dan unsur hara. Kandungan unsur dapat meningkatkan penyerapan unsur hara.
hara terutama N, P dan K pada pupuk organik Keseluruhan unsur hara yang diserap tanaman
cair mampu meningkatkan kandungan unsur saling mempengaruhi. Penggunaan pupuk
hara tanah sehingga menjadi lebih tersedia bagi organik cair mendukung pertumbuhan tinggi
tanaman. Kekurangan unsur hara esensialakan tanaman, adanya pembelahan dan perpanjangan
mengganggu pembelahan sel sehingga sel akan mempengaruhi tinggi tanaman (Haryadi
pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan et al., 2015).
kerdil (Sofyan et al., 2019). Hasil penelitian Unsur K berperan dalam mengatur turgor
menunjukkan perlakuan kontrol (tanpa POC) (tegangan sel) sehingga tanaman memiliki
diperoleh rata-rata pertumbuhan tanaman cabai ketahanan terhadap serangan penyakit. Selain
rawit terendah. Hal ini dikarenakan tanaman itu, unsur K juga berperan dalam mengatur
kekurangan unsur hara sehingga peralihan dari masa vegetatif ke masa generatif,
pertumbuhannya menjadi terhambat. sehingga bunga dan bakal buah tidak gugur,
Kekurangan unsur hara dapat serta warna buah merata (Rahman, 2014).
menyebabkan terganggunya metabolisme pada Pemberian kadar fosfor yang berlebihan dapat
tanaman (Munandar, 2019). Gejala yang menghambat pertumbuhan tanaman karena
ditimbulkan akan menghambat pertumbuhan terjadi ikatan N-P yang menyulitkan tanaman
akar, batang dan daun. Pemberian pupuk dengan menyerap unsur nitrogen. Apabila kelebihan
dosis yang tepatakan mencukupi kebutuhan hara unsur kalsium mempengaruhi pH tanah
bagi tanaman. Unsur-unsur hara yang sehingga tanaman menjadi kerdil, daun
dibutuhkan tanaman harus berada dalam kondisi menguning, dan tanaman rendah (Indrawati et
yang berimbang sehingga penyerapan hara oleh al., 2012).
tanaman lebih efektif.Pemberian konsentrasi Peningkatan berat basah tanaman
pupuk organik cair yang terlalu tinggiakan berkaitan dengan kemampuan tanaman dalam
menekan pertumbuhan tanaman dan jika menyerap air dari media tanam, dimana semakin
konsentrasi yang diberikan terlalu rendah akan banyak jumlah daun pada tanaman, maka
menekan pertumbuhan atau tidak memacu semakin tinggi berat basahnya. Semakin subur
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
tanaman, maka berat basah tanamanakan Cabai dapat tumbuh baik pada kisaran
semakin meningkat (Zaenal et al., 2013). Hal ini pH tanah antara 6,5 - 6,8. Hal tersebut tidak
sejalan dengan Haryadi (2013) yang sesuai dengan hasil pengukuran pH tanah
mengatakan bahwa luas daun memegang pada penelitian ini yang tergolong dalam
peranan penting, karena laju fotosintesis
kondisi pH kurang optimal dengan kisaran
berlangsung mengikuti dengan perkembangan
luas daun. Jumlah akar yang tumbuh, panjang
sekitar 5,2-7,0. Tanaman cabai seringkali
akar, serta adanya bulu akar berpengaruh menunjukkan gejala klorosis pada pH>7,0
terhadap luas bidang penyerapan (Weier, 1982). yakni tanaman kerdil dan daun menguning
Semakin luas bidang penyerapan karena kekurangan hara besi (Fe). Tanaman
makasemakin banyak air dan unsur hara yang cabai juga akan tumbuh kerdil karena
diserap. Hal ini akan mempengaruhi berat basah kekurangan Ca, Mg dan P atau keracunan
dan berat kering tanaman. Adanya Al dan Mn pada pH < 5,5. Hal tersebut
ketidakseimbangan ion dalam sejalan dengan penelitian ini yaitu tanaman
tanahmenyebabkan menurunnya kemampuan cabai rawit dengan pH <5,5 menunjukkan
akar dalam menyerap air dan menurunkan tanaman yang tumbuh kerdil dan daun
jumlah air dalam tanaman sehingga
menguning yaitu pada perlakuan X2Y4.
menyebabkan pengurangan nilai parameter berat
kering.Penurunan jumlah airmenyebabkan
Suhu lingkungan juga berpengaruh
penurunan kemampuan fotosintesis sehingga untuk pertumbuhan tanaman cabai rawit.
ketersedian karbohidrat sebagai sumber energi Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan
akan menurun (Gardner et al., 1991). tanaman cabai adalah 25-270C pada siang
Hasil uji Beda Jarak Nyata Duncan hari dan 18-200C pada malam hari. Suhu
(BJND) taraf 5% menunjukkan pengaruh malam di bawah 160C dan suhu siang hari di
berbagai dosis POC limbah sayuran berbeda atas 320C dapat menggagalkan pembuahan
nyata meningkatkan per tumbuhan tanaman (Prabaningrum et al.,2016). Rata-rata suhu
cabai rawit. Hal ini karena unsur N, P, dan K yang baik untuk pertumbuhan tanaman
serta unsur lain yang terkandung di dalam POC cabai adalah antara 21-280C (Tim bina karya
limbah sayuran dapat diserap oleh tanaman
tani, 2009). Hal tersebut berbeda dengan
cabai rawit sehingga proses fotosintesis dapat
berjalan lebih optimal. Semakin dewasanya
hasil pengukuran suhu lingkungan pada
tanaman maka sistem perakaran telah penelitian ini, dimana suhu lingkungan yang
berkembang dengan baik dan lengkap sehingga berkisar sekitar 27-310C. Suhu udara yang
tanaman semakin mampu menyerap unsur hara lebih tinggi menyebabkan buahnya sedikit
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sumarni, 2005). Suhu tinggi dan
(Prasetya, 2014). kelembaban udara yang rendah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menyebabkan transpirasi berlebihan,
pengaruh perlakuan terbaik ditunjukkan pada sehingga tanaman kekurangan air.
perlakuan dosis yang lebih tinggi dalam Akibatnya bunga dan buah muda gugur.
meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai
rawit. Hasil Uji Jarak Duncan (UJD) taraf 5% Kesimpulan
menunjukkan bahwa perlakuan terbaik terhadap
tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan Berdasarkan hasil penelitian dan
berat kering adalah perlakuan 80 ml. Secara pembahasandapat disimpulkan bahwapemberian
ekonomi pupuk organik cair lebih efisien dalam pupuk organik cair (POC) limbah sayuran dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun,
rawit.Faktor lingkungan juga berpengaruh berat basah dan berat kering tanaman cabai
terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit rawit. Kemudian pemberian pupuk organik cair
seperti pH tanah dan suhu lingkungan. (POC) limbah sayuran dengan konsentrasi 80 ml
Tingkat kemasaman (pH) tanah yang sesuai merupakan perlakuan yang paling baik diantara
adalah 6-7 (Yahwe et al., 2016). perlakuan dalam meningkatkan pertumbuhan
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
dan produksi cabai rawit terbatas pada Microorganisms). Jurnal Konversi. 5
konsentrasi yang diaplikasikan. (2) : 44-5.
Nurahmi, E., T. Mahmud, dan S. Rossiana,
Ucapan Terimakasih 2011. Efektivitas Pupuk Organik
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai
Penulis mengucapkan terimakasih Merah. J. Floratek. 6 (1) : 158-164.
kepadasemua pihak yang telah membantu baik Purwendro, Setyo. 2009. Mengolah Sampah:
moril maupun materil sehingga terselesaikannya untuk Pupuk dan Pestisida organik.
penelitian ini. Penebar Swadaya, Jakarta.
Prasetya M. E. 2014. Pengaruh Pupuk NPK
Mutiara Dan Pupuk Kandang Sapi
Referensi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Cabai Merah Keriting
Amini, S., dan Syamdidi, 2006. Konsentrasi Varietas Arimbi (Capsicum annuum L.).
Unsur Hara pada Media dan Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan
Pertumbuhan Chlorella vulgaris dengan Kehutanan, Vol 13(2): 191-198.
Pupuk Anorganik Teknis dan Analis. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.). Vol. 8 Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011
(2): 201-206. tentang Standar Kualitas Pupuk
Driyunitha dan R. Pairi, 2015. Pengaruh Organik Cair.
Konsentrasi Pupuk Organik Cair yang Rahman, A. 2014. Pertumbuhan dan Produksi
didekomposisi dengan Trichoderma Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.)
Sp terhadap Pertumbuhan dan Produksi dengan Pemberian Mikroorganisme
Tanaman Cabe Besar (Capsicum Sp) Lokal (mol) dan Pupuk Kandang Ayam.
Var. Lokal Toraja. Jurnal Kip. Vol. 4 Jurnal Agrisistem. Vol 10 (1).
(2): 853-878. Raksun, A., L. Japa, I. G. Mertha, 2019.
Gardner, F. P., R. Brent pearce dan Goger L. Aplikasi Pupuk Organik dan NPK untuk
Mitchell, 1991, Fisiologi Tanamanan Meningkatkan Pertumbuhan Vegetatif
Budidaya, Universitas Indonesia Press. dan Produksi Buah Terong Hijau.
Haryadi, D., Yetti, H., & Yoseva, S. (2015). Jurnal Penelitian Pendidikan IPA
Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis (JPPIPA). Vol 5 (2): 159-164
Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Ralahalu, M. A., L. Hehanussa dan L. L.
Produksi Tanaman Kailan (Brassica Oszaer. 2013. Respons Tanaman Cabai
alboglabra L.). Jom Faperta, 2(2), 99– Besar (Capsicum Annuum L.) Terhadap
102. Pemberian Pupuk Organik Hormon
Harsojuwono, B.A., Arnata, I. W. dan Tanaman Unggul. Agrologia. Vol 2 (2):
Puspawati, G.A. 2011. Rancangan 144-150
Percobaan: Teori, Aplikasi SPSS dan Sofyan, E. T., Yulianti, M., Hilma, Y dan
Excel. Lintas Kata Publishing:Malang. Ganjar H. 2019. Penyerapan Unsur Hara
Lingga, P dan Marsono. 2013. Petunjuk N, P Dan K Tanaman Jagung Manis
Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar (Zea Mays Saccharata Sturt) Akibat
Swadaya. Aplikasi Pupuk Urea, Sp-36, Kcl Dan
Mufida, L. 2013. Pengaruh penggunaan Pupuk Hayati Pada Fluventic Eutrudepts
konsentrasi FPE (Fermented Plant Asal Jatinangor. Jurnal Agrotek
Extract) Kulit pisang terhadap jumlah Indonesia. Vol 4 (1): 1-7
daun, kadar klorofil dan kadar kalium Supriadi, D. R., A. D. Susila, dan E. Sulistyono.
tanaman seledri (Apium graveolens). 2018. Penetapan Kebutuhan Air
IKIP PGRI Semarang. Semarang. Tanaman Cabai Merah (Capsicum
Nur, T., A. R. Noor., dan M. Elma, 2016. annuum L.) dan Cabai Rawit (Capsicum
Pembuatan Pupuk Organik Cair dari frutescens L.). Jurnal Hort. Indonesia.
Sampah Organik Rumah Tangga dengan Vol. 9 (1): 38-46.
Bioaktivator EM4 (Effective
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam
Cabai. Bandung Yarma.
Weier, T. E. 1982. Botany. Jhon Willey and
Sons Publishing.Canada.
Yahwe, C. P., Isnawaty , L .M. F. Aksara, 2016.
Rancang Bangun Prototype System
Monitoring Kelembaban Tanah Melalui
Sms Berdasarkan Hasil Penyiraman
Tanaman “Studi Kasus Tanaman Cabai
Dan Tomat”. Semantic. Vol. 2 (1): 97-
110.

Anda mungkin juga menyukai