Artikel Skripsi Elita Revisi
Artikel Skripsi Elita Revisi
Hasil uji One Way Anova terhadap Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang
tinggi tanaman menunjukkan nilai signifikasi sama berarti berbeda tidak nyata pada Uji Jarak
lebih kecil dari 0.05 (P<0.05). Hal ini Duncan taraf 5%
membuktikan adanya pengaruh dari pupuk
organik cair limbah sayuran terhadap tinggi Hasil uji BJND 5% menunjukkan
tanaman cabai rawit. Hasl uji anova dapat bahwa perlakuan X5 yang berbeda nyata dengan
dilihat pada tabel 2. Selanjutnya, dilakukan uji perlakuan lain merupakan dosis optimum
lanjut dengan uji beda jarak nyata duncan terhadap tinggi tanaman terbatas pada penelitian
(BJND) taraf 5% (Tabel 3). ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan
X5 bermutu lebih baik dibandingkan perlakuan
Tabel 3. Hasil Uji Anova Pengaruh Pupuk lainnya terhadap tinggi tanaman cabai rawit.
Organik Cair (POC) terhadap Tinggi Tanaman Cabai
Rawit 45 HST
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
Tabel 3. Hasil uji duncan antar konsentrasi rawit. Hasil uji anova terhadap jumlah daun
terhadap tinggi tanaman cabai rawit dapat dilihat pada tabel 4.
Rata-rata tinggi Tabel 4. Hasil uji anova pengaruh pupuk organik cair
Kode Dosisi Perlakuan
tanaman (cm) terhadap jumlah daun tanaman cabai rawit (
X0 0 ml POC/ liter air 10,00 a Capsicum frutescens L) 45 HST.
X1 20 ml POC/ liter air 17,50 ab
X2 40 ml POC/ liter air 22,30 b
Sum of Mean
X3 60 ml POC/ liter air 31,43 c
Squares Df Square F Sig.
X4 70 ml POC/ liter air 36,75 c
X5 80 ml POC/ liter air 45,70 d Between 27.82
419.375 5 83.875 .000
Groups 9
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang Within
sama berarti berbeda tidak nyata pada Uji Jarak 54.250 18 3.014
Groups
Duncan taraf 5%
Total 473.625 23
Keterangan*: Berpengaruh signifikan pada taraf uji
5%
Jumlah daun
Uji lanjut dilakukan menggunakan uji
Pengaruh pemberian pupuk organik cair
Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) taraf 5%.
(POC) terhadap rata-rata jumlah daun tanaman
Adapun hasil uji lanjut Duncan dapat dilihat
cabai rawit pada pengamatan 45 hari setelah
pada tabel 5. Hasil uji BJND 5% menunjukkan
tanam (HST) disajikan pada Gambar 2.
bahwa perlakuan X5 yang berbeda nyata dengan
Pemberian perlakuan pupuk organik cair (POC)
perlakuan lain merupakan dosis optimum
dosis 80 ml membentuk diagram jumlah daun
terhadap jumlah daun terbatas pada penelitian
lebih tinggi dengan rata-rata jumlah daun 17,50
ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan
helai. Sedangkan diagram jumlah daun terendah
X5 bermutu lebih baik dibandingkan perlakuan
ditunjukkan pada perlakuan kontrol (0 ml POC )
lainnya terhadap jumlah daun tanaman cabai
yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 6,00 helai.
rawit.
20 Tabel 5. Hasil uji duncan antar konsentrasi terhadap
Rata-rata Jumlah Daun (helai)
Gambar 2. Pengaruh pemberian pupuk organik cair Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang
(POC) terhadap rata-rata jumlah daun tanaman cabai sama berarti berbeda tidak nyata pada Uji Jarak
rawit pada 45 HST Duncan taraf 5%
14.00
12.00 Kode Dosis Perlakuan Rata-Rata
10.00
Berat Basah
29.5 2014).
29 Hasil uji Anova pada perlakuan
28.5 pagi pemberian pupuk organik cair terhadap
28 sore pertumbuhan tanaman cabai rawit menunjukkan
27.5 jumlah nilai P-Value (Nilai Signifikan) ≤ 0.05.
27 Kemudian setelah itu dilakukan dengan uji
26.5 lanjut menggunakan Uji Jarak Duncan dengan
25 HST 32 HST 39 HST 45 HST taraf signifikan α = 0,05 untuk kelompok dan
Waktu Pengukuran perlakuan yang dilakukan pada penelitian. Nilai
tersebut menunjukkan pemberian pupuk organik
Gambar 4. Diagram Suhu Lingkungan (0C) cair limbah sayuran berpengaruh terhadap
Tempat Penelitian pertumbuhan tanaman cabai rawit terutama pada
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
parameter yang diteliti yaitu tinggi batang dan pertumbuhan tanaman baik dalam fase vegetatif
jumlah daun dan berat basah. Hal ini maupun fase generatif (Ralahalu et al., 2013).
menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik Unsur hara (N, P, K) adalah unsur hara
cair pada konsentrasi yang berbeda memberikan makro yang esensial yang dibutuhkan tanaman
pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dalam jumlah banyak dan tidak dapat digantikan
tanaman cabai. oleh unsur yang lainnya (Lingga dan Marsono,
Semakin tinggi konsentrasi yang 2013). Ketersediaan nitrogen (N) dapat
diberikan semakin baik pertumbuhan dan merangsang pertumbuhan vegetatif (warna
produksi tanaman. Keadaan tersebut hijau) seperti daun yang sangat berguna dalam
membuktikan bahwa pemberian pupuk organik proses fotosintesis. Penyerapan hara nitrogen
cair dapat menciptakan lingkungan tumbuh yang dapat meningkatkan pembentukan dan
lebih baik dan dapat menstimulir pertumbuhan pertumbuhan daun pada tanaman. Unsur
vegetatif dan generatif tanaman (Driyunita et nitrogen yang tersedia dalam jumlah yang cukup
al., 2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman akan melancarkan proses
perlakuan pupuk organik cair 80 ml diperoleh metabolisme pada tanaman. Selain itu
rata-rata pertumbuhan tanaman cabai rawit dapatmempengaruhi pertumbuhan organ-organ
tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Hasil pada tanaman seperti daun, batang dan akar.
tersebut didukung oleh Driyunita et al., (2015) Ketersediaan nitrogen dan fosfor yang
bahwa konsentrasi tersebut pupuk cair sudah cukup dalam tanahakan diserap oleh akar
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanaman cabai dan dapat memberikan
tanah. pertumbuhan jumlah daun yang optimal bagi
Tekstur tanah yang lebih remah tanaman tersebut (Mufida, 2013). Unsur fosfor
memungkinkan pertumbuhan dan (P) berperan untuk perkembangan akar muda,
perkembangan akar yang lebih baik. Hal ini dimana tanaman membutuhkan akar yang subur
dapat meningkatkan fungsi akar dalam agar dapat memperkuat berdirinya tanaman dan
menyerap air dan unsur hara. Kandungan unsur dapat meningkatkan penyerapan unsur hara.
hara terutama N, P dan K pada pupuk organik Keseluruhan unsur hara yang diserap tanaman
cair mampu meningkatkan kandungan unsur saling mempengaruhi. Penggunaan pupuk
hara tanah sehingga menjadi lebih tersedia bagi organik cair mendukung pertumbuhan tinggi
tanaman. Kekurangan unsur hara esensialakan tanaman, adanya pembelahan dan perpanjangan
mengganggu pembelahan sel sehingga sel akan mempengaruhi tinggi tanaman (Haryadi
pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan et al., 2015).
kerdil (Sofyan et al., 2019). Hasil penelitian Unsur K berperan dalam mengatur turgor
menunjukkan perlakuan kontrol (tanpa POC) (tegangan sel) sehingga tanaman memiliki
diperoleh rata-rata pertumbuhan tanaman cabai ketahanan terhadap serangan penyakit. Selain
rawit terendah. Hal ini dikarenakan tanaman itu, unsur K juga berperan dalam mengatur
kekurangan unsur hara sehingga peralihan dari masa vegetatif ke masa generatif,
pertumbuhannya menjadi terhambat. sehingga bunga dan bakal buah tidak gugur,
Kekurangan unsur hara dapat serta warna buah merata (Rahman, 2014).
menyebabkan terganggunya metabolisme pada Pemberian kadar fosfor yang berlebihan dapat
tanaman (Munandar, 2019). Gejala yang menghambat pertumbuhan tanaman karena
ditimbulkan akan menghambat pertumbuhan terjadi ikatan N-P yang menyulitkan tanaman
akar, batang dan daun. Pemberian pupuk dengan menyerap unsur nitrogen. Apabila kelebihan
dosis yang tepatakan mencukupi kebutuhan hara unsur kalsium mempengaruhi pH tanah
bagi tanaman. Unsur-unsur hara yang sehingga tanaman menjadi kerdil, daun
dibutuhkan tanaman harus berada dalam kondisi menguning, dan tanaman rendah (Indrawati et
yang berimbang sehingga penyerapan hara oleh al., 2012).
tanaman lebih efektif.Pemberian konsentrasi Peningkatan berat basah tanaman
pupuk organik cair yang terlalu tinggiakan berkaitan dengan kemampuan tanaman dalam
menekan pertumbuhan tanaman dan jika menyerap air dari media tanam, dimana semakin
konsentrasi yang diberikan terlalu rendah akan banyak jumlah daun pada tanaman, maka
menekan pertumbuhan atau tidak memacu semakin tinggi berat basahnya. Semakin subur
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
tanaman, maka berat basah tanamanakan Cabai dapat tumbuh baik pada kisaran
semakin meningkat (Zaenal et al., 2013). Hal ini pH tanah antara 6,5 - 6,8. Hal tersebut tidak
sejalan dengan Haryadi (2013) yang sesuai dengan hasil pengukuran pH tanah
mengatakan bahwa luas daun memegang pada penelitian ini yang tergolong dalam
peranan penting, karena laju fotosintesis
kondisi pH kurang optimal dengan kisaran
berlangsung mengikuti dengan perkembangan
luas daun. Jumlah akar yang tumbuh, panjang
sekitar 5,2-7,0. Tanaman cabai seringkali
akar, serta adanya bulu akar berpengaruh menunjukkan gejala klorosis pada pH>7,0
terhadap luas bidang penyerapan (Weier, 1982). yakni tanaman kerdil dan daun menguning
Semakin luas bidang penyerapan karena kekurangan hara besi (Fe). Tanaman
makasemakin banyak air dan unsur hara yang cabai juga akan tumbuh kerdil karena
diserap. Hal ini akan mempengaruhi berat basah kekurangan Ca, Mg dan P atau keracunan
dan berat kering tanaman. Adanya Al dan Mn pada pH < 5,5. Hal tersebut
ketidakseimbangan ion dalam sejalan dengan penelitian ini yaitu tanaman
tanahmenyebabkan menurunnya kemampuan cabai rawit dengan pH <5,5 menunjukkan
akar dalam menyerap air dan menurunkan tanaman yang tumbuh kerdil dan daun
jumlah air dalam tanaman sehingga
menguning yaitu pada perlakuan X2Y4.
menyebabkan pengurangan nilai parameter berat
kering.Penurunan jumlah airmenyebabkan
Suhu lingkungan juga berpengaruh
penurunan kemampuan fotosintesis sehingga untuk pertumbuhan tanaman cabai rawit.
ketersedian karbohidrat sebagai sumber energi Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan
akan menurun (Gardner et al., 1991). tanaman cabai adalah 25-270C pada siang
Hasil uji Beda Jarak Nyata Duncan hari dan 18-200C pada malam hari. Suhu
(BJND) taraf 5% menunjukkan pengaruh malam di bawah 160C dan suhu siang hari di
berbagai dosis POC limbah sayuran berbeda atas 320C dapat menggagalkan pembuahan
nyata meningkatkan per tumbuhan tanaman (Prabaningrum et al.,2016). Rata-rata suhu
cabai rawit. Hal ini karena unsur N, P, dan K yang baik untuk pertumbuhan tanaman
serta unsur lain yang terkandung di dalam POC cabai adalah antara 21-280C (Tim bina karya
limbah sayuran dapat diserap oleh tanaman
tani, 2009). Hal tersebut berbeda dengan
cabai rawit sehingga proses fotosintesis dapat
berjalan lebih optimal. Semakin dewasanya
hasil pengukuran suhu lingkungan pada
tanaman maka sistem perakaran telah penelitian ini, dimana suhu lingkungan yang
berkembang dengan baik dan lengkap sehingga berkisar sekitar 27-310C. Suhu udara yang
tanaman semakin mampu menyerap unsur hara lebih tinggi menyebabkan buahnya sedikit
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sumarni, 2005). Suhu tinggi dan
(Prasetya, 2014). kelembaban udara yang rendah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menyebabkan transpirasi berlebihan,
pengaruh perlakuan terbaik ditunjukkan pada sehingga tanaman kekurangan air.
perlakuan dosis yang lebih tinggi dalam Akibatnya bunga dan buah muda gugur.
meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai
rawit. Hasil Uji Jarak Duncan (UJD) taraf 5% Kesimpulan
menunjukkan bahwa perlakuan terbaik terhadap
tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan Berdasarkan hasil penelitian dan
berat kering adalah perlakuan 80 ml. Secara pembahasandapat disimpulkan bahwapemberian
ekonomi pupuk organik cair lebih efisien dalam pupuk organik cair (POC) limbah sayuran dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun,
rawit.Faktor lingkungan juga berpengaruh berat basah dan berat kering tanaman cabai
terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit rawit. Kemudian pemberian pupuk organik cair
seperti pH tanah dan suhu lingkungan. (POC) limbah sayuran dengan konsentrasi 80 ml
Tingkat kemasaman (pH) tanah yang sesuai merupakan perlakuan yang paling baik diantara
adalah 6-7 (Yahwe et al., 2016). perlakuan dalam meningkatkan pertumbuhan
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
dan produksi cabai rawit terbatas pada Microorganisms). Jurnal Konversi. 5
konsentrasi yang diaplikasikan. (2) : 44-5.
Nurahmi, E., T. Mahmud, dan S. Rossiana,
Ucapan Terimakasih 2011. Efektivitas Pupuk Organik
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai
Penulis mengucapkan terimakasih Merah. J. Floratek. 6 (1) : 158-164.
kepadasemua pihak yang telah membantu baik Purwendro, Setyo. 2009. Mengolah Sampah:
moril maupun materil sehingga terselesaikannya untuk Pupuk dan Pestisida organik.
penelitian ini. Penebar Swadaya, Jakarta.
Prasetya M. E. 2014. Pengaruh Pupuk NPK
Mutiara Dan Pupuk Kandang Sapi
Referensi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Cabai Merah Keriting
Amini, S., dan Syamdidi, 2006. Konsentrasi Varietas Arimbi (Capsicum annuum L.).
Unsur Hara pada Media dan Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan
Pertumbuhan Chlorella vulgaris dengan Kehutanan, Vol 13(2): 191-198.
Pupuk Anorganik Teknis dan Analis. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.). Vol. 8 Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011
(2): 201-206. tentang Standar Kualitas Pupuk
Driyunitha dan R. Pairi, 2015. Pengaruh Organik Cair.
Konsentrasi Pupuk Organik Cair yang Rahman, A. 2014. Pertumbuhan dan Produksi
didekomposisi dengan Trichoderma Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.)
Sp terhadap Pertumbuhan dan Produksi dengan Pemberian Mikroorganisme
Tanaman Cabe Besar (Capsicum Sp) Lokal (mol) dan Pupuk Kandang Ayam.
Var. Lokal Toraja. Jurnal Kip. Vol. 4 Jurnal Agrisistem. Vol 10 (1).
(2): 853-878. Raksun, A., L. Japa, I. G. Mertha, 2019.
Gardner, F. P., R. Brent pearce dan Goger L. Aplikasi Pupuk Organik dan NPK untuk
Mitchell, 1991, Fisiologi Tanamanan Meningkatkan Pertumbuhan Vegetatif
Budidaya, Universitas Indonesia Press. dan Produksi Buah Terong Hijau.
Haryadi, D., Yetti, H., & Yoseva, S. (2015). Jurnal Penelitian Pendidikan IPA
Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis (JPPIPA). Vol 5 (2): 159-164
Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Ralahalu, M. A., L. Hehanussa dan L. L.
Produksi Tanaman Kailan (Brassica Oszaer. 2013. Respons Tanaman Cabai
alboglabra L.). Jom Faperta, 2(2), 99– Besar (Capsicum Annuum L.) Terhadap
102. Pemberian Pupuk Organik Hormon
Harsojuwono, B.A., Arnata, I. W. dan Tanaman Unggul. Agrologia. Vol 2 (2):
Puspawati, G.A. 2011. Rancangan 144-150
Percobaan: Teori, Aplikasi SPSS dan Sofyan, E. T., Yulianti, M., Hilma, Y dan
Excel. Lintas Kata Publishing:Malang. Ganjar H. 2019. Penyerapan Unsur Hara
Lingga, P dan Marsono. 2013. Petunjuk N, P Dan K Tanaman Jagung Manis
Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar (Zea Mays Saccharata Sturt) Akibat
Swadaya. Aplikasi Pupuk Urea, Sp-36, Kcl Dan
Mufida, L. 2013. Pengaruh penggunaan Pupuk Hayati Pada Fluventic Eutrudepts
konsentrasi FPE (Fermented Plant Asal Jatinangor. Jurnal Agrotek
Extract) Kulit pisang terhadap jumlah Indonesia. Vol 4 (1): 1-7
daun, kadar klorofil dan kadar kalium Supriadi, D. R., A. D. Susila, dan E. Sulistyono.
tanaman seledri (Apium graveolens). 2018. Penetapan Kebutuhan Air
IKIP PGRI Semarang. Semarang. Tanaman Cabai Merah (Capsicum
Nur, T., A. R. Noor., dan M. Elma, 2016. annuum L.) dan Cabai Rawit (Capsicum
Pembuatan Pupuk Organik Cair dari frutescens L.). Jurnal Hort. Indonesia.
Sampah Organik Rumah Tangga dengan Vol. 9 (1): 38-46.
Bioaktivator EM4 (Effective
Mandalini, et al. (2022). JurnalBiologiTropis, 21 (1): xx – xx
DOI: http://dx.doi.org/10.29303
Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam
Cabai. Bandung Yarma.
Weier, T. E. 1982. Botany. Jhon Willey and
Sons Publishing.Canada.
Yahwe, C. P., Isnawaty , L .M. F. Aksara, 2016.
Rancang Bangun Prototype System
Monitoring Kelembaban Tanah Melalui
Sms Berdasarkan Hasil Penyiraman
Tanaman “Studi Kasus Tanaman Cabai
Dan Tomat”. Semantic. Vol. 2 (1): 97-
110.