Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yulia Fransisca Ibrahim

NIM : 411421094
Kelas : D, Pendidikan Matematika
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Matematika

Soal:
Apa hubungan validitas dan reliabilitas serta berikan contohnya.

Jawaban:
Validitas dan reliabilitas adalah dua konsep penting dalam penelitian ilmiah, terutama
dalam konteks pengukuran. Mereka saling terkait tetapi mengukur aspek yang berbeda dari
kualitas instrumen pengukuran atau alat penelitian.

1. Reliabilitas: Reliabilitas mengacu pada sejauh mana instrumen pengukuran konsisten


dan dapat diandalkan dalam mengukur variabel yang sama di berbagai situasi atau waktu.
Reliabilitas mengukur tingkat ketepatan ulang yang sama dalam hasil pengukuran jika
kita menggunakannya berkali-kali.
Contoh reliabilitas adalah ketika Anda memiliki tim penilai yang harus
mengukur seberapa cepat seorang atlet berlari di lapangan atletik. Jika mereka mengukur
waktu berulang-ulang dengan hasil yang konsisten, maka instrumen tersebut dianggap
memiliki reliabilitas yang baik.
2. Validitas: Validitas mengacu pada sejauh mana instrumen pengukuran benar-benar
mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Ini berkaitan dengan apakah instrumen
tersebut mengukur konstruk yang dimaksudkan atau hanya mengukur sesuatu yang
berbeda. Validitas dapat dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk validitas konten
(apakah instrumen mencakup seluruh domain yang dimaksudkan) dan validitas
konstruksi (apakah instrumen mengukur konsep yang diinginkan).
Contoh validitas adalah ketika Anda merancang tes pengetahuan matematika untuk
siswa sekolah menengah dan hasil tes tersebut secara efektif mencerminkan pengetahuan
matematika siswa.
Untuk memberikan contoh yang lebih konkret, kita bayangkan ingin mengukur
tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk Anda. Anda merancang kuesioner yang
berisi sejumlah pertanyaan dan mengumpulkan data dari sejumlah pelanggan yang
berbeda.

1. Reliabilitas akan menjadi pertimbangan apakah pertanyaan dalam kuesioner tersebut


menghasilkan hasil yang konsisten jika Anda meminta orang yang sama untuk mengisi
kuesioner ini beberapa kali. Jika skor kepuasan pelanggan relatif stabil setiap kali
seseorang mengisi kuesioner yang sama, maka kuesioner tersebut dapat dianggap
memiliki reliabilitas yang baik.
2. Validitas akan menjadi pertimbangan apakah pertanyaan dalam kuesioner tersebut benar-
benar mencerminkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk Anda. Jika
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dengan tepat memprediksi tingkat
kepuasan pelanggan, maka kuesioner tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.

Validitas dan reliabilitas adalah dua aspek penting dalam pengembangan alat
pengukuran dan penelitian ilmiah, dan keduanya harus dipertimbangkan dengan serius
untuk memastikan bahwa hasil penelitian dapat dipercaya dan berarti. Jadi secara singkat,
validitas dan reliabilitas merupakan alat ukur dalam penelitian. Validitas menilai
seberapa akurat alat ukur yang digunakan, sedangkan reliabilitas menilai seberapa
konsisten alat ukur tersebut.

Reliabilitas dengan validitas sangat berhubungan. Validitas akan menunjukan


ketepatan pemilihan alat yang sesuai dengan apa yang akan dilakukan, misalnya
seseorang akan mengukur berat badan validitas akan menunjukkan alat yang tepat untuk
mengukur berat badan yaitu timbangan, sedangkan reliabilitas akan menunjukkan hasil
pengukuran yang tepat, misalnya timbangan yang sesuai akan menunjukkan hasil yang
sama pada objek yang sama. Alat ukur dianggap valid apabila alat ukur reliabel.
Contoh Dalam Kehidupan sehari-hari:

Hubungan antara validitas dan reliabilitas bisa diilustrasikan dalam kehidupan


sehari-hari, seperti ketika Anda menggunakan sebuah alat ukur untuk mengukur suatu
hal. Mari kita ambil contoh pengukuran berat badan dengan sebuah timbangan:

1. Contoh Reliabilitas: Anda naik ke timbangan pagi ini dan berat badan yang tercatat
adalah 70 kg. Kemudian, Anda mencoba lagi beberapa jam kemudian dan hasilnya masih
menunjukkan 70 kg. Ini menunjukkan bahwa timbangan tersebut memiliki reliabilitas
yang baik dalam memberikan hasil yang konsisten.
2. Contoh Validitas: Jika Anda mengetahui berat badan sebenarnya Anda adalah 70 kg,
maka timbangan tersebut memiliki validitas yang baik. Namun, jika timbangan tersebut
secara teratur memberikan hasil yang berbeda dari berat badan sebenarnya Anda,
misalnya selalu menunjukkan 75 kg, maka hal ini menunjukkan adanya masalah validitas
pada timbangan tersebut.

Dalam hal ini, Anda menginginkan timbangan yang tidak hanya memberikan
hasil yang konsisten (reliabilitas), tetapi juga hasil yang benar atau mendekati berat badan
sebenarnya (validitas). Ketika alat pengukur memiliki baik reliabilitas maupun validitas
yang baik, Anda dapat memiliki keyakinan bahwa hasil pengukuran yang diberikan alat
tersebut dapat diandalkan dan akurat.

Anda mungkin juga menyukai