BAB II Fix
BAB II Fix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Birokrasi
bentuk organisasi yang paling rasional. Dimana karekteristik birokrasi yang ideal
7
8
batasan yang jelas antara birokrasi publik dengan birokrasi swasta, namun Weber
birokrasi, karena itu untuk meningkatkan efisiensi sistem pembagian kerja dalam
birokrasi dilakukan baik secara vertikal (hirarkis) ataupun secara horizontal dalam
organisasi. Birokrasi juga harus memiliki aturan yang jelas yang mengatur
9
rekruitmen dan promosi pegawai dalam birokrasi didasarkan pada aturan formal.
Para pegawai (birokrat) memandang tugas sebagai karier seumur hidup dan
konsep modern mengenai birokrasi ada tujuh macam, yaitu birokrasi sebagai
diungkap oleh Karl Marx, Laski dalam Santoso dan sebagainya , dan ketiga
birokrasi sebagai aparat administratif dari suatu organisasi yang dibangun atas
resmi. Dalam konsep Weber ini birokrasi sebagai aparat administratif mempunyai
perhatian Weberian ini lebih kepada struktur (birokrasi) yang telah diatur secara
Hegelian dan Weberian tidak pernah terwujud dalam kenyataan empiris. Dalam
dalam Santoso bahwa birokrasi tidak dipandang sebagai suatu yang baik ataupun
dipandang sebagai sistem pelaksanaan kerja yang berpegang pada hirarki dan
jabatan yang berisi wewenang dan tanggung jawab yang berpengaruh dan saling
Pada perspektif ini birokrasi dapat dikatakan merupakan suatu yang sangat
dibutuhkan dan urgen dalam satu organisasi untuk mewujudkan pembagian kerja
dengan memberikan wewenang dan tanggung jawab tertentu. Dengan kata lain
mencapai tujuannya.
yang merupakan sekumpulan tugas dan jabatan yang terorganisasi secara formal,
dimana sistem pelaksanaan kerjanya berpegang pada hirarki dan jabatan yang
berisi wewenang dan tanggung jawab, serta setiap unit/satuan kerja saling
tujuan organisasi.
mengemukakan bahwa birokrasi mempunyai tiga arti yaitu (1) birokrasi sebagai
suatu tipe organisasi tertentu, (2) birokrasi sebagai system, (3) birokrasi sebagai
jiwa kerja. Beberapa aspek hubungan antar negara dalam kehidupan sosial politik,
sosial ekonomi, dan bahkan kebudayaan, berkembang saling terkait dan bahkan
semakin terintegrasi satu sama lain . Hubungan saling tergantung dan proses
13
masa lalu. Karena itu, sistem kekuasaan di setiap negara cenderung berubah dan
terbagi ke dalam tiga ranah negara, masyarakat, dan pasar yang masing-masing
di tiap-tiap negara. Inilah realitas yang harus dijadikan paradigma dalam cara
Pertama, perlu dipahami bahwa setiap warga masyarakat kita dimana saja,
boleh bebas dan merdeka untuk beragama atau tidak beragama, untuk percaya
kepada Tuhan atau ateis sama sekali. Begitulah pengertian ideal yang seharusnya
kita pahami dari jaminan konstitusional Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 tentang
ada orang yang dipaksa memeluk sesuatu agama atau aliran keagamaan yang ia
tidak percayai. Akan tetapi, birokrasi dan para birokrat yang bekerja di dalamnya
tidak boleh ateis. Semua pejabat dan pegawai harus percaya kepada adanya Tuhan
Yang Maha Esa, apapun agama yang dianut dan dipercayainya. Karena itu, semua
pejabat dan pegawai negara dan negeri selalu dipersyaratkan oleh undang-undang
kepada Tuhan sebagai satu-satunya yang mutlak, semua orang sebagai makhluk
Semangat persamaan itulah keadilan dapat tegak, dan dalam keyakinan akan
bangsa dapat tumbuh dan berkembangan secara seimbang. Karena itu, sering
dikatakan bahwa ketaqwaan itu dekat dengan keadilan, dan keadilan juga dekat
dengan ciri taqwa, sehingga melahirkan sikap egaliter, saling hormat menghormati
perbedaan satu dengan yang lain, dan merekat persatuan bangsa di tengah
kemajemukan. Karena itu, dalam birokrasi kita harus tumbuh budaya egaliter,
mengikis feodalisme, tidak memandang satu sama lain dengan kacamata atasan-
sistem koneksi yang bertentangan dengan prinsip tata kelola yang baik (good
governance).
mufakat berdasarkan aturan hukum dan etika (the rule of law and the rule of
ethics) yang diakui dan/atau disepakati bersama. Karena itu, birokrasi kita tidak
perlu terlalu hirarkis, apalagi dengan hirarki yang sangat berjarak antara struktur
15
teratas dengan struktur terbawah. Di samping itu, birokrasi kita juga tidak boleh
berjarak dengan rakyat yang harus dilayani, karena tujuan dibentuknya birokrasi
pemerintahan tidak lain ialah untuk melayani kepentingan rakyat. Karena itu,
kepada upaya untuk dari waktu ke waktu memperdekat jarak antara struktur atau
strata jabatan tertinggi dengan terendah, baik jarak eksternal antara birokrasi
dengan rakyat maupun jarak internal antara pegawai dan pejabat di lingkungan
birokrasi.
sendiri, dan merakyat pula sikapnya dalam melayani kepentingan umum, serta
terus menerus berorientasi keadilan sosial dengan cara dari waktu ke waktu
dikembangkan dengan fokus utamanya pada tingkah laku manusia dalam suatu
adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan
maka terwujudlah perilaku dalam organisasi baik publik maupun privat. Seperti
yang diungkapkan oleh Miftah Thoha (2005:34) dalam bukunya tentang Perilaku
bahwa:
kognitif manusia dan rutinitas defensif. Orang memahami perilaku masa lalu
perilaku di dalam organisasi dan seperangkat prestasi dan variabel mengenai sikap
yang sempit dari para pegawai, dan kepuasan kerja adalah yang banyak
dapat digambarkan Ndraha Ndraha (2003:522) seperti pada model berikut ini:
terbentuk dari interaksi antara dua variabel, yaitu karakteristik birokrasi dan
karakteristik manusia atau lebih spesifik lagi, struktur dan aktor. Setiap
terdapat hubungan yang sedikit banyak bersifat kausal. Misalnya ada variable
memadai dari organisasi. Tetapi kadar (tingkat) ketaatan itu variabel, bergantung
pada sejumlah mana imbalan yang diharapkan dipenuhi oleh organisasi. Seperti
usaha), variabel internal itulah yang dominan karena mengandung kekuasaan dan
kesempatan. Aktor yang mampu mengendalikan struktur, lebih-lebih dari aktor itu
terjadi, sekuat apapun aktor yang memasuki stuktur yang telah mapan, ia pasti
luluh dan tak berdaya atau terpental keluar. Perilaku birokrasi yang berkisar antara
soft (perilaku yang penuh amic dan ethic: ketaatan dan keikhlasan) dengan hard
Sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh Ndraha, Beer (1994) juga
adaptation governs the evolution of the organization over time.” Bahwa perilaku
interaksi dan saling adaptasi mengatur evolusi organisasi dari waktu ke waktu.
birokrasi yang diperani oleh aktor mendapat pengaruh lain, yaitu karakteristik
diperlukan penjabaran sub variabel dari variabel perilaku birokrasi. Sub variabel-
sub variabel pengukuran dari variabel perilaku birokrasi dalam penelitian ini
dirumuskan dengan mengacu pada teori dan konsep tentang pengukuran perilaku
birokrasi yang telah dipaparkan sebelumnya. Untuk itu sub variabel pengukuran
(2008:11) dalam disiplin ilmu perilaku individu dinilai beberapa hal berhubungan
Timothy A.Judge juga menjelaskan ada beberapa variabel dependen yang dapat
(1994:19) dalam konsep produktivitas sebagai salah satu faktor yang sangat
dari komunikasi, konflik, tim kerja serta pembuatan keputusan secara bersama.
Merujuk pada pendapat Ndraha (2009: 35) dan Stephen P. Robbins dan
Timothy A.Judge (2008: 11) bahwa struktur organisasi adalah salah satu ukuran
publik atau layanan civil tertentu berdasarkan kebijakan yang diterapkan dengan
dalam struktur organisasi menjadi salah satu tolak ukur yang dapat
2.1.2 Koperasi
ke XIX yaitu sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh Charles Howard di
sudah mulai ada pada abad ke XVIII setelah terjadi Revolusi Industri dan
lemah, terutama buruh yang penghasilannya sangat kecil. Gerakan ini bertujuan
baik Eropa daratan, Amerika, dan Asia termasuk ke Indonesia. Koperasi masuk ke
Indonesia pada abad ke XIX sekitar tahun 1896 yang dipelopori oleh R.A
Wiradmaja. Namun secara resmi Gerakan koperasi Indonesia baru lahir pada
barang dan jasa-jasa sehingga aktifitas ekonomi dapat tumbuh dan berkembang
serta meningkatkan standar kehidupan. Oleh karena itu, sistem keuangan memiliki
dianggap sebagai anak kandung dan tulang punggung ekonomi kerakyatan justru
banyak kemudahan yang diperoleh oleh badan hukum koperasi melalui berbagai
fasilitas, namun tidak banyak mengubah koperasi itu sendiri, memang tidak dapat
dipungkiri bahwa ada sebagian kecil koperasi yang masih tetap eksis di
masyarakat.
tujuan atau kepentingan bersama. Jadi koperasi merupakan bentukan dari suatu
kelompok yang memiliki tujuan bersama. Kelompok orang inilah yang akan
bersumber dari kata cooperation yang artinya kerjasama. Ada juga yang
mengartikan koperasi dalam makna lain. Seperti yang dikutip dalam (Subandi,
2015: 18) menurut ILO (dikutip oleh Edilius & Sudarsono) mengakatakn bahwa
terhadap modal yang diperlukan dan menerima kesediaan menanggung resiko dan
dari sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Kelompok orang inilah
berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong khususnya untuk para anggota
yang membutuhkan bantuan baik berupa barang atau pinjaman uang (Kasmir,
2016: 252).
jasa kepada teman berdasarkan seorang untuk semua dan semua untuk seorang
bentuk usaha bersama yang terdiri dari orang perorangan yang memiliki tujuan
tujuan, arah, kedudukan serta peran koperasi terhadap pelaku ekonomi yang lain
a. Landasan idiil, sesuai dengan bab II UU No. 25 Tahun 1992, landasan idiil
sesuai dengan potensi yang dimiliki dengan berlandaskan kepada demokrasi dan
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
ekonomi.
mempunyai fungsi dalam bidang ekonomi dan social. Dengan demikian bentuk
kegiatan usaha masyrakat yang tergabung dalam wadah koperasi maka ekonomi
demokrasi ekonomi.
e. Kemandirian;
1992:
koperasi juga bisa bisa mengundurkan diri sesuai dengan syarat yang
Dengan adanya prinsip, maka setiap pengelolaan yang dilakukan atas dasar
Setiap anggota yang berperan aktif pada koperasi akan memperoleh sisa
hasil usaha yang lebih besar dibandingkan dengan anggota yang pasif.
Anggota yang menggunakan jasa koperasi akan membayar jasa tersebut dan
nilai dari jasa yang diperoleh anggota akan diperhitungkan pada saat
pembagian sisa hasil usaha. Transaksi ini disebut sebagai jasa usaha.
pelayanan dan modal. Balas jasa yang diberikan tidak berdasarkan besarnya
dalam hal ini modal beperan bukan sebagai untuk mencari keuntungan
semata namun digunakan untuk kemanfaatan anggota dan juga jasa yang
terbatas memiliki arti bahwa suku bunga yang diberikan atas modal tidak
e. Kemandirian
29
sendiri dalam mencapai tujuan dan tanpa tergantung dengan pihak lain.
f. Pendidikan Perkoperasian
koperasi. Selan itu agar anggota memiliki wawasan yang luas, memiliki
kemampuan dan memiliki kualitas sumber daya yang baik, maka pendidikan
menjadi hal yang sangat penting untuk hal tersebut. Melalui pendidikan
Setiap koperasi memiliki berbagai bidang usaha yang dikelola atau bahkan
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah siasat perang. Srtategi dapat juga
sasaran-sasaran khusus.
suatu cara untuk bisa mencapai tujuan dari perusahaan ataupun instansi dan
puncak dan sumber daya perusahaan/instansi dalam jumlah besar. Selain itu,
biasanya lima tahun ke depan dan karenanya berorientasi ke masa yang akan
dating.
atau sasaran akhir, bersifat rencana yang disatukan, mengikat semua pihak atau
pihak aspek penting perusahaan/instansi dan sifat terpadu yaitu semua bagian
Strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan kebijakan, serta rencana-
rencana penting untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti
31
menetapkan bisnis yang dianut oleh perusahaan atau menjadi jenis apa perusahaan
jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya (Diah,
2004).
Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi
perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut,
pemangkasan.
b. Strategi Global
masing-masing Negara.
(Amelia, 2015)
Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupya agar strategi yang
lain.
e) Menanggapi serta bereksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu.
33
Tujuan daru strategi ini adalah untuk menggapai suatu posisi unggul dalam
bersaing dalam bank-bank lain. Serta tujuan dari sebuah strategi yaitu
(saefullah,2006)
atas strategi yang dipilih untuk kemudian mencari bentuk umpan balik bagi
b) Ruang lingkup
34
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Pada umumnya strategi pengembangan
yang dilakukan oleh koperasi tidak jauh berbeda dengan perusahaan pada
umumnya.
pelanggan lama agar menjadi pelanggan setia. Upaya yang bisa dilakukan untuk
diminati dan disukai oleh konsumen. Pengembangan pasar dapat berarti penjualan
variasi pada produk lama, dan menambah maupun mengembangkan model dan
memberikan akses lebih besar kepada koperasi dalam mendapatkan modal usaha,
dilakukan untuk merubah hal kecil menjadi besar, jika dalam suatu usaha merubah
usaha kecil agar menjadi usaha yang mampu bersaing dengan usaha lain.
pembangunan ekonomi.
b. Alokasi sumber daya dari luar koperasi seperti modal dan sumber daya
d. Ketika koperasi dalam keadaan awal masih lemah, maka peran pemerintah
ENtri Sulistari, 2017) mengatakan, ada beberapa strategi pengembangan yang bias
a. Meningkatkan promosi
koperasi
37
2.1.4 Manajemen
adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain. Segala sesuatu yang
perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Diantara tujuan tersebut
sumber daya manusia, hingga pengelolaan keuangan yang mungkin dimiliki oleh
organisasi tersebut.
Menurut G. R Terry ada empat fungsi utama manajemen yang dalam dunia
sebagai berikut:
1) Planning (perencanaan)
38
yang akan dilakukan di masa depan agar mendapat hasil yang optimal.
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap berikut ini:
tujuan.
2) Organizing (pengorganisasian)
beberapa tugas.
3) Actuating (pelaksanaan)
keberhasilan dapat dicapai atau tidak. Menurut Koontz dan O’Donnel dalam
4) Controlling (pengawasan)
Hal ini membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan antara kinerja aktual dan
dan pencapaian tujuan akan lebih sulit apabila tanpa manajemen. Ada 3 alasan
dengan banyak cara yang berbeda salah satu cara yang umum adalah
dan tindakan. Elemen kedua, manjemen strategis adalah study tentang mengapa
tidak hanya unik dan berharga,tetapi juga sulit ditiru atau dicari substitusinya.
internal perusahaan.
6) Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan
tersebut dapat berjalan dengan tujuan agar usaha koperasi tersebut dapat berjalan
untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh koperasi baik masalah yang
berasal dari dalam diri koperasi itu sendiri maupun masalah yang berasal dari luar
sofiani,2014).
keterbukaan, sehingga setiap anggota koperasi baik yang turut dalam pengelolaan
2.1.5 Loyalitas
Defenisi loyalitas berarti setia atau loyalitas dapat di artikan sebagai suatu
kesetiaan. Kesetian ini timbul tanpa adanya keterpaksaan, tetapi timbul dari
43
Loyalitas adalah salah satu hal yang tidak dapat dibeli dengan uang.
Loyalitas hanya bisa didapat, namun tidak bisa dibeli. Mendapatkan loyalitas dari
Loyalitas memilik peran yang sangat penting dalam suatu koperasi agar
tetap terus selalu bertahan pada kompetensi bisni yang saat ini sangat sengit.
dan emosional dimana loyalitas koperasi dan anggota terbentuk dari hak mutlak
44
koperasi yang mampu meningkatkan kualitas produk baik berupa jasa maupun
barang. Disisi lainloyalitas dapat diartikan sebagai suatu rupa kesetian seseorang
terdapat sebuah produk baik yang berbentuk jasa atau barang yang telah di
perusahaan dalam jangka panjang. Menurut Fandy tjiptono dan Gregorius Candra
merk, toko, atau pemasok yang tercemin dari sikap (attitude) yang sangat positif
dan wujud perilaku pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen secara
konsisten. Lebih lanjut Scoot Robinette dan Claire Brand mengartikan loyalitas
dari pelanggan atau nasabah yang sukarela berlangganan kepada suatu bank dalam
menikmati semua layanan yang telah diberikan dalam dalam jangka panjang tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun. Tugas dan kewajiban perusahaan tidaklah
ringan, perusahaan di tuntut untuk tidak hanya membuat nasabah tertarik, namun
juga menjadikan konsumen sumber laba yang besar, tetapi masih harus setia
atau menujukkan dukungan dan kepatuhan yang taguh dan konstan kepada
berikut:
tugas yang telah di berikan dan harus memberikan hasil yang maksimal.
Wirjana,2006)
berikut:
a. Faktor rasional naiknya loyalitas anggota mengacu pada hal-hal yang dapat
antara lain adalah sifat semangat, tidak mudah bosan, aktif berinteraksi,
setia dengan organisasi dan saling bekerjasama terhadap anggota yang lain
notoadmodjo,2003)
g. Rasa memiliki
datang untuk bekerja sama sebagai manusia seutuhnya dalam hal melakukan
pekerjaan.(Siswanto,2010)
2.1.6 Partisipasi
Kata Partisipasi telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, baik
yang diucapkan para ahli maupun orang awam. Sampai saat ini belum ada
pengertian atau defenisi yang dapat diterima secara umum tentang partisipasi. Hal
ini disebabkan oleh adanya perbedaan sudut pandang yang dipakai dalam
tujuan yang telah ditentukan dan ikut bertanggung jawab terhadap kegiatan
individu”. Hal ini berarti bahwa manusia ingin berada dalam suatu kelompok
untuk terlibat dalam setiap kegiatan. Partisipasi merupakan suatu konsep yang
Keikutsertaan ini sudah barang tentu didasari oleh motif– motif dan keyakinan
sertaan, turut serta mengambil bagian. Hal ini menunjukkan adanya unsur
keterlibatan dari dalam suatu kegiatan. Secara Etimilogi kata partisipasi berasal
dari bahasa Inggris yaitu participation ialah kata benda orang ikut mengambil
suatu sistem pemerintahan dimana tidak ada kebijakan yang diambil tanpa adanya
persetujuan dari rakyat, sedangkan arah dasar yang akan dikembangkan adalah
partisipasi adalah:
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
dimaksudkan itu dapat kita lihat pada penjelasan Partisipasi masyarakat dalam
1. Kebutuhannya,
2. Interst masyarakat,
3. Adat istiadat dan sifat komunial yang mengikat setiap anggota masyarakat
pengertian dan saling mendukung antara pemerintah dan masyarakat. Tanpa ada
51
“proses ketika warga sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi,
mereka”.
berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
berbasis kesejahteraan
Reorientasi fokus
52
optimalisasi potensi
Revitalisasi program-
program pembinaan
Semarang”
manusia, menambah
jumlah simpanan,
melakukan efisiensi
pengeluaran koperasi,
modal koperasi,
memberikan target
ekonomi, koperasi
memiliki karakteristik
budaya.
melainkan bagian
regional maupun
internasional.
mementingkan
kepentingan kelompok di
koperasi mendapatkan
non-finansial koperasi,
restrukturisasi koperasi,
57
pengembangan dengan
dikembangkan dalam
non-finansial koperasi,
restrukturisasi koperasi,
pengembangan dengan
system IT.
ditingkatkan lagi
pelayanannya, sehingga
Untuk mempertahankan
keberhasilan usaha
dengan mengajak
benar-benar merasakan
untuk mempertahankan
dan meningkatkan
keberhasilan usaha
meningkatkan pendapatan
memberikan pinjaman
kepada anggota.
Hasil Usaha (Studi Kasus Sisa Hasil Usaha usaha dapat dilakukan
koperasi, mengembangkan
menggunakan software
dalam transaksi,
menambah modal
bagi anggota.
1. Penelitian dari Djufri Rays Pattilouw (2017) dalam Jurnal Ekonomi Vol. 11,
peneltian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu terkait penentuan strategi
target minimum bagi setiap unit usaha, dan memberikan motivasi kepada
62
jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Vol. 12, No. 3, Edisi Juli 2020, dengan
potensi yang dimiliki secara lebih optimal, baik keragaman sumber daya
5. Penelitian dari Imam Suhartono (2011), dalam Jurnal Among Makarti, Vol.
kerjasama sebagai salah satu prinsip dasar koperasi Indonesia, hal ini secara
63
kerjasama koperasi dan badan usaha lain, baik skala lokal, nasional, regional
akan berjalan baik apabila misi yang dimiliki dilakukan oleh anggota dan
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu dalam hal
dalam Majalah Ilmiah Untab, Vol. 17 No.2 September 2020, dengan judul
koperasi di Bali menurut Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali ada 4
usaha, anggota perlu turut andil dalam setiap kegiatan yang diadakan KPRI
semakin puas oleh pelayanan kredit yang diberikan oleh koperasi. Untuk
65
9. Penelitian dari Tonich S. Sapitri, Y.I. Nyalung (2019) dengan judul, “Upaya
koperasi.
10. Penelitian dari Sri Watini (2021) dengan judul, “Strategi Pengembangan
yang telah menjadi tujuan penelitian, maka kerangka pikir penelitian ini memuat
teori- teori yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dapat dijadikan
untuk melakukan proses penelitian mengenai bagaimana alur pikir penelitian yang
dan partisipasi. Karena pada penelitian ini peneliti menganalisis tentang strategi
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual Penelitian
MANAJEMEN
68