PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Prospek penggemukan sapi potong cukup bagus sejalan dengan meningkatnya penduduk, maka kebutuhan
protein hewani akan meningkat. Selain itu, dengan adanya pengurangan kuota impor sapi dari Australia,
mendorong peternakan lokal menjadi trend dan banyak dilirik. Prospek lain yang mendorong adalah
menguatnya isu lingkungan mendorong pemakaian pupuk dan perlakuan organik bagi tanaman meningkat
(sapi penghasil utama pupuk organik dari hewan). Disamping itu trend harga sapi dari tahun ke tahun tidak
pernah menurun, cenderung 5 – 8 % di atas rata-rata inflasi. Usaha ini diharapkan dapat mensuplai
kebutuhan daging sapi lokal (Sumedang), regional (Jawa Barat) dan nasional (Jakarta dan Banten). Atas
dasar kenyataan tersebut, maka sangat terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi khususnya di
wilayah Sumedang. Bisnis penggemukan sapi potong dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis lain dimana
bahan baku pakan dapat diperoleh dengan mudah. Sementara itu, limbah kotoran sapi dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik yang saat ini permintaanya semakin meningkat.
Dalam hubunganya dengan masyarakat sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Selain itu, dengan adanya usaha ini diharapkan juga dapat memberikan edukasi bagi masyarakat sekitar
dalam menumbuhkan jiwa wirausaha dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Dalam jangka panjang,
usaha ini dapat dikembangkan melalui system pemberdayaan masyarakat sekitar dengan model inti-plasma
atau model pola bagi hasil lainya.
1. B. Tujuan
Tujuan usaha pengemukan sapi potong ini adalah sebagai berikut:
4. Mendukung Program Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, sehingga dapat memberikan kontribusi
kebutuhan danging sapi baik untuk memenuhi kebutuhan local maupun nasional.
BAB II
PROFIL USAHA
1. A. Teknis Produksi
Usaha penggemukan sapi ini berskala 40 ekor sapi dengan bobot awal antara 300 kg/ekor. Penggemukan
dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, sehingga diharapkan dapat melakukan usaha penggemukan
sebanyak 4 periode dalam satu tahun. Target pencapaian bobot badan harian (PBBH) adalah 1,2-1,6 kg per
ekor. Sehingga pada akhir periode penggemukan bobot sapi yang diharapkan mencapai 390-400 kg/ekor.
Apabila permintaan pasar terus meningkat, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan usaha ini
dalam skala yang lebih besar.
1. B. Lokasi
Lokasi usaha berada di Dusun Citatah RT 02 RW 05 Desa Pamulihan. Lokasi yang sesuai untuk
penggemukan sapi harus memenuhi beberapa kriteria penting, diantaranya adalah :
1. C. Kandang
Kandang yang digunakan berupa kandang individu dengan ukuran 2 x 1,5 m per ekor, sehingga luas
bangunan 1 unit kandang 183,6 m2. Kandang dibangun secara permanen dengan alas berupa beton,
kerangka bangunan dari kayu dan atap berupa genting.
1. D. Bakalan Sapi
Bakalan sapi yang akan digunakan yaitu sapi lokal peranakan Simental atau Limousin. Dengan
menggunakan kedua jenis sapi tersebut, diharapkan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) bisa
mencapai 1,2-1,6 kg. Sapi yang akan digemukkan berumur antara 1,5 sampai 2 tahun dengan rata-rata
bobot badan antara 200-300 kg/ekor.
1. E. Pakan
Jenis pakan yang akan diberikan berupa hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 60 : 40. Sehingga
untuk sapi dengan bobot badan 250 kg, maka hijauan segar yang diberikan sebanyak 30 kg dan konsentrat
5 kg perhari. Pakan hijauan berupa rumput Raja (King Grass) yang bersumber dari kebun HMT, atau hijauan
yang dibeli dengan kisaran harga Rp.250,-/kg. Sedangkan konsentrat yang akan digunakan merupakan
konsentrat yang sudah jadi ditambah dengan ampas tahu, dedak dan ampas bir.
1. F. Tenaga Kerja
Tenaga kerja tetap yang akan dipekerjakan yaitu 2 orang, masing-masing menangani 10 ekor sapi. Tugas
dan tanggungjawab pekerja kandang ini meliputi kegiatan penanganan sapi sehari-hari seperti pemberian
pakan, membersihkan kandang, dan pengolahan limbah atau kotoran ternak. Upah yang diberikan sebesar
Rp. 2000 perhari untuk tiap ekor sapi, atau setara dengan Rp.600.000 perbulan untuk setiap pekerja.
BAB III
PEMASARAN
1. A. Target Pasar
Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling potensial
untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun
demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun.
Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan
pasar lokal Sumedang.
Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit sebagai bahan
baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Ada
beberapa pengrajin kulit di Garut misalnya, terpaksa gulung tikar karena kesulitan memperoleh kulit
sebagai bahan baku usahanya.
BAB IV
ANALISA FINANSIAL
1. A. Biaya Investasi Awal
Jumlah dana atau modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha penggemukan ternak sapi potong
berdasarkan rancangan kebutuhan 40 orang ekor sapi adalah sebagai berikut :
Biaya Tetap
2. Bobot awal ternak sapi saat diterima oleh kelompok tani, rata-rata diperkirakan 300 kg.
3. Bobot sapi saat dijual oleh kelompok tani/petani = 90hari x 1 kg + 300 kg = 390 kg/ekor.
Lampiran 1