Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan pada pembelajaran peserta
didik di Sekolah Dasar

Nama Mahasiswa : Hairul Anwar

Asal Sekolah : SDN Kelayan Timur 5

SIKLUS 2

Hasil eksplorasi penye Masalah terpilih yang


bab masalah (disalin d Akar penyebab ma Analisis akar penyebab m akan diselesaikan
No. ari kolom hasil eksplo
salah asalah
rasi penyebab masaah
pada LK 1.2)
1. 1. Guru belum optimal Kurangnya Hasil analisis penyebab Model pembelajarn in
dalam menggunakan kreativitas guru akar masalah kurangnya ovatif yang sesuai
model-model dalam krativitas guru dalam dengan karakter
pembelajaran(hasil menggunakan menggunakan model
peserta didik dengan
wawancara) model pembelajaran pembelajaran inovatif,
2. Metode ceramah yanginovatif yang sesuai 1. guru belum bisa memilih menggunakan model
digunakan guru dengan metode pembelajaran yang pembelajarn PBL
masih mendominasi karakteristik sesuai dengan materi
dalam proses peserta didik pernafasan pada manusia
pembelajaran (hasil untuk menarik minat
wawancara) peserta didik dalam
3. Lebih cenderung terh pembelajaran
adap media, metode
dan pendekatan pem 2. kebiasan mengajar yang
belajaran yang dipak masih konvensional, guru
ai guru saja, seperti s hanya menggunakan
iswa hanya belajar de metode ceramah tanpa
nga apa yang disamp melibatkan peserta didik
aikan oleh guru saja untuk aktif dalam materi
tanpa mau mengeksp pernafasan pada manusia
lorasi pembelajaran.
4. Guru belum 3. Guru kurang menguasai
melaksanakan model penerapan model
pembelajaran inovatif pembelajaran inovatif yang
dikelas (hasil mengarahkan dan
wawancara) membimbing siswa untuk
5. Guru tidak menemukan sendiri
menggunakan media jawaban dari permasalahan
pembelajaran yang yang diberikan oleh guru
menarik (hasil
wawancara) Kajian literartur
6. Kegiatan belajar Tujuan luhur sebuah pros
mengajar masih es pembelajaran di sekola
terpusat pada guru
h akan sulit tercapai jika
(hasil wawancara)
7. Guru Yang sacara dalam proses pembelajara
langsung berinteraksi n masih berlangsung seca
dengan siswa harus ra monoton dan cuma sea
memiliki ide yang danya. Fenomena dewasa
inovatif dan variatif ini menunjukkan mayorita
dalam merancang, s guru dalam proses pemb
mengembangkan,
elajaran masih cenderung
dan mengelola sistem
pembelajaran bergaya indoktrinatif, dog
sehingga guru matis, dan hanya memperl
mampu menciptakan akukan siswa sebagai obje
pembelajaran yang k yang pasif, tidak layak d
efektif dan iajak untuk berdialog dan
menggairahkan. berinteraksi. Apalagi kala
Guru juga dapat
u cakupannya berada di ti
menerapkan berbagai
inovasi dalam bidang ngkatan Sekolah Dasar. U
pembelajaran seperti ntuk itu, guru perlu meng
melalui pendekatan ambil langkah dan inisiatif
pembelajaran dalam mendesain proses p
Hasil Literatur : embelajaran yang aktif, in
(Buku pembelajaran ovatif, kreatif, efektif, dan
inovatif dan kreatif
menyenangkan melalui pe
(2020), Andi
Khairudin, M.Pd dan ndekatan proses. (PEMBE
Nining Hajeniati) LAJARAN INOVATIF BAH
8. Untuk merujuk pada ASA INDONESIA DI SEK
upayapembelajaran OLAH DASAR, Umar Man
menuju syur (2021)
pembentukan
karakter siswa yang Menurut Huda dan hardi
kreatif, interaktif, dalam jurnal (UNP,Press,
inovatif dan inspiratif
227, (2021)
dalam proses
pembelajaran di Materi pelajaran yang abst
kelas maka rak menjadi lebih konkrit
diperlukan dannyata, sehingga muda
implementasi model- h dimengerti dan dipaham
model pembelajaran i siswa dan pengajar. b. M
berbasis inovatif. ultimedia dapat mengatasi
Sudah saatnya guru
kendala ruang dan waktu.
mengimplementasika
n model-model Siswa yang belum memah
pembeljaran ami materi dapat mengula
berpusat pada siswa ng materi tersebut di rum
sebagai salah satu ah sama persis dengan ya
inovasi pembelajaran ng dibahas dalam kelomp
yang menjadikan ok. c. Materi pelajaran yan
siswa sebagai sentral
g disajikan akan memberi
pendidikan.
Hasil Litertatur : kan kesan yang mendala
(Tibahary, Abdul m pada diri siswa karena
Rahman, dan muliana. proses balajar yang menar
“Model-model ik dan menyenangkan. 18
pembelajaran inovatif. d. Multimedia dapat menci
“Scolae : Journal of ptakan suasana yang inter
Pedagogy 1.1 aktif baik antar siswa mau
(2018):54-64 pun siswa dengan guru at
au pengajar. e. Pengunaan
multimedia yang tepat aka
n dapat merangsang berba
gai macam perkembangan
kecerdasan pada siswa leb
ih dini

menurut Djuwairiah, hasil


penelitian menunjukkan
bahwa kelompok peserta
didik yang di ajar dengan
Problem Based Learning
memperoleh skor/nilai
yang signifikan lebih
tinggi dari yang di peroleh
kelompok dengan
menggunakan desain
pembelajaran tradisional.
Peserta didik yang ada
pada kelompok
eksperimen
memperlihatkan tingkat
kecakapan yang lebih baik
dalam menggunakan dan
mengorganisasi informasi
yang relevan dalam
mengkontruksi dan
membuat kesimpulan.
(Nas media Pustaka, 22,
2023

2. 1. Peserta didik sulit Kurangnya Hasil analisis penyebab


memahami pemahaman masalah tentang materi
pengertian dari siklus peserta didik dan soal Hots (high Order
air karena kurangnya tentang materi
Thinking Skill
memahami kata dari dan soal Hots.
siklus(hasil 1. kesalahan-kesalahan
wawancara) peserta didik dalam
2. Peserta didik masih menyelesaikan soal hots,
bingung saat karena kurangnya peserta
diberikan soal didik dalam memahami
mengurutkan siklus maksud dari soal tersebut
air (hasil
2. kurangnya latihan soal
wawancara)
3. Sebagian guru masih hots yang diberikan guru.
mengajar dengan met 3. Guru masih ada yang
ode lama seperti men terbiasa mengajarkan teori
ghafal (hasil saja, tapi tidak
wawancara) mengajarkan siswa untuk
4. Guru masih ada yang bernalar kritis melalui
terbiasa mengajarkan kegiatan belajarnya.
teori saja, tapi tidak
mengajarkan siswa Hasil Kajian Literatur :
untuk bernalar kritis 1. Hasil penelitian Mahmudah (2018),
melalui kegiatan menyimpulkan bahwa kesalahan-kes
alahan peserta didik dalam menyele
belajarnya (hasil
saikan soal HOTS sebagian besar kar
wawancara) ena kesalahan dalam memahami ma
Kajian Literatur :
ksud dari soal yang diberikan, kemu
1. Ketrampilan Berpikir Tingkat
dian kesalahan transformasi dan ket
Tinggi atau Higher order
erampilan proses, sehingga menyeb
thingking Skill (HOTS)
abkan penulisan jawaban akhirnya
merupakan ketrampilan
menjadi salah.
berpikir yang melibatkan
2. Hasil penelitian Mukrimatin,
ketrampilan berpikir kritis dan
Murtono & Wanabuliandari (2018),
kreatif. Ketrampilan berpikir
menunjukkan bahwa faktor
kritis merupakan proses
penyebab kurangnya pemahaman
intelektual dari keaktifan dan
konsep pada materi pecahan yaitu:
ketrampilan konseptual,
a. Peserta didik tidak bisa
penerapan, analisis, sintesis,
mengembangkan syarat yang
dan evaluasi informasi yang
diperlukan karena masih terpaku
dikumpulkan atau dihasilkan
dengan hapalan rumus.
dari observasi, refleksi, dan
b. Peserta didik hanya meniru
pengalaman penalaran
penyelesaian soal yang sama
(Mursikah, 2018). dengan guru, ketika diberikan
soal yang berbeda, ia masih
Sumber: bingung bagaimana cara
Mursikah. 2018. Higher order penyelesaiannya
thingking skill (HOTS) untuk c. Peserta didik banyak yang salah
anak sekolah dasar dalam dalam perhitungan sehingga
pembelajaran matematika. jawaban tidak tepat.
Martabat: Jurnal Perempuan d. Peserta didik kurang minat dalam
dan Anak, 2(2), 239-260. pembelajaran matematika
e. Respon peserta didik terhadap
2. Pembelajaran berbasis HOTS pembelajaran kurang, hanya
harus membuat semua siswa beberapa peserta didik yang
aktif dalam berfikir. Peran guru mampu mengikuti pembelajaran,
tidak begitu dominan dalam f. Peserta didik tidak teliti dalam
proses pembelajaran, namun melakukan perhitungan.
lebih berperan sebagai 3. Hasil penelitian Zulkifli & Tetty
fasilitator untuk memberi (2018), menyimpulkan bahwa
kemudahan bagi siswa bagi penyebab masalah peserta didik
siswa dalam berpikir (Sani, kesulitan menyelesaikan soal HOTS,
2019: 68). berdasarkan analisis akar sebab,
ditemukan paling tidak dua faktor
Sumber: akar sebab yaitu:
Sani, Ridwan Abdullah. 2019. a. Kurangnya minat yang dimiliki
Pembelajaran Berbasis HOTS peserta didik,
(Higher order thingking skiil). b. Kurang tepatnya penggunaan
Tangerang. PT Tira Smart. alat peraga yang digunakan
guru.
4. Hasil penelitian Sofyan, dkk (2020),
menunjukkan bahwa faktor-faktor
penyebab peserta didik kesulitan
belajar dalam penyelesaian soal
HOTS yaitu:
a. Kurangnya ketelitian dalam
mengerjakan soal HOTS,
b. Kurangnya
kemampuan/kompetensi awal
peserta didik pada setiap
pembelajaran,
c. Proses pembelajaran yang
Dst dialami kurang/belum maksimal,
d. Peserta didik kurang memahami
soal HOTS.

3 1.
2.
3. dst.

Anda mungkin juga menyukai