Difraksi Elektron
Difraksi Elektron
Difraksi elektron adalah istilah umum untuk fenomena yang berkaitan dengan perubahan arah
berkas elektron akibat interaksi elastis dengan atom. Hal ini terjadi karena hamburan elastis
ketika energi elektron tidak berubah. Elektron yang bermuatan negatif dihamburkan oleh
gaya Coulomb ketika mereka berinteraksi dengan inti atom yang bermuatan positif dan
elektron yang bermuatan negatif di sekitar atom. Peta arah elektron yang dihasilkan dari
sampel disebut pola difraksi. Selain pola yang menunjukkan arah elektron, difraksi elektron
juga berperan penting dalam kontras gambar dalam mikroskop elektron.
Ada banyak jenis dan teknik difraksi elektron. Pendekatan yang paling umum adalah
mentransfer elektron melalui sampel tipis dari 1 nm hingga 100 nm (tebal 10 hingga 1000
atom). Hasilnya bergantung pada bagaimana atom-atom di dalam material tersusun.
Misalnya, ada berbagai jenis seperti kristal tunggal, banyak kristal, dll. Kasus-kasus lain,
seperti pengulangan yang lebih besar, kurangnya periodisitas, atau anomali, memiliki pola
karakteristiknya sendiri. Informasi difraksi dapat dikumpulkan dengan berbagai cara, mulai
dari pencahayaan terkolimasi hingga berkas elektron berpasangan, atau dengan memutar atau
memindai berkas di atas sampel, seringkali menghasilkan informasi yang mudah
diinterpretasikan. Masih banyak jenis alat musik lainnya. Misalnya, pemindaian mikroskop
elektron (SEM) dapat menggunakan difraksi elektron hamburan balik untuk menentukan
orientasi kristal dalam sampel. Pola difraksi elektron dibuat dengan melakukan difraksi
elektron pada gas, cairan, dan permukaan menggunakan elektron berenergi rendah (teknik
yang disebut LEED) atau dengan memantulkan elektron dari permukaan (teknik yang disebut
RHEED). Hal ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi.
Difraksi elektron mirip dengan difraksi sinar-X dan neutron. Namun, tidak seperti difraksi
sinar-X dan neutron, yang perkiraan paling sederhananya sangat akurat, tidak demikian
halnya dengan difraksi elektron. Meskipun model sederhana memberikan geometri intensitas
pola difraksi, pendekatan difraksi dinamis diperlukan untuk mendapatkan intensitas dan
posisi titik difraksi yang tepat.
Pada tahun 1650, Otto von Guericke menemukan pompa vakum, yang
memungkinkan untuk mempelajari efek listrik tegangan tinggi melalui udara yang
dijernihkan. Pada tahun 1838, Michael Faraday menerapkan tegangan tinggi antara
dua elektroda logam di setiap ujung tabung kaca yang dievakuasi sebagian dan
mengamati busur aneh yang dimulai dari katoda (katoda) dan berakhir di anoda
(elektroda positif). Berdasarkan hal tersebut, Heinrich Geisler berhasil mencapai
tekanan sekitar 10 -3 atmosfer pada tahun 1850-an, menciptakan apa yang disebut
tabung Geissler. Julius Plücker, ketika mempelajari konduktivitas listrik gas encer
pada tahun 1859, menggunakan tabung ini untuk menemukan bahwa radiasi yang
dipancarkan oleh katoda bermuatan negatif menyebabkan fluoresensi muncul di
dinding tabung di dekatnya. Kami mengamati bahwa bagian lampu neon bersinar
ketika digunakan akan dipindahkan dari medan magnet. Pada tahun 1869, murid
Plücker, Johann Wilhelm Hittorff, menemukan bahwa benda padat antara katoda dan
bola lampu menimbulkan bayangan pada dinding tabung. Hittorff menyimpulkan
bahwa sinar cahaya dipancarkan langsung dari katoda, dan pendaran disebabkan oleh
sinar yang mengenai dinding tabung. Pada tahun 1876, Eugen Goldstein menunjukkan
bahwa cahaya dipancarkan tegak lurus terhadap permukaan katoda, sehingga
membedakannya dari cahaya pijar. Eugen Goldstein menyebutnya sinar katoda. Pada
tahun 1870-an, William Crookes dan rekan-rekannya berhasil mengevakuasi tabung
kaca hingga di bawah 10 -6 atmosfer dan mengamati bahwa ketika tekanan turun,
cahaya di dalam tabung menghilang, namun kaca di belakang anoda mulai
menghilang bersinar. Crooks juga mampu menunjukkan bahwa partikel sinar katoda
bermuatan negatif dan dapat dibelokkan oleh medan elektromagnetik. Pada tahun
1897, Joseph Thomson mengukur massa sinar katoda ini dan membuktikan bahwa
sinar tersebut terdiri dari partikel. Ini awalnya disebut sel darah tetapi kemudian
disebut elektron Stoney oleh George Johnston. Penelitian pengendalian berkas
elektron ini menghasilkan kemajuan teknologi yang signifikan dalam amplifier
elektronik dan tampilan televisi.
Difraksi elektron presesi (PED), ditemukan oleh Roger Vincent dan Paul
Midgley pada tahun 1994, adalah metode untuk mendeteksi pola difraksi elektron
dalam mikroskop elektron transmisi (TEM). Teknik ini melibatkan memutar
(mendorong) berkas elektron miring di sekitar sumbu tengah mikroskop untuk
mengimbangi kemiringan mengikuti sampel, menghasilkan pola difraksi titik yang
mirip dengan pola SAED. Namun, pola PED merupakan serangkaian kondisi
difraksi yang terintegrasi. Integrasi ini menghasilkan pola difraksi
pseudokinematik yang lebih cocok sebagai masukan pada algoritma metode
langsung [149], yang menggunakan elektron untuk menentukan struktur kristal
sampel. Fase kristal juga dapat diidentifikasi dengan lebih baik karena banyak
efek dinamis dapat dihindari.