Anda di halaman 1dari 2

Modernisasi tidak bisa dielakkan di kehidupan kita.

Begitu juga dengan


perkembangan alat bukti pada perkara perdata. Selain ke 7 alat bukti yang diatur pada
HIR dan KUHPErdata, menurut anda, apakah alat bukti seperti rekaman voice note/
video/ percakapan medsos dan sebagainya dapat dikategorikan sebagai alat bukti?
Berikan opini anda disertai sumber bacaan yang valid.

Alat bukti adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk membuktikan. Dalam hukum
acara perdata didasarkan oleh Pasal 164 HIR dan 284 Rbg serta Pasal 1886 KUHPerdata.
Sementara Alat Bukti Elektronik dapat dihadirkan dalam persidangan sebagai alat bukti yang
sah dan telah diatur tersendiri dalam UU ITE. Namun, dalam Hukum Acara Perdata belum
diatur secara legalitas formilnya.

Kehadiran Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 jo Undang-undang Nomor 19


Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagai bentuk
penegasan diakuinya transaksi elektronik dalam lalu lintas hubungan keperdataan, serta
dapat dipergunakannya transkrip elektronik sebagai bentuk alat bukti dipengadilan
memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan hubungan keperdataan
yang berlangsung saat ini. Pengakuan terhadap kedudukan alat bukti elektronik dalam
proses pembuktian perkara perdata, tidak hanya sebatas mengenai aspek pengakuan
secara legalitas. Proses pembuktian dalam perkara pidana maupun perdata merupakan
salah satu unsur penting, sehingga dengan adanya pengakuan mengenai
kedudukan/eksistensi alat bukti elektronik tersebut, dapat menjamin pelindungan dan
kepastian hukum diantara para pihak. Sesuai yang telah disebut pada Pasal 5 ayat
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan
alat bukti hukum yang sah.

Untuk menjamin otentifikasi suatu informasi elektronik dan/atau dokumen


elektronik, maka haruslah juga memenuhi syarat yang telah diatur pada Bab IV Pasal 13
sampai dengan Pasal 16 UU ITE yang menjelaskan mengenai persyaratan-persyaratan
suatu alat bukti berupa informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang
termasuk sebagai dokumen autentik haruslah dibuat oleh penyelenggara sertifikat
elektronik dan sistem elektronik. Berbagai social media yang ada saat ini di Indonesia
telah tumbuh dan berkembang seiring dengan penggunaan segala fitur-fitur berbasis
online oleh masyarakat luas. Sarana komunikasi dalam hal ini personal chat sudah
cukup sering dijadikan sebagai alat bukti informasi elektronik serta dokumen elektronik
dalam permasalahan hukum di Indonesia.

https://www.hukumonline.com/klinik/a/alat-bukti-rekaman-cl6915

BIBLIOGRAPHYFakhriah, E. L. (2023). BUKTI ELEKTRONIK DALAM SISTEM PEMBUKTIAN


PERDATA.

Rizan, L. S., Nurjannah, S., & Erwin, Y. (2022). Analisis Yuridis Kedudukan dan Kepastian Hukum
Alat Bukti Elektronik Dalam Pemeriksaan Perkara Perdata. Journal pro Hukum, 11(5),
410–425.
Yusandy, T. (2019). Kedudukan dan Kekuatan Pembuktian Alat Bukti Elektronik
dalam Hukum Acara Perdata Indonesia. Jurnal Serambi Akademica, 7(5), 645.
https://doi.org/10.32672/jsa.v7i5.1522

Anda mungkin juga menyukai