Anda di halaman 1dari 10

LAPORANPRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR


PERCOBAAN RESPIRASI












Oleh:
Kelompok IV
1. Muhammad SaiIIudin 10304241016
2. PrajawanKusuma W. 10304241017
3. Sri Sugiyantiningsih 10304241018
4. FitrianaAnjas A. 10304241020
5. NazulaRahmawati 10304241021
PendidikanBiologiSubsidi



1URUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
HALAMAN PENGESAHAN
PERCOBAAN RESPIRASI


Oleh:
Kelompok IV

Yogyakarta, 18 Oktober 2011
Anggota:

Nama NIM Tanda Tangan
Muhammad SaiIIudin 10304241016
PrajawanKusuma W. 10304241017
Sri Sugiyantiningsih 10304241018
FitrianaAnjas A. 10304241020
NazulaRahmawati 10304241021

Diserahkan pada tanggal 18 Oktober 2011 jam 11.00 WIB
Mengetahui:
Dosen Pembimbing / Asisten Praktikum



(.......................................................)
PERCOBAAN RESPIRASI
A. Tujuan
Mengamati perubahan volume gas yang berhubungan dengan penggunaan oksigen.

B. KajianPustaka
Respirasi merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi pada sel tumbuhan
maupun sel hewan sehingga menghasilkan energi yang berguna untuk proses-proses atau
reaksi yang penting untuk kehidupan (Suyitno. 2011). Proses respiresi merupakan reaksi
oksidasi-reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO
2
dan O
2
yang diserap direduksi
menjadi H
2
O. Pati, Iruktan, sukrosa, ataugula yang lainnya, lemak, asamorganik, bahkan
protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi (Salisbury & Ross, 1995). Secara ringkas,
persamaan reaksi aerobic yaitu:
C
6
H
12
O
6
6 O
2
6 CO
2
6 H
2
O energi
Respirasi pada sel terjadi di bagian mitokondria. Respirasi melibatkan proses
glikolisis, siklus krebs dan transport electron. Dua tahap pertama, yaitu glikolisis dan siklus
krebs merupakan jalur katabolik yang menguraikan glukosa dan bahan-bahan organic
lainnya.(Campbell. 2002).
Berdasarkan cara penghitungan klasik ini, maka dari pembkaran sempurna 1 mol
glukosa ( 180 gram) akan dihasilkan ATP sbb :
1. Tahap glikolisis (di sitosol / plastida) dihasilkan 8 ATP (2 ATP dari IosIorilasi tingkat
substrat 6 ATP dari 2 NADH2 yang masuk rantai transport elektron di mitokondria.
Namun pada tahap awal glikolisis butuh 2 ATP.
2. Tahap oksidasi 2 mol Piruvat menjadi Acetil-CoA (dekarboksilasioksidasi) dihasilkan
6 ATP, yaitu dari 2 NADH2 yang terbentuk 3. Tahap Krebs, pembakaran 2 mol
Acetil-CoA dihasilakan :
2 x 3 NADH2 6 x 3 ATP 18 ATP
2 x 1 FADH2 2 x 2 ATP 4 ATP
2 FosIorilasitkt substrat 2 ATP
--------------------------------------------------------
Jumlah Total 24 ATP
Jadi, total ATP dihasilkan dari pembakaran sempurna 1 mol glukosa 36 ATP. (Suyitno.
2006)
Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya sama dengan respirasi pada hewan. Proses
respirasi ini merupakan proses pembongkaran zat makanan sebagai sumber energi untuk
memperoleh energi kimia berupa ATP. Sumber energi tersebut umumnya berupa glukosa,
namun ada pula yang berbentuk cadangan makanan yaitu amilum maupun sukrosa. Zatini
perlu didegradasi menjadi glukosa agar dapat digunakan dalam proses respirasi (Suyitno Al.
2006)
Suatu indeks untuk dapat menilai substrat yang digunakan dalam respirasi adalah
koeIisien respirasi dengan singkatan KR atau RQ (Respiration quetiont) yang diperoleh dari
RQ Evolusi CO2 (mol/konsumsi O2 mol). Harga RQ 1 untuk oksidasi karbohidrat,
kurang dari 1 (0,7 0,8) untuk lipid dan mendekati satu untuk protein. Untuk lipid, hanya
demikian adalah akibat senyawa ini lebih tereduksi dari karbohidrat yakni jumlah H lebih
banyak dari O dalam molekulnya (SitompuldanGuritno, 1995).
Faktor yang mempengaruhi laju respirasi ada dua, yaitu Iaktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
Semakin tinggi tingkat perkembangan organ, semakin banyak jumlah CO2 yang
dihasilkan. Susunan kimiawi jaringan mempengaruhi laju respirasi, pada buah-buahan
yang banyak mengandung karbohidrat, maka laju respirasi akan semakincepat. Produk
yang lebih kecil ukurannya mengalami laju respirasi lebih cepat dari pada buah yang
besar, karena mempunyai permukaan yang lebih luas yang bersentuhan dengan udara
sehingga lebih banyak O
2
berdiIusi kedalam jaringan. Pada produk-produk yang
memiliki lapisan kulit yang tebal, laju respirasinya rendah, dan pada jaringan muda
proses metabolisme akan lebih aktiI dari pada jaringan lebih tua (Pantastico, 1993).
2. Faktor Eksternal
f Ketersediaan oksigen
Kandungan oksigen pada ruang penyimpanan perlu diperhatikan karena
semakin tinggi kadar oksigen, maka laju respirasi semakin cepat.(Pantastico.
1993)
Ketersediaan substrat
Respirasi bergantung pada ketersediaan substrat. Tumbuhan yang
kandungan pati, Iruktan, atau gulanya rendah, melakukan respirasi pada laju yang
rendah. Tumbuhan yang kadar gula sering melakukan respirasi lebih cepat bila
gula disediakan. Bahkan laju respirasi daun sering lebih cepat segera setelah
matahari tenggelam, saat kandungan gula tinggi dibandingkan dengan ketika
matahari terbit, saat kandungan gulanya lebih rendah?????. (Salisbury & Ross,
1995)
c. Suhu
Pengaruh Iactor suhu bagi laju respires tumbuhan sangat terkait dengan
Iaktor Q
10
, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap
kenaikan suhu sebesar 10
o
C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
Bagi sebagian besar bagian tumbuhan dan spesies tumbuhan, Q
10
respirasi biasanya
2,0 sampai 2,5 pada suhu antara 5 dan 25C. Bila suhu meningkat lebih jauh
sampai 30 atau 35C, laju respirasi tetap meningkat, tapi lebih lambat, jadi Q
10
mulai menurun. (Salisbury & Ross, 1995)
Untuk dapat mengetahui laju respires pada tumbuhan, secara sederhana dapat
digunakan alat yang berupa respirometer. Alat ini terdiri dari botol objek dan pipakapiler
berskala. Prinsip kerja respirometer:
Alat ini bekerja dengan prinsip bahwa ketika berrespirasi, organisme menggunakan O
2
dan melepaskan CO
2.
Apabila organisme disimpan dalam ruang yang tertutup dan CO
2
yang dilepaskan oleh organisme tersebut diikat, penyusutan udara di dalam ruang akan
terjadi. Penyusutan kecepatan udara dapat diamati dari pipa kapiler, tingkat respirasinya
dalam ml/menit yang merupakan jumlah oksigen yang digunakan oleh organisme per
satuan waktu. (Suyitno. 2011)

C. Metode Praktikum
a. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat: Laboratorium Biologi Umum
Waktu: Selasa, 11 oktober 2011
Pukul 11.00 12.40 WIB

b. Alat dan Bahan
Alat:
1. Respirometer, terdiri dari botol objek dan pipakepiler
2. Suntikan ( Siring )
3. Kapas
Bahan :
1. Larutan KOH
2. Cairan penanda
3. Spesimen : Buah Muntingia calabura
Cara Kerja :
1. Meletakkan segumpal kapas di dasar botol objek.
2. Menetesi kapas dengan 3 tetes KOH cair.
3. Menutup dengan kapas lagi.
4. Memasukkan spesimen kedalam botol objek.
5. Merangkai pipakapiler pada botol objek, kemudian menempelkan vaselin pada
sambungan antara botol objek dengan pipa kapiler.
6. Memasukkan cairan penanda( eosin ) pada ujung pipakapiler dengan siring/
suntikan.
7. Mengamati pergerakan cairan setiap 5 menit atau sampai hamper masuk kedalam
botol objek.
8. Mencatat hasil pengamatan.

D. Hasil dan Pembahasan
O Data
Dari pengamatan yang sudah dilakukan, diperoleh data percobaan respirasi pada buah
Muntingia calabura (kersen) adalah sebagai berikut:
Pengamatan 5 menitke- Jarak (ml) Kecepatan Respirasi
(ml/menit)
1 0,22 0,044
2 0,16 0,032
3 0,12 0,024
Kecepatan Rata-Rata 0,033

O Pembahasan
Percobaan respirasi dilakukan untuk mengetahui perubahan volume gas yang
berhubungan dengan penggunaan oksigen. Percobaan dilakukan dengan menggunakan
alat yang berupa respirometer sederhana. Bahan yang digunakan adalah bagian
tumbuhan yang berupa buah Muntingia calabura. Larutan KOH yang dimasukkan
pada botol objek dari rangkaian respirometer berIungsi untuk mengikat CO
2
hasil
respirasi.
Skala pada respirometer menunjukan volume O
2
yang dipakai untuk repirasi.
Dari prinsip kerja respirometer bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang digunakan
oleh organisme dan ada karbondioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme
yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbondioksida yang dikeluarkan
oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi.
Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat diamati pada pipa kapiler berskala.
Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO
2
adalah sebagai berikut:
2KOH CO
2
K
2
CO
3
H
2
O
Pada pengamatan terhadap respirasi buah Muntingia calabura , 5 menit pertama
menunjukkan bahwa volume gas O
2
yang dikonsumsi sebesar 0,22 ml dan laju
konsumsi O
2
0,044 ml/menit; 5 menit kedua volume konsumsi O
2
sebesar 0,16 ml dan
laju konsumsi O
2
032 ml/menit; dan 5 menit ketiga volume konsumsi O
2
sebesar 0,12
ml dan laju konsumsi O
2
0,024 ml/menit. Dari data tersebut diketahui bahwa semakin
lama organisme di dalam lingkungan yang kurang udara maka kecepatan respirasinya
juga semakin lambat.



GraIik di atas menunjukkan bahwa semakin lama tumbuhan berespirasi maka semakin
rendah pula tingkat oksigennya. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa Iaktor, antara
lain perbedaan morIologis, jadi semakin tinggi tingkat perkembangan organ, semakin banyak
jumlah O
2
yang dikonsumsi; ketersediaan oksigen karena semakin tinggi kadar oksigen, maka
laju respirasi semakin cepat; ketersediaan substrat karena tumbuhan yang kandungan pati,
Iruktan, atau gulanya rendah, melakukan respirasi pada laju yang rendah; dan temperatur.
Terjadinya perubahan volume 0,22 ml ke 0,16 ml, dan ke 0,12 ml menyebabkan
Penurunan volume yang dipengaruhi dengan penggunakan oksigen yang dilakukan oleh
larutan eosin sehingga bergerak menuju pada arah tabung. Hal tersebut dapat menunjukan
buah Muntingia calabura melakukan respirasi.

E.Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Dari percobaan kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan volume gas yang
berhubungan denga penggunaan oksigen adalah :
Pada 5 menit pertama 0,22 ml
Pada 5 menit kedua 0,16 ml
Pada 5 menit ketiga 0,12 ml
Dari hasil diatas dapat dilihat terjadinya penurunan volume pada proses respirasi.


S men|t ke
Graf|k La[u kesp|ras| 8uah Muntinqio co/oburo
Saran :
1. Jumlah alat yang disediakan seharusnya sesuai dengan jumlah kelompok yang melakukan
praktikum agar tidak terjadi kekurangan waktu dalam melakukan percobaan hanya karena
mengantri alat.
2. Dalam melakukan percobaan seharusnya tepat yang digunakan untuk meletakkan
resporometer tidak digoyang-gorang agar tidak terjadi perubahan kecepatan.

F. TugasPengembangan
Kecepatan respirasi pada specimen buah 2untingia calabura dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
Kecepatan respirasi
]uuk
wuktu

Pada percobaan ini, jarak diukur setiap 5 menit. Jarak pada 5 menit pertama 0,22 ml, jarak
pada 5 menit kedua 0,16 ml dan untuk 5 menit terakhir 0,12 ml, sehingga kecepatan respirasi
dapat diperoleh:
a. Pada 5 menit pertama
Kecepatan respirasi
0,22 mI
5 mcnt
0,044 ml/menit
b. Pada 5 menit kedua
Kecepatan respirasi
0,16 mI
5 mcnt
0,032 ml/menit
c. Pada 5 menit ketiga
Kecepatan respirasi
0,12 mI
5 mcnt
0,024 ml/menit
Kecepatan respirasi rata-rata pada specimen buah Muntingia calabura

0,044+0,032+0,024
3
=0 ,033 ml/menit.





G. Daftar Pustaka
Campbell, Neil A. 2002. iologiJilid 1 EdisiKeli2a. Jakarta: Erlangga.
Pantastico, ER.B., 1993. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pe2anfaatan uah-uahan
dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Penerjemah Kamariyani. Yogyakarta:
UGM-Press.
Salisbury, Frank and Ross, Cleon. 1995. Fisiologi Tu2buhan Jilid 2. Bandung: Penerbit ITB
Simbolon, Hubu, dkk. 1989. iologi Jilid 3. Jakarta:Erlangga.
Suyitno. 2011. Petunfuk Praktiku2 Fisiologi Tu2buhan Dasar. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Suyitno. 2006. Respirasi pada Tu2buhan. Yogyakarta: FMIPA UNY. Diakses dari
http://staII.uny.ac.id/sites/deIault/Iiles/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/pengayaan-
materi-respirasi-pada-tumbuhan-bagi-siswa-sma-kalasan.pdItanggal 15 Oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai