Jalur rempah ialah jalur yang menghubungkan antara bagian barat dan timur yang melintasi wilayah Nusantara (Indonesia) yang memiliki berbagai rempah-rempah. Sejak 45.000 tahun yang lalu Nusantara mengalami kemajuan dengan adanya pelayaran maritim dunia yang berdampak pada Budaya, agama, ekonomi karena Indonesia menjadi titik nol dari semua tata niaga. Nusantara memiliki beragam komoditas utama yang diperjual belikan, seperti Lada, merica, kayu manis cengkih dan pala. Persebaran jalur rempah sebagai jaringan niaga rempah-rempah dunia yang berawal dari Timur Nusantara yang melintasi ujung barat Sumatra. kemudian Daratan Timur Tengah atau Asia Barat hingga Eropa yang menempuh jarak 15.000 Km. Jalur rempah merupakan jalur niaga tertua yang ada sebelum Dinasti Han (jalur sutra sebelum ke-3 SM di Asia tengah hingga Eropa Dengan adanya migrasi manusia dan fauna dari Asia ke kawasan nusantara. Perpindahan tersebut di awali dari binatang-binatang Asia yang selanjutnya di ikuti oleh manusia. Berdasarkan hasil penelitian yang terjadi pada kala pleistosen. Beberapa teori tentang masuknya manusia ke Indonesia diantaranya: 1. Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan dan Campa. Argumen merujuk pada pendapat Moh. Ali dan Kern bahwa sekitar tahun 3000 SM-1500 SM terjadi gelombang perpindahan bangsa-bangsa di Yunan dan Campa sebagai akibat desakan bangsa lain dari Asia Tengah yang lebih kuat. Argumen ini diperkuat dengan adanya persamaan bahasa, nama binatang, dan nama peralatan yang dipakai di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia. 2. Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Argumen ini merujuk pada pendapat Moh. Yamin yang didukung dengan penemuan fosil-fosil dan artefak-artefak manusia tertua di wilayah Indonesia dalam jumlah yang banyak. Sementara, fosil dan artefak manusia tertua jarang ditemukan di daratan Asia. Sinanthropus Pekinensis yang ditemukan di Cina dan diperkirakan sezaman dengan Pithecantropus Erektus dari Indonesia, merupakan satu-satunya penemuan fosil tertua di daratan Asia. 3. Masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu. Oleh karena itu, bangsa Melayu ditempatkan sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Argumen ini merujuk pada pendapat Hogen yang berpendapat bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatra Nenek moyang bangsa Indonesia dibedakan menjadi 2 berdasarkan arus kedatangannya ke Indonesia yaitu: bangsa proto melayu dan deutro melayu. Adapun orang Proto Melayu migrasi ke Kepulauan Nusantara sekitar 2500 SM. Sebutan Proto Melayu adalah untuk orang yang melakukan migrasi pada gelombang pertama ke nusantara. Mereka termasuk suku Toraja, Dayak, Sasak, Nias, Rejang dan Batak. Orang Proto Melayu memiliki keahlian lebih baik dalam hal bercocok tanam bila dibandingkan dengan orang Negrito. orang-orang yang melakukan migrasi pada gelombang kedua ke nusantara. Kedatangan mereka diperkirakan terjadi pada 1500 SM. Suku bangsa yang termasuk deutro Melayu adalah Minangkabau, Aceh, Sunda, Jawa, Melayu, Betawi dan Manado. Pembagian zaman batu pada masa praaksara 1. Zaman Batu Tua (Paleolitikum) Ciri-ciri Zaman Batu Tua (Paleolitikum) Berlangsung 600.000 tahun silam. Menggunakan alat dari batu yang masih kasar, seperti kapak genggam (chopper). Bertahan hidup dengan mengumpulkan makanan (food gathering). Nomaden (berpindah-pindah tempat tinggal). Menghasilkan Kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Manusia purba yang diperkirakan hidup pada masa ini adalah Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, dan Homo Wajakensis. 2. Zaman Batu Tengah (Mesolitikum). Ciri cirinya, Kehidupan semi nomaden (sebagian menetap di gua, sebagian lainnya berpindah-pindah). Bertahan hidup dengan food gathering dan mulai mengenal sistem bercocok tanam. Masyarakatnya mulai mengenal sistem organisasi sosial dan pembagian kerja. Hasil kebudayaan berupa kjokkenmoddinger (tumpukan sampah dapur) dan abris sous roche (hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-gua), dan kapak genggam. 3. Zaman Batu Muda (Neolitikum), ciri-cirinya: Menggunakan alat-alat batu yang sudah dihaluskan. Food producing atau membuat makanan sendiri. Masyarakatnya sudah mengenal tradisi pertukaran barang atau dagang. Masyarakat mampu membangun tempat tinggal permanen berupa rumah sederhana. Membuat kerajinan. Membuat aturan hidup bersama. Menganut sistem kepercayaan terhadap roh. Hasil kebudayaan berupa kapak lonjong, kapak batu, kapak persegi, dan tembikar. 4. Zaman Batu Besar (Megalitikum), Ciri-cirinya Membuat bangunan dari batu berukuran besar. Memiliki tempat tinggal tetap. Memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bercocok tanam, beternak, menjadi nelayan, dan membuat alat dari gerabah. Menganut sistem kepercayaan terhadap nenek moyang. Membuat bangunan untuk memuja leluhur. Hasil kebudayaan berupa menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, dan arca.