Anda di halaman 1dari 39

modul ajar komunikasi terapeutik

Disusun Oleh:
Dian Aristanti, S.Kep, Gr.

TAHUN 2023

PROGRAM KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN DAN CAREGIVER


SMK NEGERI 11 MALANG
Jl. Pelabuhan Bakahuni No 1, Bakalankrajan, Kec. Sukun, Kota Malang
Provinsi Jawa Timur Kode Pos 65148

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pengerjaan Modul Ajar tentang Tahapan
Komunikasi Terapeutik untuk siswa keperawatan. Modul ini dikhususkan untuk kelas X jurusan asisten
keperawatan dan caregiver kelas X yang menggunakan kurikulum merdeka.
Untuk itu saya sebagai guru produktif keperawatan membuat Modul Ajar ini sebagai kelengkapan atau
perangkat dalam melaksanakan proses pembelajaran. Didalam modul ajar ini tercantum sintak pembelajaran,
LKPD, Bahan Ajar, dan Instrumen Penilaian . Dengan terselesaikannya Modul Ajar ini saya sampaikan
terimakasih kepada :
1. Kepala SMK Negeri 11 Malang, yang telah memberi kesempatan dalam membuat Modul Ajar
tentang Tahapan Komunikasi Terapeutik.
2. Rekan Guru Produktif keperawatan yang memberikan saran terbaiknya.
Modul Ajar ini masih jauh dari kesempurnaan saya harap pembaca khususnya rekan guru jurusan
keperawatan dan caregiver dapat mengkritisi lebih lanjut apa yang menjadi kurang dalam Modul Ajar ini demi
kesempurnaan dalam melaksanakan pembelajaran. Penyusun juga tidak membatasi untuk dapat menggunakan
Modul Ajar yang berbeda untuk menambah kesempurnaan perencanaan perangkat pembelajaran.

Malang, 2 Januari 2023


Hormat saya,

Penyusun
A. INFORMASI UMUM

Nama Dian Aristanti, S.Kep Jenjang/Kelas SMK/X

Asal Sekolah SMK Negeri 11 Malang Mata Pelajaran Dasar Layanan


Kesehatan

Alokasi Waktu 2 kali pertemuan luring 4 x Jumlah Siswa 36 Siswa


40 menit

Profil Pelajar  Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia
Pancasila yang Peserta didik selalu memulai pembelajaran dengan berdoa Bersama,
berkaitan saling menghargai pendapat teman dalam berdiskusi.
 Gotong royong, Peserta didik melaksanakan pengerjaan tugas
kelompok secara Bersama-sama.
 Mandiri, Peserta didik secara mandiri melaksanakan pencarian sumber
literatur di internet, buku, atau bertanya pada Guru.
 Bernalar kritis, Peserta didik mampu menganalisis tahapan komunikasi
terapeutik pada materi atau pengerjaan soal pretest/posttest.
 Kreatif, Peserta didik membuat hasil diskusi kelompok dalam bentuk
video, maind map, dan lainnya sesuai daya kreativitas masing-masing.

Model PBL (Problem Based Learning)


Pembelajaran

Metode Ceramah, Diskusi dan Bermain Peran (Role Playing)


Pembelajaran

Media Video Pembelajaran, PPT (Powerpoint)


Pembelajaran

Bentuk Penilaian Asesmen diagnostik awal, Formatif, dan Sumatif

Fase E

Topik Tahapan Komunikasi Terapeutik

Capaian Pada akhir fase E peserta didik mampu menjelaskan secara komprehensif
Pembelajaran melalui praktik, proses layanan kesehatan, mencakup praktik dasar tenaga
layanan kesehatan, memeriksa tanda-tanda vital yang meliputi
pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan denyut nadi, dan pemeriksaan
tekanan darah, menerapkan etika etiket dalam melakukan komunikasi yang
efektif dengan klien maupun tim kerja sesuai dengan budaya kerja di
tempat kerja.

Tujuan Peserta didik menerapkan tahapan komunikasi terapeutik pada praktik


pembelajaran proses layanan Kesehatan dengan baik dan benar.

Tujuan Kegiatan Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik terkait tahapan
komunikasi terapeutik serta membangun Pendidikan karakter profil pelajar
Pancasila yang terintegrasi di dalam proses pembelajaran.

Alur Tujuan 1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian komunikasi terapeutik


Pembelajaran 2. Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan komunikasi terapeutik.
3. Peserta didik mampu memahami jenis-jenis komunikasi terapeutik.
4. Peserta didik mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi terapeutik.
5. Peserta didik mampu memahami tahapan komunikasi terapeutik.
6. Peserta didik mampu melakukan tahapan komunikasi terapeutik.
Pertanyaan 1. Apa yang kalian ketahui tentang komunikasi terapeutik?
pemantik 2. Apa yang kalian ketahui tentang tujuan komunikasi terapeutik?
3. Apakah kalian mengetahui jenis-jenis komunikasi terapeutik?
4. Apakah kalian pernah mendengar faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi terapeutik?
5. Bagaimana tahapan dalam melakukan komunikasi terapeutik?

Kata Kunci Tahapan; Komunikasi Terapeutik

Deskripsi Umum Pembelajaran tentang tahapan komunikasi terapeutik dilaksanakan secara


Kegiatan tatap muka atau luring. Sebelum melaksanakan pembelajaran peserta didik
mengerjakan pretest. Kemudian Peserta didik melihat video yang
diputarkan oleh guru kemudian memulai kegiatan belajar kelompok untuk
mendiskusikan LKPD yang dibagikan pada pertemuan sebelumnya dan
berlatih melakukan komunikasi terapeutik dengan kelompok secara
mandiri. Guru menunjuk kelompok untuk melaksanakan role play tahapan
komunikasi terapeutik di depan kelas. Kelompok lain melaksanakan
pengamatan mengenai komunikasi terapeutik. Kemudian peserta didik
memberikan kesimpulan, post test dan evaluasi yang didampingi oleh
Guru.

Alat dan Bahan PC/Laptop, LCD Proyektor, Spidol, Smartphone, buku paket, Internet, G-
Form, WA Group.

Sarana Prasarana Ruang Kelas Gedung G6

B. Komponen Inti
1. Sumber Belajar
Sumber Belajar peserta didik berpedoman pada materi yang dijelaskan oleh Guru, dan didukung oleh
literatur dari internet dan buku penunjang lainnya yaitu buku paket.
2. Peta Konsep

Definisi Komunikasi
KOMUNIKASI Terapeutik

Tujuan Komunikasi
Terapeutik

KOMUNIKASI Jenis-jenis Komunikasi


TERAPEUTIK Terapeutik

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Komunikasi Terapetik

Tahapan Komunikasi
Terapeutik

Gambar 1. Peta Konsep Komunikasi Terapeutik


3. Bahan Ajar (Terlampir)
4. Ilustrasi kegiatan yang akan dilakukan

Tahap Inti
Tahap
Pembukaan PBL (Problem Tahap
Based Penutup
Learning)

Gambar 2. Kegiatan Pembelajaran luring

1. Rencana Kegiatan
Kontrak pembelajaran, SOP (Standart Operasional Procedure) Komunikasi Terapeutik, dan materi ajar
(LKPD) telah diberikan pada akhir pembelajaran di pertemuan sebelumnya.
Pertemuan pertama
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Tatap Muka/luring 4 x 40 menit
Kegiatan Pembukaan:
A. Orientasi peserta didik pada masalah
1) Peserta didik dan Guru memulai dengan berdo’a bersama.
2) Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama
dengan guru.
3) Peserta didik mengisi asesmen diaknostik pada link
(https://forms.gle/EgBoGPugQ6hfCzKj9 )
4) Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang keyakinan kelas
yang akan diterapkan dalam pembelajaran.
5) Peserta didik diberikan penjelasan bahwa selama pertemuan ke depan
akan mengikuti pembelajaran selama 4 x 40 menit kedepan, dan materi
hari ini adalah tahapan komunikasi terapeutik. Dengan demikian peserta
didik diminta untuk menyiapkan LKPD dan lembar diskusi.
6) Peserta didik menyimak Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran
yang disampaikan oleh guru.
7) Peserta didik melaksanakan pre test.
8) Guru menyampaikan Apersepsi mengenai Komunikasi secara umum.
9) Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik:
1. Apa yang kalian ketahui tentang komunikasi terapeutik?
2. Apa yang kalian ketahui tentang tujuan komunikasi terapeutik?
3. Apakah kalian mengetahui jenis-jenis komunikasi terapeutik?
4. Apakah kalian pernah mendengar faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi terapeutik?
5. Bagaimana tahapan dalam melakukan komunikasi terapeutik?
Kegiatan Inti:
B. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
10) Peserta didik duduk sesuai kelompok yang sudah dibentuk dalam
pengerjaan LKPD sebelumnya.
11) Guru memutarkan video
(https://drive.google.com/file/d/1EsRheoJj8w8K0BRwKv6Tzv0Jx9iWj
TuB/view?usp=sharing ).
12) Guru menyampaikan kepada kelompok untuk menyiapkan bahan diskusi
kelompok .
13) Guru menyampaikan diskusi kelompok dapat dilaksanakan di kelas atau
di gazebo di sekitar kelas (Pembelajaran diferensiasi).
No Kegiatan Alokasi Waktu
14) Peserta didik menyiapkan hasil setelah mengidentifikasi video.

C. Membimbing dan mengarahkan kegiatan diskusi kelompok


15) Guru membimbing peserta didik diskusi tentang tahapan komunikasi
terapeutik.
16) Guru menyampaikan kepada peserta didik untuk dapat melaksanakan
sumber literature dari internet, buku atau yang lainnya. (Pembelajaran
diferensiasi)
17) Guru mengarahkan dan memotivasi peserta didik yang pasif dalam
diskusi kelompok.
D. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
18) Guru menentukan proses presentasi hasil diskusi.
19) Peserta didik mempresentasikan hasil terkait komunikasi terapeutik
oleh kelompok yang ditunjuk guru dengan komunikasi yang baik dan p
enuh antusias.
20) Peserta didik yang lain memberikan tanggapan presentasi temannya
dengan cermat dan lugas.
21) Peserta didik menerima tanggapan dari peserta didik lain dan guru.
22) Guru memberikan reward dan penguatan pada pendapat kelompok yang
benar.
E. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
23) Guru mengklarifikasi hasil diskusi dan analisis peserta didik. Dengan
menjelaskan materi mengenai komunikasi terapeutik.
24) Peserta didik membuat simpulan terkait dengan materi yang
dipelajari pada hari ini dengan penuh antusias, cermat dan tepat.
Kegiatan Penutup
Refleksi Peserta Didik :
1) Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami kepada guru.
2) Peserta didik mengkomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan LKPD.
3) Peserta didik menerima penilaian/refleksi hasil kegiatan yang sudah
dilaksanakan dengan beberapa pertanyaan :
4) Apa yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran hari ini?
5) Apa yang Anda lakukan untuk memperbaiki hasil belajar Anda?
6) Dengan pembelajaran hari ini, hidup saya lebih bermakna. (ya/tidak)
7) Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
8) Peserta didik menyimak rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
9) Peserta didik mengerjakan post test.
10) Guru memberikan kesimpulan terkait dengan materi hari ini.
11) Peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan “Doa” dan salam
penutup.

Refleksi Guru :
1) Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?
2) Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran?
3) Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada
kegiatan pembelajaran?
4) Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat
teratasi dengan baik?
5) Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran ini?
6) Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan
pembelajaran?
7) Apa strategi agar seluruh peserta didik dapat menuntaskan
kompetensi?
Pertemuan Kedua
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Tatap Muka/luring 4 x 40 menit
Kegiatan Pembukaan:
A. Orientasi peserta didik pada masalah
25) Peserta didik dan Guru memulai dengan berdo’a bersama.
26) Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama
dengan guru.
27) Peserta didik mengisi asesmen diaknostik pada link
(https://forms.gle/EgBoGPugQ6hfCzKj9 )
28) Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang
akan diterapkan dalam pembelajaran.
29) Peserta didik diberikan penjelasan bahwa selama pertemuan ke depan
akan mengikuti pembelajaran selama 4 x 40 menit kedepan, dan materi
hari ini adalah tahapan komunikasi terapeutik. Dengan demikian peserta
didik diminta untuk menyiapkan LKPD dan lembar diskusi.
30) Peserta didik menyimak Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran
yang disampaikan oleh guru.
31) Peserta didik melaksanakan pre test.
32) Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik:
1. Apa yang kalian ketahui tentang komunikasi terapeutik?
2. Apa yang kalian ketahui tentang tujuan komunikasi terapeutik?
3. Apakah kalian pernah mendengar faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi terapeutik?
4. Bagaimana tahapan dalam melakukan komunikasi terapeutik?
Kegiatan Inti:
B. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
33) Peserta didik duduk sesuai kelompok yang sudah dibentuk dalam
pengerjaan LKPD sebelumnya.
34) Guru memutarkan video
(https://drive.google.com/file/d/1EsRheoJj8w8K0BRwKv6Tzv0Jx9iWj
TuB/view?usp=sharing ).
35) Guru menyampaikan kepada kelompok untuk menyiapkan role play
yang terdiri dari pasien, perawat, keluarga, dll tentang komunikasi
terapeutik disesuaikan dengan kemampuan bakat dalam bermain peran
masing masing peserta didik, yang akan ditampilkan di depan kelas
(Pembelajaran Berdeferensiasi).
36) Peserta didik menyiapkan hasil setelah mengidentifikasi.

C. Membimbing dan mengarahkan kegiatan diskusi kelompok


37) Guru membimbing peserta didik diskusi tentang tahapan komunikasi
terapeutik.
38) Guru mengarahkan dan memotivasi peserta didik yang pasif dalam
diskusi kelompok.
D. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
39) Guru menentukan proses presentasi hasil diskusi.
40) Peserta didik melaksanakan role play terkait komunikasi terapeutik
oleh kelompok yang ditunjuk guru dengan komunikasi yang baik dan p
enuh antusias.
41) Peserta didik yang lain memberikan tanggapan penampilan role play
temannya dengan cermat dan lugas.
42) Peserta didik menerima tanggapan dari peserta didik lain dan guru.
43) Guru memberikan reward dan penguatan pada pendapat kelompok yang
benar.
No Kegiatan Alokasi Waktu
E. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
44) Guru mengklarifikasi hasil diskusi dan analisis peserta didik. Dengan
menjelaskan materi mengenai komunikasi terapeutik.
45) Peserta didik membuat simpulan terkait dengan materi yang
dipelajari pada hari ini dengan penuh antusias, cermat dan tepat.
Kegiatan Penutup
Refleksi Peserta Didik :
12) Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami kepada guru.
13) Peserta didik mengkomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan LKPD.
14) Peserta didik menerima penilaian/refleksi hasil kegiatan yang sudah
dilaksanakan dengan beberapa pertanyaan :
15) Apa yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran hari ini?
16) Apa yang Anda lakukan untuk memperbaiki hasil belajar Anda?
17) Dengan pembelajaran hari ini, hidup saya lebih bermakna. (ya/tidak)
18) Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
19) Peserta didik menyimak rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
20) Peserta didik mengerjakan post test.
21) Guru memberikan kesimpulan terkait dengan materi hari ini.
22) Peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan “Doa” dan salam
penutup.

Refleksi Guru :
8) Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?
9) Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran?
10) Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada
kegiatan pembelajaran?
11) Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat
teratasi dengan baik?
12) Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran ini?
13) Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan
pembelajaran?
14) Apa strategi agar seluruh peserta didik dapat menuntaskan
kompetensi?

6. Referensi (terlampir)
7. Asessmen
Bentuk
Jenis
Profil Pelajar Pancasila Tertulis Performa
Diagnostik Penilaian diri Jawaban singkat -
Formatif Kerja kelompok Laporan observasi Role play
Sumatif Postest Soal pilihan ganda -

8.Pengayaan dan Remidial

PENGAYAAN
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan, diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
i. Peserta didik yang mencapai nilai n (ketuntasan) > n > n (maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan CP dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
ii. Peserta didik yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan CP dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. Soal-soal yang
diberikan untuk mereka jawab adalah soal-soal yang belum mampu mereka
tuntaskan pada saat mengikuti Penilaian Harian dan soal lainnya yang relevan
yang diberikan oleh guru. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir pada CP ini
bagi para peserta didik yang menempuh perbaikan adalah nilai akhir yang
berhasil diraih dan dengan pertimbangan lainnya dari guru.

REMIDIAL
Program remidial diberikan kepada peserta didik yang belum tuntas atau belum
mencapai nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Bagi para peserta didik
ini, bila memungkinkan akan diberikan “review” pembelajaran atau bahkan
pembelajaran ulang sehingga lebih memantapkan mereka untuk menempuh perbaikan
pada tahap remedial. Soal-soal yang diberikan untuk mereka jawab adalah soal-soal
yang belum mampu mereka tuntaskan pada saat mengikuti Penilaian Harian. Nilai
yang diberikan sebagai nilai akhir pada CP ini bagi para peserta didik yang
menempuh remedial adalah nilai akhir yang berhasil diraih dan dengan pertimbangan
lainnya dari guru
LEMBAR ASESMEN DIAKNOSTIK NON KOGNITIF

1. Coba amati lingkungan rumahmu saat ini, lalu pilih emoji berikut yang mewakili
perasaanmu. (silang pada gambar)

2. Berikan pendapatmu tentang bagaimana kondisi lingkungan akan berdampak pada


semangat belajarmu?

3. Apa saja yang dapat kamu lakukan untuk menciptakan kenyamanan lingkungan
belajar di rumah?

4. Bagaimana menurutmu teknologi dalam pelayanan kesehatan yang ada saat ini?
Menurutmu sudah membantukah teknologi yang ada saat ini?

5. Apa harapanmu saat kamu mempelajari tentang teknologi dalam pelayanan


kesehatan?

Catatan: Lembar Asesmen diagnostik dibagikan dalam bentuk link G-Form menjadi satu dengan absen
kehadiran peserta didik.
C. Lampiran-Lampiran
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
ASESMEN PRESENTASI HASIL LEMBAR KERJA 4
INSTRUMEN PENILAIAN: FORMATIF
ASPEK Belum Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten
Kompeten (0-5) (10)
Proses Peserta didik Peserta didik terlibat Peserta didik Peserta didik terlibat
identifikasi tidak terlibat dalam identifikasi video terlibat dalam dalam identifikasi
video dalam komunikasi terapeutik, identifikasi video komunikasi
komunikasi identifikasi komunikasi terapeutik
dengan kriteria:
terapeutik video terapeutik secara aktif, dengan
1. Kurang aktif dalam secara aktif ,
komunikasi kriteria:
berdiskusi. dengan kriteria:
terapeutik, 1. Aktif dan
2. Kurang aktif 1. Aktif dan
dengan kriteria: mengerjakan LKPD. memiliki pendapat
memiliki pendapat yang benar dalam
1. Tidak
cukup benar dalam berdiskusi.
berdikusi.
berdiskusi. 2. Aktif mengerjakan
2. Tidak
2. Cukup aktif LKPD.
mengerjakan
mengerjakan
LKPD
LKPD.

Proses Peserta didik Peserta didik mampu Peserta didik Peserta didik mampu
presentasi tidak mampu mempresentasikan hasil mampu mempresentasikan
hasil mempresentasik observasi namun dengan mempresentasikan hasil
an hasil sikap yang kurang baik hasil observasi dengan
observasi observasi dengan sikap yang baik dan
sikap mampu berdiskusi
yang baik namun
tidak
mampu berdiskusi
Hasil Peserta didik Peserta didik kurang Peserta didik Peserta didik mampu
Proses tidak mampu mengidentifikasi mampu Mengidentifikasi
identifikasi mengidentifikasi video komunikasi Mengidentifikasi video komunikasi
video video terapeutik video komunikasi terapeutik
komunikasi komunikasi terapeutik dengan baik
terapeutik terapeutik tetapi tidak
mampu
melaksanakannya
dengan baik atau
sebaliknya

Keterangan :
Peserta didik yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remedial.
Peserta didik yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level
kompeten.
RUBRIK PENILAIAN FORMATIF

Total Interpretasi
NO. Nama Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Dst.

Kategori Interpretasi:
0-15 : Belum Kompeten
16-21 : Cukup Kompeten
22-27 : Kompeten
28-30 : Sangat Kompeten
Lampiran 4.
SOAL PRE-TEST

Bacalah Kasus dibawah ini dengan cermat dan Kerjakan Soal dibawah ini dengan baik!

1. Apa yang dimaksud komunikasi ?


2. Jelaskan tujuan komunikasi terapeutik?
3. Sebutkan tahapan atau Langkah-langkah melaksanakan komunikasi terapeutik?
4. Perawat: “ Selamat pagi Ibu, bagaimana kabarnya hari ini? ….. apakah nyeri yang dirasakan
kemaren sudah membaik?.......”
Pasien: baik, sakitnya sudah sedikit berkurang.
Menurut kalian hal yang disampaikan perawat termasuk pada tahap komunikasi terapeutik
yang mana?
5. Melaksanakan kontrak waktu untu pasien pada pertemuan selanjutnya termasuk pada
tahap?...

Penilaian :
Jumlah benar x 20 = Skor nilai

Skor < 60 (Belum kompeten)


Skor 60 – 70 (Cukup kompeten)
Skor 80 – 90 (Kompeten)
Skor > 90 (Sangat kompeten)
Lampiran 5.
KISI-KISI SOAL POST TEST

Nama Sekolah : SMK Negeri 11 Malang


Jumlah Soal : 10 (Sepuluh)
Mata Pelajaran : Dasar Layanan Kesehatan
Pertemuan Ke : 1 (tatap muka)
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Alokasi waktu : 20 Menit
No Tujuan Pembelajaran Indikator Indikator Soal Jumlah Nomor
. Pembelajaran Soal Soal
1 Menerapkan tahapan Menjelaskan Peserta didik 1 1
komunikasi terapeutik pengertian mendefinisikan
pada praktik proses komunikasi pengertian
layanan Kesehatan. terapeutik komunikasi
terapeutik
2 Mengidentifikasi Peserta didik 2 2,5
tujuan menentukan tujuan
komunikasi komunikasi
terapeutik. terapeutik

3 Memahami Peserta didik 1 4


jenis-jenis memilih jenis
komunikasi komunikasi
terapeutik. teraputik yang
tepat.
4 Menjelaskan Peserta didik 1 3
faktor-faktor mengartikan
yang faktor-faktor yang
mempengaruhi mempengaruhi
komunikasi komunikasi
terapeutik. terapeutik
5 Memahami Peserta didik 5 6,7,8,9,10
tahapan memilih tahapan
komunikasi komunikasi
terapeutik terapeutik yang
tepat sesuai dialog
percakapan yang
disajikan.
Lampiran 6.
SOAL POST-TEST

Kerjakanlah soal dibawah ini dengan benar!


1. Berikut adalah pengertian komunikasi terapeutik yang benar adalah……………..
a. komunikasi antara erawat dan klien yang bertujuan untuk kesembuhan pasien
b. komunikasi antara perawat dan klien yang bertujuan untuk meningkatkan komunikasi perawat.
c. komunikasi yang dapat menyelesaikan masalah fisik klien.
d. komunikasi yang bertujuan mencapai kesepakatan anatara perawat dan klien.
e. komunikasi yang bertujuan mendekatkan perawat dan klien.
2. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi untuk mencapai tujuan terapi. Berikut ini adalah tujuan
komunikasi terapeutik, kecuali yaitu ….
a. memperbaiki pengalaman emosional klien
b. meningkatkan kemampuan komunikasi perawat
c. meningkatkan kemampuan perawat dalam mengambil keputusan untuk pasien
d. mendiskusikan penyelesaian masalah
3. Komunikasi terapeutik antara perawat-klien akan berhasil jika kedua belah pihak (perawat-klien) saling
menjaga rahasia. Faktor yang memengaruhi adalah ….
a. privasi
b. konfiden
c. berfokus pada klien
d. tujuan komunikasi jelas
4. . Komunikasi terapeutik antara perawat dan klien, dimana klien mengungkapkan keluhan sakitnya melalui
ekspresi. Jadi perawat menanyakan kabar klien, klien menjawat dengan ekspresi menyeringai kesakitan.
Jenis komunikasi terapeutik tersebut adalah…….
a. Verbal
b. Non verbal
c. Tulisan
d. A,B,C benar
5. Seorang perawat sedang duduk di hadapan pasien yang sedang menangis sambil memegang tangannya.
Perawat diam dan selalu memandang pasien dengan penuh perhatian. Tujuan komunikasi terapeutik pada
situasi tersebut adalah ….
a. membantu kesembuhan
b. membantu mengatasi masalah
c. melakukan tindakan yang tepat
d. memperbaiki pengalaman emosional
6. Inti dari komunikasi terapeutik terletak pada tahap …….
a. Fase Orientasi.
b. Fase Kerja.
c. Fase Terminasi.
d. Implementasi.
7. “Selamat pagi, Pak. Assalamualaikum”. Apakah tahapan proses keperawatan dalam penerapan komunikasi
pada penggalan percaka[an perawat tersebut?
a. Fase Orientasi tahap salam terapeutik.
b. Fase Orientasi tahap evaluasi.
c. Fase Orientasi tahap kontrak.
d. Fase kerja.
8. Seorang perawat sedang berinteraksi dengan pasien. Berikut komunikasi verbal perawat. “Coba ceritakan
apa yang terjadi sehingga mas ini selalu menjauh dari orang lain?” Apakah fase proses keperawatan dalam
penerapan komunikasi pada kasus di atas …..
a. Fase Orientasi.
b. Fase Kerja.
c. Fase Terminasi.
d. Implementasi.
9. Berikut komunikasi antara perawat dan klien.
Perawat : “Saya paham dengan kekhawatiran yang mbak cici rasakan sekarang,
Pasien : (Respons pasien diam).
Perawat : “Ceritakan kepada saya apa yang menyebabkan Mbak Cici terlihat Nampak risau?
Pasien : “Aku khawatir jika operasi kistaku nanti tidak berhasil, ”.
Perawat : “Saya sangat paham dengan perasaan Mbak. Untuk itulah, saya akan membantu Mbak Cici”.
Pasien : “tetapi ini operasi kista yang pertama dan bagaimana kalau terjadi apa-apa? Dan aku tidak mau
mengkhawatirkan orangtuaku”. Apakah fase komunikasi selanjutnya yang harus dilakukan perawat?
a. Fase Orientasi.
b. Fase Kerja.
c. Fase Terminasi.
d. Implementasi.
10. Berikut petikan komunikasi antara perawat dan klien.
Perawat : “Coba ceritakan apa yang terjadi sehingga Mbak selalu menjauh dari orang lain?”
Pasien : “Aku bodoh. Semua bodoh. Pengkhianat”.
Perawat : “Saya paham dengan masalah yang terjadi pada Mbak Cici, tetapi masalah tidak akan selesai
dengan hanya diam”.
Pasien : (Respons pasien diam).
Perawat : “Ceritakan kepada saya apa yang menyebabkan Mbak Cici mengurung diri dan tidak mau bicara
dengan orang lain”.
Pasien : “Aku ingin mati saja untuk apa hidup kalau untuk dikhianati”.
Perawat : “Saya sangat paham dengan perasaan Mbak. Untuk itulah, saya akan membantu Mbak cici”.
Pasien : “Pacar saya meninggalkan saya. Dia jahat. Dia sekarang bersama dengan sahabat saya”. Apakah
fase komunikasi yang sedang terjadi pada kasus tersebut?
a. Fase prainteraksi.
b. Fase orientasi.
c. Fase kerja.
d. Fase terminasi

Penilaian :
Jumlah benar x 10 = Skor nilai

Skor < 60 (Belum kompeten)


Skor 60 – 70 (Cukup kompeten)
Skor 80 – 90 (Kompeten)
Skor > 90 (Sangat kompeten)

Kunci Jawaban:
1. A
2. B
3. A
4. B
5. D
6. B
7. A
8. B
9. B
10. C
Lampiran 7.
RUBRIK PENILAIAN SUMATIF

NO. Nama Skor Total Interpretasi


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Dst.

Penilaian :
Jumlah benar x 10 = Skor nilai

Skor < 60 (Belum kompeten)


Skor 60 – 70 (Cukup kompeten)
Skor 80 – 90 (Kompeten)
Skor > 90 (Sangat kompeten)

ANALISA SOAL POST TEST

Soal No. Keterangan hasil


NO. Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 analisa soal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Dst.

Keterangan:
B (benar), jika peserta didik menjawab benar pada soal
S (salah), jika peserta didikmenjawab salah pada soal
Lampiran 8.

PEMBELAJARAN REMEDIAL

Peserta didik melakukan :


1. Memutar Kembali video komunikasi terapeutik.
2. Mempelajari SOP Komunikasi terapeutik.
3. Praktek komunikasi terapeutik sesuai tahapan yang diajarkan Guru .

PEMBELAJARAN PENGAYAAN

Peserta didik melakukan :


1. Studi literatur Penerapan komunikasi terapeutik sesuai tingkatan usia.
2. Mempraktekkan komunikasi terapeutik pada bayi, anak-anak, dan lansia.
Lampiran 9.
SOP KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Mata Pelajaran : Dasar Layanan Kesehatan


Kompetensi : Melakukan Komunikasi Terapeutik
: 1. Lembar Dokumentasi (Catatan Keperawatan) dan
Persiapan alat bolpoin
2. Disesuaikan dengan kebutuhan klien

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1. Pengertian komunikasi interpersonal antara perawat dan


klien yang dilakukan secara sadar ketika
perawat dan klien saling memengaruhi dan
memperoleh pengalaman bersama terkait
Kesehatan klien.
2. Tujuan untuk membantu mengatasi masalah klien serta
memperbaiki pengalaman emosional klien
yang pada akhirnya mencapai kesembuhan
klien.
3. Prosedur
4. Preinteraksi 1. Mengumpulkan data tentang klien
2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan
3. Menilai kesiapan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan secara tertulis,
yang akan di implementasikan saat bertemu
dengan klien.
5. Orientasi 5. Memberikan salam & tersenyum pd Klien
6. Memperkenalkan nama Perawat
7. Menanyakan nama panggilan kesukaan Klien
9. Menjelaskan tanggung jawab Perawat -
Klien
10. Menjelaskan peran Perawat - Klien
11. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
12. Menjelaskan tujuan
13. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan
14. Menjelaskan kerahasiaan
6. Kerja 15. Memberi kesempatan pada Klien untuk
bertanya
16. Menanyakan keluhan utama
17. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
18. Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
7. Terminasi 19. Menyimpulkan hasil wawancara (evaluasi
proses & hasil)
20. Memberikan reinforcement positif
21. Merencanakan tindak lanjut dengan Klien
22. Melakukan kontrak (waktu,tempat,topik)
23. Mengakhiri wawancara dengan cara yang
baik
8. Dokumentasi 24. Catat hasil kegiatan di dalam catatan
keperawatan

Lampiran 10.

FORMAT PENILAIAN

Mata Pelajaran : Dasar Layanan Kesehatan Nama :


……………….......
Kompetensi : Melakukan Komunikasi Terapeutik ……………………
Pengertian : Suatu teknik komunikasi pada klien yang bertujuan Nilai
untuk proses kesembuhan klien

: 1. Lembar Dokumentasi (Catatan Keperawatan) dan


Persiapan alat bolpoin
2. Disesuaikan dengan kebutuhan klien
Prosedur :

No Aspek yang Skor


dinilai
0 1 2
Preinteraksi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (dari RM)
2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan
3. Menilai kesiapan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan
Tahap orientasi
5. Memberikan salam & tersenyum pd Klien
6. Memperkenalkan nama Perawat
7. Menanyakan nama panggilan kesukaan Klien
8. Menjelaskan tanggung jawab Perawat - Klien
9. Menjelaskan peran Perawat - Klien
10. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
11. Menjelaskan tujuan
12. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
13. Menjelaskan kerahasiaan
Tahap kerja
14. Memberi kesempatan pada Klien untuk bertanya
15. Menanyakan keluhan utama
16. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
17. Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
Terminasi
18. Menyimpulkan hasil wawancara (evaluasi proses & hasil)
19. Memberikan reinforcement positif
20. Merencanakan tindak lanjut dengan Klien
21. Melakukan kontrak (waktu,tempat,topik)
22. Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik
Dokumentasi
23. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
Dimensi Respon
24. Berhadapan
25. Mempertahankan kontak mata
26. Tersenyum pada saat yang tepat
27. Membungkuk ke arah Klien
28. Mempertahankan sikap terbuka
Total
KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi
tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan
sempurna
NILAI : (NILAI TOTAL/ 56) X 100% =
 Peserta didik dinyatakan tidak lulus bila nilai < 70% dari total nilai seluruh
tindakan atau tidak memenuhi salah satu/lebih critical point yang telah
ditentukan

Penguji
Nama : ..................................................

TTD : ..................................................
Lampiran 11.

BAHAN AJAR TOPIK 4: TAHAPAN KOMUNIKASI


TERAPEUTIK

A. Pendahuluan

Komunikasi merupakan kegiatan penyampaian informasi kedapa individu lain.


Komunikasi dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan menjadi alat
kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan karena
perawat secara terus-menerus selama 24 jam bersama pasien. Dalam setiap aktivitasnya,
perawat menggunakan komunikasi. Pengetahuan tentang komunikasi dan komunikasi
terapeutik sangat penting terkait dengan tugas-tugas asisten perawat dalam membantu
melakukan asuhan keperawatan dan dalam melakukan hubungan profesional dengan tim
kesehatan lainnya. Sebagai calon asisten perawat, keterampilan dasar yang penting harus
dikuasai adalah komunikasi. Penguasaan tentang komunikasi terapeutik dalam praktik
keperawatan akan memungkinkan peserta didik melaksanakan praktik keperawatan secara
berkualitas.
B. Capaian dan Indikator Pembelajaran
Pada akhir fase E peserta didik mampu menjelaskan secara komprehensif melalui praktik,
proses layanan kesehatan, mencakup praktik dasar tenaga layanan kesehatan, memeriksa
tanda-tanda vital yang meliputi pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan denyut nadi, dan
pemeriksaan tekanan darah, menerapkan etika etiket dalam melakukan komunikasi yang
efektif dengan klien maupun tim kerja sesuai dengan budaya kerja di tempat kerja. Indikator
1Peserta didik mampu menjelaskan pengertian komunikasi terapeutik
2Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan komunikasi terapeutik.
3Peserta didik mampu memahami jenis-jenis komunikasi terapeutik.
4Peserta didik mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik.
5Peserta didik mampu memahami tahapan komunikasi terapeutik.
6Peserta didik mampu melakukan tahapan komunikasi terapeutik
Pembelajaran sebagai berikut:
C. Definisi Komunikasi Terapeutik
Perawat dalam menjaga kerjasama yang baik dengan pasien dalam membantu
memenuhi kebutuhan kesehatan pasien, serta dalam rangka membantu mengatasi
masalah pasien adalah dengan berkomunikasi. Dengan berkomunikasi perawat dapat
mendengarkan perasaan atau keluhan pasien dan menjelaskan prosedur tindakan
keperawatan (Sarfika, 2018). Komunikasi terapeutik menurut Indrawati (dalam Anjaswari,
2016) adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan, dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi
interpersonal dengan fokus adanya saling pengertian antar perawat dengan pasien.
Komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan pasien sehingga
dapat dikategorikan dalam komunikasi pribadi antara perawat dan pasien, perawat
membantu dan pasien menerima bantuan.
Dapat disimpulkan bahwa Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal
antara perawat dan klien yang dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling
memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu
mengatasi masalah klien serta memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada
akhirnya mencapai kesembuhan klien.

D. Jenis-Jenis Komunikasi Terapeutik


Menurut Potter dan perry (1993), Swansburg (1990), Szillagyi (1984), dan Tappen (1995)
dalam Muhith, A. & Siyoto, S. (2018) Membagi tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis,
dan nonverbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.
1. Komunikasi verbal
Dalam praktik keperawatan komunikasi yang lazin digunakan adalah dengan pertukaran
informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka yang menggunakan
Bahasa. Melalui Bahasa, seseorang akan mengomunikasikan dan menginterpretasikan kata
secara verbal. Jenis komunikasi ini memerlukan fungsi fisiologis dan mekanisme kognitif
yang akan menghasilkan bicara,melalui Bahasa seseorang mengungkapkan sebuah perasaan,
ide, kesan, dan repons emosional dengan tujuan agar tercipta hubungan yang baik dan
tercipta ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia. Dalam praktek keperawatan klien dapat
mengungkapkan secara Bahasa keluhan atau ketidaknyamanannya, sehinga tercapai tujuan
kesembuhan klien.
2. Komunikasi Nonverbal
Ungkapan sebuah perasaan, ide, dan repon emosional bisa ditampilkan manakala seorang
menampilkan sebuah kode yang bisa diartikan. Dari kode itulah seorang bisa mengartikan
kode tersebut ke dalam sebuah lambing dengan symbol-simbol tertentu. Misalnya klien
mengeluh nyeri dengan ekspresi kesakitan yang dialaminya.
3. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis dilakukan perawat dengan klien manakala klien dalam keadan bisu atau
ada gangguan artikulasi dikarenakan penyakitnya (biasanya ada gangguan pada area broca).
Jenis Komunikasi terapeutik menurut Uripni (dalam Ilham, 2022) dapat dibedakan sesuai
dengan respon klien sebagai berikut:
a. Mendengar dengan penuh perhatian
Hal ini perawat harus mendengar masalah yang disampaikan oleh klien untuk mengetahui
perasaan,pikiran dan persepsi klien itu sendiri. Sikap yang dibutuhkan untuk menjadi
pendenar yang baik adalah menatap matanya saat berbicara, tidak menyilangkan kaki dan
tangan, hindari Gerakan yang tidak perlu dan condongkan tubuh kea rah lawan bicara.
b. Menunjukkan Penerimaan
Mendukung dan menerima tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak
menilai. Menerima bukan berarti menyetujui. Menerima berarti mendengarkan orang lain
tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.
c. Menanyakan Pertanyaan yang berkaitan
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai
masalah yang telah disampaikan oleh klien. Oleh sebab itu, sebaiknya pertanyaan yang
diajukan berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh klien.
d. Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri
Melalui penggulangan Kembali kata-kata klien. Sseorang perawat memberikan umpan
balik bahwa perawat mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.
e. Mengklarifikasi
Klarifikasi terjadi pada saat perawat menjelaskan dalam kata-kata mengenai ide atau
pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien. Tujuan dari Teknik ini untuk menyamakan
pengertian.
f. Memfokuskan
Tujuan dari memfokuskan untuk membatasi pembicaraan menjadi lebih spesifik dan
dimengerti. Hal yang perlu diperhatikan adalah tidak memutuskan pembicaraan Ketika
klien menyampaikan masalah yang sedang dihadapi.
E. Tujuan dan Kegunaan Komunikasi Terapeutik
Berdasarkan definisi komunikasi terapeutik, berikut ini tujuan dari komunikasi terapeutik
menurut Anjaswari (2016):
a. Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi beban perasaan dan pikiran.
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien/pasien.
c. Memperbaiki pengalaman emosional klien.
d. Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan.
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh
kualitas hubungan perawat-klien. Apabila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan
perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang
mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.
Kegunaan Komunikasi Terapeutik:
a. Merupakan sarana terbina hubungan yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan.
b. Mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada individu atau pasien.
c. Mengetahui keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan.
d. Sebagai tolok ukur kepuasan pasien.
e. Sebagai tolok ukur komplain tindakan dan rehabilitasi.

F. Perbedaan Komunikasi Terapeutik dan Komunikasi Sosial


Komunikasi terapeutik berbeda secara spesifik dengan komunikasi sosial.
Komunikasi terapeutik dalam konteks hubungan saling membantu (the helping relationship)
menurut Taylor, Lillis, dan LeMone (1989) adalah hubungan saling membantu antara
perawat-klien yang berfokus pada hubungan untuk memberikan bantuan yang dilakukan oleh
perawat kepada klien yang membutuhkan pencapaian tujuan.
Tujuan hubungan saling membantu (helping relationship), menurut Taylor, Lillis,
dan LeMone (1989), adalah memenuhi kebutuhan klien dan meningkatkan kemandirian,
perasaan berharga, dan kesejahteraan. Sementara itu, Stuart dan Laraia (dalam Anjaswari,
2016) mengidentifikasi tujuan helping relationship sebagai berikut:
a. Memperoleh realisasi diri (self realization), penerimaan diri (self acceptance), dan
meningkatkan tanggung jawab diri (self respect).
b. Memperjelas identitas personal (personal identity) dan meningkatkan integritas personal
(personal integration).
c. Meningkatkan keintiman (intimate), saling ketergantungan (interdependent), serta
hubungan interpersonal (interpersonal relationship) dengan kemampuan memberi dan
menerima penuh kasih sayang.
d. Meningkatkan fungsi kehidupan dan kepuasan serta pencapaian tujuan personal secara
realistis.

Tabel 1. Perbedaan Hubungan Terapeutik dan Hubungan Sosial


(Stuart & Laraia dalam Anjaswari, 2016)
Hubungan Terapeutik Hubungan Sosial
1. Terjadi untuk tujuan yang spesifik. 1. Terjadi secara spontan/tidak
2. Orang terlibat jelas spesifik direncanakan secara spesifik.
(perawat/terapis dan klien). 2. Orang yang terlibat bebas.
3. Perawat-klien memberikan 3. Informasi yang disampaikan
informasi yang berbeda. hampir sama antara pihak-pihak
4. Dibangun atas dasar untuk yang terlibat.
memenuhi kebutuhan klien. 4. Dibangun atas dasar kebutuhan
bersama (semua pihak yang
terlibat).

G. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Terapeutik


faktor-faktor memengaruhi komunikasi terapeutik menurut Anjaswari (2016) sebagai berikut.
a. Spesifikasi tujuan komunikasi Komunikasi akan berhasil jika tujuan telah direncanakan
dengan jelas. Misalnya, tujuan komunikasi adalah mengubah perilaku klien, maka komunikasi
diarahkan untuk mengubah perilaku dari yang malaadaptif ke adaptif.
b. Lingkungan nyaman Maksud lingkungan nyaman adalah lingkungan yang kondusif untuk
terjalinnya hubungan dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat. Lingkungan yang
tenang/tidak gaduh atau lingkungan yang sejuk/tidak panas adalah lingkungan yang nyaman
untuk berkomunikasi. Lingkungan yang dapat melindungi privasi akan memungkinkan
komunikan dan komunikator saling terbuka dan bebas untuk mencapai tujuan.
c. Privasi (terpeliharanya privasi kedua belah pihak) Kemampuan komunikator dan komunikan
untuk menyimpan privasi masingmasing lawan bicara serta dapat menumbuhkan hubungan
saling percaya yang menjadi kunci efektivitas komunikasi.
d. Percaya diri Kepercayaan diri masing-masing komunikator dan komunikan dalam komunikasi
dapat menstimulasi keberanian untuk menyampaikan pendapat sehingga komunikasi efektif. .
Berfokus kepada klien Komunikasi terapeutik dapat mencapai tujuan jika komunikasi
diarahkan dan berfokus pada apa yang dibutuhkan klien. Segala upaya yang dilakukan
perawat adalah memenuhi kebutuhan klien.
f. Stimulus yang optimal Stimulus yang optimal adalah penggunaan dan pemilihan komunikasi
yang tepat sebagai stimulus untuk tercapainya komunikasi terapeutik.
g. Mempertahankan jarak personal Jarak komunikasi yang nyaman untuk terjalinnya komunikasi
yang efektif harus diperhatikan perawat. Jarak untuk terjalinnya komunikasi terapeutik adalah
satu lengan (± 40 cm). Jarak komunikasi ini berbeda-beda tergantung pada keyakinan
(agama), budaya, dan strata sosial.
H. Tahap – Tahap Melaksanakan Komunikasi Terapeutik
Ada 4 tahapan komunikasi terapeutik menurut Stuart dan Sundeen (dalam Prasanti, 2017)
1. Tahap persiapan/pra-interaksi
Pada tahap pra-interaksi, dokter sebagai komunikator yang melaksanakan komunikasi
terapeutik mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan klien atau pasien. Sebelum
bertemu pasien, dokter haruslah mengetahui beberapa informasi mengenai pasien, baik
berupa nama, umur, jenis kelamin, keluhan penyakit, dan sebagainya. Apabila dokter telah
dapat mempersiapkan diri dengan baik sebelum bertemu dengan pasien, maka ia akan bisa
menyesuaikan cara yang paling tepat dalam menyampaikan komunikasi terapeutik kepada
pasien, sehingga pasien dapat dengan nyaman berkonsultasi dengan dokter.
2. Tahap perkenalan/orientasi
Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan pasien dilakukan. Tujuan
dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai
dengan keadaan pasien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu. Tahap
perkenalan/orientasi adalah ketika dokter bertemu dengan pasien. Persiapan yang dilakukan
dokter pada tahap prainteraksi diaplikasikan pada tahap ini. Sangat penting bagi dokter
untuk melaksanakan tahapan ini dengan baik karena tahapan ini merupakan dasar bagi
hubungan terapeutik antara dokter dan pasien.
3. Tahap kerja
Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik. Tahap kerja
merupakan tahap yang terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena di dalamnya dokter
dituntut untuk membantu dan mendukung pasien untuk menyampaikan perasaan dan
pikirannya dan kemudian menganalisis respons ataupun pesan komunikasi verbal dan
nonverbal yang disampaikan oleh pasien. Dalam tahap ini pula dokter mendengarkan secara
aktif dan dengan penuh perhatian sehingga mampu membantu pasien untuk mendefinisikan
masalah yang sedang dihadapi oleh pasien, mencari penyelesaian masalah dan
mengevaluasinya.
4. Tahap terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan dokter dan pasien. Tahap terminasi dibagi dua,
yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap
pertemuan dokter dan pasien, setelah hal ini dilakukan dokter dan pasien masih akan
bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah
disepakati bersama. Sedangkan Terminasi akhir dilakukan oleh dokter setelah
menyelesaikan seluruh proses keperawatan.

I. Penutup
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran, penyampaian, dan penerimaan
berita, ide, atau informasi dari seseorang ke orang lain. Sedangkan Komunikasi terapeutik
adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang dilakukan secara sadar ketika
perawat dan klien saling memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan
untuk membantu mengatasi masalah klien serta memperbaiki pengalaman emosional klien
yang pada akhirnya mencapai kesembuhan klien. komunikasi terapeutik memiliki tujuan
utama yaitu berfokus pada kesembuhan pasien. Jenis komunikasi terapeutik antara lain verbal,
nonverbal, dan tertulis. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik antara lain:
Spesifikasi tujuan komunikasi, Lingkungan nyaman, Privasi (terpeliharanya privasi kedua
belah pihak), Percaya diri, Stimulus, dan Mempertahankan jarak personal. Dalam
melaksanakan komunikasi terapeutik ada 4 tahap yaitu: persiapan/pre interaksi,
orientasi/perkenalan, tahap kerja dan tahapterminasi.

KEGIATAN BELAJAR
MANDIRI

Carilah sumber literatur dari internet tentang tahapan komunikasi terapeutik dan
mempraktekkan tahapan komunikasi terapeutik secara mandiri dengan
kelompok.
Lampiran 12.

MATERI PENGAYAAN

Penerapan komunikasi pada berbagai tingkat usia, meliputi bayi dan anak,remaja
serta dewasa dan lansia memerlukan pengetahuan dan pemahaman khusus. Hal ini sangat
penting terkait dengan tugas-tugas perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalam semua
rentang usia (Anjaswari, 2016).
A. Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Bayi dan Anak
Berikut ini akan diuraikan perkembangan komunikasi, mulai bayi, toddler dan
prasekolah, usia sekolah, dan remaja.
1.Penerapan komunikasi pada bayi (0 – 1 tahun)
Bagaimanakah bayi berkomunikasi?Sesaat setelah bayi dilahirkan dan ibu diizinkan
menggendong si kecil dalam dekapannya, itulah awal seorang ibu berkomunikasi dengan
bayinya.Meskipun baru dilahirkan, bayi bisa dengan cepat belajar mengenali dunianyamelalui
pancaindranya. Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu
merekaberkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginannya melalui komunikasi nonverbal.
Bayi akan tampak tenang serta merasa nyaman dan aman jika ada kontak fisik yang dekat,
terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu).
Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak enak ia
rasakan, misalnya lapar, popok basah, kedinginan, lelah, dan lain-lain. Bayi yang agak
besar akan merasa tidak nyaman jika dia melakukan kontak fisik dengan orang yang
tidak dikenalnya. Bayi akan tersenyum, menggerak-gerakkan kaki dan tangannya
berulang-ulang jika dia ingin menyatakan kegembiraannya, serta menjerit, menangis, atau
merengek jika dia merasa tidak nyaman. Bayi juga akan tersenyum dan kegirangan jika
dia merasa kenyang, aman atau nyaman, serta menangis atau gelisah jika merasa lapar, basah,
buang air besar, digigit nyamuk, atau kepanasan/kedinginan.
2. Penerapan komunikasi pada kelompok toddler (1—3 tahun) dan pra sekolah (3-6 tahun)
Pada kelompok usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbalataupun
nonverbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan dengan menggunakan kata-kata yang
sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini adalah egosentris, yaitu mereka melihat
segala sesuatu hanya berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat sesuatu hanya
berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Anak tidak mampu membedakan antara kenyataan dan
fantasi sehingga tampak jika mereka bicara akan banyak ditambahi dengan fantasi diri
tentang obyek yang diceritakan. Contoh implementasi komunikasi dalam keperawatan sebagai
berikut.
a. Memberi tahu apa yang terjadi pada diri anak.
b. Memberi kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan
digunakan.
c. Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika anak tidak menjawab, harus diulang
d. lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana.
e. Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata, “jawab dong”.
f. Mengalihkan aktivitas saat komunikasi, misalnya dengan memberikan mainan saat
komunikasi.
g. Menghindari konfrontasi langsung.
h. Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak.
i. Bersalaman dengan anak saat memulai interaksi karena bersalaman dengan anak
merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas.
j. Mengajak anak menggambar, menulis, atau bercerita untuk menggali perasaan dan fikiran
anak.
3. Komunikasi pada usia sekolah (7—11 tahun)
Pada masa ini, anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penjelasan
sederhana yang diberikan. Pada masa ini, anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal
baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya. Pada masa ini, anak harus difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa
heran, penasaran, berani mengajukan pendapat, dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang
tidak jelas baginya. Contoh implementasi komunikasi dalam keperawatan sebagai berikut.
a. Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan menggunakan kata-
katasederhana yang spesifik.
b. Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak.
c.Pada usia ini, keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat
tinggi.
d. Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu
berkomunikasi secara efektif.
B. Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Perkembangan komunikasi remaja, sikap terapeutik saat berkomunikasi dengan
remaja, menciptakan suasana kondusif untuk berkomunikasi dengan remaja, dan menerapkan
model komunikasi yang sesuai untuk remaja. Masa remaja adalah masa yang sulit. Pada masa ini,
remaja dihadapkan pada dua situasi yang bertentangan, yaitu berpikir dan berperilaku
antara anak dan orang dewasa. Kelompok ini sering mengalami ketegangan karena
sulitnya menentukan sikap antara berperilaku anak dengan berperilaku sebagai orang dewasa. Masa
ini adalah masa yang penuh konflik dan dilema. Konflik yang terjadi dapat berhubungan dengan
perubahan-perubahan dalam dirinya, sedangkan dilema yang terjadi dapat berhubungan
dengan perbedaan nilai,
persepsi, atau keyakinan antara dirinya dengan orang dewasa.
a. Perkembangan Komunikasi Pada Usia Remaja
Perkembangan komunikasi pada usia remaja dapat ditunjukkan dengan kemampuan
berdiskusi atau berdebat. Pada usia remaja, pola perkembangan kognisinya sudah mulai berpikir
secara konseptual mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa,
sedangkan secara emosional sudah mulai menunjukkan perasaan malu. Anak usia remaja
sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi.
Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, yang dapat kita lakukan
adalah mengizinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari
beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam
komunikasi karena akan menimbulkan ketidakpercayaan remaja.
b. Sikap Terapeutik Berkomunikasi Dengan Remaja
Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa transisi ini remaja
banyak mengalami kesulitan yang membutuhkan kemampuan adaptasi. Remaja sering
tidak mendapat tempat untuk mengekspresikan ungkapan hatinya dan cenderung tertekan Hal
ini akan dapat mempengaruhi komunikasi remaja terutama komunikasi dengan orang tua atau orang
dewasa
lainnya. Terkait dengan permasalahan di atas, dalam berkomunikasi dengan remaja perawat atau
orang dewasa lain harus mampu bersikap sebagai “SAHABAT” buat remaja. Tidak meremehkan
atau memperlakukan dia sebagai anak kecil dan tidak membiarkan dia berperilaku sebagai orang
dewasa. Pola asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia
tak bisa
diperlakukan seperti anak kecil. Remaja sudah mulai menunjukkan jati diri.
c. Penerapan Komunikasi Sesuai Tingkat Perkembangan Remaja
Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja) sebenarnya lebih
mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicara tentang masalah yang kompleks.
Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur pembicaraan,
mengatur, atau memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan
sendiri tentang hal yang ia bicarakan. Contoh respons yang sering diungkapkan oleh orang tua
kepada anaknya yang bisa menyebabkan terputusnya komunikasi adalah mengancam,
memperingatkan; memerintah; menilai, mengkritik, tidak setuju, menyalahkan;
menasihati, menyelesaikan masalah; menghindar, mengalihkan perhatian, menertawakan;
mendesak; memberi kuliah, mengajari; mencemooh, membuat malu; menyelidiki, mengusut; serta
memuji, menyetujui. Perhatikanlah bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada
remaja berikut ini.
Komunikasi terbuka, “Bagaimana sekolahmu hari ini?”, “Apa yang membuatmu merasa
senang hari ini di sekolah?”
Komunikasi dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang mendengarkan.
Jangan mendominasi pembicaraan serta sediakan waktu untuk remaja untuk menyampaikan
pendapatnya.
1.Mendengar aktif artinya tidak hanya sekadar mendengar, tetapi juga memahami
dan menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan refleksikan emosi yang
ditunjukkan, misalnya dengan mengatakan, “Ibu tahu kamu merasa kesal karena diejek
seperti itu.”
2. Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika sedang
tidak bisa, katakan terus terang daripada Anda tidak fokus dan memutus
komunikasi dengan remaja.
3. Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia rahasiakan
karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan berkomunikasi. Anak remaja
sudah mulai memiliki privasi yang tidak boleh diketahui orang lain termasuk orang
tuanya.
4. Utarakan perasaan Anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan jangan memarahi
atau membentak. Misalnya, “Mama khawatir sekali kalau kamu tidak langsung pulang
ke rumah. Kalau mau ke rumah teman, telepon dulu agar Mama tenang.”
5. Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Misalnya, “Aku sedang
berusaha menguasai matematika” daripada “Aku payah dalam matematika”.
6. Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap sinyal- sinyal emosi dari
bahasa tubuhnya.
7. Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada aspek terbaik yang
dia lakukan sekecil apapun.
8.Hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.
C. Penerapan Komunikasi pada Dewasa dan Lansia
Untuk penerapan komunikasi pada orang dewasa meliputi permasalahan dan sikap
komunikasi pada orang dewasa, suasana komunikasi pada orang dewasa, serta teknik dan
penerapan komunikasi terapeutik pada orang dewasa. Penerapan komunikasi pada lansia
meliputi karakteristik lansia, perkembangan komunikasi lansia, faktor-faktoryang
memengaruhi komunikasi pada lansia, hambatan komunikasi pada lansia, pendekatan
komunikasi terapeutik, dan penerapan teknik komunikasi terapeutik pada lansia.

Lampiran 13.
TABEL SMILE CARD
Nama : ……………………..
Mata Pelajaran : ………………..

Petunjuk:
1. Tempellah smile exspression yang kalian dapatkan dari guru sebagai reward keaktifan dalam
bertanya, mengutarakan pendapat, dan menanggapi presentasi ketika pembelajaran.
2. Hitunglah jumlah smile expression yang kalian dapat selama pembelajaran dari materi pertama
hingga terakhir di setiap elemen capaian pembelajaran.

Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:……..

Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:……..

Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:……..

Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:……..

Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:…….. Paraf guru:……..
Keterangan :
Jumlah smile exspression 1-5 : Point tambahan nilai 10
Jumlah smile exspression 6-10: Point tambahan nilai 15
Jumlah smile exspresion 11-15: Point tambahan nilai 20

Catatan:
1. Bagi peserta didik yang dilainya KKM (75)/kurang, point hasil smile exspression dapat
ditambahkan pada nilai.
2. Bagi peserta didik yang nilainya berada pada batas maksimal 100, point hasil smile exspression
dapat digunakan di elemen capaian pembelajaran selanjutnya.
3. Guru dapat menambahkan point pada nilai sesuai kebutuhan penilaian.

Lampiran 14.

GLOSARIUM
I
Intimate : Meningkatkan keintiman/kedekatan untuk suatu hal
Interdependent : Saling ketergantungan
interpersonal relationship : Hubungan interpersonal
K
Komunikasi : Kegiatan menyampaikan pesan atau informasi
Komunikasi terapeutik : Komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang
dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling
memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama
yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah
klien.
N
Nonverbal : Pengungkapan ide, perasaan, informasi dalam bentuk
symbol-simbol.
P
personal integration : Meningkatkan integrasi diri
S
self realization : Memperoleh realisasi diri
self acceptance : Penerimaan diri
self respect : Peningkatkan tanggungjawab diri
T
the helping relationship : Hubungan saling membantu
V
Verbal : Pengungkapan ide, perasaan, informasi dalam bentuk
kata-kata.
Lampiran 15.
DAFTAR PUSTAKA

Anjaswari, T. (2016). Komunikasi Dalam Keperawatan. Kementerian Kesehatan


Indonesia. Hal 14-23. Available online at
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Kom
unikasi-dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf diakses tanggal 29
September 2022.
Ilham, M.A & Suharto. (2022). Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan
Kepuasan Pasien BPJS Di Instalasi Rawat Inap Selama Masa Pandemi
Covid-19 Di Rumah Sakit Umum Wulan Windi. Journal of Pharmaceutical
and Sciences. Vol. 5. No. 2. hal. 205-213. Retrived form
https://www.journal-jps.com/index.php/jps/article/view/126/89 diakses
tanggal 30 September 2022.
Prasanti, D. (2017). Komunikasi Terapeutik Tenaga Medis Tentang Obat Tradisional
Bagi Masyarakat. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 10. No. 1 . hal 53-56.
Retrived form https://media.neliti.com/media/publications/154026-ID-
komunikasi-terapeutik-tenaga-medis-dalam.pdf diakses tanggal 30
September 2022.

Muhith, A. & Siyoto, S. (2018). Aplikasi Komunikasi Terapeutik Nursing &


Health. ANDI: Yogyakarta. Available online at
https://www.google.co.id/books/edition/Aplikasi_Komunikasi_Terapeutik_
Nursing_H/fL9jDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1 diakses tanggal 1 Oktober
2022.

Anda mungkin juga menyukai