RPP PTKL (2) - Fix
RPP PTKL (2) - Fix
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG
PENYELENGGARAAN PERGURUAN TINGGI OLEH
KEMENTERIAN LAIN DAN LEMBAGA PEMERINTAH
NONKEMENTERIAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
-2-
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
2. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa
dengan dosen dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
3. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program
diploma, program sarjana, program magister,
program doktor, dan program profesi, serta program
spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.
4. Statuta adalah peraturan dasar pengelolaan
perguruan tinggi yang digunakan sebagai landasan
penyusunan peraturan dan prosedur operasional di
perguruan tinggi.
5. Kementerian adalah kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan.
6. Kementerian Lain adalah kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di luar
bidang pendidikan dan kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di luar
bidang agama.
7. Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang
selanjutnya disingkat LPNK adalah lembaga
pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan
tertentu.
-3-
BAB II
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1) Kementerian Lain atau LPNK dapat
menyelenggarakan Pendidikan Tinggi dengan
membentuk PTKL.
(2) PTKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. PTKL kedinasan; dan
b. PTKL dengan penugasan khusus Kementerian.
(3) Pembentukan PTKL sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan tugas dan
-4-
Bagian Kedua
Penyelenggaraan PTKL Kedinasan
Paragraf 1
Mahasiswa dan Ketenagaan pada PTKL Kedinasan
Pasal 3
(1) Mahasiswa pada PTKL kedinasan berasal dari:
a. masyarakat dengan ikatan dinas untuk
menjadi calon pegawai negeri sipil, calon
tentara, atau calon anggota kepolisian pada
Instansi Pemerintah;
b. calon pegawai negeri sipil, calon tentara, atau
calon anggota kepolisian pada Instansi
Pemerintah dalam pelaksanaan tugas
kedinasan; dan/atau
c. pegawai negeri sipil, tentara, atau anggota
kepolisian pada Instansi Pemerintah dalam
pelaksanaan tugas kedinasan.
(2) Ikatan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan perjanjian bahwa masyarakat
yang lulus seleksi kompetensi dasar dan
menyelesaikan pendidikan pada PTKL kedinasan
akan mengisi jabatan pegawai negeri sipil, tentara,
atau anggota kepolisian.
Pasal 4
Ketenagaan pada PTKL kedinasan diatur oleh Menteri
Lain atau Pemimpin LPNK sesuai dengan ketentuan
-5-
peraturan perundang-undangan.
Paragraf 2
Bentuk, Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran PTKL Kedinasan
Pasal 5
(1) PTKL kedinasan berbentuk politeknik atau akademi.
(2) Pendirian, perubahan, dan pembubaran PTKL
kedinasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan peraturan Menteri Lain atau
peraturan Pemimpin LPNK setelah mendapat
pertimbangan tertulis dari Menteri dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara sesuai dengan
kewenangannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Paragraf 3
Program Studi pada PTKL Kedinasan
Pasal 6
(1) PTKL kedinasan menyelenggarakan program studi
yang bersifat teknis dan spesifik yang tidak
diselenggarakan oleh perguruan tinggi di bawah
pembinaan Kementerian, untuk memenuhi
kebutuhan pengembangan kompetensi pegawai
pada Instansi Pemerintah.
(2) Pembukaan, perubahan nama, dan penutupan
program studi pada PTKL kedinasan dilaksanakan
oleh Menteri Lain atau Pemimpin LPNK berdasarkan
rekomendasi dari Menteri.
Bagian Ketiga
Penyelenggaraan PTKL dengan
Penugasan Khusus Kementerian
Paragraf 1
-6-
Umum
Pasal 7
(1) Penyelenggaraan PTKL dengan penugasan khusus
Kementerian bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan kualifikasi dan kompetensi tertentu yang
mendesak.
(2) Kebutuhan kualifikasi dan kompetensi tertentu yang
mendesak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam hal tidak tersedianya kualifikasi dan
kompetensi pada perguruan tinggi di bawah
pembinaan Kementerian.
(3) Penugasan khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Menteri untuk jangka waktu
tertentu dan dapat diperpanjang.
(4) Dalam hal kebutuhan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sudah tidak diperlukan atau sudah dapat
dipenuhi oleh perguruan tinggi di bawah pembinaan
Kementerian maka Menteri dapat mencabut
penugasan khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (3).
Paragraf 2
Mahasiswa dan Ketenagaan pada PTKL dengan
Penugasan Khusus Kementerian
Pasal 8
(1) Mahasiswa pada PTKL dengan penugasan khusus
Kementerian berasal dari masyarakat umum.
(2) Penerimaan mahasiswa pada PTKL dengan
penugasan khusus Kementerian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mengikuti mekanisme
seleksi penerimaan mahasiswa baru oleh perguruan
-7-
Pasal 9
(1) Ketenagaan pada PTKL dengan penugasan khusus
Kementerian meliputi:
a. dosen; dan
b. tenaga kependidikan.
(2) Pengangkatan dan pembinaan ketenagaan pada
PTKL dengan penugasan khusus Kementerian
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Paragraf 3
Bentuk, Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran PTKL dengan
Penugasan Khusus Kementerian
Pasal 10
(1) PTKL dengan penugasan khusus Kementerian
berbentuk politeknik atau akademi.
Paragraf 4
Program Studi pada PTKL dengan Penugasan Khusus Kementerian
Pasal 11
(1) Program studi pada PTKL dengan penugasan
khusus Kementerian bersifat teknis dan spesifik
yang tidak diselenggarakan oleh perguruan tinggi di
bawah pembinaan Kementerian.
(2) Program studi pada PTKL dengan penugasan
khusus Kementerian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diusulkan oleh Menteri Lain atau Pemimpin
LPNK kepada Menteri berdasarkan program prioritas
nasional masing-masing Kementerian Lain atau
LPNK.
(3) Pembukaan, perubahan nama, dan penutupan
program studi pada PTKL dengan penugasan
khusus Kementerian sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Keempat
Gelar, Ijazah, Sertifikat Kompetensi, dan Sertifikat Profesi
Pasal 12
(1) Lulusan PTKL kedinasan dan PTKL dengan
penugasan khusus Kementerian berhak atas:
a. gelar;
b. ijazah;
c. sertifikat kompetensi; dan/atau
d. sertifikat profesi.
(2) Tata cara pencantuman gelar, pemberian dan
penulisan ijazah, sertifikat kompetensi, dan
sertifikat profesi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
-9-
Bagian Kelima
Pembinaan PTKL Kedinasan dan/atau
PTKL dengan Penugasan Khusus Kementerian
Pasal 13
(1) Menteri Lain atau Pemimpin LPNK bertanggung
jawab untuk melakukan pembinaan atas
penyelenggaraan PTKL kedinasan dan/atau PTKL
dengan penugasan khusus Kementerian.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. pengaturan;
b. perencanaan; dan
c. pengawasan, penjaminan mutu internal,
pemantauan, dan evaluasi.
Pasal 14
Dalam melaksanakan tanggung jawab di bidang
pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(2) huruf a, Menteri Lain atau Pemimpin LPNK memiliki
tugas dan wewenang, meliputi:
a. penyusunan anggaran PTKL;
b. penyusunan hak mahasiswa di PTKL;
c. pemberian akses yang berkeadilan di PTKL;
d. penyusunan kebijakan relevansi hasil Pendidikan
Tinggi di PTKL dengan kebutuhan ketenagaan di
Instansi Pemerintah; dan
e. penyusunan kebijakan lainnya dalam pengelolaan
PTKL sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
-10-
Pasal 15
(1) Anggaran PTKL kedinasan berasal dari anggaran
Kementerian Lain atau LPNK.
(2) Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak termasuk dalam 20% (dua puluh persen) dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
dialokasikan pada sektor pendidikan.
Pasal 16
(1) Anggaran PTKL dengan penugasan khusus
Kementerian berasal dari anggaran Kementerian
Lain atau LPNK.
(2) Besaran anggaran PTKL dengan penugasan khusus
Kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan standar pembiayaan yang ditetapkan
oleh Menteri.
(3) Standar pembiayaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berdasarkan rumpun program studi.
Pasal 17
Dalam melaksanakan tanggung jawab di bidang
-11-
Pasal 18
Dalam melaksanakan tanggung jawab di bidang
pengawasan, penjaminan mutu internal, pemantauan,
dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (2) huruf c oleh Menteri Lain atau Pemimpin LPNK:
a. mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
dan
b. terekam pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
secara nasional.
Pasal 19
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan,
perencanaan, dan pengawasan, penjaminan mutu
internal, pemantauan, dan evaluasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 sampai dengan Pasal 18
diatur dengan Peraturan Menteri Lain atau Peraturan
Pemimpin LPNK setelah mendapatkan persetujuan
tertulis dari Menteri.
BAB III
PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI
Pasal 20
Pengelolaan PTKL kedinasan dan PTKL dengan
penugasan khusus Kementerian meliputi:
a. pola pengelolaan dan tata kelola; dan
b. akuntabilitas publik.
-12-
Pasal 21
Pola pengelolaan dan tata kelola sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 huruf a terdiri atas:
a. keuangan;
b. organisasi; dan
c. statuta.
Pasal 22
(1) Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
huruf a dilaksanakan dengan pola sebagai berikut:
a. pola pengelolaan keuangan negara pada
umumnya; atau
b. pola pengelolaan keuangan badan layanan
umum.
(2) Pola pengelolaan keuangan badan layanan umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b pada
PTKL ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan negara berdasarkan usul Menteri Lain
atau Pemimpin LPNK.
Pasal 23
(1) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
huruf b paling sedikit terdiri atas unsur:
a. penyusun kebijakan;
b. pelaksana akademik;
c. pengawas dan penjaminan mutu;
d. penunjang akademik atau sumber belajar; dan
e. pelaksana administrasi atau tata usaha.
(2) Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pada PTKL ditetapkan oleh Menteri Lain atau
Pemimpin LPNK setelah mendapat persetujuan
tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur
negara.
Pasal 24
-13-
Pasal 25
Akuntabilitas publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 huruf b diselenggarakan melalui:
a. pemenuhan atas kewajiban untuk menjalankan visi
dan misi Kementerian Lain atau LPNK yang tertuang
dalam rencana strategis; dan
b. acuan pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
BAB IV
EVALUASI DAN AKREDITASI
Pasal 26
(1) Evaluasi terhadap penyelenggaraan PTKL kedinasan
dan PTKL dengan penugasan khusus Kementerian
dilakukan oleh Menteri.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk memastikan pelaksanaan PTKL
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit dilakukan terhadap:
a. mahasiswa;
b. program studi; dan
c. satuan pendidikan.
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) tahun.
Pasal 27
(1) Akreditasi terhadap penyelenggaraan PTKL
kedinasan dan PTKL dengan penugasan khusus
Kementerian dilakukan oleh Badan Akreditasi
-14-
Pasal 28
Evaluasi dan akreditasi terhadap penyelenggaraan PTKL
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dan Pasal 27
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
a. Menteri Lain atau Pemimpin LPNK yang memiliki
PTKL sebelum Peraturan Pemerintah ini
diundangkan memilih PTKL untuk menjadi:
1. PTKL kedinasan; atau
2. PTKL dengan penugasan khusus Kementerian;
b. Menteri Lain atau Pemimpin LPNK harus
menyampaikan pilihannya sebagaimana dimaksud
pada huruf a kepada Menteri paling lama 2 (dua)
bulan sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan;
c. dalam hal Menteri Lain atau Pemimpin LPNK tidak
menyampaikan pilihan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a maka Menteri memutuskan jenis
PTKL dan menyampaikan kepada Menteri Lain atau
Pemimpin LPNK;
d. Menteri melakukan evaluasi berdasarkan hasil
pilihan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf c paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak
Peraturan Pemerintah ini diundangkan;
-15-
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
semua ketentuan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
2010 tentang Pendidikan Kedinasan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5101),
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.
Pasal 31
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2010 tentang
Pendidikan Kedinasan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5101), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 32
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-17-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONA H. LAOLY