Reformasi 1998 telah membawa perubahan besar bagi Indonesia,
termasuk dalam bidang ketenagakerjaan. Pada masa Orde Baru, kondisi perburuhan di Indonesia sangat memprihatinkan. Upah buruh rendah, jam kerja panjang, dan jaminan sosial tidak memadai. Kondisi ini diperparah dengan represi terhadap serikat buruh. Pasca reformasi, kondisi perburuhan di Indonesia mengalami beberapa perubahan positif. Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 menjadi tonggak penting dalam upaya memajukan kesejahteraan buruh. UU ini mengatur berbagai hal terkait ketenagakerjaan, mulai dari upah, jam kerja, jaminan sosial, hingga hak-hak buruh lainnya. Salah satu perubahan positif yang terjadi adalah peningkatan upah buruh. Upah minimum provinsi (UMP) terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2023, UMP tertinggi di Indonesia adalah sebesar Rp5.221.367,44 di DKI Jakarta. Peningkatan upah ini tentu memberikan dampak positif bagi kesejahteraan buruh. Perubahan positif lainnya adalah peningkatan kesadaran buruh akan hak-haknya. Buruh kini lebih berani menuntut hak-haknya, baik melalui jalur bipartit maupun tripartit. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah aksi demonstrasi buruh yang menuntut peningkatan upah, perbaikan jaminan sosial, dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan hak-hak buruh. Selain itu, kondisi perburuhan di Indonesia juga mengalami perubahan positif lainnya, seperti: Penegakan hukum ketenagakerjaan yang semakin membaik. Meningkatnya jumlah serikat buruh yang terdaftar. Meningkatnya jumlah buruh yang mendapatkan jaminan sosial Namun, di sisi lain, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh buruh di Indonesia. Salah satu tantangan terbesar adalah masih tingginya angka pengangguran. Pada tahun 2023, angka pengangguran di Indonesia mencapai 6,90%. Angka pengangguran yang tinggi ini tentu mempersulit buruh untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Tantangan lainnya adalah masih tingginya angka pekerja informal. Pada tahun 2023, jumlah pekerja informal di Indonesia mencapai 64,46%. Pekerja informal memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami berbagai masalah ketenagakerjaan, seperti upah yang rendah, jam kerja yang panjang, dan jaminan sosial yang tidak memadai. Tantangan lain yang dihadapi oleh buruh adalah masih lemahnya perlindungan hukum terhadap buruh. Masih banyak kasus pelanggaran hak-hak buruh yang terjadi, seperti upah yang tidak dibayar, jam kerja yang berlebihan, dan kekerasan di tempat kerja. Berdasarkan refleksi di atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi perburuhan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan positif dari masa awal reformasi sampai tahun-tahun belakangan ini. Namun, masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh buruh di Indonesia. Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pengusaha, dan serikat buruh. Pemerintah perlu terus meningkatkan kesejahteraan buruh melalui berbagai kebijakan, seperti peningkatan upah, perbaikan jaminan sosial, dan penegakan hukum ketenagakerjaan. Pengusaha perlu lebih memperhatikan kesejahteraan buruh dengan memberikan upah yang layak, jam kerja yang wajar, dan jaminan sosial yang memadai. Serikat buruh perlu terus meningkatkan kapasitasnya agar dapat lebih efektif memperjuangkan hak-hak buruh. Dengan kerja sama dari berbagai pihak, diharapkan kondisi perburuhan di Indonesia dapat terus membaik dan kesejahteraan buruh dapat terjamin. Dapat disimpulkan kondisi perburuhan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan positif dari masa awal reformasi sampai tahun-tahun belakangan ini. Namun, masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh buruh di Indonesia. Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pengusaha, dan serikat buruh. i 1