Anda di halaman 1dari 13

Vol. 11 NO.

2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP


MANAJEMEN LABA
Theresia Inggriani H.1, Paskah Ika Nugroho2
1,2
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana,
Kota Salatiga, Indonesia
e-mail: theresiaingg66@hmsil.com

Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance (GCG)
terhadap manajemen laba. GCG diukur menggunakan variabel kepemilikian manajerial, kepemilikan
institusional, ukuran perusahaan, dan dewan komisaris independen, sedangkan manajemen laba
dihitung menggunakan discretionary accruals. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
sehingga diperoleh 28 perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2016
– 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan dewan
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba karena memiliki nilai signifikansi
lebih kecil dari 0.05. Sedangkan variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba
karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Hal ini disebabkan perusahaan besar dalam membuat
dan melaporkan kondisi keuangannya akan lebih berhati-hati serta akurat, karena cenderung lebih
diperhatikan kinerjanya oleh masyarakat. Sedangkan kecenderungan manajemen laba dilakukan oleh
perusahaan yang lebih kecil agar dapat menunjukkan hasil kinerja yang memuaskan

Kata kunci: Good Corporate Governance (GCG), Manajemen Laba, Bursa Efek Indonesia

Abstract
This study aims to determine the effect of good corporate governance (GCG) on earnings
management. GCG is measured using managerial ownership, institutional ownership, company size,
and independent board of commissioners, while earnings management is calculated using
discretionary accruals. This study uses a purposive sampling technique so that 28 banking companies
are listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2016-2018. The results of this study indicate
that managerial ownership, institutional ownership, and independent board of commissioners have no
effect on earnings management because they have a significance value less than 0.05. Meanwhile,
variabel company size has an effect on earnings management because the significance value is
greater than 0.05. This is because large companies in preparing and reporting their financial
conditions will be more careful and accurate, because the public tends to pay more attention to their
performance. Meanwhile, the tendency of earnings management is carried out by smaller companies
in order to show satisfactory performance results.

Keywords : Good Corporate Governance (GCG), Earnings Management, Bursa Efek Indonesia

Jurnal Akuntansi Profesi | 243


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

1. Pendahuluan menggunakan metode penyusutan garis


lurus, dan yang satunya lagi
Empat (4) karakteristik kualitatif menggunakan metode angka tahun, maka
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam pada hasil laba yang akan dilaporkan
pembuatan laporan keuangan yang berbeda. Sehingga dapat disipulkan
digunakan oleh para pemakainya, yaitu: terjadinya manajemen laba atau earnings
dapat dipahami, relevan, keandalan, dan management, karena pemilihan metode
dapat diperbandingkan. Selain itu yang berbeda.
dijelaskan dalam PSAK Laporan Manajemen laba didefinisikan
Keuangan disajikan dalam bentuk: aset, sebagai upaya suatu manajer perusahaan
liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban, untuk mempengaruhi informasi laporan
arus kas. PSAK No 1 tahun 2015 bagian 3 keuangan yang bertujuan untuk
mengatakan bahwa laporan keuangan memperdaya stakeholder Sulistyanto
memiliki tujuan yaitu memberikan (2008). Tiga (3) jenis strategi manajemen
informasi mengenai posisi keuangan, laba, yaitu : (1) Peningkatan laba
kinerja keuangan dan arus kas entitas (increasing income) yang dilakukan oleh
yang bermanfaat bagi sebagian besar manajemen pada periode kini dengan
kalangan pengguna laporan dalam menurunkan tingkat pembebanan dibawah
pembuatan keputusan ekonomi. laba bersih, (2) Dilakukannya
Wahyudiono (2014) menambahkan pengurangan laba pada periode ini oleh
pengertian laporan keuangan adalah manajer untuk melakukan penghapusan
laporan pertanggung jawaban pihak (write-off) terhadap periode dengan kinerja
manajer atau pimpinan sebuah buruk, strategi ini biasa disebut “mandi
perusahaan kepada pihak-pihak luar besar” (big bath),(3) Dilakukannya
perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan pemerataan laba (income smoothing) oleh
bahwa laporan keuangan adalah sebuah manajer untuk mengurangi ketidak pastian
cermin untuk mengetahui kondisi atau atau fluktuasi laba. Pemilihan strategi
kinerja sebuah perusahaan serta menjadi manajemen laba dapat dipilih oleh
alat komunikasi antara pihak internal manajer perusahaan, tergantung dari
perusahaan (manajer atau Board Of tujuan yang ingin dicapainya. Jika
Director), sedangkan pihak eksternal perusahaan ingin kinerjanya kelihatan baik
(investor, kreditor, supplier, pemerintah, dibandingkan yang sebenarnya maka
maupun masyarakat) dalam mengaambil manajer dapat meningkatkan atau
sebuah keputusan.Dalam pengambilan memanipulasi informasi labanya menjadi
keputusan, investor membutuhkan laporan lebih tinggi. Tetapi jika manajer
keuangan sebagai parameter efesiensi menginginkan kinerja perusahaan sama
dalam penggunaan dana yang akan setiap periodenya maka manajer dapat
diinvestasikan kepada perusahaan, mengatur laba perusahaan agar tidak
karena akan berpengaruh kepada bergerak secara fluktuatif selama periode
seberapa besar laba yang akan diperoleh. tersebut.
Salah satu bagian penting dalam Manajer perusahaan berlaku
laporan keuangan adalah laba, karena sebagai pengelola yang mempunyai
laba merupakan parameter dalam keahlian luasberhubungan
mengukur kinerja perusahaan dan kinerja denganinformasi intern dan peluang
menejemen. Sehingga perusahaan dimasa depan dibandingkan pemilik
dituntut untuk dapat mencapai target yang (owner) perusahaan. Jadi sebagai
telah ditetapkan. Dalam pemilihan metode pengelol, seorang manajer memiliki
akuntansi yang akan digunakan oleh kewajiban untuk melaporkan seluruh
setiap perusahan untuk melakukan informasi terkait perusahaan terhadap
penyusunan laporan keuangan, SAK pemilik. Salah satu pemberian informasi
memberikan kelonggaran. Kelonggaran kepada pemilik melalui informasi
yang diberikan dapat digunakan untuk keuangan yang berupa laporan keuangan.
menghasilkan laba yang berbeda-beda Kondisi asimetri informasi (information
disetiap perusahan. Boediono (2005) asymetric) adalah ketika manajer
mengatakan jika suatu perusahaan memberikan informasi tidak sebanding

Jurnal Akuntansi Profesi | 244


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

dengan keadaan perusahaan sekarang agar berperilaku profesional, transparan


kepada pemilik. Laporan keuangan dan efisien serta mengoptimalkan fungsi
digunakan manajer untuk mengelabui dewan komisaris, dewandireksi, dan
pemilik tentang kinerja perusahaan, agar pemegang saham.
manajer dapat menjalankan manajemen Penelitian tentang Good Corporate
laba (earnings management). Governance (GCG) sendiri sudah banyak
Manajemen laba dipengaruhi oleh diteliti. Dari beberapa penelitian ditemukan
beberapa faktor salah satunya adalah adanya beberapa perbedaan. Asitalia & Ita
praktik Good Corporate Governance (2015) mengatakan Kepemilikan
(GCG). GCG atau tata kelola sebuah manajerial: Tidak berpengaruh,
perusahaan ialah suatu proses dan kepemilikan institusional tidak
struktur untuk peningkatan bisnis dan berpengaruh terhadap manajemen laba.
akuntabilitas yang bertujuan untuk Sedangakan Anggana & Prastiwi (2013)
mewujudkan nilai pemegang saham dalam mengatakan Komisaris independen :
jangka panjang dengan tetap berpengaruh negatif,dan kemilikan
memperhatikan kepentingan stakeholder manajerial : memiliki pengaruh hanya
yang lain (Utami 2019). Abdillah & bersifat negatif terhadap manajemen laba.
Purwanto (2014) Good Corporate Dalam penelitian ini membahas
Governance merupakan kunci utama kepemilikan manajerial, kepemilikan
sebuah perusahaan dalam melakukan institusional, ukuran perusahaan, dan
peningkatan efisiensi ekonomi yang komisaris independen yang merupakan
memiliki fokus untuk memaksimalkan komponenGCG. Penelitian ini memiliki
sumber daya perusahaan sehingga perbedaan dengan penelitian sebelumnya,
menaikkan hasil ekonomi bagi dimana dalam penelitian ini menyelipkan
kesejahteraan pemegang saham dan komponen corporate governance yaitu:
akuntabilitas bagi stakeholder lainnya. ukuran perusahaan yang sangat jarang
Mekanisme GCG ditandai dengan diteliti. Selain itu ingin melihat apakah
adanya kepemilikan institusional, komponen corporate governanceyang
kepemilikan manajemen, eksistensi komite disebutkan diatas memiliki pengaruh
audit beserta komisaris independen. kepada manajemen laba, dikarenakan
Tingkah laku manajer dalam terdapat perbedaan dari penelitian
melaksanakan manajemen laba bisa terdahulu.
dibatasi menggunakan kepemilikan Tujuan Penelitian ini secara umum
institusional dan kepemilikan manajemen yaitu untuk mengetahui praktik
(Welvin & Arleen, 2010). manajemen laba yang dilakukan
Asitalia & Ita (2015) mengatakan perusahan. Sedangkan secara khusus
Good corporate governance adalah hal adalah untuk menilai apakah komponen
yang penting bagi going concern GCG memiliki pengaruh pada manajemen
perusahaan, selain sebagai alat laba. Adapun rumusan masalah penelitian
monitoring kinerjaperusahaan untuk adalah (1) Apakah kepemilikan manajerial
mencapai laba maupun visi perusahaan memiliki pengaruh terhadap manajemen
jangka panjang, good laba?, (2) Apakah kepemilikan institusional
corporategovernance juga dapat menjadi memiliki pengaruh terhadap manajemen
alat untuk memberikan advice dan laba?, (3) Apakah ukuran perusahaan
suggestion bagi manajemen perusahaan memiliki pengaruh terhadap manajemen
untuk melakukan kegiatan operasional laba?, (4) Apakah dewan komisaris
secara baik atau tidak melenceng dari visi independen berpengaruh terhadap
perusahaan. Mekanisme good corporate manajemen laba?.
governance yang dijalankan sesuai
dengan standard dan prosedur 2. Metode
perusahaan akan meminimalisir tindakan
manajemen laba. Penerapan good Dalam penelitianini populasi yang
corporate governance diharapkan dapat digunakan ialah perbankan yang terdaftar
mendorong beberapa hal, salah satunya dalam Bursa Efek Indonesia periode 2016
untuk mendorong manajemen perusahaan – 2018. Penelitian ini menggunakan

Jurnal Akuntansi Profesi | 245


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

purposive sampling sebagai teknik Menghitung nilai accruals yang


pengambilan sampel. Kriteria yang diestimasi dengan persamaan regresi
digunakan dalam penelitian ini untuk
pengambilan sample adalah: a) TACt / At-1 = α1 (1 / At-1) + α2 (ΔREVt / At-1)
Perusahaan perbankan yang terdaftar di + α3 (PPEt / At-1) + e
BEI periode 2016-2018, b) Laporan
keuangan tahunan dipublikasikan secara Menghitung nondiscretionary
lengkap yang berakhir pada 31 December accruals (NDA)
2009-2018 dandinyatakan dalam satuan
mata uang Rupiah (Rp). NDAt = α1 (1/ At-1) + α2 ((ΔREVt-ΔRECt)/
Data yang ada lengkap, secara At-1) + α3 (PPEt/ At-1)
Good Corporate Governance termasuk
kepemilikan manajerial, kepemilikan Menghitung discretionary accruals
institusional, ukuranperusahaan, dan
dewan komisaris independen serta secara DAt = TACt / At-1 – NDAt
manajemen laba.
Penelitian ini menggunakan Keterangan :
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan TAC : total akrual (Total
laporan keuangan perusahaan perbankan accruals)
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia NI : laba bersih operasi (net
periode 2016 sampai periode 2018, yang income)
diperoleh dari www.idx.co.id, serta situs CFO : aliran kas dari aktivitas
masing – masing sampel. operasi (cash flow from
Dalam penelitianini variabel yang operation)
digunakan adalah variabel manajemen At-1 : total aset untuk sampel
laba sebagai variabel yang dependen, perusahaan i pada akhir
sedangkan kepemilikan manajerial, tahun t-1
kepemilikan institusional, ukuran ΔREVt : perubahan pendapatan
perusahaan, dan dewan komisaris perusahaan i dari tahun t-1
independen sebagai variabel independen. ke tahun t
Pengukuran manajemen laba ΔRECt : perubahan piutang
digunakan sebagai proksi discretionary perusahaan i dari tahun t-1
accruals. Welvin & Arleen (2010) ke tahun t
mengatakan Discretionary accruals (DA) PPEt : aktiva tetap (property,
adalah komponen akrual yang plant and equipment)
memungkinkan manajer untuk melakukan perusahaan tahun t
intervensi dalam penyusunan laporan NDAt : nondiscretionary accruals
keuangan, sehingga laba yang dilaporkan pada tahun t
dalam laporankeuangan tidak dat : accruals perusahaan i
mencerminkan nilai atau kondisi pada periode t
perusahaan yang sesungguhnya. Sanjaya α : fitted coefficient yang
(2008) dalam Welvin & Arleen (2010) diperoleh dari hasil
mengatakan Discretionary accruals dapat regresi padaperhitungan
dihitung menggunakan Modified Jones total accruals
Model. Karena Modified Jones Model /
Modifikasi Model Jones bisa mendeteksi Secara empiris Discretionary
manajemen laba secara Accruals bisa menghasilkan nol, positif,
konsisten.Langkah-langkah perhitungan atau negatif. Ini menunjukkan perusahaan
Discretionary accruals dengan Modifikasi melakukan manajemen laba dalam
Model Jones (Ujiyantho & Pramuka, menyusun serta pencatatan informasi
2007): keuangannya. Pola perataan laba (income
Perhitungan total akrual smoothing) ditunjukkan dengan nol, pola
penaikan laba (income increasing)
TAC = NI – CFO ditunjukkan dengan nilai positif,
Sedangkan pola penurunan laba (income

Jurnal Akuntansi Profesi | 246


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

decreasing) ditunjukkan dengan nilai


negatif. B. Analisis Inferensial
Penelitian ini menggunakan 1) Uji Asumsi Klasik
variable dummy. Nilai 1 akan diberikan Untuk mencegah terjadinya
bila manajerial memiliki proporsi estimasi bias, dilakukan pengujian ini
kepemilikan saham dan nilai 0 bila tidak untuk menguji apakah data memenuhi
terdapat kepemilikan manajerial (Astuti asumsi klasik. Uji normalitas, uji
2004). Sehingga menggunakan skala multikolonieritas, uji heteroskedastisitas,
nominal. dan uji autokorelasi merupakan pengujian
Jika investor luar perusahaan dan yang harus dilakukan.
berbentuk institusi memiliki saham dalam
perusahaan, maka disebut kepemilikan 2) Uji Normalitas
institusional. Perhitungan presentase Uji normalitas dilakukan untuk
jumlah saham yang dipunyai institusi pada mengetahui apakah model regresi variabel
seluruh saham yang ada merupakan cara independen dan dependen digunakan
perhitungan variabel kepemilikan untuk melakukan penyaluran data. Uji
institusional (Milani & Makaryanawati statistik non-parametrik Kolmogorov-
2008) Smirnov (K-S) digunakan dalam penelitian
Menurut Welvin & Arleen (2010) Imam (2013).
mengatakan ukuran perusahaan dapat
diukur dengan menggunakan hasil 3) Uji Multikolonieritas
logaritma darri total aset. Pertimbangan Untukmenguji apakah terjadi
total aset perusahaan relatif lebih stabil korelasi model sesama variable
dibandingkan jumlah penjualan dan nilai independendilakukan uji multikolonieritas.
kapitalisasi pasar, sehingga total aset Tidak terjadinya korelasi antara variabel
dapat digunakan sebagai proksi ukuran independen merupakan model regresi
perusahaan (Wuryatiningsih 2002 dalam yang baik.Dengan melihat nilai tolerance
Sudarmadji dan Sularto 2007) dalam dan VIF (Variance Inflation Factor) dapat
(Welvin & Arleen 2010). mendeteksi multikolonieritas suatu regresi.
Perhitungan skala rasio Tidak adanya multikolonieritas ditunjukkan
menggunakan presentase anggota dewan dengan nilai tolerance > 0,10 dan VIF <
komisaris dari luar perusahaan dari setiap 10. Jika ditemukannilai tolerance < 0,10
ukuran anggota dewan komisaris dan VIF > 10, maka dalam penelitian
perusahaan merupakan perhitungan tersebut terjadi multikolonieritas.
dewan komisaris independen (Isnanta
2008) dalam (Welvin & Arleen 2010). 4) Uji Autokorelasi
Formula yang digunakan adalah: Untuk mengetahui dalam model
regresi linear apakah korelasi antara
Dki = kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya) dibutuhkan Uji
autokorelasi. Autokorelasi dapat timbul
karena residual (kesalahan pengganggu)
Penelitian ini menggunakan tidak bebas dari satu observasi ke
beberapa teknik statistic dalam observasi lainnya. Cara untuk mengetahui
menganalisis data. Teknik statistic yang ada atau tidaknya autokorelasi adalah
digunanakan seperti analisis deskriptif, dengan menggunakan Run Test. Model
analisis inferensial, dan regresi berganda. regresi yang baik adalah model regresi
yang tidak mengandung autokorelasi, di
A. Analisis Statistik Deskriptif mana dapat ditunjukkan dengan tingkat
Imam (2013) mengatakan bahwa signifikansi lebih dari 5%.
Pengukuran statistik deskriptif digunakan
mencakup nilai rata-rata(mean), standar C. Analisis Regresi Berganda
deviasi, varian, maksimum, minimum, Analisis ini diterapkan kepada
sum, danrange. model yang mengharuskan penggunaan

Jurnal Akuntansi Profesi | 247


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

SPSS dalam perhitungannya. Selain itu F. Uji Statistik F (Uji Signifikansi


untuk memprediksi hubungan mekanisme Simultan)
good corporate governance (komite audit, Untuk mengetahui seberapa besar
kualitas audit, kepemilikan manajerial, pengaruh variabel X (independen)
kepemilikan institusional, ukuran terhadap variabel Y (dependen) dilakukan
perusahaan, dan dewan komisaris uji statistic F. Tingkat signifikansi kurang
independen) dengan manajemen laba dari 0,05 digunakan untuk mengetahui
dapatdiukur dengan rumus: apakah semua variabel independen (X)
berpengaruh pada variabel dependen (Y).
Y = β0 + β1X1 + β2X2 +β3X3 + β4X4 +
β5Dum5 + β6Dum6 + ε G. Uji Statistik t (Uji Signifikansi
Parameter Individual)
Keterangan: Pengujian statistik t dilakukan
Y = Manajemen Laba untuk mengetahui kontibusi variable X
X1 = Komite audit (independen) terhadap variabel Y
X2 = Kepemilikan Institusional (dependen).Bila tingkat signifikansi lebih
X3 = Ukuran perusahaan kecil dari 0,05 variabel independen
X4 = Dewan komisaris berpengaruh terhadap variabel dependen.
Independen
Dum5 = Kualitas audit 3. Hasil dan Pembahasan
Dum6 = Kepemilikan manajerial
Β0…β6 = Koefisien regresi Dalam penelitian ini, populasi yang
ε = Komponen error digunakan adalah perusahaan perbankan
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
D. Uji Hipotesis pada periode 2016 sampai 2018. Jumlah
Dalam melakukan pengukuran uji perusahaan yang telah go-public
hipotesis, dapat dilakukan dengan cara sebanyak 45 perusahaan perbankan,
mengetahui nilai koefisiendeterminasi Dalam penelitian ini yang memenuhi
(R2), nilai statistik F, dan nilaistatistik t. kriteria yang telah disebutkan sebanyak 28
perusahaan perbankan. Karakteristik
E. Koefisien Determinasi industri perbankan sendiri sangatlah
Untuk mengukur seberapa berbeda yaitu memiliki regulasi yang lebih
kemampuan model dalam menjelaskan ketat dengan industri lainnya, contohnya
variable dependen merupakan inti dari industri perbankan harus memuhi Capital
koefisien determinasi. Range nilainya Adequacy Ratio (CAR) minimum dan
antara 0 dan 1. Variabel independen membuat laporan keuangan agar Bank
sangat terbatas dalam menjelaskan Indonesia dapat menilai kualitas bank
variabel dependen, sehingga koefisiensi tersebut. Sehingga untuk memenuhi
determinasi mendekati 0. Variabel persyaratan Bank Indonesia, manajer
independen dalam memprediksi variabel berinisiatif untuk melakukan manajemen
dependen, memberikan sebagian laba (Nasution & Setiawan 2007). Industri
informasi yang dibutuhkan dinyatakan perbankan dapat dikatakan merupakan
dengan nilai 1. salah satu industri kepencayaan. Jika
tingkat kepercayaan investor menurun
yang mana mengakibatkan laporan
keuangan menjadi bias akibat adanya
tindakan manajemen laba, sehingga
investor akan bersama-sama melakukan
penarikan dana
.

Jurnal Akuntansi Profesi | 248


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

Tabel 1. Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Kepemilikan Manajerial 46 0 1 .28 .45
Keputusan Institusional 46 .00 1.01 .57 .21
Ukuran Perusahaan 46 6.37 12.70 8.68 2.09
DewanKomisaris
46 .40 .75 .58 .08
Independen
Manajemen Laba 46 -72.77 1.631.43 517.80 482.79
Valid N (listwise) 46

Variabel kepemilikan manajerial Variabel dewan komisaris


menunjukkan nilai minimum sebesar 0, independen mempunyai nilai minimum
nilai maximum 1, nilai mean sebesar 0.28 sebesar 0.40, nilai maximum sebesar
dan nilai standar deviasi sebesar 0.45. Hal 0.75, dan standar deviasi 0.08. Rasio
ini menunjukkan rata-rata porsi keberadaan komisaris independen
kepemilikan saham yang dimiliki oleh menampilkan nilai rata-rata sebesar
manajerial perusahaan sebesar 28% dari 0.58yang menunjukkan rata-rata
seluruh saham beredar. Standar deviasi keberadaan dewan komisaris independen
menunjukkan angka sebesar 0.45, dengan didalam perusahaan sebesar 0.58% dari
demikian penyimpangan kepemilikan seluruh dewan komisaris. Rasio standar
manajerial adalah 4.5%. deviasi dalam variable dewan komisaris
Keputusan Institusional independen sebesar 0.08, dengan
menunjukkan nilai minimum sebesar 0.00, demikian dapat disimpulkan batas
nilai maximum 1.01, nilai rata-rata 0.57, penyimpangan dewan komisaris
sedangkan standar deviasinya 0,21. Hasil independen sebesar 0.08.
nilai mean menunjukkan rata-rata porsi Variabel manajemen laba
kepemilikan saham yang dimiliki oleh menunjukkan nilai minimum sebesar -
institusional dari seluruh saham yang 72.77, nilai maximum 1.631.43, nilai mean
beredar sebesar 5.7%. sebesar 517.80 dan standar deviasi
Dari 28 sampel perusahaan sebesar 482.79. Nilai minimum
perbankan didapatkan nilai minimum 6.37, menunjukkan tindakan menurunkan laba
nilai maximum 12.70, nilai mean 8.68, dan sebesar -72.77, dibandingkan dengan nilai
standar deviasi 2.09. Hasil nilai mean maximum sebesar 517.80, sehingga
menunjukkan rata-rata perusahaan menunjukkan adanhya praktek
berukuran besar sebesar 86%, dengan manajemen laba dari selisih aktual
asumsi perusahaan lainnya memiliki estimasi akrual yang diperoleh
kategori sedang dan kecil. perusahaan
.
Tabel 2. Normalitas

Unstandardized Residual
N 46
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 4.27639110E2
Most Extreme Differences Absolute .102
Positive .102
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .694
Asymp. Sig. (2-tailed) .721

Uji Kolmogrov-Smirnov, memiliki 2 pengambilan keputusan, yaitu:a)


pedoman yang dapat digunakan dalam Menggunakan nilai probability sig (2tailed)

Jurnal Akuntansi Profesi | 249


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

> α ; sig > 0,05 maka distribusi data dengan nilai signifikansi sebesar 0.721.
normal; b) Menggunakan nilai probability Sehingga dapat disimpulkan data memiliki
sig (2tailed) < α ; sig < 0,05 maka berdistribusi secara normal, karena nilai
distribusi data tidak normal. kolmogorov-smirnov mempunyai tingkat
Dari Tabel diatas menunjukkannilai signifikan 0.721 > 0,05
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.694

Tabel 3. Multikolonieritas

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
Kepemilikan Manajerial .888 1.126
Keputusan Institusional .838 1.193
Ukuran Perusahaan .927 1.078
Dewan Komisaris Independen .906 1.104

Berdasarkan data diatas diketahui X2=0.838, x3=0.927, X3=0.906. Sehingga


nilai VIF dari setiap variabel adalah X1 = model regresi tersebut tidak memiliki
1.126, X2=1.193, X3=1.078, dan X4 = gejala multikolonieritas, karena nilai VIF <
1.078 sedangkan nilai tolerance dari 10 dan tolerance > 0.10.
setiap variabel adalah X1=0.888,

Tabel 4. Autokorelasi

Unstandardized Residual
Test Value 1.901.025
Cases < Test Value 23
Cases >= Test Value 23
Total Cases 46
Number of Runs 16
Z -2.237
Asymp. Sig. (2-tailed) .025

Dari Tabel diatas, menunjukkan signifikansi 0.025 < 0.05 atau 5%.
model regresi pada penelitian ini memiliki Sehingga dapat disimpulkan terjadi
gejala autokorelasi. Dapat dilihat darinilai korelasi antara kesalahan pengganggu
test value adalah 1.901.025dengan tingkat pada periode t dengan kesalahan pada
signifikansi sebesar 0.025. Nilai periode t-1 atau terjadi gejala autokorelasi
.
Tabel 5. Analisis Regresi Berganda

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
1 (Constant) 560.367 693.947 .808 .424
Kepemilikan Manajerial 121.119 155.659 .114 .778 .441
Keputusan Institusional 302.837 349.605 .131 .866 .391
Ukuran Perusahaan -87.455 33.157 -.379 -2.638 .012
Dewan Komisaris
869.459 797.011 .159 1.091 .282
Independen

Jurnal Akuntansi Profesi | 250


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

Dari Tabel 4, maka dapat dibuat Y = 560.367 + (121.119)X1 + (302.837)X2


persamaan regresi yaitu + (-87.455)X3 + (869.459)X4 + e

Tabel 6. Koefisien Determinasi

Model R Square Adjusted R Square


1 .215 .139

Berdasarkan data hasil uji menjelaskan atau memprediksi variabel


koefisien determinasi (R2) pada tabel 6 dependen sebesar 0.139%, sedangkan
menunjukkan nilai Adjusted R Square sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor yang
sebesar 0.215 yang artinya sebesar 2.1%. tidak termasuk dalam penelitian ini.
Kemampuan variabel independen dalam

Tabel 7. Uji Statistik F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Regression 2.259.611.024 4 564.902.756 2.814 .037
1 Residual 8.229.384.382 41 200.716.692
Total 1,05E+10 45

Berdasarkan Tabel diatas corporate governance yang digunakan


menunjukkan nilai F sebesar 2.814 dan dalam penelitian ini yaitu kepemilikan
nilai signifikansi sebesar 0.037. Dimana manajerial, keputusan institusional, ukuran
nilai signifikansi sebesar 0.037 lebih kecil perusahaan, serta dewan komisaris
dari nilai taraf signifikansi 0.05 (5%). independen memiliki pengaruh terhadap
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dependen (manajemen laba).
variabel independen mekanisme good

Tabel 8. Uji Statistik T (Uji Persial)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
Std.
B Beta
Error
(Constant) 560.367 693.947 .808 .424
Kepemilikan Manajerial 121.119 155.659 .114 .778 .441
Keputusan Institusional 302.837 349.605 .131 .866 .391
1
Ukuran Perusahaan -87.455 33.157 -.379 -2.638 .012
Dewan Komisaris
869.459 797.011 .159 1.091 .282
Independen

Berdasarkan data hasil output dari institusional tidak berpengaruh terhadap


uji t, menunjukkan hasil uji statistik Manajemen Laba.
sebagai berikut: a) Nilai signifikan dari Dari hasil perhitungan nilai
hasil perhitungan adalah 0.441>0.05 dan signifikan adalah 0.012<0.05 dan nilai t
nilai t hitung 0.778<2.01954. Sehingga hitung -2.638<2.01954. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kepemilikan disimpulkan bahwa ukuran perusahaan
manajerial tidak berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
Manajemen Laba; b) Hasil perhitungan Hasil perhitungan nilai signifikan
nilai signifikan adalah 0.391> 0.05 dan adalah 0.282> 0.05 dan nilai t hitung
nilai t hitung 0.886<2.01954. Sehingga 1.091< 2.00856. Sehingga disimpulkan
disimpulkan bahwa kepemilikan bahwa dewan komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap Manajemen Laba.

Jurnal Akuntansi Profesi | 251


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

A. Pengaruh Kepemilikan Manajerial mekanisme corporate governance yang


terhadap Manajemen Laba dapat mengurangi ketidakselarasan
Hasil perhitungan untuk nilai kepentingan antara manajemen dengan
signifikan adalah 0.441>0.05. Sehingga pemilik pemegang saham dan
dapat disimpulkan kepemilikan menajerial pemilik.Penelitian ini sejalan dengan
tidak berpengaruh terhadap manajemen penelitian yang dilakukan Prajitno &
laba. Hal ini dapat mengindikasikan Christiawan (2013) yang mengatakan
kepemilikan manajerial kurang mampu bahwa dewan komisaris independenden
menjadi mekanisme corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen
yang dapat mengurangi ketidakselarasan laba.
kepentingan antara manajemen dengan
pemilik pemegang saham dan pemilik. 4. Simpulan dan Saran
Penelitian ini sejalan dengan Penelitian
yang dilakukan dengan penelitian Asitalia Berdasarkan hasil penelitian dan
& Ita (2015) yang mengatakan bahwa pembahasan mengenai GCG (Good
kepemilikan manajerial tidak memiliki Corporate Governance) yang diukur
pengaruh terhadap manajemen laba. menggunakan variabel kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional,
B. Pengaruh Kepemilikan Institusional ukuran perusahaan, serta dewan
terhadap Manajemen Laba komisaris independen terhadap
Hasil perhitungan untuk nilai manajemen laba di perusahaan
signifikan 0.391> 0.05. Dapat disimpulkan perbankan yang terdaftar di BEI tahun
kepemilikan institusional tidak 2016-2018. Maka dapat ditarik kesimpulan
berpengaruh terhadap manajemen laba. sebagai berikut: (1) Kepemilikan
Hal ini dapat terjadi karena pemilik yang Manajerial tidak berpengaruh terhadap
lebih memfokuskan pada laba saat ini Manajemen Laba, (2) Kepemilikan
(current earnings). Selain itu kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap
manajerial kurang mampu menjadi Manajemen Laba, (3) Ukuran Perusahaan
mekanisme corporate governance yang berpengaruh terhadap Manajemen Laba,
dapat mengurangi ketidakselarasan (4) Dewan Komisaris Independen tidak
kepentingan antara manajemen dengan berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
pemilik pemegang saham dan pemilik. Berdasarkan penelitian yang telah
Penelitian ini tidak sejalan dengan dilakukan, saran yang dapat diberikan
penelitian yang dilakukan agar sekiranya bermanfaat bagi pihak-
pihak yang memiliki ikatan dengan
C. Pengaruh Ukuran Perusahaan penelitian adalah diharapkan penelitian
terhadap Manajemen Laba selanjutnya dapat menggunakan objek
Hasil perhitungan untuk nilai penelitian yang berbeda seperti sektor
signifikan 0.012 < 0.05. Dapat disimpulkan perusahaan manufaktur atau pada seluruh
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap perusahaan (tidak hanya pada
manajemen laba. Penelitian ini sejalan perusahaan perbankan atau sektor
dengan Siregar & Siddharta Utama (2005) tertentu). Selain itu peneliti selanjutnya
yang mengatakan bahwa ukuran juga diharapkan dapat menambah jumlah
perusahaan berpengaruh terhadap tahun pengamatan dan dapat menambah
manajemen laba. mekanisme good corporate governance
lainnya seperti kualitas audit, auditor
D. Pengaruh Dewan Komisaris internal, dan komposisi dewan direksi.
Independen terhadap Manajemen
Laba Daftar Pustaka
Dari hasil perhitungan didapat nilai
signifikan sebesar 0.282 > 0.05. Dapat Abdillah, S. Y., & Purwanto, R. A. E. S. N.
disimpulkan dewan komisaris independen (2014). Pengaruh Good Corporate
tidak berpengaruh terhadap manajemen Governance Pada Manajemen
laba. Oleh karena itu dewan komisaris Laba ( Studi Empiris pada
independen kurang mampu menjadi Perusahaan Manufaktur yang

Jurnal Akuntansi Profesi | 252


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Simposium Nasional Akuntansi,


Tahun 2013-2014 ). Journal Riset VIII(September), 1–23.
Mahasiswa Akuntansi (JRMA), XX, https://smartaccounting.files.wordp
1–14. ress.com/2011/03/kakpm-09_2.pdf
http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id
Cornett, M. M., A. J. Marcus, and H. T.
Agustia, D. (2013). Pengaruh Faktor Good (2009). Corpniorate Governance
Corporate Governance , Free Cash and Earnings Management at
Flow , dan Leverage Terhadap Large U.S. Bank Holding
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Compaes. Journal of Corporate
Dan Keuangan, 15(1), 27–42. Finance, 5, 412–430.
https://doi.org/10.9744/jak.15.1.27-
42 Eldon S, H., & F. Van Breda, M. (2000).
Teori Akuntansi (5th ed.).
Alijoyo, Antonius; dan Zaini, S. (2004). Interaksa.
Komisaris Independen: Penggerak
Praktik GCG di perusahaan. PT Fadjrih Asyik, N. (2000). Perspektif
Indeks Kelompok Gramedia. Agency Theory : Pengaruh
Informasi Asimetri Terhadap
Anggana, G. R., & Prastiwi, A. (2013). Manajemen Laba. Ekonomi, 4, 29–
ANALISIS PENGARUH 43.
CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP PRAKTIK Herlambang, S., & Darsono. (2015).
MANAJEMEN LABA (Studi pada Pengaruh Good Corporate
Perusahaan Manufaktur di Governance dan Ukuran
Indonesia). DIPONEGORO Perusahaan Terhadap Manajemen
JOURNAL OF ACCOUNTING, 2, Laba. Diponegoro Journal of
1–12. Accounting, 4(3), 1–17.
https://ejournal3.undip.ac.id/index. https://doi.org/ISSN 2252-6765
php/accounting/article/viewFile/340
8/3340 Herni dan Susanto. (2008). ( Studi Empiris
Pada Industri Yang Listing Di
Asitalia, F., & Ita, T. (2015). Pengaruh Bursa Efek Jakarta ). Ekonomi Dan
Good Corporate Governance Dan Bisnis, 23(3), 1–13.
Leverage Terhadap Manajemen https://jurnal.ugm.ac.id/jieb/article/v
Laba Fioren. Jurnal Bisnis Dan iew/6341
Akuntansi, 19(1), 1–11.
Imam, G. (2013). Aplikasi Analisis
Astuti, D. (2004). Manajemen Keuangan Multivariate Dengan Program Spss
Perusahaan (1st ed.). Ghalia (5th ed.). Badan Penerbit
Indonesia. Universitas Diponegoro.

Aygun, Mehmet; Suleyman, I. dan M. S. Jao, R. dan P., & Gagaring. (2011).
(2014). The Effect of Corporate Corporate Governance, Ukuran
Ownership Structure and Board Perusahaan, dan Leverage
Size on Earnings Management: Terhadap Manajemen Laba
Evidence from Turkey. Perusahaan Manufaktur Indonesia.
International Journal of Business Jurnal Akuntansi Dan Auditing,
and Management, 9(12), 123–132. 8(1), 43–45.

Boediono, G. S. (2005). Kualitas Laba: Jensen, M. C. dan, & Meckling, W. H.


Studi Pengaruh Mekanisme (1976). Theory of the firm:
Corporate Governance dan managerial behavioragency and
Dampak Manajemen Laba Dengan ownership structure. Journal of
Menggunakan Analisis Lajur. Financial Economics, 3, 1–78.

Jurnal Akuntansi Profesi | 253


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

https://doi.org/10.1016/0304- Governance, Kualitas Laba dan


405X(76)90026-X Nilai Perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang.
Lastanti, S. H. (2004). Hubungan Struktur
Corporate Governance dengan Siregar, S. V. N. ., & Siddharta Utama, C.
Kinerja Perusahaan dan Reaksi (2005). Pengaruh Struktur
Pasar. Konferensi Nasional Kepemilikan, Ukuran Perusahaan,
Akuntansi, 1–16. Dan Praktek Corporate
Governance Terhadap
Milani, & Makaryanawati. (2008). Pengelolaan Laba (Earnings
Pengaruh Good Corporate Management). Simposium
Governance Terhadap. Jurnal Nasional Akuntansi VIII Solo,
Ekonomi MODERNISASI, 4, 67– September, 15–16.
77. https://smartaccounting.files.wordp
ress.com/2011/03/kakpm-28.pdf
Mitra, S. (2002). The Impact Of
Institutional Stock Ownership On A Sulistyanto, S. (2008). Motivasi
Firms Earnings Management Manajemen Laba. In Manajemen
Practice: An Empricial Investigation Laba (Teori & Model Empiris).
[Louisiana State University]. Grasindo.
https://doi.org/10.1017/CBO97811 https://books.google.co.id/books?id
07415324.004 =j4lzrAw1TGcC&printsec=frontcov
er&hl=id#v=onepage&q&f=false
Nasution, M., & Setiawan, D. (2007).
Pengaruh Corporate Governance Ujiyantho, M. A., & Pramuka, B. A. (2007).
Terhadap Manajemen Laba Di Mekanisme Corporate
Industri Perbankan Indonesia. Governance, Manajemen Laba
Simposium Nasional Akuntansi X, Dan Kinerja Keuangan. Simposium
1(Juli), 1–26. Nasional Akuntansi X, Juli, 1–26.
https://doi.org/10.1016/B978-0-08- https://datakata.files.wordpress.co
097086-8.73019-4 m/2015/01/akpm-01.pdf

Prajitno, B. C., & Christiawan, Y. J. (2013). Utami, I. (2019). Audit Internal Pendekatan
Analisis pengaruh mekanisme Kontemporer (A. Dr. Muktiyanto
corporate governance terhadap (ed.)). CV SMART INDANA
manajemen laba. Business PARAMA.
Accounting Review, 1.
https://doi.org/10.2307/2329112 Veronica, Sylvia, dan Utama, S. (2005).
Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Sari, A.A Intan Puspita; & Putri, I. G. A. M. Ukuran Perusahaan, dan Praktek
. sri D. (2014). PENGARUH Corporate Governance terhadap
MEKANISME CORPORATE Pengelolaan Laba (Earnings
GOVERNANCE PADA Management). Simposium
MANAJEMEN LABA. E-Jurnal Nasional Akuntansi 8.
Akuntansi Universitas Udayana
8.1, 8(1), 94–104. Wahyudiono, B. (2014). Mudah Membaca
Laporan Keuangan. Raih Asa
Setiawati, L., & Na’im, A. (2000). rekayasa Sukses.
saat LABA. Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Indonesia, 15(4), 424–441.
https://journal.ugm.ac.id/jieb/article/
view/39145/22202 Welvin, I. G., & Arleen, H. (2010).
Pengaruh Mekanisme Good
Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Corporate Governance,
M. (2006). Mekanisme Corporate Independensi Auditor, Kualitas

Jurnal Akuntansi Profesi | 254


Vol. 11 NO.2 DESEMBER 2020
p-ISSN:2338-6177 e-ISSN : 2686-2468

Audit Dan Faktor Lainnya Terhadap Praktik Manajemen Laba


Terhadap Manajemen Laba. Jurnal (Studi Pada Perusahaan LQ-45
Bisnis Dan Akuntansi, 12(1), 53– Yang Terdaftar di Bursa Efek
68. https://doi.org/Vol. 12, No. 1, Indonesia). Jurnal Bisnis Dan
April 2010, Hlm. 53 - 68 Ekonomi, 5(1), 31–47.
https://doi.org/10.5194/isprsarchive
Wicaksono, A., & Hasthoro, H. A. (2014). s-XL-5-251-2014
Pengaruh Asimetri Informasi

Jurnal Akuntansi Profesi | 255

Anda mungkin juga menyukai