Anda di halaman 1dari 50

BAB II DESKRIPSI PROYEK

II.1.

TERMINOLOGI JUDUL Pengertian Medan Concert Hall secara etimologi adalah : Medan : Medan merupakan kota metropolitan ke-3 dan merupakan pusat kegiatan di Sumatera Utara. Concert : a musical performance in with several singers, or player, or both participate. Hall Gedung Konser : A large room for assembly, entertainment, etc. : Bangunan ( rumah) untuk kantor, rapat, atau tempat pertunjukan. : - pertunjukan musik di depan umum. - Gubahan musik yang diistimewakan untuk satu unstrumen solo (biola, cello ,suling, piano dan lain-lain) diiringi oleh suatu orkes. - pertunjukan musik di depan umum; pertunjukan oleh

sekelompok pemain musik yang terjadi dari beberapa komposisi perseorangan


Sumber : http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

Medan Concert Hall adalah sebuah tempat yang berfungsi sebagai tempat kegiatan pertunjukan musik di kota Medan. Jadi dengan kata lain, Medan Concert Hall adalah sebuah tempat pertunjukan musik di kota Medan, dimana hanya kesenian musik saja yang dipertunjukkan.

II.2.

LOKASI II.2.1.Kriteria Pemilihan Lokasi II.2.1.1.Kondisi Lingkungan Letak geografis kota Medan berada pada 2o27-2o47 lintang utara dan 98o3598o44 bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut. Topografi site datar (tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3oC24.4oC dan suhu maksimum antara 30.7oC-33.2oC. Tinjauan kriteria pemilihan kota Medan:

Universitas Sumatera Utara

1. Medan merupakan kota metropolitan ke-3 dan merupakan pusat kegiatan di Sumatera Utara. 2. Tingkat sosial ekonomi yang cukup tinggi. 3. Diharapkan menjadi pusat kegiatan seni musik di Sumatera. Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi bagi Medan Concert Hall : 1. Medan Concert Hall direncanakan sebagai fasilitas pelatihan yang lengkap dan bermutu yang mampu mengadakan pagelaran taraf nasional maupun internasional, sehingga ditempatkan di pusat kota. 2. Musik merupakan salah satu seni yang diminati oleh semua kalangan usia, sehingga diutamakan terletak dekat dengan fasilitas sekolah, pemukiman dan juga perkantoran. 3. Pertimbangan lokasi yang memiliki lahan yang cukup luas yang dapat menampung seluruh kebutuhan ruang dan kebutuhan parkir yang tidak mengganggu lalu lintas sekitar. Medan Concert Hall diharapkan dapat membangkitkan minat masyarakat akan seni musik sehingga diusahakan lokasi terletak di pusat kota.
Tabel 5. Kriteria Pemilihan Lahan

No. Kriteria 1. Tinjauan terhadap struktur kota

Lokasi Berada dikawasan strategis yang merupakan daerah komersil mengingat bangunan yang dirancang memiliki fungsi komersil yang berskala kota sehingga mendukung fungsi bangunan untuk komersil dan pendidikan.

2.

Wilayah Pengembangan

Berada di WPP yang sesuai dan merupakan termasuk dalam wilayah pengembangan kota Medan. Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan.

3.

Lingkungan

4.

Pencapaian atau aksesibilitas

Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan umum, pribadi mapun pribadi. Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi komersial, community dan fungsi training.

5.

Area pelayanan

6.

Utilitas kota / lingkungan

Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai sebagai pendukung dalam lokasi site ( listrik, air, telefon, drainase, dll )

Universitas Sumatera Utara

7. 8. 9.

Status kepemilikian Nilai lahan Orientasi

Ada status hak milik Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum mungkin Orientasi bangunan sebaiknya dapat mengurangi cahaya yang masuk kedalam bangunan

10.

View

Adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun dari luar site.

11.

Ukuran lahan

Harus mencukupi untuk program fungsional dan fasilits-fasilitas yang direncanakan. ( > 1 Ha )

12.

Kontur tapak / topografi

Sebaiknya bangunan.

relatif

datar

untuk

memudahkan

perencanaan

Sumber : Time-Saver Standard for Building Types dan hasil olah data

II.2.1.1.a). Tinjauan terhadap struktur kota Peruntukkan Lahan Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan terdiri dari 5 WPP, beserta wilayah per WPP, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 6.Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan
WPP Cakupan Kecamatan Pusat Pengembangan Sasaran Peruntukkan Pelabuhan, industri, pemukiman, rekreasi, Belawan maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan Kawasan perkantoran, perdagangan, rekreasi B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia indoor, pemukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, dan sarana pendidikan 1. Kec. Medan Timur 2. Kec. Medan perjuangan C 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas 1. Kec. Medan Johor D 2. Kec. Medan Kota 3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon Inti Kota Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman, dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan Aksara Pemukiman, perdagangan, dan rekreasi, pembangunan sambungan air minum, septik tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan

1. Kec. Medan Belawan A 2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan

Universitas Sumatera Utara

5. Kec. Medan Polonia 1. Kec. Medan Barat 2. Kec. Medan Petisah E 3. Kec. Medan Sunggal 4. Kec. Medan Selayang 5. Kec. Medan Tuntungan Sumber: RUTRK Medan Sei Sikambing Kawasan pemukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiatan sambungan air minum, septik tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan

II.2.1.1.b). Pencapaian Untuk gedung pertunjukan yang diharapkan akan ramai dikunjungi orang, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Mudah diakses dari tempat-tempat penting diluar site (bahkan akan lebih baik bila dapat dicapai dengan berjalan kaki), seperti hotel, terminal, bandara, pelabuhan, pusat perbelanjaan, bank, dan lain-lain. 2. Transportasi menuju dan keluar site mudah didapat. 3. Tidak berada di kawasan macet, karena dapat semakin menambah kekacauan pada lalu lintas. II.2.1.1.c). Area Pelayanan 1. Gedung ini didirikan untuk mengakomodasi peminat seni yang ada di kota Medan yang ingin berlatih baik perorangan maupun kelompok. 2. Melayani kebutuhan masyarakat kota Medan akan fasilitas rekreasi. 3. Melayani kelompok masyarakat kota Medan golongan menengah ke atas dengan lingkup usia 5-50 tahun. II.2.1.1.d). Persyaratan lain : 1. Jaringan utilitas tersedia 2. Jaringan telepon tersedia.

Universitas Sumatera Utara

II.2.2. Analisis Pemilihan Lokasi II.2.2.1. Alternatif Lokasi Alternatif tersebut antara lain:

Alternatif III Alternatif I

Alternatif II

Alternatif IV Gbr. 1. Alternatif Site

a. Alternatif I Luas lahan : 2.2Ha Alternatif I: Luas Lahan : 2.2 Ha Lokasi : Persimpangan jalan

Universitas Sumatera Utara

o Perintis Kemerdekaan (Di samping kiri Universitas Nomensen)

Jl. Timor

Jl. Sutomo

Jl. Perintis
Gbr. 2.Batas Lokasi Alternatif 1

Universitas Nomensen

Kecamatan : Medan Timur, yang berbatasan dengan: Sebelah Barat berbatasan dengan Medan Barat Sebelah Timur berbatasan dengan Medan Perjuangan Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Kota Sebelah Utara berbatasan dengan Medan Deli Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 112.888 jiwa. Luasnya adalah 7,76 km dan kepadatan penduduknya adalah 14.547,42 jiwa/km. Pada kecamatan Medan Timur terdapat Stasiun Kereta Api Medan, RSU Pirngadi, Perguruan Tinggi Negeri IAIN, SMU Budi Murni 1, Universitas HKBP Nommensen.

Universitas Sumatera Utara

b. Alternatif II Luas lahan : 1.63 Ha Lokasi : Persimpangan jalan Jawa Gaharu

Kecamatan : Medan Perjuangan

Jl. Prof.H.M.Yamin
PTKAI

Ruko

Jl. Madura

Stasiun

Vihara

Gbr. 3. Gambar Batas Alternatif Lokasi2

Kecamatan Medan Perjuangan berbatasan dengan: Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Sebelah Selatan Deli berbatasan dengan Medan Serdang Kota

Sebelah Utara berbatasan dengan Medan Timur dan Kecamatan Deli Serdang. Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 97.699 jiwa. Luasnya adalah 4,09 km dan kepadatan penduduknya adalah 23.887,29 jiwa/km.

Universitas Sumatera Utara

c. Alternatif III Alternatif I Kecamatan Batas-batas : Jl. Karya Jasa : Medan Johor : utara : jl. Lahan kosong timur : Jl. Karya April selatan : Jl. Karya Jasa barat : Karya Wisata

Lahan Kosong

Rumah Ti l

S. B b

Rumah Ti l

Ruko

Sekolah P i b

Jl. Karya Wi

Mini Market

Tempat j j

Gbr 4. Gambar Batas Alternatif Lokasi 3

Kecamatan Medan Johor terletak di wilayah Selatan Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Tuntungan Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia Kecamatan Medan Johor dengan luas wilayahnya 12,81 KM. Kecamatan Medan Johor adalah merupakan daerah pemukiman di Kota Medan di sebelah Selatan, dan merupakan daerah resapan air bagi Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah : 108.911 Jiwa (2004).

Universitas Sumatera Utara

Di Kecamatan Medan Johor ini banyak terdapat perumahan-perumahan kelas menengah dan mewah, daerah ini sangat potensial bagi para investor yang bergerak dibidang Real Estate, disamping itu juga sangat berpotensi dibidang agrobisnis dan pendidikan. Disini juga terdapat Balai Pembibitan Pertanian dan sebuah Asrama Haji yang besar dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering mendapat penghargaan secara Nasional. Di kecamatan ini juga sudah terdapat banyak sekolah dan perguruan tinggi swasta. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan Medan Johor ini juga terdapat beberapa industri kecil seperti Pengolahan Kopi dan Produk Minuman ringan. Juga terdapat kantor-kantor pemerintahan yang baru dan akan di bangun CBD Polonia. d. Alternatif IV Luas lahan : 2.2 Ha Lokasi : Persimpangan jalan - Karya Jasa dan karya Budi(Samping Asrama Haji Medan)

Rumah Tinggal

Komersil

Lahan Kosong

Pomp Bensin Dari arah

Gedung kosong

Dinas Pendapatan

Asrama Haji Rumah Tinggal

Gambar 5. Batas Lokasi

Lahan kosong

Lahan kosong

Universitas Sumatera Utara

Batas-batas utara timur selatan barat

: : Jl. Karya Jasa/ A.H. Nasution : Lahankosong : Perumahan : Jl.Karya Budi/ Rumah 2 lantai

Kecamatan Medan Johor terletak di wilayah Selatan Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Tuntungan Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia Kecamatan Medan Johor dengan luas wilayahnya 12,81 KM . Kecamatan Medan Johor adalah merupakan daerah pemukiman di Kota Medan di sebelah Selatan, dan merupakan daerah resapan air bagi Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah : 108.911 Jiwa (2004). Di Kecamatan Medan Johor ini banyak terdapat perumahan-perumahan kelas menengah dan mewah, daerah ini sangat potensial bagi para investor yang bergerak dibidang Real Estate, disamping itu juga sangat berpotensi dibidang agrobisnis dan pendidikan. Disini juga terdapat Balai Pembibitan Pertanian dan sebuah Asrama Haji yang besar dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering mendapat penghargaan secara Nasional dan juga terdapat Laboratorium Percobaan Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara. Di kecamatan ini juga sudah terdapat banyak sekolah dan perguruan tinggi swasta. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan Medan Johor ini juga terdapat beberapa industri kecil seperti Pengolahan Kopi dan Produk Minuman ringan. Juga terdapat kantor-kantor pemerintahan yang baru dan akan di bangun CBD Polonia.

Universitas Sumatera Utara

II.2.2.2. Penilaian alternatif lokasi Kriteria penilaian: 4 = sangat baik, 3 = cukup baik, 2 = cukup, 1 = kurang, 0 = tidak baik
Tabel 7. Kriteria Penilaian Lokasi Lokasi Kriteria Alternatif I Jl.Perintis Kemerdekaan Luas lahan Tingkatan Jalan (5) 2.2 Ha (5) Jalan Arteri Primer (5) Mudah karena dapat diakses dari Pencapaian ke Lokasi segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum (5) Berada dekat dengan pusat kota Jangkauan terhadap Struktur kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi Fungsi Pendukung sekitar lokasi RUTRK (Pengemban gan (4) Perkantoran, hotel, dan universitas (5) Perkantoran, stasiun Kereta Api, dan Kantor polisi (5) Sesuai (5) Perkantoran, komersil, dan universitas (4) Berada dekat dengan pusat kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi (4) Berada dekat dengan pusat kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi Alternatif II Jl.Jawa (4) 1.63 Ha (5) Jalan Arteri Primer (5) Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum Alternatif III Jl. Karya Jasa (4) 1.6 Ha (5) Jalan Arteri Primer Alternatif IV Jl. Karya Jasa (4) 2.2 Ha (5) Jalan Arteri Primer (5) Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum (3) Berada dekat dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk sedang dan merupakan daerah pengembangan perdagangan, komersil dan rekreasi (5) Perumahan, asrama, dan perkantoran

(5) Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

(5) Sesuai

(5) Sesuai

(5) Sesuai

Universitas Sumatera Utara

Perdagangan dan Rekreasi) Fungsi eksisting Kontur (4) Restoran, ruko Lahan kosong (5) Mudah Dekat dengan Pengenalan Entrance persimpangan 2 jalan Berada di samping Universitas Nommensen dan Bank Ekonomi Total Nilai Perinngkat 38 3 36 3 37 2 (4) Mudah Dekat dengan persimpangan 2 jalan (4) Lahan kosong Realtif datar (5) Lahan kosong Realtif datar (5) Lahan kosong Relatif datar (4) (4) Cukup mudah Dekat dengan persimpangan 2 jalan - Mudah - Dekat dengan persimpangan 2 jalan - Berada di sebelah kanan Asrama Haji Medan 36 1

II.2.2.3. Analisis dan penetapan lokasi Bermain musik merupakan kegiatan yang banyak diminati oleh kalangan menengah ke atas, para pelajar, ibu-ibu rumah tangga, dan juga para pekerja di usia produktif. Oleh sebab itu, musik direncanakan dekat dengan fasilitas pemukiman, fasilitas pendidikan, serta

perkantoran. Sehingga mudah di jangkau dari mana saja. Serta harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, seperti ketentuan RUTRK kota Medan. Kesimpulan :

Lokasi yang paling baik adalah pada Jalan Karya Jasa, karena terdapat di pusat permukiman

penduduk, banyak terdapat perumahan, sekolah, perguruan tinggi swasta, kantor-kator

pemerintahan, serta dekat dengan CBD Polonia.


Gbr 6. Peta Lokasi

Universitas Sumatera Utara

a. Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah: 1. Judul Proyek 2. Tema Proyek 3. Lokasi Proyek 4. Batas Site: o o o o Utara Selatan Barat Timur : Jalan Prof.H.M.Yamin : Jl.Printis Kemerdekaan : Jalan Timor : Jl.Gaharu : 2.2 Ha : Fiktif : Pihak Swasta : relatif datar : 60 % : 3-5 lantai : lahan kosong : : Medan Concert Hall : Arsitektur Akustik : Jl. Perintis Kemerdekaan

5. Luas Site 6. Status Proyek 7. Pemilik Proyek 8. Kontur 9. KDB 10. KLB 11. Bangunan eksisting b. Potensi Lahan o o

Terletak dekat dengan pusat kota Berada pada kawasan komersil, perkantoran, pendidikan dan

rekreasi o o o o Berada pada hutan kota Transportasi lancar dan baik Luas site mendukung 2.2 Ha Memiliki jalur utilitas yang baik

II.3.

Tinjauan Teoritis

II.3.1. Pengertian Musik Musik berasal dari bahasa Yunani, mousai, yakni sembilan dewi yang menguasai seni-seni murni dan ilmu pengetahuan. Kesembilan dewi itu adalah puteri-puteri Zeus dan Mnemosyne. Adapun nama-nama dewi itu ialah Clio (sejarah), Thalia (sandiwara gembira), Melpomene (nyanyian sedih dan sandiwara

Universitas Sumatera Utara

sedih), Terpischore (tarian dan nyanyian bersama), Erato (syair rindu-dendam dan mimik), Polyhymnia (puisi), Calliope (syair kepahlawanan), Urania (ilmu bintang), dan Euterpe (musik). 1 Musik merupakan bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi tentang musik juga bermacam-macam, yaitu: Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik. (sumber : www.wikipedia.com) Musik menurut Kamus Bahasa Indonesia yang baik dan Benar di http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php yaitu: ilmu atau seni menyusun nada atau suara dl urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yg mempunyai kesatuan dan kesinambungan, nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yg menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Seni musik merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena seni berhasil mendidik manusia pada kedalaman rasa yang terlembut. Seseorang yang memiliki jiwa seni terbiasa dengan pengolahan jiwa dan pengolahan rasa humaniora. Jean Ferris, seorang psikolog mengatakan bahwa seni bagaikan cinta, yaitu lemah, mudah dihayati dan dialami lewat nada tapi bisa dijelaskan, dimengerti dan dinikmati. Pada mulanya musik mempunyai fungsi religius kemudian pada dekade berikutnya musik merupakan karya seni yang berfungsi sebagai hiburan atau tontonan yang bisa dinikmati. Musik tidak hanya dapat mengurangi keletihan aktivitas hidup, tetapi juga dalam hal-hal yang lain. Frances Rauscher (1986), seorang psikolog telah melakukan penelitian tentang pengaruh musik klasik pada daya intelektual melalui penelitian 79 mahasiswa. Bagi mereka yang duka mendengarkan Sonata Mozart menunjukkan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan mereka yang mendengarkan musik rock modern. Bisa disimpulkan bahwa musik klasik ternyata dapat mengubah pola penerimaan otak dan dapat merangsang IQ si pendengar.

Ensiklopedia Indonesia

Universitas Sumatera Utara

Fungsi musik : Sebagai media hiburan yang dimainkan untuk orang lain atau untuk kepuasan diri sendiri lewat pertunjukkan besar atau kecil. Sebagai media untuk mencetuskan pandangan pendirian atau perasaan sang artis dalam segi religius, sosial dan filosofi. Sebagai saluran untuk mengekspresikan perasaan haru, gembira, sedih atau keamarahan agar orang lain bisa ikut mengerti dan merasakan apa yang dikandung dalam sanubari individu, kelompok dan masyarakat. Terapi (pengobatan) Mula-mula musik digunakan untuk penyembuhan penyakit para pasien korban perang maupun untuk para veteran perang. Namun saat ini, pemakaian musik terapi telah dilakukan dibeberapa rumah sakit di Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada. Menambah intelegensi (kecerdasan) Otak kiri merupakan pusat pengendali fungsi intelektual seperti daya ingat, bahasa, logika, perhitungan, daya analisis, dan pemikiran konvergen. Otak kanan berdasarkan kepada spontanitas, pengendali fungsi mental melibatkan intuisi, sikap, emosi, hubungan ruang dan dimensi, gambar, musik dan irama, serta pikiran devergen. Musik dapat digunakan sebagai penyeimbang fungsi otak kiri dan otak kanan. Daya estetis musik, terutama musik klasik, dapat digunakan sebagai penambah IQ. Proyek semacam ini tengah giat-giatnya berkembnag di Negara Barat. Selain fungsi-fungsi tersebut diatas, masih ada lagi fungsi musik lainnya, diantaranya: Musik dapat meningkatkan produktifitas kerja. Musik dapat merubah suasana.

Jenis-jenis musik : Dalam belantara musik bisa kita jumpai berbagai jenis musik seperti :

Universitas Sumatera Utara

a.

Musik tradisional, disebut pula musik pentatonis atau nondiatonis yang mempunyai 5 nada dasar. Berikut ini adalah beberapa musik tradisional Indonesia yang sudah berhasil diinventarisir. 1. Gamelan, merupakan ensemble yang dimainkan bersama oleh beberapa orang dengan memainkan berbagai jenis alat-alat musik khas tradisional. 2. Gambang Kromong, merupakan jenis orkes yang tersusun dari perpaduan musik gamelan dengan musik barat. 3. Tarling, adalah seni musik dari sekitar Cirebon, dengan memadukan alat gitar dan seruling. 4. Kolintang, adalah musik tradisional dari Minahasa dengan instrumen yang terbuat dari kayu dimainkan oleh lebih kurang 7 orang pemain/ pemusik. 5. Angklung, adalah musik tradisional dari Jawa Barat yang seluruh bahannya terbuat dari bambu. 6. Musik Arumba, adalah musik angklung versi baru dalam bentuk orkes ditambah vibraphone dari bahan bambu dan dimainkan oleh 7 orang pemusik. 7. Keroncong, terdiri dari dua tingkatan yaitu: Keroncong asli, dengan susunan 6 atau 7 musik yaitu

ukulele, banyo, cello, bas, gitar, biola dan flute dengan beberapa biduan yang menyanyikan lagu-lagu khas. Keroncong beat, yaitu musik keroncong yang telah

disempurnakan dengan penambahan paduan suara dan sejumlah penyanyi. Adapun lagu-lagu yang dibawakan berirama rock atau pop. b. Musik non tradisional, yaitu berasal dari budaya barat disebut juga musik diatonis yang memiliki 12 nada dalam beberapa jenis: 1. Musik klasik, adalah musik yang khusus diciptakan dan dipergelarkan untuk dinikmati dalam segi komposisi, gubahan lagu dan ketrampilan musisi dalam memainkan alat musik.

Universitas Sumatera Utara

2. Musik pop, adalah musik yang dimainkan oleh 3-8 pemain dengan ciri khas dan gaya tersendiri, yaitu mengekspresikan beat/ gerak irama serta emosi yang disesuaikan dengan tren masa kini. 3. Musik jazz, adalah jenis musik yang dimainkan atas dasar ritme dan spontanitas perasaan yang mengahasilkan improvisasi sebagai dasar. Musik tersebut berasal dari Amerika khususnya dari negara bagian New Orleans. 4. Musik Kontemporer, adalah musik kreasi baru yang menggabungkan berbagai macam bunyi, dari sumber alam maupun alat-alat mekanik. Merupakan upaya penggabungan musik tradisional dengan musik non tradisiional. Musik kontemporer disebut juga musik elektronik, karena merupakan hasil perpaduan berbagai macam hasil rekaman bunyibunyian, baik bunyi yang berasal dari sumber alam maupun bunyi yang berasal dari alat-alat mekanik. (sumber : Faktor Akustik, hlm 115 ) Ditinjau dari segi menikmatinya, maka musik dapat dibedakan atas: 2 1. Musik serius, yaitu musik yang diciptakan untuk dinikmati dengan penuh perhatian dan konsentrasi. 2. Musik ringan, yaitu musik yang diciptakan untuk hiburan dan dapat dinikmati dimana saja sebagai pengiring. II.3.2. Cara Pagelaran Musik Konser dapat digelar dalam tiga cara yaitu: 3 1. Resital, yaitu pertunjukan musik dalam skala mengiring seseorang atau beberapa penyanyi. Resital dapat juga berupa pertunjukan tunggal atau soloist seperti resital biola, resital piano, dll. 2. Chamber concert, yaitu pertunjukan musik seperti jazz, pop, atau folk yang pemainnya terdiri dari 20-30 orang. 3. Choaral concert yaitu pertunjukan musik yang diiringi dengan paduan suara dimana penyanyinya dapat mencapai 200 orang.

II.3.3. Perilaku Pementasan II.3.3.1 Pementasan Aksi


2 3

Ibid, hlm. 70. Ibid, hlm. 73.

Universitas Sumatera Utara

Aksi pementasan atau aksi panggung yang dilakukan oleh pemain pada pertunjukan musiknya sesuai dengan irama yang dibawakannya sehingga menciptakan suatu suasana yang lebih ekspresi dalam menyampaikan maksudnya kepada penonton. Aksi panggung yang dilakukan tiap jenis musik dapat dikelompokkan menjadi: a. Kelompok Panggung Santai/ Tenang

Adalah aksi panggung dengan melakukan gerakan bebas tetapi tidak terlalu aktif, dan cenderung tentang pergerakannya karena musik yang

dibawakannya bersifat ringan (tidak menghentak), santai, dan serius. Jenis musik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: Musik Pop

Karakter musik ini adalah ringan dan santai, cenderung mudah dinikmati oleh semua kalangan karena tidak membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi dalam pemahamannya. Musik Jazz

Karakter musik ini adalah ringan dan serius. Peminat musik ini hampir sebagian besar dari kalangan tertentu saja. Hal ini disebabkan komposisi musik jazz yang rumit sehingga membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi untuk memahami dan menikmatinya. b. Aksi Panggung Semi Atraktif

Aksi panggung ini mampu menyuguhkan atraksi yang menarik sesuai dengan musik yang dibawakan. Jenis musik yang termasuk dalam kategori semi atraktif antara lain: Musik Blues

Merupakan akar dari semua musik. Inti dari musik ini adalah kebebasan berekspresi dan berimprovisasi. Musik Country

Merupakan musik pedesaan di suatu daerah di Amerika Serikat. Ciri musik ini hampir sama dengan musik blues namun perbedaannya terletak pada alat musik yang digunakan. c. Aksi Panggung Atraktif

Universitas Sumatera Utara

Kelompok musik yang melakukan aksi panggung ini memperlihatkan gerakan yang tidak terbatas. Jenis musik yang masuk kategori ini antara lain: Musik Disco Musik Rock

II.3.4.

Perkembangan Musik

II.3.4.1. Perkembangan Musik di Indonesia Musik di Indonesia sudah dirintis jauh sebelum Raja Erlangga dari abad ke-11 dan mulai mengalami perkembangan yang pesat sejak Agama Kristen masuk ke Indonesia yaitu sekitar 450 tahun yang lalu. Kemudian dilanjutkan dengan masuknya pengaruh dari bangsa-bangsa yang pernah tinggal di Indonesia seperti: Portugis, Inggris, Cina, India dan arab yang datang silih berganti. Sebelum tahun 1966, musik di Indonesia masih merupakan karya seni untuk hiburan atau tontonan yang segalanya serba terbatas. Hal ini disebabkan karena media elektronika sebagai siaran untuk penyiaran belum menjadi kebutuhan komersial, sehingga pengembangannya hanya dilakukan melalui media massa dan cetak saja. Idealisme masyarakat berkembang terhadap pengaruh kebudayaan asing tetapi mendapat pelarangan dari golongan tertentu mengenai jenis musik yang datang dari luar. Pada saat itu hanya ditujukan pada orang asing sedang bagi umum tidak bisa dibatasi karena adanya perangkat internet, email dan sebagainya yang tidak mengenal batas-batas ruang, tempat dan waktu. Perangkat musik yang dahulu dimainkan oleh beberapa orang dengan berbagai alat bunyi-bunyian sekarang bisa dimainkan oleh satu orang saja dengan suatu alat elektronika. Penataan nada-nada disalurkan melalui elemen selular yang bisa dibawa ke mana-mana, berukuran kecil, praktis dan disimpan dalam saku. Mendengarkan musik agar tidak lagi terganggu oleh suara luar digunakan earphone yang sifatnya lebih personal. Faktor jarak, sumber penyiaran dinyatakan dalam saluran atau channel yang dengan cepat bisa diakses jenis gelombang dengan siaran musik apa yang akan dipilih. Perekaman lewat Compact Disc bentuknya semakin tipis, kecil dan elastis. Di samping perekaman juga mampu untuk menyimpan data memori yang mudah diakses pada saat

Universitas Sumatera Utara

diperlukan. Penggabungan gambar dan suara dibuat dalam digital audio berupa Compact Disc dengan hasil yang sangat sempurna. Pendengar bisa menghidupkan musik tiap saat di mobil, di taman, di rumah dan di mana saja dengan menggunakan perangkat komputer yang serba multifungsi yang juga bisa untuk digunakan sebagai alat telepon, radio, musik, multimedia, memorable, sehingga menjadikan hidup ini lebih indah. (sumber: Faktor akustik,
hlm118)

Perkembangan musik dipengaruhi dan ditentukan oleh suasana sosial, ekonomi dan gaya di sekitar sang artis sehingga menimbulkan berbagai jenis musik dan irama yang berlaku pada tiap periode. Jean Ferris membagi perkembangan musik ke dalam enam periode sebagai berikut: 1. Periode abad pertengahan (500-1450) Merupakan periode pertama yang dipelopori oleh bangsa Yunani di mana musik dijadikan bagian dari kehidupan mereka. Periode ini dipengaruhi secara kuat oleh unsur religius dan baru pada abad ke-14 musik merupakan refleksi sosial pada saat masa urbanisasi. 2. Renaissance (1450-1600) Pada zaman ini pengaruh agama terhadap musik berkurang karena ciri sekuler atau duniawi meningkat. Renaissance merupakan periode panjang dengan perubahan-perubahan dalam sosial, politik dan agama berhasil memberi pengaruh besar dalam dunia musik. Ciri musik saat itu yang berperan adalah Poliponi, yaitu komposisi musik dari beberapa melodi simultan yang disatukan secara bersamaan. 3. Baroque (1600-1750) Memiliki gaya musik yang terkenal dramatis dan emosional melalui unsur dinamik yang kontras dan kebebasan irama. Sifat musiknya ireguler. Periode ini diakhiri dengan gaya Rokoko di mana sifat elegan ditambahkan di dalamnya. 4. Klasikal (1750-1820) Memiliki gaya musik dengan pengendalian emosi, tenang, sederhana dan seimbang. Dengan pengaruh suasana abad pencerahan Prancis pada masa itu. Musik klasikal menggantikan gaya musik Barok yang emosional.

Universitas Sumatera Utara

Komposer besar pada zaman itu adalah: 5. Wolfgang Amadeus Mozart Ludwig Von Beethoven Frans Joseph Hadyn

Romantik (1820-1900) Ciri musik zaman Romantik adalah ungkapan cinta kepada alam dan ungkapan gambaran dari perasaan yang tidak stabil. Komposer besar di zaman itu: Musik orkestra: Felix Mendelshon Peter Illich Tchaikovsky Franz Liszt Johannes Brahms

Musik solo dan ansamble 6. Francois Frederisk Chopin Schumann Scubert

Periode abad 20 (1900- sekarang) Periode perkembangan musik yang terakhir pada saat ini diawali dengan pengaruh tiga aliran yaitu: impresionisme, memiliki sifat elegan, entertaining, romantis, dan dipengaruhi oleh seni barat. Primitivisme, memiliki sifat musik yang bersemangat Ekspresionime, sifat emosional tinggi dari ekspresi artis.

Pada abad ke -20 musik jazz sangat dikenal secara luas dan dalam musik orkestra terdapat komposisi dengan menambahkan alat musik perkusi.
(sumber:faktor akustik, hlm117)

II.3.4.2.Perkembangan musik di Kota Medan Dalam sejarah musik negeri ini, andil musisi dari Kota Medan sebenarnya tak boleh diabaikan. Perkembangan musik dangdut (salah satu genre musik yang cukup digemari masyarakat), misalnya, tak lepas dari tradisi musikal Orkes Melayu yang berasal dari Sumatra Timur.

Universitas Sumatera Utara

a.

Pada awal abad ke - 20 Pada tahun 1925 terdapat "Nalaingan Band" di Simalungun. Pada kurun waktu yang bersamaan kerap juga diselenggarakan kompetisi band, yang disebut "orkest-concours", khususnya musik kroncong dan band untuk dansa

("dans muziek") di berbagai kota di Keresidenan Sumatera Timur dan Tapanuli. Juga, telah muncul band-band yang memainkan musik yang populer pada

masa itu di istana Kesultanan Serdang, Deli dan Langkat. Bahkan di antaranya sudah rekaman di Singapura di bawah label "His Master Voice", misalnya Romulus L Tobing dari Tarutung. Setelah Indonesia merdeka dan Radio Republik Indonesia (RRI), banyak muncul band dalam konteks kumpulan atau ensembel yang memainkan lagu-lagu yang populer pada masanya, seperti lazimnya band dalam situasi sekarang. Lagu-lagu band tersebut secara reguler

dipancarkan melalui radio. Dari era ini muncul band "Pardolok Tolong Melody", "The Singing Blue Band", "Orkes Sinar Medan", "Al Wardah", yang melahirkan kampiun seperti Nahum Situmorang, Sididik Sitompul, Ismail Hutajulu, Lily Suhairy, Djaga Depari, Achmad Baqi, Taralamsjah Saragih, yang beberapa diantaranya sudah rekaman piringan hitam ("vinyl record") di Lokananta. Termasuk juga Marihot Hutabarat dengan "Trio Marihot" merekam album "Dago Inang Sarge" di "Panaphone Record",

Universitas Sumatera Utara

sebagai jazz pertama di Indonesia.

album

Secara historis, era musik band dan kaitannya dengan industri di atas dilanjutkan dengan generasi baru band, seperti "Rhythm Kings", "The Mercys", "The Minstrel", "Dara Kartika", "The Great Session", "Free

Men", "Destroyer", "D'Sys", "Cinzano" dan sebagainya. Dari generasi inilah lahir Darma Purba, Charles Hutagalung, Reynold Panggabean, Rinto Harahap, Erwin Harahap, Jelly Tobing, Fadil Usman, Rizaldi

Siagian, Teruna Jasa Said, Jose Tobing, Guntur Simatupang, Ayun Machruzar dan sebagainya.Pada tahun 1950-an terdapat orkes sejenis orkes melayu di antaranya, Emma Gangga, Ellya Khadam (Si Boneka dari India), Abdul Chalik pemimpin Orkes Melayu Bukit Siguntang, A Kadir pemimpin Orkes Sinam Kemala dan Husein Aidit pemimpin Orkes Melayu Kenanga. Kontribusi Medan dan Sumatera Utara dalam musik dangdut di Indonesia memiliki posisi yang penting. Dan ini sudah dimulai sejak lama, ditandai dengan kemunculan Orkes Melayu Sinar Medan, sampai ke Pop Melayu dari The Rhythm Kings, The Mercys,(sumber: etonomusikolog Ben M Pasaribu, seperti dikutip dari ulasan musik Global di edisi (04/5) Setelah melewati masa-masa kejayaan orkes Melayu yang kemudian disebut-sebut oleh para pengamat musik sebagai salah satu akar penting musik dangdut Pada tahun 1970-1980-an The Mercys band Medan yang mendapat posisi penting dan merupakan salah satu grupmusik legenda di negeri ini, sederetan dengan grup papan atas nasional lainnya, Koes Plus, The Loyd, Black Brothers maupun Panbers.

Sayangnya, kemujuran The Mercys sepertinya hanya untuk mereka saja, bukan untuk band-band Medan generasi berikutnya. Mengikuti jejak mereka ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. Ini dirasakan betul oleh band-band Medan belakangan

Universitas Sumatera Utara

setelah keberhasilan The Mercys maju ke level nasional. Tengok saja misalnya nasib Summer Blues, yang sempat merajai panggung musik blues dan rock and di kalangan anak kampus Medan, namun gaungnya hilang entah ke mana. Nyaris tak terdengar lagi. Sayang, mereka hanya bertahan sebentar di Jakarta, ujar Bengbeng, gitaris Sunset, band Medan yang mengusung musik blues, rockn roll, dan musik era 70-an. Pada tahun 1980-an fase popularitas musik pop dan hingar bingar rock. Namun, pada saat itu, rock ternyata lebih mendominasi kalangan musisi muda Medan. Rock sekaligus merajai panggungpanggung musik di Kota Medan, meski disayangkan popularitas orkes Melayu perlahan-lahan mulai pudar. Ada image khas untuk Medan saat itu. Yaitu, siapa yang belum pernah memijak panggung musik rock di Medan, ia bukan rocker sejati, kenang Savril Rizal, musisi Medan yang sudah melewati dan menikmati era itu. Savril adalah sahabat seperjuangan Pay Slank yang memiliki visi sama, yakni eksis dengan musik rock. Sayang, Savril tidak semujur Pay, yang kemudian menjadi gitaris Slank. Dan kini, menjadi salah satu motor BIP. Pada Era 1980-an, muncul aktivitas kompetisi band (lomba dengan

menghasilkan pemenang), sedangkan pada era sebelumnya lebih ditekankan pada semarak pertunjukan dengan berlomba-lomba kehadiran penggemar (fans) yang banyak. Lahirlah "XOZ Band", "Session Band" (sampai sekarang masih eksis), "New Chordex", "Metallaser", "Grazy Rock Band", "MCM" dan sebagainya yang hadir dengan ragam hard rock, heavy metal, jazz fusion. Di antara mereka banyak yang sampai ke tingkat nasional untuk event "Indonesia Rock Festival" maupun "Light Music Contest". Pada

Universitas Sumatera Utara

masa inilah peranan penggiat, "promoter" atau "maecenas" (yang lazim disebut manajer) sangat penting, diantaranya, Thomas Ginting, Ayun Machruzar, Herwin Kampusi dan lain-lain. Demikian peranan jurnalis musik seperti Jenda Bangun, Buary Malaway, Syaiful Ishak, Bambang Sumantri, Diurnanta Qelanaputra, Buoy Hardjo (alm) dan lain-lain. Sekarang ini, di saat musik populer sangat beragam dan kemudahan merekam dengan teknik digital melalui media komputer yang "indie label" lebih terbuka, band ditantang untuk bisa eksis dan menapaki tangga karis lebih terstruktur dan terprogram, dengan melihat ke belakang atas yang sudah pernah dilakukan pendahulunya dan berpikir kreatif ke depan dengan menjadi observer yang tanggap melalui media internet serta memperluas wawasan estetika, niscaya ketertinggalan band-band era sekarang bisa bisa terkejar. Sekitar tahun 1990-an, terilhami dari band-band luar, seperti Nirvana, Indie muncul menjadi sebuah alasan atau peralihan ketika sampel rekaman album mereka ditolak perusahaan rekaman besar. BEBAS berekspresi tanpa adanya interfensi dari satu pihak, itu yang mereka inginkan sebagai salah satu musisi yang mampu mewarnai dunia musik Medan mulai bermunculan dengan nama-nama yang saat ini cukup ngetop di telinga anak muda Medan. Sebut saja, Mahameru, Zogut, CB 4, Tundra, Instan, Armyclown, Foredoom, Morning Power, Cranium dan masih banyak yang lainnya. Sekarang ini, di saat musik populer sangat beragam dan kemudahan merekam dengan teknik digital melalui media komputer yang "indie label" lebih terbuka, band ditantang untuk bisa eksis dan menapaki tangga karis lebih terstruktur dan terprogram, dengan melihat ke belakang atas yang sudah pernah dilakukan pendahulunya dan

Universitas Sumatera Utara

berpikir kreatif ke depan dengan menjadi observer yang tanggap melalui media internet serta memperluas wawasan estetika, niscaya ketertinggalan band-band era sekarang bisa bisa terkejar.

Hal diatas menujukkan bahwa begitu tinggi antusias masyarakat kota Medan akan hadirnya konser jazz bertaraf nasional, tapi mengapa Medan tidak tersentuh jenis musik yang sedang booming ini secara nasional? Seni urban di Medan berkembang di tengah kebudayaan seni populer yang dipengaruhi oleh budaya barat. Dalam konteks itu, pelaksanaan Medan Urban Arts Festival yang diselenggarakan oleh Urban Arts Assosiates mencoba menawarkan fenomena lain dari berbagai sudut pandang garapan, teknis, dan konsep kultural. Diharapkan seni tradisi Selain itu, The Vintage juga telah mempelopori lahirnya Medan Jazz Society, yang baru saja dibentuk 26 Januari kemarin. Ini adalah wadah baru bagi penikmat jazz Medan, yang diharapkan menjadi batu loncatan perkembangan musik jazz di Medan.

II.3.5. Bentuk- Bentuk Konser Pada permainan konser terdapat beberapa jenis penampilan: b. Shymponie Merupakan bentuk konser yang multi movement, yaitu memiliki beberapa bagian yang masing-masing disebut movement dan dipisahkan dengan waktu istirahat atau pause. Tiap movement memiliki perbedaan tempo, suasana, materi, tema dan kadang-kadang juga dalam nada dasar. c. Concerto Merupakan bentuk konser multi movement yang merupakan kesatuan permainan orkestra dengan soloist. d. Musik Program Merupakan konser yang mengandung konotasi musikal atau arti karena bertujuan menggambarkan suatu pandangan, ide, atau kejadian melalui musik. Permainan berupa multi movement atau tidak, kepada penonton

Universitas Sumatera Utara

biasanya diedari program konser, yaitu lembar deskripsi berisi informasi dan musik yang akan dimainkan. (sumber: faktor akustik, hlm43) II.3.6. Tinjauan Terhadap Gedung Konser Pengertian gedung adalah bangunan untuk sesuatu maksud untuk keperluan kantor, rapat, bioskop, ataupun untuk kegiatan besar lainnya yang melibatkan banyak orang. Sedangkan arti dari konser adalah pertunjukan musik. Gedung pertunjukan adalah wadah atau tempat untuk mengadakan atau menyelenggarakan pagelaran, dimana tempat tersebut harus menyediakan fasilitas, keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung. Maka gedung konser adalah suatu bangunan yang dipersiapkan untuk keperluan pertunjukan musik. Gedung ini sangat erat hubungannya dengan musik. Dimana terdapat kegiatan utama yang berlangsung, yaitu pertunjukan musik dan kegiatan-kegiatan lain berstatus debagai kegiatan penunjang. Dalam pengertian ini maka terdapat suatu fasilitas untuk mewadahi kegiatan utama yang berupa gedung atau panggung pertunjukan musik serta adanya fasilitas-fasilitas lain untuk mewadahi kegiatan-kegiatan pendukungnya.

II.3.6.1.Perkembangan Gedung Konser Gedung konser atau lebih dikenal dengan sebutan concert hall atau gedung pagelaran musik yang kita kenal sekarang adalah hasil perkembangan dari bentukbentuk teater Yunani Kuno dan teater terbuka dari Romawi. Mula-mula teater digunakan sebagai tempat untuk melihat (visual), sesuai dengan namanya yang diambil dari bahasa Yunani. Teater berarti tempat untuk melihat dimana penonton berdiri di lereng bukit dan menonton gerakan-gerakan yang biasanya berupa tarian yang mengambil tempat datar dan terbuka berupa sebuah panggung jadi bukan tempat untuk mendengarkan musik. Kemudian pelataran itu berkembang menjadi daerah yang melingkar (orchestra), yang dikelilingi hampir 2/3 bagian dengan kursi penonton yang dimaksudkan untu memberikan jarak pandang yang merata, dan bangunan longitudinal yang digunakan untuk berganti pakaian, gudang, dan sebagai latar belakang. 4 Teater Romawi berbeda dengan teater Yunani yang terletak pada cekungan. Tetapi dibangun sebagai unit tunggal auditorium disuatu tempat datar diluar kota.

Prasetya, Lea (Penerjemah), Akustik Lingkungan

Universitas Sumatera Utara

Bangku-bangku yang agak melingkar mengelilingi pentas dibangun langsung dengan struktur dari pentas. Pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi mengubah orchestra mejadi setengah lingkaran, agar penonton lebih dekat ke pentas, serta membangun atap miring yang besar di daerah pentas dan dinding di kedua sisinya. Tindakan ini memberikan pemantulan bunyi yang berdaya guna dan menghasilkan kejelasan kata yang paling sedikit tidak mengecewakan penonon di tempat yang jauh. Ini merupakan bentuk awal yang melahirkan bentuk teater tertutup, seperti teater Olympia Academy di Vicevza, Italia (abad XVI). Setelah disadari bahwa repleksi suara dari pentas dapat menhasilkan kondisi suara yang baik, maa dinding dan kemiringannya dilengkapi dengan refleksi suara ke pengunjung, tempat duduk diperpanjang sehingga membentuk huruf U yang sangat sesuai untuk meletakkan balkon-balkon, membentuk baris-baris penonton di dinding yang sangat berguna dalam mengabsorbsi suara. Pada abad XVIII, pengenalan bentuk kubah, pengurangan balkon yang bertumpuk dan pemakaian beton serta dinding yang keras menimbulkan kerugian akustik dari teater. Akan tetapi pada masa itu kenyamanan pandangan lebih diutamakan, sehingga persyaratan akustik diabaikan. Kamar musik Holy Well di Oxford, Inggris,merupakan gedung konser pertama yang sudah memenuhi persyaratan visual maupun akustik. Didirikan pada pertengahan abad XVIII, dengan kapasitas pengunjung 300 orang. Bangunan ini relatif sempit tetapi mempunyai waktu dengung yang pendek, antara 1,3-1,4 detik. Pada abad XIX, para cerdik pandai mulai menyelidiki sifat-sifat dan masalah akustik dari sebuah auditorium. Tetapi baru awal abad XX inilah para ahli fisika dan yang lain-lain mengadakan riset-riset ilmiah secara sistematis dalam akustik ruang. II.3.6.2. Pembagian Gedung Konser Musik Berdasarkan bentuk panggung gedung konser terdiri dari beberapa bentuk antara lain panggung proscenium, teater terbuka, pentas arena, pentas ujung terbuka, pentas transverse dan pentas in the round.

Universitas Sumatera Utara

Gbr 7. Bentuk-bentuk panggung gedung konser

Selain itu bentuk lantai pada gedung pertunjukan musik dapat digolongkan menjadi empat bagian antara lain: lantai segi empat, lantai melengkung, lantai tapal kuda, dan lantai tak beraturan.

Gbr 8. bentuk audirotium bentuk persegi empat dan bentuk kipas

Universitas Sumatera Utara

Gbr 9. auditorium bentuk tapal kuda dan bentuk tak beraturan

II.3.6.3 Pemakai Gedung Konser 1. Seniman/ Pemusik Seniman atau pemusik adalah orang yang berkepentingan langsung untuk melakukan pementasan atau mempertunjukan kemampuan dan keterampilan dalam bidang musik yang merupakan penciptaan ide dan kreasi musik sebagai salah satu upaya dalam bentuk berkomunikasi juga menghibur masyarakat 2. Masyarakat/ Penikmat Musik Masyarakat atau penikmat musik berasal dari kalangan umum atau dari kalangan tertentu yang bertujuan untuk berapresiasi terhadap musik (contoh: pencari bakat, produser, manager band, dll) maupun bertujuan sekedar mencari hiburan atau rekreasi. 3. Pengelola Pengelola adalah kelompok tertentu yang mengelola gedung pertunjukan musik, baik dalam acara pertunjukannya maupun dalam hal perawatan terhadap bangunan itu sendiri. 4. Penyelenggara Penyelenggara adalah badan atau kelompok tertentu yang menyelenggarakan acara pementasan dalam gedung pertunjukan musik, contoh E.O (Event Organiger).

Universitas Sumatera Utara

A.

Jenis Kegiatan dan Ruang

TINJAUAN FUNGSI a. Deskripsi pengguna dan kegiatan

Pengguna Gedung Konser 1. Seniman/ Pemusik Seniman atau pemusik adalah orang yang berkepentingan langsung untuk melakukan pementasan atau mempertunjukan kemampuan dan keterampilan dalam bidang musik yang merupakan penciptaan ide dan kreasi musik sebagai salah satu upaya dalam bentuk berkomunikasi juga menghibur masyarakat. 2. Masyarakat/ Penikmat Musik Masyarakat atau penikmat musik berasal dari kalangan umum atau dari kalangan tertentu yang bertujuan untuk berapresiasi terhadap musik (contoh: pencari bakat, produser, manager band, dll) maupun bertujuan sekedar mencari hiburan atau rekreasi. 3. Pengelola Pengelola adalah kelompok tertentu yang mengelola gedung pertunjukan musik, baik dalam acara pertunjukannya maupun dalam hal perawatan terhadap bangunan itu sendiri. 4. Penyelenggara Penyelenggara adalah badan atau kelompok tertentu yang

menyelenggarakan acara pementasan dalam gedung pertunjukan musik, contoh E.O (Event Organizer). 5. Pengunjung Pengunjung pada pertunjukan dapat dikualifikasikan menurut strata sosial sebagai berikut: a. b. c. 6. Pengunjung masyarakat strata umum : Pengunjung masyarakat strata menengah Pengunjung dari masyarakat strata atas Pengelolaan Kepemilikan dipegang oleh pihak swasta. Pengelolaannya diatur berdasarkan perjanjian diantara pemilik dan pihak yang terkait

Universitas Sumatera Utara

Disamping berfungsi sebagai bangunan rekreatif, gedung konser musik juga berfungsi sebagai wadah komunikasi dan edukasi bagi pemusik dan penikmat musik. Gedung konser musik sebagai pusat pertunjukan musik memfasilitasi kegiatan pengenalan juga pelatihan tentang musik dan bermain musik dan kemudian dapat berfungsi sebagai fasilitas pendukung dengan tujuan komersial. Sehingga bersamaan dengan fasilitas rekreatif yang ada akan menghasilkan pemasukan dengan maksud membiayai perawatan gedung konser itu sendiri.

Adapun maksud dari Concert Hall ini adalah: Komunikatif Suatu gedung konser musik dikatakan komunikatif apabila ruang pertunjukan musik yang terdapat di dalamnya dapat menciptakan suatu jalinan komunikasi dua arah antar musik dan penonton dalam arti penonton dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh pemusik melalui lagu yang dibawakannya dan sebaliknya pemusik dapat dengan mudah menciptakan nuansa dan suasana yang dapat mempengaruhi emosi penonton seperti yang dimaksudkan di dalam lagu yang dibawakannya. Dan semua itu bermuara pada akustik ruang yang dapat menciptakan kualitas suara yang baik karena ibarat orang yang berbicara harus dengan nada dan intonasi yang jelas sehingga akan cepat diketahui perkembangan emosi pendengar. Edukatif Aspek edukatif merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam bermain bagi para pemusik, yang diwujudkan dengan penyediaan fasilitas berupa ruang studio latihan musik. Disamping itu juga memiliki tujuan untuk mengenalkan pada masyarakat luas tentang perkembangan musik, jenis-jenis musik, juga memberikan suatu referensi khususnya pada kalangan pemusik mengenai cara memainkan suatu jenis musik, pembentukan nuansa

dan hal-hal lain yang berhubungan dengan proses penciptaan sesuai dengan keinginannya.
Universitas Sumatera Utara

Rekreatif Sebagai bangunan komersial, gedung konser musik juga memiliki aspek rekreatif karena hal ini sesuai dengan fungsi musik yang menyenangkan hati pendengarnya, disamping ada maksud lain untuk menciptakan fasilitas-fasilitas yang saling mendukung dalam hal pembiayaan perawatan bangunan.

b.

Deskripsi perilaku Perilaku Pementasan Pementasan Aksi Aksi pementasan atau aksi panggung yang dilakukan oleh pemain pada pertunjukan musiknya sesuai dengan irama yang dibawakannya sehingga menciptakan suatu suasana yang lebih ekspresi dalam menyampaikan maksudnya kepada penonton. Aksi panggung yang dilakukan tiap jenis musik dapat dikelompokkan menjadi: Kelompok Panggung Santai/Tenang Adalah aksi panggung dengan melakukan gerakan bebas tetapi tidak terlalu aktif, dan cenderung tentang pergerakannya karena musik yang dibawakannya bersifat ringan (tidak menghentak), santai, dan serius. Jenis musik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: Musik Pop Karakter musik ini adalah ringan dan santai, cenderung mudah dinikmati oleh semua kalangan karena tidak membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi dalam pemahamannya. Musik Jazz Karakter musik ini adalah ringan dan serius. Si peminat musik ini hampir sebagian besar dari kalangan tertentu saja. Hal ini disebabkan komposisi musik jazz yang rumit sehingga membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi untuk memahami dan menikmatinya. Aksi Panggung Semi Atraktif

Universitas Sumatera Utara

Aksi panggung ini mampu menyuguhkan atraksi yang menarik sesuai dengan musik yang dibawakan. Jenis musik yang termasuk dalam kategori semi atraktif antara lain: Musik Blues Merupakan akar dari semua musik. Inti dari musik ini adalah kebebasan berekspresi dan berimprovisasi. Musik Country Merupakan musik pedesaan di suatu daerah di Amerika Serikat. Ciri musik ini hampir sama dengan musik blues namun perbedaannya terletak pada alat musik yang digunakan. Aksi Panggung Atraktif Kelompok musik yang melakukan aksi panggung ini memperlihatkan gerakan yang tidak terbatas. Jenis musik yang masuk kategori ini antara lain: Musik Disco Musik Rock

Jenis Kegiatan Kegiatan dalam bangunan ini dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Komersil, meliputi kegiatan pertunjukan, retailshop, cafe / restoran. 2. 3. Edukasi, meliputi perpustakaan. Servis, meliputi kegiatan pengelola bangunan, parkir, utilitas, loading dock, dan pelayanan umum. A. Kegiatan Festival Kegiatan perlombaan atau festival adalah kegiatan perlombaan permainan instrumen musik. Dilakukan secara teratur, 6 bulan sekali.

B.

Kegiatan Penjualan Kegiatan penjualan meliputi kegiatan jual beli instrumen musik, partitur, buku teori musik, dll.

C.

Kegiatan Pertunjukan

Universitas Sumatera Utara

Menyediakan sarana yang akan digunakan sebagai tempat berlangsungnya pertunjukan (konser), dan acara musik lainnya. D. Kegiatan Hiburan/ Rekreasi Menyediakan fasilitas rekreasi yang berfungsi sebagai

pelengkap dan daya tarik pengunjung bangunan Medan Concert Center. Fasilitas yang diberikan antara lain: cafe, restoran, dan retail shop. E. Perpustakaan Menyediakan data-data tentang sejarah musik, pemain musik, majalah musik, dll. Dilihat dari perkembangan musik di kota Medan, musik yang paling menonjol adalah musik tradisional Batak, Simalungun, musik orkes Melayu, musik populer dan klasik. Kelompok Ruang Konser No Ruang Yang Dibutuhkan 1 R. Audience - R. Duduk - Balkon - Toilet pria/wanita Pengunjung Pengunjung Pengunjung Petugas Kebersihan Buang air kecil/besar, mencuci tangan, mencuci muka, Datang, duduk, menonton konser Datang, duduk, menonton konser Pengguna Kegiatan

memperbaiki penampilan 2 Panggung Penyanyi paduan suara) Pemain musik Penari latar 3 Ruang rias Penyanyi Pemain musik Merapikan penampilan (solo, Menyanyi Memainkan alat musik Menari sebagai pengiring lagu

Penari Penata rias - Toilet pria/wanita Penyanyi, musik, pemain Buang air kecil/ besar, mencuci penari, tangan, mencuci muka
Universitas Sumatera Utara

penata rias 4 Ruang ganti pria/wanita 5 Ruang ganti artis (bintang tamu) - Toilet pria/wanita Artis Piata busana Artis bintang tamu Mengganti dengan artis Mengganti pakaian, make up, diskusi dengan penata rias dan busana pakaian, diskusi

Ruang hijau/ Green room

Actor, sutradara, koreografer

artis, Istirahat, diskusi

Work shop

Petugas dekorasi

Membuat

rancangan

dekorasi,

mengerjakan dekoras yang telah dirancang gudang Petugas dekorasi Menyimpan bahan (kayu, besi, dll) gudang alat Petugas dekorasi Menyimpan pertukangan toilet Petugas dekorasi Buang air besar/kecil, mandi, cuci tangan, cuci muka 8 Ruang control lighting Petugas lighting Mengatur pencahayaan di peralatan

panggung auditorium sound system mekanisme panggung 9 Ruang operator Petugas system Petugas panggung Petugas operator 10. Aktor, artis, penata Mengatur mekanisme panggung selama konser berlangsung Shoting pertunjukan Diskusi,rapat, ruang workshop sound Mengatur suara

Ruang Rapat

sutradara, koreografer

11.

Ruang Latihan

Actor, sutradara,

artis, Latihan

Universitas Sumatera Utara

koreografer

Tabel 8. Kelompok Ruang Konser

Fasilitas Pendukung No Ruang Yang Dibutuhkan 1 Cafe - Ruang duduk - Dapur Pengunjung Koki Duduk, makan Memasak, menciptakan masakan baru - Gudang bahan - Gudang perlengkapan - Ruang pencucian piring Karyawan caf Koki Pelayan Menyimpan bahan makanan Menyimpan bahan makanan Pengguna Kegiatan

untuk didinginkan Menyimpan perlengkapan dapur Mencuci, menyusun piring,

menyimpan barang bawaan - Toilet pengunjung pria/wanita - Toilet karyawan Karyawan Pengunjung Buang air kecil/bear, cuci tangan, cuci muka Buang air kecil/bear, cuci tangan, cuci muka - Gudang umum Karyawan Menyimpan peralatan yang

sudah/akan dipakai 2 3 Toko musik Ruang cinderamata Pengunjung pengunjung Belanja Belanja souvenir

Tabel 9 Fasilitas Pendukung

Pengelola No Ruang Yang Dibutuhkan Pengguna Kegiatan

Universitas Sumatera Utara

1 2

Ruang kerja Ruang kerja

Manajer Sekretaris

Mengawasi kegiatan karyawan Membantu kerja manajer, membuat laporan

3 4

Ruang kerja staff Ruang kerja mekanis

Staff pengelola Petugas panggung

Mengerjakan administrasi Mengatur mekanisme panggung

Ruang rapat

Manajer, sekretaris, dan seluruh staff

Rapat

Ruang arsip

Sekretaris, manajer, dan staff

Menyimpan arsip

Ruang penjualan tiket

Penjual tiket

Menjual tiket, mengisi data pengunjung

Mekanikal Elektrikal No Ruang Yang Dibutuhkan 1 Power house Petugas ME Melakukan pengecekan pada genset dan panel 2 Ruang chiller Petugas ME Melakukan pengecekan pada chiller 3 Ruang pompa Petugas ME Melakukan pengecekan pada pompa dan ground reservoar 4 Ruang water treatment
Tabel 10. Tabel Pengelola

Pengguna

Kegiatan

Petugas ME

Melakukan pengecekan pada saluran pembuangan

c.

Deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang a. Pendekatan Perhitungan Kapasitas 1) Gedung Konser Penentuan kapasitas gedung konser musik di Medan berdasarkan asumsi-asumsi kapasitas pengunjung konser yang terselenggara di Medan. Kapasitas pengunjung konser

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan event-event organizer yang telah melaksanakan konser di Medan yaitu 4.000 orang. Berdasarkan data arsitek jika orang berdiri membutuhkan ruang 40 cm2. dan orang duduk beserta sirkulasinya pada saat konser diperkirakan 80 cm2. Perbandingan yang diperoleh adalah pengunjung yang duduk setengah dari pengunjung yang berdiri. Jadi, dari pendekatan tersebut diperoleh kapasitas pengunjung untuk duduk Gedung Konser Musik di Medan disediakan tempat duduk sebanyak 2000 orang dan kapasitas jika pengunjung berdiri yaitu 4000 orang. Namun atas dasar pertimbangan jumlah peminat musik yang semakin

meningkat di Medan, maka jumlah pengunjung duduk ditingkatkan 25% menjadi 2500 orang. 2) Kelompok Ruang Penunjang Pada Balai Sidang Jakarta Convention Center, kafe berkapasitas 10% dari jumlah pengunjung/penonton konser. Maka untuk kapasitas kafe Gedung Konser Musik di Medan sebesar 10% dari jumlah terbesar penonton setiap konser, atau 10% x 2500 orang = 250 orang (dengan pertimbangan meja makan berkapasitas 4 orang). 3) Kelompok Ruang Pengelola - R. Pimpinan, berkapasitas 1 orang - R. Sekretaris, berkapasitas 1 orang - R. Karyawan, berkapasitas 20 orang - R. Rapat, berkapasitas 10 orang - R. Tamu berkapasitas 5 orang 4) Kelompok Ruang Pelayanan Umum - Pos Keamanan (2 buah) - R. P3K, berkapasitas 10 orang - Parkir roda empat 5) Kelompok Kegiatan Teknis - R. Genset, 1 unit

Universitas Sumatera Utara

- R. Pompa, 1 unit - R. Chiller, 1 unit - R. AHU, 1 unit - R. Panel Listrik, 1 unit - R. Cleaning Service, 1 unit

b. Pendekatan Besaran Ruang Studi besaran ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: Jumlah pelaku dan aktifitas yang mewadahi Peralatan dan perabotan yang akan digunakan R. Penonton Ruang penonton/auditorium dituntut agar mampu

memberikan kenyamanan baik bunyi/ suara serta visual yang baik, maka penentuan luas auditorium berdasarkan pada pendekatan akustik. Pendekatan besaran ruang penonton dapat dilakukan dengan pendekatan akustik, yaitu hubungan dengan waktu dengung dan volume kursi. Volume kursi per tempat duduk untuk ruang pertunjukan musik adalah sebesar 7,8m3. dengan kapasitas 3000 orang penonton maka dapat dicari volume ruang : 3000 orang x 7,8m3 = 23.400m3 Dari volume total (23.400m3) didapat waktu dengung (RT) optimal adalah 1,5 detik sesuai dengan grafik RT optimum studio pada jangkauan frekuensi tengah (500 Hz-1000 Hz)(sumber: Leslie L. Doelle, Akustik Lingkungan). Maka untuk menghitung luas dari ruang penonton adalah mempertimbangkan rasio antara volume dan luas yang ditunjukan pada table di bawah ini: Waktu Dengung (RT) (detik) 1,4 1,5 1,6 Rasio Volume/Luas (V/S) (m) 8,9 9,6 10,4
Universitas Sumatera Utara

1,7 1,8 1,9 2,0 2,1

11,1 11,9 12,6 13,4 14,1

Tabel 11.Hubungan Waktu Dengung dengan Rasio Volume/Luas Sumber: Concepts in Architecture Acoustic

Dari table di atas didapatkan angka rasio sebesar 9,6 maka luas ruang penonton: Luas Ruang = Volume Ruang : Rasio Volume/Luas 23.400 : 9,6 = 2.437,5 m3 Dari luas auditorium di atas dapat pula dihitung kebutuhan luas tiap penonton pertiap tempat duduk, yaitu: 2.437,5 m3 : 3000=0,8125 m3. 8. Kegiatan Pertunjukan Perhitungan panggung alat musik sebagai berikut: Gitar Listrik Perhitungannya adalah 1,2 m x 1,4 m = 1,68 m2 Bass Perhitungannya adalah 1,2 m x 1,8 m = 2,16 m2 Keyboard Perhitungannya adalah 1,2 m x 1,4 m = 1,68 m2 Drum Set Perhitungannya adalah 2,0 m x 2,5 m = 5 m2 Vokal Perhitungannya adalah 0,8 m x 0,8 m = 0,64 m2 9. Pertunjukan Dari ciri-ciri konser yang melibatkan 3-10 orang dan jenis musik yang modern yang biasanya memerlukan

keleluasaan musisi dalam atraksi panggung, maka dihitung besaran 4 m2/orang sehingga perhitungannya 4m2 x 10 orang = 40 m2.
Universitas Sumatera Utara

d. Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang


ANALISA NONFISIK PROGRAM RUANG FASILITAS UMUM JUMLAH FUNGSI No. 1 2 3 4 5 6 Entrance Hall Lobby Sitting Lobby Ruang Komunitas Receptionist Toilet pria WC Urinoir Wastafel Toilet wanita WC Wastafel 7 8 Telepon Umum P3K Klinik R. Praktek R. Tunggu r. dokter & perawat Resepsionis Toilet 9 10 11 12 Ruang Informasi Pos Keamanan Ruang ATM Warnet r. tunggu r. pelayanan Gudang pantry Kasir Toilet Pria Toilet Wanita r. kontrol 13 Ruang Tiket TOTAL LUAS RUANGAN SIRKULASI 30% TOTAL 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1.44 1.44 9 9 7.5 0.96 0.96 6 1.4 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1.44 43.2 9 18 7.5 0.96 0.96 6 2.8 963.315 288.9945 1252.3095 3873.25 1 30 1 2 1 1 1 1 2 3873.25 SBT SBT ASU ASU ASU NAD NAD ASU 2 6 10 4 1 1 18 1.6 2.4 5 0.96 16 16 1.2 2 1 1 1 3 1 2 5 Ruang Tunggu DESKRIPSI PEMAKAI (org) 250 125 31.25 125 2 500 250 1000 500 1000 1 STANDARD (m2) 1 0.65 1.5 0.65 6.3 2 1.1 1.4 2 1.5 1.2 JUMLAH RUANG (unit) 1 1 1 1 1 5 10 10 10 10 10 TOTAL LUAS (m2) 250 81.25 46.875 81.25 12.6 10 11 14 20 15 12 16 216 16 9.6 5 2.88 16 32 6 12 10 4 1 3 0 0 10 NAD HMC NAD SBT NAD TOTAL PEMAKAI (orang) 250 125 31.25 125 2 500 250 1000 500 1000 10 B. Planning NAD NAD TSS BPDS Standar Plan Standar Plan Standar Plan Standar Plan Standar Plan SUMBER

3. KAFE JUMLAH FUNGSI DESKRIPSI PEMAKAI STANDARD (m2) (org) (unit) JUMLAH RUANG TOTAL LUAS (m2) TOTAL PEMAKAI SUMBER

1 2 3

R. makan Dapur pantry

100 4 4

1.44 20% r. makan 1/3 dapur

2 2 2

288 115.2 76.8

200 8 8

NAD NAD NAD

Universitas Sumatera Utara

4 5 6 7 8 9

Gudang Toilet Pria Toilet Wanita wastafel janitor Kasir TOTAL LUAS RUANGAN SIRKULASI 30%

1 1 1 1 1 1

50% dapur 0.96 0.96 0.6 1 7.5

2 2 2 4 2 2

57.6 1.92 1.92 2.4 2 15 560.84 168.252

2 2 2 4 2 2 230

NAD NAD NAD NAD ASU ASU

TOTAL 3

729.092

230

4. GEDUNG KONSER JUMLAH FUNGSI DESKRIPSI PEMAKAI (org) 1 2 3 4 5 6 7 Lobby Loket Ruang Antri Ruang Duduk Auditorium Utama Panggung Foyer Toilet pengunjung 6 pria WC Urinoir Wastafel Toilet wanita WC Wastafel 9 Ruang Ganti pria wanita 10 11 Ruang Persiapan Toilet Pemain Toilet pria WC Urinoir Wastafel Toilet wanita WC Wastafel 12 Gudang Alat Ruang Kontrol 13 14 15 16 17 Lighting Ruang Kontrol Audio Gudang Persiapan Gudang Umum Ruang Rehearsal 1000 500 2000 500 2000 2 1.1 1.4 2 1.5 20 7.2 7.2 60 20 2.5 10 20 6 10 4 1 1 1 1 1 6 20 22 8.4 20 6 20 7.2 7.2 60 20 15 1000 500 2000 500 2000 0 0 0 0 0 0 Standar Plan Standar Plan Standar Plan Standar Plan Standar Plan NAD ASU NAD NAD ASU 750 1000 500 2000 500 2000 10 10 4 200 10 10 2500 2500 STANDARD (m2) 2.75 5 5 0.9 1.05 80 /unit 0.19 2 1.1 1.4 2 1.5 2.5 2.5 2.5 JUMLAH RUANG (unit) 1 1 1 1 1 1 1 10 20 6 10 4 1 1 1 TOTAL LUAS (m2) 550 50 50 2250 2625 80 142.5 20 22 8.4 20 6 25 25 10 TOTAL PEMAKAI 200 10 10 2500 2500 0 750 1000 500 2000 500 2000 10 10 4 NAD

SUMBER

NAD SBT NAD ASU ASU ASU ASU Standar Plan Standar Plan Standar Plan Standar Plan Standar Plan ASU

Ruang Kontrol 18 Baskstage TOTAL LUAS RUANGAN SIRKULASI 30% TOTAL 4

7.2

7.2

6254.4 1876.32 8130.72

17994

17994

Universitas Sumatera Utara

5, FASILITAS PENGELOLA JUMLAH FUNGSI DESKRIPSI PEMAKAI (org) 1 2 3 4 5 Hall Information desk Ruang Tunggu Tanu Ruang Direktur Ruang Sekretaris Ruang Info, Jasa & 6 7 dagang Ruang Kabag Umum Ruang Kabag 8 Personalia Ruang Staff 9 10 Personalia Ruang Kepala Humas & Publikasi Ruang Staff Humas 11 & Publikasi Ruang Kepala 12 Keuangan Ruang Staff 13 Keuangan Ruang Kepala 14 15 16 17 18 Maintenance Ruang Rapat Ruang Arsip Gudang Toilet pria Ruang Manager 19 20 21 22 23 Produksi Ruang Jumpa Pers Ruang Pers Ruang Co-Sponsor Ruang Jumpa Fans Ruang Loker & 24 Ruang Ganti Ruang Penyimpanan 25 26 27 Kursi Audience Ruang Divisi CCTV TOTAL LUAS RUANGAN SIRKULASI 30% 1 20 1 20 3 5 20 7 0.8 2 2 1.2 1.2 2 6 2 2 2 10 2 10 1 1 1 1 1 2 0.65 1.5 25 25 4.46 25 25 STANDARD (m2) JUMLAH RUANG (unit) 1 1 1 1 1 1 1 1 TOTAL LUAS (m2) 20 1.3 15 25 25 4.46 25 25 TOTAL PEMAKAI 10 2 10 1 1 1 1 1

SUMBER

NAD SBT NAD ASU ASU ASU ASU Standar Plan

4.46

13.38

Standar Plan

25

25

Standar Plan

4.46

13.38

Standar Plan

25

25

Standar Plan

4.46

13.38

ASU

1 50 1 1 5

25 2.5 20 20 6

1 1 1 1 5

25 125 20 20 150 0 32 36 20 48 16.8

1 50 NAD

1 5 0 20 3 5 20 7

Standar Plan Standar Plan

0.5

6 2 20

0 0 1 724.7

0 0 20 170

217.41

TOTAL 5 6. FASILITAS SERVIS JUMLAH FUNGSI DESKRIPSI PEMAKAI (org) STANDARD (m2) JUMLAH RUANG (unit)

942.11

170

TOTAL LUAS (m2)

TOTAL PEMAKAI

SUMBER

Universitas Sumatera Utara

Ruang Pegawai Ruang Makan

20 40 1 2 2 2 6 2 1 12 1 3

1.5 1.7 6 20 9 6 10.2 18 25 19 9 4

1 1 1 2 2 2 1 1 1 12 1 3

30 68 6 80 36 24 61.2 36 25 2736 9 36 5335.22 1600.566 6935.786

20 40 1 4 4 4 6 2 1 12 1 3 518

NAD SBT NAD ASU ASU ASU ASU Standar Plan Standar Plan Standar Plan Standar Plan Standar Plan

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pegawai Ruang Reparasi Ruang Sholat Ruang Wudhu Toilet & Locker Pantry/ Dapur Loading Dock Gudang Umum Tangga Kebakaran Lift Barang Lift Orang TOTAL LUAS RUANGAN SIRKULASI 30% TOTAL 6 7. FASILITAS ME

518

JUMLAH FUNGSI DESKRIPSI PEMAKAI (org) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ruang Tandon Ruang Pompa Ruang Panel List Ut. Ruang Panel List Ut. Ruang Mesin AC Ruang AHU Ruang Genset Ruang Trafo Ruang PLN TOTAL LUAS RUANGAN SIRKULASI 30% TOTAL 7 200 9 12 2 50 6 40 12 12 STANDARD (m2)

JUMLAH RUANG (unit) 1 1 1 5 1 6 1 1 1

TOTAL LUAS (m2) 200 9 12 10 50 36 40 12 12 381 114.3 495.3

TOTAL PEMAKAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUMBER

Standar Plan Standar Plan

Tabel 12. Program Ruang

B.

Studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis Studi Banding Proyek Sejenis

Universitas Sumatera Utara

Studi banding dilakukan pada beberapa gedung konser (concert hall) untuk mengetahui kegiatan dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga dapat dijadikan acuan untuk menyusun program ruang rancangan. Studi banding ini juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana arsitek-arsiteknya melakukan pendekatan dan penyelesaian desain sebuah gedung konser atau fasilitas musik. 1. Oriental Art Center, Shanghai

Gbr 10.Oriental Art Center, Shanghai

2.

Walt Disney Concert Hall, Los Angeles, California

Universitas Sumatera Utara

        HYPERLINK

"http://en.wikipedia.org/wiki/File:Disneyext.jpg" \o "The exterior of Founders room after panels were re-surfaced."  INCLUDEPICTURE "../../../nia/New%20Folder%20(3)/taaaaaaaaa/Walt_Disney_Concert_Hall_fi les/225px-Disneyext.jpg" \* MERGEFORMAT 
 Gbr 12. Interior Walt Disney Concert Hall

3.

ESPLANADE, SINGAPORE Esplanade merupakan bangunan teater yang dibangun ditepi teluk Marina seluas 6 hektar di Singapura. Bangunan ini seperti menara lalat

dengan ketinggian 30 m dirancang oleh arsitek Vikos Gore. Esplanade difungsikan pertunjukan sebagai seni tari,
Universitas Sumatera Utara

Gbr

musik, drama dan opera.

Gbr 13. Esplanade Gambar.. Esplanade, Singapore

Teater ini memiliki kapasitas 1.923 tempat duduk dengan adaptasi opera tradisional eropa dengan bentukan tapak kuda dimana antara penonton dan musisi dipanggung terjadi interaksi secara intim. Bangunan ini didisain untuk pertunjukan seni tingkat Asia dan Kultur Barat. Teater ini memiliki bentukan proscenium arch yang mampu menampung 100 musisi orkestra. Selain itu bangunan ini dilengkapi juga dengan restoran dan outdoor performance space. 


Gambar. 14 Interior Esplanade, Singapore Gambar. 15 Atap Esplanade, Singapore

4. Rome Auditorium, Villa Glori, Roma, Italia Arsitek Kapasitas : Renzo Piano : 2700, 1200 dan 500 orang

Konsep pemintakan: Pembentukkan tapaknya terbagi menjadi empat bagian utama, yaitu: 1. 2. 3. 4. gedung konser berkapasitas 2700 orang gedung konser berkapasitas 1200 orang ruang resital berkapasitas 500 orang serta amphiteater yang menjadi pusat kawasan.

Namun kesemuanya memiliki peran yang sama untuk menciptakan melodi baru yang harmonis (dalam hal ini dianalogikan oleh amphiteater).  Tiga massa yang berbeda ukuran ini adalah analogi dari instrumen-instrumen musik yang bersama-sama digunakan untuk memainkan lagu dalam sebuah
Universitas Sumatera Utara


Gbr 16. Rome Auditorium tampak dari atas

tampak utama didominasi oleh dinding beton. Konsep yang digunakan mengambil ciri khas perumahan kuno kawasan Roma dimana strukturnya menggunakan tanah liat yang masif. Bentukan garis-garis pola betonnya mengambil inspirasi dari guratan alat musik. 


Gbr 17. eksterior Rome Auditorium

Interior auditorium: Penggunaan material akustik seperti kayu, warna chat pastel dan kecoklatan serta tata lampu yang memberi kesan mewah pada auditorium dan ruang resitalnya. Ekspresi atap auditorium yang menggantung mengambil pola interior perumahan kuno Roma yang terbangun dari tanah liat dimana tanah liat tersebut diolah sedemikian rupa sehingga saat selesai dibangun tampak serupa dinding dengan pola persegi yang diputar sebesar 45 derajat dengan bagian yang lebih menggembung pada pusat perseginya. Selain untuk preservasi kawasan, konsep seprti ini muncul dari ide untuk memperkuat keunikan setempat menjadi kekuatan dan keunikan rancangan kawasan yang

Universitas Sumatera Utara

cepat atau lambat akan menjadi icon kawasan. Untuk mendapatkan konsep seperti ini, tim Renzo Piano bekerjasama dengan akademisi dan arkeolog setempat dalam mencari inti arsitektur regional lokasi perancangan auditorium 



Gbr 18. interior Rome Auditorim, Roma, Italia

Gbr 19. potongan perspektif Rome Auditorium, Roma,

BAB III ELABORASI TEMA


III.1. PENGERTIAN Tema yang diangkat dalam kasus Proyek Medan Concert Hall ini adalah Akustik Arsitektural. Kata akustik berasal dari bahasa Yunani, akoustikos, artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai