STUDY ANALISIS SERTIFIKASI HALAL DAN KEAMANAN PANGAN
(STUDI ANALISIS SK 07/DIR/LPPOM MUU/V13 TENTANG DAFTAR MAKANAN KRITIS)
Nur Wahyuni
AKS AKK Yogyakarta
ABSTRAK,
Makanan halal bagi seorang muslim harus memperthatikan asal makanan yang dikonsumsinya, apakah
berasai dari baban yang bukan diharamkan diantaranya (1) tidak mengandung bahan dari babi, anjing,
darah atau unsur-unsur kimiawi yang berasal dariaya, 2) berasal dari ergan manusia, (3) tidek berasal dari
darah (4) tidak berasal dari najis atau kotoran hewan, Sclain halal, makanan juga harus sheyvibun, yakni
mengandung arti agar manusia menghindari makanan yang buruk, makanan yang buruk (kliobaits) sangat
luas artinya, Makna Ahabaits, implementasi makanan yang bersifat kurang shat, kadaluarsa, makanan
beracun dan makanan yang heresiko techadap kesehatan. Pangan halal tidak hanya berkenaan dengan legal
formal scrtifikasi dan labelisasi saja, tecapi juga berkenaan dengan moral produsen dan pengolah makanan,
agar makanan yang dihasilkan benar-benar tidak melanggar syariat islam, Tulisan ini merupakan studi
Titeratur terhadap sumber hukum islam (Al Qur'an, As Sunnah, Ijma’, qiyas) mengenai pangan halal.
Kajian ini dimaksudkan agar akademisi, produsen, konsumen maupun pelaku usaha di bidang pengolahan
pangan, dapat memahami konsep halal secara on/ologis, bukan hanya sebatas sertifikasi dan labelisasi
saja
Keyword : halal, hukum islam, keamanan pangan
A. Pendahuluan
Pangan merupaken kebutuhan esensial
bagi setiap manusia untuk pertumbuhan
‘maupun mempertahankan bidup. Keamanan
pangan merupakan kebutuhan masyarakat,
karena diharapkan melalui makenan yang
aman, masyarakat akan terlindungi dari
penyakit ataw gangguan keschatan lainnya,
Keamanan pangan pada dasamnya adalah
upaya hygiene sanitasi makanan, gizi dan
safety. ilygiene sanitasi makanan di dalam
Peraturan Menteri Keschatan disebut
penychotan makenan, mempakan upaya
untuk mengendalikan —fuktor tempat,
peralatan, orang dan makanan yang dapat
atau mungkin” —menimbulkan’ gangguan
keschatan atau keracunan makanan (
Departemen Kesehatan RI, 2005).
‘Menurat Anwar (2004), pangan yang
tidak aman dapat_menycbabkan penyakit
yang disebut dengan foodborne diseases
yaitu. gejala penyakit yang timbul akibat
mengkonsumsi pangan yang mengandung
baan/senyawa beracun atau organisme
patogen. —-Penyakit-penyakit yang
ditimbulkan oleh pangan dapat digelongkan
ke dalam dua kelompok utama, yaitu infeksi
dan intoksikasi. Isilah infeksi digunakan
bila setelah mengkonsumsi pangan atau
‘minuman yang mengandung bakteri patogen,
timbul gejala-gejalapenyakit. Intoksikasi
adalah keracunan yang disebabkan Karena
mengkonsumsi pangan yang mengandung
senyawa beracun,
Keracunan adalah timbulnya gejala
Klinis suatu penyakit atau gangguan
Kesehatan Jainnya akibat _mengkonsumsi
makanan yang tidak Iygienis (Dirjen PPM
& PL: 2000). Makanan yang menjadi
penyebab Keracunanumumnya — telah
tercemar oleh unsur-unsur fisika, mikroba
atau Kimia dalam =—dosis.—_ yang
membahayakan. —-Kondisi_—_tersebut
dikarenakan pengelolaan makanan yang
tidak memenuhi persyaratan Kesehatan dan
atau tidak memperhatikan \-kaidah
hygiene dan sanitasi mekanan, Keracunan
dapat terjadi Karena
1. Bahan makanan alami, yaitu-makanan
yang secara alami telah mengandungracun seperti jamur bericun, ikin,
‘buitel, Ketel hijau, umibi gadung ala
uumibi racun lainoya,
2. Inieksi mikroba, yaitu bakteri pada
imakanan yang maruk ke dalon
dalam jumlah besar (infekti!) dan
menimbulkan penyakit seperti cholera,
fe, disenit
3. Recuntoksin, mikroba yaitu
toksin yang dihasitkan oleh mikroba
dalam makanan yang masuk ke dala
tubul dati juriah membahiayakan
(lethal dose),
4. Zat kimia, yaitu bahan berbahaya dalam
makanan yang masuk ke dalam tubuls
dalam jumlah membahayakan,
5. Alergl, yoitu bwhan allergen di dalam
makanan yang dapat aenimbulkn
senstif kepada oranporang yang
Studi yang dilakukan Sentra Informaxi
nan Nasional yang dilakukan
terhudap berita kejadion keracunan di 138
media mana onfine wslana kuru waktu
April hingga Juni 2014 ditemukan sebanyak
56 (lima pulub enom) inaiden keracunan di
berbagai wilayah Indonesia, Keracunan
akibat pangan mendominasi sebanyak 43
insicen, disusul $ insiden keracunan akibat
pencemar lingkungan, 3 insiden keracunan
akibat racun alam, 2 insiden keracunan
akibat pestivida, 2 inwiden kerneunan akibat
bahon campuran (lebih dari satu penyehab
keracunan), seta | inaiden keracunan akibat
baban kim
Keam: Pangan, masala dan
dampak — penyimpangan mut, — serta
kekuatan, kelemahan, peluany dan aneaman
dalam pengembangan sistem mutu industri
pangon merupakan tanggnng jawab bersa
fntara pemerintal, industri dan konsunen,
Pada cra pasar bebas ini industri pangan
Indonesia aru mampu bersaing dengan
derasnya arux masuk produk industri pangan
niegara lain yang telah mapan dato sistem
mutinya, Mutu dan keamanan pangan
supakan masala — penta, dalar
keseluruhan rangkaian penyediaan produk
pangan, Pada aaa ini, mute dan ke
ETS eee
. 1, Juni 2013
pangan menjadi perhatian yang mendorony,
perubahan selera pangan konsumien ke welera
pagan global. sehingga —esadaran
konsumen terhaday bahan makatan akan
meningkat, Hal ini terbiat dari bergesernya
permintaan terhadap kemoditas yang beralih
menjadi permintaan terbadayy produk yang
berkenmon dengan kualitos, aspek keamanan
dan kesehaton,
Berkenaan dengan keamanan pangan
(hygiene sanitas makasan, gizi dan safew),
Tuam telus micnerapkon sistem dfalatin
Thovviban kepada urnmatnya, Syariat Islam
mewajibkan —konsumen muslim — untuk
mengkonainsi mokanin yang diperolel
dengan cara yang halal dan babansbabion
yang dikowsuins! jaya halal, Disumspin
fatal. hal tain yang wajib diperhatikan oleh
konsumen mutiny dalam menykensumsi
pangan adalok bahwa pangan —tersebut
Hhorusleh thayvib, artinya panygan tersebut
baik untuk dikonsurnsi dilihat dari wei
kesehatan, bersizi dan tidak mengandung,
racun, Atdhayyibat (yang baikebaik) juga
dimaknai semua yont dianggap batk dan
dinikmati oleh manusia, tampa adanya
naslvdalil pengharamannya (Anyhavi, 1995;
170). Pangan yang bersumber dari hewan
seyar, haruslaly’ memilily dagiog yang halal
seperti: sapi, kambing. ayam, domba dan
disertal penyembelihanaya sesuat dengan
syari'at Tblam, Penerapan kewajiban ini
mengharts! konsumen a
untuk mengetahui terlebih dabulu bahans
balan yong digunakan dala produ p
kernasan tersebut sebelum
mengkonsumsinya, baile menyangkut balan
buku, bahan tambabn —maupun bakin
penolong telatui label kemasannya,
Tuntutan masyarakat Islam yang kion
meningkat aciring tumbubnya kesadar
boragama dewasa ini, namun —sangat
disayangkan dibanyak Negora dunia belum
ada jaringan reyulasl ekonomi yang baik ats
jaminan produk halal. Hukumt Islan (Fiqh)
sebuul) sistem regulasd ekonomi dalam
momproduksi — panyan —olaban har
memperhatkun kelteria makanal antara tain
(1) baik (thoyiboh), (2) Makanan yangSoaZETeDy
dihalalkan, (2) makanan_ yang diharamkan,
(8). Khabaits dan (4). Berlebih-lebihan,
Pola makanan halal tampak bahwa
sescorang muslim harus_memperhatikan
makanan yang dikensumsinya berasal dari
aban yang bukan diharamkan diantaranya
(1) tidak “mengandung bahan dati babi,
anjing, darah atau unsur-unsur kimiawi yang
berasal darinya, @) herasal dari organ
manusia, (3) tidak berasal dari darah (4)
tidak berasal dari najis atau kotoran hewan,
Sedanekan thovviben mengandung arti agar
manusia menghindari makanan yang buruk,
makanan yang burik sangat Ives artiny
Makanan kiabaits implementasi- makanen
yang bersifat kurang sehat, kadalarsa,
makanan beracun dan makanan yang
beresiko terhadap kesehatan. Sedangkan
berlebib-lebihan dapat dipahemi dalara
regulasi ekonomi, yaitu produk pangen
seharusnya menggunaken bahan yang baik,
bahan baku maupun bahan tambahan pangan
secara profesional sehingga tidak
membahayakan kesehatan.
Keputuszn Menteri Agama RL.
Nomor 518 Tahun 2001 Tentang Pedoman
Dan Tata Cara Pemeriksaan Dan Penetapan
Pangan Halal, menyebutkan babwa Pangan
halal adalah pangan yang tidak mengandung
unsur atau bahan haram atau dilarang untuk
dikonsumsi umat Islam, dan pengolaiannya
(idak Dertentangan dengan syeriat Islam:
bagi umat Islam persozlan makanan bukan
hanya haras schat, melainkan juga hanus
halal.
Kehalalan produk pangan merupakan
hal yang krusial bagi umat Islam. Hal ini
menjadi pertimbangan bagi mereka dalam
membeli atau mengkonsunsinya. Tika
pangan (makanan atau minumen) tersebut
mengandung bahan yang haram, moka
makanan terscbut dipertimbangkan untuk
tidak dikonsumsinya, oleh karena itu dalam
memilih produk pangan dalam kemasan ini,
konsumen sendiri dituntut untuk lebil teliti
dan jeli. Meski demikian, _konsumen
mempunyei Keterbatasan, — dikarenakan
tekuologi pembuatan pangan saat ini yang
Tee
B.
PmTe0Ey
semakin kompleks dan seringkali tidak dapat
lagi dijengkau dengan indera
Permasalahan
Pada masa sckarang arena
banyaknya —persaingan —pasor_—-yang:
memproduksi bahan pangan menjedikan
para produsen kurang memperhatikan mutu,
leuslitas barang dan kehalalan yang, telah
diproduksikan dan dipasarkan, Begitu ju
sama halnya dengan part konsumen yang
tidek terlalu perduli dengan mutu, kualites
dan kehalalanya Karena para Konsumen
hanya memperbatikan harga yang murah
sebingga banyak para konsumen yang tidak
memperoleh manfaat dari bahan pangan
tersebut secara maksimal.
Persoalan makanan bagi umat Islam
selain us memperhatikan—_aspek
keschatan, juga harus sesuai_ dengan
tuntunan Syariat (Hukum Islam). Keamanan
pangan (food safety) ini secara implisit
dinyatakan dalam Ayat Al Qur'an berikut ini
“Dan makanlal makanan yang halal Jagi
baik dari apa yang Allah (clah rizkikan
kepadamu, dan bertawakallah kepada
Allah dan kamu beriman kepada-Nya”
(QS. Al-Maidah: 88).
“Hai orang-orang ying _beriman!
Makanlah yang, bail dari apa-apa
yang telah Kami berikan kepadamu, sera
bersyukuriah kepada Allah kalau betul-
betul kamu berbakti kepadaNya. Allah
hanya mengharamkan —_kepadarnu
bangkai, darah, daging babi dan binatang
yang. disembelih bukan Karena Allah.
Maka barangsiapa dalam —keadaan
terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak
melewati batas, maka tidaklah berdosa
baginya, Karena sesunggubnya Allah
Maha Pengampun dan Maha Belas-
keasit." (al-Bagarab: 172-173)
Dengan adanya ketentuan yang
bersifat wajib dan mengikat secara hukum
bagi ummat islam terscbut, permasalahan
halal dan haram merupakan perma
urgen, yang tidak bisa disepelekandemikian masih banyak produsen, pelaku
usaha dan tenitama konsumen yang tidak
mengetahui apa sebenamya pagan halal
tersebut, Karena yang diketabui hanya
sertifikat halal deri MUI, sedangkan konsep
halal tersebut pada dasamya lebih lvas dan
{idak terbates, Karena mengikat pada konteks
objek dan subjek hukumnya, sampai pada
turunan produk yang dihasilkan,
Di sisi” lain. pada permasaiahan
Keamanan pangan dipasaran bebas terdapet
masalch tame nasty dan keamanan pangan
Nasional yang secara langsung maupan tidax
fangsung akan berpengaruh — terbadap
perdayangan pangan baik domestik: maupun
Global (Fardiar. 1996).
Salah setunya adalah Produk pangan
yang tidak mememahi persyaratan mutt
keamanan pangan yaitu: (1) Penggunaan
bahan tambaban paagan yang dilarang atau
melebihi batas produk —pangan, (2)
Ditemuken cemaran kimi berbahaya
(Pestisida, Logam erat, Obat-obatan
pertanian ) pada berbagai produk pangan, (3)
Cemaran mikroba yang tinggi dan cemaran
mikroba patogen pada berbagai _produk
pangan, (4) Pelabelan dan periklanan produk
pangan yang tidak memenuhi syarat, (5)
‘Masih beredarnya produk pangan kadaluarsa
termasuk produk impor, (6) Pemalsuan
produk pangan. (7) Cara peredaran dan