Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknik pengelasan secara sedeerhana telah diketemukan dalam rentang

waktu antara 4000 sampai 3000 SM. Setelah energi listik diergunakan dengan

mudah, teknologi pengelasan maju dengan pesatnya sehingga manjadi suatu

teknik yang mutahir. Hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis

pengelasan.

Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las biasanya

pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang

kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan

waktu yang lama maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan

penggunaan konstruksi-konstruksi las merupakan hal yang umum disemua negara

di dunia.

Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membatu

memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran

bangunan konstruksi yang dapat di las. Dengan kemajuan yang dapat dicapai

sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat

industri modren.

1
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya

didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya

memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu didalam pengelasan,

pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek. Secara lebih terperinci dapat

dikatakan bahwa perancangan konstruksi bangunan dan mesin dengan sambungan

las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan, cara pemeriksaan,

bahan las, dan jenis yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dan bagian-bagian

bangunan atau mesin yang dirancang.

1.2 Tujuan Penyusunan

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penyusunan ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian pengelasan.

2. Untuk mengetahui cara pengelasan dan pemotongan.

3. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam proses pengelasan.

1.3 Teknik Penyusunan

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini dengan

menggunakan studi webset

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelasan

Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah

ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan

dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat

dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses

penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan dan material tambahan

(filler material).

2.2 Cara Pengelasan dan Pemotongan

Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang

digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan

dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut

pada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan energi

yang digunakan (sumber panas) dan klasifikasi berdasarkan cara kerja.

Ditinjau berdasarkan sumber panasnya klasifikasi pengelasan dapat dibedakan

tiga:

1. Mekanik

2. Listrik

3. Kimia

Berdasarkan cara kerjanya klasifikasi pengelasan dapat dibagi dalam tiga

3
kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.

1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan

sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas

yang terbakar.

2. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan

dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.

3. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan

dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.

Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.

2.3 Proses Pengelasan

Las gastungsten (Las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala

listirk ditimbulakan oleh elektroda tungsten (elektroda tak terumpan) dengan

benda kerja logam. Daerah pengelasan dilindungi oleh gas lindung (gas tidak

aktif) agar tidak berkontaminasi dengan udara luar. Perangkat yang dipakai dalam

pengelasan las gastungs ten adalah:

4
1. Mesin

Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC yang

digunakan di dalam pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC atau DC

biasanya tergantung pada jenis logam yang akan dilas.

2. Tabung gas lindung

Adalah tabung tempat penyimpanan gas lindung seperti argon dan helium

yang digunakan di dalam mengelas gastungs ten.

3. Regulator gas lindung

Adalah pengatur tekanan gas yang akan digunalan di dalam pengelasan gan

tungsten. Pada regulator ini biasanya ditunjukkan tekanan kerja dan tekanan

gas di dalam tabung.

4. Flowmeter untuk gas

Dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung yang di pakai di

dalam pengelasan gastungs

5
5. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya

Berfungsi sebagai pengubung gas dari tabung menuju pembakar las.

Sedangkan perangkat pengikat berfungsi mengikat selang dari tabung menuju

mesin las dan dari mesin las menuju pembakar las.

6. Kabel elektroda dan selang

6
Berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las, begitu

juga aliran gas dari mesin las menuju stang. Kabel masa berfungsi untuk

menghantarkan arus ke benda kerja.

7. Stang las (welding torch)

Berfungsi untuk menyatukan system untuk menyatukan system las yang

berupa penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama dilakukan

pengelasan.

8. Elektroda tungsten

Berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan pengelasan.

Elektroda ini tidak berfugsi sebagai bahan tambah.

9. Kawat las

Berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahan kawat jika bahan dasar yang

dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati cair.

10. Assesories

Pilihan dapat berupa system pendinginan air untuk pekerjaan pengelasan

berat, rheostat kaki, dan pengatur waktu busur.

Las Tungsten

7
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau sering juga disebut Tungsten Inert Gas

(TIG) merupakan salah satu dari bentuk las busur listrik (Arc Welding) yang

menggunakan inert gas sebagai pelindung dengantungsten atauwolfram sebagai

electrode. Skema dari GTAW dapat dilihat dalam gambar dibawah. Penjelasan ini

dikerjakan secara manual maupun otomatis.

Gambar. Skema pengelasan (TIG (tungsten iner gas)

Electrode pada GTAW termasuk elektode tidak terumpan (non

consumable) berfungsi sebagai tempat tumpuan terjadinya busur listrik. GTAW

mampu menghasilkam las yang berkualitas tinggi pada hampir semua jenis logam

mampu las. Biasanya ini digunakan pada stainless steel dan logam ringan lainnya

seperti aluminium, magnesium dan lain-lain. Hasil pengelasan pada teknik ini

cukup baik tapi membutuhkan kemampuan yang tinggi.

8
Pada pengelasan TIG ini tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga listrik

baik AC maupun DC. Tenaga listrik hanya digunakan sebagai pemanas dan hanya

untuk membuat busur nyala pada elektoda, bagian-bagian pendukung lainya

masih disuplai dari alat lain. Peralatan yang sering digunakan sebagai pendukung

dari las TIG ini adalah tabung gas Argon maupun gas lain dapat melindungi

proses pengelasan dari pengaruh udara luar.

2.4 Proses-proses Pengelasan

a. Las listrik dengan elektroda berselaput (SMAW)

Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan.

Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan

mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar. Selaput elektroda yang

turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung

elekroda kawah las, busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput

elektroda yang membeku akan menutupi permukaan las yang juga berfungsi

sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.

Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik pengukuran,

misal pada ujung elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada benda kerja dapat

mencapai suhu 4000° C.

Keuntungan

SMAW adalah proses las busur paling sederhana dan paling serba guna. Karena

sederhana dan mudah dalam mengangkut peralatan dan perlengkapannya,

9
membuat proses SMAW ini mempunyai aplikasi luas mulai dari refinery piping

hingga pipelines, dan bahkan untuk pengelasan di bawah laut guna memperbaiki

struktur anjungan lepas pantai. SMAW bisa dilakukan pada berbagai posisi atau

lokasi yang bisa dijangkau dengan sebatang elektroda. Sambungan-sambungan

pada daerah dimana pandangan mata terbatas masih bisa di las dengan cara

membengkokkan elektroda. Proses SMAW digunakan untuk mengelas berbagai

macam logam ferrous dan non ferrous, termasuk baja carbon dan baja paduan

rendah, stainless steel, paduan-paduan nikel, cast iron, dan beberapa paduan

tembaga.

Kelemahan

Meskipun SMAW adalah proses pengelasan dengan daya guna tinggi, proses ini

mempunyai beberapa karakteristik dimana laju pengisiannya lebih rendah

dibandingkan proses pengelasan semi-otomatis atau otomatis. Panjang elektroda

tetap dan pengelasan mesti dihentikan setelah sebatang elektroda terbakar habis.

Puntung elektroda yang tersisa terbuang, dan waktu juga terbuang untuk

mengganti–ganti elektroda. Slag atau terak yang terbentuk harus dihilangkan dari

lapisan las sebelum lapisan berikutnya didepositkan. Langkah-langkah ini

mengurangi efisiensi pengelasan hingga sekitar 50 %.

Asap dan gas yang terbentuk merupakan masalah, sehingga diperlukan ventilasi

memadai pada pengelasan di dalam ruang tertutup. Pandangan mata pada kawah

las agak terhalang oleh slag pelindung dan asap yang menutupi endapan logam.

10
Dibutuhkan juru las yang sangat terampil untuk dapat menghasilkan pengelasan

berkualitas radiography apabila mengelas pipa atau plat hanya dari arah satu sisi

b. Las Listrik TIG

Pengelasan ini pertama kali ditemukan di USA (1940), berawal dari


pengelasan paduan untuk bodi pesawat terbang. Prinsip : Panas dari busur terjadi
diantara elektrode tungsten dan logam induk akan meleburkan logam pengisi ke
logam induk di mana busurnya dilindungi oleh gas mulia (Ar atau He).

Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan
elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang
terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas,
untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai
3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai listrik
dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang
melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.

Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa selaput yang digerakkan


dan didekatkan ke busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan
dasar. Sebagai gas pelindung dipakai gas inert seperti argon, helium atau
campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis logam
yang akan dilas.

Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengn air yang bersirkulasi. Pembakar las
TIG terdiri dari :

1) Penyedia arus,
2) Pengembali air pendingi,
3) Penyedia air pendingin,

11
4) Penyedia gas argon,
5) Lubang gas argon ke luar,
6) Pencekam elektroda,
7) Moncong keramik atau logam,
8) Elektroda tungsten,
9) Semburan gas pelindung.

Keuntungan :
Digunakan untuk Alloy Steel, Stainless Steel maupun paduan Non Ferrous: Ni,
Cu, Al (Air Craft). Disamping itu mutu las bermutu tinggi, hasil las padat, bebas
dari porositas dan dapat untuk mengelas berbagai posisi dan ketebalan. Proses
GTAW menghasilkan pengelasan bermutu tinggi pada bahan-bahan ferrous dan
non ferrous. Dengan teknik pengelasan yang tepat, semua pengotor yang berasal
dari atmosfir dapat dihilangkan. Keuntungan utama dari proses ini yaitu, bisa
digunakan untuk membuat root pass bermutu tinggi dari arah satu sisi pada
berbagai jenis bahan. Oleh karena itu GTAW digunakan secara luas pada
pengelasan pipa, dengan batasan arus mulai dari 5 hingga 300 amp, menghasilkan
kemampuan lebih besar untuk mengatasi masalah pada posisi sambungan yang
berubah-ubah seperti celah akar. Sebagai contoh, pada pipa tipis (dibawah 0,20
inci) dan logam-logam lembaran, arus bisa diatur cukup rendah sehingga
pengendalian penetrasi dan pencegahan terjadinya terbakar tembus (burnt
through) lebih mudah dari pada pengerjaan dengan proses menggunakan elektroda
terbungkus. Kecepatan gerak yang lebih rendah dibandingkan dengan SMAW
akan memudahkan pengamatan sehingga lebih mudah dalam mengendalikan
logam las selama pengisian dan penyatuan.

Kelemahan.

12
Kelemahan utama proses las GTAW yaitu laju pengisian lebih rendah
dibandingkan dengan proses las lain umpamanya SMAW. Disamping itu, GTAW
butuh kontrol kelurusan sambungan yang lebih ketat, untuk menghasilkan
pengelasan bermutu tinggi pada pengelasan dari arah satu sisi. GTAW juga butuh
kebersihan sambungan yang lebih baik untuk menghilangkan minyak, grease,
karat, dan kotoran-kotoran lain agar terhindar dari porosity dan cacat-cacat las
lain. GTAW harus dilindungi secara berhati-hati dari kecepatan udara di atas 5
mph untuk mempertahankan perlindungan inert gas di atas kawah las.

c. Las Listrik Submerged (SAW)

Las listriksubmerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan

fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara

ujung elektroda dan bahan dasar di dalam timbunan fluksi sehingga tidak terjadi

sinar las keluar seperti biasanya pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu

menggunakan kaca pelindung mata (helm las).

Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku dan

menutup lapian las. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi

setelah dibersihkan dari terak-terak las. Elektora yang merupakan kawat tampa

selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju oleh pasangan roda gigi yang

diputar oleh motor listrik.

Mesin las ini dapat menggunakan sumber listrik AC yang lamban dan DC

dengan tegangan tetap bila menggunakan listrik AC. Perlu adanya pengaturan

kecepatan pengumpanan kawat las yang dapat diubah-ubah untuk mendapatkan

13
panjang busur yang diperlukan. Bila menggunakan sumber listrik DC dengan

tegangan tetap, kecepatan pengumpanan dapat dibuat tetap dan biasanya

menggunakan polaritas balik (DCRP). Mesin las dengan listrik DC kadang-

kadang digunakan untuk mengelas pelat tipis dengan kecepatan tinggi atau untuk

pengelasan dengan elekroda lebih dari satu.

Keuntungan Las Busur Rendam:

Kualitas Las baik, Penetrasi cukup, Bahan las hemat, Tidak perlu operator

terampil, Dapat memakai arus yang tinggi.

Kerugian Las Busur Rendam:

Sulit menentukan hasil seluruh pengelasan, Posisi pengelasan hanya horizontal,

dan Penggunaan sangat terbatas.

d. Las Listrik MIG

Seperti halnya pad alas listrik TIG, pad alas listrik MIG juga panas

ditimbulkan oleh busur listrik antara dua electron dan bahan dasar. Elektroda

merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang geraknya diatur oleh

pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Gerakan dapat diatur

sesuai dengan keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk

menghubungkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas melalui slang gas.

Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak dan baja.

Argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja

14
tahan karat. Proses pengelasan MIG ini dadpat secara semi otomatik atau

otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual, sedangkan

otomatik adalah pengelasan yang

seluruhnya dilaksanakan secara otomatik. Elektroda keluar melalui tangkai

bersama- sama dengan gas pelindung.

Keuntungan

Proses pengelasan GMAW dapat dikerjakan secara semi-otomatis atau otomatis.

Asap dan percikan las pada GMAW hubungan singkat lebih sedikit dibandingkan

dengan SMAW, juga tidak ada slag yang harus dibersihkan setelah pengelasan

selesai. Kecepatan pengelasan dan laju pengisian sama atau bisa lebih besar dari

pada SMAW. Larutan logam las umumnya lebih rendah karena penetrasi GMAW

lebih dangkal. Dengan panas masukan rendah dan penetrasi yang dangkal, logam-

logam tipis lebih mudah disambung dan sambungan yang memiliki celah root

lebih lebar akan lebih mudah dilas. Pada fabrikasi pipa-pipa di bengkel, root pass

bermutu tinggi dapat dikerjakan lebih cepat pada berbagai posisi dan pada

umumnya dengan biaya lebih rendah.

GMAW spray transfer dan globular transfer mempunyai kawah las yang lebih

mudah dilihat, sama halnya dengan las busur teknik hubungan singkat (short

circuiting arc) tetapi tanpa slag. Karena tidak ada flux dan relatif sedikit

jumlahdeoxidizer yang diberikan pada kawat, lebih sedikit pekerjaan

membersihkan yang diperlukan setelah pengelasan selesai.

15
Kelemahan.

Peralatan las GMAW lebih mahal, dan lebih rumit dalam pemasangan dan

perawatan, dibandingkan dengan SMAW. Biaya kawat las dan shielding gas bisa

menjadi lebih mahal dibandingkan dengan elektroda terbungkus, tetapi hal ini bisa

diimbangi karena produktivitas yang tinggi dan sedikitnya pemborosan.Shielding

gas pada pengelasan GMAW dapat terganggu karena pengaruh tiupan angin,

sehingga harus diambil tindakan pencegahan apabila kecepatan angin lebih dari 5

mph. Pelindung angin atau tirai khusus dapat dipakai untuk menahan atau

mengurangi tiupan angina, sehingga kecepatannya cukup rendah untuk menjaga

shielding gas secara memadai.

Memperbesar aliran gas untuk mengimbangi pengaruh tiupan angin yang

berlebihan, akan menimbulkan masalah lain yang lebih buruk, karena akan timbul

turbulensi disekitar busur yang akan menarik udara disekitarnya.

GMAW memerlukan ruang gerak yang lebih besar terhadap benda kerja karena

pengaruh ukuran welding gun dannozzle. Pada umumnya alat pengumpan kawat

harus ditempatkan sedekat mungkin dengan benda kerja. Short-circuiting welding

dapat dipakai untuk mengelas root pass dengan cara butt weld atau sambungan

bercabang tetapi harus dikontrol ketat saat melakukan fill pass, karena ada resiko

non-fusion atau cold lap. Ketika melakukan fill pass pada pengelasan pipa dengan

cara butt weld, pengelasan hanya dilakukan dengan cara las naik yaitu antara

posisi jam 10 dan jam 2, dimana pipa bisa ditahan tetap oleh kuda- kuda

penyangga (posisi 5G) atau diputar (1G). Proses pengelasan ini tidak cocok

16
dikerjakan pada fillet weld apabila tebal logam lebih dari 1/4 inch, dan pada

umumnya tidak digunakan untuk fabrikasi pressure vessel, tangki atau palang-

palang struktur.

Lack of fusion yang terletak diantara lapisan-lapisan las sukar dideteksi dengan

radiography dan karena pengaruh kontrol yang buruk dari proses hubungan

singkat ini, masalah LOF menjadi cukup berat, sehingga membuat beberapa

fabrikator meninggalkan proses pengelasan ini. Dibandingkan dengan proses las

SMAW, pengelasanshort-circuiting butuh kebersihan, dan kelurusan sambungan

serta penggerindaan tack weld yang lebih baik guna mendapatkan hasil

pengelasan root pass bermutu tinggi. LOF tidak akan menjadi masalah jika panas

masukan dibuat lebih tinggi pada GMAW spray transfer atau globular transfer.

Pada GMAW spray transfer, terdapat radiasi busur yang banyak. Hal ini tidak

menyenangkan bagi juru las dan membuat proses ini lebih cocok untuk las

otomatis pada beberapa aplikasi. Pengelasan GMAWspray.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan

metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam

keadaan lumer atau cair. Berdasarkan cara kerjanya klasifikasi pengelasan dapat

dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan

pematrian. Pada pengelasan TIG ini tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga listrik

baik AC maupun DC. Tenaga listrik hanya digunakan sebagai pemanas dan hanya

untuk membuat busur nyala pada elektoda, bagian-bagian pendukung lainya

masih disuplai dari alat lain. Peralatan yang sering digunakan sebagai pendukung

dari las TIG ini adalah tabung gas Argon maupun gas lain dapat melindungi

proses pengelasan dari pengaruh udara luar. Membuat proses SMAW ini

mempunyai aplikasi luas mulai dari refinery piping hingga pipelines, dan bahkan

untuk pengelasan di bawah laut guna memperbaiki struktur anjungan lepas pantai.

3.2 Saran

Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat luas yang ingin

mengetahui tentang teknik pengelasan dan bermanfaat kita semua.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://agamweld.blogspot.com/2009/06/pendahuluan-definisi-pengelasan-

menurut.html

Baum dan V. Fichter. 1982. Der Schutzgassch

weisser II. Dussddorf, DVS Charles A. Edgin

1982. General Welding. John Wiley & Sons

DVS Lehrgang Mappe. 1984. Metall – schutzgasschweissen. DVS:Mannheim

Hery Sunaryo, Ir. 2008. Teknologi Pengelasan Kapal. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional

19

Anda mungkin juga menyukai