Anda di halaman 1dari 7

PERAN, FUNGSI DAN MAKNA

ARSITEKTUR RUMAH LAMIN


DALAM BUDAYA ADAT SUKU DAYAK
DI KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR

Abito Bamban Yuuwono

Abstrak

Arsitektur rumah tinggal secara umum dalam kehidupan manusia


memiliki fungsi, peran dan makna universal yang relatif sama, yaitu sebagai tempat
berlindung dari kondisi alam dan lingkungan yang tidak bersahabat, sebagai
tempat bersosialisasi, berinteraksi dan membina keluarga, sebagai setatus sosial
yang mencerminkan pribadi pemilik dalam komunitas masyarakat maupun
budayanya, dsb., namun ketika kita telaah lebih dalam teryata ada nilai-nilai yang
hanya berlaku pada budaya atau kelompok masyarakat tertentu sementara akan
berbeda nilai maupun artinya bagi budaya maupun kelompok masyarakat lainnya,
sebagai contoh bagi suku toraja suatu rumah akan memiliki setatus sosial yang
tinggi apabila semakin banyak jumlah tanduk kerbau yang disusun di tiang utama
bagian depan dari rumah tongkonannya, sementara rumah joglo akan menjadi
identitas bahwa pemilik rumah adalah keluarga ningrat atau bangsawan bagi suku
jawa, dan lain-lain, meskipun banyak nilai-nilai yang telah mengalami degradasi
maupun pergeseran sebagai akibat perkembangan jaman namun bagi beberapa
suku budaya ini masih dipegang teguh dan tetap bertahan hingga sekarang.
Pulau Kalimantan dengan suku Dayak yang merupakan penduduk
aslinya memiliki bentukan arsitektur rumah tinggal yang sangat unik dan khas yang
mencerminkan budayanya, yang biasa disebut rumah panjang atau lamin, suku
dayak secara umum dikelompokkan menjadi 6 rumpun yaitu rumpun klemantan,
iban, apokayan, murut, ot danum-ngaju, dan punan. ke enam rumpun tersebut
tersusun atas 268 suku, di Kabupaten Kutai Barat yang merupakan bagian dari
Propinsi Kalimantan Timur terdapat 6 kelompok suku dayak yaitu suku Dayak
Kenyah, Toonyoi, Benuaq, Bahau, Aoheng, dan Punan, pada ke enam suku tersebut
rumah lamin diperankan selain sebagai rumah tinggal bersama secara
berkelompok yang didasarkan pada kebersamaan juga berfungsi sebagai pusat
kegiatan upacara-upacara ritual maupun persembahan, hal ini dapat terlihat dari
patung-patung atau totem yang biasa disebut Blonthang yang di taruh berjajar di
depan rumah lamin, demikian pula dengan penggunaan ornamen-ornamen ukiran
khas dayak yang berwarna-warni dimana tiap warna melambangkan makna-makna
tertentu.

Kata Kunci: Peran, Fungsi, Makna, Arsitektur, Lamin, Dayak.

1. PENDAHULUAN tahun 2001 yang merupakan


Hari Jadi Kabupaten Kutai kabupaten hasil pemekaran
Kabupaten Kutai Kartanegara
Barat adalah tanggal 05 Nopember
dan kabupaten ini resmi berdiri sejak dimana pada tahun 2015 ini telah
memasuki usianya yang ke 14 tahun.
Perkembangan perekonomian dan 2. PERMASALAHAN
pembangunan di Kabupaten Kutai
Barat berjalan sangat pesat, hal ini Apakah peran, fungsi, dan
didukung oleh kondisi alam yang makna bentukan arsitektur rumah
subur dengan kandungan sumberdaya lamin Dayak, dan apa yang
mineral yang melimpah. Mayoritas melatarbelakangi terbentuknya
penduduk Kutai Barat adalah suku keunikan arsitektur rumah lamin
Dayak yang terdiri dari 6 kelompok Dayak di Kabupaten Kutai Barat.
suku yaitu suku Dayak Toonyoi,
Kenyah, Benuaq, Bahau, Aoheng, 3. TUJUAN
dan Punan. Mengetahui peran, fungsi, dan
Bentukan Arsitektur rumah makna Arsitektur rumah lamin adat
tinggal umumnya tidak sekedar dalam kehidupan sosial budaya suku
sebagai bangunan tempat berlindung Dayak di Kutai Barat Kalimantan
(shelter) saja, seiring perkembangan Timur.
peradaban dan kebudayaan suatu
masyarakat maka arsitektur rumah 4. TINJAUAN PUSTAKA
tinggalnya juga akan mengalami
perkembangan bentuk, struktur dan 4.1. Suku Dayak, Sejarah dan
susunan ruang hingga bentuk fasade Budayanya.
yang semakin kompleks, yang Suku Dayak di Kabupaten
mengandung pesan-pesan maupun Kutai Barat kurang mengenal budaya
ungkapan-ungkapan simbolik yang menulis, suku Dayak lebih
mengacu pada makna-makna, nilai, mengutamakan cerita tutur / lisan
fungsi dan peran tertentu. hal tersebut secara turun temurun atau cerita dari
juga tidak luput terjadi pada Suku generasi ke generasi, Suku dayak
Dayak di Kabupaten Kutai Barat menganut kepercayaan aninisme
kalimantan timur, secara umum suku yang mempercayai adanya roh-roh
dayak di Kutai Barat masih menghuni yang baik maupun yang jahat,
rumah-rumah lamin adat. sehingga suku Dayak sering
Arsitektural rumah lamin melakukan upacara-upacara ritual,
memiliki kekhasan yang unik dan pengorbanan/persembahan kerbau
menarik untuk dikaji lebih dalam, untuk kelahiran maupun pernikahan,
antara lain bentuknya persegi panjang upacara pengobatan pada orang sakit
yang panjangnya rata-rata 200-400 m (beliant) dan upacara kematian
dengan lebar antara (Kwangkai), mata pencaharian
15 - 25 m, beratap pelana dan mayoritas suku Dayak adalah berburu
merupakan rumah panggung, dihiasi binatang di hutan, menangkap ikan di
dengan patung-patung yang berderet sungai, mencari Madu, sarang burung
di depan rumah, terdapat ukiran- walet, dan berladang, sejarah tertua
ukiran maupun lukisan-lukisan khas yang tercatat pada suku Dayak di
motif dayak dengan warna-warna Kutai Barat di mulai ketika pada
pokok dominan merah, kuning, masa raja aji tulur jejangkat sekitar
hitam, putih dan dalam satu lamin abad ke 14M, dan rumah lamin
dihuni oleh banyak keluarga secara pertama kali di rancang oleh mok
massal ( berkelompok). manor bulan (istri raja aji tulur
jejangkat) yang dibangun pada masa
tersebut dan berkembang bertahan lepas dari unsur kondisi geografis,
hingga sampai pada masa sekarang iklim dan budaya suku Dayak.

5. PEMBAHASAN
5.1. Bentuk Struktur Rumah
Lamin
Secara Geografis wilayah
Kabupaten Kutai Barat Kalimantan
Timur memiliki struktur tanah
gambut yang dibawahnya banyak
kandungan mineralnya terutama batu
Gambar 1. Lamin Taulant bara, Kutai Barat juga berada pada
Suku Dayak Benuaq jalur garis katulistiwa, dengan
kondisi lingkungannya yang
4.2. Rumah Lamin mayoritas mesih tertutup hutan hujan
Selain kondisi iklim dan tropis yang lebat hal ini
lingkungan maka faktor Budaya mengakibatkan kondisi iklim dan
adalah salah satu aspek yang sangat cuaca yang sangat panas dengan
mempengaruhi bentukan produk tingkat kelembaban yang tinggi,
arsitektur ( Amos Rapoport 1969) sehingga Arsitektur rumah lamin
yang berupa rumah panggung,
Pada mulanya dalam budaya berbentuk kotak memanjang, yang
suku Dayak untuk membangun menggunakan dinding kulit kayu,
sebuah rumah lamin harus dilakukan dengan atap pelana dari sirap akan
budaya ngayao atau memotong sangat sesuai dengan kondisi iklim
kepala manusia dari suku lain, setempat, karena dapat menghindari
kemudian kepala tadi ditanam di panas lembab dari tanah, sirkulasi
bawah tiang utama rumah lamin udara dalam ruang lancar karena
yang baru dibangun, hal inilah yang dinding dan lantai cukup berpori
menimbulkan seringnya terjadi guna terjadinya sirkulasi udara, atap
peperangan antar suku, namun pelana yang membujur dati timur ke
budaya ini mulai dilarang sejak barat juga sangat optimal dalam
jaman penjajahan belanda masuk di mengantisipasi radiasi sinar
Kalimantan (Emannuel, Laurentius matahari, sehingga tidak
Dyson 2012) pada pelaksanaannya mengherankan ketika anda masuk
rumah lamin tidak hanya sebagai kelamin akan terasa sejuk, dan
tempat tinggal namun sebagai pusat bahkan seluruh bangunan
kehidupan dan kegiatan menggunakan bahan yang ramah
bersosialisasi dalam satu kelompok lingkungan tanpa paku karena
suku Dayak yang dilandasi atas seluruhnya mengandalkan tali temali
dasar nilai kebersamaan, sebagai yang diambil dan dibuat dari
tempat membina keluarga, tanaman hutan.
berkumpul, melakukan upacara-
upacara ritual dan persembahan
sekaligus sebagai tempat berlindung
dan bertahan dari serangan suku lain,
sehingga bentuk arsitekturnya tidak
Tata ruang Rumah Lamin
terdiri dari 3 tiga ruang pokok yaitu
dapur, bilik dan ruang tamu, karena
rumah lamin dihuni secara
berkelompok bisa ratusan kepala
keluarga sehingga tiap keluarga
memiliki satu ruang dapur, satu bilik
kusus bagi yang sudah menikah dan
satu ruang tamu yang cenderung
Gambar 2. Struktur Lantai sebagai ruang publik karena
Lamin Taulant Suku Dayak memenjang mejadi satu ruang
Benuaq disepanjang depan bilik-bilik
Selain mengantisipasi kondisi keluarga, selain sebagai ruang
iklim struktur panggung rumah lamin pertemuan, ruang tamu, maupun
juga berfungsi sebagai tempat ruang keluarga ruangan ini berfungsi
pertahanan dari serangan binatang sebagai tempat tidur bagi anak-anak
buas maupun serangan dari suku lain, yang belum berkeluarga.
kolong rumah panggung ini biasanya
juga difungsikan sebagai kandang
babi, dan beberapa ekor anjing yang
biasa digunakan sebagai sensor
keamanan dan dapat membantu dalam
berburu, tangga naik ke rumah lamin
dibuat dari batang kayu yang utuh
dimana satu sisi dibentuk anak tangga
dan sisi satunya tetap silinder dimana
jika siang hari sisi anak tangga di buat Gambar 4. Rumah Lamin Suku Dayak
Bahau
menghadap ke atas sebagai sarana
naik-turun bagi penghuninya, namun 5.2. Fungsi, Peran dan Makna
pada malam hari posisinya dibalik secara Budaya
sehingga sisi silinder yang berada di
atas sehingga binatang merayap Rumah Lamin Merupakan
seperti ular tidak bisa naik ke lamin. Rumah adat yang dihuni secara
berkelompok yang dilandasi atas dasar
nilai-nilai kebersamaan hal ini terlihat
ketika sedang dilaksanakan upacara-
upacara adat dimana seluruh penghuni
terlibat dengan penuh antusias
mengikutinya, biasanya upacara selalu
diawali dengan saling berbalas pantun,
mulai dari upacara beliatn (mengobati
Orang Sakit) Upacara Kwangkai Pada
Orang meninggal dsb. Misalnya pada
upacara perdamaian (upacara Tepung
Gambar 3. Rumah Lamin Tawar) dari seluruh pihak yang saling
Suku Dayak Aoheng berdamai akan saling mengoleskan
tepung beras yang telah dicampur air
kepada pihak yang diajak berdamai,
sedangkan pada upacara persembahan Ukiran Ataupun Lukisan Pada
(Kehamilan, Kelahiran dan rumah Lamin Biasanya berbentuk
Pernikahan) dilakukan dengan cara stilasi dari manusia ,hewan maupun
mengikat kerbau pada sebuah patung raksasa menggunakan warna warna
(biasa disebut Blonthang) kemudian tertentu, misalnya warna kuning
kerbau dibunuh dengan cara dilukai yang melambangkan kekayaan,
dengan lembing/tombak secara Keluhuran dan keagungan, warna
beramai-ramai namun hanya boleh merah melambangkan keabadian,
melukai pada bagian pantat belakang warna Putih melambangkan
sebelah kiri sampai mati, masyarakat kesucian, dan kesederhanaan dan
Dayak meyakini semakin lama kerbau warna hitam yang melambangkan
tersiksa semakin diterima penolak bala ( penolak bencana).
persembahannya, setelah upacara
selesai patung blonthang dipindahkan
dan ditanam di depan rumah lamin,
sehingga semakin banyak deretan
blonthang di suatu lamin maka status
sosialnya semakin tinggi, karena telah
banyak melakukan pengorbanan.

Gambar 6. Patung-patung
Blonthang

6. KESIMPULAN

Gambar 5. Ornamen Lukisan  Rumah Lamin sebagai rumah


Suku Dayak Bahau dengan unsur adat suku Dayak merupakan
warna merah,putih dan hitam bentukan arsitektur yang
sangat baik dalam
mengantisipasi kondisi iklim
dan Lingkungan tropis lembab
dan penggunaan bahan-bahan
bangunan yang bisa dikatakan
100% ramah lingkungan
karena sepenuhnya dari hasil
hutan, penggunaan struktur
tali temali yang dapat diadopsi
dan dikembangkan.
 Rumah Lamin banyak
memuat tatanan dan ajaran
yang baik bagi kehidupan
bersama, hal ini dapat diadopsi
dan dikembangkan dalam
Gambar 5. Ornamen Lukisan
Suku Dayak Bahau dengan
kehidupan modern, berbangsa
setilasi bentuk manusia dan bernegara.
meninggalkan rumah lamin
dan beralih tinggal di rumah-
rumah pribadi yang mandiri
bahkan dengan rumah-rumah
modern yang tidak ramah
lingkungan dan boros energi.
 Menghimbau semua pihak
yang terkait guna meneliti
lebih lanjut sehingga dapat
mengambil nilai-nilai
maupun ilmu pengetahuan
yang terkandung dalam
rumah lamin, sehingga
dapat digunakan dan
dikembangkan di era
modern ini.

Gambar 7. Tangga Masuk


rumah Lamin

7. SARAN - SARAN
 Pemerintah beserta pihak
terkait supaya mengambil
langkah-langkah antisipasi
guna mengendalikan
perubahan pola kehidupan Gambar 8. Suku Dayak
masyarakat Dayak modern pulang berburu
yang mulai meninggalkan
nilai-nilai luhur nenek
moyangnya, dimana 8. DAFTAR PUSTAKA
arsitektur Rumah Lamin
Terbukti sangat baik dalam Ching, Francis DK. (1979).
mengantisipasi kondisi iklim Architecture: Form, Space
dan lingkungan namun and Order, diindonesiakan
karena pengaruh oleh Ir. Paulus Hanoto
perkembangan jaman Adjie (1985) Arsitektur:
masyarakat Dayak mulai Bentuk, Ruang dan
Susunannya. Penerbit PT. Rapoport, Amos. (1986). House
Erlangga, Jakarta. Form and Culture.
Departemen Pendidikan dan Prentice-Hall Inc.
Englewood Cliffs NJ.
Kebudayaan. Jakarta
(1979). Silsilah Kutai
Biodata Penulis :
Kartanegara
Abito Bamban Yuuwono, Lahir di
Emanuel, Laurentius Dyson, Paulus Karanganyar, 06 Januari 1975,
Matius, (2012) Sejarah Alumni S1 Jurusan Arsitektur
dan Mitologi Suku Asli Fakultas Teknik Universitas Tunas
Kalimantan Timur. Pembangunan Surakarta(1998),
Pasca Sarjana (S2) Magister Teknik
Neufeldt, Victoria dan David B.
Arsitektur Universitas Diponegoro
Guralnik (eds.) (1991)
Semarang (2007), dan Pengajar
Webster's New World
Program Studi Arsitektur Fakultas
Dictionary Of American
Teknik Universitas Tunas
English. Penerbit Prentice
Pembangunan Surakarta (1998-
Hall, New York.
Sekarang)

Anda mungkin juga menyukai