Perilaku Keuangan Teori Dan Implementasi
Perilaku Keuangan Teori Dan Implementasi
Isfenti Sadalia
Novi Andrani Butar-Butar
Isfenti Sadalia
ISBN 978-602-1183-32-8
I. Judul.
Hlm. 68
Uk. 15,5 x 24 cm
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara
apapun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotocopy tanpa izin dari
penulis
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB VIII. Financial Behavior and Financial
Performance on Small and
Medium Enterprise in Medan
Coastal ............................................. 30
v
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
BAB I
PERILAKU KEUANGAN
1
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
2
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
3
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
4
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
5
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
6
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
C. Homo Economicus
Salah satu asumsi paling dasar adalah bahwa ekonomi
konvensional dan keuangan dibuat untuk orang-orang yang
rasional yang berusaha sendiri untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka. Menurut ekonomi konvensional, emosi
dan faktor-faktor eksternal lainnya tidak mempengaruhi orang-
orang ketika mengambil keputusan ekonomi mereka.
Dalam kebanyakan kasus, asumsi ini tidak mencerminkan
bagaimana orang berperilaku didunia nyata. Faktanya adalah
individu sering berpikir tidak rasional. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya orang yang membeli tiket lotre dengan harapan
memenangkan jackpot yang besar. Dari sudut pandang yang
logis, hal ini tentu sangat tidak masuk akal. Membeli tiket lotre
dengan peluang menang yang kecil dan harus bersaing dengan
pemegang tiket yang lain (seperi 1 berbanding 100juta).
Walaupun begitu, jutaan orang tetap menghabiskan uang mereka
untuk kegiatan ini.
Penyimpangan tersebut membuat para ahli untuk melihat
kepada psikologi kognitif tentang perilaku yang tidak rasional
dan tidak logis. Bahwa sebenarnya keuangan modern telah gagal
untuk menjelaskan keadaan yang terjadi di pasar. Perilaku
keuangan berusaha untuk menjelaskan tindakan, sedangkan
keuangan modern berusaha untuk menjelaskan tindakan
“manusia ekonomi”.
7
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
E. Penyimpangan
Adanya penyimpangan yang terjadi dalam ekonomi
konvensional menjadi kontribusi besar untuk pembentukan
perilaku keuangan. Berikut ini beberapa penyimpangan yang
ditemukan dalam literatur keuangan:
1. Efek Januari
Efek bulan Januari adalah sebuah fenomena
dimana harga dari sebagian saham yang diperdagangkan
akan cenderung bergerak naik pada minggu-minggu
awal bulan tersebut. Hal ini bertentangan dengan hipotesis
pasar yang efisien yang mempredikasi bahwa saham harus
bergerak pada “random walk”. Salah satu penjelasannya
adalah bahwa lonjakan return Januari adalah hasil dari
investor yang menjual saham yang turun pada Bulan
Desember untuk menghindari kerugian pajak,
mengakibatkan return bangkit kembali pada Bulan Januari
ketika investor memiliki lebih sedikit intensif untuk menjual.
2. Kutukan Sang Pemenang
8
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
9
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
BAB II
A. Anchoring
Anchor adalah suatu hal yang jika terjadi akan memicu
suatu perasaan atau emosi tertentu. Dalam istilah psikologi
klasik, anchor adalah suatu stimulus yang memicu reaksi
khusus. Anchor dapat terjadi dengan sendirinya (alami), dapat
pula di ciptakan secara sengaja. Ide-ide dan pendapat kita harus
berdasarkan fakta yang relevan dan benar agar dapat dianggap
sah. Namun hal ini tidak selamanya berlaku. Konsep anchoring
mengacu kepada kecenderungan untuk melampirkan atau
‘penahan’ pikiran kita ke titik referensi. Anchor adalah sesuatu
yang bisa mengingatkan kita tentang kejadian-kejadian yang
pernah kita alami sebelumnya.
Salah satu contoh anchor alami adalah phobia. Phobia
adalah reaksi takut yang berlebihan (tidak masuk akal) pada
suatu stimulus (anchor) tertentu. Misalnya ketika melihat kecoa,
langsung memicu takut dan tidak berani berjalan mendekatinya.
Anchor yang diciptakan dengan sengaja misalnya adalah
lampu merah lalu lintas. Karena melihat asosiasi berkali-kali
antara warna merah dan berhenti, maka mata kita mejadi
terlatih. Begitu melihat warna merah lampu lalu lintas, maka
secara otomatis kita akan berhenti. Disiplin psikologi sudah
meletakkan dasar-dasar teknik anchor dengan sangat baik.
a) Diamond Anchor
Kebijakan konvensional menyatakan bahwa cincing
berlian untuk pertunangan berharga gaji selama daua bulan.
Percaya atau tidak, standar ini merupakan contoh paling logis
dari anchoring. Sementara untuk menghabiskan gaji dua bulan
berfungsi sebagai patokan. Banyak pria yang tidak mampu
memberikan gaji dua bulannya untuk sebuah cincin karena dia
10
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
b) Investment Anchoring
Anchoring juga dapat menjadi sumber frustasi dalam
dunia keuangan, karena investor mendasarkan keputusan
mereka pada angka yang tidak relevan dan statistik. Sebagai
contoh, anggaplah saham ABC memiliki pendapatan yang sangat
kuat tahun lalu, menyebabkan harga saham menanjak naik dari
$25 sampai $80. Sayangnya, salah satu pelanggan utama
perusahaan yang berkontribusi 50% dari pendapatan ABC telah
memutuskan untuk tidak memperpanjang perjanjian pembelian
dengan ABC. Perubahan peristiwa ini menyebabkan penurunan
harga saham ABC dari $80 menjadi $40. Dengan penahanan di
ketinggian $80 dan harga saat ini sebesar $40, investor keliru
bahwa ABC berada pada under value. Perlu diingat bahwa ABC
tidak dijual pada harga diskon, melainkan penurunan harga
saham tersebut diberikan pada perubahan fundamental ABC
(kehilangan pendapatan dari pelanggan besar).
c) Menghindari Anchor
Investor yang sukses tidak mendasarkan keputusan
mereka hanya pada satu atau dua tolak ukur, mereka
mengevaluasi setiap perusahaan dari berbagai perspektif dalam
rangka untuk memperoleh gambaran sesungguhnya dari lahan
investasi.
11
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
12
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
13
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
BAB III
a) Konfirmasi Bias
Dalam berinvestasi, bias konfirmasi menunjukkan bahwa
investor akan lebih mungkin untuk mencari informasi yang
mendukung idenya yang asli tentang investasi dan bukan mencari
informasi yang bertentangan dengan hal itu. Akibatnya bias ini
sering mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah karena
satu sisi informasi cenderung condong membingkai investor
untuk referensi, meninggalkan mereka dengan gambaran yang
tidak lengkap.
Misalnya, seorang investor yang mendengar tentang
saham panas dari sumber yang tidak jelas dan tertarik dengan
potensi keuntungannya. Investor tersebut mungkin memilih
untuk meneliti saham untuk ‘membuktikan’ potensi disebut-
sebut adalah nyata.
Apa yang akhirnya terjadi adalah bahwa investor
menemukan segala macam bendera hijau tentang investasi,
sambil mengulas bendera merah terhadap bencana finansial,
seperti kehilangan pelanggan yang kritis atau pasar yang
berkurang.
b) Hindsight Bias
Persepsi umum lain tentang bias adalah ‘hindsight bias’,
yang cenderung terjadi dalam situasi dimana seseorang percaya
14
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
B. Gambler’s Fallacy
Ketika hal ini menyangkut tentang masalah profitalitas,
kurangnya pemahaman dapat menyebabkan asumsi yang salah
dan prediksi terjadinya sebuah peristiwa. Salah satu asumsi yang
salah disebut dengan kesalahan penjudi. Disebut kekeliruan
(fallacy), tapi ini lebih merupakan sebuah gangguan dalam
15
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
16
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
C. Herd Behavior
Salah satu peristiwa keuangan yang paling terkenal adalah
perilaku kawanan (herd behavior). Perilaku kawanan merupakan
kecenderungan individu untuk meniru tindakan (rasional atau
tidak rasional) dari kelompok yang besar. Perilaku kawanan
menggambarkan bagaimana individu dalam kelompok dapat
bertindak secara kolektif tanpa arah terpusat.
Ada beberapa alasan mengapa perilaku kawanan terjadi,
yang pertama adalah tekanan sosial. Semua orang mungkin tahu
dari pengalaman mereka bahwa ini bisa menjadi kekuatan yang
besar. Hal ini karena kebanyakan orang memiliki keinginan
untuk diterima di dalam kelompok daripada dicap sebagai orang
buangan. Oleh karena itu, mereka mengikuti perilaku kelompok
yang merupakan cara yang ideal untuk menjadi anggota atau
bagian dari kelompok tersebut. Alasan kedua adalah bahwa tidak
mungkin sebuah kelompok yang besar bisa salah. hal ini bisa
terjadi kepada individu yang memiliki sedikit pengalaman.
17
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
18
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
BAB IV
19
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
20
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
BAB V
THEORY PROSPECT
21
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
22
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
Gambar 1
Kahnemann & Tvesky Fungsi Nilai
23
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
24
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
25
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
BAB VI
26
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
27
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
BAB VII
PERILAKU PENGELOLAHAN
KEUANGAN
28
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
29
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
BAB VIII
FINANCIAL BEHAVIOR
AND FINANCIAL PERFORMANCE
ON SMALL AND MEDIUM
ENTERPRISE IN MEDAN
COASTAL
1. Pendahuluan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan
salah satu aspek yang sangat diperhatikan saat ini. Apabila
30
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
31
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
2. Tinjauan Pustaka
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Di Australia, UKM didefinisikan sebagai perusahaan
dengan pekerja yang kurang dari 200 orang. Seperti Welsh dan
White tulis di artikel terkenal mereka “A small business is not a
little big business” perusahaan besar cenderung untuk beroperasi
di lingkungan hidup yang relatif ramah dimana tingkat
pertumbuhan kecil dan sebuah “perkiraan yang seimbang” ada
dimana “arus kas sama dengan laba bersih ditambah depresiasi
dan amortisasi”[20]. Kesuksesan dan kegagalan dari UKM
tergantung dari kelangsungan keuanagn mereka dan datu
masalah yang paling umum adalah kemampuan mereka untuk
mengamankan arus kas yang cukup dan modal kerja tetap
menguntungkan[11].
Manajemen keuangan pada UKM biasanya berbeda
dengan yang ditemukan pada perusahaan besar karena bersifat
lebih dinamis dari siklus arus kas mereka, kurang umum dengan
modal kerja, dan kemampuan mereka untuk meningkatkan
keuanagn melalui utang dan ekuitas[14].
UMKM dituntut untuk menghasilkan produk yang
memiliki daya saing yang tinggi antara lain dengan kriteria: (1)
produk tersedia secara teratur dan sinambung, (2) produk harus
memiliki mutu yang baik dan seragam, (3) produk dapat
disediakan secara masal[18].
32
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
33
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
Gender
Pengertian gender didefinisikan sebagai aturan atau normal
perilaku yang berhubungan dengan jenis kelamin dalam suatu
sistem masyarakat. Karena itu gender sering kali di identikan
dengan jenis kelamin atau sex. Meski sebenarnya kedua jenis kata
ini yaitu Sex dan gender memiliki konsep yang berbeda [12].
Gender adalah fenomena sosial, sebuah dikotomi (pembagian
dua) yang ada di semua masyarkata. Sebagai sebuah dimensi
sosial yang mempengaruhi perilaku komsumsi, gender tidak
diajarkan dan kadang disalahpahami[10]. Literatur terdahulu
menunjukkan bahwa kebanyakan perempuan menderita yang
disebut sebagai mania memberli[6]. Perempuan memiliki kurang
percaya diri dan sedikit ketertarikan untuk belajar topik
keuangan personal jika dibandingkan dengan pria[5].
Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan menunjukkan ukuran prestasi yang diperoleh
oleh suatu perusahaan setelah perusahaan tersebut melakukan
berbagai aktivitas perusahan secara menyeluruh. Dari berbagai
telaah pustaka tentang kinerja perusahaan dapat diketahui bahwa
pembahasan tentang kinerja perusahaan pada umumnya
menekankan pada profitabilitas dan pertumbuhan pelanggan.
Profitabilitas merupakan indikator terbaik untuk
mengidentifikasi apakah perusahaan tersebut telah melakukan
sesuatu dengan benar[13].
Hipotesis
Habitus seseorang dibentuk oleh personal history orang tersebut
dan pengalaman-pengalaman atau kejadian (struktur) dalam
hidupnya yang mempengaruhi bagaimana dia bertindak dan
menempatkan diri. Semakin banyak pengalam hidupnya maka
34
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
3. Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksplanatori untuk
menguji hipotesis penelitian menganai bagaimana pengaruh
Habits, Field dan Capital terhadap Kinerja Keuangan. Penelitian
ini dilakukan untuk memperoleh jawaban hipotesis dari
persoalan penelitian yang ada, sehingga masalah yang diteliti
menjadi jelas penyebab dan bagaimana cara menyelesaikan
permasalahan yang terjadi.
35
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
Tabel 1.
Karakteristik Responden
No. Karakteristik Persentase
1. Gender
- Laki-Laki 61,7%
- Perempuan 38,3%
Total 100%
2. Age
- Rata-rata 40,9 tahun
- Std. Deviasi 11,215
3. Agama
- Islam 71,7%
- Katolik/Protestan 20%
- Budha 8,3%
4. Pendapatan
- Rp0 – Rp5.000.000 51,7%
- > Rp5.000.000 48,3%
Total 100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
36
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
37
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
Tabel 2.
Hasil Regresi Variabel Independen terhadap Kinerja
Keuangan
Model Coefficient Signifikan
(Constanta) 2.949 .000
Habits .116 .011
Field -.033 .257
Capital .047 .374
Gender -.124 .127
Sumber: Hasil Pengujian, 2016 (data diolah)
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas didapatkan kesimpulan bahwa.
Secara simultan perilaku pengelolaan uang (habits, field dan
capital) serta gender berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan. Sedangkan secara parsial habits berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan. Field berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Capital berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Dan
variabeldummy menjelaskan bahwa laki-laki memiliki kinerja
keuangan yang lebih kecil dari perempuan.
Saran yang dapat peneliti berikan adalah hendaknya
masyarakat pesisir Belawan lebih dapat memperhatikan habits,
memahami field dan memanfaatkan capital-nya dengan baik.
Sehingga akan menghasilkan kinerja keuangan yang baik
nantinya. Modal yang banyak bila diimbangi dengan kebiasaan
38
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
Acknowledgments
The authors gratefully acknowledge that the present
research is supported by Ministry of Research and Technology
and Higher Education Republic of Indonesia. The support is
under the research grant BP-PTN of Year 2016.
Daftar Pustaka
[1] ABS. (2002). Small Business in Australia 2001. Canbera,
Australian Bureau of Statistics, Cat.131.0, Commonwealth
of Australia.
[2] Achmed, Hashim., Safee Irham dan Norjalil. (2001).
Determining The Moderating Effect of Environment on
The Business Strategy Performance Relationship in
Malaysia SMES. Journal of Small Business Management.
[3] Ann Woodyard dan Cliff Robb. (2012). Financial Knowledge
and The Gender Gap. Journal of Financial Theray. Vol. 3
Issue 1. pp, 1-16.
[4] Bourdieu, Pierre. (1990). The Logic of Practice. California:
Atanford University Press.
[5] Chen, H. Dan Volpe R.P (2002). Gender differences in
personal financial literacy and college students. Financial
services review, 11. 289-107.
[6] Faber, R. (1992). Compulsive Buying. American Behavioral
Scientist. Vol.35, pp. 802-819.
[7] Hankinson, Alan. (2000). “The Key Factors in The Profiles
of Small Firm Owner Managers That Influence Business
Performance. The South Coast Small Firms Survey, 1997-
2000”. Industial and Commercial Training Vol.32 No.3.
[8] Hayhoe, C. R., Leach, L. J., Turner, P.R., Bruin, M.J., dan
Lawrence, F. C. (2000) Differences in spending habits and
39
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
40
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
[20] Welsh, J.A. dan White J.F. (1981). A Small Business is Not
A Little Big Business. Harvard Business Review. Vol.59,
No.4. pp,18-32.
[21] Weston J. F, dan Brigham E.F. (1981) Management Finance
(7th ed). Holt-Saunders.
41
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
BAB IX
FINANCIAL MANAGEMENT
BEHAVIOR AND FINANCIAL
DISTRESS ON SMALL
MEDIUM ENTERPRICE
IN SEABORD OF MEDAN
Abstrak
Penelitian ini menggunakan indikator-indikator penggunaan
uang. Indikator yang diambil adalah evaluation, anxiety dan non-
generous. Ketiga indikator inilah yang digunakan untuk
mengukur financial distress masyarakat pesisir Kota Medan.
Penelitian ini menggunakan 60 responden dengan menggunakan
kuisioner untuk mendapatkan data. Dengan menggunakan
aplikasi SPSS sebagai alat uji. Hasil penelitian ini menyebutkan
bahwa, secara parsial dijelaskan bahwa evaluation berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap financial distress. Anxiety
berpengaruh positif signifikan terhadap financial distress. Dan
non-generous berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
financial distress. Sedangkan variabel dummy yaitu jenis kelamin
menjelaskan bahwa laki-laki lebih sedikit yang mengalami
kesulitan keuangan dibandingkan dengan perempuan. Secara
parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
financial distress.
Keyword: financial management, evaluation, anxiety, non-
generous, financial distress.
1. Pendahuluan
Masyarakat pesisir biasanya hidup dengan cara mencari
ikan, bertani dan berdagang. Namun saat ini setelah adanya
pelabuhan menyebabkan aktivitas pesisir menjadi bertambah.
42
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
43
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Usaha Kecil dan Menengah
Ada tiga sumber dasar atas keuangan dari UKM, yaitu;
ekuitas, utang dan laba yang ditahan (OECD, 2004). Pertama tipe
ini bersumber dari kepemilikan manajer yang menginvestasi
simpanan pribadi mereka kedalam perusahaan untuk pembukaan
itu dan/atau meninggalkan sedikit akumulasi laba di bisnis untuk
menolong pertumbuhan dana di masa depan daripada
menyebarkannya keluar sebagai dividen. Ekuitas dari pihak
ketiga dapat diambil dari investor yang tidak formal(seperti;
keluarga, teman), semi-formal investor seperti malaikat bisnis,
atau venture resmi pengelola dana modal (ABS, 2010; OECD,
2006). Yang kedua adalah terdiri dari pinjamann (baik terjamin
dan tidak terjamin) yang biasanya disediakan oleh bank-bank
atau perusaha pelayanan keuangan lainnya. Utang ini bisa
menjadi pendek (seperti; kartu kredit, akun yang perlu dibayar),
atau jangka panjang (seperti; gadai) di alam (OECD, 2012). Bank
adalah penyediaumum utang keuangan bagi UKM, walaupun ini
biasanya memerlukan manajer pemilik untuk menawarkan
jaminan seperti rumah keluarga yang mereka gunakan atau utang
jangka pendek akan menjadi lebih sulit dan mahal di periode
berikutnya krisis keuangan global pada tahun 2008/2009 ketika
berbanding dengan perusahaan besar (OECD, 2012) .
44
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
2.2 Gender
Gender adalah fenomena sosial, sebuah dikotomi
(pembagian dua) yang ada di semua masyarkata. Sebagai sebuah
dimensi sosial yang mempengaruhi perilaku komsumsi, gender
tidak diajarkan dan kadang disalahpahami. Literatur terdahulu
menunjukkan bahwa kebanyakan perempuan yang mengalami
apa yang disebut dengan mania memberli (Faber, 1992). Bukti
yang ada mengindikasikan bahwa perempuan memiliki
pengetahuan lebih rendah daripada laki-laki di dalam area
keuangan personal, dan penemuan ini memegang kebenaran
untuk berbagai populasi (Borden et al., 2009).
Perbedan gender pada perilaku keuangan terlah
terindikasi pada penelitian sebelumnya. Perempuan lebih
mungkin untuk melaporkan penggunaan praktik keuangan yang
sehat (Hayhoe et al., 2000), tetapi mereka juga cenderung
memiliki nilai yang rendah di ukuran pengetahuan keuangan
(Chen & Volpe, 2002).
45
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
46
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
2.5 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dengan adanya pengalaman kesulitan keuangan
menjadikan seseorang untuk berhati-hati dan mengkoreksi hal-
hal apa saja yang telah dilakukan yang berkaitan dengan
keuangan yang dimiliki.
H1 : Evaluation berpengaruh terhadap financial distress.
Pengalaman kesulitan keuangan membuat seseorang lebih
cermat didalam mengambil keputusan terhadap keuangan yang
mereka miliki. Pengalaman kesulitan keuangan juga dapat
membuat seseorang menjadi takut ketika akan melakukan suatu
pekerjaan atau hal-hal tertentu yang berkaitan dengan keuangan
yang mereka miliki. Kesulitan keuangan juga membuat seseorang
cenderung lebih tertutup dengan informasi keuangan yang
mereka miliki.
H2 : Axiety berpengaruh terhadap financial distress
Seseorang yang telah mengalami atau sedang mengalami
kesulitan keuangan akan lebih sukar untuk memberi bantuan
terhadap orang lain dibandingkan seseorang yang tidak
mengalami kesulitan keuangan. Sebab seseorang tentunya tidak
ingin mengalami kesulitan keuangan akibat dari memberi
bantuan atau meminjamkan uang kepada orang lain.
H3 : Non-Generous berpengaruh terhadap financial distress.
Setiap individu pasti memiliki tingkat kesulitan keuangan
yang berbeda. Dalam hal ini individu dikelompokkan kedalam
faktor demografi yaitu jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan
pasti memiliki cara yang berbeda dalam menggunakan uang.
Koonce (2008) menemukan bahwa seorang perempuan lebih
menyukai menyimpan uang sebagai asset bila dibandingkan
dengan laki-laki. Seorang laki-laki cenderung menggunakan uang
yang mereka miliki sebagai kekuatan untuk mempengaruhi
sesamanya.
H4 : laki-laki memiliki tingkat financial distress lebih kecil
dibandingkan perempuan.
47
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
3. Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksplanatori untuk
menguji hipotesis penelitian mengenai bagaimana pengaruh
perilaku penggunaan uang untuk setiap jenis kelamin yang
berbeda dan kesulitan keuangan yang pernah dialami. Penelitian
ini dilakukan untuk memperoleh jawaban hipotesis dari
persoalan penelitian yang ada, sehingga masalah yang diteliti
menjadi jelas penyebab dan bagaimana cara menyelesaikan
permasalahan yang terjadi.
3.2 Sampel
Dalam penelitian ini, data menggunakan sampel sebanyak 60
responden yang terkumpul dari populasi yaitu UKM yang berada
di pesisir Kota Medan. Pengumpulan data digunakan dengan
cara menyebarkan kuisioner.
48
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
Tabel 1
Characteristics Respondents
1. Gender
- Male 61,7%
- Female 38,3%
2. Age
- Mean 40,9 years
- Std Deviation 11,2 years
3. Etnisitas
- Jawa 28,3%
- Batak 18,3%
- Melayu 15%
- Tionghoa 11,7%
- Padang 8,3%
- Aceh 5%
- Karo 5%
- Mandailing 5%
- Banjar 1,7%
- Nias 1,7%
4. Lama Tinggal
< 1 tahun – 1 tahun 8,3%
> 1 tahun – 5 tahun 20%
> 5 tahun 71,7%
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
49
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
50
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
Tabel 2
Pengaruh Financial Behaviorterhadap
FinancialDistress
Model Coefficients Significant
(Constanta) 2.042 .000
Evaluation .087 .356
Anxiety .508 .000
Non-Generous -.430 .000
Gender -.126 .308
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
51
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
Daftar Pustaka
Borden, L. M., Lee, S. A., Serido, J. & Collins, D. (2008).
Changing college students’ financial knowledge, attitudes
and beahvior through seminat participation. Journal Of
Family and Economic Issues. Vol.25(1), pp. 23-40.
Chen, H. & Volpe, R. P. (2002) Gender differences in personal
financial literacy among college students. Financial services
review. Vol.11, pp.287-307.
Faber, R. (1992). Compulsive Buying. American Behavioral
Scientist. Vol.35, pp.802-819.
Furnham. A., Kirkcaldy. B.D. Lynn, R. (1994) National attitudes
to competitiveness, money and work among young people:
First, second and third world differences. Human Relations.
Vol.47, pp.119-132.
Handi, Andhika Kusuma dan Linda Ariany Mahastanti. (2012).
Perilaku penggunaan uang: apakah berbeda untuk jenis
kelamin dan kesulitan keuangan. Universitas Kristen Satya
Wacana.
Koonce, Joan C., Yoko Mimura, Teresa Mauldin, Michael
Rupured, Jenny Jordan. (2008). Finacial Information: Is It
Real to Savings and Investing Knowledge and Financial
Behavior of Teenagers. Journal of Financial Counseling and
Planning. Vol .9, No 2.
Lim, Vivien K. G. & Thompson S.H. Teo. (1997). Sex, Money and
Financial Hardship: An empirical study of attitudes towards
money among undergraduates in Singapore. Journal of
Economic Psycology Vol.18, pp. 369-386.
OECD (2004). Financing Innovative SMEs in a Global Econoy,
Instanbul Turkey 3-5 June, Organisaton for Economic
Cooperation and Development.
OECD (2006) The SME Financing Gap: Theory and Evidence
Volume 1. Organisation for Economic Co-operation and
Development.
OECD (2012) Financing SMEs and Entrepreneurs 2012: An
OECD Scoreboard, Paris, Organisation for Economic Co-
operation and Development (OECD) Publishing.
52
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
53
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
BAB X
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
financial literacy terhadap financial behavior mahasiswa
Universitas Sumatera Utara dan menganalisis perbedaan
financial behavior mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara
Tahun 2016 berdasarkan tingkat financial literacy yang
dimilikinya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan
komparatif dengan pendekatan kualitatif. Populasi penelitian
ini adalah mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun
2016. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode accidental
sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang
diperoleh dari survei terhadap 97 orang responden. Metode
analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan
Kruskall-Wallis test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
keseluruhan, responden bisa menjawab lebih dari setengah
pertanyaan dengan benar dengan rata-rata 74,85% sehingga
dapat disimpulkan bahwa tingkat financial literacy mahasiswa
baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016 masuk dalam
kategori sedang. Namun, tidak terdapat perbedaan financial
behavior mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun
2016 berdasarkan tingkat financial literacy yang dimilikinya.
Selain itu, hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi
antara financial literacy dan financial behavior.
54
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
1. Pendahuluan
Salah satu pengetahuan dan keterampilan yang harus
dimiliki oleh sumber daya manusia yang berkualitas dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah
mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2016 adalah literasi keuangan
(financial literacy). Peran literasi keuangan menjadi sangat
penting karena perkembangan industri jasa keuangan menjadi
semakin meningkat dan semakin kompleks sehingga mengubah
kondisi pasar keuangan yang menuntut masyarakat Indonesia
untuk memiliki pengetahuan dasar keuangan yang semakin baik,
minimal pengelolaan keuangan pribadi untuk keamanan finansial
di hari tua.
Menurut Laily (2013), literasi keuangan merupakan
kecerdasan atau kemampuan seseorang dalam mengelola
keuangannya. Literasi keuangan mencakup pengetahuan yang
terkait dengan masalah keuangan, seperti pengenalan mengenai
lembaga jasa keuangan, apa saja produk dan jasa keuangan, fitur-
fitur yang melekat pada produk dan jasa keuangan, manfaat dan
risiko dari produk dan jasa keuangan, serta hak dan kewajiban
sebagai konsumen pengguna jasa keuangan. Literasi keuangan
erat kaitannya dengan fungsi manajemen yang meliputi aktivitas
perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian dimana semakin
tinggi tingkat literasi keuangan individu maka semakin baik
pula manajemen keuangan individu tersebut. Perilaku keuangan
yang sehat ditunjukkan oleh aktivitas perencanaan,
pengelolaan serta pengendalian keuangan yang baik.
Survei Nasional Keuangan yang dilakukan oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) pada 2013 menunjukkan bahwa tingkat
literasi keuangan Indonesia terbilang sangat rendah, yaitu hanya
21,84 persen yang berarti bahwa hanya 21,84 persen penduduk
Indonesia yang memahami hak, kewajiban, biaya risiko, serta
manfaat produk dan layanan jasa keuangan. Berdasarkan data
World Bank yang diperoleh dari riset terhadap 150 ribu orang
yang tersebar di 140 negara, Indonesia memperoleh score sebesar
32% untuk tingkat melek finansial (financial literacy). Nilai ini
lebih kecil sedikit dari score rata-rata seluruh negara, yaitu 33%.
Secara keseluruhan, peringkat Indonesia termasuk cukup tinggi
dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, namun tingkat
melek finansial Indonesia masih tergolong rendah dengan
55
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
hanya 1 dari 3 orang saja yang melek finansial dan kalah jauh
dari negara tetangga, yaitu Singapura (59%) dan Malaysia (36%).
Beberapa penelitian menjelaskan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan keuangan
dengan perilaku keuangan (Ida dan Dwinta, 2010) yang didukung
oleh penelitian Scheresberg (2013) Andrew dan Linawati (2014).
Namun, penelitian Wijayanthi (2015) menunjukkan bahwa
perilaku keuangan tidak selalu konsisten dengan tingkat
pemahaman informasi keuangan yang dimiliki, melainkan faktor
psikologi, demografi, dan rasionalitas turut mempengaruhi
perilaku keuangan individu. Penelitian oleh Rita (2014) juga
menunjukkan bahwa spending habits dapat berdampak buruk
pada pengelolaan keuangan individu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik
untuk melihat bagaimana financial literacy dan financial
behavior mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
2. Tinjauan Pustaka
a. Financial Literacy
Financial literacy merupakan pengetahuan dan
kemampuan untuk mengelola keuangan guna meningkatkan
kesejahteraan yang mencakup kemampuan untuk membedakan
pilihan keuangan, mendiskusikan masalah keuangan, rencana
masa depan, dan kompetensi menanggapi peristiwa kehidupan
yang mempengaruhi keputusan keuangan sehari-hari maupun
peristiwa dalam perekonomian secara umum (Rohmah, 2014).
Chen dan Volpe (1998) menyebutkan dimensi financial literacy
meliputi pengetahuan umum keuangan, tabungan dan pinjaman,
asuransi, serta investasi. Mereka mengkategorikan tingkat
financial literacy menjadi tiga kelompok yaitu, rendah (<60%),
sedang (60%<80%), dan tinggi (≥80%). Pengkategorian ini
didasarkan pada persentase rata-rata jawaban responden yang
benar.
b. Financial Behavior
Perilaku keuangan diartikan sebagai suatu teori yang
didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha memahami
bagaimana emosi dan penyimpangan kognitif mempengaruhi
perilaku investor (Tilson 2005:1 dalam Lubis, et al., 2013:16).
Perilaku keuangan menjadi gambaran cara individu berperilaku
56
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
c. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dengan adanya pengetahuan dan kemampuan mengenai konsep-
konsep keuangan menjadikan seseorang mampu mengelola
keuangannya dengan lebih bijak.
H1 : Financial literacy berpengaruh terhadap financial
behavior.
Perbedaan tingkat pengetahuan keuangan yang dimiliki
seseorang menjadikan perilaku keuangan setiap individu
berbeda-beda.
H2 : Terdapat perbedaan financial behavior berdasarkan
financial literacy.
3. Metodologi
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksplanatori untuk
menguji hipotesis penelitian mengenai bagaimana pengaruh
financial literacy terhadap financial behavior dan bagaimana
perbedaan financial behavior berdasarkan tingkat financial
literacy yang dimiliki responden. Penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh jawaban hipotesis dari persoalan penelitian yang
ada, sehingga masalah yang diteliti menjadi jelas penyebab dan
bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
b. Sampel
Dalam penelitian ini, data diperoleh dari 97 orang
mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016 yang
lulus melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SBMPTN).
57
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
c. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, data yang didapatkan dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif dan Kruskal-Wallis
Test. Untuk menganalisis data digunakan aplikasi SPSS.
58
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
Chi-Square ,497
Derajat Bebas 2
Signifikansi ,780
59
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
Rendah 8 45,44
60
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
Daftar Pustaka
Andrew, Vincentius dan Nanik Linawati, 2014. “Hubungan
Faktor Demografi dan Pengetahuan Keuangan dengan
Perilaku Keuangan Karyawan Swasta di Surabaya”,
FINESTA. Vol.02, No.02, pp:35-39.
Brigham E.F dan Houston, Joel F, 2010. Dasar – Dasar
Manajemen Keuangan: Fundamental Of Financial
Management, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta.
Chen, H. dan Volpe, R, 1998. “An Analysis of Personal Financial
Literacy Among College Students”, Financial Services
Review. Vol.07, No.02, pp:107-128.
Chinen, Kenichiro dan Hideki Endo, 2012. “Effect of Attitude and
Background on Personal Finance Ability: A Student Survey
in the United State”, International Journal of
Management. Vol.29, No.01, pp:33-45.
Garman, E. Thomas dan Forgue, Raymond E., 2010. Personal
Finance International Edition, South Western Cengage
Learning, Canada.
Kappor, Jack R., Dlabay, Les R., & Hughes, Robert J., 2004.
Personal Finance, 7th Edition, The McGraw-Hill Company,
New York.
Keown, L.A, 2011. “The Financial Knowledge of Canadian”,
Component of Statistic Canada Cataloge. Vol.11, No.08,
pp:30-39.
Laily, Nujmatul, 2013. “Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap
Perilaku Mahasiswa dalam Mengelola Keuangan”, Jurnal
Pendidikan Akuntansi. Vol.01, No.04, pp:1-15.
Lubis, Arlina Nurbaity, Isfenti Sadalia, Khaira Amalia Fachrudin,
dan Juli Meliza, 2013. Perilaku Investor Keuangan, USU
Press, Medan.
Lusardi, Annamaria, Olivia S.Mitchell, dan Vilsa Curto, 2010.
“Financial Literacy Among The Young”, Journal of
Consumer Affairs. Vol.44, No.02, pp:358-380.
61
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
62
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
BAB IX
KESIMPULAN
63
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
terhadap sebuah berita dengan cara yang lebih besar dari dampak
sebenarnya berita tersebut.
Teori prospek mengacu kepada ide yang dibuat oleh
Kahneman dan Tversky yang intinya menetapkan bahwa orang
tidak menyandingkan tingkat yang sama kesenangan dan
kesulitan untuk efek yang sama. Individu rata-rata cenderung
lebih sensitif terhadap loss. Dalam arti bahwa ia akan merasa
lebih sakit ketika ia menerima kerugian dibandingkan dengan
jumlah kesenangan yang diterimanya dengan jumlah yang sama
dengan kesulitan tersebut.
Penganut teori perilaku telah memasuki model yang lebih
compleks yang dapat memprediksikan masa depan daripada
hanya menjelaskan dengan memanfaatkan masa lalu tentang apa
yang dilakukan pasar di masa lalu. Pelajaran terpenting adalah
bahwa teori ini tidak menjelaskan bagaimana orang lain
bertransaksi di pasar melainkan teori ini mengatakan bahwa
psikologi menyebabkan penyimpangan harga pasar dan nilai
fundamental.
Teori perilaku keuangan tidak menawarkan keajaiban
dalam investasi, tetapi dapat membantu para investor dalam
melatih diri untuk mewaspadai perilaku mereka sendiri. Yang
pada akhirnya akan dapat menghindari kesalahan yang dapat
mengakibatkan mereka mengurangi kekayaan mereka.
64
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
DAFTAR PUSTAKA
65
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
https://gigihuzaman.wordpress.com/2011/07/23/definisi-the-
winner%E2%80%99s-curse-kutukan-sang-pemenang/
https://www.sirusindo.com/index.php/8-utama/investasi/28-
efek-januari-the-january-effect
Kahneman, Daniel and Amos Tversky (1979); Prospect Theory:
An Analysis of Decision Under Risk; Econometrica, Vol.
47, No. 2; pp. 263 – 292.
Kahneman, Daniel and Amos Tversky (2000); Choices, Values
and Frames; Cambrige UniversityPress.
Kahneman, Daniel; Slovic, Paul and Amos Tversky (1982);
Judgment Under Uncertainty: Heuristics and Biases;
Cambrige University Press.
Lim, Vivien K. G. & Thompson S.H. Teo. (1997). Sex, Money and
Financial Hardship: An empirical study of attitudes
towards money among undergraduates
M. Harris and R. Stulz; Handbook of the Economic of Finance;
Elsevier
Odean, T. (1999); Do Investors Trade Too Much? American
Economic Review, Vol. 89, No. 5, pp. 1279-1298.
Olsen, Robert A. (1998); Behavioral Finance and Its Implications
for Stock-Price Volatility; Financial Analyst Journal, Vol.
54, No. 2; pp. 10 – 18
Perry, Vanessa G. and Marlene D. Morris (2005); Who is Control
? The Role of Self Perception, Knowledg, and Income in
Explaining Consumer Financial Behaviour; Journal of
Consumer Affairs; Vol. 29, No. 2; pp. 299 – 313.
Pompian, Michael M. (2006); Behavioral Finance and Wealth
Management: How to Build Optimal Portofolios that
Account for Investor Biases; John Wiley & Sons.
Pompian, Michael M. (2012); Behavioral Finance and Investor
Types: Managing Behavior to Make Better Investment
Decisions; John Wiley & Sons.
Purboyo, Arthur., Inge Barlian dan Elizabeth T. Manurung.
(2012). Pengaruh faktor-faktor kebiasaan (habitus),
modal (capital) dan perubahan (changes) sebagai
model perilaku keuangan untuk meningkatkan
performa keuangan perempuan pelaku UMKM (suatu
studi di UMKM binaan FE-UNPAR-Bandung dan
Jakarta. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
66
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
67
PERILAKU KEUANGAN: Teori dan Implementasi
68