Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
didapatkan:
d
dX
x
1
untuk pertumbuhan
unisel dapat dihubungkan dengan persamaan:
) 2 ( ln
d
Sebagai tempat dari nutrient substrat pembatas, persamaan
umum yang dikemukakan oleh monod yang dapat digunakan
adalah:
i i
i m
C K
C
.
.
Dimana
m
Hubungan yang dinyatakan oleh monod telah memperoleh
sebuah basis empiris dan model sederhana dari pola komplikasi
pertumbuhan.
Determinasi dari
m
dan K
i
dalam laboratorium dapat
memberikan ukuran pertumbuhan populasi yang mana dapat
digunakan untuk prediksi karakteristik populasi sel dalam large-
scale fermentor, terutama jika nutrient tidak bisa menerima ukuran.
Ketika situasi sangat komplek, e.g, 2 nutrient pembatas,
formasi toxin, inhibisi oleh konsentrasi produk, bermacam-macam
modifikasi dapat dibuat dengan expresi monod untuk menentukan
laju pertumbuhan specific
,
_
,
_
2 2
2
1 1
1
k c
c
k c
c
m
Produc inhibisi
,
_
,
_
p p
p
i i
i
m
k c
c
k c
c
Dimana Kp adalah titik konstan untuk, ukuran produc
digunakan K
i
dan c
p
adalah konsentrasi dari produc.
Sebagai contoh dari produk inhibisi adalah glukosa,
yeast/fermentasi alcohol:
Fermentasi batch
Tipe dari proses fermentasi batch dapat dilihat dalam skema
pada gambar 3.3, dimana pertumbuhan organisme normal
ditunjukkan dalam 4 fase:
Fase lag
Fase pertumbuhan exponensial
Fase stagnan (populasi maximum)
Fase kematian
FASE LAG
Kultur batch selalu meliputi inokulasi (suntikan) dari medium
steril dengan mempersiapkan kultur dari mikro organisme untuk
pertumbuhan. Setelah inokulasi bagian dari addisi udara untuk
proses aerobic dan produksi gas selama fermentasi, tidak dengan
menjumlahkan atau mengekstrak dari batch.
Panjang dari fase lag tergantung pada pertukaran komposisi
nutrient oleh micro organisme dalam inokulasi, dan pertukaran laju
untuk lingkungan yang baru (fermentor steril) dapat mempengaruhi
beberapa variabel penting:
Inokulasi masuk pada medium dengan konsentrasi tinggi pada
nutrient menyebabkan pertumbuhan sel lambat, sebagai
adaptasi organisme untuk lingkungan yang baru.
Sintesis molekul diperlukan untuk menaikkan pertumbuhan
sel (vitamin, activator) dapat terjadi oleh difusi keluaran sel
untuk effek dilusi dan waktu dapat diterima untuk melengkapi
sel.
Ukuran inokulum dari nomor dari viable sel pada bagian
important dalam fase lag
Gambar 3. 3 batch fermentation phases
Usia dari inokulum juga penting, karena sel-sel baru tidak
akan menghasilkan jumlah metabolis aja semua sebagai sel
uji siap dalam phase pertumbuhan eksponential.
Jika kita asmsikan phase lag berakhir sekali pada sebuah
component penting tertentu di dalamsel mencapai titik kritisnya
1 1
d bNo aV c + +
Dimana V adalah volume Inoclm.
No adalah jumlah sel/volume baru.
a=konsentrasi substance kritis
b=peningkatan dari dalam substansi kritis/waktu per sel
d=produksi internal sel (sel baru)
=waktu dari lag phase
Jadi
,
_
,
_
b
d
N
b
aV
b
c
o
1
d
dx
x
1
Atau dintegrasikan:
,
_
0
ln
x
x
diman x
0
adalah populasi initial pada
0 t dan x=popuasi pada t=0
Untuk membatasi makanan Monod Exprsion juga diberikan
dan
i i
i m
k c
c
+
,
_
0
dan ekspresi ini dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan
eksponential dari organisme jika Monod ekspression didapat.
Persamaan monod memperlihatkan saat penurunan saat
pertumbuhan berjalan sangat cepat, dan persamaan yang
mengikutinya akan sukses pada kasus yang rumit:
0
C K
C
i
i m
+
dimana C
o
adalah inisial konsentrasi dari nutrien, atau
BN C
C
i
i m
+
(3.1)
dimana X adalah angka dari sel, dan K
A
adalah konstanta yang
sejalan untuk nutrien A.
Jika sel sedang berada pada pertumbuhan eksponensial,
d
dX
X
1
atau
d
dX
X
1
(3.2)
dengan mengsubstitusi persamaan (3.2) ke (3.1) didapatkan
d
dX
K
d
dA
A
1
dan
dX
K
dA
A
Lalu, jika inisial konsentrasi dari A=A
o
saat X=X
o
(inisial konsentrasi
dari sel), ketika A=0, X=X
s
, (populasi statis) dan akan menjdai
dX
K
dA
A
) ( 0
0 0
X X
K
A
S
A
dan
0 0
A
K
X X
A
S
+
Hubungan di atas memperlihatkan populasi maksimum (X
s
)
untuk konsentrasi inisial dari nutrien (A
o
) dan populasi inisial sel (X
o
)
pada saa dimulainya fasa pertumbuhan eksponensial.
Jika persamaan (3.2) di integralkan antara X=X
o
dan X=X
s
waktu pada fasa stasioner akan dapat dihitung selanjutnya.
FASA KEMATIAN (DEATH PHASE)
Pada pengalaman industri, fermentasi akan berhenti kira-kira
sebelum waktu yang ditentukan atau hanya saat populasi sel mulai
menurun sebagai hasil dari faktor-faktor nutrien yang sangat
kompleks.
Hanya beberapa yang akan menghasilkan produk fermentasi saat
melalui lag yang panjang diantara produksi cel, dan selanjutnya,
jika konsentrasi produk selalu menurun, proses fermentasi boleh
jadi mulai memasuki masa kematiam (death phase)
FERMENTASI MOLD
Semua analisis sebelumnya memperlihatkan bahwa benar bakteri
fermentasi dan pertumbuhan. Pada kaus pertumbuhan mold saat
fermentasi dalam, nilai pertumbuhan sangat lambat pada bakteri,
dan tidak seperti exponensial pertumbuhan biasanya.
Jika kita asumsikan butir pertumbuhan berbentuk bola pada
bagian bawah atau submerged, nilai peningkatan ukuran butir:
K
d
dR
(adalah konstan)
Jari-jari akan meningkat pada saat nilai konsatanta di keadaan
pertahanan; untuk panjang filamen akan meningkat pada saat nilai
konstan.
Mold akan memberikan
M = (volume x kerapatan)
= 3 / 4
3
R (3.3)
Juga,
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
1
1
1
]
1
t a n k e r
t a n
t a n a p a
p u s a t
p a d a
p e n i n g k a
s u r f a c e
a r e a
m a s a
p e n i n g k a
n i l a i
d
dR
R
d
dM
2
4
(3.4)
Dari (3.3),
3
1
4
3
,
_
M
R
Dan substitusi persamaan (3. 4) untuk R
d
dM
= 4
( )
4
3M
2/3
= gM
2/3
, (g = K (36)
1/3
integrasi antara M
0
pada t = 0 dan M saat t = 0
3 / 2
M
dM
= g
d
sehingga
3M
1/3
- 3M
0
1/3
= g
dan
M = (M
0
1/3
+ z )
3
, (z= g/3)
Jika M
0
<M, masa Mould bebas terhadap waktu (t)
Situasi seperti ini sangat komplek dan variasi model dikembangkan pada
pertumbuhan model, biasanya disebut modifikasi tipe Monod.
Fermentasi Continuous
Perancangan dan analisa operasi fermentasi continuous adalah konsep dasar pada
fermentor atau CSTR. Pada Bioteknolog, refrensi tipe fermentor adalah kemostat.
Asumsi untuk analisa CSTR
Pencampuran murni terjadi ketika komposisi sama pada setiap titik
Pencampuran adalah semua konsentrasi komponen pada vesel sama
Jika proses Aerobik, konsentrasi oksigen dissolve sama pada semua bagian
vessel
Sisitem karakteristik perpindahan panas adalah konstan
Saat keadaan steady state kita dapat menentukan neraca masa sebagai berikut :
[rate of addition to system]- [rate of removal from system] + [rate of production
withinsystem] = 0
Perrtumbuhan Sel
Jika X adalah konsentrasi sel pada bejana, X
0
adalah konsentrasi sel pada feed, F
adalah laju alir volumetric pada feed stream, V adalah volume vessel, r adalah
kecepatan formasi sel (sel / t/ v)( = dX /d, kemudian dalam steady state sel setimbang
dituliskan sebagai berikut :
F (X
0
- X) + rV=0
Atau
,
_
V
F
X
0
=
,
_
V
F
X- r
laju pertumbuhan spesifik adalah
=
X
r
sehingga
DX
0
= x (D-)
D adalah kecepatan dilusi. Kecepatan dilusi adalah nilai volume bejana terhadap
satuan waktu. Konsep kecepatan laju dilusi digunakan secara umum untuk industri
boiteknologi.
Untuk fermentor continuous tunggal, feed stream dalam keadaan, X
0
= 0.
X(D-0=0
Artinya x = 0 atau (D-)=0, jadi ketika D= maka populasi sel tidak sama dengan 0,
artinya D seimbang dengan , dapat dituliskan
DX
0
= X (D-)
Dapat disimpulkan bahwa X lebih besar dari 0, dan dari percobaan ditunjukkan pada
gambar 3. 4. kondisi diatas benar ketika :
Pertumbuhan kecepatan spesifik bebas dari popopulasi sel
Pertumbuhan terjadi pada phase eksponensialdan tidak efektif karena
penurunan konsentrasipada batas nutrient
MODEL MONOD KHEMOSTAT
Jika pada case cilture batch, salah satu nutrient dengan pertumbuhan konsentrasi
terbatas, dapat dituliskan bahwa kesetimbangan sel dalam keadaan steady state
menggunakan ekspresi Monod untuk kecepatan pertumbuhan cpesifik :
DX
0
= X(D-) =X
,
_
i i
i m
K c
c
D
(3.5)
Gambar 3.4 Tipe konsentrasi sel pada culture continuous
Dan didefenisikan faktor Yield adalah
Mass of cells formedi
Y =
Nutrient consumed
Kesetimbangan dalam keadaan steady state dengan nutrient terbatas
D(C
0
-C
i
)-
Y
r
= 0
Dimana C
0
adalah konsentrasi inisial, dan C
i
adalah konsentrasi nutrient equilibrium
pada setiap waktu. Tetapi
R = X dan =
( )
i i
i m
K C
C
+
Sehingga
D(C
0
-C
i
) -
( )Y K C
X C
i i
i m
+
= 0 (3.6)
Persamaan 3.5 dan 3.6 disebut dengan model Monod chemostat.
Untuk case X
0
= 0 (umpan steril), (3. 5) dan (3.6) dapat digunakan untuk (C
i
)
SF
Dan X
SF
:
(C
i
)
SF
=
( ) D
DK
m
i
(3. 7)
X
SF
= Y(C
0
-C
i
) (3. 8)
Jika nilai D kecil atau mendekati 0
(C
i
)
SF
0 ( konsumsi sel nutrient)
dan (C
i
)
SF
C
0
jadi
D
m
X
SF
0
Kemudian kecepatan dilusi maksimum kemungkinan pertumbuhan cepat. Solusi
adalah
X = 0.
Pada kondisi dimana D adalah maksimum dan sel hilang dari sistem disebut washout,
dimana X= 0pada (3.8, C
i
=C
0
) dan
C
0
=
( ) D
DK
m
i
Kemudian
D
max
=
( )
i o
m
K C
Co
+
kg/m
3
C pembatasan konsentrasi Nutrient kg/m
3
c konsentrasi component esensial sel
D tingkat kelemahan S
-1
F Volume aliran m
3
/s
K tingkat peningkatan dari cetakan jamur m/s
K
A
konstan keseimbangan untuk penggunaan A
1
;
0
,
_
s
n
s
kg
Ki konstan kejenuhan kg/m
3
M massa bentuk bulatan Kg
N Nomor sel no/m
3
R jari-jari m
r tingkatan formasi sel (=dx/d (kg/m3)/s
V volume fermentor m
3
X konsentrasi sel
3 3
,
0
m
kg
m
n
X0 initial konsentrasi sel
Xs Konsentrasi Sel Max
3 3
,
0
m
kg
m
n
Y factor Yield kg/kg nutrient
densitas kg/m
3
waktu s
d massa waktu penggandaan s;min
i menunjukkan nutrient i
p menunjukkan kondisi produk
sf kondisi steril
Kondisi Optimum
Tingkat produksi sel per unit volume dari fermentor adalah
Dx(Fx/V), dan tingkat produksi sel max didapat degan:
0
) (
d
Dx d
(didiferensialkan ddan disamakan menjadi nol akan didapat nilai
optimumnya)
Jika kita aplikasikan kepada (3,7) dan (3,8)
,
_
) (
0
D
DKi
C DY
dD
d
m
+
Ki C
Ki
D
m opt
0
Dalam istilah control CSTF, berarti itu karena tidak tertuju pada
prodksi sel optimum (max), disisi lain operasi fermentor bisa tidak
stabil. Dalam praktek operasi mengeluarkan kecepatan pencairan
sekitar 80% dari D
max
Catatan dari ringkasan yang digunakan dalam BAB ini ditujukan
dalam table 3.1
References
1. j.Monod, Rechearches sur des Croissances des Cultures
Bacteriennes, 2
nd
edn, Hemann et Cie, paris (1982)
2. J.E.Bailey end D.F.Ollis, Biochemical Engineering
Fundamentals, 2
nd
ddn, McGraw-Hill, New York (1986)
3. S.Aiba, M.Shoda, and M.Nagatani, Kinetic of Product inhibition
in alcohol fermentation, Biotech. Bioeng. 10, 845 (1968)
4. B.Metz and N.W.F. Kossen, The growth of moulds in the form
of pellets-A literature review, Biotech. Bioeng. 19, 781 (1977)
5. J.M.Couson, J.F. Richardson, and D.G. Peacock, Chemical
Engineering, vol.3.2
nd
edn, Pergamon Press, Oxord (1979).
6. E.K. inn and R.E Wilson, Population Dynamics of a continuous
propagator for micro-organism, J.Agric. Fd Chem. 2, 66 (1954)