Anda di halaman 1dari 5

PENURUNAN KADAR COD DAN BOD PADA LIMBAH CAIR KIMIA

LABORATORIUM POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


DENGAN METODE BIOFILTER
Mutia Ade Fandini, Jubaidi, Sri Mulyati

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, Kesehatan Lingkungan


Jalan Indragiri Nomor 03 Padang Harapan Bengkulu
srimulyati_2202@yahoo.co.id

Abstract: Laboratory waste is one of the waste in a small scope that tends contained many
heavy metals and organic materials therein. The nature of the waste is very dangerous and
toxic may not directly discharged into the environment. One of the sewage treatment by using
the method biofilter. The purpose of this research is to reduce levels of COD and BOD
effluent MoH Bengkulu polytechnic chemistry laboratory methods biofilter. Type of quasi
experimental study with pre-post study design test. Waste derived from laboratory chemical
waste. Measure the COD and BOD levels before and after treatment biofilter with five
repetitions. Analyzed by univariate and bivariate. Given the results of research based on the
analysis of univariate no reduction in COD levels by an average of 5.448% and the percentage
reduction in BOD levels decrease with the average percentage of 3.928% decline. Results of
bivariate analysis test t-Test that there are differences in the levels of COD before and after
treatment with 0.006 significance and there are differences in levels of BOD before and after
treatment with 0.003 significance
Keywords: biofilter, Laboratory Waste

Abstrak :Limbah laboratorium merupakan salah satu limbah dalam lingkup kecil yang
cenderung terkandung banyak logam berat dan bahan organik didalamnya. Sifat limbah yang
sangat berbahaya dan beracun tidak diperbolehkan langsung dibuang ke lingkungan. Salah
satu pengolahan limbah yaitu dengan menggunakan metode biofilter. Tujuan penelitian ini
adalah menurunkan kadar COD dan BOD limbah cair kimia laboratorium Poltekkes
Kemenkes Bengkulu dengan metode biofilter. Jenis penelitian quasi experiment dengan
desain penelitian pre-post test. Limbah berasal dari limbah kimia laboratorium. Mengukur
kadar COD dan BOD sebelum dan sesudah proses biofilter dengan perlakuan lima kali
pengulangan. Dianalisa secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian Diketahui berdasarkan
analisa univariat ada penurunan kadar COD dengan rata-rata persentase penurunan 5,448%
dan penurunan kadar BOD dengan rata-rata persentase penurunan 3,928%. Hasil analisa
bivariat uji t-Test bahwa ada perbedaan kadar COD sebelum dan sesudah perlakuan dengan
signifikasi 0.006 dan ada perbedaan kadar BOD sebelum dan sesudah perlakuan dengan
signifikasi 0.003
Kata kunci : Biofilter, Limbah Laboratorium

Pencemaran lingkungan merupakan salah satu yang telah digunakan un-tuk berbagai
faktor rusaknya lingkungan yang berdampak kegiatan. Limbah laboratorium merupakan
pada makhluk hidup disekitarnya. Sumber salah satu limbah dalam lingkup kecil yang
pencemaran lingkungan diantaranya berasal cenderung terkandung banyak logam berat
dari air, tanah, dan udara. Salah satu faktor dan bahan organik didalamnya. Hal-hal
pencemaran tersebut disebabkan oleh limbah tersebut dapat mencemari dan membahayakan
yang berasal dari industri, domestik, lingkungan hidup disekitar-nya, seperti
pertanian, laboratorium dan sebagainya. tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia yang
Limbah adalah cairan, padatan, dan gas dalam berada disekitar laboratorium tersebut
suatu wilayah atau tempat tertentu yang (Azamia, 2012).
mengalami penyim-pangan dari keadaan Laboratorium kimia Poltekkes Kemenkes
normal akibat adanya bahan-bahan kimia Bengkulu digunakan sebagai sarana penun-

129
130 Jurnal Media Kesehatan, Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015, hlm 100-204

jang praktek pembelajaran mahasiswa Jurusan Praktek pembuangan limbah cair labora-
Gizi, Jurusan Analis Kesehatan dan Jurusan torium ke lingkungan tanpa pengolahan yang
Kesehatan Lingkungan. Praktek pembelajaran memadai disebabkan oleh berbagai faktor,
yang dilaksanakan pada laboratorium kimia antara lain belum adanya teknik pengolahan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu meliputi yang efektif dengan biaya terjangkau. Be-
pemeriksaan kimia air, titrasi asam basa, berapa laboratorium telah menerapkan praktek
pemeriksaan COD, pemeriksaan BOD, uji pengelolaan dengan cara memisahkan dan
formalin, uji boraks dan lain-lain. Dalam 1 mengumpulkan limbah cair berbahaya dan
semester pembelajaran menghasilkan total 20 beracun terpisah dari limbah cair yang tidak
liter limbah cair. Limbah cair laboratorium berbahaya. Akan tetapi, setelah terkumpul
tidak diperbolehkan langsung dibuang ke dalam jumlah banyak, masalah sering muncul
lingkungan karena mengakibatkan pencemar- berkaitan dengan cara pengolahan atau pem-
an terhadap lingkungan. Hal ini karena sifat buangan limbah tersebut. Alternatif untuk
dari limbah laboratorium menurut Darmono mengirim limbah tersebut ke tempat peng-
(2012) adalah limbah bahan berbahaya dan olahan limbah B3 milik pihak ketiga sering
beracun bersifat toksik dan tidak mudah menghadapi masalah prosedur dan biaya
terdegradasi secara biologis (nonbiodegra- (Suprihatin dan Nastiti, 2010).
dable) dan perlu dilakukan pengolahan khu- Pengolahan yang khusus diperlukan un-
sus. Pengolahan limbah cair belum ada di tuk mengolah limbah cair laboratorium kimia.
Poltekkes Kemenkes Bengkulu mengakibat- Salah satu jenis pengolahan limbah cair
kan limbah hanya disimpan di dalam gerijen adalah metode biofilter anaerob-aerob.
tertutup. Teknologi pengolahan air limbah biofilter
Pada penelitian Pijar (2014), kadar dengan media sarang tawon adalah teknologi
Chemical Oxygen Demand (COD) limbah cair pengolahan air limbah yang murah dan handal
laboratorium kimia Poltekkes Kemenkes dengan proses biofilter dengan media sarang
Bengkulu sebesar 300 mg/l. Hasil yang dida- tawon yang terbuat dari potongan pipa yang
pat lalu di bandingkan dengan Keputusan telah dirang-kai sedemikian rupa.
Menteri Negara Lingkungan Hidup No: 2 Dari hasil penelitian awal penulis kadar
tahun 1998 tentang Pedoman Penetapan Baku Chemical Oxygen Demand (COD) limbah cair
Mutu Lingkungan, kadar COD yang diperbo- kimia laboratorium Poltekkes Kemenkes
lehkan adalah 80 mg/l. Pengolahan limbah Bengkulu sebesar 300 mg/l, hasil yang
cair sangat perlu dilakukan karena limbah cair didapat melebihi ambang batas yang
yang disimpan dalam gerijen dalam jangka diperbolehkan menurut Peraturan Menteri
waktu kedepan akan terjadi penumpukan. Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2014 Tentang
Kadar COD dan BOD yang tinggi mengaki- Baku Mutu Air Limbah kadar yang
batkan limbah cair tidak diperbolehkan diperbolehkan sebe-sar 100 mg/l. Sedangkan
dibuang langsung ke ling-kungan harus me- kadar Biological oxy-gen demand (BOD)
lalui proses pengolahan. Menurut Eti (2004) limbah cair kimia labora-torium Poltekkes
limbah cair dengan kadar COD dan BOD di Kemenkes Bengkulu sebesar 280 mg/l, hasil
atas nilai ambang batas harus melalui proses yang didapat melebihi ambang batas yang
sebelum dibuang ke lingkungan karena ber- diperbolehkan menurut Peraturan Menteri
dampak buruk terhadap lingkungan jika tetap Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2014 tentang
dibuang ke lingkungan. Baku Mutu Air Limbah sebesar 50 mg/liter.
Limbah cair laboratorium tersusun atas Tujuan penelitian ini mengetahui penurunan
senyawa kompleks di dalamnya. Menurut kadar COD dan BOD limbah cair kimia
Endang (2009) limbah cair laboratorium ter- laboratorium Poltekkes Kemenkes Bengkulu
susun senyawa komplek hasil dari berbagai dengan metode biofilter.
jenis reaksi kimia. Campuran bahan kimia
didalamnya membuat ikatan yang kuat antar
senyawa kimia.
Mutia, dkk Penurunan Kadar Cod Dan Bod Pada Limbah Cair … 131

BAHAN DAN CARA KERJA deviasi 4,775. Nilai mean sesudah 269,6
dengan standar deviasi 4,506. Nilai signifikasi
Jenis penelitian yang digunakan adalah
kedua perlakuan tersebut adalah 0,003. Berarti
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah “quasi-experiment” de- ada perbedaan kadar BOD sebelum dan
sesudah proses biofilter.
ngan desain rancangan penelitian “pre-post
test”. Limbah berasal dari limbah kimia Tabel 2 Hasil Uji T-Test Kadar COD Sebelum dan
Sesudah Pengolahan Air Limbah dengan
laboratorium. Mengukur kadar COD dan Metode Biofilter
BOD sebelum dan sesudah proses biofilter
Variabel Mean Standar Standar N P Value
dengan perlakuan lima kali pengulangan. Di- Deviation Eror Mean
analisa secara univariat dan bivariat
Kadar COD
Sebelum 316.2 26.593 11.893 5
HASIL Sesudah 299.2 29.609 13.242 5 0.006
Analisis Univariat Kadar BOD
Sebelum 279.6 4.775 2.135 5 0.003
Analisa univariat bertujuan mendes- Sesudah 269.6 4.506 2.015 5
kripsikan hasil pengukuran.
Tabel 1 Kadar COD dan BOD Sebelum dan Sesudah
PEMBAHASAN
Pengolahan Air Limbah dengan Metode Biofilter dimana mikroorganisme tum-
Biofilter
buh dan berkembang diatas suatu media, yang
Perlakuan Kadar (mg/l) Penurunan (%) dapat terbuat dari plastik, kerikil, atau sebagai-
Kadar COD
Sebelum 316,2 5,448% nya yang di dalam operasinya dapat tercelup
Sesudah 299,2 sebagian atau seluruhnya, atau yang hanya
Kadar BOD dilewati air saja (tidak tercelup sama sekali),
Sebelum 279,6 3,928%
Sesudah 269,6
dengan membentuk lapisan lendir untuk
melekat di atas permukaan media tersebut
Berdasarkan tabel 4.1 kadar COD rata- sehingga membentuk lapisan biofilm. Proses
rata sebelum perlakuan adalah 316,2 mg/l dan pengolahan air limbah dengan biofilter secara
pada rata-rata sesudah perlakuan adalah 299,2 garis besar dapat dilakukan dalam kondisi
mg/l. Hasil rata-rata persentase penurunan aerob, anaerob atau kombinasi anaerob dan
adalah 5,448%. Diketahui persentase penurun- aerob. Proses aerobik dilakukan dengan kon-
an tertinggi terletak pada pengulangan kelima disi adanya oksigen terlarut di dalam reaktor
yaitu dengan persentase 9,15%. Kadar BOD air limbah. Sedangkan proses kombinasi an-
rata-rata sebelum perlakuan adalah 279,6 mg/l aerob dan aerob merupakan gabungan proses
dan pada rata-rata sesudah perlakuan adalah anaerob dan proses aerob. Proses operasi
269,6 mg/l. Hasil rata-rata persentase penu- bofilter secara anaerob digunakan untuk air
runan adalah 3,928%. Diketahui persentase limbah dengan kandungan zat organik cukup
penurunan tertinggi terletak pada pengulangan tinggi, dan dari proses ini akan dihasilkan gas
keempat yaitu dengan persentase 5,26%. methana. Jika kadar COD limbah kurang dari
Analisis Bivariat 4000 mg/l seharusnya limbah tersebut diolah
pada kondisi anaerob (Herlambang, dkk,
Analisa bivariat dilakukan dengan 2004).
menggunakan statistik dengan metode uji t- Proses pengolahan air limbah dengan
Test. HAsil pada Tabel2 didapatkan nilai proses biofilter dilakukan dengan cara meng-
mean sebelum adalah 316,2 dengan standar alirkan air limbah ke dalam reaktor biologis
deviasi 26,593. Nilai mean sesudah 299,2 yang telah diisi dengan media penyangga un-
dengan standar deviasi 29,609. Nilai signifi- tuk pengembangbiakkan mikroorganisme
kasi kedua perlakuan tersebut adalah 0,006. dengan atau tanpa aerasi. Untuk proses an-
Berarti ada perbedaan kadar COD sebelum aerobik dilakukan tanpa pemberian udara atau
dan sesudah proses biofilter. Didapatkan nilai oksigen. Biofiletr yang baik adalah meng-
mean sebelum adalah 279,6 dengan standar gunakan prinsip biofiltrasi yang memiliki
132 Jurnal Media Kesehatan, Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015, hlm 100-204

struktur menyerupai saringan dan tersusun penyisishan yang terjadi akan semakin besar.
dari tumpukan media penyangga yang disusun Sedangkan waktu tinggal pada reaktor sangat
baik secara teratur maupun acak di dalam bervariasi mulai dari satu jam hingga berhari-
suatu biofilter. Adapun fungsi dari media hari (Syahriar, 2013).
penyangga yaitu sebagai tempat tumbuh dan Proses aerob menggunakan oksigen
berkembangnya bakteri yang akan melapisi (O2). Dibutuhkan aerasi sesuai dengan kebu-
permukaan media membentuk lapisan massa tuhan yang diinginkan. Proses aerob biasanya
yang tipis (biofilm) (Herlambang dan Marsidi, menghasilkan biomassa dalam jumlah besar
2009). (66%) dan menghasilkan air, gas, asam or-
Di dalam proses pengolahan air limbah ganik (34%) (Sutapa D. AI, 2004).
dengan proses biofilter aerobik, suplai udara Dalam proses anaerob, peruraian bahan
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti organik dilakukan oleh mikroorganisme. Mi-
aerasi samping, aerasi tengah, aerasi merata kroorganisme tersebut dibagi dalam dua
seluruh permukaan, aerasi eksternal aerasi de- kelompok yaitu kelompok 1 yang menghi-
ngan air lift pump dan aerasi dengan system drolisa dan memfermentasi komponen or-
mekanik. Sistem aerasi juga bergantung dari ganik kompleks menjadi komponen organik
jenis media maupun efisiensi yang diharapkan sederhana seperti asam asetat dan asam
(Herlambang, dkk, 2004). propionat.Kelompok bakteri ini terdiri dari
Metode biofilter yang terbuat dari bahan bakteri anaerob dan fakultatif yang disebut
anorganik, ringan dan mempunyai luas per- pembentuk asam. Kelompok II adalah mikro-
mukaan spesifik yang tinggi. Semakin tinggi organisme yang mengubah asam organik yang
luas permukaan spesifiknya maka jumlah mi- dibentuk oleh kelompok I menjadi gas me-
kroorganisme yang dapat melekat juga sema- thane dan gas CO2 . Bakteri ini disebut pem-
kin banyak. Berdasarkan tabel yang telah bentuk methan. Beberapa kelompok bakteri
dibahas diketahui bahwa meskipun air limbah anaerob dan fakultatif yang lain meman-
telah diolah dengan menggunakan biofilter, faatkan macam-macam ion inorganik yang
hasilnya belum memenuhi standar baku mutu ada dalamlumpur seperti bakteri mereduksi
PermenLH No. 5 tahun 2014 tentang baku ion sulfat menjadi ion sulfit dan mereduksi
mutu air limbah. Hal ini dapat terjadi karena Nitrat menjadi nitrogen. (Sutapa D. AI, 2004).
beberapa faktor seperti; jenis media yang Air limbah rumah sakit yang berasal
digunakan, komposisi air limbah yang bersifat dari buangan domistik maupun buangan
toksik, dan kurangnya masa tinggal air limbah limbah cair klinis umumnya mengadung se-
dalam reaktor. nyawa pulutan organik yang cukup tinggi, dan
Menurut Said dan Firly (2005), zat dapat diolah dengan proses pengolahan secara
toksik dapat menyebabkan kegagalan pada biologis, sedangkan untuk air limbah rumah
proses penguraian limbah pada proses an- sakit yang berasal dari laboratorium biasanya
aerobik. Bahan-bahan kimia merupakan bahan banyak mengandung logam berat yang mana
yang berbahaya dan memiliki resiko tinggi bila air limbah tersebut dialirkan ke dalam
bila tercemar ke lingkungan, karena memliki proses pengolahan secara biologis, logam
zat yang bersifat racun (toksik). Tidak hanya berat tersebut dapat menggagu proses peng-
bahan-bahan kimia, akan tetapi dimiliki oleh olahannya. Oleh karena itu untuk pengelolaan
logam-logam berat sehingga aliran buangan air limbah rumah sakit, maka air limbah yang
limbah laboratorium akan membahayakan berasal dari laboratorium dipisahkan dan
lingkungan dan makhluk hidup disekitarnya ditampung, kemudian diolah secara kimia-
bila tidak dilakukan pengolahan limbah terle- fisika, Selanjutnya air olahannya dialirkan
bih dahulu (Eti,2004). bersama-sama dengan air limbah yang lain,
Waktu tinggal atau masa tinggal adalah dan selanjutnya diolah dengan proses peng-
waktu perjalanan limbah cair dalam reaktor olahan secara biologis. (Syahriar, 2013).
atau lamanya proses pengolahan limbah cair
tersebut. Semakin lama waktu tinggal, maka
Mutia, dkk Penurunan Kadar Cod Dan Bod Pada Limbah Cair … 133

KESIMPULAN dengan metode biofilter pada limbah cair


kimia laboratorium Poltekkes Kemenkes
Disimpulkan bahwa rata-rata kadar
Bengkulu dengan P Value sebesar 0,003.
COD pada limbah cair kimia laboratorium
Poltekkes Kemenkes Bengkulu sebelum peng- Disarankan bagi institusi
pendidikan/akademik untuk dapat diterapkan
olahan air limbah dengan metode biofilter
untuk mengolah limbah cair kimia
sebesar 316,2 dan sesudah pengolahan sebe-
laboratorium Poltekkes Kemenkes Bengkulu,
sar 299,2, rata-rata kadar BOD pada limbah
dan dapat digunakan sebagai bahan
cair kimia laboratorium Poltekkes Kemenkes
Bengkulu sebelum pengolahan air limbah pembelajaran pada mata kuliah PAPLC
(pengolahan air dan pengolahan limbah cair,
dengan biofilter sebesar 279,6 dan sesudah
bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
pengolahan sebesar 269,6, terdapat perbedaan
lanjutan dengan menggunakan media lain
kadar COD sebelum dan sesudah pengolahan
air limbah dengan metode biofilter pada selain media sarang tawon yang terbuat dari
pipa bekas menjadi biofilter agar lebih banyak
limbah cair kimia laboratorium Poltekkes
menghasilkan biofilm sehingga kadar COD
Kemenkes Bengkulu dengan P Value sebesar
0,006, terdapat perbedaan kadar BOD sebe- dan BOD terjadi penurunan sesuai dengan
baku mutu yang berlaku.
lum dan sesudah pengolahan air limbah

DAFTAR RUJUKAN
Azamia, Mia (2012). Pengolahan Limbah Cair Kimia Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Karya
Laboratorium Kimia Dalam Penurunan Kadar Tulis Ilmiah. Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Organik Serta Logam Berat Fe, Mn, Cr Dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014
Metode Koagulasi dan Ardsorpsi. Skripsi. tentang Baku Mutu Air Limbah.
Universitas Indonesia. Said dan Firly (2005). Uji Performance Biofilter
Darmono, (2012). Logam berat suatu zat pencemar yang Anaerobik Unggun Tetap Menggunakan Media
berbahaya. Artikel, Kompas. Indonesia. Biofilter Sarang Tawon Untuk Pengolahan Air
Endang, (2009). Penanganan Limbah Laboratorium Limbah Rumah Potong Ayam. Kelompok
Kimia. Jurnal. Pendidikan Kimia FMIPA Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Cair, Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Eti Rohaeti, Tri Nenny dan irmanida Batubara (2004). Lingkungan, BPPT. Jurusan Kimia, Universitas
Pengolahan Limbah Cair dari Kegiatan Negeri Jakarta. 289-302
Praktikum Analisis SPOT Test dengan Suprihatin dan Nastiti (2010). Penyisihan Logam Berat
Koagulasi Menggunakan Polialumunium dari Limbah Cair Laboratorium dengan Metode
Klorida. Jurnal. Departemen Kimia FMIPA-IPB Presipitasi dan Ardsopsi. Jurnal. Institut
Bogor. ISSN 1410-6086 Pertanian Bogor.
Herlambang dan Marsidi (2009). Proses Denitrifikasi Sutapa D. AI. (2004). Lumpur Aktif : Alternatif
Dengan Sistem Biofilter Untuk Pengolahan Air Pengolah Limbah Cair, Jurnal Studi
Limbah Yang Mengandung Nitrat. Jurnal Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan,
Teknologi. Jakarta No.3; 25-38.
Pijar (2014). Penurunan Kadar COD dan Logam Berat Syahriar, Tato (2013). Penggunaan Biofilter Anaerob-
Krom Pada Limbah Cair dengan Metode Aerob Terhadap Limbah Cair Rumah Sakit.
Elektrokoagulasi dan Flotasi di Laboratorium Jurnal Vol. 2

Anda mungkin juga menyukai