Anda di halaman 1dari 19

SOSIOANTROPOLOGI

Pola Konsumsi Utama Masyarakat


Desa Penglatan Kecamatan Buleleng Kabupaten
Buleleng

Oleh :
Putu Rika Dinda Lestari (P07131221092)

Dosen Pengampu :
Dr. I Putu Suiraoka, SST, M. Kes

SARJANA TERAPAN GIZI DAN


DIETETIKA POLITEKNIK KESEHATAN
DENPASAR KEMENTRIAN KESEHATAN
RI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
bimbingan dan rahmat-Nya lah, kami selaku penulis dapat menyelesaikan paper yang
berjudul “Pola Konsumsi Utama Masyarakat Desa Penglatan Kecamatan Buleleng
Kabupaten Buleleng”.

Adapun tujuan utama dari penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sosioantropologi dengan Bapak Dr. I Putu Suiraoka, SST, M. Kes selaku dosen
pembimbing. Selain itu, tujuan lain dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah
wawasan penulis serta pembaca mengenai Pola Konsumsi Utama Masyarakat Desa Penglatan
Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. I Putu Suiraoka,
SST, M. Kes karena tanpa petunjuk dari beliau, maka makalah ini tidak mungkin dapat
diselesaikan. Penulis juga menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan partisipasi pembaca dalam memberikan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan makalah lain ke depannya.

Denpasar, 30 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
BAB I Pendahuluan............................................................................................4
A. Latar Belakang…......................................................................................4
B. Rumusan Masalah…..................................................................................4
C. Tujuan…...................................................................................................4
BAB II Pembahasan............................................................................................5
A. Profil Desa Penglatan…...........................................................................5
B. Kebiasaan Makan Masyarakat di Desa Penglatan….................................6
C. Pola Konsumsi Makanan Utama…..........................................................8
D. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi…......................................12
BAB III Penutup................................................................................................15
A. Kesimpulan…..........................................................................................15
B. Saran…....................................................................................................15
Daftar Pustaka....................................................................................................17

3
A. Latar Belakang BAB II
PENDAHULUAN
Kebiasaan makan merupakan tingkah laku manusia atau kelompok manusia
dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan
pemilihan makanan. Kebiasaan makan yang tidak sesuai dengan kaidah sehat dapat
mengakibatkan berbagai macam gangguan kesehatan. Kebiasaan makan yang tidak
sehat dalam memilih jenis makanan juga dapat berdampak pada masalah kelebihan
berat badan (overweight) dan obesitas. Kebiasaan makan masyarakat dengan susunan
hidangannya merupakan manifestasi dari kebudayaan masyarakat yang disebut
lifestyle atau gaya hidup. Kebiasaan makan menunjukkan keanekaragaman konsumsi
yang cukup bervariasi. Terkait dengan gaya hidup perkotaan (urban lifestyle) dalam
hal makanan sehat.
Keberagaman konsumsi pangan sangat dipengaruhi oleh pendapatan rumah
tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga, semakin banyak pula kebutuhan
yang akan dapat dipenuhi. Perbedaan pendapatan dalam setiap rumah tangga yang
berbeda pekerjaan dapat menyebabkan perbedaan pendapatan antara rumah tangga
yang satu dengan rumah tangga yang lainnya, perbedaan pendapatan tersebut sering
mengakibatkan perbedaan pola konsumsi antara rumah tangga yang satu dengan
rumah tangga yang lain. Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengkaji
lebih lanjut mengenai pola konsumsi masyarakat yang ada di lingkungan penulis yaitu
di Desa Penglatan, Kabupaten Buleleng.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil dari Desa Penglatan?
2. Bagaimana kebiasaan makan masyarakat di desa penglatan?
3. Bagaiamana pola konsumsi msyarakat di Desa Penglatan?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat di Desa
Pengalatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui profil dari Desa Penglatan
2. Mengetahui kebiasaan makan masyarakat di Desa Penglatan
3. Mengetahui pola konsumsi masyarakat di Desa Penglatan
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pola konsumsi mayasrakat di Desa
Pengalatan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Desa Penglatan

Gambar 1. Candi Desa Penglatan


Desa Penglatan merupakan salah satu desa adat yang terletak di Kabupaten
Buleleng Kecamatan Buleleng. Desa Penglatan adalah Desa Adat yang wilayahnya
tepat satu di Desa Dinas dengan Kode 01-002-0037 serta email
desaadatpenglatan@gmail.com. Desa Adat Penglatan memiliki Kantor Sekretariat
Desa Adat yang terletak di Jaba Sisi Pura Bukit Kencana Mas Banjar Dinas Sanih,
Desa Penglatan. Luas wilayah Desa Penglatan yaitu 1,86 Km2. Menurut data Disduk
Capil Kabupaten Buleleng tahun 2019 jumlah penduduk di Desa Penglatan
sebanyak 4.695 jiwa dengan jumlah wanita sebanyak 2.351 jiwa dan laki-laki
sebanyak 2.344 jiwa. Sebagian besar desa Penglatan merupakan
sawah. Sehingga mayoritas masyarakat disana bekerja sebagai petani dan berternak
sapi. Desa Penglatan terdiri dari 4 banjar dinas yaitu ; banjar kajanan , banjar
kelodan, banjar sanih, dan banjar delod tukad. Masyarakat di Desa Penglatan
dipastikan semua menganut agama Hindu. Sejarah asal – muasal Desa Penglatan
belum ada keterangan pasti. Namun, menurut cerita – cerita orang tua tentang
keadaan yang kita terima sekarang dan tentang logika berdasarkan penyatuan
pikiran, Desa Adat Penglatan dikatakan merupakan pembagian dari Desa bale
Agung Tenaon wilayah keprebekelan Desa Alasangker. Desa Adat Bale Agung
Tenaon katanya berdiri pada kepemimpinan I Gusti Panji Sakti didaerah Buleleng

5
Pada Tahun 1619 – 1717. Lama-kelamaan ada 7

6
orang yang mempunyai pikiran untuk membuat tempat tinggal, ketujuh orang
tersebut masih ada yang disebut dengan “Saih Pitu ̎.
B. Kebiasaan Makan Masyarakat di Desa Penglatan
1. Cara Mendapatkan Sumber Pangan

Gambar 2. Persawahan di Desa Penglatan


Sebagian besar masyarakat di Desa Penglatan bekerja sebagai petani.
Sehingga, masyarakat memperoleh makanan pokok dari hasil panen mereka.
Dalam memenuhi pangan sumber protein masyarakat di Desa Penglatan ada juga
yang berprofesi sebagai peternak hewan Seperti peternak ayam dan babi. Dan
untuk masyarakat yang tidak berprofesi sebagai petani dan peternak biasanya
mereka mendapatkan sumber pangan dari pasar maupun kedai – kedai yang ada
disana atau membeli sumber pangan ke petani dan peternak langsung.
2. Pemilihan Bahan Makanan
Pemilihan bahan makanan masyarakat desa penglatan biasanya dilakukan oleh
Ibu rumah tangga dimasing-masing keluarga. Namun, tidak jarang juga anggota
keluarga lain ikut membantu dalam pemilihan bahan makanan. Misalnya, ketika
seorang Ibu sedang sibuk bekerja bisa saja anggota keluarga lainnya akan ikut
turun tangan dalam memilih bahan makanan. Atau ibu menyuruh anaknya untuk
pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan. Begitu pula dalam mengolah
makanan, semua anggota keluarga juga dapat terlibat. Tetapi secara garis besar
dalam hal ini biasanya dilakukan oleh Ibu rumah tangga dimasing-masing
keluarga.

7
3. Penyusunan Menu Makanan Sehari-hari
Dalam penyusunan menu makanan sehari-hari di Desa Penglatan sudah cukup
beragam. Namun tidak semua, hal ini dikarenakan faktor ekonomi disetiap
masyarakat berbeda-beda. Keluarga yang memiliki pendapatan yang rendah
cenderung memilih bahan makanan yang memiliki harga yang terjangkau. Dalam
penyusunan menunya pun kurang beragam, terkadang hanya satu menu dalam
satu hari. Dan untuk keluarga yang memiliki pendapatan yang tinggi cenderung
memilih bahan makanan yang beragam dan berbeda-beda dalam sehari.
4. Pengolahan dan Penyajian Makanan
Dalam pengolahan makanan di Desa Penglatan sama seperti pengolahan
makanan secara umum yaitu dengan menggoreng, merebus,mengukus, dan
menumis. Biasanya masyarakat juga dalam menanak nasi masih menggunakan
Teknik tradisional yaitu dengan “Nyakan” . Teknik ini biasanya dilakukan dengan
cara memasak nasi diatas tungku api. Dan dalam penyajiannya juga sama seperti
penyajian makanan secara umum. Penyajian makanan diatas meja makan.
5. Pendistribusian Makanan
Masyarakat di Desa Penglatan jarang melakukan makan bersama. Hal ini
dikarenakan, jam makan setiap anggota berbeda-beda. Jadi dalam pendistribusian
makanan di Desa Penglatan tergantung dengan tingkat kelaparan setiap anggota
keluarga, dan tidak mengharuskan kepala keluarga makan dulu. Di desa penglatan
biasanya melakukan makan bersama disituasi tertentu saja seperti disaat ada acara
manusia yadnya dan acara lainnya.
6. Frekwensi Makan Sehari-hari
Frekwensi dan waktu makan sehari-hari masyarakat Desa Penglatan berbeda-
beda. Ada masyarakat yang makan 3 kali sehari, dan ada juga masyarakat yang
hanya makan 2 kali sehari. Biasanya tidak semua masyarakat terbiasa makan pagi
(sarapan), sehingga mereka biasanya hanya makan siang dan malam saja.
7. Tabu atau Pantangan Makan
Sebenarnya tidak ada tabu atau pantangan makan di Desa Penglatan, namun
ada beberapa masyarakat yang tidak mengkonsumsi beberapa makanan karena
faktor kesehatan yang mengharuskan untuk tidak memakan makanan tersebut.
Dan ada juga karena faktor agama, contohnya tidak boleh makan makanan yang

8
mengandung sapi karena menurut Agama Hindu sapi merupakan hewan suci.
Tetapi tidak semua masyarakat Hindu melakukan pantangan tersebut.
8. Nilai Sosial Makan
Nilai sosial makan di Desa Penglatan , masyarakat penglatan biasanya
sebelum makan atau setelah memasak akan menghaturkan banten saiban atau
sering juga disebut dengan istilah “Ngejot Nasi”. Tradisi ini dilakukan karena
semua masyarakat Desa Penglatan beragama Hindu. Menurut ajaran Hindu,
mengahaturkan banten saiban merupakan penerapan ajaran kesusilaan Hindu yang
mengharuskan umatnya agar senantiasa tidak mementingkan diri sendiri. Selain
itu, tradisi ini bermakna sebagai wujud rasa syukur kita yang diberikan oleh Sang
Hyang Widhi pada manusia.
C. Pola Konsumsi Makanan Utama
1. Makanan Pokok

Gambar 3. Blayag Penglatan


Makanan pokok yang biasanya dikonsumsi masyarakat Desa Penglatan yaitu
nasi putih yang berbahan dasar dari beras. Biasanya makanan pokok ini didapat
dari hasil pertanian yang ada di daerah penglatan. Tidak hanya di Desa Penglatan
saja tetapi Sebagian penduduk Asia menjadikan nasi sebagai makanan pokok.
Nasi juga dapat diolah menjadi makanan lain, contohnya yaitu dijadikan
Blayag khas Penglatan yang cukup terkenal di Bali. Blayag merupakan makanan
tradisional yang terdiri dari blayag, sayur urab yang terdiri dari kacang panjang,

9
bayam, dan buah papaya. Kemudian basa rambanan (bumbu rambanan), sambal
nyuh pedas, saur goreng, dan ditambah dengan toping kacang kedelai, usus ayam ,
ceker ayam, dan suiran ayam. Biasanya blayag ini dijadikan menu sarapan
masyarakat Desa Penglatan. Selain harganya yang murah blayag ini juga memiliki
kandungan gizi yang lengkap. Karbohidrat dari blayag, protein hewani dari ayam,
protein nabati dari kacang kedelai goreng, dan serat dari sayur urab.
2. Makanan Pelengkap
Makanan pendamping merupakan makanan yang dijadikan pendamping
makanan pokok untuk memenuhi gizi seseorang. Disini saya memilih beberapa
makanan yang saya temui di Desa Penglatan dan yang biasanya dikonsumsi
sebagai makanan Pelengkap.
a. Jukut Buangit

Gambar 4. Jukut Buangit


Makanan pendamping yang pertama yaitu jukut buangit. Jukut buangit
merupakan makanan khas Desa Sangsit yang sempat viral beberapa tahun silam.
Biasanya jukut buangit ini dijadikan makanan pendamping dikalangan masyarakat
tidak hanya Penglatan saja tetapi seluruh masyarakat Buleleng. Bahan – bahan
jukut buangit ini sangat sederhana dengan melibatkan sayur buangit dan empat

10
jenis bumbu yakni asam jawa, gula pasir, dan bumbu penyedap. Biasanya jukut
buangit ini dikonsumsi selagi masih hangat.

b. Palem Udang

Gambar 5. Palem Udang


Palem Udang merupakan hidangan lauk pauk khas Desa Gerokgak yang
sering juga dijumpai di Desa Penglatan. Hidangan ini adalah hidangan yang khas
akan pembungkus daun dagdag yang dapat ditemui dikebuh daerah sekitar.
Hidangan ini terbuat dari udang – udang kecil, kelapa muda yang diparut dan
ditambah bumbu-bumbu. Makanan ini biasanya dijadikan sebagai lauk protein
karena mengandung undang.
3. Makanan Selingan / Snack
Masyarakat Desa Penglatan biasanya disela – sela makan utama juga
mengonsumsi makanan selingan/snack. Biasanya snack ini ditemani dengan
segelas teh atau kopi. Masyarakat Desa Penglatan biasanya mengkonsumsi
jajanan tradisional sebagai makanan selingan mereka. Adapun yang jajanan yang
sering dikonsumsi yaitu dodol khas penglatan dan jaje bendu.

11
A. Dodol Penglatan

Gambar 6. Dodol Penglatan


Dodol Penglatan merupakan kudapan manis yang sering dikonsumsi
oleh masyarakat Desa Penglatan. Menurut pengerajin dodol di Desa
Penglatan pengolahan Dodol Penglatan memiliki Teknik tersendiri, hal ini
yang membedakan cita rasa Dodol Penglatan dengan dodol daerah lain.
Bahan- bahan yang digunakan untuk membuat Dodol Penglatan yaitu,
santan kelapa, beras ketan, tepung beras, gula pasir, gula merah, dan
garam.
Selain dijadikan sebagai makanan selingan, Dodol Penglatan juga
biasanya digunakan sebagai sarana persembahyangan. Biasanya setelah
dipersembahyangkan Dodol Penglatan ini akan “disurud” dan dikonsumsi
oleh masyarakat Penglatan.
B. Jaje Bendu

12
Gambar 7. Jaje Bendu
Jaje bendu biasanya dijadikan kudapan saat digelar hajatan resmi.
Aslinya jaje bendu ini merupakan jajanan khas Jembrana.Tetapi sekarang
jaje bendu sudah banyak ditemui di pasar-pasar tradisional. Tidak jarang
masyarakat penglatan juga mengkonsumsi jaje bendu ini sebagai snack
atau makanan selingan. Jaje bendu ini terbuat dari tepung ketan dan kelapa
yang didalamnya berisi isian gula merah

D. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

1. Faktor Geografis

Gambar 8. Kegiatan Menanam Padi di Desa Penglatan


Faktor yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat Penglatan yaitu
letak geografis Desa Penglatan yang termasuk dataran rendah dan curah hujan
yang tidak terlalu tinggi dan cocok untuk ditanami padi. Selain itu Desa

13
Penglatan memiliki lahan pertanian yang cukup luas, yang bisa digunakan
untuk menanam padi dan bahan pangan lainnya untuk memenuhi kebutuhan
bahan pangan masyarakat Penglatan.
2. Faktor Budaya
Faktor selanjutnya yaitu faktor budaya. Faktor sosial budaya ini
berkembang di masyarakat sesuai dengan kondisi lingkungan, agama, adat, dan
istiadat. Di Desa Penglatan terdapat budaya-budaya yang mempengaruhi pola
makan masyarakat disana yakni tradisi “ngejot”. Tradisi ngejot ini dilakukan
dengan memberi makanan kepada sesama sebagai bentuk pertemanan,
persaudaraan bagi sesama. Biasanya tradisi ini dilakukan disaat ada upacara
yadnya , keluarga wajib memberikan makanan atau pewales (balasan) kepada
anggota keluarga atau banjar yang sudah membantu/memberi kebaikan pada
saat melakukan upacara tersebut.
3. Faktor Pengetahuan dan Informasi
Faktor selanjutnya yaitu faktor pengetahuan dan Informasi. Tingkat
pengetahuan memegang peranan penting dalam pola konsumsi masyarakat.
Jika tingkat pengetahuan gizi seseorang tinggi, maka semakin tinggi pula
peranan penanganan anak-anak dalam keluarga tentang pemilihan bahan
makanan. Pendidikan rata-rata masyarakat Desa Penglatan yaitu SLTA atau
SMA. Walaupun hanya sampai SLTA atau SMA tingkat sumber daya manusia
Desa Penglatan terbilang cukup baik. Mereka disana rata-rata sudah tidak buta
teknologi dan akses internet juga mudah, sehingga mereka bisa mengakses
segala informasi dari media elektronik seperti gadget, televisi, dan juga radio.
4. Faktor Ekonomi

14
Gambar 9. Kegiatan Pedagang Pasar di Desa Penglatan

Gambar 10. Kegiatan Peternak Sapi di Desa Penglatan


Faktor ekonomi juga sangat berperan penting terhadap pola konsumsi
di masyarakat. Hasil pendapatan keluarga akan mempengaruhi jumlah dan
kualitas bahan pangan yang dibeli. Seperti contoh, keluarga dari golongan
miskin, sebagian besar menggunakan pendapatannya untuk memenuhi
kebutuhan makanan sehingga dapat mempengaruhi status gizi dari masyarakat
tersebut. Mayoritas masyarakat di Desa Penglatan berprofesi sebagai petani ,
peternak hewan, dan juga pedagang yang memiliki pendapatan yang tak
seberapa. Namun, ada pula masyarakat Penglatan yang bekerja sebagai
pekerja kantoran, dan karyawan swasta. Jadi jika dilihat dari profesi penduduk
di Desa Penglatan tidak semua penduduknya memiliki tingkat ekonomi yang
baik.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Desa Penglatan merupakan salah satu desa adat yang terletak di Kabupaten
Buleleng Kecamatan Buleleng. Desa Penglatan adalah Desa Adat yang wilayahnya
tepat satu di Desa Dinas dengan Kode 01-002-0037. Desa Adat Penglatan memiliki
Kantor Sekretariat Desa Adat yang terletak di Jaba Sisi Pura Bukit Kencana Mas
Banjar Dinas Sanih, Desa Penglatan. Luas wilayah Desa Penglatan yaitu 1,86 Km2.
mayoritas masyarakat disana bekerja sebagai petani dan berternak sapi. Desa
Penglatan terdiri dari 4 banjar dinas yaitu ; banjar kajanan , banjar kelodan, banjar
sanih, dan banjar delod tukad. Masyarakat di Desa Penglatan dipastikan semua
menganut agama Hindu. Kebiasaan makan masyarakat di Desa Penglatan dipengaruhi
oleh sumber pendapatan pangan, pemilihan bahan makanan, penyusunan menu,
pengolahan dan penyajian makanan, frekwensi makan, pendistribusian makanan, dan
tabu atau pantangan makan. Pola konsumsi masyarakat di Desa Penglatan
dipengaruhi oleh faktor letak geografis Desa Penglatan yang tidak terlalu tinggi curah
hujan dan luas akan lahan persawahan yang dimanfaatkan masyarakat untuk
menanam padi guna memenuhi kebutuhan pangan. Yang kedua yaitu faktor budaya ,
tradisi – tradisi yang ada di Desa Penglatan mempengaruhi pola konsumsi
masyarakat. Salah satu tradisi yang masih ada hingga sekarang yaitu tradisi “ngejot”.
Faktor yang ketiga yaitu faktor pengetahuan dan informasi. Sumber daya manusia di
Desa Penglatan terbilang sudah cukup baik, rata-rata masyarakat disana sudah
16
tidak buta teknologi

17
dan internet bisa diakses dengan mudah, sehingga ibu rumah tangga maupun anggota
keluarga lainnya bisa mencari informasi dan pengetahuan tentang pola konsumsi
makanan yang bergizi dan baik dengan mudah melalu media elektronik. Faktor yang
terakhir yaitu faktor ekonomi, dikarenakan masih di wilayah perdesaan, masyarakat
disana mayoritas berprofesi sebagai petani, peternak hewan, dan pedagang yang
memiliki pendapatan yang tak seberapa. Namun ada juga masyarakat yang bekerja di
perkantoran maupun sebagai karyawan swasta. Dapat disimpulkan bahwa tidak semua
masyarakat di Desa Penglatan memiliki ekonomi yang baik dan mendapatkan kualitas
pangan yang baik.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis perlu mendapatkan informasi lebih
banyak mengenai pola makan dan kebiasaan makan yang ada di Desa Penglatan.
Karena masih banyak yang belum penulis ketahui karena keterbatasan waktu dan
kondisi saat ini.
Harapan penulis kedepannya, semoga masyarakat di Desa Penglatan lebih
memperhatikan lagi kebutuhan gizi mereka dengan menerapkan pola konsumsi yang
baik dan penyusunan menu makanan yang beragam. Selain itu penulis berharap agar
masyarakat Desa Penglatan diberikan penyuluhan dan informasi terkini mengenai
pentingnya memenuhi kebutuhan gizi disetiap individu.

18
DAFTAR PUSTAKA

Muin. 2010. Analisa Pola Konsumsi Masyarakat Pesisir Danau Tempe di Kecamatan Belawa.
Kabupaten Wajo. Skripsi. Fakultas Ekonomi Univesitas Hasanudin Makasar.

Tamawiwi , Kristin Nelawati. POLA KONSUMSI MASYARAKAT MISKIN DESA


TIWOHO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA KRISTIN
NELAWATI TAMAWIWI 100 314 046. (n.d.).

19

Anda mungkin juga menyukai