Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

UJIAN AKHIR SEMESTER


LINGUISTIK UMUM

Nama : Adifa Larasati Humairah


NIM : 1210623093
Nilai
Kelas : 1 SI 4
Tanggal : 21 Desember 2023

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas dan lengkap!


1. Bagaimana kaitan bunyi bahasa dengan makna? Berikan 5 contoh kaitan antara bunyi
bahasa dengan makna!
Jawab:
A. Aliterasi: Pengulangan bunyi konsonan pada awal kata atau suku kata dapat
memberikan efek yang menarik dan mengesankan. Contohnya, dalam ungkapan "Bunga-
bunga bersemi di bawah sinar mentari," bunyi "b" yang berulang memberikan kesan
keindahan dan kehidupan.
B. Onomatope: Penggunaan kata-kata yang meniru atau menyerupai suara yang dihasilkan
oleh objek atau aksi dapat memberikan gambaran langsung tentang makna kata
tersebut. Misalnya, kata "cicit" atau "derap" mencerminkan suara langkah kaki.
C. Irama dan intonasi: Bunyi bahasa juga dapat membantu dalam mengekspresikan
intonasi dan emosi. Melalui penekanan, penurunan nada, atau variasi irama, kita dapat
menyampaikan makna yang berbeda. Misalnya, kalimat yang diucapkan dengan nada
tinggi dan cepat menunjukkan kegembiraan atau kejutan, sementara nada rendah dan
lambat menunjukkan kesedihan atau ketenangan.
D. Pemilihan kata yang tepat: Bunyi bahasa dapat mempengaruhi pemilihan kata yang
tepat untuk menyampaikan makna yang diinginkan. Contohnya, kata "gemuruh"
memiliki bunyi yang kuat dan bergema, yang sesuai dengan makna yang
menggambarkan suara guntur yang menggelegar.
E. Pola reduplikasi: Reduplikasi adalah pengulangan kata atau suku kata untuk memberikan
penekanan atau memperjelas makna. Contohnya, kata "terang-terangan" memiliki pola
reduplikasi, yang menunjukkan bahwa sesuatu dilakukan secara terbuka atau jelas tanpa
menyembunyikan maksud.

2. Jelaskan 4 proses morfologis! Tuliskan proses tersebut pada kolom 1, 2, 3, dan 4!


Klasifikasikan morfem-morfem berikut ini ke dalam kolom a, b, c, d, dan e!
Jawab:
A. Afikasi
Afiksasi adalah pengimbuhan yang diberikan pada sebuah kata dalam proses
pembentukan kata. Pembentukan kata ini disusun dengan afiks (imbuhan) yang
ditambahkan pada kata dasar, baik itu untuk bentuk tunggal ataupun kompleks, dan
unsur imbuhan dalam afiksasi disebut dengan afiks.
B. Reduplikasi
Reduplikasi atau perulangan adalah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya
maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak
C. Komposisi
Komposisi atau pemajemukan adalah penggabungan dua kata yang membentuk kata
baru dengan pengertian baru. Hasil dari suatu komposisi adalah kata majemuk. Kata
majemuk adalah gabungan dari dua patah kata atau lebih yang membentuk suatu
kesatuan arti.
D. Abreviasi
Abreviasi merupakan suatu bentuk pemendekan satu kata atau beberapa kata di mana
menjadi sebuah bentuk susunan kata baru yang pendek. Hasil yang ditunjukan dari
bentuk pemendekan kata pada abreviasi disebut dengan penyingkatan.

Proses Morfologi
1. Afiksasi 2. Reduplikasi 3. Komposisi 4. Abreviasi
a. Perasaan a. Diam-diam a. Rumah sakit a. Bandara
b. Kekasih b. Buah-buahan b. Meja hijau b. Rudal
c. Kemacetan c. Laba-laba c. Kabar burung c. Daring
d. Satuan d. Semata-mata d. Busung dada d. Info
e. Merata e. Rerata e. Patah hati e. PBB

perasaan rudal rerata buah-buahan busung dada


rumah sakit daring info meja hijau semata-mata
diam-diam kekasih kemacetan pbb satuan
bandara merata patah hati laba-laba kabar burung

3. Analisislah fungsi kalimat berikut ini!


a. Anak-anak kelas 6 sedang bermain bola pada jam istirahat.
b. Presiden RI akan mendatangi para pengungsi Rohingya di Aceh.
c. Kaki Rudi tersandung batu di pinggir jalan raya.
d. Buku ini dirobek orang asing tersebut.

Jawab:

*ket: Subjek, Predikat, Objek, Keterangan, Pelengkap

a. Anak-anak kelas 6 sedang bermain bola pada jam istirahat.


b. Presiden RI akan mendatangi para pengungsi Rohingya di Aceh.
c. Kaki Rudi tersandung batu di pinggir jalan raya.
d. Buku ini dirobek orang asing tersebut.
4. Tentukan kohesi dan koherensi dalam wacana berikut ini!
Indonesia memiliki jumlah desa yang jauh lebih banyak dari kelurahan (kota). Jumlah
wilayah administrasi pemerintahan dan pulau di seluruh Indonesia sebanyak 8.506
kelurahan dan 74.961 desa. Hal ini berarti penduduk Indonesia lebih banyak yang
tinggal di desa. Oleh karena itu, desa perlu dibangun dan dikelola secara baik serta
berkelanjutan agar masyarakat desa mampu mandiri dalam mengelola sumber daya
alam dan meningkatkan sumber pendapatan warga desa

Jawab:
A. Kohesi:
1. Kohesi referensial: "jumlah desa yang jauh lebih banyak dari kelurahan
(kota)" mengacu pada perbandingan antara jumlah desa dan kelurahan di
Indonesia, kata "ini" dalam kalimat "Hal ini berarti penduduk Indonesia
lebih banyak yang tinggal di desa" merujuk pada pernyataan sebelumnya
tentang jumlah desa yang lebih banyak daripada kelurahan.
2. Kohesi konjungsi: "Oleh karena itu" menghubungkan antara pernyataan
sebelumnya (jumlah desa yang lebih banyak) dengan pernyataan
berikutnya (pentingnya membangun dan mengelola desa secara baik).

B. Koherensi:
1. Koherensi tematik: Wacana tersebut berfokus pada perbandingan antara
desa dan kelurahan di Indonesia, kemudian membahas pentingnya
pembangunan dan pengelolaan desa.
2. Koherensi informasional: Pernyataan-pernyataan dalam wacana tersebut
memberikan informasi yang saling terkait, seperti jumlah desa dan
kelurahan di Indonesia, jumlah penduduk yang tinggal di desa, serta
pentingnya pembangunan dan pengelolaan desa.

5. Tentukan 2 leksem pada setiap kalimat lalu jelaskan makna konseptual dan asositif dalam
leksem tersebut!
a. Kebanyakan orang yang duduk kursi pemerintahan adalah para sarjana hukum.
b. Karena menerima amplop, kepala lembaga tersebut dipidanakan.

Jawab:

a. Kebanyakan orang yang duduk kursi pemerintahan adalah para sarjana hukum.
1. Orang: Leksem ini mengacu pada manusia atau individu.
- Makna konseptualnya adalah entitas manusia secara umum.
- Makna asosiatifnya: Orang dalam konteks ini merujuk pada individu yang
terlibat dalam politik atau pemerintahan.
2. Sarjana hukum: Leksem ini mengacu pada individu yang telah menyelesaikan
pendidikan tinggi dalam bidang hukum.
- Makna konseptualnya adalah individu yang memiliki pengetahuan dan
kualifikasi dalam bidang hukum.
- Makna asosiatifnya: Sarjana hukum dalam konteks ini merujuk pada individu
yang memiliki keahlian dan kualifikasi yang relevan untuk memahami dan
mengelola masalah hukum dalam konteks pemerintahan.

b. Karena menerima amplop, kepala lembaga tersebut dipidanakan.


1. Menerima: Leksem ini mengacu pada tindakan menerima sesuatu dari orang lain.
- Makna konseptualnya adalah tindakan menerima atau menerima sesuatu.
- Makna asosiatifnya: Menerima dalam konteks ini merujuk pada tindakan
menerima suatu hal yang mungkin terkait dengan praktik korupsi atau suap.
2. Amplop: Leksem ini mengacu pada bungkusan atau kemasan yang digunakan untuk
mengirim surat, dokumen, atau uang.
- Makna konseptualnya adalah benda yang digunakan untuk membungkus dan
melindungi isi.
- Makna asosiatifnya: Amplop dalam konteks ini merujuk pada alat yang mungkin
digunakan untuk memberikan atau menerima suap atau hadiah ilegal.

Anda mungkin juga menyukai