Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/335837800

Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal terhadap Kinerja Usaha Wanita


Wirausaha Kerupuk Udang di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi

Article in Journal of Integrated Agribusiness · June 2019


DOI: 10.33019/jia.v1i1.1020

CITATIONS READS

3 379

1 author:

Elvin Desi Martauli


Bogor Agricultural University
8 PUBLICATIONS 23 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Elvin Desi Martauli on 04 February 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

Journal of Integrated Agribusiness


Website Jurnal : http://jia.ubb.ac.id/
Publikasi Artikel Penelitian

THE EFFECT OF EXTERNAL AND INTERNAL FACTORS TOWARD


OF WOMEN'S ENTREPENEUR PRAWN CRACKERS
IN TANJUNG JABUNG TIMUR DISTRICT JAMBI

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP


KINERJA USAHA WANITA WIRAUSAHA KERUPUK UDANG
DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR JAMBI

Elvin Desi Martaulia


aJurusan Agribisnis, Universitas Quality Berastagi

Karo, Indonesia
Email Korespondensi: elvindesi@ymail.com

Abstract
This study aims to determine the external factors of women's entrepreneurial internal
factors, to determine the effect of external factors and internal factors on the business performance of
women entrepreneurs in shrimp crackers in Tanjung Jabung Timur Regency Jambi. The number of
respondents used in this study were 58 entrepreneurial women. Determination of samples is by using
purposive sampling technique. Data was obtained by using a questionnaire and then processing data
using Partial Least Square (SEM-PLS) version 3.0. The results of the study show that external
factors have a significant effect on internal factors. Variable aspects of government policy have a
dominant influence on increasing female entrepreneurial internal factors. Internal factors which
include aspects of human resources, financial aspects, production and operational aspects and
marketing aspects have a significant influence on the business performance of entrepreneurial women
in East Tanjung Jabung Regency 62%.

Keywords: Business Performance; External Factors; Internal Factors;; Women Entrepreneurs

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor eksternal terhadap faktor internal
wanita wirausaha, untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal dan faktor internal
terhadap kinerja usaha wanita wirausaha kerupuk udang di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Jambi. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 58
orang wanita wirausaha. Penentuan sampel yaitu dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuisoner kemudian dilakukan pengolahan
data menggunakan Partial Least Square (SEM-PLS) versi 3.0. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa bahwa faktor eksternal berpengaruh signifikan terhadap faktor internal. Variabel
aspek kebijakan pemerintah memiliki pengaruh dominan terhadap peningkatan faktor
internal wanita wirausaha. Faktor internal yang meliputi aspek sumber daya manusia,
aspek keuangan, aspek produksi dan operasional serta aspek pemasaran mempunyai

38
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha wanita wirausaha di Kabupaten Tanjung


Jabung Timur 62%.

Kata Kunci: Faktor Eksternal ; Faktor Internal; Kinerja Usaha; Wanita Wirausaha

1. PENDAHULUAN tinggi pada wanita dibandingkan pria,


Saat ini kewirausahaan merupakan sedangkan Indonesia dan Malaysia
bidang yang paling banyak dikuasai oleh memiliki rasio yang seimbang. Hal yang
pria. Ini dikarenakan oleh pria lebih sama juga terdapat pada enam negara
berani dalam mengambil keputusan ASEAN yang disurvei oleh Global
dalam kegiatan usahanya (Casson et al., Entrepreneuship Monitor pada tahun
2006). Hampir diseluruh negara-negara di 2015-2016 yaitu jumlah wanita wirausaha
dunia, kegiatan produktivitas yang nonpemula lebih banyak pada pria. Di
dijalankan oleh wanita lebih rendah lingkup global, enam negara ASEAN
dibandingkan oleh pria. Sehingga hal ini secara umum membentuk area dengan
menyebabkan terjadinya kesenjangan persamaan gender yang lebih baik di
dalam pendapatan disegala bentuk antara area lainnya (Kelley et al, 2014).
aktivitas ekonomi. Partisipasi wanita Pada tahun 2013 jumlah UMKM di
sebagai wirausaha meningkat cukup Indonesia yaitu 56 juta unit usaha, namun
signifikan selama satu dekade terakhir pemilik usaha ini tidak semuanya
baik itu di negara-negara maju maupun dihitung sebagai wirausaha dengan
negara berkembang walaupun jika dilihat penilaian Kemenkop yaitu hanya
dari pertumbuhan jumlah wanita pemilik berjumlah 1.65 persen dari 250 juta
usaha (women-owned business) secara penduduk (Sasongko, 2015).
sistematis tetap lebih rendah jika Salah satu industri yang banyak
dibandingkan dengan pria (Widowati, digeluti oleh wirausaha wanita di
2012). Indonesia adalah industri rumahan
Keberadaan wirausaha wanita (Women Review, 2012). Industri rumahan
dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah suatu sistem produksi yang
(UMKM) di Indonesia memiliki peran menghasilkan produk melalui proses nilai
dalam meningkatkan perekonomian tambah dari bahan baku tertentu, yang
negara. Pertumbuhan UMKM yang dikerjakan di lokasi rumah dan bukan di
dimiliki wanita di Indonesia ternyata pabrik. Pada gambar 1, mayoritas
berada pada posisi ke tiga tertinggi di kategori usaha yang dijalankan oleh
Asia Pasifik menurut Global wirausaha wanita di Kabupaten Tanjung
Entrepreneuship Monitor 2015-2016. Jabung Timur adalah usaha yang
Terlihat dari aktivitas kewirausahaan berkaitan dengan pangan. Usaha yang
usaha baru dibandingkan dengan negara- berkaitan dengan pangan merupakan
negara di Asia Tenggara, dengan nilai olahan makanan yang telah memiliki nilai
Total Early-stage Entrepreneurial Activity tambah (added value) dalam proses
(TEA) antara wanita dan pria yang tidak pengolahannya, seperti pemasakan,
berbeda jauh, yaitu wanita 25% dan pria kemasan dan penjualan/pemasaran.
26% (Nawangpalupi et al. 2014). Menurut Pemilihan Kabupaten Tanjung Jabung
Kelley et al (2014), di negara-negara Timur dikarenakan daerah pesisir pantai
ASEAN, wanita adalah kontributor yang hasil utamanya adalah perikanan
penting dalam aktivitas kewirausahaan. laut. Sehingga menjadi peluang besar
Filipina, Vietnam dan Thailand memiliki untuk dapat pengembangan kerupuk
rasio presentase wirausaha pemula lebih udang.

39
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

2. LANDASAN TEORI
2.1. Teori Kewirausahaan dan Wanita
Wirusaha
Baldacchino (2009), menyatakan
bahwa kewirausahaan merupakan
kemampuan kreatif dan inovatif sebagai
dasar, kiat, dan sumberdaya untuk
mencari peluang menuju sukses. Inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan
Gambar 1: Diagram Struktur Ekonomi berbeda melalui berpikir kreatif dan
Sumber :Kabupaten Tanjung Jabung bertindak inovatif untuk menciptakan
Timur (2016) peluang. Kreativitas: kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan cara-
Masalah yang dihadapi oleh cara baru dalam pemecahan masalah dan
wirausaha wanita adalah sebagian besar menemukan peluang. Disimpulkan
kinerja usaha yang dijalankan oleh bahwa kreativitas adalah memikirkan
wirausaha wanita di Kabupaten Tanjung sesuatu yang baru dan berbeda. Inovasi
Jabung Timur belum sepenuhnya merupakan kemampuan untuk
mengalami kemajuan. Hal ini terlihat dari menerapkan kreativitas dalam rangka
belum mengalami pertumbuhan usaha. pemecahan masalah dan menemukan
Usaha yang dijalankan oleh wanita peluang. Disimpulkan bahwa inovasi
wirausaha masih kurangnya modal, adalah kemampuan untuk melakukan
pelatihan yang masih kurang, promosi sesuatu yang baru dan berbeda. Seorang
produk yang masih kurang, tidak mau wirausahawan harus memiliki ide-ide
mengambil risiko, baik dalam hal baru yang dihasilkan dari suatu
membuat produk baru ataupun kreativitas. Kreativitas inilah yang akan
memperluas pasar, dan tidak adanya membawa wirausahawan untuk
kebijakan maupun dorongan pemerintah. berinovasi terhadap usahanya.
Selain itu juga terdapat kendala lain pada Peran kewirausahaan dalam
aspek sumberdaya manusia dan teknologi kegiatan perekonomian suatu negara
serta rendahnya penguasaan wanita dilihat ditentukan dari wirausaha yang
terhadap aset produksi. Permasalahan berpikir kreatif dan berperilaku inovatif
yang sering dihadapi wanita wirausaha yang dijadikan sebagai dasar,
kecil terutama dalam hal pemasaran, sumberdaya, tenaga penggerak, tujuan
peningkatan kualitas produk, manajemen siasat dalam menghadapi tantangan
usaha dan akses perbankan. hidup yang dilakukan dengan keberanian
Permasalahan yang muncul erat untuk menghadapi risiko (Bygrave dan
kaitannya dengan bagaimana kinerja Zacharakis 2010).
usaha dari usaha mikro tersebut berjalan.
Berdasarkan latar belakang penelitian, 2.2. Faktor Eksternal
maka rumusan permasalah penelitian ini Pearce dan Robinson (2011)
adalah : (1) Bagaimana pengaruh faktor menjelaskan bahwa faktor eksternal
eksternal terhadap faktor internal wanita mempengaruhi sebuah perusahaan dalam
wirausaha kerupuk udang di Kabupaten menentukan arah dan tindakan yang akan
Tanjung Jabung Timur; (2) Bagaimana dilakukan perusahaan. Faktor eksternal
pengaruh faktor eksternal dan faktor akan mempengaruhi struktur organisasi
internal terhadap kinerja usaha wanita dan proses internal perusahaan. Faktor
wirausaha kerupuk udang di Kabupaten eksternal dibagi menjadi 3 sub kategori
Tanjung Jabung Timur yang saling berkaitan yaitu: (1)

40
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

Lingkungan jauh atau remote tidak mampu menguasai teknologi, dan


environment (ekonomi, sosial, politik, lokasi yang tidak strategis (Zimmerer et.
teknologi, ekologi); (2) Lingkungan al.,2008). Faktor internal meliputi area
industri atau industry environment fungsional bisnis, termasuk manajemen,
(hambatan masuk, kekuatan pemasok, pemasaran, keuangan/akuntansi,
kekuatan pembeli, ketersediaan produk produksi, operasi, dan sistem informasi
pengganti, persaingan kompetitif; dan (3) manajemen. Faktor internal menjadi dasar
Lingkungan operasional atau operating guna membangun tujuan dan strategi
environment (pesaing, pemberi kredit, dalam menciptakan kekuatan dan
pelanggan, pasar tenaga kerja, pemasok). mengatasi kelemahan organisasi (David,
Faktor eksternal yang positif akan 2009). Dimensi faktor internal meliputi: (1)
membantu perusahaan mencapai tujuan. aspek sumber daya manusia; (2) aspek
Perusahaan menganalisis faktor-faktor keuangan; (3) aspek teknis dan
yang paling berpengaruh terhadap operasional; dan (4) aspek pasar dan
perusahaan dengan melihat peluang yang pemasaran (Sandra dan Purwanto, 2015).
berada di lingkungan eksternal, dan
melakukan penyesuaian dengan 2.4. Kinerja usaha Wanita Wirausaha
mempertimbangkan keadaan dan Rangkuti (2013) menyatakan
kompetensi inti perusahaan untuk kinerja usaha diukur berdasarkan faktor
mencapai tujuan (Zimmerer et. al., 2008). eksternal dan faktor internal dalam
organisasi. Faktor eksternal dan faktor
2.3. Faktor Internal internal digambarkan dalam bentuk
Faktor internal merepresentasikan analisis SWOT, dimana Opportunities dan
bidang sumber daya manusia, produksi, Threats sebagai faktor eksternal
pemasaran dan pengembangan produk sedangkan Strengths dan Weaknesses
yang memberikan gambaran terhadap sebagai faktor internal. Sedangkan Sandra
keadaan perusahaan. Faktor-faktor dan Purwanto (2015) meliputi
internal yang positif dapat digunakan pertumbuhan penjualan, modal tenaga
perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, kerja, pemasaran dan laba.
dan tujuan. Faktor ini mencakup Berdasarkan telaah pustaka yang
keterampilan atau pengetahuan, citra telah dipaparkan pada bagian
publik yang positif, tenaga penjualan sebelumnya, maka dibangunlah sebuah
yang berpengalaman, pelanggan yang kerangka pikir yang akan diuji
loyal, dan faktor-faktor lainnya. hubungannya melalui penelitian ini.
Sebaliknya faktor internal yang negatif Adapun model yang dikonstruksi sebagai
harus dihindari oleh perusahaan karena kerangka pikir dalam penelitian ini
akan menghambat perusahaan dalam disajikan pada Gambar 2.
mencapai tujuan, misalnya kekurangan
modal, kekurangan pekerja terampil,

Faktor Internal :
▪ Aspek Sumber Daya
Manusia (SDM)
Aspek Keuangan
▪ Aspek Operasional
▪ Aspek Pasar dan Pemasaran
Kinerja Usaha Wanita
Wirausaha :
▪ Volume penjualan
▪ Pendapatan
Faktor Eksternal : ▪ Wilayah Pemasaran
▪ Aspek sosial budaya
▪ Aspek kebijakan pemerintah 41
▪ Aspek peran lembaga terkait
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

Gambar 2 : Model Penelitian faktor eksternal dan internal terhadap kinerja usaha

3. METODE PENELITIAN variabel yang diuji pada penelitian ini


Penelitian ini dilakukan di yaitu variabel endogen dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Provinsi Jambi. Pada tabel 1 menjelaskan
variabel eksogen. Penelitian ini purposive sampling merupakan teknik
menggunakan data primer yang diperoleh penentuan sampel dengan pertimbangan
dengan menggunakan alat bantu tertentu yaitu sampel yang diambil
kuesioner. Sampel yang digunakan pada sebagai subjek penelitian adalah sampel
penelitian ini diperoleh dengan yang memenuhi kriteria wanita
menggunakan teknik purposive sampling wirausaha. Jumlah sampel yang diteliti
(Sugiyono, 2009) menyatakan bahwa sebanyak 58 orang.

Tabel 1. Variabel laten dan manifest (indikator) pada model persamaan structural
Variabel laten Variabel manifest Sumber
Internal (laten Aspek sumber daya manusia (INT1) Sandra dan Purwanto
eksogen) Aspek keuangan (INT2) (2015); Zimmerer et. al.
Aspek produksi dan operasional (INT3) (2008)
Aspek pasar dan pemasaran (INT4)
Eksternal (laten Aspek sosial budaya (EKS1) Zimmerer et. al. (2008);
endogen) Aspek kebijakan pemerintah (EKS2) Pearce dan Robinson
Aspek peran lembaga terkait (EKS3) (2011)
Kinerja Usaha Volume Penjualan (KIN1) Sandra dan Purwanto
(Laten endogen) Pendapatan (KIN2) (2015)
Wilayah pemasaran (KIN3)

3.1. Analisis Structural Equation nj = ∑ 𝛽𝑗 𝑛𝑖 + ∑ 𝛾𝑗 + 𝜉𝑏 + Ϛ𝑗


Modelling (SEM)
Metode PLS-SEM merupakan dimana :
metode analisis yang powerfull oleh karena i.b : menyatakan indeks range
tidak didasarkan banyak asumsi. Data sepanjang i dan b
yang dipergunakan tidak harus j : menyatakan jumlah variabel
berdistribusi normal multivariate atau laten endogen
indikator dengan skala, ordinal, interval Βji : menyatakan koefisien jalur yang
sampai rasio dapat digunakan sebagai menghubungkan variabel laten
sampel dalam model ini dan sampel endogen
dengan pendekatan Partial Least Square (η) : dengan endogen (η)
(PLS) tidak harus besar (Ghazali, 2012). γjb : menyatakan koefisien jalur yang
SEM dengan PLS terdiri tiga komponen, menghubungkan variable laten
yaitu: endogen
(η) dengan eksogen (ξ)
a. Model struktural (inner model) ζ : menyatakan tingkat kesalahan
Model struktural atau inner model pengukuran (inner residual
menggambarkan hubungan antar variabel variable)
laten yang dibentuk berdasarkan
substansi teori. Persamaan model b. Model pengukuran (outer model)
struktural dengan menggunakan SEM- Model pengukuran atau outer
PLS: model menggambarkan hubungan antara
variabel laten dengan variabel indiktor

42
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

(manifest). Pada model pengukuran Persamaan untuk model indikator


terdapat dua jenis model yaitu model formatif:
indikator formatif dan model indikator 𝜉𝑏 = П𝑥 𝜉𝑋2 + 𝛿𝜉
refleksif. Model refleksif terjadi apabila
𝜂 = П𝑦 𝜉𝑋2 + 𝛿𝑛
variabel manifest dipengaruhi oleh
variabel laten, sedangkan model formatif dimana :
mengasumsikan bahwa variabel manifest Пx , : menyatakan seperti koefisien
mempengaruhi variabel laten dengan arah Пy regresi berganda dari variabel
kausalitas mengalir dari variabel manifest laten terhadap indikator
menuju variabel laten. Berikut ini δξ : menyatakan tingkat kesalahan
merupakan persamaan untuk model ,εη pengukuran (residual error)
indikator refleksif SEM-PLS:
𝑥 = 𝜆𝑥 𝜉 + 𝜀𝑥
𝑦 = 𝜆𝑦 𝜂 + 𝜀𝑦 c. Skema pembobotan (weight relation)
Skema pembobotan atau weight
dimana : relation merupakan ciri khusus SEM-PLS
dan tidak ada pada SEM berbasis
x : menyatakan indikator untuk
kovarian. Persamaaan untuk weight
variabel laten eksogen (ξ)
relation adalah:
Y : menyatakan indikator untuk
variabel laten endogen (η) 𝜉𝑏 = ∑ 𝑘 𝑊𝑘 𝑋𝑘
λx : menyatakan loading matrix yang
, menggambarkan seperti 𝜂𝑖 = ∑ 𝑘 𝑊𝑘 𝑦𝑘
λy koefisien regresi sederhana yang dimana:
menghubungkan variabel laten wkb, : menyatakan bobot k yang
dengan indikatornya wki digunakan untuk
mengestimasi variabel laten ξb
dan ηi

4. HASIL DAN PEMABAHASAN dengan mempresentasikan varians umur


4.1. Analisis Evaluasi Model dari indikator dengan konstruknya,
Pengukuran (outer model) dengan melihat nilai dari AVE lebih besar
Tujuan dari evaluasi model dari 0,5. Nilai 0,5 pada AVE memberikan
pengukuran (outer model atau measurement pengertian bahwa semakin tinggi nilai
model) adalah bagaimana setiap indikator reabilitas indikator dalam
yang berhubungan dengan variabel mempresentasikan konstruknya. Nilai
latennya. Evaluasi model pengukuran Composite Reliability (CR) harus lebih besar
dilakukan terhadap konstruk yang dari 0,7 dapat dikatakan baik (Latan dan
direflesikan oleh indikator-indikator Ghazali, 2012). Semakin tinggi nilai dari
didalamnya. Nilai loading factor (λ) untuk Composite Reliability (CR), ini
merefleksif indikator yang diukur menunjukkan bahwa semakin tinggi
dikatakan tinggi jika memiliki nilai loading reabilitas dari indikator untuk dapat
factor (λ) lebih dari 0,7. Akan tetapi pada mempresentasikan dari variabel
tahap awal penelitian, skala pengukuran konstruknya. Dengan demikian dapat
nilai loading factor (λ) yaitu 0,5 sampai 0,6 diberi kesimpulan bahwa indikator-
sudah diangap cukup (Latan dan Ghazali, indikator yang dipergunakan dalam
2012). penelitian dapat mengukur konstruk
Evaluasi model pengukuran juga dengan tepat dan benar. Berdasarkan hasil
memiliki tujuan lain yaitu dengan evaluasi model pengukuran (outer model)
melakukan validitas konvergen, artinya pada tahap awal berdasarkan standardized

43
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

nilai loading factor tahap awal dalam 3.


penelitian ini dapat dilihat pada Gambar

Gambar 3 : Standardized loading factor awal pada model pengukuran pengaruh faktor
eksternal dan internal terhadap kinerja usaha

Gambar 3, menjelaskkan bahwa 1.96. Berdasarkan hasil dari alogaritma


hasil evaluasi model pengukuran pada PLS-SEM ini dengan model, maka
tahap awal menunjukkan bahwa semua diperoleh hasil akhir model yang dapat
indikator variabel yang digunakan dipergunakan untuk proses evaluasi
memiliki nilai loading factor (λ) yaitu 0,5. model structural yang dapat dilihat pada
Selanjutnya tahapan kedua yaitu uji Gambar 4.
validitas dengan nilai t-value lebih dari

Gambar 4 : Nilai t-value struktural pengaruh faktor eksternal dan internal terhadap
kinerja usaha wanita wirausaha

Proses alogaritma yang telah reliabilitas dari konstruk tersebut.


mengalami perbaikan, dimana hasil yang Evaluasi model pengukuran reflektif
diperoleh juga telah reliabel dengan dilakukan dengan menggunakan kriteria
persyaratan dari PLS-SEM pada Gambar yaitu Composite Reliability, Average Variance
4. Semua indikator dalam penelitian ini Extracted (AVE). Composite reliability
berbentuk reflektif sehingga analisis menunjukkan konsistensi internal dengan
model outer termasuk dalam model standar nilai diatas 0,7. Average Variance
reflektif. Analisis model pengukuran Extracted (AVE) menunjukkan bahwa
konstruk dengan indikator reflektif validitas konstruk dengan standar nilai
bertujuan untuk melihat validitas dari lebih besar dari 0,5 (Latan dan Ghazali
masing-masing indikator dan menguji 2012), model memiliki kriteria baik pada

44
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

masing-masing variabel laten dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Reabilitas model berdasarkan nilai AVE dan Composite Reability


Variabel Laten AVE Composite Keterangan
Reliability
Faktor Eksternal 0,784 0,879 reliabel
Faktor Internal 0,752 0,923 reliabel
Kinerja Usaha 0,646 0,844 reliabel

Tabel 2, menunjukkan bahwa Tujuan dari evaluasi model


seluruh variabel-variabel laten yang struktural (inner model) yaitu untuk
diukur dalam penelitian ini memiliki nilai melihat hubungan antar variabel laten
Average Variance Extracted (AVE) sebesar dengan konstruknya. Salah satu cara
0,5 dan Composite Reliability yang lebih untuk melihat evaluasi model struktural
besar dibandingkan dengan 0,7 sehingga dapat melalui nilai R-Square (R2) pada
dapat dikatakan bahwa semua variabel variabel endogen yang diamati, dan nilai
laten reliabel. estimasi koefisien jalur (Latan dan
Ghazali, 2012). Nilai R-Square (R2) yang
4.2. Analisis Evaluasi Model Struktural diperoleh dalam penelitian ini dapat
(Inner Model) dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sebaran nilai R-Square (R2) pada analisis evaluasi model struktural
Variabel Laten R-Square
Kinerja Usaha 0,948
Faktor Internal 0,240

Tabel 3, menunjukkan bahwa nilai dilakukan dengan metode resampling


R-square dari variabel yang (Non Parametrik). Bootsrapping dalam
mempengaruhi kinerja usaha. Dimana penelitian ini digunakan dalam metode
nilai dari kinerja usaha yaitu 0,948, artinya resampling. Latan dan Ghazali (2012)
variabel laten faktor eksternal dan faktor bootsrapping baik untuk digunakan dalam
internal mampu untuk dapat menjelaskan metode resampling seperti yang
kinerja usaha sebesar 94,8%, sisanya digunakan dalam PLS SEM ini. Hasil uji
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak signifikansi untuk seluruh hipotesisi yang
terdapat di dalam penelitian. dibuat dalam penelitian ini dapat dilihat
Uji signifikansi dari koefisien pada Tabel 4.
parameter jalur dalam PLS-SEM,

Tabel 4. Nilai koefisien jalur, rataan, simpangan baku, t-value


Original Sample Standard T Statistics
Sample Mean Deviation (|O/STERR|)
(O) (M) (STDEV)
EKS1 Faktor Eksternal 0,814 0,812 0,048 16,885
EKS2 Faktor Eksternal 0,874 0,877 0,028 31,589
EKS3 Faktor Eksternal 0,509 0,488 0,150 3,396
INT1 Faktor Internal 0,916 0,917 0,150 42,076
INT2 Faktor Internal 0,922 0,922 0,022 41,891
INT3 Faktor Internal 0,686 0,685 0,022 8,533
INT4 Faktor Internal 0,921 0,921 0,080 42,022
KIN1 Kinerja Usaha 0,795 0,799 0,045 17,492

45
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

KIN2 Kinerja Usaha 0,901 0,903 0,022 40,284


KIN3 Kinerja Usaha 0,703 0,697 0,078 8,972
Analisis lebih detail tentang faktor Hasil analisis PLS-SEM terhadap
eksternal dan faktor internal yang model menunjukkan bahwa faktor
mempengaruhi kinerja usaha wanita eksternal dan faktor internal usaha wanita
wirausaha kerupuk udang dan bagaimana wirausaha kerupuk udang di Kabupaten
masing-masing variabel laten terhadap Tanjung Timur berpengaruh terhadap
kinerja usaha kerupuk udang di kinerja usaha. Hal ini dikarenakan pada
Kabupaten Tanjung Jabung Timur akan kedua variabel yang digunakan memiliki
dibahas secara rinci pada bagian ini. nilai t-value lebih besar dari 1,96, nilai
koefisien korelasi parameter jalur variabel
4.3. Pengaruh Faktor Eksternal dan faktor eksternal dan faktor internal dapat
Faktor Internal Terhadap Kinerja dilihat pada Tabel 5.
Usaha Wanita Wirausaha

Tabel 5. Koefisien parameter jalur faktor lingkungan eksternal dan faktor internal
terhadap kinerja usaha
Original
Hipotesisi Sample t-value Keterangan
(O)
Faktor Eksternal Faktor Internal 0,567 7,265 Signifikan
Faktor Eksternal Kinerja Usaha 0,742 13,943 Signifikan
Faktor Internal Kinerja Usaha 0,326 6,234 Signifikan

Tabel 5, menunjukkan bahwa yang tinggi terhadap kinerja usaha


faktor eksternal dan faktor internal dengan nilai t-value sebesar 13,943.
memiliki peran dalam peningkatan kinerja Wanita wirausaha mengganggap aspek
usaha. Hal ini sesuai dengan penelitian kebijakan pemerintah merupakan yang
yang menjelaskan pengaruh lingkungan paling dominan dalam mengukur
internal dan eksternal dalam lingkungan eksternal. Oleh sebab itu,
meningkatkan keberhasilan usaha wanita wirausaha membutuhkan lebih
(Sumantri, 2013; Puspitasari, 2013). Tabel banyak permintaan pasar, pembinaan,
5, menunjukkan hasil SEM-PLS pada promosi dan pelatihan yang mendukung
variabel faktor internal dengan nilai t- kegiatan yang dilakukan oleh wanita
value sebesar 6,234. Artinya bahwa untuk berwirausaha (walaupun peraturan
peningkatan terhadap aspek sumber daya atau izin usaha yang ada sekarang belum
manusia (SDM), aspek keuangan, aspek meningkatkan kinerja usaha secara
produksi dan operasional, aspek pasar merata). Ini dikarenakan dukungan
dan pemasaran akan meningkatkan pemerintah yang telah baik, tetapi aspek
kinerja usaha wanita wirausaha. Jika peran perbankan yang kurang akan
dilihat dari kondisi dilapangan diketahui mempengaruhi minat wanita dalam
bahwa ketersediaan bahan baku utama berwirausaha. Hal ini berguna untuk
pembuatan kerupuk udang yang mengembangkan usaha wirausaha wanita
mencukupi mengakibatkan proses pada masa yang akan datang. Sesuai
produksi akan tetap dapat berlanjut dengan penelitian Munizu (2010)
dalam jangka waktu yang lama. Sehingga menyatakan bahwa usaha kecil dan mikro
wanita wirausaha tidak perlu khawatir akan tumbuh bilamana lingkungan aturan
dalam hal input produksi. atau kebijakan mendukung, lingkungan
Variabel faktor eksternal pada makro ekonomi dikelola dengan baik,
Tabel 5, memiliki pengaruh signifikan stabil, dan dapat diprediksi, informasi

46
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

yang dapat dipercaya dan mudah diakses, indikator tersebut, kebijakan pemerintah
dan lingkungan sosial mendorong dan merupakan indikator yang memiliki
menghargai keberhasilan usaha tersebut. pengaruh terbesar dengan nilai loading
factor 0,874. Seluruh indikator pada
variabel lingkungan eksternal memiliki
Kontribusi Indikator Terhadap Faktor pengaruh signifikan terhadap kinerja
Eksternal usaha. Hal itu dikarenakan |t-hitung| > t-
Variabel faktor eksternal seperti tabel (1,96) untuk setiap indikator yang
aspek sosial budaya, aspek kebijakan dan dapat dilihat pada tabel 6.
aspek peran lembaga terkait. Diantara

Tabel 6. Loading factor dan t-value indikator terhadap faktor eksternal


No Simbol Indikator Loading Factor t-value
1. EKS1 Aspek sosial budaya 0,814 16,477
2. EKS2 Aspek kebijakan pemerintah 0,874 33,962
3. EKS3 Aspek Peran Lembaga Terkait 0,509 3,609

Tabel 6, menunjukkan aspek sosial pengukus. Akan tetapi untuk bantuan


budaya memiliki loading factor sebesar permodalan masih belum ada. Penyiapan
0,814. Kondisi dilapangan bahwa usaha lokasi usaha sudah terkonsentrasi pada
kerupuk udang ini membuat produktif satu kawasan yang di anggap sebagai
wanita disekitar daerah tersebut. Awalnya lokasi produksi perikanan laut. Abimbola
wanita wirausaha hanya sebagai ibu RT. dan Agboola (2011) yang menyatakan
Hasil ini lain mengindikasikan bahwa bahwa lingkungan, dalam pengertian ini
walaupun secara umum pertumbuhan meliputi faktor seperti infrastruktur,
ekonomi wilayah relatif baik dalam budaya, ekonomi, sosial, dan lingkungan
menstimuli pengembangan usaha mikro politik (lingkungan eksternal) telah
dan kecil, akan tetapi keberadaan usaha ditemukan mampu menghambat atau
tersebut tidak secara langsung dan memfasilitasi kegiatan kewirausahaan
signifikan dapat meningkatkan dalam masyarakat manapun.
pendapatan masyarakat setempat. Peran lembaga terkait seperti
Indikator kebijakan pemerintah perbankan maupun lembaga keuangan
seperti pembinaan yang dilakukan (Tabel 6). Akses peminjaman keuangan
pemerintah daerah Kabupaten Tanjung yang masih kurang dirasakan oleh wanita
Jabung Timur, diperoleh hasil yang wirausaha. Walaupun dahulu terdapat
dikategorikan tinggi. Peran pemerintah beberapa wanita wirausaha yang
dirasakan cukup berarti bagi wanita memperoleh pinjaman dari Bank
wirausaha dalam menjalankan usahanya, Indonesia, tetapi sekarang sulit untuk
melalui pelatihan yang diberikan mengajukan proposal. Dikarenakan
pemerintah wanita wiruasaha seperti membutuhkan waktu dalam pembuatan
pelatihan pembuatan kerupuk udang proposal dan cukup sulit dirasakan oleh
yang berkualitas. Selain itu juga wanita wirausaha. Wanita wirausaha
monitoring kualitas kerupuk udang hanya mengandalkan keuntungan usaha
dilakukan rutin sebulan sekali untuk untuk keberlanjutan usaha kedepannya.
mengetahui peningkatan usaha. Berbagai Pentingnya pengaruh lingkungan
upaya telah dilakukan oleh pemerintah organisasi dan kelembagaan juga
untuk menumbuhkan usaha tersebut. dikemukakan oleh Onwurafor dan
Salah satunya adalah bantuan peralatan Enwelu (2013) bahwa seseorang yang
seperti mesin penghalus udang, hidup dan dibesarkan dalam lingkungan
freezer/kulkas pendingin bahan baku organisasi yang kondusif dan menantang,
udng, pemotong kerupuk dan panci terbuka dan fleksibel akan menjadi

47
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

seorang wirausaha yang berhasil yang pemasaran, aspek keuangan, produksi


memiliki motivasi yang besar, mandiri dan operasional. Empat indikator yang
dan responsif terhadap risiko. digunakan, indikator aspek keuangan
yang memiliki nilai loading factor yang
Kontribusi Indikator Terhadap Faktor paling tinggi diantara ketiganya. Seluruh
Internal indikator pada variabel lingkungan
Variabel faktor internal memiliki internal memiliki pengaruh signifikan
empat indikator sebagai media terhadap variabel perilaku kewirausahaan
pengukuran. Empat indikator tersebut dan kinerja usaha dapat dilihat pada
antara lain seperti aspek sumber daya Tabel 7.
manusia (SDM), aspek pasar dan

Tabel 7. Loading factor dan t-value indikator terhadap faktor internal


No Simbol Indikator Loading Factor t-value
1. INT1 Aspek sumber daya manusia 0,916 42,466
2. INT2 Aspek keuangan 0,922 42,208
3. INT3 Aspek produksi dan operasional 0,686 9,099
4. INT4 Aspek pasar dan pemasaran 0,921 39,863

Pada tabel 7, menunjukkan aspek Rp1 juta sehingga dengan modal yang
sumber daya manusia berada pada masih kecil ini maka perkembangan
kategori baik. Pengalaman/lama berusaha usahanya menjadi lamban. Modal yang
pada bidang usaha sejenis merupakan digunakan dalam usahanya diperoleh
kekuatan utama bagi wanita wirausaha. wanita wirausaha dari suami ataupun
Pendidikan dan pelatihan yang relatif keluarga. Berdasarkan wawancara
rendah bukan merupakan suatu dilapangan bahwa modal yang
hambatan untuk memulai usaha, dan ditanamkan pada awal usaha telah
mengembangkannya lebih maju. Adanya kembali bahwa sebagian telah
motivasi yang tinggi, jiwa dan mental mendapatkan keuntungan yang cukup
berwirausaha dan keberanian dalam besar. Keuntungan yang diperoleh di
mengambil risiko merupakan modal akumulasikan untuk usaha berikutnya.
utama untuk memajukan usaha kerupuk Aspek produksi dan operasional
udang. pada Tabel 7, terdapat indikator
Aspek keuangan merupakan ketersediaan bahan baku yang kontinue
faktor utama yang memulai bisnis yang dapat menjadi modal utama agar usaha
dijalankan dalam setiap kegiatan usaha. dapat terus berlanjut. Kondisi wilayah di
Modal usaha terbatas pada wirausaha Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang
wanita skala rumahan, sehingga untuk merupakan daerah pesisir laut menjadi
meningkatkan volume penjualan wanita keunggulan dalam memperoleh udang.
wirausaha membutuhkan ketersediaan Ini dikarenakan, sebagian dari masyarakat
modal. Agar memiliki modal, mayoritas kabupaten merupakan nelayan. Harga
dari wanita wirausaha harus menunggu udang sebagai bahan baku tidaklah begitu
produknya terjual agar memiliki modal mahal, berkisar antara Rp 5.000 sampai Rp
untuk menjalankan usahanya lagi. Selain 15.000. Jenis udang yang digunakan untuk
itu, perbedaan jumlah modal awal usaha pembuatan kerupuk adalah udang
akan menentukan dan mempengaruhi berwarna putih. Ini dipilih karena udang
pertumbuhan usaha (Sumantri, 2013). jenis ini membuat warna kerupuk yang
Modal yang digunakan oleh wanita dihasilkan berwarna putih. Kemudahan
wirausaha mendirikan usahanya, rata-rata memperoleh bahan baku, dan lain-lain
modal awal dikeluarkan wanita akan memotivasi dan membuat wanita
wirausaha masih rendah yaitu Rp 500 rb- wirausaha menjadi lebih kreatif. Oleh

48
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

sebab itu, penguatan dari sisi internal pencatatan arus kas masuk dan keluar
manajemen usaha diperlukan untuk dari usahanya untuk dapat memudahkan
memberikan motivasi ataupun kreatifitas pemisahan antara kebutuhan pribadi
bagi wirausaha wanita agar lebih maju maupun usaha sehingga usaha dapat
dan tetap memilih wirausaha sebagai berlanjut.
pekerjaan wanita wirausaha.
Aspek pemasaran hasil produksi Kontribusi Indikator Terhadap Kinerja
pada tabel 7, dimana masing-masing dari Usaha
wanita wirausaha menerapkan harga Variabel kinerja usaha dalam
sesuai dengan keinginan mereka rata-rata penelitian ini diukur dari tiga indikator
yaitu Rp 50.000/kg. Pencatatan finansial yaitu pendapatan usaha, wilayah
atau keluar masuknya uang dalam usaha pemasaran dan volume penjualan.
sangat penting, ini dikarenakan akan indikator yang paling dominan
menentukan keberlanjutan usaha yang mencerminkan kinerja usaha adalah
dijalankan (David, 2011). Berdasarkan pendapatan usaha dengan nilai loading
kondisi dilapangan jika dilihat dari nilai factor sebesar 0,901 pada Tabel 8.
loading factor sebesar 0,922 artinya sudah
ada sebagian dari wanita wirausaha
belajar untuk dapat melakukan

Tabel 8. Loading factor dan t-value indikator terhadap kinerja usaha


No Simbol Indikator Loading Factor t-value
1. KIN1 Volume penjualan 0,795 17,022
2. KIN2 Pendapatan 0,901 41,255
3. KIN3 Wilayah pemasaran 0,703 9,026

Tabel 8, menunjukkan bahwa pada dengan λ=0,703, dalam perkembangannya


indikator kinerja usaha pada indikator saat ini, wanita wirausaha cukup baik
pendapatan yang diperoleh dari usaha untuk dapat melakukan promosi dengan
kerupuk udang ini mengalami bantuan pemerintah dengan mengikuti ba
peningkatan atau paling tidak modal zar. Selain itu juga, wilayah Kabupaten
kembali menurut wanita wirausaha. Tanjung Jabung Timur yang berdekatan
Meskipun pendapatan yang diperoleh dengan Malaysia dan Singapore menjadi
wanita wirausaha belum begitu keuntungan. Dimana sebagian dari
signifikan, tetapi pendapatan yang masyarakat membawa hasil kerupuk
diperoleh sudah mampu membantu udang untuk dapat dijual melalui wilayah
perekonomian keluarga, serta dapat Kepulauan Batam.
dijadikan tabungan. Jika dilihat dari
indikator perluasan wilayah pemasaran
pengaruh yang cukup baik untuk
KESIMPULAN DAN SARAN perkembangan peningkatan usaha.
Berdasarkan hasil analisis yang 2. Faktor internal yang meliputi aspek
telah diuraikan, maka disimpulkan sumber daya manusia, aspek
sebagai berikut: keuangan, aspek produksi dan
1. Faktor eksternal yang meliputi aspek operasional serta aspek pemasaran
kebijakan pemerintah, aspek sosial dan mempunyai pengaruh signifikan
ekonomi serta aspek peranan lembaga terhadap kinerja usaha wanita
terkait mempunyai pengaruh wirausaha kerupuk udang di
signifikan terhadap faktor internal Kabupaten Tanjung Jabung Timur
wanita wirausaha kerupuk udang. dengan t-value sebesar 62%.
Aspek kebijakan pemerintah memiliki

49
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

Saran yang dapat diberikan untuk produktivitas kerupuk udang


meningkatkan kinerja usaha wanita dikarenakan potensi sumber daya alam
wirausaha adalah perlu kerjasama yang tersedia kontinue.
pemerintah untuk dapat meningkatkan

DAFTAR PUSTAKA

Abimbola, O. H. and Agboola, G. M. (2011). Environmental Factors and Entrepreneurship


Development in Nigeria. Journal of Sustainable Development in Africa 13 (4).
Baldacchino. 2008. “Entrepreneurial Creativity and Innovation” The First International
Conference on Strategic Innovation and FutureCreation. Malta.University of Malta.
[BPS] Badan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2016. Diagram Struktur Ekonomi
Kabupaten Tanjung Jabung Timur (2016). Tanjung Jabung Timur (ID): BPS Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
Bygrave WD, Zacharakis A. 2010. The Portable MBA in Entrepreneurship: Fourth Edition. New
Jersey (US): John Willey & Sons Inc.
Casson M, Yeung B, Basu A, Wadeson N. 2006. The Oxford Handbook of Entrepreneurship. New
York (US): Oxford University Press Inc.
David, Fred R. 2009. Strategic Management: Concepts and Cases, Twelfth Edition, Pearson
Prentice Hall, New Jersey.
David FR. 2011. Strategic Management: Concept and Cases, Thirteenth Edition, Pearson
Education, Inc., New Jersey.Latan H, Ghozali I. 2012. Partial least square Konsep, Teknik
dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang (ID): Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Munizu, Musran. Pengaruh Faktor-faktor Eksternal dan Internal Terhadap Kinerja Usaha
Mikro dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahan,
Vol. 12 No.1, Maret 2010; 33-41.
Nawangpalupi CB, Pawitan G, Gunawan A, Widyarini M, Iskandarsjah T. 2014. Global
Entrepreneurship Monitor 2013 Indonesia Report. Bandung (ID) : Universitas Katolik
Parahyangan.
Onwurafor EU, Enwelu IA. 2013. Rural Women Entrepreneurship in Agro- Food Processing
in Enugu State Nigeria. International Journal of Research Natural and Social Sciences.
1(2):13-30.
Pearce JA, Robinson. 2013. Strategic Management: Planning for Domestic and Global Competition,
Thirteenth Edition, McGrawHill Companies,Inc., New York.
Puspitasari, Nurmalina R, Fariyanti A, Kiloes AM (2018) Pengaruh Faktor Internal dan
Eksternal Terhadap Perilaku Kewirausahaan dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Usaha Petani Anggrek. J. Hort. 28(2): 299-310.
Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta Gramedia.
Sandra, Alex dan Purwanto, Edi. 2015. Pengaruh Faktor – Faktor Eksternal dan Internal
terhadap Kinerja Usaha Kecil dan Menengah di Jakarta. Business Management
Journal, Vol. 11, No. 1.
Sasongko A. 2015. Jumlah pengusaha Indonesia hanya 1.65%. Republika Online [internet].
[diunduh 2015 Apr 13]. Tersedia pada:
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/03/12/nl3i58- jumlah-
pengusaha-indonesia-hanya-165%.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. http://jabar.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/74. [Diakses pada tanggal
26 Mei 2019].

50
Journal of Integrated Agribusiness, 1 (1) 2019: 38-51 P-ISSN: 2656-3835

Sumantri B. 2013. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja Usaha Wirausaha


Wanita: Suatu Studi pada Industri Pangan Rumahan di Bogor.
Widowati I. 2012. Peran Perempuan Dalam Mengembangkan Enterpreneur/Wirausaha
Kasus di KUB Maju Makmur Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Business
Conference (BC) 2012;1-9
Women Review. (2012). Perempuan Kuasai Industri Rumahan. Women Review – Edisi 01,
Tahun 01, Juli 2012.
Zimmerer, Thomas W. et al. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Edisi
Kelima, Salemba Empat, Jakarta.

51

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai