Anda di halaman 1dari 3

ESSAY

“SMART CITY DI KOTA YOGYAKARTA”

Disusun Oleh :
Sivani Rispanila (G1F019020)

Dosen Pengampu :

Ferzha Putra Utama, S.T., M.Eng.

Mata Kuliah :
Smart Society

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
SMART CITY DI KOTA YOGYAKARTA

Perkembangan Smart city harus didukung dengan skala besaran kota tersebut karena
masing-masing kota tentunya memiliki karakteristiknya masing-masing, perbedaan adat
istiadat, budaya, dan sumber dayanya sangat berpengaruh besar dalam proses perkembangan
kota menuju smart city. Karena itu, diperlukan konsep smart city yang berbeda-beda di setiap
daerahnya.

Seperti salah satu kota besar di Indonesia yaitu Kota Yogyakarta yang masuk seagai
10 Destinasi terbaik di Indonesia menurut Traveller’s Choice Award 2017 menjadikan
Yogyakarta fokus membenahkan dan mengembangkan destinasi wisatanya. Dan juga karena
adanya potensi yang besar pada Kota Yogyakarta di berbagai sektor, seperti alam,
pendidikan, pariwisata, dan teknologi menjadikan masyarakat Yogyakarta semnagat dalam
membangun kotanya dan bekerja sama dengan Pemerintah Pusat untuk menjadikan Kota
Yogyakarta sebagai kota yang smart.

Konsep Smart city di Kota Yogyakarta terbagi menjadi dua bidang, yaitu Smart
Education dan Smart Tourism, yang tentunya konsep ini sangat berbeda dibandingkan dengan
kota-kota lain. Hal ini dikarenakan Kota Yogyakarta sangat terkenal sebagai kota pendidikan
dan kota pariwisata. [1]

Sebelum konsep smart city populer, pada tahun 2004 Yogyakarta sudah memulai
perkembangan smart city. Dimulai dari UPIK (Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan) yang
diluncurkan pada 31 Januari 2004 dan menjadi bagian penerapan open government di Kota
Yogyakarta yang berfungsi untuk menampung aspirasi masyarakat agar pemerintah dapar
mengetahui dan menemukan solusi atas permasahalan yang ada. [1]

Lalu pada tahun 2005, puskesmas Mntrijeron sudah menerapkan e-Health yang
disebut dengan Simpus (Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Kesehatan) dengan
menggunakan sistem operasi Windows, namun pada tahun 2009 Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta baru mulai mencanangkan pemanfaatan Simpus ini dengan sistem operasi Linux.
Pada saat itu Simpus hanya untuk bagian pendaftaran pasien, namun pada tahun 2012
pemanfaatan Simpus telah dimaksimalkan untuk masing-masing poli [2]. Saat ini juga sudah
ada fitur sistem antrian, sistem rujukan online bagi penerima jaminan kesehatan yang sudah
terkoneksi dengan jaminan kesehatan seperti BPJS, dan juga sistem pelaporan.

Kota Yogyakarta juga memiliki aplikasi pelayanan publik dengan nama “Jogja Smart
Service”. Jogja Smart Service merupakan aplikasi yang mempermudah masyarakat dalam
memperoleh informasi Kota Yogyakarta yang berbasis mobile application dan diterbitkan
pada 7 Juni 2018. Aplikasi ini bisa diakses oleh masyarakat provinsi D.I. Yogyakarta untuk
mengetahui informasi terkini terkait pembangunan pelayanan publik di setiap daerah. [3]

Selain UPIK, Simpus, dan JSS, Kota Yogyakarta memiliki beberapa layanan yang
menjadikannya bisa disebut sebagai Smart city, di antaranya adalah Layanan YES 118,
Konsultasi Belajar Siswa Online, Digital Library, Sistem Penerimaan Siswa Baru, Taman
Pintar Yogyakarta, Hi Jogja, Whistle Blower System, SIM POS PBB, SIM MAPATDA, SIM
PASAR, Sim Retribusi Pasar, dan sejumlah aplikasi lain yang mampu meningkatkan kualitas
pelayanan publik dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses layanan
public serta menjadikan penggunakaan sumber daya dalam penyediaan layanan public
menjadi lebih efektif dan efisien.[1]

Didukung dengan diterbitkannya payung hukum oleh Pemerintah Kota Yogyakarta


pada tahun 2015 yaitu Peraturan Walikota Yogyakarta No. 15 Tahun 2015 tentang e-
Government, e-Government dalam konteks ini dimaknai sebagai penyelenggaraan
kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan
kualitas layanan public secara efektif dan efisien (Pasal 1 Peraturan Walikota Yogyakarta No.
15 Tahun 2015) [4]. Peraturan ersebut menjadikannya sebagai tonggak dalam pengembangan
Smart city di Kota Yogyakarta.

Namun, tidak sampai di situ saja, Pemerintah Kota Yogyakarta membuat Roadmap
Kota Yogyakarta menuju Smart city untuk menyempurnakan konsep Smart city yang terdapat
7 dimensi, yaitu smart economy, smart living, smart people, smart governance, smart
disaster management, smart environtment, dan smart mobility. Saat ini Kota Yogyakarta
sedang mematangkan roadmad pengembangan Kota Yogyakarta menuju Kota Pintar (Smart
city).

Dengan banyaknya sistem yang diterapkan di Kota Yogyakarta dan memaksimalkan


sumber dayanya, Kota Yogyakarta sudah berhasil menjadikan kotanya sebagai Smart city,
hanya perlu sedikit membenahi beberapa sistem yang belum sempurna. Pengembangan
Smart city di Kota Yogyakarta tentunya tidak didapatkan dengan mudah, namun perlu adanya
kerja sama dan komitmen dari masyarakat dan pemerintahan Kota Yogyakarta dan juga
kemitraan lain seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) demi tercapainya
kota yang nyaman untuk dihuni.

Referensi :

[1] N. Faidat and M. Khozin, “Analisa Strategi Pengembangan Kota Pintar (Smart city):
Studi Kasus Kota Yogyakarta,” JIP (Jurnal Ilmu Pemerintahan) Kaji. Ilmu
Pemerintah. dan Polit. Drh., vol. 3, no. 2, pp. 171–180, 2018, doi:
10.24905/jip.3.2.2018.171-180.
[2] E. Saharuddin, “Inovasi Implementasi E-Health Sebagai Manifestasi Smart city Di
Kota Yogyakarta Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak,”
Natapraja, vol. 5, no. 1, pp. 1–14, 2018, doi: 10.21831/jnp.v5i1.18599.
[3] M. G. Gumilar, “Menciptakan Smart and Liveable City Di Kota Yogyakarta,” J.
Gama Soc., vol. 3, no. 1, pp. 19–27, 2019.
[4] “Pawal Yogyakarta No. 15 Tahun 2015 tentang e-Government.pdf.” .

Anda mungkin juga menyukai