Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN


ACARA 1
“REHABILITAS LAHAN”

Disusun Oleh :

Nama : Rino Hermawan

NPM : E1J021096

Shift : B2 (Rabu, 14.00-18.00 WIB)

Dosen Pembimbing : Ir.Eko Supriyono, MP.

Co-Ass : Yanwar Arifin (E1J020061)

LABORATORIUM AGRONOMI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2024
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkebunan merupakan salah satu kegiatan pertanian yang memiliki prospek di pasar
domestik dan internasional. Salah satu komoditas perkebunan yang memiliki prospek baik
yaitu kopi. Kopi sebagai komoditas yang berdaya saing di pasar internasiona dipengaruhi
oleh mutu yang dihasilkan (Rosiana et al. 2018). Selain itu, kopi Indonesia di pasar luar
negeri dipengaruhi oleh teknologi dalam menghasilkan kopi yang berkualitas (Baroh et al.
2014)
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang
cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber
devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga
sebagai sumber penghasilan petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Menurut (Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, 2019) total luas
tanaman kopi yang menghasilkan, yaitu 945.812 hektar dengan total produksi kopi
756.051 ton dan produktivitas kopi sebesar 799 ton per hektar. Terdapat lima provinsi
sentra kopi di Indonesia yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, dan
Jawa Timur. Sumatera Selatan memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 25,59 persen
dengan produksi 193.507 ton pada tahun 2018. Provinsi Lampung yang menjadi provinsi
kedua produsen kopi terbesar di Indonesia memberikan kontribusi sebesar 14,63 persen
dengan produksi 110.597 ton. Kemudian diikuti oleh Aceh, Sumatera Utara, dan Jawa
Timur.
1.2 TUJUAN
Adapun pratikum ini bertujuan untuk :
1Mengenalkan tanaman perkebunan
2 Melakukan Rehabilitas tanaman kopi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kopi (coffea sp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam family
Rubiaceae dan genus Coffea.Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan ranting-
rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain.
Tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda. Badan
Litbang Pertanian
Klasifikasi kopi menurut anonim adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentinales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffe L. Spesies : Coffea arabika L, Coffea benghalensis B, Coffea cenephora
pierre, C
Tanaman kopi termasuk salah satu jenis tanaman yang berkeping dua (dikotil) dan
memiliki akar tunggang. Perakaran jenis tunggang ini hanya dimiliki pada tanaman kopi
robusta yang awal tanaman nya berasal dari bibit semai bukan dari bibit. Kopi sendiri
mempunyai jenis perakaran yang dangkal dengan kedalaman 0- 30 cm. Tanaman kopi salah
satunya kopi robusta merupakan tanaman yang memiliki lima jenis cabang tanaman yaitu
cabang primer, sekunder, reproduksi, caabang balik dan cabang kipas (Novita et al, 2010).
Morfologi Tanaman kopi secara umum berbentuk seperti telur, terdapat garis ke
samping, bergelombang dan meruncing pada bagian pada ujung daunnya. Daun 6 pada
tanaman kopi tumbuh pada batang, cabang dan ranting rantingnya yang tersusun secara
berdampingan. Tekstur dan ketebalan dari daun kopi robusta lebih tebal dibandingkan
dengan kopi arabika. Daun tanaman kopi ketika sudah tua akan berwarna hijau tua,
sedangkan untuk daun yang masih muda berwarna perunggu. Setiap ketiak daunnya terdapat
8 - 24 kuntum bunga, kelopak bunganya berwarna haijau tua, dan mahkota bunga nya terdiri
dari 3-8 helai (Andika et al, 2020)
Pengendalian gulma tanaman kopi dilakukan pada TBM dan TM. Pengendalian gulma
yang dilaksanakan di kebun adalah pengendalian secara kimiawi dan manual. Pengendalian
dilakukan sebelum musim hujan guna mengoptimalkan pengaplikasian herbisida yang
diberikan. Berdasarkan uraian di atas, kegiatan magang perlu dilakukan guna melatih
ketrampilan dalam dunia kerja, dan mendapatkan pengalaman nyata di lingkungan pekerjaan
pada budidaya tanaman kopi
Peningkatan produktivitas kopi dipengaruhi oleh faktor budidaya, faktor yang
mempengaruhi keberhasilan budidaya yaitu pemeliharaan tanaman kopi, persiapan lahan,
perbanyakan tanaman kopi, pengendalian hama dan penyakit, penanganan panen dan pasca
panen serta proses pengolahan kopi. Pengendalian gulma tanaman kopi meliputi pengendalian
mekanis dan kimiawi. Pengendalian mekanis dilakukan dengan alat pertanian seperti sabit dan
cangkul sedangkan kimiawi menggunakan zat kimia berupa herbisida dan alat knapsack
sprayer (Budiman, H. 2012).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini parang ,sabit dan
peralatan keselamatan kerja

3.2 Cara Kerja


1. memakai alat dan peralatan yang sudah di sediakan
2. menerima arahan terlebih dahulu dari coass
3. membersihkan gulma dan tanaman yang mengganggu di sekitar tanaman kopi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Perkebunan merupakan salah satu kegiatan pertanian yang memiliki prospek di pasar
domestik dan internasional. Salah satu komoditas perkebunan yang memiliki prospek baik
yaitu kopi. Kopi sebagai komoditas yang berdaya saing di pasar internasiona dipengaruhi oleh
mutu yang dihasilkan.

Pada praktikum teknologi pertanian tanaman perkebunan melakukan pembersihan lahan


yang sudah lama tidak di rawat. sebelum kegiatan di lakukan para praktikan di berikan arahan
dan informasi lahan yang akan di bersihkan dan di berikan batas batas pembersihan
lahanya.praktikan juga membawa alat seperti parang dan sabit untuk membersihkan pada
sekitar bahaw tanaman kopi dan memebersihkan tanaman yang mengganggu pada sekitar
tanaman kopi.

Dihrapkan semua prakyikan melakukan kegiatan dengan hati hati dan harus
menggunakan peralatan keselamatan yang khusus karena hal ini untuk keselamatan praktikan
dan agar tidak bahaya dan di harapkan setiap kegiatan untuk dilakukan evaluasi agar kegiatan
selanjutnya lebih baik lagi.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat di tulis di antaranya

1. Kegiatan rehabilitas lahan ini sangat penting karena memperbaiki tanaman yang rusak
dan menghilangkan tanaman liar yang mengganggu tanaman kopi itu sendiri
2. Pengenalan lahan sangat di perlukan karena untuk melihat karakteristik lahat tersebut

Saran

Dalam praktikum kali ini hal yang perlu di tingkatkan ialah tingkat ke hati hatian karena
semua menggunakan peralatan tajam dan selalu berhati hati dalam menggunakanya.
DAFTAR PUSTAKA

[DITJENBUN] Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. 2019. Statistik


Perkebunan Indonesia Komoditas Kopi 2018-2020. Jakarta: Direktorat Jenderal
Perkebunan.
Andika et al, 2020. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Jakarta :
Penerbar Swaday
Baroh, I., Hanani N., Setiawan, B., dan Koestiono D. (2014). Indonesian coffee
competitiveness in the international market : Armington Model Application.
American Journal of Economics, 4(4), 184- 194.
Budiman, H. 2012. Prospek Tinggi Bertanam Kopi Pedoman Meningkatkan Kualitas
Perkebunan Kopi. Pustaka Baru Press. Yogyakarta
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Jakarta
(ID): Penebar Swadaya
Rosiana, N., Nurmalina, R., Winandi, R., dan Rifin, A. (2018). Dynamics of Indonesian
Robusta Coffee Competition Among Major Competitor Countries. Journal of
Industrial and Beverage Crops, Indonesian Center for Estate Crops Research and
Development. 5, 1-9.

Anda mungkin juga menyukai