Anda di halaman 1dari 8
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN REHABILITAS! HUTAN DIREKTORAT REHABILITASI HUTAN ‘Gedung Mangala Wanabakti, sh. i Lantai 12 Jalan Gatot Subroto, Kotak Pos 92 JKWB. Jakarta Pusat 10270, Telepon : (021) 5705086, Faksimili : (021) 5705085 Nomor : $, 90 /eH/ PEN (DAS 3/8/2023 28 Agostus 2993 Sifat : Biasa Lampiran : 1 (satu) Berkas Hal : Penyampaian Surat Edaran UPSA Kepada Yth: Kepala UPT Lingkup Direktorat Jenderal PDASRH di- tempat. Sehubungan dengan telah diterbitkannya Surat Edaran Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan Nomor SE.2/PDASRH/RH/DAS.3/8/2023 tanggal 21 Agustus 2023 tentang Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan melalui Pembuatan Model Usaha Pelestarian Sumberdaya Alam (UPSA), terlampir kami sampaikan Surat Edaran dimaksud untuk dipedomani. Demikian, atas perhatiannya diucapkan terima kasih, Direktur, ) \ Nikolas Nugroho S, S.Hut., M.T NIP. 19690718 199803 1 002 Tembusan: 1. Direktur Jenderal PDASRH 2. Sekretaris Ditjen PDASRH KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN REHABILITASI HUTAN Yth. Kepala UPT Lingkup Direktorat Jenderal PDASRH Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan SURAT EDARAN NOMOR : SE. 2/PDASRH/RH/DAS.3 /8/2023 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN MELALUI PEMBUATAN MODEL USAHA PELESTARIAN SUMBERDAYA ALAM (UPSA) A. LatarBelakang Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) diselenggarakan melalui kegiatan vegetaif berupa penanaman di dalam maupun di luar kawasan hutan dan penerapan teknik konservasi tanah secara sipil teknis. Salah satu kegiatan yang memadukan kegiatan vegetatif dan penerapan teknik konservasi tanah dalam satu bidang lahan dengan memperhatikan kemampuan dan kesesuaian fahan tersebut melalui pembuatan Model Usaha Pelestarian Sumberdaya Alam (UPSA). Dalam rangka memberikan pedoman pembangunan dan pengembangan UPSA maka perlu menetapkan Surat Edaran Direktur Jenderal PDASRH tentang Pelaksanaan Kegiatan RHL melalui Pembuatan Model Usaha Pelestarian Sumberdaya Alam (UPSA). B. Maksud dan Tujuan Maksud Memberikan arahan teknis kepada Kepala UPT Ditjen PDASRH dan pihak terkait lainnya dalam pembuatan Model UPSA. Tujuan 1. Untuk memulihkan daya dukung DAS, pelestarian sumberdaya alam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan 2. Untuk mendapatkan masukan-masukan terkait penyusunan HSPK Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH). C. Ruang lingkup Ruang lingkup pelaksanaan Model UPSA mencakup penyusunan rancangan kegiatan, pelaksanaan penanaman, penerapan teknik konservasi tanah dan air, pengendalian, pelaporan dan serah terima. D. Dasar 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 23 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan: 2. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Nomor SK.37/PDASRHISET/KEU.0/9/2022, tanggal 20 September 2022 tentang Harga Satuan Pokok Kegiatan Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Tahun 2023. E. Tata cara pelaksanaan kegiatan RHL melalui Pembuatan Model UPSA sebagaimana tercantum dalam Lampiran | Surat Edaran ini F. Dengan terbitnya surat ini maka Surat Edaran Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Nomor SE.6/PDASHL/SET/ DAS.1/9/2019 tentang Pelaksanaan Rehabiltasi Hutan dan Lahan melalui Pembuatan Model Usaha Pelestarian Sumberdaya Alam, dinyatakan tidak berlaku. Demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab h Murtiningsih, Mum }9690802 199803 2 001 Tembusan: Pejabat Eselon Il lingkup Direktorat Jenderal PDASRH. LAMPIRAN | ‘SURAT EDARAN DIRJEN PDASRH NOMOR SE. 2 /PDASRH/ RH/DAS.3/8/2023 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN MELALU! PEMBUATAN, MODEL USAHA PELESTARIAN SUMBERDAYA ALAM (UPSA) TATACARA PELAKSANAAN REHABILITAS! HUTAN DAN LAHAN MELALUI PEMBUATAN MODEL USAHA PELESTARIAN SUMBERDAYA ALAM PENENTUAN LOKASI Kriteria Lokasi meliputi: 1. Lokasi mengacu pada RURHL-DAS sesuai ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaan RHL; 2. Memiliki potensi untuk pengembangan budidaya pertanian, kehutanan dan/atau peternakan; 3. Diutamakan luas minimal 6,25 hektare pada hamparan yang kompak; 4. Tidak tumpang tindin dan belum pemah menerima bantuan atau fasilitasi kegiatan Penanaman; 5. Disertai surat penyataan atau surat perjanjian kerja sama bahwa lahan tersebut akan dilaksanakan penanaman Model UPSA dan tidak akan dialihkan atau diubah penggunaannya ‘selama 10 tahun. 6. Lokasi Model UPSA berada a. didalam kawasan hutan (kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional); dan/atau b. di luar kawasan hutan (lahan milk masyarakat, lahan milk yang pengelolaannya diserahkan kepada pinak lain/petani penggarap, lahan milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang dikerjasamakan dengan BPDAS). Calon lokasi harus diverifikasi sebelum ditetapkan sebagai lokasi pembuatan Model UPSA. PENYUSUNAN RANCANGAN 1. Rancangan Kegiatan Rancangan kegiatan berisi rancangan kegiatan penanaman dan penerapan teknik konservasi tanah, paling sedikit memuat: a) letak dan luas lokasi kegiatan; b) jumiah dan jenis bibit; ©) skema kegiatan; d) kondisi sosial ekonomi dan kelembagaan serta kondisi fisik; e) rencana kegiatan; )_rencana anggaran biaya yang memuat kebutuhan biaya bahan, peralatan, dan upah; g) tata waktu pelaksanaan kegiatan; h) gambar pola kegiatan vegetatif dan sipil teknis; dan i) peta situasi, peta lokasi Model UPSA dan areal dampak skala minimal 1: 2.500 (satu berbanding dua ribu lima ratus), Alternatif Pembagian Areal Dampak Pembagian areal dampak disesuaikan dengan kondisi lapangan dan keadaan masyarakat. Pembagian areal dampak dapat menggunakan salah satu dari tiga pola berikut: a. Areal dampak dibagi ke dalam 4 blok, masing-masing merupakan target terdampak tahunan, dengan skema pembagian blok sebagaimana contoh gambar berikut: D | Keterangan: Lokasi Model UPSA Nama Blok Rencana ABCD Dampak Tahunan b. Areal dampak dibagi ke dalam 4 blok, masing-masing blok dibagi ke dalam sub biok. Tahap rehabilitasi lahan mengikuti pada pembagian sub blok. Skema Pembagian Blok ‘sebagaimana contoh gambar berikut: Aa AR p33 | Da | A2 Al D1 | D2 a B2 B1 a | @ aa | es | @ | | Keterangan: Bea = Lokasi Model UPSA A,B,C,D Nama Blok At, A2, dst Nama Sub Blok 1, 2,3, dst Dampak tahunan ke 1, 2, 3, dst c. Areal dampak dibagi kedalam 4 blok mengitari lokasi model UPSA. Blok yang merupakan target dampak tahun pertama adalah blok yang terletak paling dekat dengan Modei UPSA, selanjutnya diteruskan pada blok sebelah luamya. Skema Pembagian Blok sebagaimana contoh gambar berikut Keterangan: A,B,C,D = Nama Blok gicjo [einen BR ~ i cer vse PELAKSANAAN Pelaksanaan meliputi kegiatan prakondisi, penanaman dan penerapan teknik konservasi tanah secara sipil teknis dan pemeliharaan. 1. Prakondisi Prakondisi masyarakat terdiri atas kegiatan: @. Sosialisasi, bertujuan menyebarluaskan informasi tentang program-program pemerintah terkait dengan penyelenggaraan UPSA; b. Penyuluhan, bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang teknis penanaman dan pemeliharaan tanaman UPSA; c. Pendampingan, bertujuan membantu kelompok tani/masyarakat dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan pembuatan UPSA. Pelaksana prakondisi masyarakat dapat dilaksanakan oleh penyuluh kehutanan, petugas teknis, atau tenaga lain yang ditunjuk oleh BPDAS. 2. Penanaman a. Pemilihan jenis tanaman dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut : 1) jenis potensial dan unggulan lokal; 2) mudah beradapta: lengan agroklimat setempat; 3) memilki nilai ekonomi tinggi; 4) mampu berinteraksi positif dengan komponen penyusun lainnya (pertanian, kehutanan, dan atau peternakan); 5) mampu menyuburkan tanah dan memperbaiki siklus hidrologis; 6) tahan terhadap hama dan penyakit; 7) tahan terhadap kekeringan dan tekanan iklim lainnya; 8) memilki pertumbuhan awal yang cepat; dan/atau 9) tidak membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama dalam pengelolaannya b. Penanaman menggunakan tanaman kayu-kayuan dan/atau pohon HHBK: 1) dengan jumiah tanaman paling sedikit 400 (empat ratus) batang/hektare ditambah tanaman sela/pagar/sekat bakar atau tanaman semusim; atau 2) dalam hal telah terdapat paling sedikit 500 (lima ratus) batang/hektare tanaman selalpagar/sekat bakar atau tanaman semusim, tanaman pokok ditanam paling sedikit 200 (dua ratus) batang/hektare. . Tahapan dan teknis penanaman mengacu pada ketentuan RHL yang berlaku, 3. Penerapan Teknik Konservasi Tanah dan Air a. Penerapan teknik konservasi tanah dan air dilakukan melalui pembuatan bangunan non struktur berupa teras dan/atau saluran pembuangan air dan saluran pembagi b. Tahapan dan teknis pembuatan bangunan non struktur berupa teras dan/atau saluran pembuangan air dan saluran pembagi mengacu pada ketentuan RHL yang berlaku, 4. Pemeliharaan Pemeliharan dilakukan terhadap hasil penanaman dan bangunan konservasi tanah dan air sampai tahun ketiga sesuai ketentuan RHL yang berlaku. 5. Kegiatan Pada Areal Dampak meliputi a. Penyuluhan atau sosialisasi; b. Pemberian bantuan bibit. D. PENGENDALIAN Pengendalian meliputi kegiatan pemantauan dan evaluasi 1. Pemantauan ditujukan untuk memantau kemajuan pelaksanaan Pembuatan Model UPSA sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dipantau meliputi Penyusunan rancangan, persiapan lapangan, penanaman, pemeliharaan dan dampak kegiatan 2. Evaluasi/penilaian dilakukan terhadap tanaman dan bangunan konservasi tanah yang dibangun serta evaluasi dampak kegiatan. a. Evaluasiipenilaian tanaman dan bangunan konservasi tanah 1) Evaluasi/penilaian tanaman dimaksudkan untuk mengetahui dan menilai tingkat keberhasilan UPSA sehingga teridentifikasi kondisifisik tanaman UPSA sebagai dasar pengelolaan lahan selanjutnya; 2) Evaluasi/penilaian bangunan konservasi untuk berfungsi tidaknya bangunan konservasi tanah yang dibuat 3) Evaluasi/penilaian tanaman dan bangunan konservasi tanah dilaksanakan mulai tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-3; 4) Tatacara pelaksanaan Evaluasi/penilaian tanaman dan penerapan teknik konservasi tanah mengacu pada ketentuan yang berlaku. b. Evaluasi dampak kegiatan 1) Evaluasi/penilaian Dampak Kegiatan dilakukan terkait penerapan teknik konservasi tanah dan air, meliputi dampak sosial ekonomi, kelembagaan, dan erosi/sedimentasi; 2) Dampak sosial ekonomi dilakukan dengan mengukur pendapatan yang diperoleh ‘oleh Kelompok; 3) Dampak kelembagaan, mengukur tingkat partisipasi masyarakat/kelompok; 4) Erosilsedimentasi, mengukur dampak pengendalian erosi dan sedimentasi ; 5) Evaluasi/penilaian Dampak Kegiatan dilaksanakan mulai tahun ke-4 sampai dengan tahun ke-8; 6) Tatacara Evaluasi Dampak Kegiatan mengacu pada ketentuan yang berlaku PELAPORAN Pelaporan dilakukan untuk memperoleh informasi sedini mungkin tentang kemajuan dan permasalahan dalam penyelenggaraan Model UPSA yang dilaksanakan dengan mekanisme dan ketentuan sebagai berikut 1. Pelaporan penyelenggaraan Model UPSA meliputi laporan triwulanan dan tahunan, disampaikan oleh Kepala UPT kepada Direktur Jenderal PDASRH cq. Direktur Rehabilitasi Hutan, yang memuat antara lain progres kegiatan, hambatan dan permasalahan serta upaya tindak lanjut yang telah dilakukan. 2. Format laporan mencakup identitas kelompok tani/masyarakat/badan usaha/perusahaan, volume bahan, peralatan dan upah tenaga kerja, rencana fisik dan keuangan, serta kemajuan pelaksanaan fisik dan keuangan. 3. Laporan juga disampaikan dalam bentuk file data shapefile dan dokumentasi (foto geotagging) hasil kegiatan vegetatif dan sipil teknis. SERAH TERIMA 1. Serah terima hasil pekerjaan Model UPSA dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, 2. Serah terima hasil pekerjaan mengacu pada ketentuan RHL yang berlaku. PEMELIHARAAN LANJUTAN 1. Berdasarkan serah terima hasil penanaman sebagaimana dimaksud, dapat dilakukan pemeliharaan lanjutan dan pengamanan. 2. Pemeliharaan lanjutan sebagaimana dimaksud berupa pendangiran, pemupukan, Penyulaman, dan pemeliharaan bangunan KTA. 3, Pendanaan dapat menggunakan sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan (APBD, DAK DR, DBH DR, CSR)

Anda mungkin juga menyukai