Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas X IPA
di SMA IT Arrisalah Lombok Timur

(Disusun untuk Melengkapi Tugas Laporan


PTK PPG Dalam Jabatan Kategori 2 Tahun 2022)

Oleh : IMAM HIDAYAT, S.Pd


Bidang Studi Fisika

YAYASAN PONDOK PESANTREN ISLAM TERPADU ARRISALAH


SMA IT ARRISALAH LOMBOK TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

i
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, karena atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan PTK yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas X
IPA di SMA IT Arrisalah Lombok Timur”. Tidak lupa pula shalawat dan salam ke
junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau yang telah
berjuang membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman ilmu pengetahuan yang
bermanfaat.
Penulisan laporan PTK ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Faizar, S.Pd selaku Kepala SMA IT Arrisalah Lombok Timur


2. Irfan Yusuf, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
3. Arman La Aca, M.Pd selaku Guru Pamong
4. Keluarga tercinta, para guru, serta teman-teman yang selalu memberikan dukungan moril
kepada penulis.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan
PTK ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya.

Lombok Timur, 5 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .................................................................................................. ii
Pernyataan Keaslian Tulisan ...................................................................................iii
Kata Pengantar......................................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................................................... v
Abstrak ................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
2. Identifikasi Masalah..................................................................................... 2
3. Analisis Masalah .......................................................................................... 3
4. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
5. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
6. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 4
1. Penelitian Tindakan Kelas ........................................................................... 4
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ................................ 5
3. Hasil Belajar ................................................................................................ 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 9
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .................................................................. 9
2. Subjek Penelitian ......................................................................................... 9
3. Deskripsi Per Siklus ..................................................................................... 9
4. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 12
1. Hasil Siklus I.............................................................................................. 12
2. Hasil Siklus II ............................................................................................ 13
3. Pembahasan Antar Siklus .......................................................................... 14
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 17
1. Kesimpulan ................................................................................................. 17
2. Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 18
LAMPIRAN ........................................................................................................... 19

v
ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui
apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
hasil belajar fisika pada siswa kelas X IPA di SMA IT Arrisalah Lombok Timur. Penelitian
ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Adapun subyek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA SMA IT
Arrisalah Lombok Timur yang berjumlah 18 orang. Fokus yang diteliti dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Data hasil belajar kognitif diperoleh dari nilai
tes di awal dan di akhir siklus, Berdasarkan hasil penelitian, bahwa persentase tingkat
keberhasilan peserta didik mencapai nilai diatas atau sesuai KKM di siklus I adalah sebesar
66,6% dan pada siklus II adalah sebesar 88,9%, sehingga peningkatan persentasi pada siklus I
ke siklus II adalah sebesar 22,3%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar fisika siswa dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Ilmu Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian
besar siswa di jenajang SMA, sehingga hasil belajar fisika siswa SMA pada umumnya
masih rendah. Permasalahan ini juga terjadi di SMA IT Arrisalah Lombok Timur. Hasil
belajar Fisika pada siswa kelas X IPA masih tergolong rendah dan belum mencapai
standar KKM sebesar 70, dengan nilai rata-rata ujian semester genap tahun ajaran
2021/2022 sebesar 63. Berdasarkan hasil pengamatan, hal yang membuat siswa kesulitan
memahami pelajaran Fisika adalah materi Fisika yang bersifat abstrak, kurangnya
pemahaman konsep- konsep Fisika yang saling berhubungan dengan materi-materi
sebelumnya, banyak hitungan yang rumit, serta kurangnya motivasi untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran karena proses pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru
dan tidak didasarkan pada pengalaman siswa. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif
bahkan cenderung malas dan bosan mengikuti pembelajaran. Sikap siswa tersebut tentu
akan berdampak terhadap hasil belajar siswa yang secara umum kurang memuaskan.
Pemilihan model pembelajaran yang efektif merupakan hal penting yang harus
diterapkan oleh guru agar memperoleh hasil yang optimal. Pemilihan model pembelajaran
hendaknya dapat melibatkan siswa secara aktif, baik secara fisik, intelektual dan
emosionalnya dalam belajar. Menurut Mutoharoh (2011) pembelajaran sains seperti
bidang studi Fisika perlu lebih menekankan proses berpikir dan aktivitas saintifik, dengan
model pembelajaran yang mengarah untuk menggali proses-proses berpikir dan
dilaksanakan melalui sebuah proses yang berbasis pada penyelidikan ilmiah. Siswa
melakukan penyelidikan ilmiah artinya siswa banyak menggunakan indera mereka,
sehingga konsep dan prinsip-prinsip yang ditemukan siswa akan bertahan lama di otak.
Kondisi itu memerlukan adanya tindakan kelas (classroom action) yang
merupakan bentuk kajian oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan pendidik
dalam melaksanakan tugas serta memperbaiki kondisi praktik pembelajaran yang telah
dilakukan (Sudikin dkk, 2008: 16). Tindakan kelas tersebut dapat menggunakan model
pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran yang mampu memfasilitasi
siswa untuk mengembangkan aktivitas mental dan fisik secara optimal adalah model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang membantu siswa untuk
1
menemukan masalah dari suatu peristiwa yang nyata, mengumpulkan informasi melalui
strategi yang telah ditentukan sendiri untuk mengambil satu keputusan pemecahan
masalahnya yang kemudian akan dipresentasikan dalam bentuk unjuk kerja (Eggen dan
Kauchak, 2012 : 322).
Pada pelaksanaan model pembelajaran PBL, ada 5 langkah atau sintaks yang
harus dilakukan siswa : pertama, orientasi siswa pada masalah, dalam hal ini siswa
diminta mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru atau yang diperoleh
dari bahan bacaan yang disarankan. kedua, mengorganisasikan siswa untuk belajar, dalam
hal ini siswa berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/ bahan-bahan/ alat yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Ketiga, membimbing penyelidikan individu
atau kelompok, siswa melakukan penyelidikan (mencari data/ referensi/ sumber) untuk
bahan diskusi kelompok. Keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, siswa
melakukan diskusi untuk menghasilkan solusi pemecahan masalah dan hasilnya
dipresentasikan/disajikan dalam bentuk karya. Kelima , menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah, dimana setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok
yang lain memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/ membuat
kesimpulan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain. Dengan demikian,
siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat materi yang dipelajarinya, sehingga
penguasaan konsep yang diperoleh akan melekat dalam ingatan siswa dan berdampak
pada peningkatan hasil belajar siswa. Model pembelajaran PBLdapat menarik perhatian
siswa dengan baik dalam mengikuti pelajaran karena bisa saling bertukar pendapat
dengan adanya diskusi.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas X IPA di SMA IT
Arrisalah Lombok Timur”.

2. Identifikasi Masalah
a. Kurangnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
b. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang telah
diberikan
c. Peserta didik kurang memberi respon terhadap pertanyaan yang diajukan guru.
d. Media pembelajaran yang kurang interaktif
e. Metode mengajar guru masih dilakukan secara konvensional
3. Analisis Masalah
Hasil belajar siswa kurang maksimal, kemungkinan diakibatkan oleh :
a. Siswa kurang memahami materi pembelajaran karena materi yang terlalu sulit untuk
dipahami.
b. Model pembelajaran tidak sesuai dengan kondisi atau keadaan siswa
c. Motivasi dari guru yang kurang maksimal dalam proses pembelajaran
d. Kurangnya penggunaan media yang menarik dan interaktif

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah pada penelitian di atas, maka peneliti merumuskan
permasalahan yakni apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa kelas X IPA di SMA IT
Arrisalah Lombok Timur ?

5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar fisika
pada siswa kelas X IPA di SMA IT Arrisalah Lombok Timur

6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), diharapkan peserta
didik dapat memperoleh pembelajaran yang bermakna, serta dapat meningkatkan
hasil belajar siswa
b. Memberikan pengetahuan untuk memperluas wawasan guru dalam menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
c. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), diharapkan dapat memberikan
kontribusi dan masukan yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sebagai inovasi model pembelajaran di SMA IT Arrisalah Lombok Timur
d. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan bahan pertimbangan
bagi penelitian selanjutnya.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian Tindakan Kelas


a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Wijaya Kusuma (2009:9) penelitian tindakan kelas adalah
penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Menurut O’Brien
sebagaimana dikutip oleh Endang Mulyatiningsih (2011:60) penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa)
diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu
tindakan untuk mengatasinya. Cohen dan Manion sebagaimana dikutip oleh
Padmono (2010) menyatakan penelitian tindakan adalah intervensi kecil terhadap
terhadap tindakan di dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh
intervensi tersebut. Pandangan ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan dapat
dilakukan secara kolaboratif dengan pakar. Pakar memberikan alternatif
pemecahan dan alternatif tersebut perlu diuji sejauh mana efektifitasnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru untuk
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya dan memecahkan
permasalahan nyata dalam kelas, sehingga berfokus pada proses belajar-mengajar
yang terjadi di kelas.

b. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan
perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi
dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and evaluation).
Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas empat
komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Begitu
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan).
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah merencanakan metode
pembelajaran yang akan digunakan, megembangkan skenario model
pembelajaran dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
menyusun lembar observasi, dan menyusun quiz atau tes.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menerapkan metode dan model
pembelajaran yang telah dirancang pada tahap sebelumnya.
 Tahap Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengamati peserta didik dan
memberikan tes atau quiz kepada siswa. Kemudian data observasi dan
evaluasi dibandingkan dengan kriteria keberhasilan pembelajar yang
diperoleh sebelum pemberian tindakan.
 Tahap Refleksi
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menganalisis hasil kerja siswa
terhadap tes yang diberikan dan menganalisis hasil pengamatan untuk
membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada
siklus I. Kemudian mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan
pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam sikllus II.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Kemendikbud (2013) dalam Abidin (2014: 159) memandang model PBL
suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana
belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia
nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa
ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta
didik sebelum peserta didik sebelum mempelajari konsep atau materi yang berkenaan
dengan masalah yang harus dipecahkan.
Ngalimun (2013: 90) menyatakan, dalam model PBL, fokus pembelajaran ada
pada masalah yang dipilih sehingga pebelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep
yang berhubungan dengan masalah tetapi metode ilmiah untuk memecahkan masalah
tersebut. Oleh sebab itu, pembelajar tidak saja harus memahami konsep yang relevan
dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman
belajar yang berhubungan dengan keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam
pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis. Sementara menurut

5
(Cahyo,2013 : 283), belajar berbasis masalah adalah suatu bentuk pembelajaran yang
berlandaskan pada paradigma kontruktivisme, yang berorientasi pada proses belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, model PBL merupakan model
pembelajaran yang menyediakan pengalaman otentik yang mendorong peserta didik
untuk belajar aktif, mengonstruksi pengetahuan, dan mengintegrasikan konteks
belajar di sekolah dan belajar di kehidupan nyata secara alamiah. Dalam praktiknya
peserta didik terlibat secara langsung dalam memecahkan masalah, mengidentifikasi
akar masalah dan kondisi yang diperlukan untuk menghasilkan solusi yang baik,
mengajar makna dan pemahaman, dan menjadi pembelajaran mandiri.
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning
Langkah-langkah atau sintaks dalam model pembelajaran Problem Based
Learning adalah sebagai berikut :
1. Orientasi Peserta didik Pada Masalah
Peserta didik diminta mengamati dan memahami masalah yang disampaikan
guru atau yang diperoleh dari bahan bacaan yang disarankan.
2. Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar
Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/ bahan- bahan/
alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
3. Membimbing Penyelidikan Individu atau Kelompok
Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/ referensi/ sumber) untuk
bahan diskusi kelompok.
4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Peserta didik melakukan diskusi untuk menghasilkan solusi pemecahan masalah
dan hasilnya dipresentasikan/disajikan dalam bentuk karya.
5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain
memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/ membuat
kesimpulan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain
c. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Berikut ini merupakan keunggulan penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL), yaitu sebagai berikut (Sanjaya, 2006:220)
 Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami
isi pelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna.
 Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
 Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
 Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan siswa untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
 Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
 Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
 Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan
pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata.
 Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
3. Hasil Belajar
Menurut Susanto (2012) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Winkel sebagaimana dikutip oleh (Purwanto,
2009) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap
dan tingkah lakunya. Sedangkan menurut Anni (2012) hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan yang diterima oleh peserta didik baik perubahan dalam sikap dan tingkah
lakunya serta perubahan pengetahuan ke arah yang lebih baik setelah melalui proses
kegiatan belajar.
Hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), berdasarkan taksonomi
Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan
ranah psikomotorik. Hasil belajar ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi. Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan sikap, minat, emosi, perhatian,
penghargaan dan pembentukan karakteristik diri.
Hasil belajar antara siswa satu dengan yang lain tidak sama karena banyak faktor
yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Rizqy (2015) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar antara lain :
a. Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor dalam diri siswa itu sendiri. Kondisi jasmani dan
rohani siswa. Faktor ini meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis dan aspek
psikologis. Aspek fisiologis sendiri meliputi kondisi organ-organ khusus seperti
7
tingkat kesehatan indra pendengaran, indra penglihatan, dan lain-lain. Sedangkan
aspek-aspek psikologis meliputi tingkat intelegensi, motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa, terdiri atas dua macam yaitu lingkungan sosial dan non sosial.
Lingkungan sosial sekolah seperti guru dan teman-teman sekelas, masyarakat,
tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitr rumah siswa dapat mempengaruhi
semangat belajar siswa. Sedangkan faktor lingkungan non sosial meliputi gedung
sekolah dan letaknya, rumah tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan
cuaca dan waktu belajar siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam
pelaksanaan PTK, peneliti bertindak sebagai pengamat langsung dari keberhasilan penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar fisika pada masing-
masing siklusnya.
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan penelitian : SMA IT Arrisalah Lombok Timur
Waktu pelaksanaan penelitian : 20 Oktober 2022 – 17 November 2022

2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X IPA SMA IT Arrisalah Lombok
Timur yang berjumlah 18 siswa.

3. Deskripsi Per Siklus


Data dari penelitian ini dikumpulkan melalui pengamatan dan test dari masing-
masing siklusnya. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus, yaitu siklus I dengan
metode diskusi interaktif dan siklus II dengan metode praktikum sederhana. Adapun
rangkaian siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Siklus I
Pada siklus 1 ini dilakukan pembelajaran pada pertemuan ke-1 yang
membahas tentang konsep gerak lurus dengan metode diskusi interkatif. Pada siklus I
tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran yang
matang untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Peneliti
mempersiapkan sebaik-baiknya proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan
materi yang akan disampaikan melalui penerapan model pembelajaran PBL.
Langkah-langkah perencanaannya sebagai berikut :
 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran PBL
 Menyiapkan bahan ajar, media ajar, LKPD, Evaluasi yang sesuai dengan
kompetensi dasar dan model pembelajaran yang digunakan
9
 Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar
observasi untuk mengamati aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
 Menyusun alat evaluasi hasil belajar siswa berupa pemahaman konsep dan
pedoman penskoran, untuk mengukur tingkat pengetahuan dan keterampilan
peserta didik
2. Tahap Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario
pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui penerapan model PBL dengan
metode diskusi interaktif melalui sintak yang berurutan dan sistematis. Langkah
kerja (sintak) model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
 Orientasi peserta didik pada masalah;
 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya;
 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

3. Tahap Pengamatan (Observing)


Pada tahap pengamatan terdapat dua kegiatan yang akan diamati, yaitu
kegiatan belajar peserta didk dan kegiatan pembelajaran. Pengamatan terhadap
proses belajar peserta didik dapat dilakukan sendiri oleh guru pelaksana
(peneliti) sambil melaksanakan pembelajaran, Sedangkan pengamatan terhadap
proses pembelajaran, guru pelaksana (peneliti) dapat meminta bantuan kepada
teman sejawat yang bertindak sebagai kolaborator untuk melakukan
pengamatan. Kolaborator melakukan pengamatan pembelajaran berdasarkan
instrumen yang telah disusun oleh peneliti. Hasil pengamatan dari kolaborator
nantinya akan bermanfaat atau akan digunakan peneliti sebagai bahan refleksi
untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.
4. Tahap Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi dilaksanakan ketika kolaborator sudah selesai
melakukan pengamatan terhadap peneliti dalam melaksanakan pembelajaran.
Kegiatan ini dapat berupa diskusi hasil pengamatan yang dilakukan oleh
kolaborator dengan guru pelaksana (peneliti). Tahap ini merupakan inti dari
penelitian tindakan kelas, yaitu ketika kolaborator mengungkapkan hal-hal yang
dirasakan sudah berjalan baik dan bagian yang belum berjalan dengan baik pada
saat peneliti mengelola proses pembelajaran. Hasil refleksi dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam merancang siklus berikutnya. Sehingga pada
intinya, refleksi merupakan kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan,
penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus berikutnya.

b. Siklus II
Pada siklus II ini dilakukan pembelajaran pada pertemuan ke-2 yang
membahas tentang Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) dengan metode praktikum. Pada siklus II, tahapan yang dilakukan
adalah sama dengan tahapan di siklus satu yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Di dalam tahapan refleksi pada siklus II ini kita melihat apakah masih
terdapat permasalahan terkait ketidaktercapainya kriteria keberhasilan pembelajaran.
Jika kriteria keberhasilan pembelajaran tidak tercapai, maka penilitian tindakan kelas
harus dilanjutkan ke siklus III, dan jika tidak maka penelitian diakhiri sampai di
siklus II.

4. Teknik Pengumpulan Data


Proses pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama
pelaksanaan tindakan kelas. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
metode tes pilihan ganda yakni berupa pretest dan posttest yang dikerjakan peserta didik
dengan sistem nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik dalam setiap siklus. Untuk
mendapatkan perbandingan hasil belajar pada setiap siklus, dibuat persentase hasil belajar
yang menunjukan peningkatan atau penurunan jumlah peserta didik yang mendapatkan
hasil belajar diatas atau sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM di SMA IT
Arrisalah untuk mata pelajaran fisika adalah 70. Maka penelitian ini dikatakan berhasil
atau sesuai yang diharapkan apabila semua peserta didik mendapatkan nilai diatas atau
minimal 70.

11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Hasil Siklus I
Pada tahap siklus I, didapatkan hasil belajar peserta didik pada materi gerak
lurus sebagai berikut :

Nilai Nilai
No Nama Siswa Keterangan
Pretest Posttest

1 Afifa Hatma Shaliha 40 80 Tuntas


2 Afifah Apriliani 20 60 Belum Tuntas
3 Baiq Iling Awwaliasyahida 20 70 Tuntas
4 Chelsy Nayaoki Zalma 60 80 Tuntas
5 Dilavia Ramadhani 20 60 Belum Tuntas
6 Dimas Salman Al-Farisy 60 90 Tuntas
7 Hadia Yuhyi Azkia 40 90 Tuntas
8 Khonsa Fadiyahul Karima 20 80 Tuntas
9 Muhammad Zulkifli 20 60 Belum Tuntas
10 Maesarah Hanipah 40 60 Belum Tuntas

11 Maulinda Wulan Sari 20 60 Belum Tuntas

12 Qurratul Aini Ashofiyah 60 60 Belum Tuntas

13 Reva Adla 40 80 Tuntas


14 Rini Aprisanti 20 80 Tuntas
15 Rismawani Mutia Ramadhani 40 80 Tuntas
16 Sakinah Sulthoanah 20 80 Tuntas
17 Sirrul Ilahi 60 80 Tuntas
18 Syafina Fauzia Khaerunnisa 60 90 Tuntas
Nilai Rata-Rata 36,6 74,4
Tabel 4.1 Daftar Nilai Siklus I
Jumlah Siswa Tuntas Belum Tuntas

18 12 6

100 % 66,6 % 33,3 %

Tabel 4.2 Persentasi Hasil Belajar Siklus I

Dari tabel 4.1 terlihat adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar kognitif
siswa dari pretest ke posttest siklus I. Nilai rata-rata naik dari 36,6 menjadi 74,4.
Sementara dari tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa pembelajaran pada tahap siklus 1
sudah dapat terlihat perubahan yang cukup baik dalam hasil belajar peserta didik
dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa sebelum menggunakan model PBL, dengan
data hasil belajar pada siklus 1 sebagai sebanyak 6 siswa orang dari 18 siswa belum
mencapai nilai KKM dengan persentase 66,6% siswa tuntas dan 33,3% belum tuntas.

2. Hasil Siklus II
Pada tahap siklus II, diperoleh hasil belajar peserta didik pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi sebagai berikut :

Nilai Nilai
No Nama Siswa Keterangan
Pretest Posttest

1 Afifa Hatma Shaliha 40 90 Tuntas


2 Afifah Apriliani 50 60 Belum Tuntas
3 Baiq Iling Awwaliasyahida 40 80 Tuntas
4 Chelsy Nayaoki Zalma 40 100 Tuntas
5 Dilavia Ramadhani 40 80 Tuntas
6 Dimas Salman Al-Farisy 30 90 Tuntas
7 Hadia Yuhyi Azkia 40 100 Tuntas
8 Khonsa Fadiyahul Karima 30 80 Tuntas
9 Muhammad Zulkifli 20 80 Tuntas
10 Maesarah Hanipah 30 80 Tuntas
11 Maulinda Wulan Sari 40 80 Tuntas
12 Qurratul Aini Ashofiyah 40 60 Belum Tuntas

13
13 Reva Adla 30 90 Tuntas
14 Rini Aprisanti 20 80 Tuntas
15 Rismawani Mutia Ramadhani 20 80 Tuntas
16 Sakinah Sulthoanah 40 90 Tuntas
17 Sirrul Ilahi 40 80 Tuntas
18 Syafina Fauzia Khaerunnisa 40 100 Tuntas
Nilai Rata-Rata 35 83,3

Tabel 4.3 Daftar Nilai Siklus II

Jumlah Siswa Tuntas Belum Tuntas

18 16 2

100 % 88,9 % 11,11 %

Tabel 4.4 Persentasi Hasil Belajar Siklus II

Pada Siklus II ditemukan peningkatan kembali untuk hasil belajar siswa dengan
perbandingan pada hasil belajar siklus I. Hasil analisis dari pembelajaran siklus II
mengenai hasil belajar peserta didik dalam aspek kognitif sudah menunjukan
peningkatan dengan data persentasi nilai kognitif diatas KKM pada siklus I adalah
63% sedangkan pada siklus II adalah 88,9%, terdapat peningkatan presentasi nilai
hasil belajar sebesar 26%, dimana hanya 2 siswa dari 18 siswa yang belum tuntas atau
belum mencapai KKM.

B. Pembahasan
Penilaian hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari tes pada tiap akhir siklus.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa setelah diterapkan model
pembelajaran PBL, hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata
dari 36,6 meningkat menjadi 74,4 pada siklus I. Pada siklus II meningkat lagi menjadi
83,3. Peningkatan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran Fisika semakin meningkat. Peningkatan hasil belajar kognitif
ini juga diiringi dengan peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal yaitu dari 37 %
menjadi 66,6% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 88,9% pada siklus II. Besarnya
ketuntasan belajar pada siklus II sudah memenuhi target yang ditetapkan dalam indikator
keberhasilan yakni sekurang-kurangnya 85% siswa mendapat nilai ≥ 70.
Jika data hasil belajar aspek kognitif pada tahap siklus I dan siklus II
dibandingkan, maka diperoleh data sebagai berikut :

Sebelum Setelah Tindakan


No Keterangan Nilai
Tindakan
Siklus I Siklus II
1. Nilai Tertinggi 60 90 100
2. Nilai Terendah 20 60 60
3. Nilai Rata-Rata 36,6 74,4 83,5
Persentasi Ketuntasan
4. 37% 66,6% 88,9%
(%)
Tabel 4.5 Persentasi Ketuntasan Hasil Belajar
Berdasarkan tabel di atas bahwa persentase tingkat keberhasilan peserta didik
mencapai nilai di atas atau sesuai KKM pada aspek kognitif di siklus I adalah sebesar
66,6 % dan pada siklus II adalah sebesar 88,9%, dapat dilihat peningkatan persentasi
pada siklus I ke siklus II adalah sebesar 22,3%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mapel
fisika dengan mencapai nilai di atas atau sesuai KKM yaitu 70. Meskipun persentase
ketuntasan masih belum mencapai 100%. namun peningkatan hasil belajar dari tahap
siklus I ke siklus II cukup memuaskan dan tentunya dapat ditingkatkan lagi.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil
pengamatan dari siklus I sampai siklus II ternyata keaktifan siswa juga mengalami
peningkatan. Aspek yang diamati untuk mengukur keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran meliputi keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa
dalam percobaan, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, keaktifan siswa
dalam menjawab pertanyaan, persiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan
keseriusan siswa dalam mengerjakan tes.

15
Setelah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas
kemudian diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada tindakan siklus I
didapatkan hasil sebagai berikut:
 Guru harus lebih meningkatkan minat siswa yaitu dengan memotivasi siswa
selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara lebih membuka wawasan
siswa untuk melihat fenomena alam yang ada dan mengaitkan dengan materi
yang diajarkan.
 Pengelolaan waktu harus lebih baik
 Pengelolaan kelas harus lebih baik
Sedangkan untuk tahap siklus II , refleksi dari tindakan yang dilakukan sebagai
berikut :
 Siswa telah aktif dalam pembelajaran
 Motivasi siswa meningkat dengan dilaksanakannya pendekatan IBL
 Guru tidak mendominasi dalam proses belajar mengajar dan hanya bertindak
sebagai fasilitator.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar Fisika pada siswa kelas X IPA di SMA IT Arrisalah
Lombok Timur.
2. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis ingin memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya benar-benar mempelajari model pembelajaran PBL sebelum
mempraktekannya sehingga pada saat pelaksanaan tidak bingung serta dapat
berjalan efektif dan efisien.
b. Guru diharapkan dapat memberikan pengarahan yang jelas tentang model
pembelajaran PBL pada siswa sehingga mereka dapat terus aktif berpartisipasi
selama pembelajaran berlangsung.
2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya, model pembelajaran PBL dengan dapat dicoba
untuk diterapkan pada pokok bahasan yang lain serta dapat dikembangkan dengan
metode yang lain untuk melihat pengaruh hasil belajar dalam ranah psikomotor
maupun afektif.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufik. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.


Jakarta: Kencana
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta; PT Bineka Cipta.
Mutoharoh, S. 2011. PengaruhModel Guided Discovery Learning terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Pada Konsep Belajar Siswa. [Skripsi]. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rizqy, L. 2015. Pengaruh Penggunaan Small Notes Pada Metode Preview Question Read
Summarize Test (Pqrst)Terhadap Hasil Belajar Materi Pokok Konsep Reaksi
Reduksi-Oksidasi Siswa Kelas X Sman 1 Kaliwungu. [Skripsi]. Semarang : Unnes
Press.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENELITIAN

Kegiatan Pendahuluan: Kegiatan Pendahuluan:


Salam Pembuka dan doa Apersepsi, Pretest, Tujuan Pembelajaran

Kegiatan Inti: Kegiatan Inti:


Orientasi Peserta Didik pada Masalah Mengorganisasi Peserta didik untuk belajar

Kegiatan Inti: Kegiatan Inti:


Membimbing Penyelidikan Menyajikan Hasil

19
Kegiatan Inti: Kegiatan Penutup:
Menganalisis dan mengevaluasi proses Posttest
pemecahan masalah

Kegiatan Penutup: Kegiatan Penutup:


Refleksi pembelajaran Doa dan Salam

Anda mungkin juga menyukai