Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS UNDANG – UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2023

TENTANG KESEHATAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Kesehatan

Dosen Pengampu : Ichsan Syuhudi, S.H., M.H.

Disusun oleh:

NAMA : EVA NADIA

NPM : 0221056571

KELAS : HUKUM PAGI A/5

FAKULTAS HUKUM SEMESTER V

UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Undang – Undang Nomor 17 Tahun
2023 Tentang Kesehatan” dengan tepat waktu. Tugas Analisis ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Sosiologi Hukum. Selain itu, penulis juga berharap agar analisis ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.

Dalam analisis ini penulis akan memberikan opini maupun pandangan serta berbagai
aspek yang berkaitan dengan masalah tersebut yang kami miliki maupun ketahui terhadap
permasalahan ini yang dilihat dari sisi peraturan perundang – undangan mengenai kesehatan
yang ada di Indonesia. Harapan penulis semoga analisis ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Mohon maaf bila ada salah kata maupun salah dalam
pengetikan, untuk kedepannya semoga penulis dapat memperbaiki maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik dan lebih menarik.

Penulis menyadari bahwa makalah analisis ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari rekan karena sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah.

i
LATAR BELAKANG ADANYA PEMBENTUKAN UU NOMOR 17 TAHUN 2023
TENTANG KESEHATAN

Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) telah
disahkan pada tanggal 8 Agustus 2023. UU Kesehatan ini melaksanakan amanah dari
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 28H ayat
(1) yang menyatakan bahwa, “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan,” dan Pasal 34 ayat (3) yang menyatakan bahwa, “Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak”.

Latar belakang dari dibentuknya UU Kesehatan adalah adanya perkembangan


pembangunan kesehatan dan pembelajaran atas pandemi Covid-19, sehingga perlu dilakukan
transformasi sistem kesehatan Indonesia. Tujuan dari transformasi tersebut adalah untuk
memajukan masyarakat Indonesia yang sehat dan kuat melalui enam hal yaitu: pelayanan
primer, pelayanan rujukan, ketahanan kesehatan, pendanaan, Sumber Daya Manusia, dan
teknologi kesehatan. Transformasi sistem kesehatan Indonesia membutuhkan dukungan
transformasi regulasi yang bertujuan untuk memenuhi hak masyarakat, menciptakan undang
undang yang berdaya dan berhasil guna, serta mampu implementatif.

UU Kesehatan mencabut sebelas undang-undang lain meliputi:

a. Undang-Undang Nomor 419 Tahun 1949 tentang Ordonansi Obat Keras (Staatsblad
1949 Nomor 419);

b. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular;

c. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;

d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

e. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

f. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa;

1
g. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;

h. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;

i. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan;

j. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran;

k. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan.

Undang Undang (UU) Kesehatan memberikan perlindungan hukum ekstra bagi para tenaga
kesehatan. Tenaga Kesehatan sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan sudah
sepatutnya mendapat haknya untuk mendapatkan perlindungan hukum yang baik. Terutama
para Nakes merupakan mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan transformasi
kesehatan.

Pada UU ini, pemerintah menambahan substansi adanya hak bagi peserta didik spesialis
untuk mendapatkan perlindungan hukum, yang tertuang dalam pasal Pasal 208E ayat (1)
huruf a. Dalam UU juga ada pengaturan substansi hak tenaga medis dan tenaga kesehatan
untuk menghentikan pelayanan apabila mendapat perlakuan kekerasan fisik dan verbal.

Selain adanya usulan baru, hak bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan yang sebelumnya
sudah tercantum dalam Undang Undang Kesehatan yang ada tidak hilang. Terutama pada
substansi perlindungan hukum selama menjalankan praktik sesuai standar yang tertuang
dalam Pasal 282 ayat (1) huruf a; Perlindungan hukum bagi tenaga medis dan tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan di luar kompetensinya dalam kondisi tertentu yang
tertuang dalam pasal 296; serta mengedepankan alternatif penyelesaian sengketa dalam
sengketa hukum bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan yang tertuang dalam Pasal 322 ayat
(4).

2
ANALISIS UNDANG – UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2023
TENTANG KESEHATAN

Berdasarkan sistematikanya, UU Kesehatan terdiri dari 20 Bab dan 458 Pasal. Bab-Bab yang
terdapat di dalam Undang-Undang ini meliputi :

BAB I Ketentuan Umum

BAB II Hak dan Kewajiban

BAB III Tanggung Jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

BAB IV Penyelenggaraan Kesehatan

BAB V Upaya Kesehatan

BAB VI Fasilitas Kesehatan

BAB VII Sumber Daya Manusia Kesehatan

BAB VIII Perbekalan Kesehatan

BAB IX Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan

BAB X Teknologi Kesehatan

BAB XI Sistem Informasi Kesehatan

BAB XII Kejadian Luar Biasa dan Wabah

BAB XIII Pendanaan Kesehatan

BAB XIV Koordinasi dan Sinkronisasi Penguatan Sistem Kesehatan

BAB XV Partisipasi Masyarakat

BAB XVI Pembinaan dan Pengawasan

BAB XVII Penyidikan

BAB XVIII Ketentuan Pidana

BAB XIX Ketentuan Peralihan

BAB XX Ketentuan Penutup

3
UU Kesehatan mengatur mengenai tanggung jawab Pemerintah dalam bidang
kesehatan yang meliputi: 1

(1) merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi


penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, merata, dan
terjangkau oleh masyarakat;

(2) meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan;

(3) menyelenggarakan kegiatan kewaspadaan wabah, penanggulangan wabah, dan


pasca-wabah;

(4) ketersediaan lingkungan dan tatanan yang sehat bagi masyarakat;

(5) ketersediaan Sumber Daya Kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh
masyarakat;

(6) ketersediaan dan akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan serta informasi dan
edukasi kesehatan;

(7) pengaturan, perencanaan, pengadaan, dan pendayagunaan, pembinaan dan


pengawasan Tenaga Medis, Tenaga Kesehatan, serta tenaga pendukung/penunjang
kesehatan;

(8) peningkatan mutu, pelindungan, dan kesejahteraan Tenaga Medis, Tenaga


Kesehatan serta tenaga pendukung/penunjang kesehatan;

(9) pelindungan kepada pasien;

(10) memberdayakan dan mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan.

Secara lebih khusus, tanggung jawab Pemerintah dalam pelayanan kesehatan meliputi:

1
Wahyu Andrianto, “ Secarik Catatan Untun Undang – Undang Kesehatan”, Hukum Onlline, 11 September,
2022, https://www.hukumonline.com/berita/a/secarik-catatan-untuk-undang-undang-kesehatan-
lt64fe8593cfb16/

4
(1) penyediaan akses pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan lanjutan
dengan mengoptimalkan peran Pemerintah Daerah, melalui:

(a) pembangunan sarana dan prasarana Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL),

(b) pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), sediaan farmasi, dan alat
kesehatan,

(c) peningkatan kemampuan dan cakupan layanan fasilitas pelayanan kesehatan;

(2) penyediaan akses tersebut mencakup masyarakat rentan dan bersifat inklusif
nondiskriminatif;

(3) pembangunan FKTP dan FKTL harus mempertimbangkan kebutuhan pelayanan


kesehatan di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan, termasuk untuk kebutuhan
wahana pendidikan.

Beberapa pengaturan yang membedakan antara UU Kesehatan dengan Undang-


Undang sebelumnya (khususnya undang-undang yang telah dicabut dengan UU Kesehatan
ini) antara lain:

(1) Fasilitas pelayanan kesehatan dapat memberikan layanan Telekesehatan dan


Telemedisin. Pelayanan Telemedisin meliputi: antar fasilitas pelayanan kesehatan dan
antara fasilitas pelayanan kesehatan dengan masyarakat;

(2) Mempertegas kewajiban fasilitas pelayanan kesehatan terkait dengan konsisi


gawat darurat. Dalam kondisi gawat darurat, fasilitas pelayanan kesehatan dilarang
menolak pasien, meminta uang muka, dan mendahulukan segala urusan administratif
sehingga menyebabkan tertundanya pelayanan kesehatan;

(3) Pimpinan rumah sakit dapat merupakan: Tenaga Medis, Tenaga Kesehatan, atau
tenaga profesional yang memiliki kompetensi dan manajemen rumah sakit;

(4) Rumah sakit wajib menerapkan sistem informasi rumah sakit yang terintegrasi
dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKN);

5
(5) Rumah sakit pendidikan dapat menyelenggarakan program spesialis/subspesialis
sebagai penyelenggara utama pendidikan (college based), dengan ketentuan:
berdasarkan izin Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan hanya untuk pendidikan
program spesialis serta subspesialis;

(6) Sumber Daya Manusia Kesehatan dibedakan dalam tiga bagian yang meliputi:
Tenaga Medis (terdiri atas dokter dan dokter gigi), Tenaga Kesehatan (terdiri atas 11
kelompok Tenaga Kesehatan); Tenaga pendukung atau penunjang kesehatan (tanaga
yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan atau institusi lain di bidang
kesehatan);

(7) Surat Tanda Registrasi (STR) diterbitkan oleh Konsil atas nama Menteri
Kesehatan dan berlaku seumur hidup;

(8) Surat Izin Praktik (SIP) diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau
Menteri Kesehatan dalam kondisi tertentu dan tidak memerlukan rekomendasi dari
organisasi profesi;

(9) Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Warga Negara Indonesia
(WNI) serta Warga Negara Asing (WNA) lulusan luar negeri dapat dilakukan melalui
penilaian portofolio bagi yang telah berpraktik minimal dua tahun (untuk WNI) dan
lima tahun (untuk WNA) atau merupakan ahli dalam bidang unggulan tertentu dalam
pelayanan kesehatan;

(10) Penegakan Disiplin Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dilakukan oleh Majelis
yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan. Majelis ini dapat bersifat permanen atau ad
hoc dan putusannya dapat diajukan peninjauan kembali kepada Menteri Kesehatan;

(11) Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang diduga melakukan perbuatan yang
melanggar hukum dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dapat dikenai sanksi
pidana, terlebih dahulu harus dimintakan rekomendasi dari Majelis;

(12) Alokasi Anggaran Kesehatan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dituangkan dalam Rencana Induk Bidang Kesehatan dengan Penganggaran Berbasis
Kinerja.

6
Menurut Kementerian Kesehatan RI, terdapat sejumlah aspek yang akan diperbaiki dengan
diterapkan Undang-undang Kesehatan ini, antara lain:2

 Mengubah fokus dari pengobatan menjadi pencegahan.


 Memudahkan akses layanan kesehatan.
 Mempersiapkan sistem kesehatan yang tangguh menghadapi bencana.
 Meningkatkan efisiensi dan transparansi pembiayaan kesehatan.
 Memperbaiki kekurangan tenaga kesehatan.
 Mendorong industri kesehatan untuk mandiri di dalam negeri dan mendorong penggunaan
teknologi kesehatan yang mutakhir.
 Menyederhanakan proses perizinan kesehatan.
 Melindungi tenaga kesehatan secara khusus.

Manfaat UU Kesehatan berdasarkan yang disampaikan oleh Mentri Kesehatan RI Budi


Gunadi, yakni :3

a. Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Masyarakat

Salah satu tujuan utama Undang-Undang Kesehatan adalah meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ini berarti bahwa semua
orang, terlepas dari status sosial atau lokasi geografis, berhak mendapatkan layanan
kesehatan yang berkualitas. UU ini memberikan perhatian khusus pada tingkat pelayanan
primer, seperti Puskesmas dan Posyandu, sehingga pelayanan kesehatan menjadi lebih dekat
dan terjangkau bagi masyarakat di daerah terpencil.

b. Fokus pada Intervensi Kesehatan Promotif dan Preventif

Dalam upaya mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara


menyeluruh, Undang-Undang Kesehatan menekankan pentingnya intervensi kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif. Ini berarti pemerintah akan lebih fokus pada program-
program pendidikan kesehatan dan upaya pencegahan risiko penyakit. Dengan adanya

2
Zulfikri Tabrani, SKM, “ Undang – Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 Sah Berlaku… Ini Poin
Pentingnya”, Dinas Kesehatan Provinsi Kepualaun Bangka Belitung , 23 Agustus 2023,
https://dinkes.babelprov.go.id/content/undang-undang-kesehatan-nomor-17-tahun-2023-sah-berlaku-ini-poin-
pentingnya
3
Pusat Krisis Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, “Apa Manfaat UU Kesehatan?”, 9 Agustus 2023,
https://pusatkrisis.kemkes.go.id/apa-manfaat-uu kesehatan#:~:text=Salah%20satu%20fokus%20utama
%20dari,sehat%20dan%20mengurangi%20angka%20penyakit.

7
pendekatan ini, diharapkan angka penyakit akan menurun dan kualitas hidup masyarakat akan
meningkat.

c. Transformasi Pelayanan Kesehatan

Dengan berlakunya Undang-Undang Kesehatan, terjadi transformasi dalam sistem


pelayanan kesehatan. Hal ini mencakup penyediaan peralatan dan fasilitas medis modern di
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Dengan teknologi dan fasilitas yang lebih baik,
diharapkan efisiensi dan kualitas pelayanan kesehatan meningkat secara signifikan,
membawa manfaat besar bagi seluruh masyarakat Indonesia.

d. Peluang Lapangan Kerja untuk Tenaga Kesehatan

Peningkatan jumlah puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya yang diakibatkan oleh
Undang-Undang Kesehatan akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi tenaga
kesehatan. Ini berarti peluang kerja untuk dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya akan
meningkat. Selain itu, adanya fasilitas kesehatan yang lebih baik di berbagai daerah juga akan
mempermudah pendidikan spesialisasi dokter di daerah tersebut.

e. Kemudahan Praktik bagi Tenaga Kesehatan

Undang-Undang Kesehatan ini juga memberikan kemudahan bagi tenaga kesehatan


untuk berpraktik. Prosedur yang lebih sederhana dan tidak membatasi praktik mandiri bagi
mereka yang memiliki kinerja baik dan sangat diperlukan di daerah tertentu. Ini akan
membantu meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan yang berkualitas di berbagai wilayah
Indonesia.

f. Batasi Tenaga Kesehatan Asing

Meskipun ada kekhawatiran tentang karpet merah bagi tenaga kesehatan asing,
Undang-Undang Kesehatan ini mengatur dan membatasi praktek mereka. Tujuannya adalah

8
untuk mencegah kelebihan tenaga kesehatan asing yang berpraktik di Indonesia. Hal ini
bertujuan untuk melindungi lapangan kerja bagi tenaga kesehatan lokal dan memastikan
standar kualitas pelayanan kesehatan yang setara. Undang-Undang Kesehatan memiliki peran
krusial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan meningkatkan
akses dan kualitas pelayanan kesehatan, fokus pada upaya preventif dan promotif, serta
memberikan kemudahan bagi tenaga kesehatan, diharapkan masyarakat dapat menikmati
kesehatan yang lebih baik dan hidup dengan lebih baik pula.

KESIMPULAN ANALISIS UU NOMOR 17 TAHUN 2023

TENTANG KESEHATAN

9
Salah satu tujuan utama Undang-Undang Kesehatan adalah meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ini berarti bahwa semua
orang, terlepas dari status sosial atau lokasi geografis, berhak mendapatkan layanan
kesehatan yang berkualitas. Dalam upaya mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
masyarakat secara menyeluruh, Undang-Undang Kesehatan menekankan pentingnya
intervensi kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Hal ini mencakup penyediaan peralatan dan fasilitas medis modern di rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lainnya. Dengan teknologi dan fasilitas yang lebih baik, diharapkan
efisiensi dan kualitas pelayanan kesehatan meningkat secara signifikan, membawa manfaat
besar bagi seluruh masyarakat Indonesia. Peluang Lapangan Kerja untuk Tenaga Kesehatan.
Peningkatan jumlah puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya yang diakibatkan oleh
Undang-Undang Kesehatan akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi tenaga
kesehatan.

Selain itu, adanya fasilitas kesehatan yang lebih baik di berbagai daerah juga akan
mempermudah pendidikan spesialisasi dokter di daerah tersebut. Undang-Undang Kesehatan
ini juga memberikan kemudahan bagi tenaga kesehatan untuk berpraktik. Ini akan membantu
meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan yang berkualitas di berbagai wilayah Indonesia.
Tujuannya adalah untuk mencegah kelebihan tenaga kesehatan asing yang berpraktik di
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

10
Situs Internet

Wahyu Andrianto, “ Secarik Catatan Untun Undang – Undang Kesehatan”, Hukum


Onlline, 11 September, 2022, https://www.hukumonline.com/berita/a/secarik-catatan-untuk-
undang-undang-kesehatan-lt64fe8593cfb16/

Zulfikri Tabrani, SKM, “ Undang – Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 Sah
Berlaku… Ini Poin Pentingnya”, Dinas Kesehatan Provinsi Kepualaun Bangka Belitung , 23
Agustus 2023, https://dinkes.babelprov.go.id/content/undang-undang-kesehatan-nomor-17-
tahun-2023-sah-berlaku-ini-poin-pentingnya

Pusat Krisis Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, “Apa Manfaat UU Kesehatan?”, 9


Agustus 2023,https://pusatkrisis.kemkes.go.id/apa-manfaat-uu kesehatan#:~:text=Salah
%20satu%20fokus%20utama%20dari,sehat%20dan%20mengurangi%20angka%20penyakit.

11

Anda mungkin juga menyukai