Anda di halaman 1dari 4

"PENJELASAN FORM, PENGISIAN, dan MEKANISME PELAPORAN

PELAPORAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APB DESA)"

1. Format pelaporan ini hanya digunakan untuk melaporkan APB Desa oleh Fasilitator/
Pendamping, dan Konsultan secara berjenjang kepada Konsultan Nasional Pengendalian dan
Pembanguan Desa (KNPPD).
2. Pendamping Lokal Desa di tingkat Desa menghimpun Hardcopy APB Desa lokasi bertugas/
ditugaskan.
3. Fasilitator/ Pendamping Kecamatan menghimpun Hardcopy APB Desa dari seluruh Desa
dalam Kecamatan lokasi bertugas/ ditugaskan.
4. Fasilitator Kecamatan melakukan input data dari Hardcopy APB Desa kedalam format
pelaporan APB Desa tingkat Desa (Form Desa) dan membuat rekapitulasi dengan
menggunakan "Form Rekap Kecamatan".
5. Fasilitator/ Pendamping Kabupaten menghimpun Pelaporan APB Desa yang terdiri dari Form
Desa dan Form Rekap Kecamatan dari seluruh Kecamatan didalam wilayah tugas, untuk
selanjutnya diverifikasi dan dibuatkan rekapitulasi tingkat kabupaten sesuai "Form Rekap
Kabupaten".
6. Koordinator Provinsi (TL Provinsi) menghimpun Pelaporan APB Desa yang terdiri dari Form
Desa, Form Rekap Kecamatan, dan Form Rekap Kabupaten dari seluruh Kabupaten/Kota
didalam wilayah tugas, untuk selanjutnya diverifikasi dan dibuatkan rekapitulasi tingkat
provinsi sesuai Form Rekap Provinsi.
7. Koordinator Provinsi melakukan analisis terhadap Pelaporan APB Desa yang sudah
terhimpun, selanjutnya mengirimkan Pelaporan APB Desa yang terdiri dari Form Desa, Form
Rekap Kecamatan, Form Rekap Kabupaten, dan Form Rekap Provinsi beserta hasil
analisisnya dalam format excel kepada Konsultan Nasional Pengedalian dan Pembanguan
Desa (KNPPD) melalui e-mail. Alamat e-mail KNPPD: mis.knppd@gmail.com;
cc: masing-masing KPW
8. Penjelasan Form dan Pengisian Form Desa.
a. "Pada prinsipnya Form Desa strukturnya sama dengan Form Hardcopy APB Desa yang
mengacu kepada lampiran Permendagri 113 tahun 2014. Untuk memudahkan
rekapitulasi APB Desa dari seluruh Desa di Indonesia (±74.754 Desa) perlu dilakukan
penyamaan format pelaporan APB Desa yang terdiri dari Form Desa, Form Rekap
Kecamatan, Form Rekap Kabupaten, dan Rekap Provinsi. Kaidah dan penjelasan
pengisian format sebagai berikut."
b. "Format seluruh Form Pelaporan ini tidak diperkenankan untuk dirubah, kecuali
penambahan jumlah kolom (3) pada form rekap sesuai jumlah desa, jumlah kecamatan,
dan jumlah kabupaten di masing-masing wilayah tugas. Hal ini untuk memudahkan
membuat rekapitulasi dan analisis data APB Desa dimasing-masing level penugasan."
c. Kode Kategori dalam Form ini tidak identik dengan Kode Rekening pada format APB
Desa. Kode Kategori ini tidak boleh ditambah, dikurangi, maupun dimodifikasi.
d. Uraian dalam form ini baik narasi maupun posisi barisnya tidak identik dengan uraian
dan posisi baris yang ada dalam Format APB Desa. Narasi uraian dan urutannya tidak
boleh ditambah, dikurangi, maupun dimodifikasi.
e. Tata cara input:
i. Masukan nilai masing-masing PENDAPATAN pada Hardcopy APB Desa kedalam
Form Desa sesuai dengan item yang sama.
ii. PENDAPATAN dikategorikan menjadi tiga bagian yang terdiri dari: (1) Pendapatan
Asli Desa (PAD); (2) Pendapatan Transfer; (3) Pendapatan lain-lain.
iii. Sub kategori PAD terdiri dari: (1) Hasil Usaha; (2) Swadaya, Partisipasi dan Gotong
Royong; (3) Lain-lain PAD yang sah.
iv. Sub kategori Pendapatan Transfer terdiri dari: (1) Dana Desa; (2) Bagian dari hasil
pajak &retribusi daerah kabupaten/ kota; (3) Alokasi Dana Desa (ADD); (4) Bantuan
Keuangan.
v. Sub sub kategori Bantuan Keuangan terdiri dari: (1) Bantuan Provinsi; (2) Bantuan
Kabupaten/ Kota.
vi. Sub Kategori Pendapatan Lain-lain terdiri dari: (1) Hibah dan Sumbangan dari pihak
ke-3 yang tidak mengikat; (2) Lain-lain Pendapatan Desa yang sah.
vii. Jika item pendapatan bernilai nihil, berikan penjelasan penyebab nilainya nihil
pada kolom "KETERANGAN". Alasan penyebab nilai nihil supaya ditanyakan
kepada Kepala Desa atau Sekretaris Desa.
viii. Masukan nilai masing-masing BELANJA pada Hardcopy APB Desa kedalam Form
Desa sesuai dengan item yang sama.
ix. BELANJA di kategorikan menjadi lima bagian yang terdiri dari: (1) Bidang
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; (2) Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa;
(3) Bidang Pembinaan Kemasyarakatan; (4) Bidang Pemberdayaan Masyarakat; dan
(5) Bidang Tak Terduga.
x. Belanja Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa terdiri dari sub kategori: (1)
Belanja Pegawai; (2) Operasional Perkantoran; (3) Operasional BPD; (4)
Operasional RT/RW; (5) Operasional Petugas / Pelaku Lainnya; (6) Penyelenggaraan
kegiatan.
xi. Sub sub kategori Belanja Pegawai terdiri dari: (1) Penghasilan tetap Kepala Desa
dan Perangkat; (2) Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat; (3) Tunjangan BPD.
xii. Sub sub kategori belanja Operasional Perkantoran terdiri dari: (1) Belanja Barang
dan Jasa; (2) Belanja Modal.
xiii. Sub sub kategori belanja Operasional BPD; belanja Operasional RT/ RW; dan
belanja Oerasional Petugas/ Pelaku lainnya hanya satu kategori yaitu Belanja
Barang dan Jasa. Sub kategori belanja Operasional Petugas/ Pelaku lainnya
dipergunakan jika ada belanja Operasional selain untuk BPD dan RT/RW.
xiv. Sub-sub kategori belanja Penyelenggaraan kegiatan terdiri dari 10 kategori. Sub
sub kategori 1 s.d 9 untuk mengakomodir kegiatan Bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa sebagaimana termaktub dalam Permendagri 114/2014 Pasal 6
Ayat 2, dan sub sub kategori 10 untuk mengakomodir kegiatan yang tidak ada pada
sub sub kategori 1 s.d 9
xv. Belanja Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa terdiri dari sub kategori: (1)
Kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar; (2) Kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana Desa; (3) Kegiatan pengembangan potensi ekonomi lokal; (4) Kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Kategorisasi
ini mengikuti PERMENDESA 21/2016 tentang PENETAPAN PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2016
xvi. Sub kategori Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar terdiri dari 10 sub sub
kategori. Sub sub kategori 1 s.d 5 merupakan kegiatan Prioritas Penggunaan Dana
Desa tahun 2015. Sub sub kategori 9 dan 10 untuk mengakomodir kegiatan selain
sub sub kategori 1 s.d 8.
xvii. Sub kategori Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana, terdiri dari 9 sub sub
kategori. Sub sub kategori 1 s.d 7 merupakan kegiatan Prioritas Penggunaan Dana
Desa tahun 2015. Sub sub kategori 9 untuk mengakomodir kegiatan selain sub sub
kategori 1 s.d 8.
xviii. Sub kategori Kegiatan Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal, terdiri dari 27 sub
sub kategori. Sub sub kategori 1 s.d 13 merupakan kegiatan Prioritas Penggunaan
Dana Desa tahun 2015. Sub sub kategori 26 dan 27 untuk mengakomodir kegiatan
selain sub sub kategori 1 s.d 25.
xix. Sub kategori Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan secara
Berkelanjutan, terdiri dari 12 sub sub kategori. Sub sub kategori 1 s.d 5
merupakan kegiatan Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2015. Sub sub kategori
12 untuk mengakomodir kegiatan selain sub sub kategori 1 s.d 11.
xx. Belanja Bidang Pembinaan Kemasyarakatan terdiri dari 7 (tujuh) sub kategori . Sub
kategori 7 untuk mengakomodir kegiatan selain sub kategori 1 s.d 6.
xxi. Belanja Bidang Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari 10 sub kategori. Sub
kategori 1 s.d. 7 merupakan kegiatan Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2015.
Sub kegiatan 7 terdiri dari 9 (sembilan) sub sub kategori. Sub kategori 10 untuk
mengakomodir kegiatan selain sub kategori 1 s.d. 9
xxii. Belanja Bidang Tak Terduga terdiri dari 2 sub kategori. Sub kategori 2 untuk
mengakomodir belanja tak terduga lainnya.
xxiii. Kolom "KETERANGAN"" untuk setiap Sub kategori belanja, dan atau sub sub
kategori belanja supaya diisi dengan sumber dana yang membiayai kegiatan
tersebut. Kolom Keterangan cukup diisi dengan KATEGORI sumber dana.
Kategorisasi sumber dana sebagai berikut: PAD = Pendapatan Asli Desa; DD = Dana
Desa; BHP = Bagian dari hasil pajak &retribusi daerah kabupaten/ kota; ADD =
Alokasi Dana Desa; BKP = Bantuan Keuangan Provinsi; BKK = Bantuan Keuangan
Kabupaten/ Kota; PLL = Pendapatan Lain lain. Sumber dana boleh lebih dari satu
sumber."
xxiv. PEMBIAYAAN terdiri dari 2 kategori yakni: (1) Penerimaan Pembiayaan; dan (2)
Pengeluaran Pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan terdiri dari 3 (tiga) sub kategori
yakni: (1) SiLPA; (2) Pencairan Dana Cadangan; (3) Hasil Kekayaan Desa Yang
dipisahkan. Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari 2 (dua) sub kategori yakni: (1)
Pembentukan Dana Cadangan; dan (2) Penyertaan Modal Desa.

9. "Croschek input data pada Form Desa

Cek apakah hasil penjumlahan pendapatan pada Form Desa sama dengan jumlah
pendapatan dalam Hardcopy APB Desa;" Cek apakah hasil penjumlahan belanja pada Form
Desa sama dengan jumlah pendapatan dalam Hardcopy APB Desa. "Jika kedua hal tersebut
diatas tidak sama mohon dicari penyebabnya, apa salah input data kedalam Form Desa
atau terjadi kesalahan penjumlahan pada Hardcopy APB Desa. Jika terjadi kesalahan
penjumlahan pada Hardcopy APB Desa, beri catatan pada kolom ""KETERANGAN"" baris
Surplus/Defisit;

Perbaiki input data pada Form Desa jika ditemukan salah input."

10. "Croschek nilai DANA DESA pada Level Kabupaten.

Fasilitator/ Pendamping Kabupaten supaya melakukan croschek kesesuaian nilai Dana Desa
yang diinput Fasilitator/ Pendamping Kecamatan dalam Form Desa dengan data Pagu Dana
Desa yang tertera dalam Peraturan Bupati.

Jika terdapat ketidak sesuaian yang signifikan (> Rp.100.000,-)supaya diumpan balikan
kepada Fasilitator/ Pendamping Kecamatan untuk ditelusuri letak kesalahannya."

Anda mungkin juga menyukai