Anda di halaman 1dari 29

Salinan

NO : 4/LD/2013
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU
NOMOR : 4 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU


NOMOR : 4 TAHUN 2013
LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN INDRAMAYU TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
NOMOR : 4 TAHUN 2013
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU
NOMOR : 4 TAHUN 2013 BUPATI INDRAMAYU,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan


TENTANG
ketentuan Pasal 18 Undang-
RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN Undang Nomor 1 Tahun
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman,
pemerintah daerah mempu-
nyai wewenang menyusun
dan menyempurnakan
peraturan perundang-
BAGIAN HUKUM undangan bidang perumahan
SETDA KABUPATEN INDRAMAYU dan kawasan permukiman
pada tingkat kabupaten/kota
2013 bersama DPRD;
2 3

b. bahwa untuk mengarahkan 2. Undang - Undang Nomor 14


pembangunan perumahan Tahun 1950 tentang
dan kawasan permukiman Pembentukan Daerah-daerah
secara berdayaguna, Kabupaten Dalam
berhasilguna, serasi, selaras, Lingkungan Propinsi Jawa
seimbang, dan berkelanjutan Barat (Berita Negara Tahun
perlu disusun rencana 1950) sebagaimana telah
pembangunan dan diubah dengan Undang-
pengembangan perumahan Undang Nomor 4 Tahun 1968
dan kawasan permukiman; tentang Pembentukan
Kabupaten Purwakarta dan
c. bahwa berdasarkan pertim- Kabupaten Subang dengan
bangan sebagaimana dimak- mengubah Undang-Undang
sud pada huruf a dan huruf Nomor 14 Tahun 1950
b tersebut di atas, perlu tentang Pembentukan
menetapkan Peraturan Daerah-Daerah Kabupaten
Daerah tentang Rencana Dalam Lingkungan Propinsi
Pembangunan Dan Jawa Barat (Lembaran Negara
Pengembangan Perumahan Republik Indonesia Tahun
Dan Kawasan Permukiman; 1968 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang- Indonesia Nomor 2851);
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 3. Undang-Undang Nomor 32
1945; Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik
4 5
5. Undang-Undang Nomor 26
Indonesia Tahun 2004 Nomor Tahun 2007 tentang
125, Tambahan Lembaran Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana Tahun 2007 Nomor 68,
telah beberapa kali diubah Tambahan Lembaran Negara
terakhir dengan Undang- Republik Indonesia Nomor
Undang Nomor 12 Tahun 4725);
2008 tentang Perubahan 6. Undang-Undang Nomor 27
Kedua Atas Undang-Undang Tahun 2009 tentang Majelis
Nomor 32 Tahun 2004 Permusyawaratan Rakyat,
tentang Pemerintahan Daerah Dewan Perwakilan Rakyat,
(Lembaran Negara Republik Dewan Perwakilan Daerah
Indonesia Tahun 2004 Nomor dan Dewan Perwakilan
59, Tambahan Lembaran Rakyat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Negara Republik Indonesia
Nomor 4844); Tahun 2009 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara
4. Undang-Undang Nomor 38 Republik Indonesia Nomor
Tahun 2004 tentang Jalan 5043);
(Lembaran Negara Republik 7. Undang-Undang Nomor 32
Indonesia Tahun 2004 Nomor Tahun 2009 tentang
132, Tambahan Lembaran Perlindungan dan
Negara Republik Indonesia Pengelolaan Lingkungan
Nomor 4444); Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
6 7

8. Undang-Undang Nomor 1 11. Peraturan Pemerintah Nomor


Tahun 2011 tentang 4 Tahun 1988 tentang
Perumahan dan Kawasan Rumah Susun (Lembaran
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia
Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 7);
Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara 12. Peraturan Pemerintah Nomor
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1988 tentang
5188); Koordinasi Kegiatan Instansi
Vertikal di Daerah (Lembaran
9. Undang-Undang Nomor 12 Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 tentang Tahun 1988 Nomor 10);
Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan 13. Peraturan Pemerintah Nomor
(Lembaran Negara Republik 80 Tahun 1999 tentang
Indonesia Nomor 2011 Nomor Kawasan Siap Bangun dan
82, Tambahan Lembaran Lingkungan Siap Bangun
Negara Republik Indonesia Yang Berdiri Sendiri
Nomor 5234); (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor
10. Undang - Undang Nomor 20 171, Tambahan Lembaran
Tahun 2011 tentang Rumah Negara Republik Indonesia
Susun (Lembaran Negara Nomor 3892);
Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5252);
8 9

14. Peraturan Pemerintah Nomor 17. Peraturan Daerah Kabupaten


16 Tahun 2004 tentang Indramayu Nomor 20 Tahun
Penatagunaan Tanah 2011 tentang Rumah Susun
(Lembaran Negara Republik (Lembaran Daerah Kabupaten
Indonesia Tahun 2004 Nomor Indramayu Tahun 2011
45, Tambahan Lembaran Nomor 20);
Negara Republik Indonesia
Nomor 4385); 18. Peraturan Daerah Kabupaten
Indramayu Nomor 1 Tahun
15. Peraturan Pemerintah Nomor 2012 tentang Rencana Tata
8 Tahun 2013 tentang Ruang Wilayah Kabupaten
Ketelitian Peta Rencana Tata Indramayu Tahun 2011-2031
Ruang (Lembaran Negara (Lembaran Daerah Kabupaten
Republik Indonesia Tahun Indramayu Tahun 2012
2013 Nomor 8, Tambahan Nomor 1);
Lembaran Negara Republik
Indonesia 5393); 19.Peraturan Daerah Kabupaten
Indramayu Nomor 5 Tahun
16. Peraturan Daerah Kabupaten 2012 tentang Tata Cara
Indramayu Nomor 8 Tahun Pembentukan Produk Hukum
2008 tentang Dinas Daerah Daerah Kabupaten
Kabupaten Indramayu Indramayu (Lembaran Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Kabupaten Indramayu Tahun
Indramayu Tahun 2008 2012 Nomor 5);
Nomor 8, Seri D.4);
10 11

20. Peraturan Daerah Kabupaten BAB I


Indramayu Nomor 15 Tahun KETENTUAN UMUM
2012 tentang Bangunan
Gedung (Lembaran Daerah
Pasal 1
Kabupaten Indramayu Tahun
2012 Nomor 15);
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud
Dengan Persetujuan Bersama dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Indramayu.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH 2. Bupati adalah Bupati Indramayu.
KABUPATEN INDRAMAYU 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta
perangkat daerah sebagai pelaksana
dan pemerintahan daerah;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
BUPATI INDRAMAYU selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD
Kabupaten Indramayu;
5. Wilayah adalah ruang yang merupakan
MEMUTUSKAN : kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait padanya yang batas dan sistemnya
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ditentukan berdasarkan aspek administratif
RENCANA PEMBANGUNAN DAN dan/atau aspek fungsional.
PENGEMBANGAN PERUMAHAN 6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang
DAN KAWASAN PERMUKIMAN. daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai
satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lainnya hidup dan melakukan
kegiatannya serta memelihara kelangsungan
kehidupannya.
12 13

7. Tata ruang adalah wujud struktural dan pola 13. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai
pemanfaatan ruang, baik direncanakan bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun tidak. maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan
8. Penataan ruang adalah proses perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai
tata ruang, pemanfaatan ruang dan hasil upaya pemenuhan rumah yang layak
pengendalian pemanfaatan ruang. huni.
9. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang 14. Kawasan Permukiman adalah bagian dari
selanjutnya disingkat RTRW Kabupaten adalah lingkungan hidup diluar kawasan lindung baik
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten berupa kawasan perkotaan maupun
Indramayu. perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan
10. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
disebut RDTR adalah rencana turunan atau tempat kegiatan yang mendukung
rencana rinci dari rencana tata ruang pada perikehidupan dan penghidupan.
tingkat kecamatan. 15. Perumahan dan kawasan permukiman adalah
11. Kawasan Lindung adalah kawasan yang satu kesatuan sistem yang terdiri atas
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi pembinaan, penyelenggaraan perumahan,
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup penyelenggaraan kawasan permukiman,
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dan pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan
nilai sejarah serta budaya bangsa guna peningkatan kualitas terhadap perumahan
pembangunan berkelanjutan. kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan
12. Kawasan Budidaya adalah kawasan yang tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan,
ditetapkan dengan fungsi utama untuk serta peran masyarakat.
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi 16. Peremajaan Kawasan/Lingkungan adalah pola
sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan pengembangan kawasan dengan tujuan
sumberdaya buatan. mengadakan pembongkaran menyeluruh dalam
rangka pembaharuan struktur fisik dan fungsi.
14 15

17. Perbaikan Lingkungan adalah pola 22. Backlog adalah jumlah keluarga di Kabupaten
pengembangan kawasan dengan tujuan untuk Indramayu yang diidentifikasi belum memiliki
memperbaiki struktur lingkungan yang telah rumah.
ada, dan dimungkinkan melakukan 23. Layak huni adalah kondisi hunian yang
pembongkaran terbatas guna penyempurnaan berkaitan dengan pencapaian persyaratan fisik,
pola fisik prasarana yang telah ada. kesehatan dan kesusilaan, sebagai kelompok
18. Pemeliharaan Lingkungan adalah pola manusia berbudaya.
pengembangan kawasan dengan tujuan untuk 24. Layak berkembang adalah kondisi hunian yang
mempertahankan kualitas suatu lingkungan berkaitan dengan terpenuhinya kondisi
yang sudah baik agar tidak mengalami lingkungan yang mendukung terjadinya
penurunan kualitas lingkungan. peningkatan kesejahteraan masyarakat
19. Pembangunan Baru adalah pola pengembangan (prospektif dan produktivitas).
kawasan pada areal tanah yang masih kosong 25. Jaringan Primer Prasarana Lingkungan, yaitu
dan/atau belum pernah dilakukan jaringan dasar yang memenuhi kebutuhan
pembangunan fisik sesuai dengan tata ruang. dasar suatu lingkungan perumahan dan
20. Kawasan Siap Bangun selanjutnya disebut permukiman yang menghubungkan antar
Kasiba adalah sebidang tanah yang fisiknya kawasan permukiman atau antara kawasan
serta prasarana, sarana, dan utilitas umumnya permukiman dengan kawasan fungsional
telah dipersiapkan untuk pembangunan lainnya.
lingkungan hunian skala besar sesuai rencana 26. Daftar daerah terlarang (negative list) adalah
tata ruang. kawasan yang tidak diperkenankan untuk
21. Lingkungan Siap Bangun selanjutnya disebut dikembangkan sebagai kawasan perumahan
Lisiba adalah sebidang tanah yang fisiknya dan permukiman baru;
serta prasarana, sarana dan utilitas umumnya
telah dipersiapkan untuk pembangunan
perumahan dengan batas-batas kaveling yang
jelas dan merupakan bagian dari kawasan siap
bangun sesuai dengan rencana rinci tata ruang.
16 17

27. Rencana Pembangunan dan Pengembangan k. keselamatan, keamanan, ketertiban, dan


Perumahan dan Kawasan Permukiman yang keteraturan.
selanjutnya disebut RP3KP adalah Skenario Pasal 3
penyelenggaraan pengelolaan bidang
perumahan dan permukiman yang Peraturan Daerah ini bertujuan untuk:
terkoordinasi dan terpadu secara lintas sektoral a. memberikan kepastian hukum dalam
dan lintas wilayah administratif; dan Jabaran penyelenggaraan perumahan dan kawasan
pengisian rencana pola ruang kawasan permukiman;
permukiman dalam RTRW. b. mendukung penataan dan pengembangan
wilayah serta penyebaran penduduk yang
BAB II proporsional melalui pertumbuhan
ASAS DAN TUJUAN lingkungan hunian dan kawasan permukiman
sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan
Pasal 2 keseimbangan kepentingan, terutama bagi
masyarakat berpenghasilan rendah;
Asas yang dipergunakan dalam penyusunan c. meningkatkan daya guna dan hasil guna
Peraturan Daerah ini meliputi: sumber daya alam bagi pembangunan
a. kesejahteraan; perumahan dengan tetap memperhatikan
b. keadilan dan pemerataan; kelestarian fungsi lingkungan;
c. keefisienan dan kemanfaatan; d. memberdayakan para pemangku kepentingan
d. keterjangkauan dan kemudahan; bidang pembangunan perumahan dan
e. kemandirian dan kebersamaan; kawasan permukiman;
f. kemitraan; e. menunjang pembangunan di bidang ekonomi,
g. keserasian dan keseimbangan; sosial, dan budaya; dan
h. keterpaduan; f. menjamin terwujudnya rumah yang layak
i. kesehatan; huni dan terjangkau dalam lingkungan yang
j. kelestarian dan keberlanjutan; dan sehat, aman, serasi, teratur, terencana,
terpadu, dan berkelanjutan.
18 19
BAB III
KEDUDUKAN a. informasi yang memuat arahan dan rambu-
rambu kebijaksanaan, serta rencana
Pasal 4 pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman dalam suatu tingkatan
(1) Kedudukan RP3KP dalam sistem perencanaan wilayah dalam kurun waktu tertentu;
pembangunan meliputi : b. arahan untuk mengatur perimbangan
a. merupakan bagian integral dari rencana pembangunan perumahan dan kawasan
pembangunan kabupaten; permukiman dengan pembangunan sektor
b. merupakan jabaran dan pengisian RTRW
lainnya; dan
dalam bentuk rencana untuk peruntukan
c. sarana mempercepat terbentuknya sistem
perumahan dan kawasan permukiman yang
selanjutnya akan diacu oleh seluruh sektor
kawasan permukiman yang terintegrasi.
terkait; dan
c. mempunyai kedudukan yang sama dengan BAB IV
berbagai rencana sektoral yang ada. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN
(2) Penyusunan RP3KP mengacu pada dokumen PERMUKIMAN
kebijakan daerah meliputi :
a. rencana pembangunan jangka panjang Pasal 6
daerah;
b. rencana pembangunan jangka menengah Strategi untuk pengembangan kawasan
daerah; dan
permukiman meliputi:
c. RTRW dan rencana rinci tata ruang yang
a. menjamin ketersediaan sarana dan
mengatur secara khusus ruang untuk
perumahan dan kawasan permukiman.
prasarana permukiman;
b. meningkatkan kualitas sarana dan
Pasal 5 prasarana permukiman;
c. menata kawasan permukiman; dan
Kedudukan RP3KP dalam kerangka d. mengendalikan pertumbuhan permu-
pembangunan Daerah sebagai: kiman.
20 21
BAB V
RENCANA PENANGANAN PERUMAHAN DAN a. wilayah yang tidak sesuai untuk pengembangan
KAWASAN PERMUKIMAN perumahan dan permukiman; dan
b. wilayah yang sesuai untuk pengembangan
Bagian Kesatu perumahan dan permukiman.
Umum

Paragraf 1
Pasal 7
RP3KP meliputi: Wilayah Yang Tidak Sesuai Untuk Pengembangan
a. rencana penanganan berdasarkan daya dukung Perumahan Dan Permukiman
pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman; Pasal 9
b. indikator kebutuhan pengembangan kawasan
(1) Wilayah yang tidak sesuai untuk pengembangan
perumahan dan permukiman;
perumahan dan permukiman sebagaimana
c. kebutuhan perumahan berdasarkan segmentasi;
yang dimaksud dalam Pasal 8 huruf a yaitu
dan
Kawasan lindung yang ada di Daerah meliputi:
d. rencana penanganan perumahan dan kawasan
a. kawasan hutan lindung;
permukiman
b. kawasan yang memberikan perlindungan
Bagian Kedua terhadap kawasan bawahannya;
Rencana Penanganan Berdasarkan Daya Dukung c. kawasan perlindungan setempat; dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan d. kawasan suaka alam, pelestarian alam, cagar
Permukiman budaya;
e. kawasan rawan bencana alam;
Pasal 8 f. kawasan lindung geologi; dan
g. kawasan lindung lainnya.
Rencana Penanganan Berdasarkan Daya Dukung
Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman, sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 huruf a terdiri dari :
22 23

(2) Kawasan Hutan Lindung, sebagaimana 1) kawasan Pulau Biawak seluas kurang
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi lebih 15.540 (lima belas ribu lima ratus
kawasan hutan lindung seluas kurang lebih empat puluh) hektar berada di Kecamatan
8.023 (delapan ribu dua puluh tiga) hektar Pasekan;
tersebar di wilayah; 2) sekitar 12 (dua belas) situs seluas kurang
a. Kecamatan Losarang; lebih 12 (dua belas) hektar tersebar di
b. Kecamatan Cantigi; dan wilayah kecamatan; dan
c. Kecamatan Pasekan. 3) Kawasan mangrove centre seluas kurang
(3) Kawasan Perlindungan Setempat, sebagaimana lebih 5 (lima) hektar berada di Desa
dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi: Pabean Ilir Kecamatan Pasekan.
a. kawasan sempadan pantai;
(5) Kawasan Rawan Bencana Alam, sebagaimana
b. kawasan sempadan sungai;
dimaksud pada ayat (1) huruf e, terdiri dari
c. kawasan sekitar waduk dan situ;
kawasan rawan gelombang pasang dan
d. kawasan sempadan jaringan irigasi; dan
kawasan rawan banjir.
e. kawasan ruang terbuka hijau
(6) Kawasan Lindung Geologi, sebagaimana
(4) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan
dimaksud dalam Pasal 10 huruf f, meliputi:
Cagar Budaya, sebagaimana dimaksud pada
a. kawasan rawan bencana alam geologi yang
ayat (1) huruf d, meliputi kawasan suaka
terbagi dalam kawasan rawan abrasi dan
margasatwa dan kawasan cagar budaya dan
kawasan rawan gerakan tanah; dan
ilmu pengetahuan berada di :
b. kawasan yang memberikan perlindungan
a. kawasan suaka margasatwa memiliki luas
terhadap air tanah.
kurang lebih 4 (empat) hektar berada di Desa
(7) Kawasan Lindung Lainnya sebagaimana yang
Bulak Kecamatan Jatibarang; dan
dimaksud dalam Pasal 10 huruf g terdiri dari :
b. kawasan cagar budaya dan ilmu
a. kawasan perlindungan plasma-nutfah; dan
pengetahuan meliputi :
b. kawasan terumbu karang.
24 25

Paragraf 2 c. penataan permukiman kumuh perkotaan;


Wilayah yang sesuai untuk Pengembangan d. pembangunan sarana dan prasarana
Perumahan dan Permukiman kawasan permukiman perkotaan;
e. pengembangan pemakaman umum sebagai
Pasal 10 ruang terbuka hijau.

(1) Wilayah yang sesuai untuk perumahan dan (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai arahan lokasi
permukiman diarahkan sesuai dengan Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan
Detail Tata Ruang. perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(2) Rencana Detail Tata Ruang sebagaimana diatur dengan Peraturan Bupati.
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Daerah.
Pasal 12

Bagian Ketiga (1) Rencana Kawasan Permukiman Perdesaan, di


Kebutuhan Perumahan Berdasarkan Segmentasi daerah meliputi :
a. pengembangan ruang permukiman horizontal
Pasal 11 mencakup kegiatan pertanian, kehutanan,
perikanan, pengelolaan sumberdaya alam,
(1) Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan di pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
daerah meliputi : sosial, dan kegiatan ekonomi;
a. mengembangkan kawasan permukiman b. penataan permukiman kumuh perdesaan;
vertikal pada kawasan perkotaan dengan c. pembangunan sarana dan prasarana
intensitas pemanfaatan ruang menengah kawasan permukiman perdesaan;
sampai tinggi; d. pengembangan pemakaman umum sebagai
b. mengendalikan kawasan permukiman ruang terbuka hijau.
horizontal pada kawasan perkotaan dengan
intensitas pemanfaatan ruang menengah;
26 27
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara a. pembangunan perumahan swadaya;
arahan lokasi pembangunan dan b. perumahan yang dibangun oleh developer
pengembangan kawasan perdesaan atau pemerintah; dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur c. pembangunan rumah susun.
dengan Peraturan Bupati.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
Bagian Keempat pembangunan dan pengembangan perumahan
Rencana Penanganan Perumahan dan baru diatur dengan Peraturan Bupati.
Kawasan Permukiman
Paragraf 1 Paragraf 3
Umum Perbaikan Kualitas Lingkungan Permukiman
Pasal 13
Rencana Penanganan Perumahan dan Kawasan Pasal 15
Permukiman meliputi 2 (dua) pola penanganan,
meliputi: (1) Perbaikan kualitas lingkungan permukiman,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b
a. rencana Pembangunan dan Pengembangan
meliputi :
Perumahan Baru; dan
a. penanganan Lingkungan Permukiman
b. perbaikan Kualitas Lingkungan Permukiman.
Kumuh dan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
serta Permukiman Ilegal;
Paragraf 2
b. penyediaan prasarana lingkungan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan perumahan dan permukiman, meliputi ;
Perumahan Baru 1) air bersih;
2) pesampahan;
Pasal 14
3) sanitasi; dan
(1) Rencana Pembangunan dan Pengembangan 4) drainase
Perumahan Baru sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 huruf a terdiri dari :
28 29

c. penanganan lingkungan permukiman di b. permukiman perdesaan seluas kurang lebih


bantaran sungai dan daerah rawan banjir; 12.590 (dua belas ribu lima ratus sembilan
dan puluh) hektar yang meliputi 235 (dua ratus tiga
d. pembangunan rumah susun. puluh lima) desa.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara BAB V


perbaikan kualitas lingkungan permukiman PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur DENGAN HUNIAN BERIMBANG
dengan Peraturan Bupati.
Bagian Kesatu
Tujuan
Bagian Kelima
Indikator Kebutuhan Pengembangan Kawasan Pasal 17
Perumahan Dan Permukiman
Penyelenggaraaan perumahan dan kawasan
permukiman dengan hunian berimbang bertujuan
Pasal 16 untuk :
a. menjamin tersedianya rumah mewah, rumah
Indikator Kebutuhan Pengembangan Kawasan menengah dan rumah sederhana bagi
Perumahan Dan Permukiman membutuhkan masyarakat yang dibangun dalam satu hamparan
kurang lebih 17.837 (tujuh belas ribu delapan atau tidak dalam satu hamparan untuk
ratus tiga puluh tujuh) hektar untuk: rumah sederhana;
b. mewujudkan kerukunan antar berbagai golongan
a. permukiman perkotaan seluas kurang lebih
masyarakat dari berbagai profesi, tingkat
5.249 (lima ribu dua ratus empat puluh
ekonomi dan status sosial dalam perumahan,
sembilan) hektar yang meliputi 81 (delapan
permukiman, lingkungan hunian dan kawasan
puluh satu) desa dan kelurahan tersebar di PKW, permukiman;
PKL, PKLp, dan PPK; dan
30 31

c. mewujudkan subsidi silang untuk (2) Penyelenggaraan perumahan dan kawasan


penyediaan prasarana, sarana dan utilitas permukiman dengan hunian berimbang
umum serta pembiayaan pembangunan dilaksanakan di perumahan, permukiman,
perumahan; lingkungan hunian dan kawasan permukiman.
d. menciptakan keserasian tempat bermukim baik (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
secara sosial dan ekonomi; dan penyelenggaraan perumahan dan kawasan
e. mendayagunakan penggunaan lahan yang permukiman dengan hunian berimbang
diperuntukan bagi perumahan dan kawasan sebagaimana dimaksud p a d a ayat (2) diatur
permukiman. dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua Paragraf 2


Lokasi dan Komposisi Komposisi

Pasal 20
Paragraf 1
Umum
Komposisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (1) berdasarkan :
Pasal 18 a. jumlah rumah; dan
b. luasan lahan.
Setiap orang yang membangun perumahan dan
kawasan permukiman wajib dengan hunian Pasal 2 1
berimbang, kecuali diperuntukkan bagi rumah
sederhana dan/atau rumah susun umum. (1) Komposisi jumlah rumah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 huruf a merupakan
Pasal 19 perbandingan jumlah rumah sederhana,
jumlah rumah menengah dan jumlah
rumah mewah.
(1) Penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman dengan hunian berimbang harus
memenuhi persyaratan lokasi dan komposisi.
32 33

(2) Perbandingan jumlah rumah sebagaimana Pasal 2 3


dimaksud pada ayat (1) paling kurang 3:2:1 (tiga
berbanding dua berbanding satu) yaitu 3 (tiga) (1) Hunian berimbang rumah susun
atau lebih rumah sederhana berbanding 2 (dua) merupakan perumahan atau lingkungan
rumah menengah dan 1 (satu) rumah mewah. hunian yang dibangun secara berimbang
(3) Dalam hal tidak dapat dibangun rumah antara rumah susun komersial dan rumah
sederhana sebagaimana dimaksud pa da ayat (2) susun umum.
dalam bentuk rumah tunggal atau rumah (2) Hunian berimbang sebagaimana dimaksud
deret dapat dibangun dalam bentuk rumah pada ayat (1) khusus untuk rumah susun
susun umum. umum paling kurang 20% (dua puluh per
seratus) dari total luas lantai rumah susun
Pasal 2 2 komersial yang dibangun.
(3) Rumah susun umum sebagaimana dimaksud
(1) Komposisi luasan lahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dibangun pada
dalam Pasal 20 huruf b merupakan bangunan terpisah dari bangunan rumah
perbandingan luas lahan untuk rumah susun komersial.
sederhana terhadap luas lahan keseluruhan. (4) Rumah susun umum sebagaimana dimaksud
(2) Luasan lahan rumah sederhana dalam ayat (1) dapat dibangun dalam satu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling hamparan dengan rumah susun komersial.
kurang 25% (dua puluh lima perseratus) dari (5) Dalam hal tidak dalam satu hamparan, maka
luas lahan keseluruhan dengan jumlah rumah pembangunan rumah susun umum
sederhana sekurang-kurangnya sama dengan dilaksanakan oleh setiap orang harus
jumlah rumah mewah ditambah jumlah rumah memenuhi persyaratan :
menengah. a. dibangun di Daerah; dan
b. penyediaan akses ke pusat pelayanan dan
tempat kerja.
34 35

Bagian Ketiga b. desain rumah;


Perencanaan dan Pembangunan c. spesifikasi teknis rumah;
d. rencana kerja perwujudan hunian
Paragraf 1 berimbang; dan
Perencanaan e. rencana kerjasama.
(7) Dokumen perencanaan sebagaimana dimaksud
Pasal 2 4 pada ayat (5) wajib mendapat pengesahan dari
Bupati.
(1) Perencanaan perumahan dan kawasan
permukiman dengan hunian berimbang Paragraf 2
dilakukan oleh setiap orang. Pembangunan
(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan untuk lokasi Pasal 25
baru dan/atau pada lokasi
pengembangan yang sebagian sudah terbangun. (1) Setiap orang yang membangun perumahan
(3) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada dan kawasan permukiman wajib
ayat (2) dapat disusun dalam satu mewujudkan hunian berimbang sesuai
hamparan atau tidak dalam satu dengan perencanaan.
hamparan. (2) Pembangunan permukiman, lingkungan
(4) Perencanaan tidak dalam satu hamparan hunian dan kawasan permukiman dengan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib hunian berimbang hanya dilakukan oleh
diajukan oleh setiap orang yang sama. badan hukum bidang perumahan dan
(5) Perencanaan lokasi baru dan/atau pada lokasi kawasan permukiman.
pengembangan sebagaimana dimaksud pada (3) Badan hukum sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) disusun dalam bentuk dokumen ayat (2) dapat berupa badan hukum yang
perencanaan yang menjamin terlaksananya berdiri sendiri atau kumpulan badan hukum
hunian berimbang. dalam bentuk kerjasama.
(6) Dokumen perencanaan sebagaimana dimaksud (4) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada
pada ayat paling kurang meliputi : ayat (3) dapat berbentuk :
a. rencana tapak; a. konsorsium;
36 37

b. kerjasama operasional; dan Bagian Kesatu


c. bentuk kerjasama lain sesuai Tahap Penyusunan RP3KP
dengan peraturan perundang-undangan.
(5) Pembangunan rumah sederhana atau rumah Pasal 2 7
susun umum dalam rangka perwujudan
hunian berimbang dilaksanakan secara (1) Penyusunan RP3KP difasilitasi melalui Pokja
proporsional sesuai rencana dan jadwal PKP.
penyelesaian pembangunan perumahan dan (2) Pokja PKP sebagaimana dimaksud pada ayat
kawasan permukiman yang tertuang dalam (1) dibentuk sebelum dimulainya pelaksanaan
rencana kerja perwujudan hunian berimbang. penyusunan RP3KP.
(6) Ketentuan l e b i h lanjut mengenai t a t a
cara pelaksanaan penyelenggaraan Pasal 2 8
perumahan dan kawasan permukiman
dengan hunian berimbang diatur dengan Pokja PKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
Peraturan Bupati. ayat (1) mempunyai tugas :
a. mengkoordinasikan seluruh proses penyusunan
RP3KP mulai dari rencana kerja, pengumpulan
BAB VI data, analisis, perumusan rencana program dan
KELEMBAGAAN kegiatan;
b. membentuk Tim RP3KP;
Pasal 2 6 c. memberikan arahan, masukan, saran dan
petunjuk teknis kepada tim pelaksana
(1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab dalam penyusunan dokumen RP3KP;
penyusunan dokumen RP3KP. d. mengendalikan setiap tahap pelaksanaan
(2) Untuk mendukung penyelenggaraan RP3KP, penyusunan RP3KP;
Bupati sesuai kewenangannya menunjuk e. menghimpun dan mengkoordinasikan
dan/atau membentuk kelembagaan sesuai penyelenggaraan forum yang dapat menggali dan
tahapan RP3KP, meliputi : menampung aspirasi masyarakat;
a. tahap penyusunan RP3KP; dan
b. tahap pemanfaatan RP3KP.
38 39

f. memasyarakatkan rancangan RP3KP kepada Bagian Kedua


berbagai pihak selama masa penyusunan, Tahap Pemanfaatan RP3KP
dalam rangka mencari umpan balik dan
penyaluran aspirasi masyarakat; Pasal 31
g. menyiapkan forum pembahasan sebelum
RP3KP ditetapkan status hukumnya; (1) SKPD yang membidangi perumahan dan
h. melaporkan kemajuan setiap tahap kawasan permukiman bertanggung jawab pada
penyusunan RP3KP kepada Bupati; dan tahap pemanfaatan RP3KP.
i. bersama Bupati melakukan proses legalisasi (2) SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
RP3KP dengan DPRD. mempunyai tugas :
a. mengkoordinasikan penyusunan program
Pasal 2 9 perumahan dan kawasan permukiman
dengan sektor terkait;
(1) Tim RP3KP sebagaimana dimaksud dalam b. mengkoordinasikan pelaksanaan RP3KP
P asal 30 huruf b berjumlah paling sedikit 5 secara terpadu sebagai dasar bagi
(lima) orang. penentuan perizinan dalam pelaksanaan
(2) Tim RP3KP sebagaimana dimaksud pada ayat pembangunan dan pengembangan
(1) sekurang-kurangnya berasal dari unsur: perumahan dan kawasan permukiman;
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; c. merumuskan pelaksanaan dan
b. Kantor Pertanahan; mengkoordinasikan masalah-masalah yang
c. Badan Pusat Statistik; dan timbul dalam penyelenggaraan perumahan
d. SKPD yang menangani urusan perumahan dan kawasan permukiman serta
dan kawasan permukiman serta yang memberikan arahan dan pemecahannya;
menangani urusan penaataan ruang. d. mengkoordinasikan penyusunan peraturan
perundang- undangan di bidang
Pasal 30 perumahan dan kawasan permukiman
di daerah;
Ketua Pokja PKP menyampaikan dokumen
RP3KP kepada Bupati sesuai kewenangannya guna
diproses legalisasinya.
40 41

e. membantu memaduserasikan b. tata cara kerjasama daerah dengan pihak


penatagunaan tanah dan penatagunaan ketiga.
sumber daya alam lainnya dengan Rencana
(3) Tata cara kerjasama antar daerah dilakukan
Tata Ruang Wilayah yang terkait dengan
sesuai peraturan perundang-undangan.
perumahan dan kawasan permukiman;
f. melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan RP3KP; BAB VIII
dan HAK DAN KEWAJIBAN
g. melaporkan progress pelaksanaan
RP3KP terhadap Bupati. Bagian Kesatu
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Hak
pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan RP3KP sebagaimana dimaksud Pasal 33
pada ayat (2) huruf f diatur dengan Peraturan
Bupati.
Dalam penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman, setiap orang berhak:
BAB VII
a. menempati, menikmati, dan/atau
KERJASAMA DAERAH
memiliki/memperoleh rumah yang layak
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi,
Pasal 32
dan teratur;
b. melakukan pembangunan perumahan dan
(1) Dalam rangka pembangunan dan
kawasan permukiman;
pengembangan perumahan dan kawasan
c. memperoleh informasi yang berkaitan dengan
permukiman lintas wilayah dapat dilakukan
penyelenggaraan perumahan dan kawasan
kerja sama daerah.
permukiman;
(2) Mekanisme dan tata cara kerjasama daerah
d. memperoleh manfaat dari penyelenggaraan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
perumahan dan kawasan permukiman;
meliputi :
a. tata cara kerjasama antar daerah; dan
42 43

e. memperoleh penggantian yang layak atas d. mengawasi pemanfaatan dan berfungsinya


kerugian yang dialami secara langsung prasarana, sarana, dan utilitas umum
sebagai akibat penyelenggaraan perumahan perumahan dan kawasan permukiman.
dan kawasan permukiman; dan
f. mengajukan gugatan perwakilan ke BAB IX
pengadilan terhadap penyelenggaraan PERAN SERTA MASYARAKAT
perumahan dan kawasan permukiman yang
Pasal 35
merugikan masyarakat.
(1) Penyelenggaraan perumahan dan kawasan
Bagian Kedua permukiman dilakukan dengan melibatkan peran
Kewajiban serta masyarakat.
(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud
Pasal 34 pada ayat (1) dilakukan dengan memberikan
masukan dalam :
Dalam penyelenggaraan perumahan dan a. penyusunan rencana pembangunan
kawasan permukiman, setiap orang wajib: perumahan dan kawasan permukiman;
a. menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, b. pelaksanaan pembangunan perumahan
dan kesehatan di perumahan dan kawasan dan kawasan permukiman;
c. pemanfaatan perumahan dan kawasan
permukiman;
permukiman;
b. turut mencegah terjadinya penyelenggaraan
d. pemeliharaan dan perbaikan perumahan
perumahan dan kawasan permukiman yang dan kawasan permukiman; dan
merugikan dan membahayakan e. pengendalian penyelenggaraan perumahan
kepentingan orang lain dan/atau dan kawasan permukiman.
kepentingan umum; (3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud
c. menjaga dan memelihara prasarana pada ayat (2) dilakukan dengan membentuk
lingkungan, sarana lingkungan, dan utilitas Forum Pengembangan Perumahan dan Kawasan
umum yang berada di perumahan dan Permukiman.
kawasan permukiman; dan
44 45

Pasal 3 6 e. Pakar di bidang perumahan dan kawasan


permukiman; dan
(1) Forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal f. Lembaga swadaya masyarakat dan/atau
35 ayat (3) mempunyai fungsi dan tugas : yang mewakili konsumen yang berkaitan
a. menampung dan menyalurkan aspirasi dengan penyelenggaraan pembangunan
masyarakat; perumahan dan kawasan permukiman.
b. membahas dan merumuskan (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara peran
pemikiran arah pengembangan masyarakat dan pembentuk Forum diatur
penyelenggaraan perumahan dan kawasan dengan Peraturan Bupati.
permukiman;
c. meningkatkan peran dan pengawasan BAB X
masyarakat; PENGEMBANGAN TATA LAKSANA PEMBANGUNAN
d. memberikan masukan kepada pemerintah; PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
dan
e. melakukan peran arbitrase dan
Pasal 37
mediasi di bidang penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman.
(2) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (1) Rencana pengembangan tata laksana
terdiri dari unsur: pembangunan perumahan dan permukiman
a. Instansi pemerintah yang terkait dalam merupakan tatanan pelayanan kepada
bidang perumahan dan kawasan masyarakat serta pelaku pembangunan
permukiman; lainnya.
b. Asosiasi perusahaan penyelenggara (2) Pelayanan kepada masyarakat dan pelaku
perumahan dan kawasan permukiman;
pembangunan lainnya dalam pelayanan Pusat
c. Asosiasi profesi penyelenggara perumahan
Informasi Layanan Publik yang dapat dengan
dan kawasan permukiman;
mudah diakses oleh berbagai pihak sekurang-
d. Asosiasi perusahaan barang dan jasa
mitra usaha penyelenggara perumahan dan kurangnya meliputi:
kawasan permukiman;
46 47

a. informasi rencana tata ruang dimana (4) Rencana Pengembangan Pusat Layanan Teknis
kawasan permukiman menjadi bagian Pembangunan yang dapat diakses oleh seluruh
integral; pelaku, perorangan maupun Badan usaha,
b. informasi yang berkaitan dengan dengan jenis bantuan:
penyediaan lahan mengenai harga, lokasi a. advis planning yang berkaitan dengan lokasi
dan status; dan rencana tapak;
c. informasi kawasan yang dapat b. advis teknis yang berkaitan dengan
dikembangkan dan kawasan yang terlarang konstruksi dan tata cara membangun
untuk dikembangkan menjadi kawasan rumah; dan
permukiman; c. advis administrasi lainnya.
d. informasi tentang ketersediaan sumber (5) Pengembangan tata cara pengawasan dan
pembiayaan yang dapat diakses untuk pengendalian pembangunan perumahan dan
setiap segmen masyarakat; permukiman:
e. informasi perkembangan pasar perumahan; a. prinsip dasar pengawasan adalah mereka
f. prosedur dan tata cara perizinan yang mengeluarkan izin yang harus
pembangunan perumahan baik kolektif melakukan pengawasan, dengan ketentuan
maupun perorangan. dalam perizinan sebagai dasar melakukan
(3) Rencana penyederhanaan dan perampingan pengawasan;
prosedur perizinan pembangunan yang b. rosedur pengawasan dilakukan berdasarkan
berkaitan dengan: ketentuan perundangan yang berlaku di
a. jenis perizinan yang harus ditempuh dalam Daerah; dan
proses pembangunan rumah; c. dilakukan dalam rangka tertib pembangunan
b. tata cara pengajuan perizinan dan dan pencapaian mutu konstruksi.
kelengkapannya; (6) Penetapan sanksi terhadap pelanggaran dan
c. waktu penyelesaian dan besaran pemberian insentif bagi pemberi manfaat.
pembiayaannya; dan Bagian ini diatur tersendiri dalam Peraturan
d. instansi penunjang yang terkait dengan Daerah untuk setiap pelanggaran yang diduga
setiap izin akan/dapat terjadi.
48 49

BAB XI BAB XII


PENINJAUAN KEMBALI PEMANTAUAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
PEMBANGUNAN PERUMAHAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN
Pasal 38
Pasal 3 9
(1) RP3KP berlaku untuk jangka waktu 20 (dua
puluh) tahun dan dapat ditinjau kembali 5
(1) Pemantauan merupakan kegiatan
(lima) tahun sekali. pengamatan terhadap penyelenggaraan
(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu kawasan permukiman secara langsung, tidak
yang berkaitan dengan bencana alam skala langsung dan/atau melalui laporan masyarakat.
besar dan/atau perubahan batas teritorial (2) Pengawasan meliputi pemantauan, evaluasi
wilayah daerah yang ditetapkan dengan dan koreksi sesuai dengan ketentuan peraturan
peraturan perundang-undangan, RP3KP perundang-undangan.
dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali (3) Pengendalian pembangunan perumahan
dalam 5 (lima) tahun. dan kawasan permukiman meliputi :
(3) Peninjauan kembali dilakukan juga apabila a. pengendalian pada tahap pembangunan; dan
b. pengendalian pada tahap pemanfaatan.
terjadi perubahan kebijakan nasional dan
(4) Pengendalian pada tahap pembangunan
strategi yang mempengaruhi pemanfaatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
ruang kabupaten dan/atau dinamika huruf a dilakukan dengan mengawasi
internal wilayah/daerah. pelaksanaan pembangunan pada kawasan
permukiman yang terdiri atas kegiatan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
(5) Pengendalian dilakukan untuk menjaga
kualitas kawasan permukiman.
(6) Pengendalian pada tahap pemanfaatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf b
dilakukan dengan :
a. pemberian insentif;
50 51

b. pengenaan disinsentif; dan b. pembangunan dan pengembangan


c. pengenaan sanksi. perumahan dan pengembangan permukiman
(7) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam
pada ayat (6) huruf a berupa : izin pemanfaatan ruang.
a. insentif perpajakan sesuai dengan (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud
ketentuan peraturan perundang-undangan di pada ayat (1) dapat berupa :
bidang perpajakan; a. peringatan tertulis;
b. pemberian kompensasi; b. pembatasan kegiatan pembangunan;
c. subsidi silang; c. penghentian sementara atau tetap
d. pembangunan serta pengadaan prasarana, pada pekerjaan pelaksanaan pembangunan;
sarana dan utilitas umum; dan d. penghentian sementara atau penghentian
e. kemudahan prosedur perizinan. tetap pada pengelolaan perumahan;
(8) Pengenaan disinsentif sebagaimana dimaksud e. penguasaan sementara oleh pemerintah
pada ayat (6) huruf b berupa : (disegel);
a. pengenaan retribusi daerah; f. kewajiban membongkar sendiri bangunan
b. pembatasan penyediaan prasarana, sarana dalam jangka waktu tertentu;
dan utilitas umum; g. pembatasan kegiatan usaha;
c. pengenaan kompensasi; dan h. pembekuan izin mendirikan bangunan;
d. pengenaan sanksi lainnya berdasarkan i. pencabutan izin mendirikan bangunan;
peraturan perundang-undangan. j. pembekuan/pencabutan surat bukti
kepemilikan rumah;
BAB XIII k. perintah pembongkaran bangunan rumah;
SANKSI ADMINISTRATIF l. pembekuan izin usaha;
m. pencabutan izin usaha;
Pasal 4 0 n. pengawasan;
(1) Pengenaan sanksi administratif dikenakan o. pembatalan izin;
terhadap : p. kewajiban pemulihan fungsi lahan dalam
a. pembangunan dan pengembangan jangka waktu tertentu;
perumahan dan pengembangan permukiman q. pencabutan insentif;
yang tidak sesuai dengan RTRW; dan r. pengenaan denda administratif; dan
52 53

s. penutupan lokasi. g. mengadakan penghentian penyidikan


setelah mendapat petunjuk dari penyidik
BAB XIV bahwa tidak terdapat bukti atau peristiwa
PENYIDIKAN tersebut bukan merupakan tindak pidana
dan selanjutnya melalui penyidik
Pasal 41 memberitahukan hal tersebut kepada
penuntut umum, tersangka dan
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu
keluarganya.
di lingkungan Pemerintah Daerah diberi
kewenangan khusus sebagai penyidik untuk
BAB XV
melakukan penyidikan tindak pidana.
KETENTUAN PIDANA
(2) Dalam melakukan tugas penyidikan, Pejabat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berwenang
Pasal 4 2
:
a. menerima laporan atau pengaduan dari
Ketentuan pidana terhadap pelanggaran rencana
seseorang tentang adanya tindak pidana
pembangunan dan pengembangan perumahan
pelanggaran;
dan kawasan permukiman dalam Peraturan
b. melakukan tindakan pertama pada saat
Daerah ini dikenakan sanksi sesuai dengan
itu di tempat kejadian dan melakukan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
pemeriksaan;
c. menyuruh berhenti seseorang tersangka
BAB XVI
dan memeriksa tanda pengenal diri
KETENTUAN PENUTUP
tersangka;
d. melakukan penyitaan benda dan/atau surat;
Pasal 43
e. memanggil seseorang untuk didengar
dan diperiksa sebagai tersangka atau
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah
sanksi;
ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya
f. mendatangkan orang ahli yang
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
dipergunakan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara; dan
54 55

Pasal 44 Diundangkan di Indramayu


pada tanggal 24-7-2013
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan Cap/ttd
penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Indramayu. AHMAD BAHTIAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU


TAHUN 2013 NOMOR : 4

Ditetapkan di Indramayu
pada tanggal 24-7-2013 Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA


BUPATI INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

Cap/ttd
WAWAN SUARSA ODIMIARTA, SH. MH
ANNA SOPHANAH Pembina Tk.I – IV/b
NIP. 19590816 199311 1 001
55 55

Diundangkan di Indramayu Diundangkan di Indramayu


pada tanggal 24-7-2013 pada tanggal 24-7-2013

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

Cap/ttd Cap/ttd

AHMAD BAHTIAR AHMAD BAHTIAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU


TAHUN 2013 NOMOR : 4 TAHUN 2013 NOMOR : 4

Salinan sesuai dengan aslinya Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA


KABUPATEN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

WAWAN SUARSA ODIMIARTA, SH. MH WAWAN SUARSA ODIMIARTA, SH. MH


Pembina Tk.I – IV/b Pembina Tk.I – IV/b
NIP. 19590816 199311 1 001 NIP. 19590816 199311 1 001

Anda mungkin juga menyukai