Anda di halaman 1dari 12
KONSEP-KONSEP DASAR PENELITIAN A. Upaya-upaya Manusia untuk Memperoleh Kebenaran 1. Curiousity is Beginning of Knowledge Pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) berawal dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro cosmos) maupun alam kecil (micro cosmos). Kekaguman tersebut_kemudian menyebabkan timbulnya rasa ingin tahu (curiousity). Rasa ingin tahu manusia akan terpuaskan bila dirinya mendapatkan penjelasan menge nai apa yang dipertanyakan Untuk itu manusia_menempuh berbagai upaya agar _memperoleh pengetahuan yang benar (kebenaran), yang secara garis besar dibedakan menjadi dua ; secara tradisional (pendekatan non ilmiah) dan secara modern (pendekatan ilmiah), R Pendekatan Non ilmiah Upaya untuk memperoleh pengetahuan atau memahami fenomena- jah, Upaya ini muncul di masyarakat secara alami seiring dengan munculnya berbagai fenomena atau masalah yang membutuhkan penjelasan. Ada beberapa pendekatan non-ilmiah yang banyak dipakai untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran (Suryabrata, 2000: 3; Ary, Jacobs, dan Razavieh, 2000: 20) yaitu : a, akal sehat, b. prasangka, c. intuisi, d.penemuan kebetulan dan coba-coba (tra! and error), e. pendapat otoritas dan pikiran kritis , serta f. pengalaman (Sumadi Suryabrata, 2000 : 3). fenomena tertentu ada yang dilakukan secara tradisional atau nos 3. Pendekatan Ilmiah (modern) Dengan pendekatan ilmiah manusia berusaha memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang dapat dipertanggung jawaban secara rasional dan empiris. Kebenaran semacam ini dapat diperoleh dengan metoda jah (scientific method). Metoda ilmiah dapat dibedakan menjadi dua macam (Johnson, 2005), yaitu : a. Deductive method involved the following three steps : 1) State the hypothesis (based on theory or research literature): 2) Collect data to test hypothesis; 3) Make decision to accept or reject the hypothesis. b. Inductive method. This approach also involves three steps: 4) Observe the world; 2) Search for a pattern in what is observed; 3) Make a generalization about what is occuring Kedua metoda tersebut selanjutnya oleh Johnson divisualisasikan sebagai berikut. theory - DEDUCTION (top-down) { patterns | INDUCTION (bottom-up) observation/data Gambar 1; METODA INDUKTIF DAN DEDUKTIF B. Pengertian Penelitian 1. Tinjauan secara Etimologis Secara etimologis, istilah research berasal dari dua kata, yaitu re dan search, Re berarti kembali atau berulang-ulang dan seareh berarti mencari, menjelajahi, alau menemukan makna. Dengan demikian penelitian atau research berarti mencari, menjelajahi atau menemukan makna kembali secara berulang-ulang (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 29). Menurut Ary, Jacobs, dan Razafieh (1992 : 44) Penelitian dapat dirumuskan sebagai pendekatan ilmiah pada pengkajian masalah. ‘ Penelitian merupakan usaha sistematis dan objektif untuk meneari pengetahuan yang dapat dipercaya. 3. Menurut Ostle (Moh. Nazir, 1997 : 15) * Penelitian dengan mengunakan metoda ilmiah (scientific method) disebut penelitian ilmiah (scienuifie research) ¢> Dalam penelitian ilmiah selalu ditemukan 2 unsur penting, yaitu unsur observasi (empiris) dan nalar (rasional). Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ilmiah merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang melibatkan unsur penalaran dan observasi untuk menemukan, memferivikasi, dan memperkuat teori serta untuk memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan C. Tujuan Penelitian Ada tujuan terentu yang akan dicapai melalui penelitian. Berdasarkan kesimpulan tentang pengertian penelitian sebagaimana dikemukakan di atas dapat diidentifikasi tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut. 1. Untuk memperoleh data empiris yang dapat digunakan dalam merumuskan, memperluas, dan memverifikasi teori, Tujuan penelitian seperti ini dimiliki oleh ilmu-ilmu mumi (pure science) 2. Untuk memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan. Tujuan pene sciences) jan semacam ini terdapat pada ilmu-ilmu terapan (applied D. Ragam Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Klasifik; lersebut dapat dilakukan berdasarkan beberapa tinjauan yaitu : bidang ilmu, pendekatan, tempat pelaksanaan, pemakaian, tujuan umum, taraf, metoda, dan ada tidaknya intervensi terhadap variabel. 1. Klasifikasi Penelitian berdasarkan Bidang Imu Ada bermacam-macam bidang ilmu dan jika penelitian dilakukan untuk bidang ilmu tertentu maka ragam penelitian yang dilakukan disebut sesuai dengan bidang ilmu tersebut. Dengan demikian ditinjau berdasarkan bidang-bidang ilmu yang ada penelitian dapat dibedakan menjadi:a. penelitian pendidikan, b. penelitian kedokteran, c. keperawatan, d. penelitian kebidanan, e. penelitian ckonomi, pertanian, g. penelitian biologi, lh. penelitian sejarah, dst. 2. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Pendekatan yang Dipakai Berdasarkan pendekatan yang dipakai, penelitian dapat dibedakan menjadi penel dan penelitian kualitatif. Masing-masing pendekatan tersebut memiliki paradigma, asumsi, karakteristik senditi sendiri, Kedua pendekatan penelitian tersebut dapat dilakukan dengan cara simultan dan saling mengisi sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat diwujudkan proses penelitian yang komprehensif. iam kuant 3. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya : ian dapat’ dilakukan diberbagai_ tempat, —_yaitu diperpustakaan, lapangan, laboratorium atau gabungan dari tempat- tempat tersebut, Atas dasar tinjauan tersebut penelitian dibedakan menjadi: a. penelitian perpustakaan (library research), b. penelitian laborartorium (laboratery research), dan c. penelitian lapangan (ffeld research) Penel 4. Klasfikasi Penelitian Ditinjau berdasarkan Pemakaiannya Hasil penelitian dapat dipakai untuk mengembangkan dan memverifikasi terori serta memecahkan masalah, Atas dasar tinjauan ini penelitian dapat dibedakan menjadi a. Penelitian penelitian murni (pure research atau basic research) Penelitian murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang dilakukan dengan maksud hasil penelitian tersebut dipakai untuk mengembangkan dan memverifikasi teori-teori ilmiah. b. Penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan adalah ragam penelitian dimana hasilnya diterapkan berkenaan dengan upaya pemecahan masalah . 5. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Umumnya Berdasarkan tujuan umumnya, penelitian dibedakan menjadi : penclitian eksploratif, penelitian pengembangan, dan penelitian verifikatif. a. Penelitian eksploratif, adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengekplorasi fenomena yang menjadi sasaran a. Penelitian pengembangan (developmental research), adalah penelitian yang dilakukan untuk mengembangan suatu konsep atau prosedur tertentu, b. Penelitian verifikatif, merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan_membuktikan kebenaran suatu teori pada waktu dan tempat tertentu, 6. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tarafnya Penelitian ditinjau berdasarkan tarafnya dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian deskriptif dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif merupakan penelitian pada taraf mendiskripsikan variable yang ditel tanpa dilakukan analisis dalam keterkaitannya dengan variable lainnya. Sedangkan jika penelitian dilakukan bukan sekadar mendiskripsikan variable penelitian tetapi dilakukan analisis dalam hubunganaya dengan variable-variabel lainnya disebut penelitian analitik. 7. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Metode Berdasarkan metode yang dipakai, penelitian dibedakan menjadi penelitian longitudinal dan penelitian cross-sectional. Penelitian longitudinal (/engitudinal research) adalah penelitian yang dilakukan dengan metode longitudinal (longituninal method), yaitu_metode penelitian yang membutuhkan waktu yang lama, berbut bahkan bertahun, secara berkesinambungan. Sedangkan penelitian cross-sectional (cross-sectional research) merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode cross-sectional (cross-sectional method), yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mengambil waktu tertentu yang relative pendek dan tempat tertentu. -bulan . Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Intervensi terhadap Variabel Penelitian dapat dilakukan di mana peneliti melakukan intervensi atau perlakuan terhadap variable tertentu. Jika tindakan tersebut dilakukan maka penelitian semacam itu tergolong penelitian eksperimen, Sebaliknya jika tidak dilakukan intervensi terhadap variabel maka penelitian tersebut tergolong penelitian eksperimen. E. Unsur-unsur Penelitian Penelitian merupakan sistem be ikir dan bertindak, artinya ada berbagai faktor dan tindakan yang harus dipikirkan dan dilakukan sehingga tujuan bisa tercapai, Sebagai suatu sistem, pen! berhubungan secara fungsional. Sebagai suatu sistem, penelitian memi jan terdi lari berbagai unsur yang saling unsur-unsur sebagai berikut : PARwEwL permasalahan teori dan konsep-konsep ilmiah variabel hipotesis (fakultatif) populasi, sampel, dan teknik sampling data instrumen pengumpul data teknik analisis data C. Pendekatan Penelitian dalam Ilmu Sosial Pendekatan (approach) merupakan cara pandang terhadap suatu objek atau permasalahan. Pendekatan juga dapat dimaknai sebagai cara untuk mengamati atau memahami dunia sosial. Realitas sosial tersebut dapat diamati dari berbagai sudut pandang. Ada beberapa pendekatan dalam menganalisis fenomena sosial dalam ilmu sosial. Neuman (2003) menjelaskan tiga pendekatan dalam ilmu } sosial. Perbedaan pendekatan yang digunakan, berimplikasi dalam penggunaan metode penelitian. "1, Pendekatan Positivistik Pendekatan ini lahir dari cara pandang ilmu alam dalam melihat objek pengamatannya. Menurut pendekatan ini, ilmu alam dan ilmu sosial adalah sama, perbedaan di antara keduanya hanya terletak pada objek kajiannya. IImu alam mengkaji gejala fisik yang ada di alam, objek pengamatan ilmu alam lebih bersifat pasif dan memiliki karakteristik yang sama di semua tempat. Misalnya adalah hewan, tumbuhan dan benda-benda di alam bebas. Ilmu sosial memiliki objek pengamatan, yaitu manusia. Sosok manusia dalam pendekatan ini, juga diposisikan sama seperti benda-benda lain yang ada di alam. Manusia bersifat pasif dan memiliki karakter yang sama di semua tempat. Pendekatan positivistik menggunakan logika berpikir deduktif, menganggap suatu realitas akan berlaku umum dan bersifat sama di semua tempat. Setiap gejala sosial selalu merupakan akibat dari gejala sosial yang lain. Jadi, dalam dunia sosial, fenomena sosial | yang terjadi merupakan suatu wujud hubungan sebab akibat. Sebuah gejala sosial pasti muncul karena keberadaan gejala sosial yang lain. Misalnya, kemiskinan lebih disebabkan oleh faktor rendahnya kualitas pendidikan; siswa yang malas maka tidak naik kelas. Gejala sosial ini berlaku di mana saja. Pendekatan positivistik menghasilkan metode penelitian kuantitatif, sebagaimana metode yang digunakan ilmu alam. . 2. Pendekatan Interpretif Pendekatan ini berupaya untuk memahami gejala sosial dengan memosisikan individu sebagai makhluk yang aktif. Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan positivistik. Menurut pendekatan ini, manusia menciptakan dunianya sendiri melalui proses pemakhaan atas gejala sosial di sekitarnya. Pada dasarnya realitas sosial diben- tuk oleh hasil pemaknaan manusia atas realitas sosial tersebut, sehingga tidak ada realitas sosial yang sifatnya pasti. Realitas sosial sangat bergantung pada bagaimana manusia memaknai realitas sosial tersebut. Misalnya, praktik prostitusi yang terjadi di dalam masya- rakat, menurut pendekatan ini tidak serta merta diposisikan sebag: sebuah perilaku menyimpang yang harus segera dihilangkan dari masyarakat. Pendekatan interpretif lebih melihat pada bagaimana individu memaknai fenomena prostitusi tersebut. Hasil interpretasi antara individu satu dengan yang lain mengenai prostitusi dapat dipastikan berbeda, tugas peneliti kualitatif adalah mengungkap pemahaman individu atas fenomena prostitusi tersebut, jadi tidak menilai baik buruknya prostitusi. ‘Baik buruknya suatu fenomena sosial, tidak ditentukan oleh norma sosial yang sifatnya baku, melainkan bergantung pada penafsiran individu atas fenomena ter- sebut, Pendekatan interpretif berupaya memahami makna di balik tindakan manusia. Pendekatan ini menghasilkan metode kualitatif. 3. Pendekatan Kritis Pendekatan kritis memberikan kritik terhadap dua pendekatan sebelumnya. Menurut pendekatan kritis, pendekatan positivistik merupakan pendekatan yang tidak manusiawi, karena melihat manusia sebagai objek yang pasif, tidak memiliki kemampuan untuk membangun realitas sosial serta menganggap bahwa realitas sosial di mana pun memiliki karakter yang sama. Sementara, bagi pendekatan kritis, pendekatan interpretif terlalu mementingkan ide dan gagasan individu di atas segalanya. Ide mengalahkan kondisi riil dalam kehidupan manusia itu sendiri. Pendekatan interpretif adalah pendekatan yang bersifat subjektif dan relatif. Pendekatan kritis berupaya melakukan kritik terhadap realitas sosial serta berupaya mengungkap makna di balik realitas yang tidak terlihat. Pendekatan ini juga berupaya melakukan perubahan kondisi dan membangun realitas yang lebih baik. Pendekatan ini menyarankan agar seorang peneliti tidak terlalu memercayai sesuatu yang sifatnya nyata (tampak), namun seorang peneliti harus berupaya menyelidiki sesuatu yang terjadi di balik realitas riil (mengungkap kebenaran yang tersembunyi). Peneliti harus mendekonstruksi sebuah kebenaran yang sudah banyak diyakini orang lain. Pendekatan kritis memaknai proses penelitian sebagai proses kritik yang berupaya mengungkap kebenaran tersembunyi di dalam struktur yang nyata yang bertujuan untuk membantu manusia mengubah kondisi dan membangun dunia yang lebih baik. Pendekatan kritis melahirkan beberapa metode penelitian di antaranya: metode semiotika dan analisis wacana. Berikut ini dijelaskan beberapa perbedaan pandangan dari ketiga pendekatan tersebut: Tabel 2.1. Perbedaan pendekatan positivistik, interpretif, dan kritis E Ey 1, Mengapa seseorang harus melakukan peneliian sosial? * Untuk mendapatkan pen-| + Untuk mengembangkan | » Berorlentasl pada tindakan, jelasaniimiah, Pemahaman mengenai ke-| * Untuk mengubah dunia, * Untuk menemukan dan} hidupan sosial dan mene- | melakukan kritk dan men. mendokumentaskan hu | mukan bagaimana orang-| _transformasikan hubungan kam yong bert universal | orang membangun makna | sod mengenai periaku manusia. | dalam pengaturan alam. | » Menyingkap mites, meng- * Untuk mempelajari bagat- | » Untuk mempelajari tindake | ungkapkan kebenaran yang mana dunia itu bekerja | an sosial yang bermakna, | _tersembunyi. schingga seseorang dapat | _bukanhanya tindakan yang | + Membantu seseorang un- mengendalikan atau me-| eksternal (di luardiri ind | tuk mengubah dunia untuk ramalkan suatu kejadian. | vidu) atau perilaku yang | diri mereka sendir, dapat diamat orang. 2. Apa sifat dasar realitas sosial * Realitas itu nyata; realitas | * Kehidupan sosial manusia | » Mengadopsi i berada Wi uar sana, man- | "tidak pernah selesal (sella | (yt, realtas sosial ade. jadi objek yang dapat dite-] _ berubah). lah “di luar sana” untuk mukan, Manusia — menciptakan | _ditemukan). ‘+ Realitas sosial tidak acak,| tindakan yang. bertujuan | » Realitas sosial selalu ber- melainkan berpola dan ter- | untuk berinteraksi dengan | ubah, dan _perubahtan tib. makhluk sosial. berakar pada konflik atau * Realitas sosial tidak me-| kontradiksi dari hubungan nunggu untuk ditemukan | — sosial atau lembaga. ddan didasarkan pada definisi | « Konfik diatur oleh struktur orang atas realitas tersebut. yang tersembunyl. Kehidupansosialdidasarkan pada interaksi sosial dan sistem pemaknaan yang di- bangun secara sosial 3. ‘Apa dasar keberadaan man Manusia diasumsikan me- miliki kepentingan pribadi, mencari kesenangan dan rasional, Seseorang bertindak berda- sarkan sebab-sebab ekster- nal. Sebab-sebab yang sama akan memiliki efek yang sama pada setiap orang. Kitadapatbelajarmengenai orang-orang dengan meng- amati perilaku mereka, apa yang kita lat dalam realitas eksternal. * Orang-orang terlibat dalam proses menciptakan sistem: melalui pemaknaan yang sifatnya fleksibel melalui interaksi sosial. + Peritaku manusta dapat berpola dan teratur, tapi hal ini bukan disebabkan oleh aturan yang sudah ada sebelumnya. * Menemukan apa makna tindakan orang-orang yang, terlibat di dalamnya. ‘© Orang memiliki banyak potensi yang —belum direalisasi. * Orang-orang —_bersifat kreatif, dapat diubah dan adaptif, (mudah_menye- ‘suaikan diri). © Orang juga dapat disesat- kan, dianiaya dan dieksplol- tast oleh orang lain. * Mereka menjadi terjebak dalam jaringan makna sosial, kewajiban dan hubungan | Apa hubungan antara ilmu pengetahuan dan akal sehat? ‘Ada pemisahan yang jelas antara sains dan nonsains (sesuatu yang ilmiah dan tidak ilmiah). Akal sehat posisinya lebih rendah daripada ilmu pe- ngetahuan, limu pengetahuan merupa- kan carakhusus dan terbaik untuk mencari kebenaran. limu pengetahuan_meng- adopsi beberapa ide dari akal sehat, tetapi hal itu ber- tujuan untuk menggantikan beberapa bagian akal sehat yang tidak bemar, tidak konsisten secara logis, tidak sistematis dan penuh bias. * Orang biasa menggunakan akal sehat untuk mem- bimbing mereka dalam kehidupan seharichari, ka- rena itu, orang pertama- tama harus menggunakan akal sehatnya. «Akal sehat dan hukum posi- tivis alternatif merupakan cara untuk menafsirkan sis + tem dunia dengan makna yang berbeda. . + Balk akal sehat maupun hukum = ilmiah —memiliki semua jawaban. * Peneliti sosial seharusnya mempelajari ide-ide sub- jektif dan akal sehat karena thal inilah yang membentuk perilaku manusia. . Bagaimana penjelasan atau teorirealitas sosial? Nomotetis; _didasarkan pada hukum yang bersifat umum. limu pengetahuan menje- laskan terjadinya kehidup- an sosial dengan cara me- nemukan = hukum-hukum kausal (sebab-akibat) Bersifat logis, deduktif mendefinisikan sistem, aksioma dan hukum yang saling berhubungan. + Seseorang memiliki kehen- dak dan kebebasan untuk menciptakan makna sosial, + Menjelaskan dan menafsir- an bagaimana orang me- lakukan kehidupan mereka sehari-hari. # Ideografik dan induktit Menjelaskan — mengenal bagaimana sebuah sistem pemaknaan kelompok da- pat dihasilkan dan diper- tahankan, * Sebagian — deterministik (ada yang _menentukan) dan sebagian voluntarisme (dapat diciptakan sendir). + Seseorang menjelaskan struktur_ yang mendasari kondisi, menjelaskan bagal- mana ‘perubahan dapat dicapai dan memberikan visi mengenai masa depan © Memberikan sebuah kritik yang mengungkapkan kon- disi yang benar dan mem- bantu orang melihat dunia dengan cara yang lebih baik. 6, Bagaimana seseorang mener sntukan apakah suatu penjelasan benar atau salah? © Penjelasan harus meme- nuhi dua syarat, tidak ada kontradiksi secara logis dan konsisten dengan fakta- fakta yang diamati. * Apakah logika_tersebut terhubung dengan hukum dan berdasarkan fakta. dipelajari. ‘+ Sebuah teori adalah benar | + Penggambaran yang akurat jika masuk akal bagi orang-| mengenai kondisi_ yang orang yang .sedang dipe-| dihasilkan oleh struktur Iajari_dan-memungkinkan | yang mendasari kemudian oranglainuntukmemahami | _menerapkan pengetahuan secara mendalam atau me- | tersebut untuk mengubah masukkan realitas yang | —hubungan sosial. sedang dipelajarinya. * Seseorang menyediakan + Bergaungatauterasabenar | berbagaiperalatan yang bagi mereka yang sedang | iperlukan untuk mengu- bah dunia. 7. Bagaimana memberikan bukti yang balk atau informasi faktual? * Buktidaninformasididasar- kan pada pengametan yang tepat yang dapat diulangi oleh orang lain. mencair, + Tertanam dalam konteks | * Apakah informasi yang interaksi sosial yang | —disampaikan melalui teori dapat mengungkap makna di balik ilusi? 8. Kapan rill ;0sial politik masuk ke dalam ilmu pengetahuan? + limu pengetahuan adalah bebas nilai. * Nilai-nilai tidak memilki tempat kecuali_ketika memilih suatu topik, integral dari hanya berveda, * Nilai_merupakan bagian | * Semua ilmu pengetahuan ehidupan | harus dimulai dengan po- sosial, tidak ada nil kelompok yang salah, | ada yang benar, ada yang nila | sisi ni i; beberapa posisi salah, ‘Sumber: Neuman (2003). D. Dimensi Penelitian Ada empat dimensi penelitian yang dapat dibedakan berdasarkan tujuan penelitian; manfaat penelitia pengumpulan data. waktu penelitian dan teknik Menurut Tujuan: 1. Eksploratif 2. Deskriptif 3, Eksplanatif Menurut Manfaat: 1. Penelitian dasar PENELITIAN 1. Renal orga i {antarwaktu) peste eee (RESEARCH) 2. Penelitian cross-sectio- Menurut Waktu nal (satu waktu) 1 Menurut Cara Pengumpulan Data: 1. Kualitati 2. Grounded research b, Perbandingan sejarah ¢. Analisis wacana, dill Kuantitatif: a. Survei b. Analisis isi c, Analisis data sekunder d. Eksperimen Gambar 2.1. Dimensi penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian dibedakan men- jadi: a. Penelitian eksploratif. Penelitian ini juga dapat dikatakan sebagai penelitian pendahuluan dikarenakan penelitian ini mencoba menggali informasi atau permasalahan yang relatif masih baru. Gejala tersebut belum pernah menjadi bahan kajian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjadikan penelitian lebih dekat dengan fakta atau gejala sosial yang mendasar dan penelitian menunjukkan kepedulian di dalamnya; 2) =mengembangkan pengalaman mengenai gejala sosial yang terjadi di dalam masyarakat; 3) menghasilkan ide dan mengembangkan teori-teori ten- 6) mengembangkan teknik dan arah bagi penelitian masa depan. Penelitian deskriptif. Tipe penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakter suatu variabel, kelompok atau gejala sosial yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini meru- pakan penelitian lanjutan setelah kita melakukan penelitian eksploratif. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menyediakan dan mengakurasi profil suatu kelompok masyarakat yang menjadi objek penelitian; 2) mendeskripsikan proses, mekanisme atau hubungan antarkelompok; 3) memberikan gambaran secara verbal (dengan kata atau ka- limat atau numerik-seperti menggunakan persentase); 4) membuat informasi untuk merangsang munculnya penjelasan baru; 5) menunjukkan dasar informasi mengenai latar belakang atau konteks suatu gejala sosial; 6) membuat seperangkat kategori atau klasifikasi jenis- jenis (gejala sosial); 7) menjelaskan urutan, rangkaian tahap atau langkah; 8) _mendokumentasikan informasi yang saling bertentangan dengan keyakinan sebelumnya mengenai objek tertentu. Penelitian eksplanatif. Penelitian ini berupaya menjelaskan mengapa suatu fenomena atau gejala sosial dapat terjadi. Penelitian ini sering menghubungkan satu fenomena dengan fenomena yang lain. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk menghubungkan pola-pola yang berbeda, namun memiliki keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan sebab akibat, Penelitian eksplanatif bertujuan untuk: tatif yang mampu memprediksi terjadinya gejala sosial; ) 2) menentukan akurasi sebuah prinsip atau teori; menemukan penjelasan yang saling bertentangan untuk 4) 5) menentukan kelayakan untuk dapat melakukan riset tambahan atau lanjutan; merumuskan pertanyaan dan menemukan masalah- masalah untuk dapat diselidiki secara lebih sistematis; memberikan penjelasan yang lebih baik; 3) menjelaskan lebih lanjut mengenai pengetahuan menge- nai proses-proses yang mendasar; 4) menghubungkan isu atau topik yang berbeda dengan pernyataan umum; 5) membangun dan menguraikan teori yang rumit sehingga menjadi lebih lengkap; 6) memperluas sebuah teori atau prinsip pada daerah- daerah atau isu-isu baru; 7) memberikan bukti-bukti untuk mendukung atau me- nentang penjelasan atau prediksi akan terjadinya suatu gejala sosial (Neuman, 2003). 2. Berdasarkan manfaat penelitian, jenis penelitian dibedakan menjadi: a. Penelitian dasar (murni). Penelitian dasar menguraikan pengetahuan yang mendasar (fundamental) mengenai dunia sosial. Penelitian ini memfokuskan pada dukungan atau penolakan sebuah teori yang menjelaskan bagaimana dunia sosial bekerja, apa yang membuat terjadinya sesuatu, mengapa hubungan sosial dapat terjadi dengan beberapa cara serta mengapa masyarakat dapat berubah. Penelitian dasar banyak digunakan untuk kepentingan akademis seperti untuk skripsi, tesis atau disertasi. Masalah dan subjek penelitian dalam penelitian ini dipilih dengan banyak kebebasan. Penelitian dasar juga sering digunakan sebagai suatu prasyarat untuk memperoleh beasiswa. Oleh karena itu, format penelitian dasar harus mengikuti aturan absolut keketatan ilmiah dan mengikuti standar yang ditetapkan pihak penyedia dana yang dituju. Perhatian utama terletak pada logika internal dan kekakuan desain penelitian. Tujuan penelitian dasar adalah untuk memberikan kontribusi dasar, pengetahuan teoretis. Ke- berhasilan akan dirasakan ketika hasil penelitian dimuat dalam jurnal ilmiah dan memiliki dampak bagi orang lain terutama dalam komunitas ilmiah. Penelitian terapan. Penelitian terapan mencoba memberikan solusi yang lebih spesifik pada masalah-masalah kebijakan dan membantu para praktisi dalam menjalankan tugasnya. Penelitian ini pada dasarnya dikembangkan dari penelitian murni dan memiliki manfaat yang lebih praktis serta dapat langsung digunakan. Penelitian terapan merupakan bagian dari pekerjaan dan akan dinilai oleh sponsor yang membiayai, biasanya berada di luar disiplin ilmu peneliti. Masalah penelitian lebih sempit dan terkendala dengan tuntutan pemberi dana atau sponsor. Penelitian dapat menyimpang dari kaidah atau mungkin tidak sesuai dengan standar ilmiah yang tinggi. Perhatian utama adalah pada kemampuan untuk menggeneralisasi temuan-temuan ke daerah-daerah yang menarik bagi sponsor. Tujuannya secara praktis mengarah untuk memperoleh imbalan (sponsor) atau pengguna hasil penelitian. Keberhasilan penelitian dapat dirasakan apabila hasil penelitian digunakan oleh sponsor dalam pengambilan keputusan (Neuman, 2003). 3. Berdasarkan waktu penelitian, jenis penelitian dibedakan men- jadi: a. Penelitian longitudinal (antarwaktu). Penelitian ini dilaku- kan antarwaktu atau penelitian mengenai satu masalah, namun dilakukan dalam dua waktu yang berbeda. Tipe penelitian ini sering digunakan pada penelitian analisis dampak atau analisis perubahan sosial, sehingga penelitian dilakukan sebelum dan setelah kebijakan diberlakukan, apakah ada perbedaan atau tidak? Apakah kebijakan terse- but berdampak positif atau negatif? Ada beberapa bentuk penelitian longitudinal yaitu: 1) Penelitian kecenderungan (trend research), yaitu penelitian mengenai gejala yang sama dengan waktu yang berbeda dengan menggunakan informan atau responden yang berbeda. 2) Penelitian panel, yaitu penelitian mengenai gejala yang sama dalam waktu yang berbeda, namun dengan infor- man atau responden yang sama. 3) Penelitian kohort, yaitu penelitian terhadap gejala yang berbeda, dilakukan dalam waktu yang berbeda, namun dengan informan atau responden yang memiliki karakter yang sama (Babbie, 1998). b. Penelitian cross-sectional (satu waktu). Penelitian ini hanya dilakukan dalam satu waktu tertentu dengan satu fokus. Waktu ‘dalam hal ini dapat diartikan dalam satuan hari, minggu, bulan atau tahun. Penelitian ini lebih mudah dilakukan dan memerlukan biaya yang sedikit, akan tetapi tidak dapat dilakukan untuk penelitian yang meneliti mengenai perubahan atau dampak sosial. Penelitian cross- sectional dapat digunakan untuk tujuan eksplorasi, deskripsi atau eksplanasi. Tipe penelitian inilah yang paling banyak dilakukan (Neuman, 2003). 4. Berdasarkan teknik pengumpulan data, jenis penelitian dibedakan menjadi: a. Penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan me- ngumpulkan kata-kata atau kalimat dari individu, buku atau sumber lain. Penelitian kualitatif memiliki banyak varian, seperti grounded research, perbandingan sejarah (comparatif. history), analisis wacana, dan sebagainya. b. Penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk 3) Analisis data sekunder (existing statistic), hampir sama dengan analisis isi, namun analisis data sekunder memanfaatkan data yang sudah tersedia di lembaga pemerintahan atau yang lain. Analisis data sekunder juga dapat memanfaatkan data yang dihasilkan dari survei, misalnya adalah data hasil sensus penduduk. 4) Eksperimen. Tipe penelitian ini sebenarnya diadopsi dari metode penelitian ilmu eksakta (ilmu alam) atau biasa disebut penelitian percobaan. Penelitian ini meng- gunakan beberapa kelompok yang diberikan perlakuan (treatment) atau stimulus tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada beberapa penelitian eksperimen dalam ilmu sosial, peneliti sering membagi kelompok menjadi dua atau lebih, masing-masing kelompok dibe- tikan perlakuan yang berbeda, kemudian hasil perlakuan beberapa kelompok tersebut dianalisis menggunakan statistik (Neuman, 2003). E. Asumsi Dasar Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Penelitian kuantitatif dan kualitatif berangkat dari cara berpikir atau asumsi yang berbeda. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, lahirnya berbagai metode penelitian, bukanlah berasal dari sesuatu yang muncul dengan sendirinya. Akan tetapi, beragam metode penelitian tersebut lahir dari perbedaan cara pandang dalam Melihat realitas sosial. Asumsi yang mendasari lahirnya metode penelitian tersebut juga berbeda. Pada bagian ini akan dijelaskan Mengenai perbedaan metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif dari berbagai aspek: | 1. Ontologi (hakikat dasar gejala sosial). Kuantitatif. Penelitian kuantitatif menganggap bahwa gejala mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut. Penelitian kuantitatif memiliki empat varian yaitu: 1) Penelitian survei, yaitu tipe penelitian dengan meng- gunakan kuesioner atau angket sebagai sumber data utama. Dalam penelitian survei, responden diminta untuk memberikan jawaban singkat yang sudah tertulis dj dalam kuesioner atau angket untuk kemudian jawaban dari seluruh responden tersebut diolah menggunakan teknik analisis kuantitatif tertentu. 2) Analisis isi (content analysis) merupakan tipe penelitian yang memanfaatkan informasi atau isi yang tertulis sebagai simbol-simbol material. Sumber data dalam penelitian ini dapat berupa majalah, koran, iklan, televisi atau media yang lain. sosial bersifat riil dan memiliki pola yang hampir sama. Artinya bahwa gejala sosial memiliki sifat-sifat umum yang hampir sama. Gejala sosial bersifat riil sehingga diamati, diukur dengan indikator tertentu.

Anda mungkin juga menyukai