Anda di halaman 1dari 11

Proposal Penelitian

Jembatan atau Tembok? Eksplorasi Pengaruh Perbedaan Ras


dalam Pergaulan Siswa SMA

Disususn oleh:
Alene Mocari Br Ginting (02/39118)
Fellice Wong
Gardine Lim
Glend Habel Tampubolon
Inovani Chelsea Banjarnahor
Matthew Owen Lee
I. Pendahuluan

Pergaulan antar-siswa di sekolah menengah atas (SMA) memainkan peran


penting dalam membentuk identitas sosial, pengembangan keterampilan sosial,
serta memperluas pemahaman siswa tentang masyarakat yang beragam. Sebagai
lingkungan yang mencerminkan keragaman sosial, budaya, dan latar belakang
individu, SMA menjadi tempat di mana siswa dapat belajar tentang toleransi,
kerjasama lintas budaya, dan penghargaan terhadap perbedaan. Namun,
perbedaan ras sering kali menjadi faktor yang signifikan dalam membentuk
dinamika pergaulan di antara siswa.

Dalam konteks pergaulan siswa SMA, perbedaan ras dapat memengaruhi


interaksi sosial dan hubungan antar-siswa. Faktor-faktor seperti stereotip,
prasangka, dan diskriminasi rasial dapat mempengaruhi cara siswa berinteraksi,
membangun hubungan, dan memilih lingkungan pergaulan mereka. Dalam
beberapa kasus, perbedaan ras dapat menjadi hambatan bagi terbentuknya
hubungan yang sehat dan harmonis di antara siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mendalami pengaruh perbedaan ras terhadap


dinamika pergaulan siswa SMA. Melalui penelitian ini, kami berusaha untuk
memahami bagaimana perbedaan ras memengaruhi pola interaksi sosial di
antara siswa, termasuk pembentukan kelompok pergaulan, tingkat keakraban,
dan tingkat integrasi sosial. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
menganalisis dampak perbedaan ras terhadap persepsi diri siswa, tingkat
keterbukaan terhadap budaya dan pengalaman yang berbeda, serta sikap
terhadap keragaman.

Dengan memahami lebih dalam pengaruh perbedaan ras dalam pergaulan siswa
SMA, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi
pengembangan pendekatan pendidikan yang inklusif dan mendukung bagi siswa
dari latar belakang ras yang beragam. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat
memberikan dasar bagi penyusunan kebijakan sekolah yang bertujuan untuk
mendorong integrasi sosial, penghargaan terhadap perbedaan, dan
pengembangan lingkungan belajar yang aman dan mendukung bagi semua
siswa.
II. Latar Belakang

Perbedaan ras merupakan salah satu isu yang mendalam dan kompleks dalam
konteks sosial masyarakat. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk
mempromosikan kesetaraan dan penghargaan terhadap perbedaan, realitasnya,
perbedaan ras masih menjadi isu yang sensitif dan mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan sosial, termasuk lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah,
sebagai tempat di mana individu dari beragam latar belakang bertemu dan
berinteraksi, tidak luput dari dampak perbedaan ras tersebut.

Dalam lingkungan sekolah, interaksi antar-siswa sering kali dipengaruhi oleh


stereotip, prasangka, dan diskriminasi rasial. Stereotip merupakan gambaran
umum yang terbentuk dari anggapan atau keyakinan tentang suatu kelompok ras
tertentu, yang dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku individu terhadap
anggota kelompok tersebut. Prasangka adalah sikap negatif atau praduga yang
tidak rasional terhadap anggota kelompok ras tertentu, sedangkan diskriminasi
rasial merupakan perlakuan tidak adil atau tidak setara berdasarkan perbedaan
ras.

Dalam konteks sekolah menengah atas, di mana remaja sedang


mengembangkan identitas sosial dan kultural mereka, pengaruh perbedaan ras
dapat sangat signifikan. Interaksi yang dipengaruhi oleh stereotip, prasangka,
dan diskriminasi rasial dapat mempengaruhi pembentukan hubungan sosial, rasa
percaya diri, serta kesejahteraan emosional siswa. Siswa yang menjadi korban
diskriminasi rasial mungkin mengalami stres, kecemasan, dan merasa tidak
nyaman dalam lingkungan sekolah, yang pada gilirannya dapat berdampak
negatif pada prestasi akademik dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Oleh karena itu, penting untuk mendalami masalah ini melalui penelitian yang
komprehensif untuk memahami dinamika interaksi sosial di sekolah menengah
atas yang dipengaruhi oleh perbedaan ras. Dengan pemahaman yang lebih baik
tentang latar belakang dan dampak perbedaan ras dalam lingkungan sekolah,
kita dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk menciptakan lingkungan
pendidikan yang inklusif, mendukung, dan bebas dari diskriminasi rasial.
III. Masalah dan Tujuan

Masalah utama yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kompleksitas
pengaruh perbedaan ras terhadap dinamika pergaulan siswa SMA. Dalam
lingkungan pendidikan, di mana inklusi, keragaman, dan penghargaan terhadap
perbedaan diharapkan menjadi norma, kenyataannya perbedaan ras masih
seringkali menjadi faktor yang memengaruhi interaksi sosial di antara siswa.
Stereotip, prasangka, dan diskriminasi rasial seringkali menjadi penghalang bagi
terbentuknya hubungan yang sehat dan inklusif di antara siswa SMA.

Tujuan penelitian ini tidak hanya terbatas pada pemahaman tentang bagaimana
perbedaan ras memengaruhi interaksi sosial siswa, tetapi juga bertujuan untuk
mengidentifikasi strategi yang dapat meningkatkan integrasi sosial di antara
siswa dari latar belakang ras yang berbeda. Dalam mencapai tujuan tersebut,
penelitian ini akan memeriksa berbagai aspek, seperti pembentukan kelompok
pergaulan, tingkat keakraban, tingkat keterbukaan terhadap budaya dan
pengalaman yang berbeda, serta sikap terhadap keragaman.

Penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan kompleksitas hubungan antar-


siswa dari beragam latar belakang ras, dengan mempertimbangkan faktor-faktor
kontekstual yang mungkin memengaruhi dinamika pergaulan, seperti budaya
sekolah, norma sosial, dan pengaruh lingkungan keluarga. Dengan demikian,
penelitian ini tidak hanya akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang masalah tersebut, tetapi juga akan memberikan wawasan yang berharga
bagi pengembangan strategi intervensi yang efektif dalam mengatasi tantangan
integrasi sosial di sekolah menengah atas.

Melalui penelitian ini, diharapkan akan muncul rekomendasi konkret untuk


menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, mendukung, dan adil bagi
semua siswa, tanpa memandang latar belakang ras mereka. Selain itu, hasil
penelitian ini juga dapat menjadi landasan bagi penyusunan kebijakan sekolah
yang progresif dalam mempromosikan keragaman, mengurangi prasangka, dan
menciptakan iklim belajar yang menyambut bagi semua siswa.
IV. Ruang Lingkup Kegiatan:
Penelitian ini akan fokus pada siswa SMA dari berbagai latar belakang ras yang
berbeda. Penelitian akan dilakukan di beberapa sekolah menengah atas di
wilayah yang beragam secara etnis.

V. Manfaat

1. Pembentukan Kebijakan Sekolah yang Lebih Inklusif:

Dengan memahami dinamika pergaulan siswa SMA dari berbagai latar


belakang ras, sekolah dapat merancang kebijakan yang lebih inklusif. Hal ini
dapat mencakup strategi untuk mendorong interaksi positif antar-siswa dari
beragam ras, serta kebijakan yang mempromosikan kesetaraan dan penghargaan
terhadap keberagaman.

2. Pengembangan Program Pendidikan yang Menghargai Keberagaman:


Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan program
pendidikan yang lebih baik yang memperhitungkan keberagaman siswa.
Program-program seperti pelatihan keterampilan sosial, kurikulum yang lebih
mencerminkan realitas keberagaman, dan kegiatan ekstrakurikuler yang
mendukung integrasi sosial dapat diimplementasikan berdasarkan temuan
penelitian.

3. Peningkatan Kesadaran dan Toleransi Sosial di Kalangan Siswa:


Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh perbedaan ras dalam
pergaulan siswa SMA, diharapkan akan terjadi peningkatan kesadaran dan
toleransi sosial di antara siswa. Siswa akan lebih mampu menghargai perspektif,
budaya, dan pengalaman hidup yang berbeda, sehingga menciptakan lingkungan
sekolah yang lebih harmonis dan mendukung.

4. Pemberdayaan Siswa untuk Mengatasi Prasangka dan Diskriminasi:


Melalui pendekatan yang didasarkan pada hasil penelitian, sekolah dapat
mengembangkan program-program yang memberdayakan siswa untuk
mengatasi prasangka dan diskriminasi rasial. Ini bisa meliputi pelatihan
keterampilan komunikasi, kegiatan pemberdayaan siswa, serta advokasi untuk
mengubah sikap dan perilaku yang tidak inklusif.

Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan


akademis tentang dinamika pergaulan siswa SMA, tetapi juga memiliki dampak
praktis yang signifikan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih
inklusif, ramah keberagaman, dan mendukung pertumbuhan sosial-emosional
siswa.

VI. Kerangka Teoritis dan Hipotesis

Dalam konteks penelitian ini, kita akan menggunakan kerangka teoritis dari
teori interaksi sosial, teori stereotip, dan teori integrasi sosial untuk menjelaskan
bagaimana perbedaan ras memengaruhi pola interaksi sosial siswa SMA,
dengan data yang menunjukkan dominasi siswa ras Tionghoa, diikuti oleh suku
Batak dan suku Melayu. Berikut adalah kerangka teoritis yang disusun:

1. Teori Interaksi Sosial:

Teori interaksi sosial memfokuskan pada bagaimana individu saling


berinteraksi dan berkomunikasi dalam lingkungan sosial mereka. Dalam
konteks ini, dominasi siswa ras Tionghoa, suku Batak, dan suku Melayu dapat
memengaruhi pola interaksi sosial di antara siswa SMA. Misalnya, siswa yang
berasal dari kelompok mayoritas mungkin memiliki lebih banyak kesempatan
untuk berinteraksi dengan sesama anggota kelompoknya, sementara siswa dari
kelompok minoritas mungkin mengalami tantangan dalam membangun
hubungan sosial.

2. Teori Stereotip:

Teori stereotip menunjukkan bahwa individu cenderung membentuk


pandangan atau persepsi yang umum terhadap anggota kelompok tertentu.
Dalam konteks ini, siswa dari ras Tionghoa, suku Batak, dan suku Melayu
mungkin menerima atau menghadapi stereotip yang berbeda dalam interaksi
sosial mereka. Stereotip ini dapat memengaruhi cara siswa memandang diri
mereka sendiri dan orang lain, serta dinamika hubungan antar-ras di sekolah.

3. Teori Integrasi Sosial:

Teori integrasi sosial mengacu pada proses di mana individu atau kelompok
dari latar belakang yang berbeda berinteraksi secara harmonis dalam
masyarakat. Dalam kasus ini, pengaruh dominasi siswa ras Tionghoa terhadap
pola interaksi sosial di SMA mungkin memengaruhi integrasi sosial dengan
siswa dari suku Batak dan suku Melayu. Faktor-faktor seperti stereotip,
prasangka, dan pengalaman sosial individu dapat memengaruhi kemampuan
siswa untuk mengintegrasikan diri mereka dengan baik dalam lingkungan
sekolah yang beragam ras.

B. Hipotesis

Dengan mengacu pada kerangka teoritis di atas, hipotesis dari penelitian ini
adalah bahwa perbedaan dominasi ras, dengan siswa ras Tionghoa sebagai
mayoritas, diikuti oleh suku Batak dan suku Melayu, akan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pola interaksi sosial siswa SMA. Ini mungkin
tercermin dalam preferensi pergaulan, pembentukan kelompok sosial, persepsi
diri dan orang lain, serta tingkat integrasi sosial di antara siswa dari latar
belakang ras yang berbeda.

Metode:
Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Data akan dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara
mendalam, dan analisis dokumen. Responden akan dipilih secara purposif untuk
memastikan representasi yang baik dari berbagai latar belakang ras.
Pelaksanaan Kegiatan:
Berikut adalah skema kegiatan untuk penelitian ini, dimulai dari tanggal 26
Februari hingga 1 Maret 2024:

26 Februari 2024 (Senin):


- Perencanaan:
- Pembuatan daftar sumber informasi yang relevan tentang interaksi sosial
siswa SMA Sutomo 1 dari berbagai latar belakang ras.
- Diskusi tim untuk merumuskan strategi pengumpulan data yang efektif.

- Pengumpulan Data:
- Identifikasi kelas kelas yang akan menjadi lokasi penelitian.
- Kontak awal dengan kelas

27 Februari 2024 (Selasa):


- Pengumpulan Data:
- Kunjungan ke kelas terpilih untuk melakukan observasi partisipatif.
- Pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam dengan siswa dan
guru.

28 Februari 2024 (Rabu):


- Pengumpulan Data:
- Observasi partisipatif berlanjut di kelas kelas.
- Pengumpulan data sekunder melalui analisis dokumen terkait kegiatan sosial

29 Februari 2024 (Kamis):


- Analisis Data:
- Pengorganisasian data yang terkumpul.
- Pemilihan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian.

- Pengumpulan Data (jika diperlukan):


- Jika diperlukan, kunjungan tambahan ke kelas untuk melengkapi data yang
kurang.

1 Maret 2024 (Jumat):


- Analisis Data:
- Analisis data primer dan sekunder untuk mengidentifikasi pola interaksi
sosial siswa dari berbagai latar belakang ras.

- Penyusunan Laporan:
- Penyusunan laporan awal berdasarkan temuan dari analisis data.
- Diskusi tim untuk mengevaluasi hasil penelitian dan menentukan langkah
selanjutnya.

Skema kegiatan ini dirancang untuk memastikan tahap-tahap penelitian


dilaksanakan dengan efisien dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

VII. Fasilitas:

Fasilitas yang diperlukan untuk penelitian ini meliputi akses ke sekolah-sekolah


yang menjadi lokasi penelitian, peralatan untuk pengumpulan data seperti
rekaman audio dan perangkat lunak analisis data,buku,alat tulis,kuisioner.

VIII. Lama Waktu/Jadwal Kegiatan:


Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam waktu 1 minggu, dimulai
dari 26 Februari hingga 1 Maret 2024.
Pembiayaan:
Untuk menganalisis biaya atas jadwal kegiatan di atas, kita akan
memperhitungkan biaya penggunaan perangkat lunak pribadi, seperti komputer
atau laptop, serta biaya alat tulis. Karena ruang lingkup kegiatan hanya
mencakup sekolah sendiri, biaya transportasi dan akomodasi tidak akan
dimasukkan. Mari kita hitung:

Biaya Perangkat Lunak Pribadi


- Penggunaan komputer/laptop pribadi untuk analisis data dan penyusunan
- Sebagai perkiraan, biaya pemakaian listrik per jam adalah sekitar 200-300
Rupiah (tergantung pada lokasi dan daya listrik).
- Asumsikan total waktu penggunaan komputer/laptop selama jadwal kegiatan
adalah 8 jam per hari.
- Biaya total penggunaan komputer/laptop selama 6 hari adalah: 8 jam/hari x 6
hari x 250 Rupiah/jam = 12.000 Rupiah

Biaya Alat Tulis:


- Penggunaan alat tulis seperti pena, buku catatan, dan kertas:
- Asumsikan biaya untuk satu set alat tulis adalah sekitar 10.000 Rupiah.
- Total biaya untuk alat tulis selama 6 hari adalah: 10.000 Rupiah.

Total Biaya:
- Total biaya penggunaan perangkat lunak pribadi dan alat tulis selama jadwal
kegiatan adalah:
- Biaya Perangkat Lunak Pribadi: 12.000 Rupiah.
- Biaya Alat Tulis: 10.000 Rupiah.
- Total: 12.000 Rupiah + 10.000 Rupiah = 22.000 Rupiah.

Jadi, biaya keseluruhan untuk jadwal kegiatan tersebut dengan menggunakan


perangkat lunak pribadi dan alat tulis di ruang lingkup sekolah sendiri adalah
22.000 Rupiah.
IX. Penutup
Demikian proposal penelitian dengan judul "Jembatan atau Tembok? Eksplorasi
Pengaruh Perbedaan Ras dalam Pergaulan Siswa SMA". Semoga proposal ini
dapat memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan, metode, dan manfaat
dari penelitian yang diusulkan.

Anda mungkin juga menyukai