Anda di halaman 1dari 40

lffin

BASIC OPERATION MANUAL

Furnace
Module 15
KATA PENGANTAR

Pembakaran sempurna terjadi ketika ada cukup oksigen untuk mengkonversi semua
karbon menjadi karbondioksida dan semua hidrogen menjadi air. Panas yang dihasilkan

dari pernbakaran bahan bakar ini kemudian dipindahkan oleh furnace ke aliran
proses

untuk keperluan penukaran Panas-

Dalam modul ini dibahas tentang klasifikasi furnace, pembakaran, direct fire heater,
fire tube heater, start up, shut down fumace dan contoh furnace yang ada di PET - PTA
plant.

Demikianlah pengantar singkat ini, mudah-rnudahan modul ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan penyusun akan menghargai saran dan kritik yang manbangun demi
perbaikan modul di masa yang akan datang.

Hormat kami,

Penyrsun
MODUL FURNACE

DAF"TAR ISI
Hal.

Sasaran Modul i

Daftar Isi ii
Daftar Gambar iv

FURNACE
1
1. Pendahuluan

2. Klasifikasi Furnace 2
a
3. Pembakaran J

4. Direct Fire Heater 5

4.1 Jenis Direct Fired Heater 5

4.1.1 RectangularFurnace 5

4.1.2 Vertical 8

4.2 Draft 9

4.3 Burner 11

4.3.1 Raw Gas Burner 11

4.3.2 Pre-rnilAspirating Bumer 12

4.3.3 Kornbinasi Raw Gas dan Pre-rnix Burner l2


4.3.4 Burner Kombinasi Fuel Oil dan Fuel Gas 13

4.4 Air Preheater l4


4.5 Convection Heater t4
4.6 Indicator dan Analyzer 15

4.6-l Heat Indicator l5


4.6.2 Draft Gages 16

4.6.3 Flue Gas Analyzer 16

4.7 Beberapa Problern Operasi t7


MODUL FURNACE

Hal.
5. Fire Tube Heater 18

5.1 Water Bath Heater 18

5.2 Low Pressure Steam H eater 18

5.3 Hot Oil Heater 19

5.4 Direct Fired Reboiler .. t9


5.5 Firetube, Bumer, Stack 20
5.6 Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi pada Pemanas Firetube 20
6. Start Up dan Shut Down Furnace 22
6.1 Start Up 22
6.2 Shut Down 23

7. Contoh Furnace di PET - PTA Plant 24


7.1 HTM Furnace 24
7 .2 Boiler 25

7.3 Boiler PET 27


7.4 Incinerator 27
7.5 Thermal Oxidizer 28
N,TODUL FURNACE

DAFTAR GAMBAR
Hal.

Garnbar 1 Sketsa Umum Furnace 1

Gasrbar 2 Rectangular Fumace 6

Gambar 3 Vertical Cylindrical Fumace 8

Gambar 4 Pola Natural Draft Fumace 9

Garnbar 5 (a) Natural Draft (b) Forced Draft

(c) Induced Draft (d) Balanced Draft 10

Garrbar 6 (a) Simple Flat Plate Damper (b) Venetion Blind t1

Garnbar 7 Raw Gas Bumer i1


Garnbar 8 Pre-mix (aspirating) Burner l2
Garnbar 9 Kombinasi Raw Gas & Pre-mix Burner l2
Garrbar 10 Fuel Oil Gun 13

Garnbar 11 Bumer Kornbinasi Fuel Oil dan Fuel Gas 13

Gambar 12 Recuperative Preheater 14

Garnbar 13 Convection Heater 15

Gambar 14 TRC pada Outlet Stream Futnace 15

Gambar 15 Lokasi Draft Gage 16

Gambar 16 Water Bath lndirect Heater 18

Gambar 17 15 Psig Steam Bath Heater 18

Gambar 18 Arnine Reboiler 19

Gambar 19 HTM Bumer F-530i 30

Gambar 20 Boiler PTA 31

Gambar 21 Burner Boiler PTA 32

Guobar 22 Boiler PET JJ

Gambar 23 Incinerator 34

Cambar 24 Thermal Oxidizer 35


FURNACE Technical & Training Department

MODUL 15
FURNACE

1. PENDAHULUAN
Fumace memindahkan panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar ke
aliran proses. Dalam peralatan proses, bahan bakar biasanya gas alam, seperti
methane, ethane, propane, atau light oil. Aliran yang diproses bervariasi, seperti
hidrokarbon berat, air, glikol, amine solution, rninyak pernindah panas (heat
transfer oil), dan larutan garam.
FURNACE (BI.IRNER) Technical & Training Department

2. KLASIFIKASI FURNACE
Secara umurr furnace dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Direct fired heater, dimana gas pembakaran menempati volume terbesar dari
suatu pemanas (heater) dan aliran proses terkandung di dalam pipa yang
disusun di depan dinding tahan api (refractory wall) yang termasuk bagian
radiant, dan di dalam bundle pada bagian yang lebih atas, yaitu bagian
konveksi. Pada pemanas konvektif yang ada hanyalah bagian konveksi, dan
pemanas konvektif ini digunakan untuk aplikasi khusus saja.

b) Firetube heater, dimana gas pembakaran berada di dalam hrbe yang dikelilingi
oleh cairan yang berada di dalam shell pemanas. Liquid dalam shell ini bisa
berupa aliran proses, atau heat transfer medium yang menggenangl coil bundle
yang berisikan aliran proses.
FURNACE Technical & Training Departmen(

3. PEMBAKARAN
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan material dapat
terbakar yang menimbulkan panas dan cahaya. Biasanya material dapat
terbakarnya adalah hidrokarbon dan oksigen disuplai oleh -udara ambient.
Pembakaran yang sempuura terjadi ketika ada cukup oksigen untuk mengkonversi
semua karbon menjadi kalbondioksida, dan semua hidrogen menjadi air.
Pernbakaran yang tidak sempurna berarti ada bahan bakar yang tidak terbakar atau
hanya sebagian yang bereaksi, seperti karbon monoksida (CO), hidrogen (H2), dan
sebagainya.
Methane adalah konsituen utarna dari gas alarn. Methane bereaksi dengan oksigen
mernbentuk karbondioksida dan air.
CHq + 2Oz ) COz + 2HzO
Stokiometri ini typical untuk semua hidrokarbon. Satu atom karbon membutuhkan
satu molekul oksigen dan empat atom hidrogen membutuhkan satu molekul
oksigen. Secara teori stoikiometri, udara yang dibutuhkan untuk membakar
sempurna karbon dan hidrogen pada pembakaran methane diatas adalah: dua
molekul oksigen untuk satu molekul methane. Kelebihan udara (excess air) adalah
suplai udara tambahan selain udara yang secara teoritis dibutuhkan untuk
pembakaran. Contoh, 20% ekses udara berarti udara yang disuplai adalah 1.2 kali
j umlah stoikiornetri (teoritis).

a) Kebutuhan udara
Udara mengandun 920,9 % oksigen (dry basis), oleh karena itu 4.77 mol (atau
scf : standard cubic feet) udara memberikan 1.0 rnol (atau scf) oksigen.
Diaplikasikan ke rnethane, maka 9.54 rnol (atau scf) udara diperlukan untuk
setiap rnol (atau scf) methane.
Pengaruh uap air terhadap udara relatif kecil. Udara jenuh pada 60o F
(15.6"C) mengandungl.T5 o/o air. Walaupun nilainya relatif kecil, tetap harus
dipertimbangkan dan, biasanya ditambalikan2-3Yo ekses udara jika tidak ada
perhitungan pasti.

b) Heating value (nilai panas)


Nilai panas dari bahan bakar (heating value) adalah sejurnlah panas yang
dilepaskan bahan bakar itu selama pembakaran sempulxa, dengan udara
kering yang jurnlahnya sesuai dengan stoikiornetrik reaksi. Hal ini melibatkan
keseimbangan panas (pada temperatur referensi 60" F).
HHV (Higher Heating Value) adalah nilai panas yang lebih besar atau nilai
panas kotor, dimana panas laten penguapan air dirnasukkan dalam nilai
heating value ini.
LHV (Lower Heating Value) adalah nilai panas yang lebih kecil atau nilai
panas bersih, dimana panas laten penguapan air tidak dirnasukkan dalarn nilai
heating value ini.
FURNACE (BURNER) Technical & Training Department

c) Thermal efisiensi
Dua cara untuk menggambarkan cara panas dilepaskan selama pembakaran
menghasilk an dua definisi untuk thermal, yaitu kotor (gross) dan
bersth (net)
Useful HeatTransfered
GTE -_ (100 %)
Gross Heat Input

Useful HeatTransfered
NTE : (100%)
Net Heat Input

Ada kecenderungan menggunakan heating value kotor (HHV) dan net


thermal effi ciency (NTE) meskipun ini menunjukkan ketidakkonsistenan.
Technical & Training Department

I,I 1 I. IRE HEATER


':-.;r'.inakan suatu heat cxcllanger sederhana. Terdiri dari tube-tube cli
...:'.-r colrbustion chan-rber l''ang dipar-raskan oleh burner. Tugas funiace
: :.lr:ansfer panas dari bun-ier ke proses fluida"/ proses steam yang terdapat
,-.: s3e fis1en mungkin.

a
="8
oooo
o o o o ot
I

;:;:;:::: I srcrroru r
o;o;oooco
ooooo
FURNACE (BURNER) Technical & Training Department

Konveksi ada 2 jenis, yaitu konveksi paksa (forced convection):


arusifluida digeraki<an oleh suatu piranti mekanik seperti pompa, fan,
atau blor.ver serta agitatorlpengaduk, dan konveksi alamiahAebas
(natural or free convection) dimana arus/fluida digerakkan sebagai
akibat dan gaya apung yang terjadi karena per-bedaan densitas, dan
perbedaan densitas tersebut dikarenakan adanya perbedaan suhu dalam
arus tersebut.

Flue gas yang dihasilkan burner pada bagian bawah fumace akan lebih
ringan dari pada udara di atasnya. Sehingga flue gas akan bergerak
naik ke atas dengan cara konveksi natural. Tube-tube oil dalam
convection section dipanaskan dengan atus gas panas yang naik
sehingga convection section ada di bagian atas fumace.
Shock bank diletakkan pada paparan langsung api dan juga pada arus
aliran flue gas panas. Karenanya shock bank menerima panas radiasi
sekaligus panas konveksi.
Pr o s es trans-fer p anas pada .furnace

Ketika crude oil dipompakan ke fumace, heat transfer pertarna kali


yang terjadi pada tube adalah ketika tube dipanaskan oleh flue gas
panas yang naik ke atas. Tube dipanaskan pertama kali dengan cara
konveksi. Ketika permukaan luar tube sudah panas, akan ada
perbedaan temperatur antara bagian luar tube dengan bagian dalarn
tube. Sehingga akan terjadi transfer panas dari luar tube ke dalam tube.
Transfer panas rnelalui metal tube terjadi dengan melewatkan energi
dari molekul ke molekul. Heat transfer dalam tubes berlangsullg
dengan cara konduksi.
Ketika lapisan oil
yang berkontak dengan tube rnulai panas, oil
tersebut akan expand/memuai. Sehingga menjadi lebih ringan dari
pada oil di sekitarnya dan akan naik ke oil yang mengalir. Sekali oil
mulai panas, maka arus konveksi dari oil yang panas akan rnulai
terjadi. Arus konveksi ini bisa saja berlangsung lambat, sehingga heat
transfemya juga lambat. Mempercepat aliran oil rnelalui tube untuk
memperoleh arus yang turbulen akan menyebabkan percalnpuran yang
sangat cepat antara oil di bagian tengah dan oil yang berada dekat
f, dengan dinding tube. Dengat cara rapid rnixing ini, proses konveksi
akan berlangung lebih cepat.
Transfer panas di dalam oil berlangsung dengan konveksi, dan transfer
panas dari tube kepada oil yang berkontak dengannya berlangsung
dengan konduksi.

Jadi, transfer panas dari burner ke oil berlangsung dengan 3 cara:


l. Pada bagian atas fumace (section 1, pada gambar 1) tube
dipanaskan dengan kenaikan gas panas dengan cara konveksi. Pada
convection section, sekitar 25o/o panas dari bumer di transfer
dengan arus konveksi flue gas.

2. Pada bagian bawah furnace (section 2, pada gambar 1) tube


diekspos/dipapar-kan ke bunter, dan panas ditransfer dengan
I
,.
' :.\ \cE (BURNER) Technical & Training Department

radiasi. Radiant section adalah bagian yang terpanas. Sekitar 50o/o


panas yang dilepaskan bumer ditraitsfer ke oil pada bagian ini.

3. Transfer panas rnelalui tube ke oil yang berkontak dengan tube


tersebut adalah secara konduksi.
Rectangular furnace memiliki keuntungan:
a Koil proses dapat selalu dr-drainage (dikosongkan).
a Kabin dapat mengakornodasi side-firing (pembakaran dari arah
samping) atau end-firing (pembakaran dari atas) daripada hanya
vertical upward firing (pembakaran secara vertikal, dari bawah ke
atas). Hal ini membuat lantai furnace dapat diletakkan lebih dekat
ke tanah.
Penanarnan modal yang kecil dibutuhkan ketika kerja rectangular
fumace kurang dari l0 MMBtu (10 juta Btu).

1.1.2 Vertical Cylindrical Furnace


Lihat garnbar 3. Gambar ini rnenunjukkan suatu vertikal silindrikal
furnace. Burnemya terletak dilantai. Radiant tube-tubenya disusun
secara vertikal. Panas radiasi direfleksikan ke tube oleh refractory
lining. Suatu kerucut radiasi juga rnerefleksikan panas radiasi. Flue gas
diarahkan ke convection section dengan suatu baffle sleeve. Untuk
kapasitas panas yang ditentukan, maka area yang dibutuhkan oleh
furnace tipe vertikal silindrikal ini lebih kecil daripada rectangular
furnace.

STACK
--
fi,
H
CONVECTION
SECTION -- BAFFLE SLEEVE

* RADIATING CONE
I
REFRACTORY
{ RADIANT LINING
TUBES

BURNERS

Gantbar 3. Vertical cylindrical furnace


FURNACE (BURNER) Technical & Training Department

Verti cal cylindrical fumace m elni liki keuntun gan :


. Membutuhkan area yangkecil.
o Biasanya untuk ukuran yang lebih besar, harganya iebih murah
01f,.
10 - 15
. Dapat memuat lebih banyak koil dalam susunan paralel.
o Untuk tugas perpindahan panas yang lebih besar, vertikal
silindrikal fumace memiliki tungku yang iebih tinggi dan draft
yang lebih alami pada burrrer.
o Kecepatan masuknya bahan bakar biasanya lebih tinggi di bagian
konveksi, oleh karena itu, koefisien lapisan gas lebih tinggi.
. Kebisingan lebih kecil.
. Lebih sedikit soot blower dibutuhkan di bagian konveksi. ^Sool
blower tidak dibutuhkan untuk bahan bakar dalam bentuk gas.

4.2 Draft
Draft adalah perbedaan tekanan yang sangat kecil yang menghasilkan aliran
udara kedalam furnace.
Udara pembakar dihasilkan secara natural draft (alami), forced draft (ditiup
dengan paksa oleh suatu fan atau blower), dan dengan induced draft (disedot
dengan paksa oleh suatu fan atau blower').
Natural draft menggunakan efek gaya apung dari flue gas panas dalam stack
untuk menarik udara ke zona pernbakaran. Draft dijaga dengan adanya stack
ini. Flue gas panas naik karena mereka lebih ringan daripada udara dingin
yang ada diluar fumace. Udara memasuki burner untuk rnenggantikan flue gas
yang meninggalkan stack. Tekanan di dalarn fumace dijaga sedikit lebih
rendah daripada tekanan udara diluar fumace dengan meng-adjust burner air
door dan stack darnper. Draft adalah perbedaan tekanan antara bagian dalam
furnace dan tekanan atrnosferik. Tekanan negatif adalah lebih kecil dari
tekanan atrnosferik. Sedangkan tekanan positif adalah tekanan yang lebih
besar daripada tekanan atmosfer.

li,i

l[i
l,l
ar
o Itli
o trl
o Ir
o
o
o
c
il
tl
o ;*i
a
a)
2:
I]\ FUEL IN

Gantbor 4. Pola rratural draftfurnace


FLRNACE (BUI{.\-ER) Technical & Training Delartment

Garnbar 4 menunjukkan pola dari natural draft furnace. Bahan bakar dan udara
masuk dari titik 1. Selanjutnya mereka dibakar di titik 2. Flue gas melewati
convection section di titik 3. Flue gas yang suhunya sudah menurun kernudian
dibuang ke atrnosfer rnelalui stack di titik 4. Pada natural draft tekanannya
sedikit negatif atau lebih kecil daripada tekanan atmosferik.
Forced draft dan induced draft berhubungan dengan penempatan blower pada
jalur stack. Forced draft adalah hasil dari fan atau blower. Udara disuplai
dengan suatu fan atau blower. Lokasi fan adalah sebelum fumace. Penggunaan
stack dapat juga digunakan, nalnun untuk forced draft stacknya tidak perlu
terlalu tinggi, karena fan sudah menluplai energi untuk sirkulasi gas pada
furnace. Udara dan flue gas akan tertiup dengan konfigurasi forced draft ini.
Forced draft memungkinkan kontrol yang baik untuk aliran udara dan
menjamin pernbakaran yang efisien. Pada forced draft, furnace beroperasi
pada tekanan positif, sedikit diatas tekanan atrnosferik.

Induced draft adalah draft yang dihasilkan dengan cara membuang flue gas
keluar dari furnace dengan menempatkan fan diantara fumace dan stack.
Udara dan flue gas akan tersedot dengan konfigurasi induced draft ini.
Ada juga konfigurasi yang menggabungkan forced draft dan induced draft.
Konfigurasi seperti ini disebut dengan balanced draft.
Stack draft harus tnalnpu mengatasi friksi karena gesekan gas yang hilang
pada bagian konveksi, burner, dan stack. Diameter stack di-sizing untuk
15 sampai 20 ftlsec kecepatan gas stack. Normalnya, stack terbuat dari karbon
steel telanjang (tanpa lapisan), tetapi harus dilapisi jika gas hasil pembakaran
mencapai 750o F (399"C) atau jika gas mengandung belerang yang tinggi.
Semua temperatur dinding harus di atas titik embun aliran gas'
Ada dua cara untuk mengontrol aliran udara pembakar, yait:u stack damper
dan combustion air register. Damper dapat berbentuk plat sederhana, atan
serupa kaca nako (venetian blind) seperti terlihat pada gambar 6. Harus ada
sedikit vakum untuk natural draft untuk mencegah kebocoran aliran gas hasil
pembakaran. Biasanya ada kenaikan tekanan dari 0.01 in. H2O per ft tinggi
firebox dan beberapa inches pressure drop pada saat gas hasil pernbakaran
rnelewati bagian konveksi.

Gttmbar 5. (a) nutural draft {h) forcert draft (c) intluccd dra.ft (d) balonced draft

ln
FURNACE Technical & Training Department

(A) (B)

Gambar 6. (A) Sintple Jlat plate damper (B) Venetian blind damper

1.3 Burner
Pembakaran akan terjadi ketika bahan bakar dicampur dengan udara dan
dinyalakan. Bumer didesain untuk mencampur bahan bakar dengan oksigen
yang terkandung di udara dan menjaga pembakaran yang baik. Pada bumer
dengan bahan bakar gas, bumernya didesain untuk mencampur bahan bakar
gas dan udara. Pada burner dengan bahan bakar minyak (fuel oil), bumer
memecah minyak cair menjadi kabut dan rnencampurnya secara seragam
dengan udara dalam kuantitas yang besar. Untuk pengkabutan ini dapat
digunakan steam atau udara bertekanan.
4.3.1 Raw gas bumer. Lihat gambar 7.
Merupakan burner yang paling sederhana. Udara dan gas bergabung
dan terbakar bersatna-sama pada serangkaian lubang-lubang di suatu
cincin burner atau spider"
Gas dialirkan ke burner melalui gas inlet. Udara memasuki burner
rnelalui air door (pintu udara) yang bergerak maju mundur dengan dua
handle. Pada raw gas bumer, udara dan gas keluar bersama-sama
rnelalui cincin burner atau spi{er. :

HAI{DLE
BUTIIIER. HOLES
GAS INLET_
FITOilT PLATE -SPIDER

SPACER SLEEVE

Garubqr 7. Raw-gas burner


f": FL\ {CE rBL R\ER) Technical & Training Department

::I Pre-mix / Aspirating burner. Lihat garnbar 8.


Pada pre-mix burner, tudung bumemya (thimble) ditutup dengan suatu
plate padat. Gas masuk rnelalui gas inlet. Udara memasuki burner
aspirator melalui air door. Aliran jet dari gas (berkecepatan tinggi),
rnenarik gas dan udara rnenuju aspirator. Campuran gas dan udara
meninggalkan burner melalui lubang-lubang pada cincin bumer atau
spider, dan dinyalakan atau terbakar disana.

TH IMB LE

FRONT PLATE
AIR
\

AIR SPI DER

GAS ORIFICE
ASPIRATOR

Gambar 8. Pre-nix (aspirating) barner


*. ,1 .,1 Kornbinasi raw-gas dan pre-mix burner. Lihat gambar 9.
Pada burner kombinasi ini, jurnlah udara dan gas yang dicampur tetap
sarna, tetapi udara ditarik ke burner melalui 2 jalan masuk. Prirnary air
(udara utarna) ditarik masuk ke burner dengan jet gas. Udara telah
tercampur dengan gas sebelum mencapai bumer spider. Secondary air
(udara kedua) ditarik ke tudung (thirnble) dan bertemu dengan
carnpuran udara utarna dan gas pada spider. Campuran ini kernudian
dinyalakan di lubang-lubang spider.

Gambar 9. Korubinasi raro-gas & pre-ntk bunter


IL R\_A,CE (BURNER)
.
Technical & Training Department

4.3.4 Burner kornbinasi fue1 oil dan fuel gas


Gun
Ketika digunakan rninyak (fuel oil) sebagar bahan bakar, maka liquid
minyak tersebut harus diubah menjadi mist (kabut) sebelum dicampur
dengan udara. Gambar 10 menunjukkan gambar suatu gun, yang
menggunakan steam untuk memecah fuel oil. Steam akan beftemu
dengan oil dengan gaya yang sangat besar pada bagian throat, dan
meng-atomisasi fuel oil menjadi kabut tipis. Ketika fuel oil dipaksa
keluar dari throat rnelalui tip, partikel-partikel oil bercarnpur dengan
udara dan terbakar.

Gambar 1 1 rnenunjukkan tipikal burner kombinasi antata fuel oil dan


gas. Burner kornbinasi ini dapat dioperasikan hanya dengan fuel oil
iaja, atau gas saja atau dengan keduanya. Bila oil gun tidak digunakan,
maka gun akan tertarik dari spider, untuk mencegah overheat. Ketika
yang dibakar adalah fuel oil, tip dari oil gun diset tepat didepan gas
spider.

STEAM HOLES THROAT

OIL *

STEAM TIP

Ganrbar 10. Fuel oil gun

SPI DER

OIL GUN
TIP

Gambur 11. Burner kombinasi fuel oil dan fuel gas

t'1
." i\ l.CE (BURNER) Technical & Training Department

:.i .{ir Preheater


.i:r preheater adalah alat yang menggunakan sejumlah panas dari flue gas
'.:tuk menaikkan temperatur udara yang disuplaikan ke burner.
Carrbar i2 menunjukkan recuperative preheater. Recuperative ini berarti
si:upa dengan recovery. Udara memanfaatkan panas yang dilepaskan oleh
:-:e-tube flue gas. Pada preheater ini, udara drngin pertama kali melewati
:::e-rube yang mengandung flue gas dingin, kemudian udara hangat
s:.anjutnya melewati tube-tube yang mengandung flue gas panas (flue gas-nya
; ja pass atau 2 lewatan).

COOL FLUE HOT


GAS FLUE GAS

Gambar 12. Recuperative preheater

!.5 Convection Heater


iJeater ini adalah heater diurana cara perpindahan panasnya hanya dengan cara
konveksi saja (tidak ada bagian radiasi). Bentuknya unik dan merupakan
;rodifikasi dari direct fired heater. Heater jenis ini ideal untuk offshore
i:latform dan aplikasi lain yang membutuhkan derajat keamanan yang tinggi.
Sketsa dari convection heater, dapat dilihat pada gambar 13. Suatu shell baja
berbentuk silinder bagian internalnya dilapisi dengan light castable atau fiber
kramik. Bagian pernbakaran Can bagian penukar panas dipisahkan dengan
tembok insulasi. Gas pernbakar dan udara diumpankan ke pre-mix burner. Gas
pembakar bercampur dengan cepat dengan gas stack untuk menghasilkan gas
lrlet untuk umpan ke bagian penukar panas. Gas ini bersuhu 1200" - 1500oF
r 6,19o
- 815"C) dan mengalir dibawah dinding pembatas dan kemudian naik ke
atas melintasi tube-tube dengan fin pada koil proses. Sebagian gas didinginkan
pada 350-500oF (177" - 260'C) dilepaskan sebagai gas stack dan sisanya
direcycle. Aliran pada koil proses menuju ke bawah dan berlawanan arah
,lengan gas panas.
R\ACE (BURNER) Technical & Training

Convcction Heatcr

t
Fluc gas crit

Burnar
L_::f

\r'/\,V

Gambar 13. Convection heater


:.5 Indicator dan Analyzer
1.6.1 Heat indicator
Thermocouple digunakan untuk mengecek tanperatur metal (dinding
furnace) dan temperatur flue gas. Temperatur metal biasanya dicek
untuk rnencegah failure yang disebabkan karena terpaan panas yang
melewati maksimum operating temperafur tube wall atau metal.
Thermocouple juga digunakan untuk menggkur temperatur flue gas
pada firebox. Refractory, brickwork, tube hangers dan support dapat
rusak bila temperatur flue gas terlalu tinggi.
Temperatur recorder controller (TRC) dipasang pada bagian outlet
stream. Secara otomatis mengatur fuel control valve dan mengontrol
jumlah fuel yang menuju burner.

;l ttMPER^rLrAr

il ryr. :,"#i?',l'J
tsURN ERS \' -- {TRC} i VALVE
t+
t--*-1r-*.en,
l..--l>(J'
FUEL TO
B URN ERS

Ganbar 14,.TRC pada outlet stream furnace


FURNACE (BURNER) Technical & Training Department

4.6.2 Draft gages


Draft pada furnace biasanya diukur dalam inchi HzO. 1 inchi HzO
adalah sama dengan 0.036 psia. Draft diukur dengan draft gages pada
berbagai posisi pada furnace. Misalnya seperti yang ditunjukkan
gambar 15. Titik A, tepat di bawah firebox roof. Titik B, diatas daerah
convection section. Titik C, saluran transisi dari furnace ke stack, dan
titik D, didasar stack.

Gambar 15. Lokasi draft gage

4.6.3 Flue Gas Analyzer


Flue gas harus dianalisa unfuk rnengukur jumlah udara yang rnernasuki
furnace. FIue gas mengandung produk hasil pernbakaran diantaranya
N2, CO2, CO, dan 02. Adanya CO menunjukkan bahwa udara yang
memasuki furnace itu kurang. Seharusnya, kandungan utama flue gas
adalah nitrogen dan COz.
Bila tidak ditemukan oksigen dalarn flue gas, berarti udara yang
disuplai kurang, dan ini tidak bagus. Udara yang disuplai ke furnace
haruslah berlebihan (ekses). Ekses udara adalah jurnlah udara
tambahan selain udara yang secara teoritis dibutuhkan untuk
pembakaran. Ekses udara ini dinyatakan dalam persen. Normalnya
furnace beroperasi dalam L0-30% ekses udara.
Cara untuk menganalisa flue gas antara lain dengan alat orsat yang
rnengukur kadar COz, CO dan 02. Atau dengan oksigen analyzer yang
menggunakan ketertarikan Oz pada medan rnagnet atau dengan
memanfaatkan kemampuan Oz dalarn mensupport pembakaran.
:L R\ACE Technical & Training Department

4.7 Beberapa problenl operasi pada directfire lteater


1. Masalah draft dan ekses udara kadang-kadang tidak dapat diselesaikan
begitu saja dengan meng-adjust stack damper dan burner air door. Dapat
pula disebabkan karena kerusakan bagian dari fumace, misalnya adanya
kebocoran (leak) pada shell furnace. Salah satu cara rnengecek adanya
kebocoran adalah dengan cara:
o Menutup burner air door. iika rnasih ada ekses udara maka
kemungkinan terjadi kebocoran.
. Membandingkan pembacaan ekses udara dari sampling di beberapa
ternpat pada fuirrace juga membantu menentukan lokasi kebocoran.
2. Darnper control lever pada stack tidak bekerja/tidak pada kedudukan
seharusnya. Untuk itu harus dilakukan pengecekan saat shutdown.
Masalah lain yang sering dijumpai adalah kesalahan instrunentasi dan
analyzer. Ketika pembacaan instrumentasi tidak sesuai dengan observasi
kita terhadap furnace, maka harus dicek instrumentasilarnlyzernya. Ada
beberapa penyebab kesalahan pembacaan pada analyzer: adanya
kebocoran pada flue gas analyzer sampling line (flue gas sampling line
harus airtight), recorder/instrument seringkali bekerja diluar range
operasinya.
4. Burner flame. Ketika suplai udara dikontrol dengan baik rnaka firebox
akan terlihat bersih dan tidak berasap. Lidah api burner biasanya steady
dan bentuknya bagus. Kadangkala lidah api tersebut membesar dan
mengecil serta rnenjalar kembali ke arah burner. Hal ini dapat
menyebabkan bumer "meletup". Keadaan lidah api yang tidak stabil akan
menghasilkan penurunan panas. Salah satu cara untuk rnengatasi hal ini
adalah dengan menaikan draft pada stack damper. Arang, partikel dari
karbon dan material asing dalam burner atau pada pipa fuel dapat juga
menyebabkan lidah api yang tidak stabil. Untuk itu burner harus shut off
dan kotoran yang menghalangi bukaan udara harus dibersihkan. Titik-titik
terpanas (hot spot) pada tube disebabkan karena adanya paparan lidah api
yang terus menerus. Lidah api seharusnya tidak boleh menyentuh atau
memapar tube. Paparan lidah api akan melemahkan metal dan membantu
pembentukan arang pada hot spot. Hot spot dapat menyebabkan
berkurangnya diarneter dalam dari tube. Pada titik hot spot tube dapat
menjadi bocor atau retak.
FTJRNACE Technical & Training Department

5. FIRE TUBE HEATER


Fire tube heater adalah suafu pemanas, dimana api/flame-nya dan juga flue gasnya
terdapat pada bagian tube.
Tugas firetube heater berkisar dari 60 MBtu/hr glikol reboiler satnpai
12 MMBtu/hr minyak atau pemanas gas pipa. Desain, kontrol dan operasi fired
heater bervariasi dari penggunaan sederhana sampai kompleks.

5.1 Water batlt lrcater


Gambar i 6 adalah sketsa sebuah indirect fired heater water bath. Firetube pada
bath terletak pada t/z bagian sebelah bawah vessel, dan koil proses berada
'/zbagran di sebelah atas vessel. Media perpindahan panas, dalarn kasus ini air
diisi ke dalam vessel.

,;,^.
I
WatGr Bath IndirGcl HG.t.r ,ll
_L.-
///''rlc\O,\',
,'/ /o o .J ,\ \\
.D
// bGro44f]\ ll
il
\sffir-
Y I

i-sr cx
sEctrol 'a"-"a- {! FILL H TCH
:l
1' *-a

BUR'IER
FNOXT
R,EIIOVABLE
FIRETUBE

Gambar 16. lVater Bath Indirect Heater

Beberapa pemanas berukuran kecil tidak diinsulasi. Terkadang dipasang


kerarnik fiber tahan cuaca (weatherproof) setebal 1 sampai 2 inchi atau
insulasi light castable ditempatkan di sekitar shell silinder. Bagian ujungnya
telanjang sehingga tidak rnengganggu akses ke koil, burner) atau stack.
Insulasi dapat menurunkan kehilangan panas sampai 75 %.
5.2 Low pressure steam lteater

Jika dibutuhkan temperatur aliran proses 160o - 22Oo F (71" - i04oc),


pemanas steam 15 psig dapat digunakan untuk menurunkan ukuran tube
bundle yang dibutuhkan. I(onstruksi low pressure steam heater diperlihatkan
pada gambar 77.
15 psio steam Bath Hertcr

\J-. il
il i sracK
Section "A---A- PngSS l

Gambar 17. 15 psig steam batlr heoter


Ir- !-\ r.,--: Technical & Training Departmenl

-'- ,'r .{r,I ,iil lteater


: =.---.,:-:s rni memberikan panas sampai 600" F (315"C) atau lebih tinggi,
.- ,: c.:kup panas untuk rnengeringkan desiccant atau recovery hidrokarbon
-::.ri: gas regenerasi. Penggunaannya yang lain adalah untuk menguapkan
::::..karbon berat sebelurn untuk diinjeksikan ke dalam pipa gas untuk
.:. :i:li*an nilai panas.

iieunrungan hot oil:


. Tekanan uap rendah pada temperatur arnbient.
. Selalu berbentuk cair dan rnudah untuk ditangani.
. Dicampur untuk range temperatur khusus.
. \'lemiliki kandungan panas yang lebih tinggi daripada hidrokarbon yang
umum.
Kerugiannya rneliputi :

. Uapnya (yang lolos ke udara bebas) berbahaya bagi lingkungan.


. Biasanya dibutuhkan desain flange ANSI class 300.
. Perpindahan panas rendah (Y, dan warcr bath heater ).
. Bila terjadi kelebihan panas (overheat), oil akan teroksidasi dan
membuntu fire tube.
. Mudah menyala.

5.t Fire tube reboiler


Pengolahan gas dan dehidrasi sering menggunakan fire tube reboilers.
Gambar 18 adalah sketsa tipikal fire tube reboiler. Fluida yang banyak
mengandung gas asam atau air dididihkan dalarn reboiler untuk
menghilangkan gas asam dan air tersebut. Fluida yang lebili ringan
kemudian digunakan kernbali untuk mengolah dan rnendehidrasi proses
aliran gas. Surge tank untuk fluida ringan merupakan bagian dari reboiler
seperti pada gambar 77, atau dapat berupa vessel terpisah.

. NICH AHIIIE
IIILET

Gambar 18. Amine reboiler


:riCE Technical & Training Department

5.5 Firetube, burner, stack


)',ieskipun kerusakan firetube jarang, sebaiknya pergerakan atau peletrturan
:-r:etube dicegah dengan batang penahan. Pencegahan ini melemahnya weld
joint patrian pada ujung plate. Sebagai tambahan, ketika bahan bakar adalah
ninyak (fuel oil), harus dipasang drain diantara ujung plate dan flange
burner. Tujuannya agar firetube dapat didrain jika oil secara tidak sengaja
nelewati burner.
Pre-rnix burner digunakan secara luas pada firetube heater. Gas dipanaskan
dahulu memasuki burner. Sementara burnel rnenarik udara utama masuk ke
firetube, adalah stack draft, biasanya kurang dari I in. H2O, yang mengatasi
hiiangnya tekanan (pressure drop) pada aliran gas hasil pernbakarau dan
memungkinkan masuknya udara kedua. Tinggi stack-nya berkisar antara
tv20 ft.

5.6 Beberapa masalalt operasipada firetube heater

1a) Shell side corrosion


Hal ini disebabkan oleh dekomposisi bath. Dekomposisi dan korosi tidak
dapat dihindari, tetapi kelebihan dekomposisi biasanya terjadi karena
adanya pemanasan berlebihan didekat firetube. Biasanya digunakan
inhibitor korosi. Ada sejumlah alasan untuk petnanasan bath yang
berlebihan: adanya lokalisasi heat transfer karena adanya fouling,
paparan lidah api yang berleblhan (excessive /lame impingement), dan
sebagainya. Flarae yang tidak tepat (improper flame) kadang-kadang
dapat dirnodifikasi tanpa shutdown, narlun fouling membutuhkan
penggantian firetube.

(b) Inadequate heat transfer (perpindahan panas yang tidak mencukupi)


Dapat disebabkan karena flame yang tidak tepat, pembakaran kurang,
fouling di firetube, fouling pada koil, firetube dan koil terlalu kecil, dan
sebagainya. Jika desainnya benar, maka inadequate heat transfer banyak
disebabkan karena fouling atau flame yang tidak tepat (improper Jlame).
Penyelesaiannya mungkin dengan adjustrnent sederhana pada burnef
yaitu dengan adjustment terhadap rasio antara air dan bahan bakar.

(c) High stack temperature


Dapat disebabkan karena pencampuran yang tidak tepat antara udara dan
bahan bakar atau adanya kebocoran bahan mudah terbakar dari proses ke
firetube.

(d) Firetube failure


Paling umum disebabkan karena lokalisasi overheating dan gangguan
rnetalurgi. "Hot spot" ini disebabkan oleh coking zat hidrokarbon dan
dekomposisi pada bagian bath. Korosi pada firetube dapat pula
disebabkan karena gasnya bersifat asam. Namun korosi yang paling
rnerusak adalah bila terjadi pada bagian burner-nya. Tidak ada yang
ftr.R\.TCE (BURNER) Technical & Training Department

dapat dilakukan kecuali mengganti bahan bakar, namun ini dirasa kurang
praktis. Metalurgi yang tepat diperlukan pada saat pembakaran gas asarn.

t e) High or low fuel gas pressure

Dapat memberikan pengaruh yang dramatis terhadap operasi pemanas


firefube. Burner biasanya didesain berdasarkan output panas yang
dihasilkan pada tekanan bahan-bakar yang tertentu. Bila tekanan bahan
bakarnya lebih rendah maka berarti panas yang dihasilkan tidak
mencukupi. Tekanan bahan bakar yang lebih tinggi menyebabkan
pembakaran yang berlebihan dan overheat. Masalah ini paling umum
disebabkan oleh rusaknya pressure regulator atau tekanan suplai yang
rendah.
.-'- R\.{CE Technical & Training Department

ST.{RT UP DAN SHUT DOWN FURNACE

3:nkut adalah langkah-langkah umum untuk starl up dan shut dor,,,n funtace.
--::uk penjelasan detail, pembaca dapat rnelihat pada standard operating
_:":,cedttre (SOP) yang ada pada operation department.
t,.l Start Up
1. Bersihkan area di sekitar furnace. Flarnmable material harus dibersihkan
unfuk mencegah kebakaran.
2. Cek semua instrumentasi dan fungsi-fungsi valve. Yakinkan bahwa
semuanya dalam kondisi baik dan siap digunakan.
3. Cek juga gerakan damper. Pastikan damper dapat bergerak dengan bebas
tanpa adanya hambatan.
4. Check sistern charging furnace:
. Isi terlebih dahulu line-line proses yang akan dipanaskan di furnace
dan sirkulasikan.
. Check expansion vessel atau jalur make up untuk sistem charge.
. Pastikan instrumentasi sistem charge berfungsi dengan baik.
5. Bila furnace menggunakan fuel oil, jalankan fuel oil pump dan
sirkulasi!<an. Bila furnace menggunakan fuel g&S, pastikan bahwa
tersedia suplai gas dan tekanan di header gasnya terpenuhi untuk syarat
start up. Check pressure regulator dan control valve untuk gas suplai.
6. Bila gun menggunakan sistem pendinginan, pastikan bahwa sistem
pendinginannya berfungsi dengan baik.
I Jalankan combustion fanlblower yang mensuplai udara pernbakar.
3. Masukkan setting temperatur fumace.
9. Purging flammable vapor didalarn fumace dengan udara dari cornbustion
fan/b1ower.
10. Start firing (biasa dilakukan dengan penekan tombol firing pada control
panel).
i i. Secara otomatik temperatur controller akan mengatur flow fuel oil/gas
yang masuk ke fumace untuk menyesuaikan dengan ternperatur setting.

i3. Ternperatur controller juga akan menyesuaikan posisi damper untuk


mendapatkan jumlah udara yang sesuai untuk pembakaran yang
sempurna.
1 3. check kandungan flue gas (co, co2 dan o2) dengan flue gas analyzer
untuk mengetahui apakah jurnlah udara pernbakarnya terpenuhi. Check
juga secara visual smoke yang keluar dari flare stack. Untuk kondisi
ideal, smoke-nya tidak ber-wama (bukan putih atau hitarr).

'4. Bila tidak terpenuhi, adjust settingan damper, dan check kernbali flue
gas.
trlR\-{'CE Technical & Training Department

6.? Shut Dowt


1. Stop firing.
2. Biarkan combustion fan/blower terus running unfuk purging flamn-rable
vapor didalam furnace.
3- Stop fuel oil purnp. Apabila furnace menggunakan gas, tutup valve
header gas.
4- Bila furnace lnenggunakan sistem pendinginan untuk gun, rnatikan
sistem pendingin gun.
Matikan combustion fanlblower yang mensuplai udara pembakaran.
Bila furnace akan shut down unfuk waktu lama, drain semua charge yang
ada di line.
Technical & Training Department
. I. i-I\TOH FL R\ACE DI PET _ PTA PLANT
-. '--: -:.: :c:lah contoh peralatan proses yang menggunakan furnace, yang
_ .-
t, Potypet dan pT. pollprima."eduprn unruk pelpipaan serta
_- -._;-.i.,:lll
- _.--.:.-;'-\, r&D_e lebihlengkap, dapatmengacu paaa fam.
- : HT.\I Furnace,
F_5301 (gambar 19)
:-l\1 Fumace adarah tungku pembakaran yang menghasilkan
-:-'s:e: rnediurn) liquid dengan.temperatu,ryu *"n"up ai HTM (heat
325'c.
' :-:i ciirect
fired heater, vertikar sirinder furnace dengan Tipenya end_firing
-:=;:-':akaran dan atas). sistern HTM di porypet prant dibagi rnenjadi
--:ll'1 rnrner dan HTM sekunder. HTM pri*"r'*"mpakan 2, yaitu
pemanas utama,
::: \ans digunakan untuk memanaskan HTM sekunder. HTM pdrner
""::"c dipanask-11 di fumace inilah
(F-5301) dan disirkulasikan ke
:::;nanaskan HTM sekunder. HIM- sekunder i.or", untuk
:eralatan proses seperti reaktor dan kolom. !
digunakan uriuk pemanas

ts.]:an 1'ang dibakar untuk menjadi HTM adalah


Thenninor 66. Bahan
:i:.I:asukkan secara manual ke darirn v-5303
metutui main hole, kernudian
;:enggunakan sump pump p-5303 masuk ke v-5302.
::-ebut dari v-5302 dipompa rnenggunakan pompa Kemudian therminor 66
p_5302 masuk ke line_
,-::e HTM primer, dan ke rine-rine H1u
setunaeirnerarui HTM expansion
'''--{-i0r (unruk cp) dan HTM Expansion vessel g7_v0r (untuk
ssp).
-T1{ primer dari HTM expansion vesser v-5302
::enggu.akan pompa p-530r rnenuju furnace disirkulasi dengan
F-530r dan selanjutnya
:-sirkulasi kembari ke proses unfuk memanaskan
HTM sekunder, Iaru kembari
-,s ke P-5301, furnace dan seterusnya.
)::'mgku pembakaran F-5301, theirninol 66 ini berada
dalarn tube-tube yang
.n':e=udian dibakar*"-"Jid] HTM primer. Kur"na i**, sirkurasi dari
rine-rine
':; :ube-tube dan kembali ragi ke line, maka sernua line terisi HTM riquid.
-i:rasai bahan bakar digunakan rninyak solar yang berasar dari tangki yang
i:<;rudian ditarnpung dalarn storage daily tank
:":ompakan dengan feed fuel oil purnp p 6009
T 6010. Dari si,i solar
dan kernudian dengan pressure
::- pump 53P 51 ke_nozzre gun untuk dispray rringgu
si terjadi pengkabutan
r;:=udian dibakar oleh pemantik elektroda.
:'tsarnya pengapian diafur
oreh servo rnotor dengan caln switch
::-::ggerakkan nozzre gun naik furun guna kebutuhan pengapia,
:'- -:'! r-ang ditentukan. Udara pembikar sesuai set
dihernbuskan dengan blower
r -: .\ 5 l AiB yang dioperasikan
bergantian melewati preheater (economizer).
:r.:-eater ini memanfaatkan panas flr" gu, dun
,duru'.isa pernbakaran untuk
:::ianaskan udara pembakar. Temperature flue gas
seberum masuk p."rrlut",
-::---:-0oc max 440oc dan sesudah keruar preheater 160_200"c
'-
:Ja dan flue gas selanjutnya dikeluarkan *"rurri nure max 31Ooc.
stack ke at*rosfer.
!--':-.:r kontrol: Temperatur fuirace disetting di
-:::.:eratur antara co,trol paner lokal pada
325 - 330oc. suatu Temperature Indicator
controlrer (TIC)
;:-.-Liutnya akan_mengatur laju fuel oil
sesuai a"qgu, perhitu.ga*. Jumrah
-:.:; pembakar disesuaikan dengan laju fuer oir yurf,ruruk oreh sen:o rnotor
: ':::c'iler) dengan menggerakkan cam
),ang memposisikan darnper pada rasio
" :;. : luel 1,ang sudah disetting.
:L R\.{CE (BIIRNER) Technical & Training Department

-.2 Boiler PTA (gantbar


20 dan 2l)
Tipe furnacenya adalah direct fired heater, rectanguiar
furnace. Side firing
burner (dari samping) dan dernin water sebagai bahan
baku, dan steam sebagai
hasilnya terdapat di daram tube-tubenya. Bimernya
ad,a dua buah, samping
atas dan sarnping bawah.

Steam yang dihasilkan didistribusikan ke user melalui


5 sistem: Hp (high
pressure) 90 barg, Ip (intennediate pressure)
35 barg, Ip 3r barg, Ip 17 barg,
LP (low pressure) 5 barg.
Boiier PTA rnempergunakan tiga bahan bakar, yaitu fuer
oir (sorar), methyl
acerate (dari proses) dan natural gas. Namun
bahan baka*turnanyu adalah
fuel oil dan natural gas. Burner-nya merupakan burner kombinasi.
Flue gas
)'ang dihasilkan akan mengalir melalui tube-tube dan convection bank,
kemudian ke superheater, lalu ke econorn izer dan
akhimya akan keluar ke
udara bebas rnelalui stack/cerobong.
udara pembakaran ditiupkan ke dalam furnace dengan
menggunakan forced
draft yaitu cr.- Bila menggunakan natural gas-, maka
.2216. lis disuplai dari
:netering receiving station (MRS). sedangkan bila-menggunakan
fuer oil, fuel
oil disupply dari utility merarui pompa Gr-zzsr A/B/c. pengkabutan pada
rue1 oil gun mexggunakan IP (intermediate pressure)
steam yilg dihasilkan
oleh boiler sendiri.
unruk pilot cornbustion digunakan gas LpG. Gas LpG akan
menyalakan
pemantik elektrod.a dan selanjutnya pemantik elektroda
akan menginisiasi
lembakaran fuel oil atau fuel gas dengin udara.
S:stem kontrol:
3riler Master Control:
' Common boiler master control (PIC 504) akan menerima
sinyal penurunan
tekanan boiler dan akan menambah output contolrer
,rrt t menjaga
tekanan HP steam header. output controllei (MV)
disebut cornlnon boiler
master sig,al yang digunakln. se.lagai sei point dari
masing-masing
individual boiler rnaster (HC 504 A/B).

' lndividual boiler master (HC 504 A/B). Dapat dioperasikan


rnanual atau
auto. Pada kondisi manual, operator dapat meng-adjust
output ,ignur lrravy
dan individual boiler master dengan *"nggrriukan station
auto/rnanual.
Pada kondisi auto, output sinyar (MV) dari comrnon
boiler master
c:eunakan sebagai set point dari masing-masing individual
boiler rnaster
ri{C 504 A/B).
output signal (MV) dari individual boiler master digunakan
untuk set
:'-'int dari fuel oil flow controller dan cornbustion air flow
controller,
J -:. ..rl florv control
' l'1:-ster controller (FIC 334lFlC 4aq. Menentukan
aliran fuel oil. Selarna
;nerasi normal, fuel oil flow controiler menerirna sinyal
set poin dari
: r : i er master control (BMC) pada posisi auto.
BL R\ER) Technical & Training

' l'1,::imum pressure controlrer (FIC 337lFrc 407) yang


mempertahankan
-'---..,:ru* tekanan fuel oil untuk menjaga p",rfutu.in di
burner tetap
:.:-:, dan alnan.
-. :.:.,ris stearn control (PDIC 334lpDIC 413)

' l'1r:-gsunakan perbedaan tekanan antara atornising


steam header dan fuel
:, header. Beda tekanan ini dijaga selalu konstan.
I ::.l.usrion air flow control (FIC 313/ FIC 3g3)
o rl''-r,.ibustion air controlrer adalah
salah satu dari ACC (automatic
:--:.bustion controlrer). Fungsinya adalah kontrol suprai
udara untuk
':ureing furnace, suprai udara untuk pembakaran, dan suprai
udara untuk
n:r_eing terakhir.
L nruk suplai combustion air flow, set point-n ya
didapatdari boiler master
conrrol' setiap- bahan bakar (fuer oii dan methyr
acetate) mempunyai
xebutuhan combustion air sendiri-sendiri untuk
."tia boiler load. Suatu
iangsi tertentu dimasukkan ke dalam pLC, dan perhitungan
dari controller
kemudian akan menghasilkan air rich condition pada
fu*u"".
1,.:ural Gas (NG) flow control

' \G control valve untuk boiler A: FCV-700 dan boiler B: FCV_g00. Kedua
''alve
ini akan menerima sinyar dari pIC-504 A/B boiler master
:ontrol), jika kedua flcw controiler (FIC-700/g00) l"ommon
pada
- mode auto. 100%
sinYal dari kedua controiler tersebut dengan 050 Nr;r/j; sr;;;;
.sumu
dari kedua co,troiler ini dinamis (berubah-u6ah)
sebutuhan HP stearn.
aun
"ur"ua"
d"#;
' Sinyal PIC 504 A/B versus flow NG mempunyai
rasio yang sebanding.
50%o, maka setti,g^untuk FIC_700 hanya
{l9,,tllr"hiya,hanya
-\m-tarn sa1a, dan FCV_700 akan menyesuaikan.
2025

-{ktual flow dari NG (pv) selaru dirnonitor oreh perbandingan


Fuel:cornbustion Air rasio controller. controller
controller dan menyakinkan bahwa boiler selalu
ini adalah master
kaya akan udara. contoh:
andaikan kebutuhan NG adalah 2025 Nm3/jam
lsour load dari pIC_504)
inaka kebutuhan combustion air yang ekivalen adalah
sekitar 23 kilo
\m3/jam, dan kare;ra_suatu sebab jika aiiran udara rendah,
rnisalkan 15
xilo Nm3/jam, maka Fuer:Air rasiJ controlrer akan rnembatasi
NG flow
hanya pad'a 1275 Nm3/.jam. Ratio controrler akan
menarnbah NG flow
nanya jika flow udara pembakarnya naik.

\lasing-rnasing flow control valve FCV-700


dan FCV-g00, rnempunyai
satu by pass PRV (pressure regulating varve), yang
cukup besar untuk
menyuplai NG untuk penyaraan bumeiNG. u"tut
utama, suplainya akan merarui.pRV ini. Seterah i"nyutuun burner NG
p"nyutuu, be{aran baik,
naka kernudian FCV akan bekerja, sampai output pRV
mencapai 0%.
Control valve ini dapat dioperasikan secara manual pula.
-rika NG firing dibarengi dengan metriyr acetate
firing, maka nilai setting
untuk aliran NG aka, Iebih rendah daripada
,ro.*ui'contoh,ya: u,tuk
^ebutuhan 50% (plc-504), kebutuhan NG adalah 2025 N;:t;; ;;;;;
':ka tidak ada pernbakaran dengan methyl acetate.
I]L R\ER)
Technical & Training Departnrent
-:riuk kebutuhan yang sama, jika ada pembakarandengan rnethyr
acetate,
.."xa kebutuhan alira, NG adalattzois _
250 x,r,rtlri]- izsiN,":a;"r.
"' 'ltuk mengkornpensasi panas dari pernbakaran ,"tt-,yt acetate.

;i' PET (gambar 22)


-.r':rei.lv& termasuk dalarn klasifikasi fire tube
heater. Flarne/apinya terdapat
-- ' :--re tube, suatu tube dengan diameter lebih besar aurif uau diarneter tube_
--= :.ue gas. Dari fire tube yang merupakan zona.uairri,'t flue gas
- - :rhasilkan akan melewati tube-tube berukuran kecir, clan"mudian
sisanya dibuang
- ..r:k.
-:..:.]fara, dernin water sebagai bahan baku steam berada
--. ian sebagian fube{ube tersebut. Steam terbentuk dan merendam fire
dan terkumpul di
::iil atas yang m€rupakI ruang uap dan keruar melalui
steam header.
:::r )ang dihasilkan adalah r0 bar gage, disuprai ke proses
seterah
-::"*:,n1'a difurunkan tekanannya dengan pressure regulator
... I tar. menjadi 6 bar

rymlakTan disuplai rnerarui forced draft fan ya,g terpasang di burner


dari utitity station menuju ke tuei oil daity tank.
l:",.."^l
",::.,cian Lr:rt1l
fuel oil akan di_sp.uy_L* dengan memanfaat;;r"';;;;;;;

::'--::rpur 1i
dengan ili""il;;;
udlra 'dgngan perbandingan'tert"entu dan akan teriadi
jadi
. r:-{aran di dalam tube-tube.

: :.;l- koittrol:
' S.s:em kontrol di boirer pET diatur di
rocal control panel. Blower udara
:r:' pengapian dilakukan dengan menekan
tornbol pada control panel.
' .-gapian akan terus berlangsung hingga pr".ru.i yu.rg diinginkan
:::rpal. Suatu pressure switcrr irigh high (rsuu;
*r.u
:'::=hentikan pengapian bila pressure boiie. rnencapai otomatis akan
10 barg. untuk
, -rro1 level demin warer yang-ad,adi boiler dip";";;il; Iever switch ya,g
'''': menyalakan pompa bila menyentuh row dun ,i"*utikan pompa bila
;..., entuh high.

--:ri:-ietor (garubar 23)


- .=?cenya adarah direct
fired heater,
: --:"ia diiapisi batu tahan api (refrac_tory)verticar cyrindrical fumace.
digunak'an sebagai suppry
-: :r 3urner utamanya terdapat di atas fumace, 'disebut
over fire burner
r.-1'.,- burner tambahannya (under fire burner)
_ t".r"r"r. di bagian bawah

'.- -::j::.
._.-:.i::"f:r.::]
u!va,

:ti)3 padatan
p Iirs dibakar adalah waste dari proses. Bentuknya
rars

maupun cairan. Sistem pernbakaran waste_nya


--'_-:.r .ubing
orng-tubing rnelainkan pembakaran dengan bukin
sistem nurair"o u"a
-' - :iasuk ke incinerator, kemud ian bercamprr" d.n*u, pasir silika, dat-t
-:::an bantuan suatu blower ketnudian pasir silika yang sudah tercanpur
''.'artp /zz'.r'2-zz/%az azftrd<a<r a, aar^,
rr ffue gas_ny'a
: : -.::n dalam sebuah heat exchanget yang
berbentuk
'. \CE (BURNER) Technical & Training Department

-.-.'zontal fire tube boiler (Bl-3423). Flue gas yang dingin dile,,vatkan
bag
-.:'usefilter (Mr-3425) untuk menghilangkai ,.inru pafiiker debu dari gas.
--"'der
fire burner selain digunakan untuiimenstat incinerator juga
befiindak
.:bagai penduku,g bahan bakar jika suhu fumace tidak
dapat-dijaga oleh
-:ian bakar waste.

-'-'nbustion air (udara pernbakaran) pada disuplai oleh sebuah blower


';:':nfugal (C|-3-42q yang sekaligus menyediakan udara untuk fluidisasi.
::ru2h booster fan (c1-342r)juga
digunakan untuk rneny,uplai combustion
: _:ntuk starl up bumer.

..e gas pada suhu tinggi dihasilkan ketika waste dibakar.


Gas-gas ini
:"--:rgandung gas-gas hasil pembakaran seperti co2, So2, H2o dan lJir,_tai,.
' -: gas juga rnengandung partikel-partikel aebu karena kandungan organic
,.,-'n waste. semua flue gas panas dialirkan ke steam boiter yang
"=-Jinginkan flue gas dengan mentransfer panas ke dernin water yang
-.'':rkan ke fire tube boiler. Akan terjadi steam dari pernanasan ini, dan flue
-:' akan turun suhunya
-:- ,ouse filter untuk ke sekitar 200'C. Gas dingin selanjutnya dialirkan ke
penghilangan partiket-paititel
.:.'rriva. Abu "b, dL
kering dikeluarkan dari bagian botiom gas cooler
pasir yang
aan Uag house
' :=: unruk pernbuangan. Sebuah induced draft blower (cl _342g) difr:nakan
- '*-i menghisap flue gas dari bag house filter rnen-vent nya melalui sebuah
" :'ne\r' Damper pada inlet C1-3428 akan di adjust secara otomatis
* : -'- 333 fumac-e untuk
draft pada level yang diinginkan. Sebuah chirnney disediakan
- . -.: r'ent gas ke atrnosphere.
,.=:t kontrol:
n S -hu fluid bed dijaga antara 600 - 800'C. Bahan bakar akan stop secara
-::natis jika suhu bed naik diatas set point. Feed bahan bakar akan start
:::rra otomatis ketika suhu bed turun dibawah set point. suatu temperatur
: -:.:roller akan mengatur flow fuel oir masuk
dan sekarigus ,rergutry
*'::1ah udara pernbakar yang masuk dengan damper
pengatur.
' .:.:k
' kontrol suhu stack dan damper bypass digunakan temperatur
switch
" :r-_i rerpasang setelah shell boiler TS-3429 dan TS_3425
akan
-,-::berikan-alarm dan mengalirkan flue gas langsung ke ID Fan jika suhu
-:'' setelah boiler diatas 190oC. Hal ini untukleamanan dari filter bas
'' : lidak dapat tahan pada suhu diatas 200'C. Sebuah alann aiU".lt^i
. :..r.1 suhu gas diatas set point.

' , -*,;I o_ridizer (gambar 24)

r : . -=.:cenya adalah direct fired heater, vertical cylindrical furnace.


-- ;-': dilapisi batu tahan api (refractory) digunakan sebagai suppry
- -: - l -mer-nya terdapat di atas furnace. Thermal oxidiser bertujuan ,"ir[
.' - :: :esidu dari plant oksidasi dan memperoleh kernbali logam
- ':r,-?rdung katalis
- dalam ash (abu). Residu teisebut merupakan ,lroy yung
: - - :.. - *l Q asam-asam arornatik
yang
---.-.:3. dan juga sodium. Ash kernudiari masih rnengandung .oiai
diolah kemba'li untuk diambil
-:
-. :alt dan rnangan-nya, sedangka, riquid waste dikirirn ke waste
..- :.-::.*
-, --i!tlL.
' \CE GURNER) Technical & Training Department
:l'uang bakar atau firurace pada thennal oxidizer dilapisi oleh
batu tahan api
' c:ractory bnck). Dipanaskan dengan oil bumer tunggal vertikal menghadap
:'.-'r3'\1'3h. Bahan bakar diatomising dalam gun dengan
superheated stearn 17
r':. Burner dilengkapi dengan pilot pembakaran bahan bakar gas untuk
::':gapian. Pilot dimonitor dengan ultra violet detector dan oil burner dengan
- rrfra merah detector. Aliran waste (cair) diurnpankan ke bagian terpanas
-.. rntber.

i:sidu juga diatornising dalam gun dengan superheatedsteam. Umpan ini di


: 'sukan ke ruangan pembakaran sehingga terjadi oksidasi secara ,"-pr*u
::Ja Suhu 1100'C dengair bahan bakar solar, udara pembakaran disediakan
-=:: blower C1-2714- Hasil-hasil pembakaran kemudian di dinginkan secara
--=rdadak rnelalui kontak langsung dengan air dari suhu 1100"4 ke g0-90"C
':-gan tujuan menghindari terbentuknya senyawa dioxin yang terikut
.:sama-sama flue gas (dioxin merupakan senyawa yang beracunj,
dioxin
jika pendinginan tidak dilakukan secara cepat (sekitar 450-
:":...::tb"rtuk
- _ L).
-'.s panas keluar dari dasar incinerator mengalir ke bawah quench section,
--::k pendinginan gas sampai temperatur jenuh adiabatic g66c. Gas dingin
r':. -rar melalui down comer diatas permukaan liquid dalarn quench potFl-271
:.:- selanjutnya rnenuju ventury scrubber (111-271g). Air dari contactor masuk
,= hr,.dro cyclone (pl-2718) untuk diambil abunya. Dari bawah quench
pot,
.: : dapat juga dikeluarkan secara manual melalui dua plate valve.
- . ', entury scrubber, gas yang ,rasih mengandung ash di-scrub lagi dengan
': - .r' liquid. Selanjutn ya, dai, sini akan menuju ke stack. pada stacf terdapat
::::rator yang dilengkapi dernister pad. Demister element dibasahi dari
bawah
-:-r3n spray fresh raw water, sehingga dapat menangkap irnpurity pada gas
- :-tl

-..i:ern kontrol:

" ll]ennox control temperatur. Temperatur di dalam furnace dijaga dengan


-iC 847- Output TIC 847 akan rnenjadi input fuel oil flow -controller
805 dan selanjutnya mengatur jumlah fuel oil yang masuk rnelalui
''C 805. Kemudian, output dari FIC 805 selanjutnya.
:C\' akan rrenjadi set
::int bagi combustion air controller FIC AqZ dan controiler ini
-:.:nggerakkan FCV 842 yang mengatur jurnlah combustion air yang
::a-suk ke thermox

' -'-ench airlcombustion residu air control. Digunakan untuk mengontrol


.-:-Deratur pada saat perrbakaran residu. Bila flow residu- naik
: rnjukkan oleh FI 828), maka temperatur akan naik karena residu
"-:miliki kandungan panas juga. Bila temperatur naik, maka TrC g47 akan
-e:nberi perintah kepada temperatur control valve TCV g45 u,tuk
-::lufup aliran combustion residu air agar tidak terjadi overheating.
h-
(E tJ
t
(U a
a
E
i(Y,
:lr) !o
\o f o
o
o o>
L

3(/'5 G) o
L
a o $o-
oO 3E:
o o E E
o
(, F o
o =E
FO F>
=Ebo - L
o.
1a :fo
o o>
Fg)
o
F
F

F
.o
ci,r I r,}
-ll
6\J
v
(a
ro rl)
s
i4
(
\
:\
na

&
\
oi

-a

()tl

o
.E
J

.9
dt G'
a 5(,
rO .=
o- (J
(Y)
lo o
l! o0

C!
tr
F

]<
l-*l
It--
lolI

rl
I'f, I
EI
lol 15
lco I
t<t

H E]

dl
so
d)

q
q)

ia
S
Gl
I
.o
dt

IH ol
lr. I
st
)\\ B
-a
E
E (L (!
o-o
T(D
()
m
q lbl
E] E]
lol
lf, l-
E]
t<t
E] E]

dl
o
o
dl

o
o
ro
t$l
Ic., l-
tU
N
I-t I
E
x
E] H o bD

TE

o E

z(9 5F (tr 0) F
EE ()
o F o
,iE (g
tr
(,

a!
(-.l

<g
Lc,
r(
oO o
lii
L

oa
= ;Eb
t:9 P3 i EE
f=
3[
o-J
L
!u
ii=660ts
f:(c J0r u- o- tsr z

.=
'I+
to
.8
ic
E .a t
?
T-
Iro
o
rl
lll
fi[
ffi
lan
lri N
@
CY

IF
tD lo-
o o It: (,
0- a,
(? lq l,
a =E lo o
() lu
z t- ! s
x x c)
F'd
f\a lC,h q
n
\
|: iEs (!) q)

fi o
(D E il-

t *
'(,x
"?
tt
o
?*
{I!o+
l! C.t
i1-
g;EIl'
(rco Yi*
(]F'
a

^oq
.s
L
q)

\
o- lLo nc
T ru.l
'4.1 *i
a i61 "\
:...1 .a
i' ()
*ili
t
={
6E.E
*,S
t-
I
lE
t@ ,s t?
(L C}
Ihi, I
lll&*
lrit* i<,
x;
llfi;, II o
IH: a ttr
FB re
tr f
Ful
OF
E uo
TJ
o-
HE
i,,*
it,, i3 ,g
o
o
t*- a_
fe
ffi 0t
m. bo
ea
r:{ &=!
rffi. .:!i
6!3

-
L
(,
L
o
r!>
6
ts
a
D
m
q' =a eQ-
Ea
0)
(D

3 o G,
ad
G' (t) )
L

E ], o)
! co t c
O
0 r 3
o
E
I 3
o
I
m

tt
f$
\
s)

0c
6{
\\
B
,a

()

I
I

;t
l<
fit
F
o
6
J
a0

Ir (t
F
o
L---__ =>
oa rg
Eg ()
ia (J
o
C(
$

ilx
Z.+
E?
tl0
zfr
'(+
IL?
eE

ucR
ourul+
tr3=:
-rt=

q* \s
B
L
q)
O-
dI 6
ar)
!g 6.1
\
G .a
I
t-
( .D
B
t)
3
3 o
E
I
TI
f,
o J
L
(?)
a

(,

H5$
6ts"
=d,tt

,
:t
FF
atg}
r.l
o lo
gg a J
ut
f
a0

ctO (, IL
lr
Jf
oo
0=
J
6
i<

cq
rr
{,)
&
o
6
ea

Anda mungkin juga menyukai