Furnace
Furnace
Furnace
Module 15
KATA PENGANTAR
Pembakaran sempurna terjadi ketika ada cukup oksigen untuk mengkonversi semua
karbon menjadi karbondioksida dan semua hidrogen menjadi air. Panas yang dihasilkan
dari pernbakaran bahan bakar ini kemudian dipindahkan oleh furnace ke aliran
proses
Dalam modul ini dibahas tentang klasifikasi furnace, pembakaran, direct fire heater,
fire tube heater, start up, shut down fumace dan contoh furnace yang ada di PET - PTA
plant.
Demikianlah pengantar singkat ini, mudah-rnudahan modul ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan penyusun akan menghargai saran dan kritik yang manbangun demi
perbaikan modul di masa yang akan datang.
Hormat kami,
Penyrsun
MODUL FURNACE
DAF"TAR ISI
Hal.
Sasaran Modul i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar iv
FURNACE
1
1. Pendahuluan
2. Klasifikasi Furnace 2
a
3. Pembakaran J
4.1.1 RectangularFurnace 5
4.1.2 Vertical 8
4.2 Draft 9
4.3 Burner 11
Hal.
5. Fire Tube Heater 18
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 23 Incinerator 34
MODUL 15
FURNACE
1. PENDAHULUAN
Fumace memindahkan panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar ke
aliran proses. Dalam peralatan proses, bahan bakar biasanya gas alam, seperti
methane, ethane, propane, atau light oil. Aliran yang diproses bervariasi, seperti
hidrokarbon berat, air, glikol, amine solution, rninyak pernindah panas (heat
transfer oil), dan larutan garam.
FURNACE (BI.IRNER) Technical & Training Department
2. KLASIFIKASI FURNACE
Secara umurr furnace dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Direct fired heater, dimana gas pembakaran menempati volume terbesar dari
suatu pemanas (heater) dan aliran proses terkandung di dalam pipa yang
disusun di depan dinding tahan api (refractory wall) yang termasuk bagian
radiant, dan di dalam bundle pada bagian yang lebih atas, yaitu bagian
konveksi. Pada pemanas konvektif yang ada hanyalah bagian konveksi, dan
pemanas konvektif ini digunakan untuk aplikasi khusus saja.
b) Firetube heater, dimana gas pembakaran berada di dalam hrbe yang dikelilingi
oleh cairan yang berada di dalam shell pemanas. Liquid dalam shell ini bisa
berupa aliran proses, atau heat transfer medium yang menggenangl coil bundle
yang berisikan aliran proses.
FURNACE Technical & Training Departmen(
3. PEMBAKARAN
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan material dapat
terbakar yang menimbulkan panas dan cahaya. Biasanya material dapat
terbakarnya adalah hidrokarbon dan oksigen disuplai oleh -udara ambient.
Pembakaran yang sempuura terjadi ketika ada cukup oksigen untuk mengkonversi
semua karbon menjadi kalbondioksida, dan semua hidrogen menjadi air.
Pernbakaran yang tidak sempurna berarti ada bahan bakar yang tidak terbakar atau
hanya sebagian yang bereaksi, seperti karbon monoksida (CO), hidrogen (H2), dan
sebagainya.
Methane adalah konsituen utarna dari gas alarn. Methane bereaksi dengan oksigen
mernbentuk karbondioksida dan air.
CHq + 2Oz ) COz + 2HzO
Stokiometri ini typical untuk semua hidrokarbon. Satu atom karbon membutuhkan
satu molekul oksigen dan empat atom hidrogen membutuhkan satu molekul
oksigen. Secara teori stoikiometri, udara yang dibutuhkan untuk membakar
sempurna karbon dan hidrogen pada pembakaran methane diatas adalah: dua
molekul oksigen untuk satu molekul methane. Kelebihan udara (excess air) adalah
suplai udara tambahan selain udara yang secara teoritis dibutuhkan untuk
pembakaran. Contoh, 20% ekses udara berarti udara yang disuplai adalah 1.2 kali
j umlah stoikiornetri (teoritis).
a) Kebutuhan udara
Udara mengandun 920,9 % oksigen (dry basis), oleh karena itu 4.77 mol (atau
scf : standard cubic feet) udara memberikan 1.0 rnol (atau scf) oksigen.
Diaplikasikan ke rnethane, maka 9.54 rnol (atau scf) udara diperlukan untuk
setiap rnol (atau scf) methane.
Pengaruh uap air terhadap udara relatif kecil. Udara jenuh pada 60o F
(15.6"C) mengandungl.T5 o/o air. Walaupun nilainya relatif kecil, tetap harus
dipertimbangkan dan, biasanya ditambalikan2-3Yo ekses udara jika tidak ada
perhitungan pasti.
c) Thermal efisiensi
Dua cara untuk menggambarkan cara panas dilepaskan selama pembakaran
menghasilk an dua definisi untuk thermal, yaitu kotor (gross) dan
bersth (net)
Useful HeatTransfered
GTE -_ (100 %)
Gross Heat Input
Useful HeatTransfered
NTE : (100%)
Net Heat Input
a
="8
oooo
o o o o ot
I
;:;:;:::: I srcrroru r
o;o;oooco
ooooo
FURNACE (BURNER) Technical & Training Department
Flue gas yang dihasilkan burner pada bagian bawah fumace akan lebih
ringan dari pada udara di atasnya. Sehingga flue gas akan bergerak
naik ke atas dengan cara konveksi natural. Tube-tube oil dalam
convection section dipanaskan dengan atus gas panas yang naik
sehingga convection section ada di bagian atas fumace.
Shock bank diletakkan pada paparan langsung api dan juga pada arus
aliran flue gas panas. Karenanya shock bank menerima panas radiasi
sekaligus panas konveksi.
Pr o s es trans-fer p anas pada .furnace
STACK
--
fi,
H
CONVECTION
SECTION -- BAFFLE SLEEVE
* RADIATING CONE
I
REFRACTORY
{ RADIANT LINING
TUBES
BURNERS
4.2 Draft
Draft adalah perbedaan tekanan yang sangat kecil yang menghasilkan aliran
udara kedalam furnace.
Udara pembakar dihasilkan secara natural draft (alami), forced draft (ditiup
dengan paksa oleh suatu fan atau blower), dan dengan induced draft (disedot
dengan paksa oleh suatu fan atau blower').
Natural draft menggunakan efek gaya apung dari flue gas panas dalam stack
untuk menarik udara ke zona pernbakaran. Draft dijaga dengan adanya stack
ini. Flue gas panas naik karena mereka lebih ringan daripada udara dingin
yang ada diluar fumace. Udara memasuki burner untuk rnenggantikan flue gas
yang meninggalkan stack. Tekanan di dalarn fumace dijaga sedikit lebih
rendah daripada tekanan udara diluar fumace dengan meng-adjust burner air
door dan stack darnper. Draft adalah perbedaan tekanan antara bagian dalam
furnace dan tekanan atrnosferik. Tekanan negatif adalah lebih kecil dari
tekanan atrnosferik. Sedangkan tekanan positif adalah tekanan yang lebih
besar daripada tekanan atmosfer.
li,i
l[i
l,l
ar
o Itli
o trl
o Ir
o
o
o
c
il
tl
o ;*i
a
a)
2:
I]\ FUEL IN
Garnbar 4 menunjukkan pola dari natural draft furnace. Bahan bakar dan udara
masuk dari titik 1. Selanjutnya mereka dibakar di titik 2. Flue gas melewati
convection section di titik 3. Flue gas yang suhunya sudah menurun kernudian
dibuang ke atrnosfer rnelalui stack di titik 4. Pada natural draft tekanannya
sedikit negatif atau lebih kecil daripada tekanan atmosferik.
Forced draft dan induced draft berhubungan dengan penempatan blower pada
jalur stack. Forced draft adalah hasil dari fan atau blower. Udara disuplai
dengan suatu fan atau blower. Lokasi fan adalah sebelum fumace. Penggunaan
stack dapat juga digunakan, nalnun untuk forced draft stacknya tidak perlu
terlalu tinggi, karena fan sudah menluplai energi untuk sirkulasi gas pada
furnace. Udara dan flue gas akan tertiup dengan konfigurasi forced draft ini.
Forced draft memungkinkan kontrol yang baik untuk aliran udara dan
menjamin pernbakaran yang efisien. Pada forced draft, furnace beroperasi
pada tekanan positif, sedikit diatas tekanan atrnosferik.
Induced draft adalah draft yang dihasilkan dengan cara membuang flue gas
keluar dari furnace dengan menempatkan fan diantara fumace dan stack.
Udara dan flue gas akan tersedot dengan konfigurasi induced draft ini.
Ada juga konfigurasi yang menggabungkan forced draft dan induced draft.
Konfigurasi seperti ini disebut dengan balanced draft.
Stack draft harus tnalnpu mengatasi friksi karena gesekan gas yang hilang
pada bagian konveksi, burner, dan stack. Diameter stack di-sizing untuk
15 sampai 20 ftlsec kecepatan gas stack. Normalnya, stack terbuat dari karbon
steel telanjang (tanpa lapisan), tetapi harus dilapisi jika gas hasil pembakaran
mencapai 750o F (399"C) atau jika gas mengandung belerang yang tinggi.
Semua temperatur dinding harus di atas titik embun aliran gas'
Ada dua cara untuk mengontrol aliran udara pembakar, yait:u stack damper
dan combustion air register. Damper dapat berbentuk plat sederhana, atan
serupa kaca nako (venetian blind) seperti terlihat pada gambar 6. Harus ada
sedikit vakum untuk natural draft untuk mencegah kebocoran aliran gas hasil
pembakaran. Biasanya ada kenaikan tekanan dari 0.01 in. H2O per ft tinggi
firebox dan beberapa inches pressure drop pada saat gas hasil pernbakaran
rnelewati bagian konveksi.
Gttmbar 5. (a) nutural draft {h) forcert draft (c) intluccd dra.ft (d) balonced draft
ln
FURNACE Technical & Training Department
(A) (B)
Gambar 6. (A) Sintple Jlat plate damper (B) Venetian blind damper
1.3 Burner
Pembakaran akan terjadi ketika bahan bakar dicampur dengan udara dan
dinyalakan. Bumer didesain untuk mencampur bahan bakar dengan oksigen
yang terkandung di udara dan menjaga pembakaran yang baik. Pada bumer
dengan bahan bakar gas, bumernya didesain untuk mencampur bahan bakar
gas dan udara. Pada burner dengan bahan bakar minyak (fuel oil), bumer
memecah minyak cair menjadi kabut dan rnencampurnya secara seragam
dengan udara dalam kuantitas yang besar. Untuk pengkabutan ini dapat
digunakan steam atau udara bertekanan.
4.3.1 Raw gas bumer. Lihat gambar 7.
Merupakan burner yang paling sederhana. Udara dan gas bergabung
dan terbakar bersatna-sama pada serangkaian lubang-lubang di suatu
cincin burner atau spider"
Gas dialirkan ke burner melalui gas inlet. Udara memasuki burner
rnelalui air door (pintu udara) yang bergerak maju mundur dengan dua
handle. Pada raw gas bumer, udara dan gas keluar bersama-sama
rnelalui cincin burner atau spi{er. :
HAI{DLE
BUTIIIER. HOLES
GAS INLET_
FITOilT PLATE -SPIDER
SPACER SLEEVE
TH IMB LE
FRONT PLATE
AIR
\
GAS ORIFICE
ASPIRATOR
OIL *
STEAM TIP
SPI DER
OIL GUN
TIP
t'1
." i\ l.CE (BURNER) Technical & Training Department
Convcction Heatcr
t
Fluc gas crit
Burnar
L_::f
\r'/\,V
;l ttMPER^rLrAr
il ryr. :,"#i?',l'J
tsURN ERS \' -- {TRC} i VALVE
t+
t--*-1r-*.en,
l..--l>(J'
FUEL TO
B URN ERS
,;,^.
I
WatGr Bath IndirGcl HG.t.r ,ll
_L.-
///''rlc\O,\',
,'/ /o o .J ,\ \\
.D
// bGro44f]\ ll
il
\sffir-
Y I
i-sr cx
sEctrol 'a"-"a- {! FILL H TCH
:l
1' *-a
BUR'IER
FNOXT
R,EIIOVABLE
FIRETUBE
\J-. il
il i sracK
Section "A---A- PngSS l
. NICH AHIIIE
IIILET
dapat dilakukan kecuali mengganti bahan bakar, namun ini dirasa kurang
praktis. Metalurgi yang tepat diperlukan pada saat pembakaran gas asarn.
3:nkut adalah langkah-langkah umum untuk starl up dan shut dor,,,n funtace.
--::uk penjelasan detail, pembaca dapat rnelihat pada standard operating
_:":,cedttre (SOP) yang ada pada operation department.
t,.l Start Up
1. Bersihkan area di sekitar furnace. Flarnmable material harus dibersihkan
unfuk mencegah kebakaran.
2. Cek semua instrumentasi dan fungsi-fungsi valve. Yakinkan bahwa
semuanya dalam kondisi baik dan siap digunakan.
3. Cek juga gerakan damper. Pastikan damper dapat bergerak dengan bebas
tanpa adanya hambatan.
4. Check sistern charging furnace:
. Isi terlebih dahulu line-line proses yang akan dipanaskan di furnace
dan sirkulasikan.
. Check expansion vessel atau jalur make up untuk sistem charge.
. Pastikan instrumentasi sistem charge berfungsi dengan baik.
5. Bila furnace menggunakan fuel oil, jalankan fuel oil pump dan
sirkulasi!<an. Bila furnace menggunakan fuel g&S, pastikan bahwa
tersedia suplai gas dan tekanan di header gasnya terpenuhi untuk syarat
start up. Check pressure regulator dan control valve untuk gas suplai.
6. Bila gun menggunakan sistem pendinginan, pastikan bahwa sistem
pendinginannya berfungsi dengan baik.
I Jalankan combustion fanlblower yang mensuplai udara pernbakar.
3. Masukkan setting temperatur fumace.
9. Purging flammable vapor didalarn fumace dengan udara dari cornbustion
fan/b1ower.
10. Start firing (biasa dilakukan dengan penekan tombol firing pada control
panel).
i i. Secara otomatik temperatur controller akan mengatur flow fuel oil/gas
yang masuk ke fumace untuk menyesuaikan dengan ternperatur setting.
'4. Bila tidak terpenuhi, adjust settingan damper, dan check kernbali flue
gas.
trlR\-{'CE Technical & Training Department
' \G control valve untuk boiler A: FCV-700 dan boiler B: FCV_g00. Kedua
''alve
ini akan menerima sinyar dari pIC-504 A/B boiler master
:ontrol), jika kedua flcw controiler (FIC-700/g00) l"ommon
pada
- mode auto. 100%
sinYal dari kedua controiler tersebut dengan 050 Nr;r/j; sr;;;;
.sumu
dari kedua co,troiler ini dinamis (berubah-u6ah)
sebutuhan HP stearn.
aun
"ur"ua"
d"#;
' Sinyal PIC 504 A/B versus flow NG mempunyai
rasio yang sebanding.
50%o, maka setti,g^untuk FIC_700 hanya
{l9,,tllr"hiya,hanya
-\m-tarn sa1a, dan FCV_700 akan menyesuaikan.
2025
::'--::rpur 1i
dengan ili""il;;;
udlra 'dgngan perbandingan'tert"entu dan akan teriadi
jadi
. r:-{aran di dalam tube-tube.
: :.;l- koittrol:
' S.s:em kontrol di boirer pET diatur di
rocal control panel. Blower udara
:r:' pengapian dilakukan dengan menekan
tornbol pada control panel.
' .-gapian akan terus berlangsung hingga pr".ru.i yu.rg diinginkan
:::rpal. Suatu pressure switcrr irigh high (rsuu;
*r.u
:'::=hentikan pengapian bila pressure boiie. rnencapai otomatis akan
10 barg. untuk
, -rro1 level demin warer yang-ad,adi boiler dip";";;il; Iever switch ya,g
'''': menyalakan pompa bila menyentuh row dun ,i"*utikan pompa bila
;..., entuh high.
'.- -::j::.
._.-:.i::"f:r.::]
u!va,
:ti)3 padatan
p Iirs dibakar adalah waste dari proses. Bentuknya
rars
-.-.'zontal fire tube boiler (Bl-3423). Flue gas yang dingin dile,,vatkan
bag
-.:'usefilter (Mr-3425) untuk menghilangkai ,.inru pafiiker debu dari gas.
--"'der
fire burner selain digunakan untuiimenstat incinerator juga
befiindak
.:bagai penduku,g bahan bakar jika suhu fumace tidak
dapat-dijaga oleh
-:ian bakar waste.
-..i:ern kontrol:
3(/'5 G) o
L
a o $o-
oO 3E:
o o E E
o
(, F o
o =E
FO F>
=Ebo - L
o.
1a :fo
o o>
Fg)
o
F
F
F
.o
ci,r I r,}
-ll
6\J
v
(a
ro rl)
s
i4
(
\
:\
na
&
\
oi
-a
()tl
o
.E
J
.9
dt G'
a 5(,
rO .=
o- (J
(Y)
lo o
l! o0
C!
tr
F
]<
l-*l
It--
lolI
rl
I'f, I
EI
lol 15
lco I
t<t
H E]
dl
so
d)
q
q)
ia
S
Gl
I
.o
dt
IH ol
lr. I
st
)\\ B
-a
E
E (L (!
o-o
T(D
()
m
q lbl
E] E]
lol
lf, l-
E]
t<t
E] E]
dl
o
o
dl
o
o
ro
t$l
Ic., l-
tU
N
I-t I
E
x
E] H o bD
TE
o E
z(9 5F (tr 0) F
EE ()
o F o
,iE (g
tr
(,
a!
(-.l
<g
Lc,
r(
oO o
lii
L
oa
= ;Eb
t:9 P3 i EE
f=
3[
o-J
L
!u
ii=660ts
f:(c J0r u- o- tsr z
.=
'I+
to
.8
ic
E .a t
?
T-
Iro
o
rl
lll
fi[
ffi
lan
lri N
@
CY
IF
tD lo-
o o It: (,
0- a,
(? lq l,
a =E lo o
() lu
z t- ! s
x x c)
F'd
f\a lC,h q
n
\
|: iEs (!) q)
fi o
(D E il-
t *
'(,x
"?
tt
o
?*
{I!o+
l! C.t
i1-
g;EIl'
(rco Yi*
(]F'
a
^oq
.s
L
q)
\
o- lLo nc
T ru.l
'4.1 *i
a i61 "\
:...1 .a
i' ()
*ili
t
={
6E.E
*,S
t-
I
lE
t@ ,s t?
(L C}
Ihi, I
lll&*
lrit* i<,
x;
llfi;, II o
IH: a ttr
FB re
tr f
Ful
OF
E uo
TJ
o-
HE
i,,*
it,, i3 ,g
o
o
t*- a_
fe
ffi 0t
m. bo
ea
r:{ &=!
rffi. .:!i
6!3
-
L
(,
L
o
r!>
6
ts
a
D
m
q' =a eQ-
Ea
0)
(D
3 o G,
ad
G' (t) )
L
E ], o)
! co t c
O
0 r 3
o
E
I 3
o
I
m
tt
f$
\
s)
0c
6{
\\
B
,a
()
I
I
;t
l<
fit
F
o
6
J
a0
Ir (t
F
o
L---__ =>
oa rg
Eg ()
ia (J
o
C(
$
ilx
Z.+
E?
tl0
zfr
'(+
IL?
eE
ucR
ourul+
tr3=:
-rt=
q* \s
B
L
q)
O-
dI 6
ar)
!g 6.1
\
G .a
I
t-
( .D
B
t)
3
3 o
E
I
TI
f,
o J
L
(?)
a
(,
H5$
6ts"
=d,tt
,
:t
FF
atg}
r.l
o lo
gg a J
ut
f
a0
ctO (, IL
lr
Jf
oo
0=
J
6
i<
cq
rr
{,)
&
o
6
ea