Anda di halaman 1dari 10

1

PERANAN GURU DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI


GERAKAN LITERASI POKADULU

Wa Sree Galuatry Rachman S.Pd, M.Pd


SDN 8 Tongkuno
wasreegaluatry@gmail.com

Abstrak
Perhatian utama pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia saat ini adalah bergesernya nilai-
nilai karakter pada siswa yang berakibat pada merosotnya moral dan banyaknya persoalan sosial yang
muncul sebagai akibat dari permasalahan tersebut. Sebagai bangsa yang besar maka budaya lokal menjadi
akar dari budaya bangsa dalam proses pembentukan karakter siswa. Untuk mendukung cita- cita pemerintah
dalam mewujudkan generasi emas 2045 yang tangguh dan berkarakter kuat maka karya tulis ini
mengungkapkan kiat- kiat guru dalam proses penguatan pendidikan karakter melalui gerakan literasi
Pokadulu pada proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang memadukan
antara budaya lokal dan discovery learning. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah melalui kegiatan
membaca, menulis, menyimak dan bercerita yang dilakukan oleh siswa, akan dapat memberikan penguatan
terhadap lima nilai utama karakter bangsa yakni religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.

Kata kunci: Karakter, Literasi, Pokadulu

A. PENDAHULUAN mereka akan sangat mudah mengingat hal


tersebut. Sementara karakter dari tokoh-
Salah satu ciri bangsa yang besar adalah tokoh tersebut belum tentu sesuai dengan
bangsa yang kaya akan budaya dan karakter nilai kesusilaan yang berlaku pada bangsa
bangsa. Berbagai kajian dan fakta kita. Bahkan siswa cenderung menjadikan
menunjukkan bahwa bangsa yang maju mereka idola dan mengikuti serta menyetujui
adalah bangsa yang memiliki karakter kuat. tindakan yang dilakukan oleh idola- idola
Jepang salah satu contohnya, betapa bangsa mereka tersebut. Tentu saja hal tersebut
tersebut sangat mengamalkan nilai- nilai sangat meresahkan pemerintah dan
bushido sebagai landasan dalam masyarakat karena berdasarkan data KPAI
pengembangan karakter pendidikan yang ada (Komisi Perlindungan Anak Indonesia)
di negara tersebut. Hasilnya negara tersebut mencatat ada 1000 kasus kekerasan terhadap
tumbuh menjadi sebuah negara maju dengan anak yang terjadi sepanjang tahun 2016 dan
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. jumlah tersebut terus saja meningkat
Bangsa kitapun unggul dan bersaing dengan berdasarkan pengaduan dari masyarakat dan
bangsa- bangsa yang besar di dunia dalam hal laporan dari pihak kepolisian (Hendrian,
pengembangan karakter siswa. Namun yang 2016: 1). Demikian pula dengan data yang
terjadi di masa ini adalah adanya fenomena dirilis (ICRW) International Center for
perubahan karakter siswa yang tidak lagi Research on Women, menyebutkan bahwa
sesuai dengan budaya dan norma- norma 84% kasus kekerasan terhadap anak terjadi di
yang berlaku dalam masyarakat kita saat ini. sekolah. Rendahnya minat baca terhadap
bahan bacaan yang positif ikut memicu hal
Perkembangan teknologi yang demikian tersebut. Data statistic UNESCO mencatat
pesat saat mendorong adanya perubahan Indonesia menempati urutan ke 60 dari 61
tingkah laku pada siswa. Jika kita bertanya negara yang memiliki tingkat literasi yang
kepada siswa mengenai sejarah dan rendah. (Iswari, 2017: 4). Tentu saja semua
kebudayaan bangsa Indonesia maka jawaban pihak sepakat kita harus berupaya
yang diberikan oleh siswa sangat beragam menghentikan hal tersebut.
bahkan cenderung tidak begitu mengenal
budaya bangsanya sendiri. Namun jika Sekolah adalah rumah kedua bagi siswa
mereka diberikan pertanyaan mengenai apa, dan guru adalah orang tua siswa selama
siapa dan bagaimana tokoh- tokoh asing baik berada di sekolah. Tentu saja dalam
yang positif maupun yang negative, maka mengemban peran tersebut memiliki harapan

1
2

besar yakni hasil belajar yang meningkat, bercerita) yang dilakukan oleh siswa,
pencapaian prestasi yang tinggi, dan akan dapat memberikan penguatan
memiliki karakter bangsa yang kuat termasuk terhadap lima nilai utama karakter
mewujudkan cita- cita Pemerintah bahwa bangsa yakni religius, nasionalis,
pada tahun 2045 Indonesia akan mencetak mandiri, gotong royong dan integritas?
generasi emas dengan karakter yang tangguh
dan kuat. Untuk mewujudkan hal tersebut B. METODE
maka proses untuk mencetak generasi emas
tersebut harus dimulai sejak dini. Salah satu Penelitian ini menggunakan metode
upaya yang dilakukan oleh guru adalah deskriptif kualitatif, dengan langkah –
memberikan penguatan pendidikan karakter langkah Pokadulu dipadukan dengan
melalui gerakan literasi Pokadulu di sekolah. discovery learning. Lokasi penelitian
Gerakan literasi tersebut digalakan oleh bertempat di SDN 8 Tongkuno Kabupaten
penulis yang juga guru pada SDN 8 Muna Provinsi Sulawesi Tenggara kelas IV
Tongkuno kabupaten Muna. Mengangkat dengan jumlah siswa 22. Analisis kegiatan
nilai- nilai kearifan lokal yang dipandang yang dilakukan adalah membaca, menulis,
efektif dalam upaya penguatan Pendidikan menyimak dan bercerita secara berpasangan.
Karakter di sekolah melalui kegiatan Kegiatan tersebut telah dilakukan oleh guru
membaca, menulis, menyimak dan bercerita yang juga penulis sejak awal tahun ajaran
sehingga dapat memberikan penguatan 2017/ 2018. Dilakukan 15 menit sebelum
terhadap lima nilai utama karakter bangsa memulai proses pembelajaran dan 15 menit
yakni religius, nasionalis, mandiri, gotong sesudah mengakhiri proses pembelaran.
royong dan integritas. Analisis Kegiatan penerapan Literasi
Program penguatan Pendidikan Karakter Pokadulu ini melalui tiga tahapan yakni: (1)
melalui Gerakan Literasi Pokadulu pada Persiapan, studi pustaka dan wawancara; (2)
siswa kelas IV SDN 8 Tongkuno dilakukan implementasi terhadap siswa; (3) Instrumen
dengan memadukan budaya lokal dan proses pengumpulan data berupa daftar hadir siswa,
discovery learning. Proses ini dipilih oleh daftar peminjaman buku, portofolio dan
guru karena melalui kegiatan tersebut hasil dokumentasi foto kegiatan; (4) Analisis data
yang didapatkan oleh siswa akan menjadi dan penulisan laporan
penemuan yang dapat menguatkan penerapan
lima nilai- nilai karakter bangsa. C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Makalah ini merupakan ringkasan dari Penguatan Pendidikan Karakter
penelitian deskriptif yang telah dilakukan
oleh penulis sebagai guru kelas pada SDN 8 Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Tongkuno mengenai program Penguatan adalah sebuah gerakan yang dilakukan oleh
Pendidikan Karakter melalui pembiasaan pemerintah dan diimplementasikan di
literasi yakni membaca, menulis dan sekolah untuk membentuk dan
bercerita dengan pendekatan Pokadulu. mengembangkan potensi siswa dengan cara
Kegiatan tersebut adalah sebuah system penyelarasan olah hati (etik dan spiritual,
kerjasama yang dilakukan masyarakat ethnic olah rasa (estetik), olah piker (literasi dan
Muna tempat penulis bekerja dipadukan numerisasi, olahraga (kinestetik) berdasarkan
dengan discovery learning pada setiap hari Pancasila. Dengan tujuan Membangun dan
sebelum memulai proses pembelajaran di membekali Generasi Emas Indonesia 2045
dalam kelas. Discovery dengan rumusan menghadapi dinamika perubahan di masa
masalah sebagai berikut: depan dengan keterampilan abad 21
1. Bagaimanakah peranan guru dalam (Manulang, 2013: 2)
penguatan pendidikan karakter melalui
Gerakan literasi Pokadulu yang Tahun 2010 pemerintah Indonesia
dilakukan pada siswa kelas IV SDN 8 mencanangkan sekaligus melaksanakan
Tongkuno? kebijakan Gerakan Nasional Pendidikan
2. Apakah melalui kegiatan literasi Karakter berlandaskan Rencana Aksi
(membaca, menulis, menyimak dan Nasional (RAN) Pendidikan Karakter
3

Bangsa. Gerakan ini merupakan salah satu bangsa yakni religius, nasionalis, mandiri,
proses untuk mewujudkan Nawacita butir ke gotong royong dan integritas dapat
delapan yakni Revolusi Karakter Bangsa Dan terinternalisasi melalui kegiatan membaca,
Gerakan Revolusi Mental. Salah satu prinsip menulis, menyimak dan bercerita. Gerakan
yang dikembangkan dalam Penguatan literasi 15 menit sebelum proses
Pendidikan Karakter di sekolah adalah pembelajaran dimulai diatur dalam
prinsip kearifan local nusantara sebagai akar Permendikbud No. 23 tentang Penumbuhan
dari budaya bangsa Indonesia agar kaearifan Budi Pekerti. Agar lebih menarik dan
local tersebut dapat berkembang dan mengurangi kebosanan siswa setiap harinya
berdaulat member identitas adan jati diri pada serta untuk meminimalisir kurangnya buku-
bangsa Indonesia. (Kemdikbud, 2016) buku bahan bacaan bagi siswa maka
pendekatan Pokadulu dipadukan dengan
Penguatan Pendidikan Karakter di metode discovery learning dipandang efektif
sekolah dapat dilakukan dengan beberapa untuk mengatasi permaslahan tersebut karena
cara. Guru sebagai pendamping utama siswa dalam discovery learning siswa dapat
ketika berada di sekolah memegang peranan menemukan sendiri makna dari nilai- nilai
penting dalam upaya mengembangkan Pendidikan karakter sehingga akan lebih
karakter siswa tersebut dalam hal ini mudah dalam proses pembiasaan sehari- hari.
menekankan pada pembiasaan yang
dilakukan selama proses pembelajaran Pokadulu
berlangsung. Kegiatan Penguatan Pendidikan
Karakter haruslah disesuaikan dan mengikuti Masyarakat ethnik Muna mengenal
struktur kurikulum yang telah dimiliki oleh istilah gotong royong dengan nama
sekolah, berbasis kelas, budaya sekolah dan Pokadulu. Kegiatan ini digunakan sebagai
masyarakat/ komunitas. Demikian hal sarana untuk bersosialisasi dalam kehidupan
tersebut diungkapkan oleh Albertus (2015). bermasyarakat. Dalam kamus Muna-
Dalam penelitian ini kegiatan yang di Indonesia Pokadulu berasal dari kata kadulu
lakukan oleh guru adalah Gerakan Literasi yang berarti membantu dalam pekerjaan,
Pokadulu dengan metode discovery learning. sedangkan Pokadulu sendiri berarti gotong
Kegiatan ini dilakukan oleh Siswa setiap royong atau kerja sama dengan cara saling
harinya dan menjadi budaya yang membalas bantuan ataupun jasa yang telah
berlangsung di dalam kelas diterima (Berg, 77: 2000). Dalam kegiatan
kemasyarakatan khususnya dalam bidang
Gerakan Literasi pertanian, La Niampe, (2013: 127)
menyatakan bahwa konsep Pokadulu ini
Gerakan Literasi dipilih oleh guru dimaksudkan, agar dalam setiap pekerjaan
sebagai kegiatan yang dapat meningkatkan yang dilakukan tidak dirasa berat. Pokadulu
penguatan pendidikan karakter siswa agar dilaksanakan dalam kegiatan tolong-
siswa dapat mengasah kemampuan, menolong. Misalnya kegiatan tolong-
mengakses, memamhami, mengolah, dan menolong antara sekelompok orang untuk
memanfaatkan informasi secara kritis dan mengerjakan pekerjaan seseorang. Pokadulu
cerdas melalui membaca, menulis, menyimak sarat dengan nilai- nilai pengembangan
dan bercerita. Setiap harinya tema/ topik karakter bangsa karena hakikat dari Pokadulu
telah disiapkan oleh guru sebelum memulai itu sendiri adalah keikhlasan dan sarat
pembelajaran selama kurang lebih limbelas dengan nilia- nilai karakter bangsa. Hal lain
menit. Adapun tema/ topic yang disiapkan yang juga penting adalah dengan pendekatan
oleh guru bersumber dari buku, surat kabar, Pokadulu siswa akan lebih mengenal dan
media sosial, maupun media-media lain. mencintai budaya daerahnya sendiri. Karena
Tentu saja guru harus mendesain sedemikian saat ini nilai-nilai kearifan lokal sudah mulai
rupa agar kegiatan literasi tersebut bergeser dan implementasinya berganti
berlangsung dalam suasana yang nyaman dan dengan budaya asing yang belum tentu cocok
menyenangkan bagi siswa. Kreativitas guru dengan budaya bangsa Indonesia.
sangat dituntut agar lima nilai karakter
4

Discovery Learning setelah proses pembelajaran berlangsung


sebelum meninggalkan sekolah. Dengan
Discovery Learning adalah memahami mencermati pola pendekatan Pokadulu yang
konsep, arti, dan hubungan, melalui proses dilakukan masyarakat setempat maka upaya
intuitif untuk akhirnya sampai pada suatu yang dilakukan oleh guru dalam proses
kesimpulan. Pendapat tersebut diungkapkan gerakan literasi adalah adalah: (1) Guru
oleh Budiningsih, (2005: 43). Dalam membagikan kupon kepada siswa. Kata- kata
kegiatan pembelajaran discovery learning dalam kupon tersebut adalah petunjuk dari
akan melibatkan siswa dalam proses kegiatan tema/ topic bacaan untuk siswa. Dan kupon
mental melalui tukar pendapat dengan tersebut pula akan menunjukan kepada siapa
diskusi, seminar, membaca sendiri dan siswa tersebut mendapatkan pasangannya
mencoba sendiri. Sehingg Siswa dapat dalam kegiatan yang akan dilakukan; (2)
mengembangkan keterampilan proses Siswa membaca/ menyimak bacaan yang di
kognitifnya, memperoleh pengetahuan yang berikan oleh guru; (3) Guru menampilkan/
dapat tertanam dalam jiwa siswa tersebut memperdengarkan kisah- kisah teladan
serta meningkatkah hasil belajar siswa. hal berdasarkan tema/ topic yang dibahas dengan
tersebut diungkapkan oleh Roestiyah (2011: singkat (4) Setelah proses pembelajaran usai
11). Sedangkan keuntungan lain yang siswa secara berpasangan bekerjasama
diungkapkan oleh (Kemendikbud, 2013), menuliskan kembali dan menyampaikan
meliputi: (1) Membantu siswa untuk dengan bahasa sendiri tema/ topic yang telah
memperbaiki dan meningkatkan dibaca dan dijelaskan oleh guru; (5) Guru
keterampilan- keterampilan dan proses- mengumumkan dan memberikan
proses kognitif. Usaha penemuan merupakan penghargaan baik berupa pujian/ hadiah kecil
kunci dalam proses ini, seseorang tergantung kepada kelompok siswa yang dinyatakan
bagaimana cara belajarnya; (2) Pengetahuan unggul pada hari tersebut.
yang diperoleh melalui metode ini sangat
pribadi dan ampuh karena menguatkan Berikut adalah bagan kebermanfaatan
pengertian, ingatan dan transfer; (3) gerakan literasi Pokadulu yang dipadukan
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena dengan discovery learning dalam upaya
tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil; (4) Penguatan Pendidikan Karakter pada SDN 8
Metode ini dapat membantu siswa Tongkuno kelas IV
memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama Dari kegiatan yang dilakukan terlihat
dengan yang lainnya; (5) Berpusat pada peningkatan data kehadiran siswa setiap
siswa dan guru berperan sama-sama aktif harinya. Tercatat pada awal pelaksanaan
mengeluarkan gagasan- gagasan. Bahkan gerakan literasi Pokadulu kehadiran siswa
gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan masih banyak yang terlambat artinya siswa
sebagai peneliti di dalam situasi diskusi; (6) hadir diatas pukul 07.00 WITA. Dari 22
Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas siswa, yang hadir tepat waktu setiap
inisiatif sendiri. harinya hanya mencapai 65% artinya siswa
belum memiliki semangat kedisiplinan
Inilah yang diharapkan bahwa proses untuk hadir lebih awal ke sekolah. Oleh
penemuan sendiri tersebut akan karenanya guru melakukan kiat- kiat salah
menumbuhkan semangat baru sebelum satunya dengan membuat daftar kedatangan
memulai proses pembelajaran sehingga siswa setiap harinya dan mengumumkan
penanaman nilai- nilai karakter bangsa akan siswa tercepat hadir. Tentu saja hadiah
dengan mudah diinternalisasikan oleh siswa. kecil akan menjadi penyemangat bagi siswa
baik itu berupa pujian atau permen/ snack
Kegiatan Literasi Pokadulu ringan.
Kegiatan literasi Pokadulu dilakukan Tabel 1. Daftar Kedatangan Siswa Setiap
dua tahapan yakni 15 menit sebelum proses Hari
pembelajaran berlangsung dan 15 menit
Daftar Kedata

Datanglah lebi
Hari/ Tanggal:
……………………
………….
No. Nama Sis

1.
2.
5

Gambar 4. Siswa mencocokan kupon yang


didapat untuk menentukan pasangan literasi

Kegiatan literasi membaca dilakukan 15


menit sebelum proses pembelajaran dimulai.
Tema/ topic yang akan dibaca ditentukan
oleh guru atau siswa boleh juga memilih
sendiri bacaan yang diinginkan. Kegiatan
membaca dilakukan secara berpasangan hal
ini disebabkan kurangnya buku bacaan siswa.

Gambar 5. Siswa membaca/ menyimak


Kegiatan Awal bacaan yang di berikan oleh guru
Membaca Dan Menyimak

Mengawali kegiatan di awal pertemuan


guru membagikan kupon kepada siswa. Kata-
kata dalam kupon tersebut adalah petunjuk
dari tema/ topic bacaan untuk siswa. Dan
kupon tersebut pula akan menunjukan kepada
siapa siswa tersebut mendapatkan
pasangannya dalam kegiatan yang akan
dilakukan. Gambar 6. Siswa memperdengarkan/
menyimak kisah- kisah teladan

Kegiatan Akhir

Menulis Dan Bercerita

Setelah proses pembelajaran usai maka


kegiatan literasi dilanjutkan dengan menulis
dan menceritakan kembali dengan singkat
Gambar 3. Guru membagikan kupon kepada bacaan dan cerita yang telah didibaca pada
siswa pagi hari dengan kalimat sederhana. Siswa
kembali berpasangan mendiskusikan hal- hal
apa saja yang akan ditulis dan dibacakan
didepan kelas dengan kalimat- kalimat
singkat dan sederhana. Kemudian secara
bergantian mereka akan maju ke depan kelas
untuk menyampaikan pendapat mereka
masing- masing.
6

Gambar 7. Siswa menyampaikan dengan


kalimat sederhana tema/ topic yang telah
Dalam proses pembiasaan setiap harinya
dibaca/ disimak sebisa mungkin guru selalu menunjukan hal-
hal positif dari kegiatan masyarakat setempat
Selanjutnya kelompok/ pasangan yang mengenai kegiatan Pokadulu. Menunjukan
paling baik dalam menyampaikan gagasan contoh- contoh Pokadulu, dan menunjukan
mereka mengenai bacaan/ topic yang telah hasi- hasil yang dicapai dari kegiatan
dibaca/ disimak akan mendapatkan tersebut. Tak lupa motivasi diberikan pula
penghargaan dari guru berupa pujian dan sebagai gambaran keberhasilan dari
hadiah sederhana. Biasanya guru Pokadulu. Dengan demikian diharapkan
menyediakan makanan ringan/ snack siswa akan terpacu untuk menemukan sendiri
kesukaan siswa. potensi yang dimilkinya melalui kegiatan
membaca, menyimak, menulis dan bercerita.
Gambar 8. Penghargaan dari guru kepada
pasangan/ kelompok yang paling baik Dari hasil kegiatan literasi Pokadulu yang
dipadukan dengan discovery learning maka
beberapa hal positif yang mendukung
Penguatan pendidikan karakter menunjukan
adanya peningkatan perubahan perilaku
siswa dalam pencapaian penguatan terhadap
lima nilai- nilai utama karakter bangsa.

Religius

Dari pembiasaan tersebut siswa


menunjukan sikap disiplin tepat waktu hadir
di sekolah. Mengapa lebih awal ke sekolah?
Karena mereka telah melakukan sholat Subuh
berjamaah di Masjid tempat tinggal siswa.
Hal ini sesuai dengan laporan orang tua siswa
dan masyarakat sekitar. Kisah- kisah teladan
dari bacaan yang telah dibaca maupun
disimak oleh siswa mampu membuat siswa
melakukan kegiatan keagamaan. Antara lain
sebelum pulang sekolah siswa
menyempatkan diri untuk melakukan sholat
Dhuhur berjamaah di Masjid depan sekolah.
Setiap pagi sebelum dan sesudah belajar doa
dipanjatkan kepada Allah SWT untuk
mendoakan kedua orang tua yang diyakini
sebagai kunci kesuksesan dari seorang anak.
Kegiatan pengajian yang merupakan
ekstrakurikuler siswa tidak hanya dilakukan
7

pada tempat belajar mengaji tetapi di sekolah


pun mereka terkadang mengulangi sambil
menghafalkan beberapa surat- surat pendek
dalam Al Qur’an. Sebagai catatan bahwa
seluruh siswa kelas IV SDN 8 Tongkuno
beragama Islam.

Nasionalis

Dengan adanya kegiatan literasi


Pokadulu siswa menunjukan ketertarikan
untuk melakukan kegiatn- kegiatan
ekstrakurikuler maupun kokurikuler di
sekolah. Hal ini terlihat pada saat latihan
Pramuka, sportifitas pada saat berolahraga,
kurangnya perselisihan antar siswa, hampir
tidak adanya laporan tindakan vandalism
pada siswa, siswa antusias dalam
mempelajari budaya lokal, rajin membuat
pantun dalam bahasa daerah lokal dengan
cara bertanya kepada keluarga di rumah dan
hasilnya ditunjukan kepada guru di sekolah.
Beberapa siswa juga mengikuti les tari
daerah yang diselenggarakan oleh sanggar
seni yang ada di wilayah Kecamatan
Tongkuno. Pada tahun 2017 ini Prestasi
siswa kelas IV SDN 8 Tongkuno meningkat
diantaranya siswa mengikuti pemilihan
model cilik daerah dan meraih juara 1, lomba
tari daerah juga meraih juara 1, dan lomba
gerak jalan Indah dalam rangka peringatan
hari kemerdekaan RI meraih juara II. Rasa
nasionalis ditunjukan dengan menggunakan
kain khas tenun daerah pada busana yang
digunakan.
Gambar 8. Kegiatan siswa yang
menumbuhkan rasa Nasionalis
8

Gotong Royong

Sesuai dengan hakikat Pokadulu yakni


kegiatan yang dilakukan secara bersama-
sama yang dilandasi atas dasar keikhlasan
dengan tujuan untuk mencapai hasil yang
maksimal maka kegiatan gotong royong di
sekolah menjadi bagian dari proses kegiatan
siswa sehari- hari baik yang dilakukan di
sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggal. Hal ini terlihat dari proses
pembelajaran di dalam kelas betapa siswa
terus melakukan kerjasama dalam belajar
ataupun menyelesaikan tugas- tugas yang
diberikan oleh guru. Terlihat dari ruang kelas
yang selalu terjaga kebersihannya,
lingkungan sekolah yang indah dan tertata
rapi.

Gambar 10. Kegiatan siswa dalam


bergotong royong di dalam dan di halaman
kelas IV

Integritas

Nilai Integritas adalah sikap– sikap yang


menjadikan menjadikan dirinya untuk selalu
dipercaya, baik dalam perkataan maupun
perbuatan, memiliki komitmen yang tinggi
dalam melakukan suatu pekerjaan. Tanggung
jawab dalam menjalankan amanah ataupun
tugas yang diberikan, menjujung tinggi niali-
Gambar 9. Halaman Sekolah SDN 8 Tongkuno nilai kesopanan dan susila yang sesuai
dengan norma- norma yang berlaku pada
masyarakat setempat, jujur dalam bertutur
kata, berpihak pada kebenaran dan keadilan,
peduli social, anti korupsi santun dalam
bertutur kata, mengamalkan nilai- nilai
Pancasila dan menghargai martabat individu.
Dalam hal ini tidak menghina dan mencela
secara fisik dan mental.

Dalam kegiatan literasi Pokadulu nilai


integritas tercermin pada perilaku siswa yang
menunjukan sikap terpuji. Hal tersebut
9

terlihat pada adanya perubahan perilaku


siswa yang menunjukan kurangnya angka
kenakalan siswa. Mereka mulai menyadari
bahwa menjadi anak yang baik dan memiliki
karakter yang baik akan membuat orang-
orang yang berada disekeliling mereka
menjadi bahagia. Mereka menemukan sendiri
bagaimana menciptakan rasa senang. Terlihat
pula siswa rajin datang ke sekolah.
Merekapun tumbuh dan bermain dengan rasa
bahagia. Sehingga hasil belajar merekapun
menjadi meningkat. Dengan demikian Gambar 12. Hasil karya tempel aplikasi
diharapkan pada masa pencapaian generasi siswa
emas 2045 mereka telah siap menjadi
generasi yang akan membentuk peradaban
Perubahan sikap kemandirian siswa
maju bagi bangsa Indonesia
ditunjukan dengan banyaknya hasil
kreatifitas siswa yang bernilai ekonomis.
Beberapa hasil karya siswa bahkan telah
mendatangkan tambahan penghasilan bagi
siswa sendiri dan sekolah. Salah satu karya
yang menonjol adalah hasil karya tempel
aplikasi.

Gambar 11. Proses pembelajaran yang


berlangsung dalam suasana
yang menyenangkan

Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap Gambar 13. Penulis bersama siswa siswi
dan perilaku tidak bergantung pada orang SDN 8 Tongkuno
lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran,
D. SIMPULAN
waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi
dan cita-cita. Kegiatan literasi Pokadulu dipadukan
dengan discovery learning dalam upaya
Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah
melalui kegiatan membaca, menyimak,
menulis dan bercerita menjadikan siswa
tumbuh dengan karakter yang kuat.
Pembiasaan tersebut mampu menanamkan
nilai- nilai karakter bangsa pada kegiatan
keseharian mereka baik di sekolah maupun
dilingkungan tempat tinggal mereka sendiri.
Dngan demikian dapat disimpulkan bahwa
peranan guru dalam penguatan pendidikan
karakter melalui Gerakan literasi Pokadulu
yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN 8
10

Tongkuno menunjukan keberhasilan yang Manulang Belferik. “Grand Desain


baik serta melalui kegiatan literasi Pendidikan Karakter Generasi Emas
(membaca, menulis, menyimak dan bercerita) 2045 “ Jurnal Pendidikan Karakter,
yang dilakukan oleh siswa, dapat Tahun III, Nomor 1, Februari 2013
memberikan penguatan terhadap lima nilai
utama karakter bangsa yakni religius, Niampe La. (2013). Upacara Kaago-Ago
nasionalis, mandiri, gotong royong dan dalam Tradisi Perladangan pada
integritas. Sehingga cita- cita pemerintah dan Masyarakat Muna; Kajian Bentuk,
seluruh masyarakat Indonesia dalam Fungsi dan Makna
mewujudkan Nawacita butir ke delapan http://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianb
yakni Revolusi Karakter Bangsa Dan ali/article/download/16783/11056
Gerakan Revolusi Mental dengan tujuan (Diunduh Tanggal 15 Januari 2016).
membangun dan membekali Generasi Emas
Indonesia 2045 menghadapi dinamika Qodar Nafisul. 2015. Survei ICRW: 84%
perubahan di masa depan dengan Anak Indonesia Alami Kekerasan di
keterampilan abad 21 akan tercapai. Sekolah.
http://news.liputan6.com/read/2191106
/survei-icrw-84-anak-indonesia-alami-
kekerasan-di-sekolah, diunduh 1
oktober 2017

DAFTAR PUSTAKA Roestiyah, N.K. 2011. Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Albertus, Doni Koesoema. 2015. Pendidikan
Karakter Utuh dan Menyeluruh.
Yogyakarta: Kanisius

Berg, Den Van Rene dan Sidu La Ode. 2000


Kamus Muna-Indonesia. Makassar.
Intisari.

Budiningsih Asih. 2005. Belajar Dan


Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Hendrian Dedi. 2016. Selama 2016, KPAI


Catat 1000 Kasus Kekerasan pada
Anak.
http://www.kpai.go.id/berita/8194/ ,
diunduh 1 oktober 2017

Iswari Nurul. 2017. Ini Penyebab Rendahnya


Minat Baca di Indonesia.
https://kumparan.com/nurul-iswari/ini-
penyebab-rendahnya-minat-baca-di-
indonesia-1504967041086, diunduh 1
Oktober 20174

Kemendikbud. 2016. Konsep Dan Pedoman


Penguatan Pendidikan Karakter.
Jakarta. Tim PPK Kemdikbud

Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013.


Jakarta. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai