Artikel Prosiding Wasree 2017
Artikel Prosiding Wasree 2017
Abstrak
Perhatian utama pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia saat ini adalah bergesernya nilai-
nilai karakter pada siswa yang berakibat pada merosotnya moral dan banyaknya persoalan sosial yang
muncul sebagai akibat dari permasalahan tersebut. Sebagai bangsa yang besar maka budaya lokal menjadi
akar dari budaya bangsa dalam proses pembentukan karakter siswa. Untuk mendukung cita- cita pemerintah
dalam mewujudkan generasi emas 2045 yang tangguh dan berkarakter kuat maka karya tulis ini
mengungkapkan kiat- kiat guru dalam proses penguatan pendidikan karakter melalui gerakan literasi
Pokadulu pada proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang memadukan
antara budaya lokal dan discovery learning. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah melalui kegiatan
membaca, menulis, menyimak dan bercerita yang dilakukan oleh siswa, akan dapat memberikan penguatan
terhadap lima nilai utama karakter bangsa yakni religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.
1
2
besar yakni hasil belajar yang meningkat, bercerita) yang dilakukan oleh siswa,
pencapaian prestasi yang tinggi, dan akan dapat memberikan penguatan
memiliki karakter bangsa yang kuat termasuk terhadap lima nilai utama karakter
mewujudkan cita- cita Pemerintah bahwa bangsa yakni religius, nasionalis,
pada tahun 2045 Indonesia akan mencetak mandiri, gotong royong dan integritas?
generasi emas dengan karakter yang tangguh
dan kuat. Untuk mewujudkan hal tersebut B. METODE
maka proses untuk mencetak generasi emas
tersebut harus dimulai sejak dini. Salah satu Penelitian ini menggunakan metode
upaya yang dilakukan oleh guru adalah deskriptif kualitatif, dengan langkah –
memberikan penguatan pendidikan karakter langkah Pokadulu dipadukan dengan
melalui gerakan literasi Pokadulu di sekolah. discovery learning. Lokasi penelitian
Gerakan literasi tersebut digalakan oleh bertempat di SDN 8 Tongkuno Kabupaten
penulis yang juga guru pada SDN 8 Muna Provinsi Sulawesi Tenggara kelas IV
Tongkuno kabupaten Muna. Mengangkat dengan jumlah siswa 22. Analisis kegiatan
nilai- nilai kearifan lokal yang dipandang yang dilakukan adalah membaca, menulis,
efektif dalam upaya penguatan Pendidikan menyimak dan bercerita secara berpasangan.
Karakter di sekolah melalui kegiatan Kegiatan tersebut telah dilakukan oleh guru
membaca, menulis, menyimak dan bercerita yang juga penulis sejak awal tahun ajaran
sehingga dapat memberikan penguatan 2017/ 2018. Dilakukan 15 menit sebelum
terhadap lima nilai utama karakter bangsa memulai proses pembelajaran dan 15 menit
yakni religius, nasionalis, mandiri, gotong sesudah mengakhiri proses pembelaran.
royong dan integritas. Analisis Kegiatan penerapan Literasi
Program penguatan Pendidikan Karakter Pokadulu ini melalui tiga tahapan yakni: (1)
melalui Gerakan Literasi Pokadulu pada Persiapan, studi pustaka dan wawancara; (2)
siswa kelas IV SDN 8 Tongkuno dilakukan implementasi terhadap siswa; (3) Instrumen
dengan memadukan budaya lokal dan proses pengumpulan data berupa daftar hadir siswa,
discovery learning. Proses ini dipilih oleh daftar peminjaman buku, portofolio dan
guru karena melalui kegiatan tersebut hasil dokumentasi foto kegiatan; (4) Analisis data
yang didapatkan oleh siswa akan menjadi dan penulisan laporan
penemuan yang dapat menguatkan penerapan
lima nilai- nilai karakter bangsa. C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Makalah ini merupakan ringkasan dari Penguatan Pendidikan Karakter
penelitian deskriptif yang telah dilakukan
oleh penulis sebagai guru kelas pada SDN 8 Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Tongkuno mengenai program Penguatan adalah sebuah gerakan yang dilakukan oleh
Pendidikan Karakter melalui pembiasaan pemerintah dan diimplementasikan di
literasi yakni membaca, menulis dan sekolah untuk membentuk dan
bercerita dengan pendekatan Pokadulu. mengembangkan potensi siswa dengan cara
Kegiatan tersebut adalah sebuah system penyelarasan olah hati (etik dan spiritual,
kerjasama yang dilakukan masyarakat ethnic olah rasa (estetik), olah piker (literasi dan
Muna tempat penulis bekerja dipadukan numerisasi, olahraga (kinestetik) berdasarkan
dengan discovery learning pada setiap hari Pancasila. Dengan tujuan Membangun dan
sebelum memulai proses pembelajaran di membekali Generasi Emas Indonesia 2045
dalam kelas. Discovery dengan rumusan menghadapi dinamika perubahan di masa
masalah sebagai berikut: depan dengan keterampilan abad 21
1. Bagaimanakah peranan guru dalam (Manulang, 2013: 2)
penguatan pendidikan karakter melalui
Gerakan literasi Pokadulu yang Tahun 2010 pemerintah Indonesia
dilakukan pada siswa kelas IV SDN 8 mencanangkan sekaligus melaksanakan
Tongkuno? kebijakan Gerakan Nasional Pendidikan
2. Apakah melalui kegiatan literasi Karakter berlandaskan Rencana Aksi
(membaca, menulis, menyimak dan Nasional (RAN) Pendidikan Karakter
3
Bangsa. Gerakan ini merupakan salah satu bangsa yakni religius, nasionalis, mandiri,
proses untuk mewujudkan Nawacita butir ke gotong royong dan integritas dapat
delapan yakni Revolusi Karakter Bangsa Dan terinternalisasi melalui kegiatan membaca,
Gerakan Revolusi Mental. Salah satu prinsip menulis, menyimak dan bercerita. Gerakan
yang dikembangkan dalam Penguatan literasi 15 menit sebelum proses
Pendidikan Karakter di sekolah adalah pembelajaran dimulai diatur dalam
prinsip kearifan local nusantara sebagai akar Permendikbud No. 23 tentang Penumbuhan
dari budaya bangsa Indonesia agar kaearifan Budi Pekerti. Agar lebih menarik dan
local tersebut dapat berkembang dan mengurangi kebosanan siswa setiap harinya
berdaulat member identitas adan jati diri pada serta untuk meminimalisir kurangnya buku-
bangsa Indonesia. (Kemdikbud, 2016) buku bahan bacaan bagi siswa maka
pendekatan Pokadulu dipadukan dengan
Penguatan Pendidikan Karakter di metode discovery learning dipandang efektif
sekolah dapat dilakukan dengan beberapa untuk mengatasi permaslahan tersebut karena
cara. Guru sebagai pendamping utama siswa dalam discovery learning siswa dapat
ketika berada di sekolah memegang peranan menemukan sendiri makna dari nilai- nilai
penting dalam upaya mengembangkan Pendidikan karakter sehingga akan lebih
karakter siswa tersebut dalam hal ini mudah dalam proses pembiasaan sehari- hari.
menekankan pada pembiasaan yang
dilakukan selama proses pembelajaran Pokadulu
berlangsung. Kegiatan Penguatan Pendidikan
Karakter haruslah disesuaikan dan mengikuti Masyarakat ethnik Muna mengenal
struktur kurikulum yang telah dimiliki oleh istilah gotong royong dengan nama
sekolah, berbasis kelas, budaya sekolah dan Pokadulu. Kegiatan ini digunakan sebagai
masyarakat/ komunitas. Demikian hal sarana untuk bersosialisasi dalam kehidupan
tersebut diungkapkan oleh Albertus (2015). bermasyarakat. Dalam kamus Muna-
Dalam penelitian ini kegiatan yang di Indonesia Pokadulu berasal dari kata kadulu
lakukan oleh guru adalah Gerakan Literasi yang berarti membantu dalam pekerjaan,
Pokadulu dengan metode discovery learning. sedangkan Pokadulu sendiri berarti gotong
Kegiatan ini dilakukan oleh Siswa setiap royong atau kerja sama dengan cara saling
harinya dan menjadi budaya yang membalas bantuan ataupun jasa yang telah
berlangsung di dalam kelas diterima (Berg, 77: 2000). Dalam kegiatan
kemasyarakatan khususnya dalam bidang
Gerakan Literasi pertanian, La Niampe, (2013: 127)
menyatakan bahwa konsep Pokadulu ini
Gerakan Literasi dipilih oleh guru dimaksudkan, agar dalam setiap pekerjaan
sebagai kegiatan yang dapat meningkatkan yang dilakukan tidak dirasa berat. Pokadulu
penguatan pendidikan karakter siswa agar dilaksanakan dalam kegiatan tolong-
siswa dapat mengasah kemampuan, menolong. Misalnya kegiatan tolong-
mengakses, memamhami, mengolah, dan menolong antara sekelompok orang untuk
memanfaatkan informasi secara kritis dan mengerjakan pekerjaan seseorang. Pokadulu
cerdas melalui membaca, menulis, menyimak sarat dengan nilai- nilai pengembangan
dan bercerita. Setiap harinya tema/ topik karakter bangsa karena hakikat dari Pokadulu
telah disiapkan oleh guru sebelum memulai itu sendiri adalah keikhlasan dan sarat
pembelajaran selama kurang lebih limbelas dengan nilia- nilai karakter bangsa. Hal lain
menit. Adapun tema/ topic yang disiapkan yang juga penting adalah dengan pendekatan
oleh guru bersumber dari buku, surat kabar, Pokadulu siswa akan lebih mengenal dan
media sosial, maupun media-media lain. mencintai budaya daerahnya sendiri. Karena
Tentu saja guru harus mendesain sedemikian saat ini nilai-nilai kearifan lokal sudah mulai
rupa agar kegiatan literasi tersebut bergeser dan implementasinya berganti
berlangsung dalam suasana yang nyaman dan dengan budaya asing yang belum tentu cocok
menyenangkan bagi siswa. Kreativitas guru dengan budaya bangsa Indonesia.
sangat dituntut agar lima nilai karakter
4
Datanglah lebi
Hari/ Tanggal:
……………………
………….
No. Nama Sis
1.
2.
5
Kegiatan Akhir
Religius
Nasionalis
Gotong Royong
Integritas
Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap Gambar 13. Penulis bersama siswa siswi
dan perilaku tidak bergantung pada orang SDN 8 Tongkuno
lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran,
D. SIMPULAN
waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi
dan cita-cita. Kegiatan literasi Pokadulu dipadukan
dengan discovery learning dalam upaya
Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah
melalui kegiatan membaca, menyimak,
menulis dan bercerita menjadikan siswa
tumbuh dengan karakter yang kuat.
Pembiasaan tersebut mampu menanamkan
nilai- nilai karakter bangsa pada kegiatan
keseharian mereka baik di sekolah maupun
dilingkungan tempat tinggal mereka sendiri.
Dngan demikian dapat disimpulkan bahwa
peranan guru dalam penguatan pendidikan
karakter melalui Gerakan literasi Pokadulu
yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN 8
10