Tugas 1 Statistika (Nurhaliza)
Tugas 1 Statistika (Nurhaliza)
Pengertian Statistika
Pada abad pertengahan, ilmu statistika berkembang di lingkungan gereja dan digunakan
untuk mencatat jumlah kelahiran, kematian, dan pernikahan. Pada abad ke-17 Masehi, statistika
diterapkan di Inggris sebagai aritmatika politik. Istilah statistika kemudian dikemukakan oleh
matematikawan berkebangsaan Jerman yang bernama Gottfried Achenwall (1719-1772).Pada
abad ke-18, istilah statistika dipopulerkan oleh John Sinclair (1791- 1799) dalam bukunya yang
berjudul Statistical Account of Scotland. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai
banyak menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika
yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi,
dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Karl Pearson
(memperkenalkan metode regresi linear dan istilah deviasi standar pada 1894), Ronald Fisher
(peletak dasar statistika inferensi dan menerbitkan Design of Experiments pada 1935), dan
William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil).
Statistika dalam bahasa Inggris disebut “statistics” (ilmu statistik), yakni ilmu tentang
cara-cara mengumpulkan, mentabulasi dan menggolongkan, menganalisis dan mencari
keterangan yang berarti dari data yang berupa angka. Statistika merupakan ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan,
menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa bilangan-bilangan atau
angka, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan atau keputusan tertentu. Selain itu, Statistika juga
merupakan cabang ilmu matematika terapan yang terdiri dari teori dan metoda mengenai
bagaimana cara mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, menghitung, menjelaskan,
mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh secara sistematis.
Statistika adalah metode atau ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengumpulkan,
merencanakan, mengintepretasi, dan menganalisis data. Tujuannya untuk mempresentasikan hasil
data yang diperoleh. Singkatnya, statistika adalah cabang ilmu yang berkaitan dengan data serta
cara mengumpulkannya. Sedangkan, statistika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
yaitu: 1. ilmu tentang cara mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan, menganalisis,
dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka; 2. pengetahuan yang
berhubungan dengan pengumpulan data, penyelidikan, dan kesimpulannya berdasarkan bukti
yang berupa catatan bilangan (angka-angka).
Selain itu, UCI Departement of Statistics mengungkap pengertian statistika adalah ilmu
yang berkaitan dengan mengembangkan dan mempelajari metode untuk mengumpulkan,
menganalisis, menafsirkan, dan menyajikan data empiris. Manfaat utama dari pengertian statistika
adalah menganalisis data dengan tepat, menginterpretasikan data, menarik kesimpulan, penyedia
data kredibel, memprediksi keadaan, dan membantu mengambil keputusan tepat.
1. Sigit Nugroho
Pengertian statistika menurut Sigit Nugroho adalah hasil-hasil pengolahan dan
analisis data. Statistik dapat berupa mean, modus, median, dan sebagainya. Statistik dapat
digunakan untuk menyatakan kesimpulan data berbentuk bilangan yang disusun dalam
bentuk tabel atau diagram yang menggambarkan karakteristik data.
2. Menurut Marguerrite F. Hall
Pengertian statistika menurut Marguerrite F. Hall merupakan suatu teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa data dan menyimpulkan dan
mengadakan penafsiran data yang berbentuk angka.
3. Anderson & Bancrofi
Statistika merupakan ilmu dan seni mengembangkan dan menerapkan metoda
yang paling efektif untuk mengumpulkan, mentabulasi, menginterpretasi kan data
kuantitatif sedemikian rupa sehingga kemungkinan salah dalam kesimpulan dan estimasi
dapat diperkirakan dengan menggunakan penalaran induktif berdeasarkan matematika
probabilitas.
4. Sudjana
Arti statistika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpuam fakta, pengolahan serta penganalisanya, penarikan kesimpulan, penyajian
dan publikasi dari datadata yang berbentuk angka.
5. Siregar
Pengertian statistika menurut Siregar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
mendeteksi suatu objek, mendeskripsikan objek, dan menganalisis setiap aspek-aspek
yang mempengaruhi objek, untuk dismpulkan secara ilmiah tentang keberadaan objek,
sebagai pedoman sains atau pengambilan keputusan.
6. Subana & Sudrajat
Definisi statistika menurut Sudrajat merupakan ilmu pengetahuan mengenai cara
dan aturan dalam hal pengumpulan data, pengolahan, analisa, penarikan keseimpulan,
penyajian dan publikasi dari kata-kata yang berbentu angka.
7. William Mendenhall
Arti statistika menurut Modenhall adalah salah satu bidang sains yang
berhubungan dengan ekstrasi informasi dari sebuah data numerik dan digunakan untuk
membuat keputusan dari suatu populasi darimana data itu didapatkan.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat kesimpulan bahwa statistika adalah sebuah
metode untuk mengolah data yang bisa menghasilkan sebuah statistik. Statistika juga merupakan
sebuah cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara merencanakan, mengumpulkan,
menganalisis, lalu menginterpretasikan, dan akhirnya mempresentasikan data. Statistika lebih
banyak membahas mengenai proses pengolahan data yang ada agar bisa menjadi sebuah
informasi atau statistik.
Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya
astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di
bidang bisnis, ekonomi, dan industri). Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk
berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal.
Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat atau polling
(misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat hasil pemilu)
atau quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola
maupun kecerdasan buatan.
Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang
ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan
cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam
metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau
biostatistika), dan psikometrika. Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang
dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak
terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika
sebagian besar masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam
departemen tersendiri maupun tergabung dengan matematika.
Tujuan Statistika adalah sebagai sebuah ilmu atau metode ilmiah yang digunakan untuk
mempermudah dalam pengolahan dan menginterpretasikan data yang sudah dikumpulkan
sebelumnya. Dengan menggunakan statistika, data dari sebuah masalah yang sebelumnya dapat
dikumpulkan, diolah, diinterpretasikan, kemudian digunakan untuk tujuan tertentu. Data hasil
pengolahan ilmu statistika inilah yang disebut sebagai statistik.
Secara etimologis kata "statistik" berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai
persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa Belanda), dan yang
dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi negara. Awal mula suatu kata statistik, diartikan
mengenai suatu kumpulan keterangan yang berupa angka ataupun non angka tetapi memiliki arti
yang penting dan berguna untuk negara. Setelah berkembangnya suatu ilmu, maka statistik
dijadikan sebagai kumpulkan keterangan yang hanya berupa angka dan memberikan
gambaran mengenai keadaan, peristiwa atau gejala tertentu.
Pada mulanya, kata "statistik" diartikan sebagai "kumpulan bahan keterangan (data), baik
yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data kualitatif), yang
mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara. Namun, pada perkembangan
selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi pada "kumpulan bahan keterangan yang berwujud
angka (data kuantitatif)" saja, bahan keterangan yang tidak berwujud angka (data kualitatif) tidak
lagi disebut statistic.
Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), statistik diartikan sebagai
sebuah data berupa angka-angka yang dikumpulkan, dikelompokkan, serta ditabulasi sehingga
menunjukkan informasi atau kesimpulan terkait suatu persoalan. Jika ditinjau dari terminologi,
saat ini istilah statistik memiliki empat macam pengertian yaitu :
1. Istilah statistik diberi pengertian data statistik. Maksud dari data satistik itu ialah
sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka dan juga bilangan yang dapat
menunjukkan keterangan mengenai cabang kehidupan lembaga tertentu, seperti statistik
pendidikan yaitu kumpulan data dalam bentuk angka dan bilangan yang berhubungan
dengan pendidikan, statistik kependudukan yaitu sekumpulan data dalam bentuk angka
atau bilangan yang berhubungan dengan kependudukan. Pengumpulan data statistik ini
contohnya seperti statistik pendidikan dapat dikumpulkan keterangan mengenai
keterangan jumlah siswa yang ditinjau dari tingkat atau kelasnya, ditinjau dari jenis
kelamin, ditinjau dari nilai rata rata dari masing-masing siswa yang data nya akan
dikumpulkan.
2. Istilah statistik diberi pengertian sebagai kegiatan statistik atau
kegiatan penstatistikan. Kegiatan penstatistikan ini mencangkupi empat hal yang sesuai
dengan Undang-undang No.7 Tahun 1960, yaitu pengumpulan data (data collecting or
collection of data), penyususnan data (summarizing), pengumuman dan pelaporan data
( tabulation and report), dan yang terakhir analisis data (analiyis of data). Dari empat
macam kegiatan itu dapat disederhanakan menjadi tiga saja yaitu pengumpulan data,
penyajian data, dan penganalisisan data. Sehubungan dengan arti statistik yang kedua ini
maka ada istilah yaitu Biro Pusat Statistik yang memiliki tugas pokok yaitu untuk
pengumpulan data, penyajian data, dan penganilisisan data.
3. Istilah statistik juga diartikan sebagai metode statistik. Yaitu cara atau langkah tertentu
yang harus atau dapat ditempuh dalam pengumpulan data, menyusun atau mengatur,
menyajikan , menganalisa, dan memberikan interprestasi terhadap sekumpulan bahan
keterangan yang berupa angka sedemikian rupa sehingga sekumpulan bahan keterangan
yang berupa angka itu dapat berbicara atau dapat memberikan pengertian dan makna
tertentu.
4. Istilah statistik juga dapat diartikan sebagai Ilmu statistik. Ilmu statistik merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari dan mengembangkan secara ilmiah tahapan yang ada
dallam kegiatan statistik. Dalam ilmu statistik akan dipelajari dan mengembangkan
prinsip-prinsip, metode dan prosedur yang perlu ditempuh atau dipergunakan dalam
rangka: pengumpulan data angka, penyusunan atau pengaturan data angka , penyajian atau
penggambaran atau pelukisan data angka, penganalisisan terhadap data angka, dan
penarikan kesimpulan, pembuatan perkiraan, serta penyusunan ramalan secara ilmiah
secara matematik atas dasar kumpulan data angka tersebut.
Statistik dalam hal ini juga bisa digunakan dalam pengambilan keputusan, berdasarkan data-data
yang bisa dipertanggungjawabkan tentunya. Lebih jelas lagi bahwa statistik ini mampu untuk
memuaskan suatu teori dan metode dalam perkembangan suatu ilmu riset. Dalam ilmu riset tidak
terlepas dari ilmu statistik, oleh karena itu statistik dan riset sangat erat kaitannya, sehingga tidak
bisa dipisahkan.
Dengan demikian statistik dapat disimpulkan bahwa statistik adalah catatan angka-angka
(bilangan), perangkaan, data yang berupa angka-angka yang dikumpulkan, ditabulasi,
dikelompokkan, sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah, gejala
atau peristiwa dalam bentuk tabel, grafik dan persentase yang dikumpulkan, disajikan dan
disimpulkan secara sistematis.
Dalam kehidupan yang modern sekarang ini, dengan ciri utama adalah globalisasi, statistik
tidak diragukan lagi peranannya dalam membantu memudahkan kehidupan manusia. Lebih
jelasnya,
peranan statistik antara lain terlihat dalam kehidupan sehari-hari, dalam kegiatan ilmiah, dan
kegiatan proses belajar mengajar, dan dalam kegiatan ilmu pengetahuan.
Selain itu, Statistika memiliki peran yang sangat penting dalam bidang matematika dan
pembelajarannya. Berikut beberapa peranan statistika dalam konteks tersebut:
Sebelum membahas prosedur statistik dalam beberapa teknik dalam mengolah data, perlu
diperhatikan mengenai pengelompokan data yang dikumpulkan menurut skala pengukuran,
sehingga dapat memilih jenis statistika yang dapat digunakan untuk mengelolah data. Pengukuran
merupakan proses yang logis dan prosedural untuk menghasilkan Saat melakukan pengukuran
terhadap obyek misalnya tinggi badan, maka kita akan melalui tahapan-tahapan prosedural yang
sistematik dan logik, mulai dari meminta obyek berdiri tegap dan menghadap ke depan, menarik
pita pengukur dan menempelkan ujung pita pada bagian atas kepala, menarik pita pengukur
hingga ke bagian bawah kaki, melihat angka hasil pengukuran, dan mencatatnya pada form yang
disediakan. Untuk melakukan pengukuran terhadap data dalam penelitian, ada dua hal yang harus
diperhatikan yaitu (1) proses & prosedur pengukuran; dan (2) unit pengukuran. Hasil pengukuran
akan bervariasi. Supaya variabilitas hasil tersebut dapat dikelompokkan maka dibutuhkan skala
pengukuran.
Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistimatik dalam menilai dan
membedakan sesuatu obyek yang diukur. Pengukuran tersebut diatur menurut kaidah-kaidah
tertentu. Kaidah-kaidah yang berbeda menghendaki skala serta pengukuran yang berbeda pula.
Dalam mengolah dan menganalisis data, kita sangat berkepentingan dengan sifat dasar skala
pengukuran yang digunakan.
Ada empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan dalam statistika,
yakni: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Terkait dengan hal tersebut, tulisan ini akan mencoba
memahami skala-skala pengukuran yang ada serta perbedaan-perbedaannya.
1. Skala Nominal
Skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara skala
pengukuran yang ada. Skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang
satu dengan yang lainnya berdasarkan nama (predikat). Skala pengukuran nominal
digunakan untuk mengklasifikasi obyek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori.
Pemberian angka atau simbol pada skala nomial tidak memiliki maksud kuantitatif hanya
menunjukkan ada atau tidak adanya atribut atau karakteristik pada objek yang diukur.
Misalnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan.
Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki nilai instrinsik dan tidak
memiliki arti apa pun. Kita tidak bisa mengatakan perempuan dua kali dari laki-laki. Kita
bisa saja mengkode laki-laki menjadi 2 dan perempuan dengan kode 1, atau bilangan
apapun asal kodenya berbeda antara laki-laki dan perempuan. Misalnya lagi untuk agama,
kita bisa mengkode 1=Islam, 2=Kristen, 3=Hindu, 4=Budha dstnya. Kita bisa menukar
angka-angka tersebut, selama suatu karakteristik memiliki angka yang berbeda dengan
karakteristik lainnya. Karena tidak memiliki nilai instrinsik, maka angka-angka (kode-
kode) yang kita berikan tersebut tidak memiliki sifat sebagaimana bilangan pada
umumnya. Oleh karenanya, pada variabel dengan skala nominal tidak dapat diterapkan
operasi matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan
lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah peralatan statistik
yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi,
Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering juga disebut
dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan
hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan
obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu. Misalnya tingkat kepuasan seseorang
terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas,
2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya
diberi peringkat 1,2,3 dstnya. Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita
ingin mengganti angka- angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau
dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas dstnya.
Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas dstnya. Selain itu, yang perlu
diperhatikan dari karakteristik skala ordinal adalah meskipun nilainya sudah memiliki
batas yang jelas tetapi belum memiliki jarak (selisih). Kita tidak tahu berapa jarak
kepuasan dari tidak puas ke kurang puas.
Dengan kata lain juga, walaupun sangat puas kita beri angka 5 dan sangat tidak
puas kita beri angka 1, kita tidak bisa mengatakan bahwa kepuasan yang sangat puas lima
kali lebih tinggi dibandingkan yang sangat tidak puas. Sebagaimana halnya pada skala
nominal, pada skala ordinal kita juga tidak dapat menerapkan operasi matematika standar
(aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik
yang sesuai dengan skala ordinal juga adalah peralatan statistik yang berbasiskan
(berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan
beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.
3. Skala Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal
dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap.
Dengan demikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak,
tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan
kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol
mutlak.
Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau ada tiga daerah dengan suhu daerah A =
10 , daerah B = 15 dan daerah C=20 . Kita bisa mengatakan bahwa selisih suhu
daerah B, 5 lebih panas dibandingkan daerah A, dan selisih suhu daerah C dengan
daerah B adalah 5 . (Ini menunjukkan pengukuran interval sudah memiliki jarak yang
tetap). Tetapi, kita tidak bisa mengatakan bahwa suhu daerah C dua kali lebih panas
dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi kelipatan).
Kenapa ? Karena dengan pengukuran yang lain, misalnya dengan Fahrenheit, di
daerah A suhunya adalah 50 , di daerah B = 5 dan daerah C=68 . Artinya, dengan
pengukuran Fahrenheit, daerah C tidak dua kali lebih panas dibandingkan daerah A, dan
ini terjadi karena dalam derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32, sedangkan dalam derajat
Celcius titik nolnya pada 0. Contoh lainnya, misalnya dua orang murid, si A mendapat
nilai 70 sedangkan si B mendapat nilai 35. Kita tidak bisa mengatakan si A dua kali lebih
pintar dibandingkan si B. (Kenapa ?) Skala interval ini sudah benar-benar angka dan, kita
sudah dapat menerapkan semua operasi matematika serta peralatan statistik kecuali yang
berdasarkan pada rasio seperti koefisien variasi.
4. Skala rasio
Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio,
terdapat semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan
sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar
yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada
skala ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio. Pengukuran-
pengukuran dalam skala rasio yang sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat.
Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat
dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.
Dari penjelasan di atas mengenai ke empat skala pengukuran, semuanya bisa digunakan dalam
ilmu sosial. Sebagai sebuah pemahaman mengenai perbedaan ke empat skala tersebut harus
mutlak dibutuhkan. Ada beberapa yang perlu diperhatikan mengenai keempat skala pengukuran
di atas adalah sebagai berikut :
1. Untuk variabel yang bersifat kualitatif, semestinya harus selalu dikur menggunakan skala
nominal. Hal ini karena interpretasi kuantitatif tidak bisa dilakukan pada skala jenis ini.
2. Untuk skala ordinal, skala interval maupun skala rasio merupakan skala yang sesuai untuk
variabel kuantitatif. Tetapi setiap skala tersebut mempunyai variasi dalam derajat
penggambaran besaran suatu variabel tersebut.
3. Untuk skala ordinal sendiri memiliki paling sedikit informasi, hal ini karena ordinal hanya
menunjukan suatu peringkat dari kategori tertentu.
4. Untuk skala interval yang bisa digunakan untuk menetapkan jarak antara dua kategori, namu
letak titik awal dari skala ini tidak diketahui.
5. Untuk skala rasio merupakan skala yang variabel bersifat kuantitatif yang paling informatif.
Dalam hal ini, titik awal suatu pengukuran sudah diketahui, sehingga bisa melakukan suatu
perbandingan diantara kategori pengukuran.
D. Statistika Deskriptif
Salah satu aspek yang paling penting untuk menggambarkan distribusi data adalah nilai
pusat data pengamatan. Ukuran pemusatan data menggambarkan karakteristik dari data yang
sedang diteliti. Suatu rangkaian data biasanya mempunyai kecenderungan untuk terkonsentrasi
atau terpusat pada nilai pemusatan ini. Ukuran statistik yang dapat menjadi pusat
dari rangkaian data dan memberi gambaran singkat tentang data disebut ukuran pemusatan data.
Ukuran pemusatan data dapat digunakan untuk menganalisis data lebih lanjut. Ukuran
pemusatan data tersebut antara lain rata-rata hitung (mean), nilai tengah (median), modus.
2. Median
Median adalah nilai tengah dari nilai-nilai pengamatan setelah disusun secara
teratur menurut besarnya data. Nilai ini dipengaruhi oleh letak data dalam urutannya,
sehingga nilai ini sering disebut dengan “rata-rata posisi”. Karena nilai median berada di
tengah-tengah dari suatu gugus data (yang disusun berurutan), maka akan terdapat 50%
dari jumlah data yang letaknya di bawah median, dan 50% dari jumlah yang lain ada di
atas median. Untuk data yang tidak dikelompokkan, median adalah nilai yang terletak
pada posisi: (N + 1 ) / 2; dimana N menunjukkan jumlah observasi keseluruhan.
Median membagi data sama banyaknya dari data yang telah diurutkan mulai dari
yang terkecil sampai yang terbesar. Apabila jumlah data genap, maka median akan jatuh
di antara dua data, maka nilai median merupakan rata-rata dari dua data tersebut.
Dari 10 elemen data, maka median jatuh pada data yang terletak pada posisi: (N +
1 ) / 2 yaitu pada posisi 11/2 = 5.5 Karena median ada pada data ke 5.5, berarti besarnya
median merupakan rata-rata dari data ke-5 dan ke-6. Perhitungan nilai median dengan
menjumlahkandata ke-5 dan ke-6 kemudian hasilnya dibagi dua.
Untuk mencari median dari data yang telah dikelompokkan, dua langkah yang
harus dilakukan: pertama kali ditentukan pada kelas mana letak median berada, dengan
rumus: posisi median = pada data ke- (n+1)/2. Kedua, menghitung besar nilai median
dengan rumus:
(N / 2) - cfb
Median = Tb + .i
fm
Dimana:
3. Modus
Modus adalah nilai yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam kumpulan data. Ukuran ini
biasanya digunakan untuk mengetahui tingkat seringnya terjadi suatu peristiwa. (ukuran ini
(sebenarnya) cocok digunakan untuk data berskala nominal. Pada data yang tidak
dikelompokkan, modus diperoleh dengan menghitung frekuensi dari masing-masing niai
pengamatan, dan kemudian dicari nilai pengamatan yang mempunyai frekuensi observasi paling
banyak (nilai data yang paling sering muncul).
Penggambaran contoh data di atas akan kita ubah menjadi sebagai berikut:
50 55 60 65 70 75 80 85 90
50 55 60 65 70 75 80 85 90
50 55 60 65 70 75 80 85 90
Gambar 1, tidak terdapat modus karena semua data mempunyai frekuensi muncul yang
sama. Gambar 2, modus sebesar 65 karena nilai ini yang paling sering muncul. Gambar 3, modus
jatuh pada nilai 65 dan 75. Modus bisa muncul di lebih dari satu tempat, dan kita sebut bimodal.
Langkah mencari modus dari data yang telah dikelompokkan (hampir) sama seperti kita
mencari median, yaitu: pertama, tentukan pada kelas mana letak modus berada, dengan anggapan
bahwa modus berada pada kelas dengan frekuensi observasi paling banyak. Kedua, menghitung
besar modus dengan rumus:
Modus = Tb + d1
.i
d1 + d 2
dimana:
i = interval kelas
4. Varians
Dalam ilmu statistika, varians atau ragam adalah ukuran seberapa jauh suatu data tersebar di
sekitar rata-rata. Varians suatu data selalu bernilai nonnegatif. Jika nilai varians nol, artinya
semua data bernilai sama. Jika nilai varians kecil maka hal ini mengindikasikan bahwa data
sangat dekat dengan rata-rata, begitu juga sebaliknya. Jika nilai varians besar, maka data tersebar
di sekitar rata-rata. Variansi adalah kuadrat dari simpangan baku. Fungsinya untuk mengetahui
tingkat penyebaran atau variasi data
∑
Rumus untuk data tunggal:
Keterangan: = varian
x = nilai setiap data/pengamatan
= nilai rata-rata hitung dalam populasi
n = jumlah total data
∑ ̅
Rumus untuk data kelompok:
Standar deviasi adalah ukuran sebaran statistic yang mengukur bagaimana nilai-nilai data
tersebar, atau dapat didefinisikan sebagai rata-rata jarak penyimpangan titik-titik data yang
diukur dari nilai rata-rata data tersebut. Standar deviasi merupakan bilangan nonnegatif, dan
memiliki satuan yang sama dengan data. Misalnya jika suatu data diukur dalam satuan meter,
maka standar deviasi juga diukur dalam meter pula. Simpangan Baku (Standar Deviasi) adalah
suatu nilai yang menunjukkan tingkat atau derajat variasi kelompok atau ukuran standar
penyimpangan dari reratanya.
̅
Rumus untuk data tunggal: √∑
Sederhananya, varians adalah ukuran statistik tentang seberapa tersebar titik-titik data dalam
sampel atau kumpulan data.
E. Menyajikan Data
Berikut data hasil ulangan Matematika siswa kelas XII MA Syiar Islam Sinjai
NILAI
NAMA
UH
A. Windi Ayu Sappewali 78
A.Hanan Fitrina 79
Al-Fitra Pratama 80
Andi Syakirah Lini Amillah 90
Annisa Aulia 89
Azila Nurul Fatiha 83
Fadia Nurul Fiqriyah 77
Fauziah Amalia 55
Iffah 69
Musdalifah 78
Nadia Amatullah 78
Nila Khaerah Amaliah 80
Nur Dinar 90
Nur Fadillah 92
Nurul Mutia Aziz 75
Reskitul Azizah 60
Rifatul Auliya 79
Risnawati 78
Rizki 80
Sri Hariani 80
Taskiyah 77
Urba Ningsi 90
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Statistics
NILAIUH
N Valid 22
Missing 0
Mean 78.95
Std. Error of Mean 1.928
Median 79.00
a
Mode 78
Std. Deviation 9.042
Variance 81.760
Range 37
Minimum 55
Maximum 92
Sum 1737
Percentiles 25 77.00
50 79.00
75 84.50
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang di uji menggunakan aplikasi SPSS, untuk
variable nilai ulangan harian diperoleh nilai rata-rata (mean) nilai semester siswa kelas
XII MA Syiar Islam Sinjai sebesar 78.95, nilai median sebesar 79, nilai modus sebesar
80, standar deviasi sebesar 9.042, nilai variansi dari data nilai semester siswa sebesar
81.760, nilai maksimum dan minimum adalah 92 dan 55. Berdasarkan hasil analisis
distribusi frekuensi tersebut dapat digambarkan sebaran data hasil ujian semester siswa
kelas XII MA Syiar Islam Sinjai:
REFERENSI
Hasan, I. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 1. Edisi kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
https://ferdiantoyosep.blogspot.com/2015/08/pengertian-statistik.html
https://insanpelajar.com/statistik-dan-statistika/
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/33853dd2441aa9f6d548a1c958fdc64f
.pdf
https://www.merdeka.com/trending/pahami-perbedaan-statistik-dan-statistika-beserta-
contohnya-kln.html?page=3
https://www.researchgate.net/publication/367487749_Statistika_Deskriptif_Pengertian_Fungsi_d
an_Jenisnya
https://www.zonareferensi.com/pengertian-statistika/
Ibrahim. 2010. Penelitian Dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Nasution Masnidar. 2017. Statistik Deskriptif. Jurnal Matematika : Vol.12 No.1 ISSN :1829-
8419